Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Showing posts with label Cerita Pendek. Show all posts
Showing posts with label Cerita Pendek. Show all posts

Wednesday, June 21, 2006

Dua Tengkorak Kepala



Dulu, saya pernah membaca novel Motinggo Busye. Tapi, sangat susah memunculkan ingatan judul, alur, plot, karakter dalam benak. Namun, gambaran 'cerita' pornografi yang masih melekat. Memang, dulu ia dikenal sebagai penulis novel berbumbu 'seks'.

Kemarin, saya menemukan kumpulan cerpen penulis produktif ini berjudul Dua Tengkorak Kepala (Yogyakarta: Bentang, 1999). Namun dari semua cerpen, saya sangat gandrung dengan 'Mata' yang menceritakan perjalanan tokoh Sapi'ie dalam menemukan hakikat hidup. Di sini, Busye menjelajahi pelbagai pemikiran sastrawan, filsuf dan sufi. Sebuah cerita yang memberikan 'peta' bagaimana manusia memaknai hidupnya berangkat dari rumusan pemikiran, dari Rene Descartes, Andre Gide, Albert Camus, Hafiz, hingga Jalaluddin Rumi.

Di sini saya kutipkan puisi Rumi:
Bila sebutir zarah
dipindah
dari tempatnya
yang semestinya
Maka alam semesta akan runtuh
dari atap, sampai kaki
fondasi

Puisi di atas telah mencegah sang tokoh untuk melakukan bunuh diri (sebuah pilihan yang sama dengan memilih hidup menurut Albert Camus) karena Tuhan telah menetapkan zarah. Manusia yang telah merubahnya.

Lalu, kenapa sang 'penggoda' eksistensi itu adalah perempuan cantik? Bukankah ini bias gender dalam kreativitas kepenulisan?

Lalu, apakah saya bisa 'menyebut' satu persatu itu dalam kehidupan saya?

Wednesday, March 01, 2006

Kalimantang


Biasanya saya keluar kamar pukul 9, tapi hari ini 8.30, saya udah melangkah, ingin duduk dan membaca cerpen, tepatnya kumpulan, Budi Iman Santoso di pojok Restu yang menghadap ke bukit hijau dan angin hilir mudik membelai tubuh.

Benar-benar pagi yang menyenangkan. Ingin rasanya, hawa pagi itu berjalan hingga sore, sebab siang di sini adalah panas yang lembab, tak enak untuk kulit.

Meskipun, acapkali saya berada di ruangan berhawa dingin karena AC, tapi kulit mengering, berbeda dengan angin pagi dari balik bukit yang menyegarkan, menyelusup di pori-pori hingga ke dalam dan tubuh seperti terangkat melayang.

Jam 9, kami pun berangkat ke Kantin Harapan untuk sarapan. Ingat, hindari gorengan! Ah, hidup ternyata perlu memilih. Mau sehat atau tidak? Herannya, dua pilihan ini silih berganti, meskipun yang pertama adalah yang utama.

Pemurnian

Jati diri seringkali dikaitkan dengan darah keturunan. Padahal, secara genetik, kita mungkin tak sepenuhnya berasal dari satu ras. Namun, po...