Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Showing posts with label SEAMUS. Show all posts
Showing posts with label SEAMUS. Show all posts

Tuesday, December 02, 2008

Perpisahan di Long Pine


Pada tanggal 23 November kemarin, acara SEAMUS diakhiri dengan malam perpisahan di restoran Long Pine, tepi laut Batu Ferringhi. Gambar di sebelah ini tidak hadir begitu saja. Ia hadir melalui rangkaian perkenalan, diskusi, ngobrol santai dan tentu kehendak untuk menciptakan kehidupan lebih baik.

Betapapun kami mempunyai komitmen yang berbeda tentang kehidupan bersama, namun tidak setiap orang mempunyai cara yang sama mengungkapkan keinginan. Namun perbedaan ini luruh bersama ketika masing-masing menepis ego. Masih banyak kesamaan yang perlu dikedepankan dan memikirkan cara untuk mewujudkan menjadi kenyataan.

Untuk itu, acara serius kadang mencair dengan makan bareng sambil ditemani band musik restoran yang membawakan lagu lembut dan tidak jarang lagu riang. Salah satunya yang saya ingat adalah Sway. Katanya, mereka, pelantun dan pemain organ itu, berasal dari Filipina. Adalah tidak aneh, jika lagu Anak dibawakan dengan sangat merdu dan mengusik rindu. Setelah acara usai, kami pun kembali ke komunitas masing-masing dan menekuri rutinitas, yang tentu dengan semangat dan keinginan baru. Selalu begitu.

Thursday, November 27, 2008

Mengunjungi Kapitan Keling

Gambar di sebelah adalah sudut yang diambil ketika kami beristirahat sejenak setelah mengunjungi Masjid Kapitan Keling. Sebelumnya bersama rombongan, kami memasuki areal masjid di tengah terik matahari.

Posisi strategis dari masjid yang dibangun pada tahun 1801 oleh Kapitan Keling Cauder Mohudeen, seorang pemimpin Tamil Muslim memungkinkan menjadi pusat perhatian banyak turis (pelancong). Apalagi di sekitarnya, beberapa toko kelontong berjejer, yang menarik banyak perhatian orang untuk berbelanja.

Sesampai di pintu masjid kami disambut oleh pengurus yang berperan sebagai pemandu. Dia menjelaskan sejarah masjid ini, yang ternyata bahan dari pembangunan masjid ini berasal dari India dan Inggeris. Namun demikian, mimbar, tempat imam berdiri memimpin shalat, yang dilekatkan elemen baru berupa hiasan bermotif kotak-kotak adalah unsur baru. Demikian pula, alat penghalang merpati yang diletakkan di bundaran kubah merupakan bantuan dari kepakaran Barat, sehingga kotoran binatang ini tidak mengganggu jemaah. Tidak itu saja, rombongan juga meneguk air mineral yang diberikan oleh pengurus masjid dan diberikan cenderamata berupa gantungan kunci yang bergambar masjid yang kubahnya berwarna hitam ini.

Wednesday, November 26, 2008

Kawan Baru


Sebagai salah satu kegiatan dalam SEAMUS (Southeast Asian Muslims for Freedom and Enligtenment), yang digelar di Ruang Sayang, Shangri-La, para peserta diajak untuk mengunjungi tempat-tempat bersejarah yang berada di Georgetown, Pulau Pinang (lihat http://www.seamusnetwork.net).

Kami berangkat dari hotel jam 8.30 pagi. Menyusuri jalan berkelok dan menurun, saya merasakan sensasi. Namun, tentu saya tidak memikirkan kengerian ini, tapi justeru menikmati kebersamaan. Dengan sendirinya, setiap orang mengelompok sesuai dengan kecenderungan masing-masing. Kadang saya mencoba untuk memasuki setiap kelompok itu dan menyelami apa yang mereka pikirkan tentang banyak hal. Saya mendengar dan mencoba menyerap apa yang terlontar dari teman-teman baru ini.

Bagaimanapun, pengalaman selama tiga hari-empat malam berinteraksi telah merekatkan pertalian batin dan intelektual. Namun demikian, saya melihat betapapun peserta terikat dengan komitmen bersama tentang liberalisme, pluralisme dan relativisme, mereka tidak mempunyai satu kata tentang makna dari kata kunci ini. Sebab, di luar penanda ini, ada yang jauh lebih mampu merekatkan kita, kemanusiaan.

Pemurnian

Jati diri seringkali dikaitkan dengan darah keturunan. Padahal, secara genetik, kita mungkin tak sepenuhnya berasal dari satu ras. Namun, po...