Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Uas Pse

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 19

Nama Kelompok/NIM : 1.

Ferdinand Simbolon/ 2398011631

2. Ivon Bella Sukma/2398011453

Kelas/ Semester : Rombel 1/ 2

UAS Aksi Nyata Topik 5 Pembelajaran Sosial Emosional

Setelah Anda memahami bagaimana lingkungan, kondisi emosi, kepribadian, dan banyak
hal lain mempengaruhi school well-being:

1. Bagaimana Anda sebagai guru mengelola emosi Anda supaya bisa berpengaruh positif pada
lingkungan pembelajaran Anda?
a. Memahami Pemicu Emosi

Memahami situasi dan faktor yang dapat memicu emosi negatif pada diri.
Mengenali diri apakah saya mudah frustasi ketika murid tidak memahami materi
pelajaran? Atau mudah marah ketika murid berperilaku tidak disiplin? Setelah
mengenali pemicunya kemudian mulai mengembangkan strategi untuk
mengatasinya dan mengelola emosi.

b. Menerapkan Teknik Relaksasi

Meluangkan waktu untuk menenangkan diri dengan menerapkan teknik


relaksasi seperti pernapasan dalam, meditasi, atau yoga. Teknik-teknik tersebut
dapat membantu meredakan stress dan kecemasan, sehingga dapat kembali
focus dan menyelesaikan situasi dengan tenang.

c. Komunikasi Asertif

Komunikasi asertif merupakan cara yang efektif untuk menyampaikan


kebutuhan dan perasaan dengan jelas dan langsung tanpa menyakiti atau
merendahkan orang lain. Komunikasi asertif penting untuk membangun
hubungan yang positif dengan murid dan kolega.

d. Menetapkan Batasan:

Penting untuk menjaga keseimbangan antara kehidupan pribadi dan profesional.


Hindari membawa pekerjaan ke rumah dan luangkan waktu untuk diri sendiri
untuk melakukan hal-hal yang disukai. Hal ini dapat membantu mengisi
kembali energi dan mencegah kelelahan emosional.

e. Meminta Bantuan:

Jika merasa kesulitan dalam mengelola emosi sendiri, jangan ragu untuk
mencari bantuan profesional dari terapis, konselor, atau kelompok pendukung.
Mereka dapat memberikan bimbingan dan dukungan yang butuhkan untuk
meningkatkan kesehatan mental dan emosional.
f. Membangun Kebiasaan Positif:

Menjaga pola hidup sehat dengan berolahraga teratur, makan makanan bergizi,
dan cukup tidur dapat membantu meningkatkan kesehatan mental dan emosional
secara keseluruhan. Hal ini dapat membuat lebih mampu mengelola stres dan
frustrasi dalam situasi yang menantang.

g. Meningkatkan Kecerdasan Emosional:

Belajar tentang kecerdasan emosional (EQ) dan bagaimana mengembangkannya


dapat membantu memahami dan mengelola emosi sendiri dengan lebih baik,
serta memahami dan berempati dengan emosi orang lain. Hal ini dapat
meningkatkan kemampuan dalam membangun hubungan yang positif dan
berkomunikasi secara efektif.

h. Menciptakan Lingkungan Belajar yang Positif:

Meniptakan ruang kelas yang aman dan suportif di mana murid merasa nyaman
untuk belajar dan mengekspresikan diri mereka. Memberikan pujian dan
penghargaan atas usaha dan pencapaian murid, dan menciptakan budaya belajar
yang positif dan inklusif.

i. Menjaga Perspektif yang Positif:

Berfokus pada aspek positif dari pekerjaan serta menghargai pencapaian diri.
Memahami bahwa setiap murid memiliki gaya belajar dan kecepatan belajar
yang berbeda, dan bersikap sabar dalam membantu mereka mencapai potensi
mereka.

j. Merawat Diri Sendiri:

Meluangkan waktu untuk melakukan hal-hal yang disukai dan yang membuat
diri merasa bahagia. Melakukan kegiatan yang membantu rileks dan mengisi
kembali energi, seperti membaca buku, mendengarkan musik, atau
menghabiskan waktu bersama orang-orang terkasih.

Mengelola emosi dengan baik merupakan proses yang berkelanjutan dan


membutuhkan usaha yang konsisten. Dengan menerapkan strategi-strategi di
atas, dapat meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola emosi,
membangun hubungan yang positif dengan murid dan kolega, dan menciptakan
lingkungan belajar yang kondusif untuk semua.

2. Bagaimana menciptakan lingkungan positif dengan kemampuan peserta didik yang


beragam?

Menciptakan lingkungan belajar yang positif dan inklusif di mana semua peserta didik merasa
diterima, dihargai, dan didukung adalah tujuan penting bagi semua pendidik. Hal ini especially
penting dalam kelas dengan peserta didik yang memiliki berbagai kemampuan. Berikut
beberapa strategi yang dapat membantu Anda mencapai tujuan ini:

a. Bangun hubungan yang positif dengan semua peserta didik.


 Meluangkan waktu untuk mengenal setiap peserta didik secara individu,
pelajari minat dan kebutuhan mereka, dan tunjukkan bahwa Anda peduli
dengan mereka sebagai pribadi.
 Menciptakan ruang kelas yang aman dan suportif di mana peserta didik
merasa nyaman untuk mengambil risiko, membuat kesalahan, dan belajar
dari kesalahan mereka.
 Bangun kepercayaan dan rasa hormat dengan peserta didik dengan
bersikap adil, konsisten, dan dapat dipercaya.
b. Gunakan berbagai metode pengajaran dan kegiatan untuk mengakomodasi gaya
belajar yang berbeda.

 Tidak ada satu pendekatan yang cocok untuk semua dalam hal
pengajaran. Gunakan berbagai metode pengajaran dan kegiatan untuk
memastikan bahwa semua peserta didik memiliki kesempatan untuk
belajar dan berkembang.
 Mempertimbangkan untuk menggunakan strategi pembelajaran yang
berpusat pada peserta didik, seperti pembelajaran kooperatif dan
pembelajaran berbasis proyek.
 Memberikan pilihan dan fleksibilitas kepada peserta didik dalam hal
bagaimana mereka belajar dan menunjukkan pemahaman mereka.
c. Tetapkan tujuan pembelajaran yang jelas dan menantang untuk semua peserta
didik.
 Membaantu peserta didik memahami apa yang diharapkan dari mereka
dan bagaimana mereka dapat mencapai tujuan mereka.
 Menetapkan tujuan yang tinggi tetapi dapat dicapai yang akan
menantang peserta didik untuk belajar dan berkembang.
 Memberikan umpan balik yang sering dan konstruktif untuk membantu
peserta didik melacak kemajuan mereka.
d. Merayakan pencapaian semua peserta didik, baik besar maupun kecil.
 Pengakuan atas upaya dan kerja keras peserta didik dapat membantu
mereka merasa termotivasi dan terlibat dalam pembelajaran.
 Menggunakan berbagai cara untuk merayakan pencapaian, seperti pujian
verbal, hadiah kecil, atau papan pengumuman.
 Menciptakan budaya belajar di mana kegagalan dipandang sebagai
kesempatan belajar, bukan sebagai sesuatu yang harus dipermalukan.
e. Menciptakan lingkungan kelas yang inklusif dan ramah.
 Memastikan semua peserta didik merasa diterima dan dihormati,
terlepas dari latar belakang, kemampuan, atau keyakinan mereka.
 Mendorong rasa hormat dan kerjasama antar peserta didik.
 Mengelola perilaku secara efektif untuk memastikan bahwa semua
peserta didik dapat belajar.

f. Berkolaborasi dengan orang tua dan wali murid.
 Orang tua dan wali murid dapat menjadi mitra berharga dalam
menciptakan lingkungan belajar yang positif untuk semua peserta didik.
 Berkomunikasi secara terbuka dan teratur dengan orang tua dan wali
murid tentang kemajuan anak mereka.
 Bekerja sama dengan orang tua dan wali murid untuk mengembangkan
strategi untuk mendukung kebutuhan belajar anak mereka.
g. Berikan kesempatan bagi peserta didik untuk belajar tentang keragaman dan
inklusi.
 Bantu peserta didik memahami dan menghargai perbedaan individu.
 Ajarkan peserta didik tentang pentingnya keragaman dan inklusi
dalam menciptakan masyarakat yang adil dan setara.
 Berikan kesempatan bagi peserta didik untuk belajar tentang budaya
dan perspektif yang berbeda.
h. Terus belajar dan berkembang sebagai pendidik.
 Ada selalu lebih banyak hal untuk dipelajari tentang cara
menciptakan lingkungan belajar yang positif dan inklusif.
 Hadiri lokakarya dan konferensi tentang topik keragaman dan
inklusi.
 Baca buku dan artikel tentang menciptakan lingkungan belajar yang
positif.
 Bergabunglah dengan komunitas pendidik online untuk berbagi ide
dan sumber daya.

Menciptakan lingkungan belajar yang positif dengan kemampuan peserta didik yang beragam
membutuhkan usaha dan dedikasi. Namun, dengan menggunakan strategi-strategi ini, Anda
dapat membantu menciptakan ruang kelas di mana semua peserta didik merasa diterima,
dihargai, dan didukung untuk mencapai potensi penuh mereka.
Pengembangan Rancangan Konsep School Well-BeingPanduan Tugas Akhir Semester
Lembar Kerja 5.6 Rencana Intervensi

Rencana Menciptakan lingkungan sekolah yang aman melalui kebijakan


anti bullying.

Bagaimana 1. Membuat kebijakan dan aturan sekolah yang jelas terkait


aplikasinya perilaku bullying.
2. Menyelenggarakan program edukasi dan sosialisasi tentang
konsep bullying, dampak, dan cara melaporkan perilaku
bullying. 3. Melakukan monitoring dan pemantauan.
4. Memberikan pengawasan dan pengawalan yang memadai di
area-area risk kan seperti lorong sekolah, kantin, dan ruang
istirahat. Peningkatan pengawasan dapat membantu mengurangi
kejadian bullying.
Waktu pelaksanaan 1. Pembuatan kebijakan dan aturan terkait perilaku bullying
dapat dilakukan sebelum awal semester.
2. Penyelenggaraan program edukasi dan sosialisasi anti
bullying dilakukan setiap pertengahan semester, dapat pula
dilaksanakan saat penyampaian amanat upacara hari senin.
3. Monitoring dilakukan setiap hari.
4. Pengawasan dan pengawalan dilakukan setiap hari.
5. Pertemuan dengan orang tua dapat dilakukan setiap satu
semester sekali.
Hambatan/ 1. Kurangnya kesadaran dan pemahaman beberapa staf sekolah,
tantangan yang peserta didik atau orang tua tentang pentingnya program anti
bullying.
akan dihadapi 2. Kurangnya komitmen dan dukungan dari salah satu pihak
boleh jadi pimpinan sekolah, guru, peserta didik atau orang tua.
3. Tantangan dalam mengidentifikasi perilaku bullying, karena
kemungkinan terdapat korban bullying yang enggan
melaporkannya karena takut akan ancaman pelaku dan
sebagainya.
4. Sulitnya mendapatkan partisipasi aktif dari orang tua peserta
didik, karena kurangnya pemahaman atau keterbatasan waktu
mereka.
5. Kurangnya waktu atau keahlian dalam melakukan pemantauan
dan pengawalan untuk mencegah perilaku anti bullying.
Siapa yang akan Seluruh warga sekolah :
terlibat 1. Kepala sekolah.
2. Guru.
3. Karyawan sekolah.
4. Peserta didik.
5. Orang tua.
Rencana Pengembangan keterampilan emosional melalui program literasi
emosional.

Bagaimana 1. Menentukan tujuan dari program literasi emosional seperti


aplikasinya meningkatkan pemahaman emosi, pengenalan perasaan, atau
Rencana keterampilan pengelolaan
3. Program kegiatan fisik emosi.
2. Memilih materi atau sumber daya yang sesuai dengan tingkat
perkembangan peserta didik.
Misalnya buku cerita, komik, kartu emosi, lembar kerja, atau
permainan interaktif yang dapat digunakan untuk pembelajaran
tentang emosi.
Bagaimana 1.
3. Menentukan
Membuat jadwal tujuan dari program
terstruktur untukkegiatan
melakukan fisikliterasi
yang dilakukan
aplikasinya seperti aktivitas fisik dapat meningkatkan kesehatan
emosional, misalkan setiap satu minggu sekali atau dapat fisik dan
mental, serta membantu mengurangi
disesuaikan dengan kondisi sekolah. tingkat stress
2.
4. Menentukan
Memberikan kegiatan
contoh nyata fisik terkait
dan olahraga sehat apa
pengelolaan emosisaja yang
dalam
akan dilakukan. misalnya menari, yoga dan
kehidupan sehari-hari. Misalnya memberikan scenario yang yang lainnya
3. Melakukan
relevan kegiatan sosialisasi
dan melibatkan kepada siawa terkait program
situasi emosional.
kegiatan fisik yang
5. Melakukan akanyang
aktivitas dilakukan. dalamketerampilan
mendukung kegiata ini juga
mendorong
pengelolaan emosi seperti, latihan pernafasan,dalam
peserta didik untuk berpartisipasi teknikkegiatan
relaksasi,
fisik dan olahraga yang sehat.
atau permainan peran yang melibatkan situasi emosional.
4.
6. Meyusun
Melibatkan jadwal
orangkegiatan
tua dengan rutinmenyediakan
dan terstuktur untuk atau
informasi
pelaksanaan kegiatan ini. Misalnya dilaksanakan
sumber daya yang dapat mereka terapkan di rumah. setiap satuitu,
selain
minggu sekali meyesuaikan agenda sekolah lainnya.
juga memberikan penugasan yang melibatkan orang tua seperti
5. Melakukan
membaca kegiatan
bersama, evaluasi
dan lain dan monitoring untuk megtahui
sebagainya.
seberapa berpengaruh
7. Melakukan evaluasiataupun bermanfaatnya
secara berkala terhadapkegiatan
programyang literasi
dilakukan
emosional sebagai upaya menciptakan lingkungan school well
being
Waktu pelaksanaan 1. Pentuan tujuan dan perencanaan program (pemilihan sumber
Waktu pelaksanaan 1. Pentuan
daya, tujuan jadwal)
pembuatan dan perencanaan program
dapat dilakukan (pemilihan
diawal olahraga
semester.
sehat apa saja yang
2. Pelaksanaan akan
literasi dilakukandapat
emosional dan dilakukan
penyusunan jadwal)
setiap satu
dapat dilakukan diawal semester sebelum
minggu sekali atau disesuaikan dengan kondisi sekolah.kegiatan dilaksanakan.
2.
3. Pelaksanaan Kegiatan
Evaluasi dilakukan fisikkali
setiap ini pelaksanaan
dijadwalkan literasi
1 minggu sekali
emosional
setiap hari
dilaksanakan Sabtu
3. Evaluasi dilakukan setiap dua minggu sekali setelah
Hambatan/ pelaksanaan kegiatan
Hambatan/
tantangan yang Kurangnya
1. Tidak semuakesadaran
peserta didikdan pemahaman beberapa
menyukai program staf sekolah,
kegiatan fisik
tantangan yang peserta
yang didik
diadakan atau
di orang
sekolah. tua tentang pentingnya program program
akan dihadapi literasi
2. Tidakemosional
menutup dalam mendukung
kemungkinan perkembangan
terdapat guru yang pasrahpeserta
akan dihadapi didik. menitipkan peserta didiknya pada guru lain ketika
ataupun
2. Kurangnyakegiatan
pelaksanaan komitmen fisikdaninidukungan
berlangsung.dari salah satu pihak
boleh jadi pimpinan sekolah, guru, peserta didik atau orang tua.
3. Kurikulum sekolah yang padat dan penuh dengan berbagai
Siapa yang akan Seluruh warga
aktivitas sekolahdapat
pembelajaran : menjadi tantangan tidak adanya
terlibat 1. Kepala sekolah.
waktu untuk melaksanakan literasi emosional.
2.
4. Guru.
Literasi emosional membutuhkan berbagai sumber daya
3. Peserta
seperti didik
bahan 4. tenaga,
ajar, Orang tua waktupeserta
dan didik
finansial.
5. Mengembangkan keterampilan emosional tidak hanya sebatas
pengetahuan saja, tetapi juga melibatkan perubahan perilaku.
Merubah pola pikir dan perilaku peserta didik dalam mengelola
emosi membutuhkan waktu dan konsistensi.
Siapa yang akan Seluruh warga sekolah :
terlibat 1. Kepala sekolah.
2. Guru.
3. Peserta didik
4. Orang tua.
Rencana 4. Menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman
melalui penerapan kegiatan 5S (senyum, salam, sapa, sopan, dan
santun) di sekolah

Bagaimana 1.Sosisalisasi terkait penerapan kegiatan kegiatan 5S (senyum,


aplikasinya salam, sapa, sopan, dan santun) di sekolah. Sosialisasi ini
melibatkan seluruh warga sekolah serta bertujuan untuk
memberikan penjelasan dan wawasan tentang pentingnya budaya
5S (senyum, salam, sapa, sopan, dan santun) dalam pembentukan
karakter diri setiap peserta didik
2. Guru memberikan contoh penerapan kegiatan 5S (senyum,
salam, sapa, sopan, dan santun) di sekolah. Dengan
mempraktikkan kegiatan tersebut dengan sesama guru ataupun
dengan kepala sekolah. Hal ini bertujuan agar peserta didik dapat
melihat kemudian mencontoh dan menerapkan apa yang
dilakukan oleh gurunya.
3. Penerapan dan pembiasaan kegiaatan 5S (senyum, salam,
sapa, sopan, dan santun) kepada seluruh warga sekolah. Kegiatan
ini secara perlahan akan membentuk karakteristik warga sekolah
kea rah yang lebih baik sehingga akan mendukung dalam
menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman.
Waktu pelaksanaan 1. Sosisalisasi terkait penerapan kegiatan kegiatan 5S (senyum,
salam, sapa, sopan, dan santun) di sekolah dilakukan setiap satu
bulan sekali (menyesuaikan dengan situasi dan kondisi sekolah).
Tetapi guru serta pihak terkait lainnya diharapkan selalu
mengingatkan akan pentingnya penerapan 5S di sekolah.
2. Penerapan dan pembiasaan kegiatan 5S di skeolah dapat
dilakukan setiap hari pada saat peserta didik masuk ke
lingkungan sekolah ataupun lingkungan kelas.
Hambatan/ 1. Masih banyaknya peserta didik yang belum terbiasa
tantangan yang menerapkan kegiatan 5S (senyum, salam, sapa, sopan, dan
santun) di sekolah
akan dihadapi 2. Sulit munculnya kesadaran dari peserta didik untuk
melaksanakan program 5S (senyum, salam, sapa, sopan, santun)
3. Kurangnya dukungan dari salah satu pihak terkait misalnya
kepala sekolah, guru, ataupun peserta didik dalam pelaksanaan
kegiatan.
4. Tidak mendukungnya lingkungan sekolah dalam penerapan
kegiatan 5S ini.
Siapa yang akan Seluruh warga sekolah :
terlibat 1. Kepala sekolah.
2. Guru.
3. Karyawan sekolah.
4. Peserta didik.

Rencana Pelaksanaan Program Pemaparan Program Anti Bullying


dan School Well-being

Bagaimana 1. Sosialisasi Program


aplikasinya
 Melakukan sosialisasi program kepada guru dan staf
sekolah melalui rapat atau pelatihan.
 Membagikan brosur dan poster tentang bullying dan
school well-being kepada siswa dan orang tua.
 Menyelenggarakan seminar atau workshop tentang
bullying dan school well-being untuk siswa, orang
tua, dan masyarakat umum.

2. Penyampaian Materi

 Mengintegrasikan materi tentang bullying dan


school well-being ke dalam kurikulum sekolah.
 Mengadakan kelas khusus tentang bullying dan
school well-being untuk siswa.
 Mengundang pembicara ahli untuk memberikan
pemaparan tentang bullying dan school well-being.
 Memutar film atau video edukasi tentang bullying
dan school well-being.

3. Kegiatan Interaktif
 Melakukan kegiatan diskusi kelompok tentang
bullying dan school well-being.
 Mengadakan permainan peran untuk membantu
siswa memahami dampak bullying.
 Menyelenggarakan lomba poster atau slogan tentang
bullying dan school well-being.
 Membentuk kelompok sebaya (peer group) untuk
saling mendukung dan membantu dalam mengatasi
bullying.

4. Pembentukan Tim Anti Bullying

 Membentuk tim anti bullying yang terdiri dari guru,


staf sekolah, dan siswa.
 Tugas tim anti bullying adalah:

 Menerima laporan kasus bullying.


 Melakukan investigasi dan mediasi kasus
bullying.
 Memberikan sanksi kepada pelaku bullying.
 Memberikan bantuan kepada korban
bullying.

5. Evaluasi Program

 Melakukan evaluasi program secara berkala untuk


mengetahui efektivitas program.
 Evaluasi dapat dilakukan melalui survei,
wawancara, atau observasi.
 Hasil evaluasi digunakan untuk menyempurnakan
program di masa depan.

Waktu pelaksanaan Ketika ada jadwal class meeting bisa di awal masuk semester atau di
akhir semester sekolah menyediakan waktu khusus untuk melaksanakan
program sosialisasi di sekolah.

Hambatan/ 1.Membutuhkan waktu yang tepat


2. Warga sekolah seperti siswa, staff maupun orantua tidak antusias
tantangan yang
dengan kegiatan karena kurang memahami pentingnya program ini.
akan dihadapi 3. Membutuhkan konsumsi untuk mengundang dan mengumpulkan
warga sekolah.
Siapa yang akan Seluruh warga sekolah :
terlibat 1. Kepala sekolah.
2. Guru.
3. Karyawan sekolah.
4. Peserta didik.

Pelaksanaan :

1. Menciptakan lingkungan sekolah yang aman melalui kebijakan anti bullying


Penerapan program ini dilakukan dengan melakukan sosialisasi disekolah terkait
kebijakan anti bullying serta menempelkan ataupun memajang peraturan maupun
kebijakan anti bullying disetiap ruang kelas yang ada disekolah serta mading sekolah.
Hal ini bertujuan agar seluruh peserta didik maupun warga sekolah lainnya selalu
sadar dan ingat bahwa perilaku bullying tidak baik dan tidak boleh dilakukan
disekolah maupun tempat lainnya. Hal ini karena perilaku bullying akan berdampak
tidak baik terhadap perkembangan fisik maupuun psikis seseorang dan bullying
tersebut merupakan perbuatan kriminalitas yang memiliki hukum yang megatur bagi
pelakunya.
2. Pengembangan keterampilan emosional melalui program literasi emosional.
Program literasi emosional di sekolah dapat diterapkan dan diselipkan dalam proses
pembelajaran. Misalanya diterapkan pada saat pertengahan proses pembelajaran. Pada
pertengahan ini kondisi emosional peserta dapat dikatakan tidak stabil karena mereka
mulai bosan ataupun lelah terhadap materi pembelajaran yang diberikan. Sehingga
diperlukan suatu cara yang dapat mengambalikan kondisi emosional peserta didik
menjadi lebih baik dari sebelumnya salah satunya dengan kegiatan pegelolaan emosi
dalam bentuk relaksasi. Dalam kegiatan ini guru dapat mengajak peserta didik untuk:
a. Melakukan teknik STOP (Stop, Take a deep breath, Observe dan Proceed.) yang
bertujuan untuk membantu peserta didik kembali berkonsentrasi, membentuk
sikap positif serta mengembangkan kemampuan dalam mengambil keputusan
yang reflektif dalam kegiatan pembelajaran.
b. Selain itu peserta didik juga dapat diajak untuk melakukan kegiatan literasi
emosional pada saat proses pembelajarn berlangsung dengan cara guru
menampilkan berbagai macam gambar emosi kemudian peserta didik diminta
untuk memilih salah satu gambar tersebut yang sesuai dengan kondisi
emosionalnya saat ini dan memperagakan atupun meluapkan emosinya sesuai
degan gambar yang dipilih.

3. Program kegiatan fisik


Program kegiatan fisik dilakukan dengan peserta didik secara langsung
mempraktikkan dan melakukan kegiatan fisik yang telah disepakati sebelumnya.
kegiatan ini dilakukan secara rutin di sekolah setiap satu minggu sekali dan dapat
diterapkan dalam pembelajaran olahraga. Kegiatan ini bermanfaat dalam mendukung
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik secara optimal dari segi fisik, motorik,
mental, dan sosial. Melalui kegiatan ini meningkatkan kesehatan dan membantu
peserta didik megurangi stress yang dialami.

4. Menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman melalui penerapan


kegiatan 5S (senyum, salam, sapa, sopan, dan santun) di sekolah

Penerapan kegiatan 5S di sekolah dilakukan dengan pembiasaan setiap pagi yang


dilakukan oleh seluruh warga sekolah ketika masuk kedalam lingkungan sekolah
ataupun masuk kedalam kelas. Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan adalah :
a. Setiap pagi hari peserta didik disambut oleh guru piket kemudian peserta didik
bersalaman serta mengucapkan salam, setelah itu salim. Hal ini dapat
menumbuhkan sikap sopan santun di manapun peserta didik berada.
b. Saat guru memasuki kelas, dimulai dengan mengucapkan salam sambil tersenyum
kepada peserta didik, kemudian dilanjutkan dengan berdoa bersama sebelum
pembelajaran dimulai. Hal ini menunjukkan sikap yang ramah, santun, dan sikap
menghargai ajaran agama Islam.
c. Setiap hari saat akan pulang sekolah, peserta didik bersalaman dengan guru kelas
dan mengucapkan salam. Hal ini menunjukkan sikap menghargai ajaran agama
Islam.
Evaluasi
1. Menciptakan lingkungan sekolah yang aman melalui kebijakan anti
bullying
Lingkungan sekolah yang aman merupakan salah satu hal terpenting dalam
pelaksanaan proses pembelajaran. Banyak cara yang dapat dilakukan oleh sekolah
dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman salah satunya dengan menerapkan
kebijakan anti bullying di sekolah. Kebijakan ini dilakukan karena melihat akhir-
akhir ini maraknya kasus bullying yang terjadi di sekolah, masih minimnya peran
sekolah dalam mencegah bullying dan bahkan masih terdapat sekolah yang seolah
menutupi masalah bullying yang terjadi. Melihat fenonemen tersebut rencana tindak
lanjut sangat diperlukan sebagai uaya dalam mengurangi bahkan menghilangkan
perilaku bullying di sekolah dengan : Membuat kebijakan dan aturan sekolah yang
jelas terkait perilaku bullying, menyelenggarakan program edukasi dan sosialisasi
tentang konsep bullying, dampak, dan cara melaporkan perilaku bullying, melakukan
monitoring dan pemantauan ,memberikan pengawasan dan pengawalan yang
memadai di area-area risk kan seperti lorong sekolah, kantin, dan ruag istirahat dan
melibatkan orang tua dalam pertemuan secara berkala untuk membahas isu-isu terkait
bullying dan bagaimana peran orang tua dapat mendukung adanya program anti
bullying.

2. Pengembangan keterampilan emosional melalui program literasi


emosional.
Kondisi emosional peserta didik merupaka salah satu faktor yang memiliki peran
penting terhadap perilaku yang ditunjukkan. Kondisi emosional yang baik membuat
peserta diidk dapat dengan tepat megekspresikan emosinya dalam bertindak maupun
bersikap. Berdasarkan hal tersebut keterampilan peserta didik dalam mengelola emosi
sangat diperlukan dan perlu dikembangkan mellaui program literasi emosional dapat
dilakukan di sekolah ataupu diluar lingkungan sekolah (rumah). Kegiatan ini
bertujuan untuk meningkatkan pemahaman emosi peserta didik, pengenalan perasaan,
atau keterampilan pengelolaan emosi yang dirasakan. Kegiatan/program ini tidak
akan dapat berjalan tanpa adanay keterlibatan seluruh warga sekolah termasuk orang
tua. Kegiatan literasi emosional disekolah dapat dilakukan melalui berbagai macam
cara sederhana yang diselipkan pada saat proses pembelajaran misalnya guru
mengajak peserta didk untuk melakukan kegiatan rileksasi dan permaiana yang
melibatkan situasi emosional peserta didik di pertengahan pembelajaran. Sedangkan
terkait keterlibatan orang tua dalam program literasi emosional dapat dilakukan
dengan memberikan penugasan kepada peserta didik dengan memberikan penugasan
yang melibatkan orang tua seperti membaca bersama, dan lain sebagainya.

3. Program kegiatan fisik


School Well-Being dapat diartikan sebagai sekolah yang seluruh peserta didiknya
mempunyai rasa bahagia, kepuasan, tingkat stress yang rendah sehat secara fisik dan
mental, kualitas hidup yang baik agar mampu menyelesaikan tantangan, mencapai
kebahagiaan, dan kepuasan dalam kehidupan. Dengan kata lain dapat dikatakan
bahwa kesehatan, kebahagian, dan kesejahteraan sosial merupakan well being dari
setiap individu. Sehingga penerapan program kegiatan fisik di sekolah penting
dilakukan karena dapat mendukung terciptanya School Well-Being dengan
membantu para peserta didik dalam menjalani proses pertumbuhan dan
perkembangan secara optimal dari segi fisik, motorik, mental, dan sosial. Melalui
program kegiatan fisik ini meningkatkan kesehatan serta membantu megurangi stress
bagi peserta didik sehingga mereka akan dapat belajar degan nyaman serta mampu
meyerap pembelajaran yang diajarkan dengan baik.

4. Menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman melalui


penerapan kegiatan 5S (senyum, salam, sapa, sopan, dan santun) di
sekolah
Lingkungan sekolah yang aman dan nyaman menjadi salah satu faktor dalam
menciptakan sekolah yang menyenangkan bagi peserta didik. Kondisi ini juga akan
berpengaruh baik terhadap sosial emosional peserta didik dikarenakan Pengalaman
baik ataupun buruk yang didapat peserta didik dapat terjadi karena lingkungan
sekitarnya. Lingkungan yang baik akan memberikan pengalaman baik pula
sebaliknya jika kondisi lingkungan sekitar tidak baik maka pengalaman yang didapat
akan kurang baik. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menciptakan lingungan
belajar yang aman dan nyaman yaitu melalui penerapan ataupun pembiasaan 5S
disekolah melalui kegiatan ini dapat meguatkan karakter dan kepribadian peserta
didik dalam bertingkah laku di sekolah.

5. Pelaksanaan Program Pemaparan Anti Bullying dan School Well-


Being
Program ini dilakukan dengan cara :
 Melakukan sosialisasi program kepada guru dan staf sekolah melalui rapat atau
pelatihan.
 Membagikan brosur dan poster tentang bullying dan school well-being kepada siswa
dan orang tua.
 Menyelenggarakan seminar atau workshop tentang bullying dan school well-being
untuk siswa, orang tua, dan masyarakat umum.
 Mengintegrasikan materi tentang bullying dan school well-being ke dalam kurikulum
sekolah.
 Mengadakan kelas khusus tentang bullying dan school well-being untuk siswa.
 Mengundang pembicara ahli untuk memberikan pemaparan tentang bullying dan school
well-being.
 Memutar film atau video edukasi tentang bullying dan school well-being.
 Melakukan kegiatan diskusi kelompok tentang bullying dan school well-being.
 Mengadakan permainan peran untuk membantu siswa memahami dampak bullying.
 Menyelenggarakan lomba poster atau slogan tentang bullying dan school well-being.
 Membentuk kelompok sebaya (peer group) untuk saling mendukung dan membantu
dalam mengatasi bullying.
 Membentuk tim anti bullying yang terdiri dari guru, staf sekolah, dan siswa.
 Tugas tim anti bullying adalah:
 Menerima laporan kasus bullying.
 Melakukan investigasi dan mediasi kasus bullying.
 Memberikan sanksi kepada pelaku bullying.
 Memberikan bantuan kepada korban bullying.

Pelaksanaan program yaitu dengan cara sekolah menyediakan waktu dan tempat khusus
untuk mengumpulkan warga sekolah dan melakukan kegiatan sosialisasi serta untuk
keberlanjutan program dibentuk kelompok anti bulliying selama sosialisasi sekolah
memberikan pemaparan dan bemahaman betapa pentingnya membentuk lingkungan
sekolah yang well being.
 Tujuan dan Manfaat Program
 Menciptakan lingkungan sekolah yang aman melalui kebijakan anti
bullying
Kegiatan diatas bertujuan untuk:
1. Memastikan semua warga seeolah memiliki pemahaman megenai
perilaku bullying dan pentingnya memberantas tindakan bullying yang
terjadi di sekolah
2. Mencegah
terjadinya perilaku bullying di sekolah sehingga sekolah dapat
menjadi lingkungan belajar yang aman, nyaman dan berpihak pada
peserta didik.
3. Meingkatkan kesadaran bagi seluruh warga sekolah akan bahaya dan
resiko hukuman dari tindakan bullying
 Pengembangan keterampilan emosional melalui program literasi
emosional.
Kegiatan diatas bertujuan untuk:
1. Melatih kemmapuan peserta didik dalam megenali, memahami, mengelola dan
mengekspresikan kemampuan sosial emosionalnya dengan baik.
2. Menciptkan hubungan dan interaksi yang positif antar seluruh warga sekolah.
 Program kegiatan fisik
Kegiatan diatas bertujuan untuk:
1. Mendukung terciptanya School Well-Being karena membantu peseta
didik dalam menjalani proses pertumbuhan dan perkembangan secara
optimal dari segi fisik, motorik, mental, dan sosial.
2. Meningkatkan kesehatan serta membantu megurangi stress bagi peserta
didik sehingga mereka akan dapat belajar degan nyaman serta mampu
meyerap pembelajaran yang diajarkan dengan baik.
 Menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman melalui
penerapan kegiatan 5S (senyum, salam, sapa, sopan, dan santun) di
sekolah

Kegiatan diatas bertujuan untuk:


1. Mengembangkan dan menguatkan karakter baik seluruh warga sekolah
2. Mengajarkan peserta didik untuk saling meghormati antar peserta didik
maupun warga sekolah lainnya.
3. Menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman
 Sosialisasi dan Pemaparan Anti Bulyying dan Sekolah Well-Being
1. Memberikan pemaparan betapa pentingnya pencegahan anti bullying
dan menciptakan lingkungan sekolah yang well being bagi seluruh
warga sekolah.
2. Membentuk team pencegahan anti bullying agar kasus buliying dapat
diatasi dengan secepat mungkin serta respon yang cepat.
Daftar Pustaka:

 https://www.cnnindonesia.com/edukasi/20230124142228-569-904230/7-cara-meningkatkan-
motivasi-belajar-siswa-biar-lebih-semangat
 https://2022.lpmpjateng.go.id/trik-guru-dalam-memotivasi-belajar-siswa/
 https://gurubinar.id/blog/strategi-guru-dalam-meningkatkan-motivasi-belajar-siswa?blog_id=248
 https://www.cnnindonesia.com/tv/20230303151215-400-920424/video-atasi-depresi-cegah-
bunuh-diri
 https://www.academia.edu/28425322/
PENGELOLAAN_EMOSI_GURU_DALAM_KEGIATAN_PEMBELAJARAN
 https://naikpangkat.com/tips-mengelola-emosi-bagi-guru/

Anda mungkin juga menyukai