Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Resume KulWap MPASI Ibu Profesional Sulawesi Tengah

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 7

Resume KulWap MPASI Ibu Profesional Sulawesi Tengah (23 Februari 2019)

Menyiapkan MPASI yang sehat itu mudah!

Berdasarkan panduan WHO, Menyiapkan MPASI yang sehat itu mudah..


Mengapa mudah?
Karena ibu cukup masak 1 kali untuk seluruh keluarga
Wah gimana bisa?
Bisa. Tergantung masakan keluarganya tentunya
Nah, seperti apa menyiapkan MPASI dari makanan keluarga?

Berdasarkan panduan WHO, Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) dapat dibuat dari makanan kelarga
dengan menyesuaikan tekstur dan jumlah makanannya sesuai usia bayi dan anak. Karena sejak awal
MPASI bayi diberikan varian bahan makanan dari 4 kelompok bahan pangan (4 bintang) yaitu : makanan
pokok, protein hewani, protein nabati, sayur-buah.

Misalnya di rumah ibu memasak makanan berikut :


1. Nasi (makanan pokok)
2. Ikan lele goreng (protein hewani)
3. Tahu goreng (protein nabati)
4. Sop-sop an isi jagung, wortel dan daun kelor (sayur)
Maka bahannya sudah lengkap dari 4 kelompok. Tinggal kemudian diolah teksturnya berdasarkan usia
bayi.

Untuk bayi usia 6-9 bulan, nasi dapat ditambahkan air dan dimasak kembali hingga menjadi bubur kental
yang tidak langsung jatuh saat sendok dimiringkan. Kemudian bubur disaring dengan saringan kawat.
Begitu juga dengan masakan lauk dan sayurnya, diolah lagi dengan menguleg lalu menyaringnya satu per
satu lalu disatukan dengan buburnya.

Tekstur ini ditingkatkan perlahan dengan memperbesar ukuran saringan, atau mencampur sedikit-sedikit
dengan masakan yang belum disaring.

Jumlah MP-ASI mulai 2-3 sdm di usia tepat 6 bulan, kemudian meningkat perlahan sesuai kemampuan
bayi hingga mencapai 125 ml di usia 9 bulan. Untuk bayi berusia 9-12 bulan, bubur tidak perlu disaring
lagi dan masakan ibu dapat diberikan dengan cara dicincang/dipotong sesuai kemampuan bayi. Jumlahnya
½ hingga ¾ mangkuk (250 ml) setiap kali makan.

Anak yang berusia diatas 12 bulan dapat diberikan makanan keluarga yang diiris-iris hingga bentuk
makanan dewasa dengan jumlah ¾ hingga 1 mangkuk (250 ml) setiap kali makan.

Untuk frekuensi jadwal pemberian MP-ASI mulai dari 2-3 kali makan pada usia 6-9 bulan dan 3-4 kali
makan pada usia 9-24 bulan dengan ditambahkan makanan selingan 1-2 kali dapat berupa buah-buahan.
Bila bayi makan lebih sedikit dari porsi yang seharusnya, maka frekuensi makannya bisa
ditambah/dipersering.

Panduan ini berlaku saat kondisi normal maupun dalam situasi bencana. Yang perlu diperhatikan, selain
variasi 4 bintang, kita perlu tahu juga tentang komposisi masing-masing bintang dalam piring makan anak.

Ini yang dimaksud dengan variasi bintang. Artinya, bayi perlu endapat MPASI dari 4 kelompok bahan
pangan ini sesegera mungkin sejak dia mulai MPASI.
Namun perhatikan juga komposisinya dalam piring makan. Secara kasar, kita bisa simplify seperti ini :
Piring makan MPASI kita bagi 3 bagian.
1/3 untuk karbo
1/3 untuk protein hewani
1/3 untuk sayur, buah dan kacang-kacangan
Titik tekannya adalah jumlah karbo = jumlah protein hewani.
Sayur, buah dan kacang-kacangannya dilengkapi sesuai kemampuan makan anak.

Mengapa protein hewani ditekankan jumlahnya sehingga harus sebanyak buburnya?


Karena bayi usia 6 bulan, cadangan zat besi dalam tubuhnya sudah habis, dan ASI tidak lagi bisa mencukupi
kebutuhannya yang bertambah. Sehingga bayi perlu segera memperoleh tambahan zat besi dari sumber
luar, dalam hal ini MPASInya.

Zat besi yang paling banyak dan mudah diserap tubuh adalah zat besi yang berasal dari protein hewani.
Benar, bayam pun ada zat besinya. Kismis pun mengandung zat besi. Namun, tidak sebanyak zat besi yang
terkandung dalam protein hewani dan tidak semudah protein hewani juga diserapnya.
Diskusi Pertanyaan dan Jawaban

1. Nama : Bunda Fitri


Pertanyaan :
1). Bagaimana cara pemberian MPASI bintang pada awal-awal pemberian MPASI.
2). Apakah penggunaan saringan kawat bisa digantikan dengan menggunakan ulekan/food
processor ?
3). Apakah boleh mengkombinasi 2 atau lebih jenis-jenis makanan dalam satu kategori karbo
misalnya dalam satu sajian. Misalkan menggabungkan kentang dan nasi. Atau harus 1 jenis karbo
saja?
Jawab :
1. Halo bunda Fitri 😊
Betul, sejak bayi memulai MPASI, kita upayakan untuk segera memberi makanan yang bervariasi
dari 4 kelompok. Teknis pengenalan di hari pertama bisa dilakukan bertahap.
Misal :
Hari 1.
Pagi bubur
Sore tahu

Hari 2.
Pagi Bubur dan Ikan
Sore Ikan dan tahu

Hari 3.
Pagi bubur , wortel, tempe
Sore bubur, brokoli, ikan

Hari 4.
Pagi bubur, jagung, tempe, ayam
Sore bubur, jagung, ayam, tahu

Sayurnya bisa divariasikan, kacangnya bisa divariasikan, protein hewaninya juga bisa divariasikan.

2. Penggunaan alat silahkan gunakan yang ada di rumah. Pastikan tekstrnya tepat. Kalo ada food
processor manga..kalo diulek, ini masih kurang halus untuk MPASI awalan (6 bulan), biasanya
perlu disaring lagi.
3. Tentu boleh memvariasikan karbo, kacang-kacangan, protein hewani dan sayuran lebih dari
satu macam. Patokan kita komposisi masing-masing kelompok sesuai. Misal karbonya bubur nasi
dan kentang. Monggo, tapi tetap jumlahnya hanya 1/3 dari isi piring seluruhnya.
2. Nama : Bunda Selvi
Pertanyaan :
Assalamu’alaikum wr. Wb. Salam kenal untuk semua ibu-ibu hebat, senang bs sy bergabung di
grup ini, kenalkan sy ummu mujahidah (bunda selvi) mau tanya bun…kalau umur 6-9 bulan
porsinya lebih dari 2 sdm tiap kali makan apakah tidak masalah?
Untuk asupan buah umur 6 bulan seberapa banyak bun?soalnya anak saya (7 bulan) dia lebih
lahap kalua buah…Terima kasih 😊
Jawab :
Salam kenal bunda Selvi

Porsi untuk tiap kelompok usia itu bertambah sedikit demi sedikit.
Untuk usia 6-9 bulan, mulai dari 2 sdm tiap kali makan… lalu ditingkatkan bertahap, sehingga nanti
di usia 9 bulan , porsinya sudah 125 ml ( ½ mangkuk bayi).
Jadi bukan sampe usia 9 bulan itu hanya 2 sdm ya …

3. Nama : Tiara Nur Pratiwi Djabir


Pertanyaan :
1. Bila kita mengolah MP-ASI dan digunakan untuk beberapa kali konsumsi dalam sehari apakah
harus dipanasi terus? Ataukah pada saat dikonsumsi baru diolah lagi?
2. Apakah ada jam tertentu yg diberlakukan untuk memberikan makanan ke anak?
Itu saja bunda, semoga pertanyaan sy dipahami bunda.
Jawab :
Wa’alaykumussalam warahmatullahi wabarakatuhu
Halo bunda Tiara 😊
Untuk makanan, tidak perlu selalu dihangatkan. Tapi boleh juga kalau mau hangat.
Pastikan makanan disimpan dengan benar. Dalam wadah tertutup.
Makanan yang sudah dimakan lalu sisa, tidak diberikan lagi untuk sesi makan berikutnya (karena
sudah kena air liur, cepat basi).
Kalau di rumah, misal masak sop, saya pisahkan sayur dgn kuahnya dan protein hewaninya. Jadi
yang dihangatkan hanya kuah dan dagingnya, sayurnya dicemplungin di piring saat kuahnya udah
hangat.

4. Nama : Siti Salha


Pertanyaan :
Bismillah
Bunda mau tanya, soal penyajian MPASI pernah baca kalau bagusnya bahan-bahan yang di makan
dikukus daripada diblender. Mohon penjelasannya…
Pertanyaan kedua 😊
Kalau ada anak yang sudah diberikan garam pada usia 7 bulan, dampak dan efeknya apa bund?
Jawab :
Halo bunda Siti Salha 😊
Betul bund, untuk menyiapkan MPASI, mmenghaluskan makanan dengan memasak makanan
(kukus/rebus/panggang) lebih baik dari blender. Karena hasilnya benar-benar lembut. Beda
dengan penghalusan dengan blender. Meski partikelnya lebih kecil, tapi bahannya tetap keras.
Bisa bunda raba bubur hasil dari masak beras dengan bubur dari nasi diblender.
Penggunaan blender juga mendorong kita untuk menambahkan air, sehingga bisa jadi teksturnya
terlalu cair.
Di panduan WHO sendiri, garam boleh diberikan, tapi sedikiiit sekali. 1/10 sdt sehari.
Sayangnya kita suka pakai ukuran kita untuk merasakan rasa makanan bayi. Bagi kita yang kurang
asin, bagi bayi yang lidahnya masih “ori” udah asin banget.
Penambahan garam berlebih juga bisa memberatkan kerja ginjal dan membentuk preferensi rasa
bayi utk suka rasa gurih-gurih. Dan ini bisa terbawa sampai dewasa.

5. Nama : Bunda Warda


Pertanyaan :
Mohon maaf….apakah berbeda jika kita memanaskan sayur sup (lengkap dengan sayurannya) dan
memanaskan kuahnya saja tanpa sayurannya?
Jawab :
Iya bunda, sayuran itu sebaiknya ga dipanaskan berulang.

6. Nama : Bunda Fitri


Pertanyaan :
1. Terkait pemberian air putih bund?
Seberapa banyak? Untuk awal-awal MPASI
2. Untuk mengencerkan/menyesuaikan tekstur…. Apa bisa dicampur dengan kombinasi
air/kaldu dengan minyak/santan?
3. Apa disarankan memanfaatkan ASIP untuk menu MPasi? Kalau iya, bagaimana caranya?
Jawab :
Air putih boleh diberikan sejak bayi MPASI. Tidak usah dikejar, selama bayi masih menyusu,
diberikan ASI setelah makan lebih baik, supaya nutrisi yang masuk lebih banyak.
Untuk mengencerkan boleh banget dicampur air/kaldu.
Santan/minyak bagus untuk lemak tambahan. Sebaiknya bukan ASIP.
Jadi waktunya makan ya makan….waktunya nyusu ya ASI.
Boleh tawarkan menyusu setelah makan, tapi ASIP sebaiknya tidak untuk mencampur makanan.

7. Nama : Bunda Tuti


Pertanyaan :
Bunda, makanan tambahan yang bisa menabah berat badan anak apa saja bun, agar badan lebih
berisi? Apakah perlu suplemen tambahan? (usia anak 14 bulan, BB 8 kg)
Jawab :
Kalau bayi sudah tidak ASI eksklusif atau sudah mulai makan, ada banyak faktor yang perlu
dievaluasi saat BB tidak nambah.
Bagaimana porsi makanannya, apakah jumlahnya mencukupi kebutuhannya?
Bagaimana teksturnya, apakah terlalu encer? 14 bulan seharusnya sudah makan nasi.
Bagaimana komposisi piring makanannya? Apakah terlalu banyak karbo sehingga protein
hewaninya kurang?
Atau apakah bayi dalam kondisi anemia defisiensi zat besi sehingga BB nya naik irit? Ini perlu di
cek lab ke dokter. Coba dikejar protein hewaninya….cek 1 bulan lagi.

Bisa lihat info2 di link :


https://m.facebook.com/MakanBener/

8. Nama : Bunda Warda


Pertanyaan :
Bagaimana cara mengolah makanan agar anak suka makan sayur khususnya sayuran hijau?
Jawab :
Preferensi makanan bisa dibentuk sejak anak MPASI.
Anak yang sejak MPASI diberi makanan bervariasi, termasuk sayur-sayuran, dia akan lebih mudah
menerima rasa sayur dikemudian hari.
Sebaliknya, anak yang ketika MPASI diberi makan yang cenderung monoton (mpasi pabrikan),
atau selalu gurih (pemberian garam/keju berlebih) bisa jadi kedepannya kurang suka sayur yang
rasanya tidak gurih.

Kadang kita terlalu cepat menyerah saat anak tidak mau makan makanan yang kita beri. Lalu
besok-besoknya tidak kita cobakan lagi karena berfikir anak gak doyan. Padahal untuk menyukai
1 jenis rasa mungkin anak butuh 2-3 kali atau mungkin lebih 10x baru dia bisa menerima rasanya.

Anda mungkin juga menyukai