Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

BAB 14 Pemeriksaan Aset Tetap

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

BAB 14

PEMERIKSAAN ASET TETAP

14.1. SIFAT DAN CONTOH ASET TETAP


Aset tetap (fixed assets) disebut juga Property, Plant and Equipment.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No.14, hal 16.2 & 16.3 IAI, 2002):
Aset tetap adalah asset berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan
dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual
dalam kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.
Menurut SAK ETAP (IAI, 2009; 68):
Aset tetap adalah aset berwujud yang:
(a) Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk disewakan ke
pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan
(b) Diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode.

Suatu benda berwujud harus diakui sebagai suatu aset dan dikeomptikkan sebagai aset tetap
bila:
(a) besar kemungkinan (probable) bahwa manfaat keekonomian di masa akan datang yang
berkaitan dengan aset tersebut akan mengalir ke dalam perusahaan; dan
(b) biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.

Beberapa sifat atau ciri aset tetap adalah:


1. Tujuan dari pembeliannya bukan untuk dijual kembali atau diperjualbelikan sebagai barang
dagangan, tetapi untuk dipergunakan dalam kegiatan operasi perusahaan.
2. Mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.
3. Jumlahnya cukup material.

Sifat pertama dari aset tetap tersebut yang membedakan aset tetap dari persediaan barang
dagangan. Misalnya mobil yang dimiliki PT. Astra sebagai produsen mobil, hash produksi/rakitan yang
berupa mobil untuk dijual harus digolongkan sebagai persediaan barang dagangan (inventory),
sedangkan mobil yang dipakai untuk antar jemput pegawai, digunakan oleh direksi dan Para manajer
perusahaan harus digolongkan sebagai aset tetap.
Sifat kedua dari aset tetap, merupakan salah satu alasan mengapa aset tetap harus disusutkan.
Biaya penyusutan merupakan alokasi dari biaya penggunaan aset tetap selama masa
manfaatnya, secara sistematis dan teratur (menggunakan metode tertentu yang diterapkan secara
konsisten).
Sifat ketiga merupakan salah satu alasan mengapa setiap perusahaan harus mempunyai
kebijakan kapitalisasi, yang membedakan antara capital expenditure dan revenues expenditure.
Capital expenditure adalah suatu pengeluaran modal yang jumlahnya material dan mempunyai
manfaat lebih dari satu tahun. Revenue expenditure adalah suatu pengeluaran yang jumlahnya tidak
material walaupun masa manfaatnya mungkin lebih dari satu tahun. Selain itu Revenue Expenditure
merupakan pengeluaran yang diiakukan perusahaan dalam rangka menghasilkan pendapatan dan
dibebankan ke dalam iaba rugi pada saat terjadinya beban tersebut.
Misalnya pernbelian mesin tik, meja tulis yang harga per unitnya kurang dari Rp. 500.000,- bagi
perusahaan yang besar (misalkan Pertamina) akan merupakan revenue expenditure, tetapi bagi
perusahaan yang kecil (misal kantor akuntan kecil) akan merupakan capital expenditure.
Fixed assets atau Aset Tetap Bisa Dibedakan Menjadi:
1. Fixed tangible assets (aset tetap yang mempunyai wujud/bentuk, bisa dilihat, bisa diraba).
2. Fixed intangible assets (aset tetap yang tidak mempunyai wujud/bentuk, sehingga tidak bisa
dilihat dan tidak bisa diraba).

Yang Termasuk Fixed Tangible Assets Misalnya:


a. Tanah (Land) yang di atasnya dibangun gedung kantor, pabrik atau rumah. Tanah ini biasanya
tidak disusutkan (menurut SAK maupun peraturan pajak). Tanah bisa dimiliki dalam bentuk hak
milik, hak guna bangunan (biasanya jika kita membeli rumah dari real estate) yang mempunyai
jangka waktu 20-30 tahun, hak guna usaha dan hak pakai.
Perlu diperhatikan bahwa perusahaan asing dan warganegara asing tidak diperbolehkan
membeli tanah dengan hak milik.
b. Gedung (Building) termasuk pagan, lapangan parkir, taman, mesin-mesin (Machinery), Peralatan
(Equipment), Furniture & Fixtures (meja, kursi), Delivery Equipment/Vehicles (mobil, motor,
kapal laut, pesawat terbang).
c. Natural Resources (Sumber Alam), seperti pertambangan minyak, batu bara, emas, marmer dan
hak pengusahaan hutan (HPH). Natural resources ini harus dideplesi, bukan disusutkan, pada
saat sumber alam tersebut mulai menghasilkan.

Yang termasuk intangible assets misalnya:


Hak patent, hak cipta (copy right), franchise, goodwill, preoperating expenses (biaya-biaya yang
dikeluarkan sebelum perusahaan berproduksi secara komersial, termasuk biaya pendirian).
Contoh dari franchise misalnya Kentucky Fried Chicken, Hamburger, Mc.Donald, Es teller '77.
Dalam hal ini pengusaha yang ingin menjual makanan/minuman tersebut harus menandatangani
kontrak dengan pemilik franchise, agar bisa menjual makanan/minuman dengan rasa, bentuk, gaya,
dekorasi yang khusus untuk jenis makanan tersebut, tentu saja dengan membayar royalty.

14.2. AUDIT OBJECTIVE (TUJUAN PEMERIKSAAN) ASET


TETAP
Dalam suatu general audit (pemeriksaan umum), pemeriksaan atas aset tetap mempunyai beberapa
tujuan sebagai berikut:
1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas aset tetap.
2. Untuk memeriksa apakah aset tetap yang tercantum di laporan posisi keuangan (neraca) betul-
betul ada, masih digunakan dan dimiliki oleh perusahaan.
3. Untuk memeriksa apakah penambahan aset tetap dalam tahun berjalan (periode yang
diperiksa) betul-betul merupakan suatu Capital Expenditure, diotorisasi oleh pejabat
perusahaan yang berwenang didukung oleh bukti-bukti yang lengkap dan dicatat dengan benar.
4. Untuk memeriksa apakah disposal (penarikan) aset tetap sudah dicatat dengan benar di buku
perusahaan dan telah diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang.
Disposal dari aset tetap bisa terjadi dalam bentuk penjualan yang akan menimbulkan rugi/laba
penjualan aset tetap, tukar tambah (trade-in) atau penghapusan aset tetap yang bisa
menimbulkan kerugian dari penghapusan aset tetap, jika aset tetap tersebut masih mempunyai
nilai buku. Kerugian dari trade-in atas aset sejenis dicatat sebagai Loss on Trade-In sedangkan
keuntungan dari trade-in, dicatat sebagai pengurangan dari harga perolehan aset tetap yang
baru.
5. Untuk memeriksa apakah pembebanan penyusutan dalam tahun (periode) yang diperiksa
dilakukan dengan cara yang sesuai dengan SAK, konsisten, dan apakah perhitungannya telah
dilakukan dengan benar (secara akurat).
6. Untuk memeriksa apakah ada aset tetap yang dijadikan sebagai jaminan.
7. Untuk memeriksa apakah penyajian aset tetap dalam laporan keuangan, sesuai dengan standar
akuntansi keuangan di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS).

14.3. PROSEDUR PEMAKAIAN ASET TETAP


Di banyak perusahaan, terutama perusahaan industri, aset tetap merupakan jumlah yang sangat
besar dari total aset perusahaan. Namun demikian waktu yang digunakan oleh akuntan publik untuk
memeriksa aset tetap biasanya lebih sedikit dibandingkan waktu yang digunakan untuk memeriksa
perkiraan lainnya seperti piutang, persediaan, dan lain-lain.
Beberapa penyebabnya antara lain:
a. Harga perolehan per unit dari aset tetap biasanya relatif besar dan jumlah transaksinya dalam
setahun biasanya sedikit.
b. Mutasi aset tetap (penambahan dan pengurangan) biasanya jauh lebih sedikit di bandingkan
mutasi piutang dan persediaan.
c. Dalam memeriksa aset tetap, prosedur cut-off bukan merupakan hal yang penting seperti
pemeriksaan atas cut-off transactions dalam pemeriksaan pembelian dan penjualan persediaan.

Prosedur audit yang akan disebutkan berikut ini berlaku untuk repeat engagements (penugasan
berulang) sehingga dititikberatkan pada pemeriksaan transaksi tahun berjalan (periode yang
diperiksa). Untuk first audit (audit pertama kali) bisa dibedakan sebagai berikut:
Jika tahun sebelumnya perusahaan sudah di audit oleh kantor akuntan lain, saldo awal aset
tetap bisa dicocokkan dengan laporan akuntan terdahulu dan kertas kerja pemeriksaan akuntan
tersebut.
Jika tahun-tahun sebelumnya perusahaan belum pernah di audit, akuntan publik harus
memeriksa mutasi penambahan dan pengurangan aset tetap sejak awal berdirinya perusahaan,
untuk mengetahui apakah pencatatan yang dilakukan perusahaan untuk penambahan dan
pengurangan aset tetap, serta metode dan perhitungan penyusutan aset tetap dilakukan sesuai
dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia (SAK/ETAP/ IFRS). Tentu saja pemeriksaan
mutasi tahun-tahun sebelumnya dilakukan secara test basis dengan mengutamakan jurnlah
yang material.

Prosedur audit atas aset tetap adalah sebagai berikut:


1. Pelajari dan evaluasi internal control atas aset tetap.
2. Minta kepada klien Top Schedule serta Supporting Schedule aset tetap, yang berisikan: Saldo
awal, penambahan serta pengurangan-pengurangannya dan saldo akhir, baik untuk harga
perolehan maupun akumulasi penyusutannya.
3. Periksa footing dan cross footingnya dan cocokkan totaInya dengan General Ledger atau Sub-
Ledger, saldo awal dengan working paper tahun lalu,
4. Vouch penambahan serta pengurangan dari aset tetap tersebut. Untuk penambahan kita lihat
approvalnya dan kelengkapan supporting documentnya. Untuk pengurangan kita lihat
otorisasinya dan jurnalnya apakah sudah dicatat dengan betul, misalnya bila ada keuntungan
atau kerugian atas penjuaian aset tetap tersebut. Selain itu periksa juga penerimaan hasil
penjualan aset tetap tersebut.
5. Periksa fisik dari aset tetap tersebut (dengan cara test basis) dan periksa kondisi dan nomor
kode dari aset tetap.
6. Periksa bukti pemilikan aset tetap.
Untuk tanah, gedung, periksa sertifikat tanah dan IMB (lzin Mendirikan Bangunan) serta SIPB
(Surat tzin Penempatan Bangunan). Untuk mobil, motor, periksa BPKB, STNK-nya.
7. Pelajari dan periksa apakah Capitalization Policy dan Depreciation Policy yang dijalankan
konsisten dengan tahun sebelumnya.
8. Buat analisis tentang perkiraan Repair & Maintenance, sehingga kita dapat mengetahui apakah
ada pengeluaran yang seharusnya masuk daiam kelompok Capital Expenditures tetapi dicatat
sebagai Revenue Expenditures.
9. Periksa apakah aset tetap tersebut sudah diasumsikan dan apakah Insurance Coveragenya
cukup atau tidak.
10. Tes perhitungan penyusutan, cross reference angka penyusutan dengan biaya penyusutan
diperkiraan Iaba rugi dan periksa alokasi/distribusi biaya penyusutan.
11. Periksa notulen rapat, perjanjian kredit, jawaban konfirmasi dari bank, untuk memeriksa apakah
ada aset tetap yang dijadikan sebagai jaminan atau tidak. Bila ada, maka hai ini perlu
diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
12. Periksa apakah ada Commitment yang dibuat oleh perusahaan untuk membeli atau menjual
aset tetap.
13. Untuk Construction in Progress, kita periksa penambahannya dan apakah ada Construction in
progress yang haws di transfer ke aset tetap.
14. Jika ada aset tetap yang diperoieh melalui leasing, periksa lease agreement dan periksa apakah
accounting treatmentnya sudah sesuai denqan standar akuntansi leasing.
15. Periksa atau tanyakan apakah ada aset tetap yang dijadikan agunan kredit di bank.
16. Periksa penyajiannya dalarn laporan keuangan, apakah sesuai dengan standar akuntansi
keuangan di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS).

Penjelasan Prosedur Audit


1. Pelajari dan evaluasi internal control atas aset tetap. Dalam hal ini biasanya auditor
menggunakan INTERNAL CONTROL QUESTIONNAIRES, yang contohnya bisa dilihat di
Exhibit 14-4.
Beberapa ciri Internal Control yang baik atas aset. tetap adatah:
a. Digunakannya anggaran untuk penambahan aset tetap.
Jika ada aset tetap yang ingin dibeii tetapi belurn tercanturn dianggaran maka aset tetap
tersebut tidak boleh dibeli dahulu.
b. Setiap penambahan dan penarikan aset tetap terlebih dahulu harus diotorisasi oleh
pejabat perusahaan yang berwenang.
c. Adanya kebijakan tertulis dari manajemen mengenai capitalization dan depreciation
policy.
d. Diadakannya kartu aset tetap atau sub buku besar aset tetap yang mencantumkan
tanggal pembelian, nama supplier, harga perolehan, metode dan persentase
penyusutan, jumlah penyusutan, akumulasi penyusutan dan nilai buku aset tetap.
e. Setiap aset tetap diberi nomer kode.
f. Minimal setahun sekali dilakukan inventarisasi (pemeriksaan fisik aset tetap), untuk
mengetahui keberadaannya dan kondisi dari aset tetap.
g. Bukti-bukti pemilikan aset tetap disimpan di ternpat yang aman.
h. Aset tetap diasuransikan dengan jumlah Insurance Coverage (nilai pertanggungan) yang
cukup.
2. Minta kepada client, Top Schedule serta supporting schedule aset tetap.
Contoh Top Schedule dan supporting schedule asel tetap bisa dilihat di Exhibit 14-1 dan 14-2.
3. Prosedur audit nomor 3 cukup jelas.
4. Vouched penambahan serta pengurangan aset tetap.
Untuk penambahan aset tetap, selain diperhatikan otorisasi dan kelengkapan supporting
document, harus dilihat apakah penambahan tersebut sudah tercantum dalam anggaran.
Untuk pengurangan aset tetap harus diperiksa kebenaran journal entrynya.
Misalkan: mesin dengan harga perolehan Rp.100.000.000 dan akumulasi penyusutan (s/sampai
dengan tanggal penarikan) Rp.80.000.000 dijual dengan harga Rp.30.000.000 secara tunai.
Journal entry yang seharusnya adalah:
DR. Kas Rp. 30.000.000
DR. Akumulasi Penyusutan Mesin Rp. 80.000.000
CR. Mesin Rp. 100.000.000
CR. Laba Penjuaian Aset tetap Rp. 10.000.000

Seringkali perusahaan mencatat transaksi tersebut dengan rnendebit Kas Rp.30.000.000 dan
mengkredit mesin Rp.30.000.000. Auditor juga harus merneriksa apakah uang kas sebesar
Rp.30.000.000 sudah diterima perusahaan dan dicatat dalam buku penerimaan kas.
5. Periksa fisik dari aset tetap dan perhatikan kondisinya apakah masih dalam keadaan baik atau
sudah rusak.
Tentang pemeriksaan fisik aset tetap secara test basis ada 2 (dua) pendapat:
1. Yang dites hanya penambahan dalam tahun berjalan yang jumlahnya besar.
2. Diutamakan penarnbahan yang baru serta beberapa aset tetap yang lama.
Pada pendapat pertama memang akan lebih cepat pelaksanaannya, tetapi ada kelemahannya
yaitu bila ada aset tetap yang sudah lama dibeli atau tidak dapat dipakai lagi, telapi masih
tercantum di dalam daftar aset tetap, maka dengan cara pertama tidak dapat diketahui.
6. Pemeriksaan bukti pemilikan aset tetap.
Dalam hal ini harus dicecokkan norner mesin, chasis, dan nomor polisi kendaraan yang
tercanturn di BPKB dan STNK dengan yang tovdupatdi kendaraan. Perhatikan juga apakah swat-
surat tanah, gedung, kendaraan atas name perusahaan.
7. Pelajari dan periksa apakah Capitalization serta Depreciation Policy-nya konsisten dengan tahun
sebelumnya. Tentang policy dari Capitalization tersebut ada beberapa kemungkinan:
1. Berdasarkan jumlahnya, rnisalnya di alas Rp, 500,000,- harus dikapitalisir.
2. Berdasarkan masa manfaatnya.
3. Carnpuran antara jumlah dan masa manfaatnya,
Tentang policy dan penyusutan ada beberapa kernungkinan, apakah penyusutan tersebut
dimulai:
Pada tanggal pembelian
Pada tanagal pemakaian
Juga perlu diketahui masa penyusutannya, misal pembelian tanggal 1 s/d 15 dihitung satu
bulan penuh sedang tanggal 16 s/d 31 dihitung setengah bulan.
8. Analisis perkiraan repair dan maintenance.
Harus diperhatikan kemungkinan client untuk men-iporkecil laba dengan mencatat capital
expenditure sebagai revenue expenditure.
Contoh kertas kerjanya bisa dilihat di Exhibit 14-3.
9. Periksa kecukupan insurance coverage, dalam arti jangan sampai terlalu kecil atau terlalu besar.
Jika terlalu kecil ada bahaya banwa jika terjadi kebakaran, ganti rugi dan perusahaan asuransi
tidak mencukupi untuk membeli aset tetap (misalkan gedung atau mesin) yang baru sehingga
mengganggu kegiatan operasi perusahaan.
Tentang penilaian cukup tidaknya insurance coverage tersebut adalah atas dasar jumlah yang
mendekati harga pasar.
10. Tes perhitungan penyusutan dan alokasi biaya penyusutan aset tetap.
Penyusutan ini biasanya dari aset tetap yang dapat disusutkan, seperti gedung kantor dan
sebagainya, sebab ada juga Fixed Assets yang tidak dapat disusutkan seperti tanah hak milik.
Tetapi bila tanah tersebut digunakan untuk bahan baku pembuatan batu bata atau genteng,
maka dapat disusutkan yaitu dengan istilah deplesi.
Apabila tanah tersebut merupakan tanah dengan hak guna bangunan, maka tanah tersebut juga
tidak dapat disusutkan. Auditor harus memeriksa akurasi dari perhitungan penyusutan yang
dibuat kIien, dan ketepatan alokasi biaya penyusutan sebagai bagian dari biaya produksi tidak
langsung, biaya umum dan administrasi, serta biaya penjualan.
Prosedur audit nomor 11 s/d 14 sudah cukup jelas
15. Periksa apakah ada aset tetap yang dijaminkan.
Jika aset tetap dijaminkan berarti bukti pemilikan diserahkan (disimpan) di bank, sehingga
auditor harus memeriksa tanda terima penyerahan bukti-bukti pemilikan. Selain itu jika ada aset
tetap yang dijaminkan harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
16. Periksa penyajian aset tetap dalam laporan keuangan apakah sudah sesuai dengan
(SAK/ETAP/IFRS), balk di neraca (cost and accumulated depreciation), di laba rugi (biaya
penyusutan), di catatan atas laporan keuangan (kebijakan kapitalisasi dan penyusutan, rincian
garis besar aset tetap) maupun di lampiran (rincian aset tetap).

Contoh penyajiannya:
di Neraca
Catatan No. 31/12/2002 31/12/2001
ASET TETAP:
Harga Perolehan 9 Rp.2.230.000.000 Rp.2.000.000.000
Akumulasi Penyusutan Rp. 525.000.000 Rp. 240.000.000
Rp.1.705.000.000 Rp.1.760.000.000

di Kebijakan Akuntansi
d. Aset Tetap
Aset tetap dinilai berdasarkan harga perolehan. Perusahaan menyusutkan aset tetapnya
dengan menggunakan metode garis lurus dengan persentase penyusutan sebagai berikut
(berdasarkan taksiran masa manfaat aset tetap):
Gedung : 4 % per tahun
Kendaraan : 25 % per tahun
Mesin : 20 % per tahun
Peralatan Kantor : 10% per tahun
Penyusutan dihitung setahun penuh tanpa memperhatikan tanggal pembeliannya.
Biaya pemeliharaan dan perbaikan rutin dibebankan pada perhitungan laba rugi pada saat
terjadinya, sedangkan biaya pemugaran dan penambahan dalam jumlah besar dikapitalisasi.

di catatan atas Laporan Keuangan No. 9


9. Aset Tetap
Saldo Aset tetap per 31 Desember 2010 dan 2009 terdiri atas:
31 Desember 2010
Harga Akumulasi Nilai Buku
Perolehan Penyusutan
Tanah Rp. 400.000.000 Rp. - Rp. 400.000.000
Gedung Rp. 500.000.000 Rp. 40.000.000 Rp. 460.000.000
Kendaraan Rp. 280.000.000 Rp. 120.000.000 Rp. 160.000.000
Mesin Rp. 900.000.000 Rp. 340.000.000 Rp. 560.000.000
Peralatan Kantor Rp. 150.000.000 Rp. 25.000.000 Rp. 125.000.000
Rp.2.230.000.000 Rp. 525,000.000 Rp.1.705.000.000

31 Desember 2009
Harga Akumulasi Nilai Buku
Perolehan Penyusutan
Tanah Rp. 400.000.000 Rp. - Rp. 400.000.000
Gedung Rp. 500.000.000 Rp. 20.000.000 Rp. 480.000.000
Kendaraan Rp. 200.000.000 Rp. 50.000.000 Rp. 150.000.000
Mesin Rp. 800.000.000 Rp. 160.000.000 Rp. 640.000.000
Peralatan Kantor Rp. 100.000.000 Rp. 10.000.000 Rp. 90.000.000
Rp.2.000.000.000 Rp. 240.000.000 Rp.1.760.000.000

Beban penyusutan untuk tahun 2010 dan tahun 2009 masing-masing sebesar Rp.525.000.000 dan
Rp.240.000.000.
Gedung dan mesin dijadikan jaminan kredit di Bank Mandiri.
Menurut SAK ETAP (IAI, 2009: 75):
Entitas harus mengungkapkan untuk setiap kelompok aset tetap:
(a) Dasar pengukuran yang digunakan untuk menentukan jumalh tercatat bruto;
(b) Metode penyusutan yang digunakan;
(c) Umur manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan;
(d) Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan (agregat dengan akumulasi kerugian
penurunan nilai) pada awal dan akhir periode; dan
(e) Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan:
(i) Penambahan;
(ii) Pelepasan;
(iii) Kerugian penurunan nilai yang diakui atau dipulihkan dalam laporan laba rugi sesuai dengan
penurunan nilai aset;
(iv) Penyusutan;
(v) Perubahan lainnya
Entitas juga harus mengungkapkan:
(a) Keberadaan dan jumlah pembatasan atas hak milik, dan aset tetap yang dijaminkan untuk
utang;
(b) Jumlah komitmen kontrak untuk memperoleh aset tetap
Exhibit 14-1 Contoh Top Schedule Aset Tetap
PENYUSUTAN INSURANCE
W.P REF PER BOOK PENAMBAHAN PENGURANGAN PER BOOK METODE % COVERAGE
1-1-10 31-12-10 2010 2009 2010 2009
HARGA PEROLEHAN
Tanah K1 Rp 400.000.000 Rp -- ---- Rp 400.000.000 ^ -- - -- - Rp -
Gedung K2 Rp 500.000.000 Rp -- ---- Rp 500.000.000 ^ SL SL 4% 4% Rp 400.000.000
Kendaraan K3 Rp 200.000.000 Rp 80.000.000 ---- Rp 280.000.000 ^ SL SL 25% 25% Rp 200.000.000
Mesin K4 Rp 800.000.000 Rp 100.000.000 ---- Rp 900.000.000 ^ 5L SL 20% 20% Rp 800.000.000
Peralatan Kantor K5 Rp 100.000.000 Rp 50.000.000 ---- Rp 150.000.000 ^ SL SL 10% 10% Rp 100.000 000
Jumlah Harga Perolehan Rp 2.000.000.000 Rp 230.000.000 Rp 2.230 000.000
^ ^ ^

Gedung K2-1 Rp 20.000.000 Rp 20.000.000 ---- Rp 40.000.000 ^


Kendaraan K3-1 Rp 50.000.000 Rp 70.000.000 ---- Rp 120.000.000 ^
Mesin K4-1 Rp 160.000.000 Rp 180.000.000 ---- Rp 340.000.000 ^
Peralatan Kantor K5-1 Rp 10.000.000 Rp 15.000.000 ---- Rp 25.000.000 ^
Jumlah Akumulasi Penyusutan Rp 240.000.000 Rp 285.000.000 Rp 525.000.000
^ ^ ^
NILAI BUKU Rp 1.760.000.000 Rp 1.705.000.000
^ ^

^= Checked footing a cross footing


SL = Straight line method
PBC
13/1/03
DIBUAT OLEH: DIREVIEW: CLIENT : PT. ABC PERIODE INDEX: KKP:

TANGGAL: 27/2/11 TANGGAL 1/3/11 SCHEDULE : Top Schedule Aset tetap 31 Desember 2010 K
Exhibit 14-2 Contoh Supporting Schedule Aset Tetap
HARGA PEROLEHAN
Saldo Awal 1-1 2010 Rp. 200.000.000 V/
Penambahan tahun 2010
Tanggal No.Bukt Keterangan Jumlah

15/1/2010 BK100/1/10 Pembelian Pejero 2010 Rp.350.000.000 Vo


No.Pol.B.207 SAG
No.Chasis C 1179
No.Mesin M 16693
Warna Hitam Metalik

17/3/2010 BK75/III/10 Pembelian Honda CRV 2010 Rp.370.000.000 Vo


No.Pol.B 206 SAG
No. Chasis C1312
No. Mesin M 7999
Warna Putih Briliant

Saldo per book 31-12-2010 Rp. 720.000.000^


Rp. 920.000.000L
^

to K

Akumulasi Penyusutan
Saldo Awal 1-1-2010
Penyusutan tahun 2010: Rp. 50.000.000V/
Mobil Lama
25% x Rp.200.000.000 Rp. 50.000.000^
Mobil Baru
25% x (Rp.350.000.000 + Rp.470.000.000) Rp. 180.000.000^

Saldo per book 31-12-2010 Rp. 230.000.000^


Rp. 280.000.000L
^

to K

^ Check perhitungan matematis


L Cocokan dengan buku besar
V/ Cocokkan dengan working apper tahun lalu
penyusutan dihitung setahun penuh tanpa
memperhatikan tanggal pembelian

DIBUAT OLEH: DIREVIEW: CLIENT : PT. ABC PERIODE INDEX:


KKP:

TANGGAL: 25/2/11 TANGGAL 1/2/11 SCHEDULE : Top Schedule K3


31 Desember 2010
Aset tetap
Exhibit 14-3 Contoh Kertas Kerja Analisis Repair dan Maintenance
Tanggal No. Bukti Keterangan Jumlah

2/3/2010 BK10/111/10 Service Truck Rp. 750.000


8/3/2010 BK20/111/10 Service mobil Direksi Rp. 250.000
13/3/2010 BK35/III/10 Pemasangan A/C Double Blower
untuk mobil Kijang Rp. 2.500.000 +Vo
17/3/2010 BK45/111/10 Pemasangan Compact Disk
untuk mobil Direksi Rp. 2.000.000 +Vo
25/3/2010 BK75/111/10 Biaya Pengecatan Gedung Kantor Rp. 1.500.000
Lain-lain (tidak di vouching) Rp. 2.000.000
Jumlah Rp. 9.000.000 L
^

^ Checked footing
L Cocokkan dengan buku besar
Vo Periksa bukti pengeluaran Kas dan bukti pendukung

* Menurut kebijakan kapitalisasi


perusahaan seharusnya merupakan
capital expenditure, sehingga perlu
Dikoreksi

Usulan Audit Adjustment:


AJE 1: DR. Kendaraan Rp. 4.500.000
CR. Biaya repair & maintenance Rp. 4.500.000
Untuk mengoreksi pemasangan AC dan CD yang dibebankan sebagai
biaya repair & maintenance

AJE 2: DR. Biaya Penyusutan Kendaraan Rp. 1.125.000


CR. Akumulasi Penyusutan Kendaraan Rp. 1.125.000
Untuk mengoreksi biaya penyusutan atas AC dan CD

DIBUAT OLEH: DIREVIEW: CLIENT : PT. ABC PERIODE INDEX: KKP:

TANGGAL: 25/2/11 TANGGAL 1/3/11 SCHEDULE : Repair and Maintenance Maret 2010 U 5-1
Exhibit 14-4 Contoh Internal Control Questionnaires (ICQ)Aset tetap (Fixed Assets)
Y = Ya T =Tidak
Klien:
TR =Tidak Relevan
Y T TR
PENAMBAHAN DAN PENGURANGAN ASET TETAP
1. Apakah semua penambahan atau pengurangan:
a. Diotorisasi sebagaimana mestinya secara tertulis?
b. Diusulkan dengan surat yang menunjukkan:
1) Pertimbangan?
2) Harga taksiran (estimated cost)?
3) Supplier?
4) Spesifikasi?
5) Perkiraan yang di debetldi kredit?
6) Taksiran umur (estimated useful life) dan persentase penyusutan atas tambahan
baru?
c. Apakah bukti atas dilepaskannya sesuatu aset tetap yang akan diganti baru (replace) telah
diotorisasikan?
d. Apakah setiap mutasi atau pemindahan secara rutin dilaporkan kepada bagian akuntansi?

2. Apakah disusun anggaran untuk pengeluaran modal/investasi (Capital expenditure) dan


persetujuan tertulis atas setiap proyek yang besar ditandatangani oleh staf yang ditunjuk
dell Dewan Komisaris/Rapat Umum Pemegang Saham dan diberikan kepada:
a. Raglan Pernbelian?
b. Raglan Teknik?
c. Raglan Akuntansi?

3. Apakah semua pengeluaran investasi (Capital expenditure) dalam bentuk upah, bahan dan
persediaan harus melalui prosedur administrasi yang sama dengan revenue expenditure
(pengeluaran yang langsung dibebankan sebagai biaya)?

ASET TETAP DALAM PEMBANGUNAN


4. Apakah proyek tersebut:

a. Terpisah dalam perkiraan control tersendiri dalam Buku Besar (misalnya


Construction in progress)?
b.Terkontrol atas tiap jenis perkiraan?
c.Diotorisasi dan dirumuskan secara jelas?
d. Penyimpangan dari anggaran yang telah ditetapkan harus mendapatkan
persetujuan tambahan?

REGISTRASI
5. Apakah registrasi/dokumen aset tetap:

a. Disimpan dengan baik oleh perusahaan?


b. Up to date?
c. Secara berkala dicocokkan dengan perkiraan kontrol buku besar?
d. Menunjukkan perincian sebagai berikut:
1. Nomor identifikasi?
2. Lokasi?
3. Taksiran umur?
4. Persentase penyusutan?


6. Apakah semua aset tetap:
a. Diamankan dengan baik?
b. Dirawat dengan baik?
c. Diasuransikan dengan cukup?

7. Apakah peralatan dan perkakas kecil terkontrol dengan cukup:


a. Atas perolehannya?
b. Atas penyusutannya?
c. Diamankan dan dirawat dengan baik?

8. Apakah terdapat pengawasan yang balk terhadap buk i-bukti pemilikan (Title deeds) aset
tetap:
a. Perincian secara jelas pemilikan dibuat dalam suatu daftar?
b. Disimpan oleh bagian yang terpisah dari bagian Akuntansi?

CURRENT VALUE
9. Apakah nilai buku aset tetap jauh menyimpang bila dibandingkan dengan taksiran harga pasar
yang berlaku (estimated current market value)?

10. Apakah metode dan persentase penyusutan:


a. Sesuai dengan SAK!ETAP/IFRS?
b. Sesuai dengan UU PPh?
c. Metode penyusutan yang digunakan adalah:
................Straight Line.......................................................................................
..........................................................................................................................
.........................................................................................................................
........................................................................................................................
.

PENYEWAAN ASET TETAP (LEASING FIXED ASSETS)


11.Apabila aset tetap disewa dan bukan dibeli, apakah:

a. Kontrak sewa menyewa diotorisasikan sebagaimana mestinya?


b. Pembukuannya cocok dengan jenis sewa yang bersangkutan dan sesuai dengan SAK
/ETAP/IFRS?
c. Uang sewa dan perjanjiannya secara jelas dinyatakan untuk dapat menunjukkan
keadaan dengan layak?

UMUM
12.Apakah sistem infromasi meliputi dimana perlu:

a. Anggaran untuk pengeluaran investasi (capital expenditure)?


b. Alasan untuk pengeluaran investasi?

c. Persentase keuntungan yang diharapkan atas investasi tersebut?
d. Perbandingan anggaran dengan pengeluaran sesungguhnya?
e. Penjelasan atas penyimpangan yang besar antara anggaran dengan pengeluaran yang

sesunggunya?

13. Apakah perusahaan telah menetapkan perumusan kebijaksanaan yang jelas untuk
membedakan pengeluaran investasi ( capital expenditure ) denga pengeluaran biaya
(revenue expediture ) Jelaskan:
Pengeluaran di atas Rp. 30.000.000 dikapitalisir
14. Apakah dibuat buku/daftar aset tetap:
15. Apakah total jumlah perincian dicocokkan secara berkala dengan perkiraan kontrolnya?
16. Apakah masing-masing aset tetap diberi tanda/kode pengenal?
17.Apakah aset tetap yang telah disusutkan penuh, tapi masih tetap digunakan tetap

tercatat pada perkiraan aset?
18. Apakah buku/daftar aset tetap di- review minimal setahun sekali, untuk mengetahui
barang yang rusak atau yang menganggur?
Jelaskan:
Dilakukan bersamaan dengan inventarisasi aset tetap.

19. Apakah prosedur rutin menjamin bahwa selalu segera dilaporkan kepada Bagian Akuntansi
dibukukan atas:
a. Proyek yang sudah selesai?

b. Aset tetap yang disingkarkan karena tidak berguna lagi ( retirement)?
c. Penjualan aset tetap?

20. Bila dibuat laporan keuangan interim, apakah biaya penyusutan diperhitungkan?
A. Kelemahan-kelemahan lain yang tidak tercantum pada pernyataan di atas:
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
B. Catatan lain:
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
C. Kesimpulan penilain (Baik, Sedang, Buruk)?
D. Revisi kesimpulan penilaian (lmapirkan alasannya)

Diisi oleh:

Direview oleh:

SOAL LATIHAN BAB 14


Tuliskan B jika menurut Anda, kalimat berikut ini Benar dan S jika Salah

1. Untuk bisa digolongkan sebagai aset tetap, suatu pengeluaran harus memenuhi
kriteria berikut:
Mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun
Jumlahnya cukup material
2. Mobil yang dimiliki suatu show room, seluruhnya merupakan inventory (barang
dagangan).
3. Biaya penyusutan aset tetap merupakan alokasi dari biaya penggunaan aset tetap
selama masa manfaatnya, secara sistematis dan teratur.
4. Capital expenditure adalah suatu pengeluaran modal baik jumlahya material dan
inmaterial, dan mempunyai manfaat lebih dari satu tahun.
5. Revenue expenditure merupakan pengeluaran yang dilakukan perusahaan dalam
rangka menghasilkan pendapatan dan dibebankan kedalam laba rugi pada saat
terjadi beban tersebut.
6. Pembelian 1 set komputer Rp. 5.000.000, oleh Pertamina ataupun oleh sebuah
perusahaan kecil harus dicatat sebagai Capital Expenditure.
7. Fixed Tangible Assets adalah aset tetap yang tidak mempunya wujud/ bentuk,
sehingga tidak bisa dilihat dan tidak bisa diraba, misalnya: tanah, gedung.
8. Natural Resources (Sumber Alam), seperti pertambangan minya, batubara
merupakan beberapa contoh Fixed Tangible Assets
9. Salah satu tujuan pemeriksaan Aset Tetap adalah:
untuk memeriksa apakah disposal dari aset tetap sudah dicatat dengan benar di
buku perusahaan dan telah diotorisasi pejabat perusahaan yang berwenang.
10. Kerugian dari Trade-In atas aset tetap sejenis dicatat sebagai Loss on Trade-In,
sedangkan keuntungan dari Trade-In dicatat sebagai pengurangan dari harga
perolehan aset tetap yang baru.
11. Waktu yang digunakan akuntan publik untuk memeriksa aset tetap biasanya lebih
banyak dibandingkan dengan waktu yang digunakan untuk memeriksa persediaan
atau piutang.
12. Dalam memeriksa aset tetap, prosedur cut-off bukan merupakan hal yang penting
seperti pemeriksaan atas cut-off transactions dalam pemeriksaan pembelian dan
penjualan inventory
13. Jika tahun sebelumnya perusahaan sudah di audit oleh kantor akuntan lain, saldo
awal aset tetap bisa di cocokkan dengan laporan akuntan terdahulu dan kertas kerja
pemeriksaan akuntan tersebut.
14. Bukti pemilikian aset tetap yang harus diperiksa, antara lain:
o IMB, sertifikat tanah dan SIPB untuk tanah dan gedung
o BPKB dan STNK untuk mobil dan motor
15. Salah satu prosedur pemeriksaan aset tetap adalah:
Buat analisis tentang perkiraan repair dan maintenanc sehingga kita dapat
mengetahui apakah ada pengeluaran yang seharusnya masuk dalam kelompok
capital expenditures tetapi dicatat sebagai revenue expenditures.

16. Salah satu contoh internal control yang baik atas aset tetap adalah adanya kebijkaan
tertulis dari manajemen mengenai capitalization dan depreciation policy.
17. Dalam melakukan pemeriksaan fisik aset tetap (inventarisasi) secara test basis, ada dua
pendapat:
a. yang dites hanya penambahan dalam tahun berjalan yang jumlahnya besar.
b. diutamakan penambahan yang besar serta beberapa aset tetap yang lama.
18. Salah satu audit objektif dalam pemeriksaan aset tetap adalah untuk menentukan
apakah nilainya dicantumkan dalam neraca berdasarkan cost or market which ever is
lower.
19. Untuk memeriksa apakah property, plant, machinery and equipment yang tercantum di
neraca betul-betul ada dan dimiliki perusahaan, auditor harus melakukan physical check
(test basis) dan memeriksa surat-surat pemilikan dari aset tetap tersebut.
20. Waktu auditor memeriksa surat-surat pemilikan mobil (STNK, BPKB dan lain-lain)
ternyata surat-surat tersebut bukan atas nama perusahaan yang diperiksa. Tapi ada
bukti-bukti pembayaran atas transaksi pembelian mobil tresebut yang diotorisasi
pejabat perusahaan yang berwenang. Dalam hal ini auditor harus menganggap bahwa
mobil tersebut bukan milik perusahaan yang diperiksa.
21. Dalam melakukan physical check atas aset tetap, biasanya auditor akan bisa menemukan
seandainya ada barang-barang yang rusak atau hilang tapi masih dicatat dalam
pembukuan.
22. Kesalahan dalam bentuk tidak membukukan disposal of fixed assets lebih sering
terjadi dibandingkan dengan tidak mencatat penambahan aset tetap
23. Dalam memeriksa depreciation dari aset tetap, auditor harus melakukan tes atas
perhitungan depreciation tersebut dan mencheck apakah depreciation rate dan method
yang digunakan konsisten dengan tahun sebelumnya.
24. Perusahaan-perusahaan Asing yang didirikan dan beroperasi di Indonesia akan
menyusutkan nilai tanah yang tercantum di Neraca selama masa kegunaanya, karena
mereka hanya mendapatkan hak milik dari tanah tersebut.
25. Dalam Notes to Financial Statement harus dijelaskan antara lian metide penyusutannya,
estimated useful livesnya, cost, accumulated depreciation dan net book valuenya dan
harus dijelaskna juga seandainya ada aset tetap yang dijadikan jaminan.

Anda mungkin juga menyukai