BAB 14 Pemeriksaan Aset Tetap
BAB 14 Pemeriksaan Aset Tetap
BAB 14 Pemeriksaan Aset Tetap
Suatu benda berwujud harus diakui sebagai suatu aset dan dikeomptikkan sebagai aset tetap
bila:
(a) besar kemungkinan (probable) bahwa manfaat keekonomian di masa akan datang yang
berkaitan dengan aset tersebut akan mengalir ke dalam perusahaan; dan
(b) biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.
Sifat pertama dari aset tetap tersebut yang membedakan aset tetap dari persediaan barang
dagangan. Misalnya mobil yang dimiliki PT. Astra sebagai produsen mobil, hash produksi/rakitan yang
berupa mobil untuk dijual harus digolongkan sebagai persediaan barang dagangan (inventory),
sedangkan mobil yang dipakai untuk antar jemput pegawai, digunakan oleh direksi dan Para manajer
perusahaan harus digolongkan sebagai aset tetap.
Sifat kedua dari aset tetap, merupakan salah satu alasan mengapa aset tetap harus disusutkan.
Biaya penyusutan merupakan alokasi dari biaya penggunaan aset tetap selama masa
manfaatnya, secara sistematis dan teratur (menggunakan metode tertentu yang diterapkan secara
konsisten).
Sifat ketiga merupakan salah satu alasan mengapa setiap perusahaan harus mempunyai
kebijakan kapitalisasi, yang membedakan antara capital expenditure dan revenues expenditure.
Capital expenditure adalah suatu pengeluaran modal yang jumlahnya material dan mempunyai
manfaat lebih dari satu tahun. Revenue expenditure adalah suatu pengeluaran yang jumlahnya tidak
material walaupun masa manfaatnya mungkin lebih dari satu tahun. Selain itu Revenue Expenditure
merupakan pengeluaran yang diiakukan perusahaan dalam rangka menghasilkan pendapatan dan
dibebankan ke dalam iaba rugi pada saat terjadinya beban tersebut.
Misalnya pernbelian mesin tik, meja tulis yang harga per unitnya kurang dari Rp. 500.000,- bagi
perusahaan yang besar (misalkan Pertamina) akan merupakan revenue expenditure, tetapi bagi
perusahaan yang kecil (misal kantor akuntan kecil) akan merupakan capital expenditure.
Fixed assets atau Aset Tetap Bisa Dibedakan Menjadi:
1. Fixed tangible assets (aset tetap yang mempunyai wujud/bentuk, bisa dilihat, bisa diraba).
2. Fixed intangible assets (aset tetap yang tidak mempunyai wujud/bentuk, sehingga tidak bisa
dilihat dan tidak bisa diraba).
Prosedur audit yang akan disebutkan berikut ini berlaku untuk repeat engagements (penugasan
berulang) sehingga dititikberatkan pada pemeriksaan transaksi tahun berjalan (periode yang
diperiksa). Untuk first audit (audit pertama kali) bisa dibedakan sebagai berikut:
Jika tahun sebelumnya perusahaan sudah di audit oleh kantor akuntan lain, saldo awal aset
tetap bisa dicocokkan dengan laporan akuntan terdahulu dan kertas kerja pemeriksaan akuntan
tersebut.
Jika tahun-tahun sebelumnya perusahaan belum pernah di audit, akuntan publik harus
memeriksa mutasi penambahan dan pengurangan aset tetap sejak awal berdirinya perusahaan,
untuk mengetahui apakah pencatatan yang dilakukan perusahaan untuk penambahan dan
pengurangan aset tetap, serta metode dan perhitungan penyusutan aset tetap dilakukan sesuai
dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia (SAK/ETAP/ IFRS). Tentu saja pemeriksaan
mutasi tahun-tahun sebelumnya dilakukan secara test basis dengan mengutamakan jurnlah
yang material.
Seringkali perusahaan mencatat transaksi tersebut dengan rnendebit Kas Rp.30.000.000 dan
mengkredit mesin Rp.30.000.000. Auditor juga harus merneriksa apakah uang kas sebesar
Rp.30.000.000 sudah diterima perusahaan dan dicatat dalam buku penerimaan kas.
5. Periksa fisik dari aset tetap dan perhatikan kondisinya apakah masih dalam keadaan baik atau
sudah rusak.
Tentang pemeriksaan fisik aset tetap secara test basis ada 2 (dua) pendapat:
1. Yang dites hanya penambahan dalam tahun berjalan yang jumlahnya besar.
2. Diutamakan penarnbahan yang baru serta beberapa aset tetap yang lama.
Pada pendapat pertama memang akan lebih cepat pelaksanaannya, tetapi ada kelemahannya
yaitu bila ada aset tetap yang sudah lama dibeli atau tidak dapat dipakai lagi, telapi masih
tercantum di dalam daftar aset tetap, maka dengan cara pertama tidak dapat diketahui.
6. Pemeriksaan bukti pemilikan aset tetap.
Dalam hal ini harus dicecokkan norner mesin, chasis, dan nomor polisi kendaraan yang
tercanturn di BPKB dan STNK dengan yang tovdupatdi kendaraan. Perhatikan juga apakah swat-
surat tanah, gedung, kendaraan atas name perusahaan.
7. Pelajari dan periksa apakah Capitalization serta Depreciation Policy-nya konsisten dengan tahun
sebelumnya. Tentang policy dari Capitalization tersebut ada beberapa kemungkinan:
1. Berdasarkan jumlahnya, rnisalnya di alas Rp, 500,000,- harus dikapitalisir.
2. Berdasarkan masa manfaatnya.
3. Carnpuran antara jumlah dan masa manfaatnya,
Tentang policy dan penyusutan ada beberapa kernungkinan, apakah penyusutan tersebut
dimulai:
Pada tanggal pembelian
Pada tanagal pemakaian
Juga perlu diketahui masa penyusutannya, misal pembelian tanggal 1 s/d 15 dihitung satu
bulan penuh sedang tanggal 16 s/d 31 dihitung setengah bulan.
8. Analisis perkiraan repair dan maintenance.
Harus diperhatikan kemungkinan client untuk men-iporkecil laba dengan mencatat capital
expenditure sebagai revenue expenditure.
Contoh kertas kerjanya bisa dilihat di Exhibit 14-3.
9. Periksa kecukupan insurance coverage, dalam arti jangan sampai terlalu kecil atau terlalu besar.
Jika terlalu kecil ada bahaya banwa jika terjadi kebakaran, ganti rugi dan perusahaan asuransi
tidak mencukupi untuk membeli aset tetap (misalkan gedung atau mesin) yang baru sehingga
mengganggu kegiatan operasi perusahaan.
Tentang penilaian cukup tidaknya insurance coverage tersebut adalah atas dasar jumlah yang
mendekati harga pasar.
10. Tes perhitungan penyusutan dan alokasi biaya penyusutan aset tetap.
Penyusutan ini biasanya dari aset tetap yang dapat disusutkan, seperti gedung kantor dan
sebagainya, sebab ada juga Fixed Assets yang tidak dapat disusutkan seperti tanah hak milik.
Tetapi bila tanah tersebut digunakan untuk bahan baku pembuatan batu bata atau genteng,
maka dapat disusutkan yaitu dengan istilah deplesi.
Apabila tanah tersebut merupakan tanah dengan hak guna bangunan, maka tanah tersebut juga
tidak dapat disusutkan. Auditor harus memeriksa akurasi dari perhitungan penyusutan yang
dibuat kIien, dan ketepatan alokasi biaya penyusutan sebagai bagian dari biaya produksi tidak
langsung, biaya umum dan administrasi, serta biaya penjualan.
Prosedur audit nomor 11 s/d 14 sudah cukup jelas
15. Periksa apakah ada aset tetap yang dijaminkan.
Jika aset tetap dijaminkan berarti bukti pemilikan diserahkan (disimpan) di bank, sehingga
auditor harus memeriksa tanda terima penyerahan bukti-bukti pemilikan. Selain itu jika ada aset
tetap yang dijaminkan harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
16. Periksa penyajian aset tetap dalam laporan keuangan apakah sudah sesuai dengan
(SAK/ETAP/IFRS), balk di neraca (cost and accumulated depreciation), di laba rugi (biaya
penyusutan), di catatan atas laporan keuangan (kebijakan kapitalisasi dan penyusutan, rincian
garis besar aset tetap) maupun di lampiran (rincian aset tetap).
Contoh penyajiannya:
di Neraca
Catatan No. 31/12/2002 31/12/2001
ASET TETAP:
Harga Perolehan 9 Rp.2.230.000.000 Rp.2.000.000.000
Akumulasi Penyusutan Rp. 525.000.000 Rp. 240.000.000
Rp.1.705.000.000 Rp.1.760.000.000
di Kebijakan Akuntansi
d. Aset Tetap
Aset tetap dinilai berdasarkan harga perolehan. Perusahaan menyusutkan aset tetapnya
dengan menggunakan metode garis lurus dengan persentase penyusutan sebagai berikut
(berdasarkan taksiran masa manfaat aset tetap):
Gedung : 4 % per tahun
Kendaraan : 25 % per tahun
Mesin : 20 % per tahun
Peralatan Kantor : 10% per tahun
Penyusutan dihitung setahun penuh tanpa memperhatikan tanggal pembeliannya.
Biaya pemeliharaan dan perbaikan rutin dibebankan pada perhitungan laba rugi pada saat
terjadinya, sedangkan biaya pemugaran dan penambahan dalam jumlah besar dikapitalisasi.
31 Desember 2009
Harga Akumulasi Nilai Buku
Perolehan Penyusutan
Tanah Rp. 400.000.000 Rp. - Rp. 400.000.000
Gedung Rp. 500.000.000 Rp. 20.000.000 Rp. 480.000.000
Kendaraan Rp. 200.000.000 Rp. 50.000.000 Rp. 150.000.000
Mesin Rp. 800.000.000 Rp. 160.000.000 Rp. 640.000.000
Peralatan Kantor Rp. 100.000.000 Rp. 10.000.000 Rp. 90.000.000
Rp.2.000.000.000 Rp. 240.000.000 Rp.1.760.000.000
Beban penyusutan untuk tahun 2010 dan tahun 2009 masing-masing sebesar Rp.525.000.000 dan
Rp.240.000.000.
Gedung dan mesin dijadikan jaminan kredit di Bank Mandiri.
Menurut SAK ETAP (IAI, 2009: 75):
Entitas harus mengungkapkan untuk setiap kelompok aset tetap:
(a) Dasar pengukuran yang digunakan untuk menentukan jumalh tercatat bruto;
(b) Metode penyusutan yang digunakan;
(c) Umur manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan;
(d) Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan (agregat dengan akumulasi kerugian
penurunan nilai) pada awal dan akhir periode; dan
(e) Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan:
(i) Penambahan;
(ii) Pelepasan;
(iii) Kerugian penurunan nilai yang diakui atau dipulihkan dalam laporan laba rugi sesuai dengan
penurunan nilai aset;
(iv) Penyusutan;
(v) Perubahan lainnya
Entitas juga harus mengungkapkan:
(a) Keberadaan dan jumlah pembatasan atas hak milik, dan aset tetap yang dijaminkan untuk
utang;
(b) Jumlah komitmen kontrak untuk memperoleh aset tetap
Exhibit 14-1 Contoh Top Schedule Aset Tetap
PENYUSUTAN INSURANCE
W.P REF PER BOOK PENAMBAHAN PENGURANGAN PER BOOK METODE % COVERAGE
1-1-10 31-12-10 2010 2009 2010 2009
HARGA PEROLEHAN
Tanah K1 Rp 400.000.000 Rp -- ---- Rp 400.000.000 ^ -- - -- - Rp -
Gedung K2 Rp 500.000.000 Rp -- ---- Rp 500.000.000 ^ SL SL 4% 4% Rp 400.000.000
Kendaraan K3 Rp 200.000.000 Rp 80.000.000 ---- Rp 280.000.000 ^ SL SL 25% 25% Rp 200.000.000
Mesin K4 Rp 800.000.000 Rp 100.000.000 ---- Rp 900.000.000 ^ 5L SL 20% 20% Rp 800.000.000
Peralatan Kantor K5 Rp 100.000.000 Rp 50.000.000 ---- Rp 150.000.000 ^ SL SL 10% 10% Rp 100.000 000
Jumlah Harga Perolehan Rp 2.000.000.000 Rp 230.000.000 Rp 2.230 000.000
^ ^ ^
TANGGAL: 27/2/11 TANGGAL 1/3/11 SCHEDULE : Top Schedule Aset tetap 31 Desember 2010 K
Exhibit 14-2 Contoh Supporting Schedule Aset Tetap
HARGA PEROLEHAN
Saldo Awal 1-1 2010 Rp. 200.000.000 V/
Penambahan tahun 2010
Tanggal No.Bukt Keterangan Jumlah
to K
Akumulasi Penyusutan
Saldo Awal 1-1-2010
Penyusutan tahun 2010: Rp. 50.000.000V/
Mobil Lama
25% x Rp.200.000.000 Rp. 50.000.000^
Mobil Baru
25% x (Rp.350.000.000 + Rp.470.000.000) Rp. 180.000.000^
to K
^ Checked footing
L Cocokkan dengan buku besar
Vo Periksa bukti pengeluaran Kas dan bukti pendukung
TANGGAL: 25/2/11 TANGGAL 1/3/11 SCHEDULE : Repair and Maintenance Maret 2010 U 5-1
Exhibit 14-4 Contoh Internal Control Questionnaires (ICQ)Aset tetap (Fixed Assets)
Y = Ya T =Tidak
Klien:
TR =Tidak Relevan
Y T TR
PENAMBAHAN DAN PENGURANGAN ASET TETAP
1. Apakah semua penambahan atau pengurangan:
a. Diotorisasi sebagaimana mestinya secara tertulis?
b. Diusulkan dengan surat yang menunjukkan:
1) Pertimbangan?
2) Harga taksiran (estimated cost)?
3) Supplier?
4) Spesifikasi?
5) Perkiraan yang di debetldi kredit?
6) Taksiran umur (estimated useful life) dan persentase penyusutan atas tambahan
baru?
c. Apakah bukti atas dilepaskannya sesuatu aset tetap yang akan diganti baru (replace) telah
diotorisasikan?
d. Apakah setiap mutasi atau pemindahan secara rutin dilaporkan kepada bagian akuntansi?
3. Apakah semua pengeluaran investasi (Capital expenditure) dalam bentuk upah, bahan dan
persediaan harus melalui prosedur administrasi yang sama dengan revenue expenditure
(pengeluaran yang langsung dibebankan sebagai biaya)?
REGISTRASI
5. Apakah registrasi/dokumen aset tetap:
UMUM
12.Apakah sistem infromasi meliputi dimana perlu:
13. Apakah perusahaan telah menetapkan perumusan kebijaksanaan yang jelas untuk
membedakan pengeluaran investasi ( capital expenditure ) denga pengeluaran biaya
(revenue expediture ) Jelaskan:
Pengeluaran di atas Rp. 30.000.000 dikapitalisir
14. Apakah dibuat buku/daftar aset tetap:
15. Apakah total jumlah perincian dicocokkan secara berkala dengan perkiraan kontrolnya?
16. Apakah masing-masing aset tetap diberi tanda/kode pengenal?
17.Apakah aset tetap yang telah disusutkan penuh, tapi masih tetap digunakan tetap
tercatat pada perkiraan aset?
18. Apakah buku/daftar aset tetap di- review minimal setahun sekali, untuk mengetahui
barang yang rusak atau yang menganggur?
Jelaskan:
Dilakukan bersamaan dengan inventarisasi aset tetap.
19. Apakah prosedur rutin menjamin bahwa selalu segera dilaporkan kepada Bagian Akuntansi
dibukukan atas:
a. Proyek yang sudah selesai?
b. Aset tetap yang disingkarkan karena tidak berguna lagi ( retirement)?
c. Penjualan aset tetap?
20. Bila dibuat laporan keuangan interim, apakah biaya penyusutan diperhitungkan?
A. Kelemahan-kelemahan lain yang tidak tercantum pada pernyataan di atas:
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
B. Catatan lain:
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
C. Kesimpulan penilain (Baik, Sedang, Buruk)?
D. Revisi kesimpulan penilaian (lmapirkan alasannya)
Diisi oleh:
Direview oleh:
1. Untuk bisa digolongkan sebagai aset tetap, suatu pengeluaran harus memenuhi
kriteria berikut:
Mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun
Jumlahnya cukup material
2. Mobil yang dimiliki suatu show room, seluruhnya merupakan inventory (barang
dagangan).
3. Biaya penyusutan aset tetap merupakan alokasi dari biaya penggunaan aset tetap
selama masa manfaatnya, secara sistematis dan teratur.
4. Capital expenditure adalah suatu pengeluaran modal baik jumlahya material dan
inmaterial, dan mempunyai manfaat lebih dari satu tahun.
5. Revenue expenditure merupakan pengeluaran yang dilakukan perusahaan dalam
rangka menghasilkan pendapatan dan dibebankan kedalam laba rugi pada saat
terjadi beban tersebut.
6. Pembelian 1 set komputer Rp. 5.000.000, oleh Pertamina ataupun oleh sebuah
perusahaan kecil harus dicatat sebagai Capital Expenditure.
7. Fixed Tangible Assets adalah aset tetap yang tidak mempunya wujud/ bentuk,
sehingga tidak bisa dilihat dan tidak bisa diraba, misalnya: tanah, gedung.
8. Natural Resources (Sumber Alam), seperti pertambangan minya, batubara
merupakan beberapa contoh Fixed Tangible Assets
9. Salah satu tujuan pemeriksaan Aset Tetap adalah:
untuk memeriksa apakah disposal dari aset tetap sudah dicatat dengan benar di
buku perusahaan dan telah diotorisasi pejabat perusahaan yang berwenang.
10. Kerugian dari Trade-In atas aset tetap sejenis dicatat sebagai Loss on Trade-In,
sedangkan keuntungan dari Trade-In dicatat sebagai pengurangan dari harga
perolehan aset tetap yang baru.
11. Waktu yang digunakan akuntan publik untuk memeriksa aset tetap biasanya lebih
banyak dibandingkan dengan waktu yang digunakan untuk memeriksa persediaan
atau piutang.
12. Dalam memeriksa aset tetap, prosedur cut-off bukan merupakan hal yang penting
seperti pemeriksaan atas cut-off transactions dalam pemeriksaan pembelian dan
penjualan inventory
13. Jika tahun sebelumnya perusahaan sudah di audit oleh kantor akuntan lain, saldo
awal aset tetap bisa di cocokkan dengan laporan akuntan terdahulu dan kertas kerja
pemeriksaan akuntan tersebut.
14. Bukti pemilikian aset tetap yang harus diperiksa, antara lain:
o IMB, sertifikat tanah dan SIPB untuk tanah dan gedung
o BPKB dan STNK untuk mobil dan motor
15. Salah satu prosedur pemeriksaan aset tetap adalah:
Buat analisis tentang perkiraan repair dan maintenanc sehingga kita dapat
mengetahui apakah ada pengeluaran yang seharusnya masuk dalam kelompok
capital expenditures tetapi dicatat sebagai revenue expenditures.
16. Salah satu contoh internal control yang baik atas aset tetap adalah adanya kebijkaan
tertulis dari manajemen mengenai capitalization dan depreciation policy.
17. Dalam melakukan pemeriksaan fisik aset tetap (inventarisasi) secara test basis, ada dua
pendapat:
a. yang dites hanya penambahan dalam tahun berjalan yang jumlahnya besar.
b. diutamakan penambahan yang besar serta beberapa aset tetap yang lama.
18. Salah satu audit objektif dalam pemeriksaan aset tetap adalah untuk menentukan
apakah nilainya dicantumkan dalam neraca berdasarkan cost or market which ever is
lower.
19. Untuk memeriksa apakah property, plant, machinery and equipment yang tercantum di
neraca betul-betul ada dan dimiliki perusahaan, auditor harus melakukan physical check
(test basis) dan memeriksa surat-surat pemilikan dari aset tetap tersebut.
20. Waktu auditor memeriksa surat-surat pemilikan mobil (STNK, BPKB dan lain-lain)
ternyata surat-surat tersebut bukan atas nama perusahaan yang diperiksa. Tapi ada
bukti-bukti pembayaran atas transaksi pembelian mobil tresebut yang diotorisasi
pejabat perusahaan yang berwenang. Dalam hal ini auditor harus menganggap bahwa
mobil tersebut bukan milik perusahaan yang diperiksa.
21. Dalam melakukan physical check atas aset tetap, biasanya auditor akan bisa menemukan
seandainya ada barang-barang yang rusak atau hilang tapi masih dicatat dalam
pembukuan.
22. Kesalahan dalam bentuk tidak membukukan disposal of fixed assets lebih sering
terjadi dibandingkan dengan tidak mencatat penambahan aset tetap
23. Dalam memeriksa depreciation dari aset tetap, auditor harus melakukan tes atas
perhitungan depreciation tersebut dan mencheck apakah depreciation rate dan method
yang digunakan konsisten dengan tahun sebelumnya.
24. Perusahaan-perusahaan Asing yang didirikan dan beroperasi di Indonesia akan
menyusutkan nilai tanah yang tercantum di Neraca selama masa kegunaanya, karena
mereka hanya mendapatkan hak milik dari tanah tersebut.
25. Dalam Notes to Financial Statement harus dijelaskan antara lian metide penyusutannya,
estimated useful livesnya, cost, accumulated depreciation dan net book valuenya dan
harus dijelaskna juga seandainya ada aset tetap yang dijadikan jaminan.