Chapter 7 - Implementasi Strategi
Chapter 7 - Implementasi Strategi
Chapter 7 - Implementasi Strategi
Disusun Oleh :
Qosim (19062020014)
Nurul Fithriyyah (19062020020)
Gusti Ayu Saraswati V.U (19062020026)
MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ‘VETERAN’
JAWA TIMUR
2019
BAB I
LITERATURE REVIEW
2.1 Sifat Implementasi Strategi
Sifat implementasi strategi dari manajemen strategic diungkapkan seperti yang
diilustrasikan dengan bayangan putih. Formulasikan keusksesan strategi tidak menjamin
kesuksesan implementasi strategi. Formulasi dan implementasi strategi dapat dibandingkan
dalam cara-cara sebagai berikut :
Konsep dan alat formulasi strategi tidak berbeda dalam organisasi kecil, besar, laba,
dan nirlaba. Namun, implementasi strategi bervariasi secara substansial antara tipe dan
ukuran organisasi. Implementasi strategi mensyaratkan beberapa tindakan sebagai pengganti
teritori penjualan, menambahkan departemen baru, fasilitas penutupan, memperkerjakan
karyawan baru, mengubah strategi harga organisasi, mengembangkan anggaran keuangan,
mengembangkan keuntungan karyawan yang baru, membuat prosedur-prosedur kontrol
biaya, mengubah strategi iklan, membangun fasilitas bangunan, melatih karyawan yang baru,
menstransfer manajer antara divisi, dan membangun sistem informasi manajemen yang lebih
baik.
Perspektif Manajemen
2|Page
Dalam semua organisasi, kecuali organisasi terkecil, transisi dari formulasi strategi ke
implementasi strategi membutuhkan pembagian tanggungjawab dari para pembuat strategi ke
manajer fungsional dan divisional. Permasalahan implementasi dapat muncul karena
pembagian tanggungjawab ini, khususnya jika keputusan formulasi strategi timbul sebagai
kejutan bagi manajer level menengah dan level rendah. Isu sentral manajemen untuk
implementasi strategi meliputi penentuan tujuan tahunan, kebijakan turunan, mengalokasian
sumber daya, mengganti struktur organisasi yang sudah ada, merekstrukturisasi dan
merancang kembali, merevisi rencana penghargaan dan isentif, memninimalkan resistensi
untuk berubah, mencocokkan manajer dengan mengembangkan fungsi SDM yang efektif,
dan jika diperlukan pengurangan.
3|Page
Perubahan dalam arah strategis perusahaan tidak terjadi secara otomatis. Dalam
kenyataan sehari-hari, kebijakan dibutuhkan untuk membuat strategi bekerja. Kebijakan
menjembatani penyelesaian permasalahan yang terjadi dan membantu implementasi strategi.
Definisi umumnya, kebijakan mengacu pada pedoman spesifik, metode, prosedur, urutan,
bentuk, dan praktik administrasi yang dibuat untuk mendukung dan mendorong maksud
tujuan yang telah ditetapkan. Kebijakan adalah instrument untuk implementasi strategi.
Kebijakan memungkinkan karyawan dan manajer memahami apa yang diharapkan
dari mereka, sehingga meningkatkan kemungkinan bahwa strategi yang diimplementasikan
akan sukses. Mereka memberikan dasar untuk pengendalian manajemen, memungkinkan
koordinasi lintas unit organisasi, dan mengurangi jumlah waktu yang dibutuhkan manajer
dalam membuat keputusan. Kebijakan juga menjelaskan pekerjaan yang harus dilakukan dan
subjek yang melakukannya.
4|Page
Penghindaran termasuk beberapa tindakan seperti mengacuhkan permasalahan dengan
harapan konflik akan selesai sendirinya atau dengan secara fisik memisahkan individu yang
berkonflik. Konfrontasi dapat diartikan dengan saling bertukar anggota antar pihak yang
berkonflik sehingga masing-masing akan mengerti sudut pandang pihak lian, atau melakukan
pertemuan saat masing-masing pihak merepresentasikan pandangan mereka dan bekerja
dengan perbedaan mereka.
Ketika strategi berubah, cepatnya adopsi terhadap struktur yang sesuai akan membuat
perusahaan mempunyai keunggulan kompetitif. Perusahaan melakukan diversifikasi atau
integrasi vertikal mengubah struktur organisasinya dari fungsional ke divisional, kinerja
keuangan mereka meningkat. Akan tetapi, perubahan strategi tidak selalu memberikan hasil
5|Page
yang sepadan dengan perubahan dalam struktur organisasi jika perusahaan hanya sedikit
memiliki saingan. Jika memiliki posisi monopoli, perusahaan bebas menentukan tarif atau
ditentukan oleh pemerintah, perusahaan dapat menaikkan harga yang dapat memenuhi
inefesiensi dalam administrasi intervalnya dibandingkan dengan kesulitan yang dihadapi bila
melakukan reorganisasi.
Gejala yang menunjukkan bahwa struktur organisasi berjalan tidak efektif adalah
sebagai berikut
Setidaknya terdapat empat tipe struktur organisasi yaitu (1) fungsional, (2) divisional,
(3) strategic business unit (SBU), dan (4) matriks
a) Struktur Fungsional
Struktur yang paling banyak digunakan adalah tipe fungsional atau terpusat karena
struktur ini paling sederhana dan paling murah dari tujuh alternatif lainnya. Tim manajer
yang memiliki spesialisasi fungsional menggantikan tempat dan peranan wiraswastawan.
Perusahaan menbutuhkan sebuah perubahan substainal dalam gaya manajemen pimpinan
perusahaan, strategi perusahaan cenderung melakukan proteksi melalui dominasi industri,
yaitu melakukan integrasi vertikal dan horisontal.
Struktur fungsional (functional structrure) mengelompokkan tugas dan aktivitas
berdasarkan fungsi bisnis, seperti produksi/ operasi, pemasaran, keuangan/ akuntansi, litbang,
dan sistem informasi manajemen. Kekuatan dan kelemahan tahap ini adalah konsentrasi dan
spesialisanya hanya dalam satu industri.
Struktur fungsional atau tersentralisasi umumnya merupakan jenis struktur organisasi
yang paling banyak digunakan oleh organisasi, meskipun saat ini struktur ini juga sudah
6|Page
banyak ditinggalkan. Struktur fungsional mengelompokkan tugas dan aktifitas ke dalam
berbagai fungsi organisasi seperti produksi/operasi, pemasaran, keuangan, dan IT. Kelebihan
dan kelemahan struktur ini ditunjukkan dalam gambar berikut:
b) Struktur Divisional
Struktur divisional (divisional structure) atau struktur desentralisasi (decentralized
structure) disusun berdasarkan area geografis, produk/ jasa, konsumen, atau berdasakan
proses. Keterbatasan dari stuktur ini adalah struktur ini membutuhkan spesialis fungsional
yang harus dibayar, dan terdapat duplikasi layanan staf, fasilitas dan personel.
Struktur divisional didesain sedemikian rupa untuk memberikan otonomi bagi divisi-
divisi dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Kelebihan dan kelemahan dari struktur ini
adalah sebagai berikut:
8|Page
d) Struktur Matriks
Struktur matriks (matriks structure) adalah yang paling kompleks dari semua desain
yang ada karena ia bergantung pada alur kewenangan dan komunikasi vertikal maupun
horizontal (sehingga disebut matriks). Struktur ini digunakan ketika organisasi
menyimpulkan bahwa baik untuk fungsional maupun divisional, yang bahkan
dikombinasikan dengan mekanisme keterkaitan horisontal, tidak dapat memenuhi kebutuhan
menurut situasi yang mereka hadapi. Struktur ini mengkombinasikan stabilitas pada struktur
fungsional dengan fleksibilitas produk dengan lingkungan eksternal bersifat kompleks dan
dapat berubah-ubah. Struktur matriks digunakan secara luas dalam banyak industri termasuk
konstruksi, kesehatan, riset, dan pertahanan.
Struktur matriks menimbulkan konflik-konflik di sekitar tugas, kewenangan, dan
alokasi sumber daya. Struktur matriks akan berfungsi pada tiga kondisi berikut ini:
• Dibutuhkan proses “saling menyuburkan” ide-ide lintas proyek atau unit produk
• Sumber daya yang tersedia langka
• Munculnya kebutuhan untuk meningkatkan proses informasi dan kemandirian pengambilan
keputusan.
Stanley Davis dan Paul Lawrence, mengidentifikasi tiga fase yang berbeda dalam
perkembangan struktur matriks, yang dapat diraikan sebagai berikut :
Kelompok-kelompok tugas lintas fungsi yang bersifat sementara (temporary cros-
functional task forces) ketika sebuah lini produk baru sedang diperkenalkan. Manajer
bertanggung jawab terhadap mata rantai horisontal kunci.
Pengintegrasi produk atau merek yang bersifat semipermanen. Jika kelompok khusus
lintas fungsi menjadi permanen, manajer proyek akan menjadi seorang manajer produk
merek.
9|Page
Struktur otoritas ganda (dual-authorities structure), yaitu ketika struktur produk dan
fungsional telah menjadi bentuk yang permanen. Seluruh karyawan terhubung baik
kepada atasan fungsional vertikal maupun kepada manajer produk horisontal.
Beberapa keuntungan dari struktur matriks adalah tujuan proyek yang jelas, terdapat
banyak saluran komunikasi karyawan dapat melihat hasil dari pekerjaan mereka, dan
penghentian proyek dapat dilakukan relatif lebih mudah.
1. Gunakan titel CEO untuk eksekutif puncak perusahaan. Jangan menggunakan titel
"Presiden"; gunakan hanya untuk manajer puncak divisi jika terdapat beberapa divisi
di dalam perusahaan. Jangan gunakan pula titel “Presiden” untuk eksekutif
fungsional. Eksekutif fungsional menggunakan titel "kepala" atau "wakil presiden"
atau "manajer" atau "petugas," seperti "Chief Information Officer," atau "VP Sumber
Daya Manusia.". Terakhir janggan menggunakan titel ganda (seperti CEO dan
Presiden) untuk satu eksekutif.
2. Tepat di bawah CEO, sangat baik untuk memiliki COO dan beberapa presiden divisi
yang melapor secara langsung ke COO. Di level yang sama dengan COO, tempatkan
beberapa eksekutif fungsional seperti CFO, CSO, CIO, dst yang melapor secara
langsung ke CEO.
3. Hindari memiliki individu yang melapor ke lebih dari satu atasan
10 | P a g e
4. Untuk perusahaan dengan jumlah divisi yang besar, pertimbangkan untuk
menggunakan struktur SBU
5. Sesuaikan desain bagan organisasi dengan karakteristik perusahaan yang
bersangkutan
2.7 Restrukturasi
Restrukturisasi atau disebut pengurangan (downsizing), rightsizing, atau penghilangan
lapisan (delayering) adalah mengurangi ukuran perusahaan dalam artian jumlah karyawan,
jumlah divisi atau unit, dan tingkat hierarki dalam struktur organisasi perusahaan.
Reenginering disebut juga manajemen proses, inovasi proses, dan desain ulang
proses, meliputi konfigurasi ulang atau desain ulang pekerjaan, tugas dan proses-proses untuk
tujuan meningkatkan biaya, kualitas, layanan dan kecepatan. Reenginering ditandai dengan
banyaknya keputusan taktis (jangka pendek, mempengaruhi fungsi bisnis yang spesifik),
sementara restrukturisasi ditandai dengan keputusan strategis (jangka panjang,
mempengaruhi semua fungsi bisnis). Pendekatan baru yang ditemukan oleh Michaela
Hammer, ini melibatkan:
1. Pengkajian ulang yang mendasar pada cara bagaimana pekerjaan selama ini dijalankan
2. Reorganisasi struktural-memecah hierarki ke dalam tim kerja yang lintas fungsi
3. Sistem pengukuran dan informasi yang baru
4. Sistem nilai baru dengan penekanan lebih besar pada pelanggan
11 | P a g e
Manfaat utama dari restrukturisasi adalah pengurangan biaya. Kelemahannya adalah
banyak orang pada masa ini tidak berambisi untuk menjadi manajer dan banyaknya manajer
masa ini mencoba keluar dari jalur manajemen.
Alasan utama suatu perusahaan untuk melakukan rekayasa ulang adalah banyak
perusahaan yang secara historis diorganisasikan secara vertikal berdasarkan fungsi bisnis, hal
ini mengakibatkan pola pikir yang berdasarkan fungsi bisnis oleh manajer dan karyawan dari
pada pola pikir yang memikirkan pelayanan pelanggan, kualitas produk, atau kinerja
organisasi secara keseluruhan. Logikanya adalah bahwa semua perusahaan cenderung untuk
lebih birokratis seiring berjalannya waktu.
Manfaat dari reengineering adalah memberikan peluang pada karyawan untuk melihat
secara lebih jelas bagaimana pekerjaan mereka mempengaruhi produk akhir atau jasa yang
sedang dipasarkan oleh perusahaan. Namun demikian, reengineering dapat menurunkan
kekhawatiran manajer yang jika tidak diatasi akan menyebabkan trauma perusahaan
12 | P a g e
Lima pengujian untuk menentukan apakah sebuah rencana kinerja-insentif akan
bermanfaat bagi perusahaan, yaitu:
1. Apakah rencana tersebut mendapat perhatian?
2. Apakah karyawan memahami rencana tersebut?
3. Apakah rencana tersebut meningkatkan komunikasi?
4. Apakah insentif benar-benar diberikan ketika target kinerja tercapai?
5. Apakah kinerja perusahaan dan unit menjadi lebih baik?
14 | P a g e
Perusahaan Membeli jaringan distribusi ritel Mengganti sistem
komputer (integrase ke depan) pengiriman, pengemasan dan
transportasi
15 | P a g e
16 | P a g e