Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Showing posts with label Research Assistant. Show all posts
Showing posts with label Research Assistant. Show all posts

Friday, October 10, 2008

Pagi dan

Bangun pagi selalu membuncahkan semangat menyambut hari. Setelah menjalankan ritual, biasanya saya membuka buku sambil mendengarkan radio. Untuk pagi itu, saya menyetel Red FM yang penyiarnya bercuap-cuap dengan bahasa Inggeris dan menyajikan lagu-lagu popular sebagai menu. Ada banyak lagu yang enak dinikmati, meskipun samar-samar judul dan penyanyinya hinggap di ingatan. Namun, ada beberapa lagu yang melekat di benak, seperti Black and Whitenya Jacko dan Babynya Amy Grant. Kebetulanya dua lagu terakhir saya dengar waktu sekolah di pesantren.

Buku John T Sidel berjudul Riots, Pogroms and Jihad: Religious Violence in Indonesia membuka banyak ingatan lama tentang kekerasan di tanah air. Salah satu informasi yang saya petik untuk artikel saya mengenai Sumpah Pocong adalah efektivitas pengambilan sumpah orang-orang yang dituduh sebagai tukang santet di beberapa daerah Jawa Timur untuk menghindari amuk massa dan jatuhnya korban yang tidak perlu pada tahun 1998-an. Betapa banyak pembunuhan yang dilakukan massa terhadap dukun santet pada era awal Reformasi. Apapun motifnya, sumpah pocong acapkali menjadi katup bagi pelepasan emosi massa.

Setelah beberapa cecapan kopi panas, terang datang. Saya pun menyiapkan diri untuk pergi ke kampus, mencetak laporan penelitian tentang Nur Muhammad, teori penciptaaan dalam tradisi mistisisme Islam. Inilah konsep yang acapkali disalahpahami, atau memang karena ia adalah berkaitan dengan pemikiran yang polisemik dan metaforik.

Friday, September 05, 2008

Hujan itu bukan Halangan

Pagi yang cerah membuat langkah kaki terasa ringan. Matahagi pagi menyemburatkan sinar di dedaunan yang hijau segar setelah diterpa hujan semalam. Inilah suasana yang membuat saya merasakan surga hadir di bumi. Namun, ini tidak lama. Setelah saya melangkahkan kaki ke perpustakaan, hujan turun agak deras. Muram dan basah. Tapi, ini adalah keriangan yang lain karena saya akan merasakan bau tanah yang khas karena basah.

Setelah meminjam empat buku untuk bahan bacaan akhir minggu, saya keluar dan duduk sejenak menanti hujan reda di bangku panjang depan perpustakaan. Namun, saya urung untuk berlama-lama menanti hujan reda dengan membaca, karena hari ini saya harus mengantarkan surat pelantikan sebagai asisten peneliti ke RCMO rektorat kampus. Dengan berlari kecil, saya menembus hujan. Sesampai di ruangan komputer, saya mengambil payung untuk pergi ke rektorat. Meskipun tidak besar, penahan hujan ini mampu menghalangi tetesan itu membasahi kepala.

Untuk keempat kalinya, saya menemui pegawai bagian penelitian kampus. Herannya, saya masih bingung dengan jalan masuk ke rektorat. Ya, kecerdasan ruang saya memang jeblok. Atau, desain ruangan rektorat yang tidak ramah pada bentuk sehingga membuat saya selalu tak nyaman menelusuri lorong. Di lantai 6, saya menemui Pn Safa untuk menyerahkan surat dan ada item yang belum diisi. Untung, beliau degnan ramah memberitahu kekurangan ini. Saya pun segera melengkapi agar tidak menjadi masalah di kemudian hari.

Friday, July 25, 2008

Menekuri Dunia Melayu Awal

Tadi pagi, saya membawa foto kopi bagian buku Preaching of Islam yang ditulis T W Arnold kepada profesor dalam rangka melengkapi bahan untuk proyek penulisan Islamisasi Dunia Melayu. Selain itu, saya juga membawa salinan tulisan saya yang dimuat di Majalah al-Islam (Desember 2007) berjudul "Melayu Islam Klasik dan Manifestasi Kontemporari".

Sebelumnya, saya memang mengirim pesan singkat pada profesor setelah menyalin bahan yang dimaksud di atas secara swalayan di toko foto kopi yang terletak di lantai dasar perpustakaan. Satu jam kemudian, beliau menelepon untuk berjumpa. Sebenarnya, saya juga mempunyai catatan lain tentang manuskrip Bahr al-Lahut, yaitu naskah asli yang menjadi koleksi Perpustakaan Nasional Jakarta, Untuk pertama kalinya, saya membaui naskah kuno. Sebelumnya, saya hanya melihat dalam gambar di buku atau di internet.

Berburu naskah kuno mendatangkan keasyikan. Ada semacam pengembaraan ke masa lalu yang menegangkan karena selalu saja saya tidak mengapresiasi pandangan masa dulu karena kadang tampak sudah usang. Ternyata, tidak demikian. Justeru, di dalam naskah kuno, saya menemukan kearifan dan kedalaman tentang sebuah ajaran.

Keingintahuan untuk mengenal lebih jauh tentang masa lalu Islam Melayu makin membuncah, setelah ada kecenderungan Islam di tanah Melayu ini menampilkan pemahaman formal tentang Islam.

Friday, June 27, 2008

Jakarta di Hari Ke-3

Atrium Senin jam 3.16

Saya telah mengunjungi Perpustakaan Nasional Jakarta di Jalan Salemba No. 28. Karena turun di Salemba UI, saya harus berjalan beberapa meter untuk sampai ke surga buku ini. Di sana, saya langsung menuju pos satpam untuk menanyakan perpustakaan, dengan ramah bapak penjaga keamanan memberi jawab silahkan ke lobby. Meskipun bukan anggota, saya dengah mudah mendapakan informasi ruangan manuskrip lama, yaitu lantai lima.

Di sini, saya hanya mengisi buku tamu dan disambut dengan ramah oleh pegawainya. Tanpa banyak basa-basi, kerani memberikan daftar manuskrip dan menjelaskan bahwa naskah kuno bisa dicari di A. Tanpa banyak kesulitan saya menemukan A 101 dan A 108 yang berjudul tasawuf. Lalu, dengan hanya mengisi lembaran daftar naskah, saya akhirnya mendapatkan dua naskah kuno. Benar, ternyata lembaran Bahr al-Lahut ada di tengah halaman, yaitu 402-409. Sayangnya, ketika saya mau memfoto kopi, tinta habis. Malangnya, saya tidak bisa membawanya untuk difoto kopi di bawah. Lebih malang lagi, kepastian untuk mendapatkan salinan tak mudah, karena tinta itu hanya diperoleh dari rekanan. Padahal, saya bilang bahwa saya ada di Jakarta hanya seminggu.

Namun, saya tak perlu bimbang. Paling tidak, saya telah mengenal fisik naskah yang sudah mulai menguning dan hurufnya mengabur. Malah halaman judul telah berlubang, sehingga tak bisa dibaca sepenuhnya. Kemudian, saya harus beranjak karena mesti menunaikan shalat Jum'at di gedung pertemuan PNRI ini. Di sana saya mengambil wudhu di kran dan menikmati bacaan yang diambil dari kotak sumbang, Forum Ahlussunah. Tak perlu berkening, saya telah mengerti paham yagn dianut oleh buletin Jumat ini, karena pada halaman paragraf telah dibuka dengan pernyataan tokoh agama Saudi Arabia, Abdullah bin Baz.

Tuesday, April 17, 2007

Mencari Jejak Sebuah Manuskrip

kepada Yang Terhormat
Mas Imam Adhita
di Universitas Pontianak

Saya adalah Ahmad mahasiswa USM teman dari Pak Supriyanto. Kita pernah bertemu sebelumnya di flat Restu.

Insyaallah, saya akan melakukan penelitian tentang konsep metafisika Abdullah 'Arif di dalam kitabnya al-Bahr al-Lahut yang ditulis abad ke-12 M.

Menurut Hawash Abdullah penulis Perkembangan Ilmu Tasawuf dan Tokoh-Tokohnya di Nusantara kitab tersebut dimiliki oleh beliau yang diperoleh dari Syaikh Yusuf Tajul Khalwati (ulama Sufi dari Tanah Bugis). Tidak itu saja, kitab ini juga diwariskan kepada keturunannya.

Oleh kerana itu, saya mohon informasi tentang Hawash Abdullah yang mengakui memiliki kitab tersebut. Dalam pengantar bukunya, beliau menulis karya ini pada tahun 1980 di Pontianak, tetapi diterbitkan oleh al-Ikhlas Surabaya. Jadi, saya rasa mungkin beliau masih berada di Kalimantan Barat.Terima kasih atas bantuannya.

Ahmad Sahidah
Graduate Research Assistant
Universiti Sains Malaysia
Tel. +166074894

Wednesday, April 04, 2007

Hari Akhir dan البحر اللاهوب

[3 April 2007]
Judul di atas mungkin boleh dilihat juga sebagai detik terakhir saya menyelesaikan tugas penulisan disertasi. Meskipun belum diserahkan ke TU untuk dimajukan dalam sidang ujian disertasi, secara psikologis saya merasa selesai karena seluruh bab, satu sampai dengan tujuh, telah rampung. Sekarang, pekerjaan lebih mudah karena saya bisa melakukan pembetulan kosa kata dari Indonesia ke Melayu, kesinambungan gagasan, dan hasil kajian yang masih belum tuntas.

Hari akhir itu dimulai dari sejak sore sebelumnya, ketika saya saya memasukkan lembaran disertasi ke dalam file dengan cara melubangi kertas. Malamnya, saya hanya memandangi tumpukan kertas itu dengan perasaan lega. Meskipun, saya masih menyisakan tanda tanya besar tentang hasil penelitian terhadap pemikir keislaman Jepang Toshihiko Izutsu. Oleh karena itu, saya masih membuka lagi untuk memastikan bahwa bahasa dan alur ide tampak mulus. Tentu saja, saya tak berlama-lama, sebab ini adalah proses akademik yang memerlukan kritik liyan. Orang lain, apakah pembimbing atau penguji, yang akan menilai karya ini.

Pagi hari ketika saya menjejakkan kaki di perpustakaan saya menelpon Profesor untuk berjumpa. Seperti biasa, penyelia selalu bersedia untuk menerima kedatangan saya membincangkan disertasi. Jam 11. 15, saya menemuinya dengan membawa file disertasi dan buku terjemahan saya berjudul Dialektika Peradaban: Modernisme Politik Abad 20 (Yogyakarta: Qalam Press, 2004) untuk dihadiahkan kepada Profesor. Alhamdulillah, beliau memberikan lampu hijau untuk mendaftarkan disertasi diajukan ke sidang pengujian.

Ternyata ada kejutan lain, beliau meminta saya untuk menjadi graduate research assistant untuk proyek penelitian berkaitan dengan kajian filosofis terhadap Naskah Melayu Islam pertama di Nusantara yang ditulis oleh Abdullah Arif. Teks yang bertajuk al-Bahr al-Lahut (البحر اللاهوب) ini masih berbentuk manuskrip (tulisan tangan).

Pemurnian

Jati diri seringkali dikaitkan dengan darah keturunan. Padahal, secara genetik, kita mungkin tak sepenuhnya berasal dari satu ras. Namun, po...