Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Hadits Tarbawi Kelompok 11

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

HADITS-HADITS TENTANG METODE

PEMBELAJARAN
(Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Hadits Tarbawi)

DOSEN PENGAMPU : Drs. H. SANGKOT NASUTION, MA

DISUSUN OLEH: PAI-5/III

KELOMPOK 11

SYAFA’ATUL HUSNAH (0301173508)

SRI RAMADANI LUBIS (0301173525)

TITA ALVIRIS SAMOSIR (0301173514)

UMMI AIDA ADLINA SIREGAR (0301173509)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokaatuh

Puji syukur kehadirat Allah Swt. atas rahmat dan karunia-Nya kami
kelompok 11 dapat menyelesaikan penulisan makalah ini. Shalawat dan salam
kepada Rasulullah Muhammad SAW atas segala jasa dan kesungguhannya
menyampaikan risalah Allah di muka bumi dan semoga beliau memberikan
syafaatnya kita di hari kiamat.
Adapun hasil makalah ini kami perbuat yang berjudul “Hadits-Hadits
Tentang Metode Pembelajaran”. Hasil makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Hadits Tarbawi. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna karena masih banyak kekurangan. Oleh karena itu,
penulis dengan segala kerendahan hati meminta maaf dan mengharapkan kritik
serta saran yang membangun guna perbaikan dan penyempurnaan ke depannya.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penyusunan makalah ini. Khususnya kepada dosen pembimbing mata
kuliah kami Bapak Drs. H. Sangkot Nasution, MA.
Akhir kata semoga hasil makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan
dapat menambah wawasan kita dalam mempelajari “Hadits Tarbawi” serta dapat
digunakan sebagaimana mestinya.

wassalamualaikum warohmatullaahi wabarokaatuh

Medan, 22 November 2018

Penulis,

Kelompok 11

i
HADITS-HADITS TENTANG METODE PEMBELAJARAN
(Metode Deminstrasi, Metode Pembiasaan, Metode Hukuman,
Metode Dialog, Metode Latihan, Metode Mau’izhat)

A. MATERI HADITS DAN MAKNANYA


1. Metode Demonstrasi
Istilah demonstrasi dalam pengajaran dipakai untuk menggambarkan suatu
cara mengajar yang pada umumnya penjelasan verbal dengan suatu kerja fisik
atau pengoperasian peralatan barang atau benda. Dengan kata lain metode
demonstrasi adalah metode mengajar yang menggunakan peragaan untuk
memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan
sesuatu kepada anak didik. Hadits yang berkaitan dengan metode ini antara lain:

‫أحردثأأناَ آأدمم أقاَأل أحردثأأناَ مشنعبأةم أحردثأأناَ انلأحأكمم أعنن أذرر أعنن أسهعيِهد نبهن أعنبهد الررنحأمييهن نبييهن أأنبييأزىَ أعيينن أأبهيِييهه‬
‫ب انلأميياَأء فأقأيياَأل أعرميياَمر نبييمن أياَهسييرر‬ ‫ت فألأيينم أم ه‬
‫صيي ن‬ ‫ب فأأقاَأل إهننيِّ أأنجنأنب م‬ ‫أقاَأل أجاَأء أرمجلُل إهألىَ معأمأر نبهن انلأخ ر‬
‫طاَ ه‬
‫صينل أوأأرمياَ أأأنياَ فأتأأمرعنكي م‬
‫ت‬ ‫ت فأأ أرمياَ أأنني أ‬
‫ت فأألينم تم أ‬ ‫ب أأأماَ تأنذمكمر أأرناَ مكرناَ هفيِّ أسيفأرر أأأنياَ أوأأنني أ‬ ‫لهمعأمأر نبهن انلأخ ر‬
‫طاَ ه‬
‫ك‬‫اميي أعلأنيِييهه أوأسييلرأم إهنرأميياَ أكيياَأن يأنكفهيِيي أ‬
‫صرلىَ ر‬
‫ام أعلأنيِهه أوأسلرأم فأأقاَأل النربهييِّ أ‬ ‫صرلىَ ر‬
‫ت هللنربهنيِّ أ‬‫ت فأأذأكنر م‬‫صلرنيِ م‬
‫فأ أ‬
‫ض أونأفأييأخ هفيِههأميياَ ثمييرم أمأسييأح بهههأميياَ أونجهأييهم‬ ‫اميي أعلأنيِييهه أوأسييلرأم بهأكفرنيِييهه انلأنر أ‬
‫صييرلىَ ر‬
‫ب النربهييِّ أ‬
‫ضأر أ‬ ‫هأأكأذا فأ أ‬
)‫أوأكفرنيِهه (رواه البخاَري‬
: Artinya
Menceritakan kepada kami Adam, ia berkata, memberitakan kepada kami
Syu’bat, memberitakan kepadaku Hakam, dari Jar, dari Sa’id ibn Abdurrahman
ibn Abza’, dari Ayahnya, ai berkata, “Telah datang Ammar bin Yasir berkata
kepada Umar bin Khatthab, “Tidaklah anda ingat seseorang kepada Umar bin
Khatthab, lalu ia berkata, “Sesungguhnya aku sedang junub, dan aku tidak
menemukan air?” Maka berkata Umar ibn Yasir kepada Umar bin Khatthab,
“Ketika saya dan anda dalam sebuah perjalanan. Adapun anda belum salat,
sedangkan saya berguling-guling ditanah kemudian saya salat. Saya pun
menceritakannya kepada Rasulullah SAW, kemudian Beliau bersabda,
“Sebenarnya anda cukup begini. Rasulullah memukulkan kedua telapak

1
tangannya ketanah dan meniupnya, kemudian mengusap keduanya pada wajah
dan tangan beliau.(H.R. Bukhari).

2. Metode Pembiasaan (Ta’widiyat)


Metode pembiasan adalah membiasakan seorang peserta didik untuk
melakukan sesuatu sejak dini. Inti dari pembiasaan ini adalah pengulangan, jadi
sesuatu yang dilakukan peserta didik hari ini akan diulang keesokan harinya dan
seterusnya. Metode ini akan semakin nyata manfaatnya jika didasarkan pada
pengalaman artinya peserta didik dibiasakan untuk mengucapkan salam pada
waktu akan masuk kelas. Pembiasaan ini juga bisa diartikan dengan pengulangan,
maka dari itu, metode ini juga berguna untuk menguatkan hafalan-hafalan peserta
didik. Hadits yang berkaitan dengan metode tersebut adalah:

‫ام أعلأنيِهه أوأسلرنم مممرأوا أأنبناَ أمكنم باَ ه‬


‫ىَ ا‬‫صل ر‬‫اه أ‬ ‫ب أعنن أأبهنيِهه أعنن أجند هه قاَ أأل أرمسنو مل ا‬ ‫أعنن أعنمهر أونبهن مشأعنيِ ر‬
‫ضهربمنوا همنم أعلأنيِهاَ أ لهأعنشرر هسنهنيِأن أوفنارمقوا بأنيِنأهمنم فهنيِّ الأمضاَ هجهع‬
‫صلأهة لهأسنبهع هسنهنيِأن أوا ن‬
‫ال ر‬
Artinya:
Dari Amru bin syu’aib dari ayahnya dan kakeknya, Rasulullah saw berkata,
“suruhlah anakmu mendirikan sholat ketika berumur 7 tahun dan pukullah
mereka karena meninggalkannya ketika ia berumur 10 tahun. (pada saat itu),
pisahkanlah tempat tidur mereka”. (HR. Ahmad dan Abu Dawud).

3. Metode Hukuman
Metode hukuman adalah metode yang dilakukan dengan cara memberikan
sanksi kepada orang atau peserta didik yang telah melakukan kesalahan. Hadits
yang berkaitan denagan metode tersebut adalah:

،‫ قأيياَأل أأمبينواأدامود‬-‫ أعنن مسيرواأرأأبهنيِّ أحنميأزأة‬،‫ أحأدثأأناَ إهنسأماَهعنيِل‬-‫ي‬‫ يأنعهنيِّ ناليِرنشمكهر ن‬-‫أحأدثأأناَ ممأؤرمر نبن ههأشاَم‬
‫ أعيينن هجييردهه‬،‫ أعنن أأبهنيِهه‬،‫ب‬ ‫ أعنن أعنمهرو نبن مشأعنيِ ه‬-ِّ‫صنيِأرهفي‬ ‫أوهمأو مسأوار نبمن أدامود أأمبو الأحنمأزهة نالممأزاننيِّ نال أ‬
،‫صييلأهة أوهميينم أأنبنأيياَمء أسيينبمح هسيينهنيِن‬
‫ "مميييرنوا أأنوألأدمكيينم هباَل ر‬،‫صرلىَ ام أعلأنيِهه أوأسييلرأم‬ ‫ أقاَأل أرمسنومل اه أ‬،‫أقاَأل‬
)‫"(رواه أبو داود‬.‫ح‬ ‫ضاَهج ه‬‫ أوفأأرقمنوا بأنيِنأهمنم فهنيِّ نالأم أ‬،‫ضهربمنواهمنم أعلأنيِأهاَ أوهمنم أأنبأناَمء أعنشمر هسنهنيِأن‬
‫أوا ن‬

2
Artinya :
Menceritakan kepada kami Mu’ammar ibn Hisyam, yakni al-Yasykuri,
menceritakan kepada kami Isma’il, dari Suwwar ibn Abi Hamzah- berkata Abu
Dawud, “Dia adalah Suwwar ibn Dawud Abu Hamzah al-Muzanni al-Shairafi-
dari ‘Amr ibn Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya, ia berkata, Rasulullah SAW
bersabda, “perintahkanlah anak-anakmu salat ketika usia mereka tujuh tahun,
dan pukullah mereka jika meninggalkannya saat mereka berusia sepuluh tahun,
dan pisahkanlah tempat tidur mereka.”(H.R. Abi Dawud).

4. Metode Dialog / Cerita


ِّ‫ام أعلأنيِهه أوأسلرأم قأيياَأل بأنيِنأيياَ أرمجييلُل يأنمهشييي‬
‫صرلىَ ر‬ ‫اه أ‬ ‫ام أعننهم أأرن أرمسنوأل ر‬ ‫ضأيِّ ر‬‫أعنن أأهبيِّ همأرنيأرةأ أر ه‬
‫ث أييأنمكمل الثرأرىَ همييأن‬ ‫ب يأنلهأ م‬‫ب همننأهاَ ثمرم أخأرأج فأإ هأذا أوهمأو بهأكنل ر‬ ‫فأنشتأرد أعلأنيِهه انلأعطأ م‬
‫ش فأنأأزأل بهنئررا فأأشهر أ‬
‫ب‬‫ش فأأقاَأل لأقأند بألأأغ هأأذا همنثأل الرهذي بألأأغ هبيِّ فأأملأ محفرهم ثمرم أأنمأسأكهم بهفهنيِهه ثمرم أرقهييأيِّ فأأسييأقىَ انلأكنليي أ‬
‫ط ه‬‫انلأع أ‬
‫طبأرة أأنجمر‬ ‫اه أوإهرن لأأناَ هفيِّ البأأهاَئههم أأنجررا أقاَأل هفيِّ أكنل أكبهرد أر ن‬ ‫ام لاهم فأأغفأأر لأهم أقاَلمنوا أياَأرمسنومل ر‬ ‫فأأشأكأر ر‬
(َ‫)رواه البخاَرى‬
Artinya:
Dari Abu Hurairah r.a, Ia berkata sesungguhnya Rasululllah SAW
bersabda : “Ketika seorang laki-laki sedang berjalan-jalan tiba-tiba ia merasa
sangat haus sekali kemudian ia menemukan sumur lalu ia masuk kedalamnya dan
minum, kemudian ia keluar (dari sumur). Tiba-tiba datang seekor anjing
menjulur-julurkan lidahnya ia menjilati tanah karena sangat haus, lelaki itu
berkata : anjing itu sangat haus sebagaimana aku, kemudian masuk kesumur lagi
dan ia penuhi sepatunya (dengan air), kemudian ia (haus lagi) sambil menggigit
sepatunya dan ia beri minum anjing itu kemudian Allah bersyukur kepadanya dan
mengampuni, sahabat bertanya wahai Rasulullah: adakah kita mendapat pahala
karena kita menolong hewan ? Nabi SAW menjawab : disetiap yang mempunyai
limpa basah ada pahalanya”. (HR.Imam Bukhori)

5. Metode Latihan
Kata latihan mengandung arti bahwa sesuatu itu selalu diulang-ulang, akan
tetapi bagaimanapun juga antara situasi belajar yang pertama dengan situasi

3
belajar yang realistis, ia akan berusaha melatih keterampilannya. Bila situasi
belajar itu diubah-ubah kondisinya sehingga menuntut respons yang berubah,
maka keterampilan akan lebih disempurnakan.

َ‫ك انلهكتأييا‬‫ أوانلهذي أأننأزأل أعلأنيِيي أ‬:‫ أل أأمدهري هفيِّ الأثاَنهيِأهه أأنو هفيِّ الرثاَلهثأهة أقاَأل‬:‫صنل أقاَأل‬ ‫ك لأنم تم أ‬ ‫صنل فأإ هنأ أ‬‫اأنرهجنع فأ أ‬
‫ضوأء ثمرم قمنم فأاَ منستأنقبهنل انلقه‬‫ضأن فأأ أنحهسهن انلمو م‬‫صلأةأ فأتأأو ر‬ ‫ت ال ر‬ ‫ إهأذا أأأرند أ‬:‫ت فأأعلرنمهنيِّ أوأأهرهنيِّ أقاَأل‬ ‫ب لأقأند أجهحند م‬
‫أ‬
‫طأمهع‬‫طأمهعىِئهرن أراهكرعاَ ثمرم انرفأنع أحاتىَ تأنعتأهدأل أقاَئهرماَ ثمرم انسمجمد أحرتىَ تأ ن‬ ‫نبلأةأ ثمرم أكبهرر ثمرم انقأرنأ ثمرم انرأكنع أحرتىَ تأ ن‬
‫ك فأقأأعند‬‫ت أذله أ‬ ‫صنأنع أ‬ ‫طأمهعرن أقاَهعردا ثمرم انسمجند أحرتىَ تأ ن‬
‫طأمئررن أساَهجردا فأإ هأذا أ‬ ‫ك أحرتىَ تأ ن‬ ‫رن أساَهجردا ثمرم انرفأنع أرنأأس أ‬
‫صألتأ أ‬
.‫ك‬ ‫ك فأإ هنرأماَ تأننقم م‬
‫صهم همنن أ‬ ‫ت همنن ذله أ‬ ‫ك أوأماَ اننتأقأ ن‬
‫ص أ‬ ‫صألتأ أ‬ ‫قأ أ‬
‫ضنيِ أ‬
‫ت أ‬
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW masuk masjid, maka masuklah
seorang laki-laki dan melakukan shalat, lalu ia memberi salam kepada Nabi SAW
dan beliau pun menjawab salamnya seraya bersabda. “Kembali dan shalatlah,
karena sesungguhnya engkau belum shalat.” Kemudian ia datang memberi salam
kepada Nabi SAW, dan beliau bersabda. Kemba1i dan salatlah, karena
sesungguhnya engkau belum shalat” (tiga kali). Laki-Iaki itu berkata, ‘Demi Zat
yang mengutusmu dengan benar, aku tidak dapat melakukan yang lebih baik
darinya. maka ajarilah aku. Beliau SAW bersabda, “Apabila engkau berdiri
untuk shalat maka hertakbirlah, kemudian bacalah apa yang mudah bugimu dari
Alquran, lalu rukuklah hingga engkau tuma‘ninah (tenang) dalam rukuk.
Kemudian bangkitlah hingga engkau berdiri lurus. Kemudian sujudlah hingga
engkau tuma‘ninah dalam sujud, lalu bangkitlah hingga engkau
tuma‘ninahdalam duduk.Lakukun yang demikian itu pada seluruh shalatmu.

6. Metode Mau’izhah
Metode mau'izhah adalah mengingatkan seseorang terhadap sesuatu yang
dapat meluluhkan hatinya dan sesuatu itu dapat berupa pahala maupun siksa,
sehingga dia menjadi ingat. Sehubungan dengan ini terdapat hadis:

‫ت يأهدي‬ ‫ام أعلأنيِهه أوأسلرأم أوأكاَنأ ن‬


‫صرلىَ ر‬
‫اه أ‬ ‫ت مغلأرماَ هفيِّ أحنجهر أرمسوهل ر‬‫عن معأمأر نبأن أأهبيِّ أسلأأمةأ يأمقومل مكنن م‬
‫ك أومكيينل‬ ‫ام أعلأنيِهه أوأسلرأم أياَ مغلأمم أسنم ر‬
‫اأ أومكنل بهيِأهميِنهيي أ‬ ‫صرلىَ ر‬ ‫صنحفأهة فأأقاَأل هليِّ أرمسومل ر‬
‫اه أ‬ ‫ش هفيِّ ال ر‬ ‫تأهطيِ م‬
‫ت تهنل أ‬
)َ‫ (رواه البخاَرى‬.‫ك هطنعأمهتيِّ بأنعمد‬ ‫ك فأأماَ أزالأ ن‬
‫همرماَ يأهليِ أ‬

4
Artinya:
Umar bin Abi Salmah ra. berkata, “Dulu aku menjadi pembantu di rumah
Rasulullah saw.. Ketika makan, biasanya aku mengulurkan tanganku ke berbagai
penjuru. Melihat itu beliau berkata, ‘Hai ghulam, bacalah basmallah, makanlah
dengan tangan kananmu, dan makanlah apa yang ada di dekatmu. (H.R. Al-
Bukhari)

B. MAKSUD DAN TUJUAN HADITS


1. Penjelasan Hadits Metode Demonstrasi
Hadits diatas diriwayatkan oleh tujuh orang perawi, adapun urutan perawi
tersebut, adalah sebagai berikut: periwayat ke-1 (sanad 6) adalah ayahnya Sa’id
ibn Abdurrahman, periwayat ke-2 (sanad 5) adalah Sa’id ibn Abdurrahman ibn
Abza’, periwayat ke-3 (sanad 4) adalah Jar, periwayat ke-4 (sanad 3) adalah
Hakam, periwayat ke-5 (sanad 2) adalah Syu’bat, periwayat ke-6 (sanad 1) adalah
Adam, dan periwayat ke-7 (Mukharrij) adalah Bukhari. Hadits tersebut
menjelaskan bahwa ketika dalam sebuah perjalanan dan belum shalat (tidak
ditemukannya air) maka dianjurkan untuk tayamum seperti yang diajarkan oleh
Rasulullah dengan cara memukulkan kedua telapak tangannya ketanah dan
meniupnya, kemudian mengusapkan keduanya pada wajah dan tangan.
Metode Demonstrasi yang diterapkan Rasulullah Saw., banyak terlihat
terutama dalam menjelaskan masalah ibadah, seperti ibadah shalat, cara
berwudhu, dan manasik haji. Dengan demikian, pemahaman para sahabat lebih
mantap. Metode demonstrasi membutuhkan kepiawaian seorang pendidik. Karena
membutuhkan keterampilan yang memadai terlebih dahulu, sebelum pendidik
menerapkannya.

2. Penjelasan Hadist Metode Pembiasaan


Didalam hadits tersebut dijelaskan bahwa orang tua diperintahkan untuk
mendidik anak mendirikan sholat setelah berusia tujuh tahun. Hal itu dilakukan
karena untuk mempermudah proses pendidikan. Selain itu, hadits diatas juga
mengisyaratkan bahwa pendidikan shalat dilakukan kepada anak secara bertahap.
Sewaktu berusia tujuh tahun, anak disuruh untuk mendirikan sholat, tapi belum

5
boleh dipukul atau dihukum apabila meninggalkan sholat sampai berumur sepuluh
tahun. Itu berarti bahwa pembiasaan sholat dilakukan secara bertahap, tidak
sekaligus. Hal ini dapat dipahami dari firman Allah:

‫لأتأنرأكبمرن طأبأرقاَأعنن طأبأ ر‬


‫ق‬
Artinya : “Sesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat (dalam kehidupan),”
(Q.S. al-Insyiqaq : 19).
Berdasarkan penafsiran ayat di atas, pembiasaan yang dilakukan oleh orang
tua terhadap anak dalam mengerjakan shalat harus dilaksanakan secara bertahap
dan disiplin. Sebagai contoh dapat dikemukakan sebuah model pentahapan. Orang
tua (ayah, ibu, wali) membiasakan anak usia tujuh tahun mengerjakan shalat
maghrib. Anak harus mengerjakan shalat maghrib secara disiplin, sedangkan
shalat yang lain belum disuruh kecuali bila anak yang mau karena keinginan
sendiri. Shalat maghrib ini tidak boleh tertinggal. Setelah berlangsung selama satu
semester, maka beban pembiasaan ditambah dengan shalat ashar. Dengan
demikian, anak harus mengerjakan shalat dua kali dalam satu hari dengan disiplin
dan kontiniu. Setelah berlangsung selama satu semester pula ditambah satu shalat
lagi. Begitulah seterusnya. Dengan cara ini, insya Allah orang tua akan sukses.
Begitu juga dengan di sekolah, seorang guru sebagai pendidik agar selalu
membiasakan yang baik kepada peserta didik, misalnya peserta didik sibiasakan
untuk mengucapkan salam pada waktu akan masuk kelas, bertutur kata yang
sopan kepada teman yang lebih tua, selalu menghormati guru dan mengucapkan
salam apabila bertemu dan lain-lain. Sehingga peserta didik mampu membiasakan
perbuatan terpuji tersebut.

3. Penjelasan Hadits Metode Hukuman


Hadits diatas menjelaskan tentang memerintah anak-anak untuk
melaksanakan shalat, dan ketika sudah berumur sepuluh tahun boleh memukulnya
jika tidak melaksanakan shalat.
Hadits pendukung
‫ أعيينن‬،‫ أعيينن أأبميينيِّ الهزنأيياَهد‬،ِّ‫ يأنعنهيييِّ نالهحييأز لهمييني‬،‫ أحييأدثأأناَ الممهغنيِييأرة‬،‫ب‬
‫أحأدثأأناَ أعنبهد ا نبن ممنسلأأمهة نبن قأنعنأ ه‬
‫ "إهأذا أقاَتأييأل أأأحييأدمكنم اأأخيياَه‬،‫صرلىَ اميي أعلأنيِييهه أوأسييلأأم‬
‫ أقاَأل أرمسنومل اه أ‬،‫ أقاَأل‬،‫ أعنن أأمبيِّ همأرنيأرة‬،‫الأنعأرأج‬
)‫"(رواه مسلم‬.‫ب نالأونجهه‬
‫فأناَليِأنجتأنه م‬،‫م‬

6
: Artinya
Menceritakan kepada kami ‘Abdullah ibn Maslamah ibn Qa’nab,
menceritakan kepada kami al-Mughirat, yakni al-Hizami, dari Abu Zinad,
dari A’raj, dari Abu Hurairah, ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda,
“Apabila memukul salah seorang kamu akan saudaranya, maka
hindarilah wajah.”(H.R. Muslim)
Hadits di atas menjelaskan bahwa dilarang memukul disekitar wajah. Yang
diriwayatkan oleh tujuh perawi, diantaranya: periwayat ke-1 (sanad 6) adalah Abu
Hurairah, periwayat ke-2 (sanad 5) adalah A’raj, periwayat ke-3 (sanad 4) adalah
Abu Zinad, periwayat ke-4 (sanad 3) adalah al-Hizami, periwayat ke-5 (sanad 2)
adalah Al-Mughirat, periwayat ke-6 (sanad 1) adalah Abdullah ibn Maslamah ibn
Qa’nab, dan periwayat ke-7 adalah Muslim.

4. Penjelasan Hadits Metode Dialog


Hadist diatas menjelaskan bahwa pendidikan dengan metode cerita dapat
menumbuhkan kesan yang mendalam pada anak didik, sehingga dapat memotivasi
anak didik untuk berbuat yang baik dan menjauhi hal yang buruk. Bahkan kaedah
ini merupakan metode yang menarik yang mana sering dilakukan oleh Rasulullah
dalam menyamapaikan ajaran islam. Teknik ini menjadikan penyampaian dari
Rasulullah menarik sehingga menimbulkan minat dikalangan para sahabatnya.
Teknik bercerita ini adalah salah satu teknik yang baik untuk menerapkan
aspek pembangunan insan karena didalamnya mencakup seluruh metodologi
pendidikan yaitu pendidikan mental, akal, jasmani serta unsur-unsur yang ada
dalam jiwa seseorang, pendidikan itu melalui teladan dan nasehat. Bukti terbaik
dari metode ini adalah bagaimana setengah dari isi kandungan Al-Qur’an adalah
tentang cerita atau kisah dalam penyamapaian ajarannya.

5. Penjelasan Hadits Metode Latihan


Hadits di atas menginformasikan beberapa hal, di antaranya: (1) Nabi saw.
melihat seorang laki-laki mendirikan shalat dalam masjid, (2) Setelah salat, laki-
laki itu datang kepada Nabi dan mengucapkan salam dan Nabi
menjawabnya, (3) Nabi menyuruhnya mengulang salatnya karena belum

7
benar, (4) Laki-laki itu mengulang salat dengan cara seperti pertama kali, (5) Nabi
menyuruh ulang lagi sampai tiga kali, (6) Laki-laki itu mengulang salatnya sampai
tiga kali pula. (7) Sesudah itu, laki-laki itu mengaku bahwa ia tidak mampu lagi
melakukan salat lebih baik daripada itu dan meminta Nabi mengajarnya, dan (8)
Nabi mengajarkan kaifiat shalat yang benar. Di sini, Rasulullah Saw., tidak
langsung mengajarkan sahabat bagaimana tata cara shalat yang benar, tetapi
menyuruhnya terlebih dulu secara berulang-ulang. Dalam kasus ini terlihat prinsip
metode pengulangan yang digunakan oleh Rasulullah Saw. Dengan digunakannya
oleh Rasulullah Saw., metode pengulangan ini, sahabat terkesan dan harus
bersungguh-sungguh dan berhati-hati memperhatikan apa yang akan diajarkan
oleh Rasulullah Saw. Hal ini diperlukan agar materi yang diajarkan memberikan
kesan yang kuat dalam memori orang yang diajar.

6. Penjelasan Hadits Metode Mau’izhah


Metode Mau’izhah adalah mengingatkan seseorang terhadap sesuatu yang
dapat meluluhkan hatinya dan sesuatu itu dapat berupa pahala maupun siksa,
sehingga ia menjadi ingat.
Memberikan Mau’izhah merupakan pekerjaan penting dan sering efektif
dalam pendidikan Islam, akan tetapi ada orang yang tidak menggunakannya
bahkan orang tua yang seyogyanya pendidik banyak menggunakan ibrah/nasehat
yang menyentuh, menyejukkan, dan menggugah emosi [eserta didik seperti yang
telah dicontohkan oleh rasulullah Saw.

C. NILAI-NILAI PENDIDIKAN PADA HADITS


1. Metode Demonstrasi
a. Untuk memperjelas sebuah pelajaran yang dipelajari, biasanya digunakan
metode demonstrasi.
b. Metode demonstrasi dilakukan dengan memperagakan sesuatu sehingga
memperjelas untuk dipraktekkan oleh peserta didik.
c. Metode demonstrasi sangat baik untuk peserta didik, karena murid lebih
mudah memahami materi dan menguasainya secara sempurna.
d. Metode ini juga biasanya dilakukan saat memberi pengajaran kepada
murid tentang bab sholat dan lain sebagainya.

8
2. Metode Pembiasaan
a. Metode pembiasaan merupakan metode yang dapat meningkatkan peserta
didik dalam mengamalkan ajaran agama Islam.
b. Dengan adanya metode pembiasaan ini dapat menanamkan sifat
kedisiplinan di dalam diri peserta didik.
c. Dengan metode ini peserta didik diharapkan dapat membiasakan dirinya
dengan perilaku yang mulia.

3. Metode Hukuman
a. Metode hukuman merupakan metode yang dapat meningkatkan kesadaran
dan kehati-hatian peserta didik.
b. Sanksi dalam pendidikan mempunyai arti penting, pendidikan yang terlalu
lunak akan membentuk pelajar kurang disiplin dan tidak mempunyai
keteguhan hati.
c. Sanksi dilakukan dengan teguran, diasingkan atau dipukul dalam arti tidak
untuk menyakiti tetapi untuk mendidik. Kemudian dalam menerapkan
sanksi fisik hendaknya dihindari kalau tidak memungkinkan, hindari
memukul wajah, memukul sekedarnya saja dengan tujuan mendidik, bukan
balas dendam.

4. Metode Dialog
a. Melalui metode ini, peserta didik dapat melatih daya tangkap dan daya
berpikirnya.
b. Dapat membedakan perbuatan baik dan buruk sehingga dapat di
aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
c. Dapat menanamkan nilai-nilai Islam pada anak didik, seperti menunjukkan
perbedaan perbuatan baik, dan perbuatan buruk serta ganjaran dari setiap
perbuatan.
d. Membantu pengetahuan siswa secara umum.

9
5. Metode Latihan
a. Melaui metode ini, siswa dapat menghayati sepenuhnya dan mendalam
mengenai pelajaran yang diberikan.
b. Siswa mendapatkan pengalaman langsung dari apa yang mereka uji
cobakan.
c. Dapat menimailisir kesalahan, karena siswa mengamati langsung terhadap
suatu proses yang menjadi objek pelajaran atau mencoba melaksanakan
sesuatu

6. Metode Mau’izhah
a. Membangkitkan perasaan-perasaan ketuhanan yang telah dikembangkan
dalam jiwa setiap peserta didik melalui dialog, pengamalan ibadah,
praktik, dan metode lainnya.
b. Berpikir Rabbani yang sehat.
c. Penyucian dan pembersihan diri yang merupakan tujuan dari pendidikan
Islam.

D. PERSPEKTIF PENDIDIKAN DALAM HADITS


Masing-masing hadits di atas memiliki nilai pendidikan yang dibutuhkan
untuk pendidik dan juga peserta didik. Keberhasilan menanamkan nilai-nilai
rohaniah dalam diri peserta didik, terkait dengan satu faktor dari sistem
pendidikan, yaitu metode pembelajaran atau pendidikan yang di gunakan pendidik
dalam proses pembelajaran. Sebaik apapun tujuan pendidikan, jika tidak didukung
oleh metode yang tepat, tujuan tersebut sangat sulit untuk tercapai dengan baik.
Sebuah metode akan mempengaruhi sampai atau tidaknya suatu informasi secara
lengkap atau tidak.
Oleh sebab itu, pemilihan metode pendidikan harus dilakukan secara cermat,
disesuaikan dengan berbagai faktor terkait, sehingga hasil pendidikan dapat
memuaskan.

10
E. KESIMPULAN
Belajar mengajar adalah proses yang membutuhkan interaksi positi (dan
hubungan timbal balik antara pendidik dan peserta didi, karena itu metode
mengajar dengan jelas atau menjelaskan berulang- ulang agar pelajaran dapat
ditangkap, menjadi penting untuk lebih memberikan pemahaman yang baik dan
benar kepada peserta didik. Metode-metode yang di jabarkan oleh Rasulullah
Saw., patut di contoh karena beliau adalah pengajar yang handal sedunia, banyak
contoh yang di ajarkan oleh beliau terkait dengan metode-metode pendidikan
yaitu: Metode Demonstrasi, Metode Pembiasaan, Metode Hukuman, Metode
Latihan, dan Metode Mau;izhat atau Nasihat.

F. Saran
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih
memiliki kekurangan, baik dari segi isi maupun cara penulisannya. Oleh karena
itu, dengan segala kerendahan hati penulis sangat berharap ada kritikan dan saran
yang sifatnya untuk membangun. Terakhir penulis berharap, semoga makalah ini
dapat bermanfaat baik bagi penulis dan bagi kita sebagai calon guru, agar kelak
mampu memberikan metode pembelajaran yang baik agar mudah di terima oleh
peserta didik.

11

Anda mungkin juga menyukai