Makalah Pemeriksaan Aset Tetap
Makalah Pemeriksaan Aset Tetap
Makalah Pemeriksaan Aset Tetap
PENDAHULUAN
Aktiva tetap dalam perusahaan sangat penting, karena berpengaruh laporan keuangan
yang disajikan pada suatu perusaahan tertentu. Seperti akumulasi penyusutan berpengaruh
terhadap nilai buku yang disajikan dalam neraca dan beban penyusutan terhadap laporan
penyusunan laporan rugi laba.
Pemeriksaan aktiva tetap bermula dari pertanyaan bagaimana informasi mengenai
nilai aktiva pada laporan keuangan maka dapat dibedakan menjadi dua di antaranya :
Pemeriksaan umum dan Pemeriksaan Khusus, Pemeriksaan Umum tujuannya untuk memberikan
pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan, sedangkan pemeriksaan
khusus dilakukan auditor hanya terbatas pada pos masalah tertentu yang diperiksa. Pemerikasaan
terhadap aktiva tetap merupakan waktu yang relative singkat dan biaya yang murah
dibandingkan jika memerlukan pos lainnya dimana
aktiva tetap merupakan salah satu harta perusahaan yang dipakai dalam kegiatan operasional dan
nilanya material yang harus dipertanggung jawabkan.
BAB II
PEMBAHASAN
Suatu benda berwujud harus diakui sebagai suatu aktiva dan dikelompokkan sebagai aktiva tetap
bila:
a. Besar kemungkinan (probable) bahwa manfaat keekonomian di masa yang akan datang yang
berkaitan dengan aktiva tersebut akan mengalir ke dalam perusahaan; dan
b. Biaya perolehan aktiva dapat di ukur secara andal.
Sifat pertama dari aktiva tetap tersebut yang membedakan aktiva tetap dari persediaan
barang dagangan. Misalnya mobil yang dimiliki PT. Astra sebagai produsen mobi;, hasil
produksi/rakitan yang berupa mobil untuk dijual harus digolongkan sebagai persediaan barang
dagangan (inventory), sedangkan mobil ayng dipakai untuk antar jemput pegawai digunakan
oleh direksi dan para manajer perusahaan harus digolongkan sebagai aktiva tetap.
Sifat kedua dari aktiva tetap, merupakan salah satu alasan mengapa aktiva tetap harus
disusutkan.
Biaya penyusutan merupakan alokasi dari biaya penggunaan aktiva tetap selama masa
manfaatnya, secara sistematis dan teratur (menggunakan metode tertentu yang di terapkan secara
konsisten).
Sifat ketiga merupakan salah satu alasan mengapa setiap perusahaan harus mempunyai
keijakan kapitalisasi, yang membedakan antara capital expenditure dan revenue expenditure.
Capital expenditure adalah suatu pengeluaran modal yang jumlahnya material dan mempunyai
manfaat lebih dari satu tahun. Revenue expenditure adalah suatu pengeluaran yang jumlahnya
tidak material walaupun masa manfaatnya mungkin lebih dari satu tahun. Selain itu Revenue
expenditure merupakan pengeluaran yang dilakukan peusahaan dalam rangka menghasilkan
pendapatan dan dibebankan kedalam rugi laba pada saat terjadinya beban tersebut. Misalnya,
pembelian mesin tik, meja tulis yang harga perunitnya kurang dari Rp 500.000,- bagi perusahaan
yang besar, akan merupakan revenue expenditure, tetapi bagi perusahaan yang kecil akan
merupakan capital expenditure.
>> Utk memahami IC, lakukan tanya jawab dengan client menggunakan ICQ. Gambarkan dalam
flowchart maupun narasi.
2. Minta kpd client Top Schedule serta Supporting Schedule aktiva tetap
>> Berisi: Saldo awal, penambahan dan pengurangannya, saldo akhir, baik utk harga perolehan
maupun akumulasi penyusutannya.
3. Periksa footing dan cross footingnya dan cocokkan totalnya dengan General Ledger atau sub
general ledger, saldo awal dengan working paper tahun lalu.
4. Vouch penambahan dan pengurangan aktiva tetap
>> Untuk penambahan lihat approvalnya dan kelengkapan supporting schedulnya. Untuk
pengurangan kita lihat otorisasinya dan jurnalnya apakah sudah dicatat dengan betul, misalnya
ada laba atau rugi atas penjualan aktiva tetap tersebut. Misal: Mesin dengan cost 100 juta dan
akum. Penyusutan 80 juta dijual dengan harga 30 jt secara tunai.
1. Periksa fisik dari aktiva tetap tersebut [dg cara tes basis] dan periksa kondisi dan nomor
kode dari aktiva tetap.
2. Periksa bukti pemilikan aktiva tetap. Seperti: IMB, BPKP, STNK dll.
5. Periksa fisik dari aktiva tetap dan perhatikan kondisinya apakah masih dlm keadaan baik atau
sudah rusak.
>> tentang pemeriksaan fisik aktiva tetap scr tes basis ada dua pendapat: `
1. Yg dites hanya penambahan dalam tahun berjalan yang jumlahnhya besar.
2. Diutamakan penambahan yg baru serta beberapa aktiva tetap yg lama.
>> Pendapat pertama memang akan lebih cepat pelaksanaannya, ttp ada kelemahannya yaitu bila
ada aktiva tetap yg sudah lama dibeli atau tidak dipakai lagi, tetapi masih tercantum dlm daftar
aktiva tetap, maka dg cara pertama tidak dpt diketahui.
7. Pelajari dan periksa apakah Capiltalization Policy serta depreciation policynya dijalankan
konsisten dg tahun sebelumnya.
>> Ada beberapa kemungkinan capitalization policy:
1. Berdasarkan jumlahnya, misalnya di atas Rp. 500.000 harus dikapitalisir.
2. Berdasarkan masa manfaatnya.
3. Campuran antara jumlah dan masa manfaatnya.
>> Ada beberapa kemungkinan depreciation policy, apakah penyusutan dimulai:
1. Pada tgl pembelian
2. Pada tgl pemakaian
3. Juga perlu diketahui masa penyusutannya, misal pembelian tgl 1 s.d 15 dihitung satu bulan
penuh sedang tgl 16 s.d 31 dihitung setengah bulan.
9. Periksa apakah aktiva tetap tsb sudah diasuransikan dan apakah Insurance Coveragenya cukup.
>> Jangan terlalu besar atau terlalu kecil. Penilaian ttg cukup tidaknya insurance coverage adalah
atas dasar jumlah yg mendekati harga pasar.
12. Periksa apakah ada commitment yg dibuat oleh perusahaan untk membeli atau menjual aktiva
tetap.
13. Untuk construction in progress, kita periksa penambahannya dan apakan ada construction in
progress yg hrs ditransfer ke aktiva tetap.
14. Jika ada aktiva tetap yg diperoleh mll leasing, periksa lease agreement dan periksa apakah
accounting treatmennya sudah sesuai dg standar akuntansi leasing.
15. Periksa atau tanyakan apakah ada aktiva tetap yg dijadikan agunan kredit bank.
>>Jika aktiva tetap dijaminkan berarti bukti kepemilikan diserahkan ke bank, shg auditor harus
memeriksa tanda terima penyerahan bukti-bukti kepemilikan.
>> Aktiva tetap yg dijaminkan harus diungkapkan dlm catatan atas laporan keuangan.