Makalah Implementasi Strategik
Makalah Implementasi Strategik
Makalah Implementasi Strategik
Implementasi Stategi
Proses manajemen strategis tidak begitu saja berakhir saat perusahaan memutuskan
strategi apa yang ingin di ambil. Manajer dan karyawan suatu perusahaan harus mengerti bisnis
tersebut, merasa menjadi bagian dari perusahaan dan melalui keterlibatan dalam formulasi
strategi menjadi komitmen membantu organisasi mencapai kesuksesan. Implementasi strategi
mempengaruhi organisasi dari atas ke bawah; ia mempengaruhi semua area fungsional dan
divisional dari suatu bisnis.
Hakikat Implementasi Strategi
Formulasi strategi dan implementasi dapat dibedakan berdasarkan hal- hal berikut ini:
Perumusan strategi adalah memposisikan kekuatan sebelum dilakukan tindakan; implementasi
strategi adalah mengelola kekuatan yang mengelola semua hal selama tindakan dijalankan;
Perumusan strategi berfokus pada efektivitas; Implementasi strategi berfokus pada efisiensi;
Perumusan strategi terutama adalah proses intelektual; Implementasi strategi terutama adalah
proses operasional; Perumusan strategi membutuhkan keahlian intuitif dan analisis yang baik;
Implementasi strategi membutuhkan motivasi khusus dan keahlian kepemimpinan; Perumusan
strategi membutuhkan koordinasi di antara beberapa individu; Implementasi strategi
membutuhkan koordinasi di antara banyak individu.
Perspektif Manajemen
Implementasi strategis adalah sejumlah total aktivitas dan pilihan yang dibutuhkan untuk
dapat menjalankan sebuah perencanaan strategis. Untuk memulai proses implementasi,
manajemen strategis harus memperhatikan tiga pertanyaan berikut :
1. Siapa yang akan melaksanakan rencana strategis yang telah disusun ?
2. Apa yang harus dilakukan ?
3. Bagaimana sumber daya manusia yang bertanggung jawab dalam implementasi akan
melaksanakan berbagai hal yang diperlukan ?
Jika pihak manajemen tidak mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan
memuaskan, maka sulit bagi strategi yang telah disusun dengan sempurna untuk mendapat hasil
yang diinginkan. Oleh karena itu, dibutuhkan berbagai macam cara untuk membantu proses
implementasi suatu perusahaan yang tercakup dalam isu-isu manajemen.
Isu-isu manajemen seputar implementasi strategi meliputi menyusun tujuan tahunan,
membuat membuat kebijakan, mengalokasikan sumber daya, mengubah struktur organisasi yang
ada, restrukturisasi dan desain ulang, merevisi rencana insentif dan pemberian imbalan pada
karyawan, meminimalkan resistensi terhadap perubahan, menyelaraskan manajer dengan
strategi, mengembangkan budaya yang mendukung strategi, mengadaptasikan proses produksi
atau operasi, mengembangkan fungsi sumber daya manusia yang efektif dan, jika perlu,
melakukan penyusutan ukuran perusahaan. Perubahan manajemen menjadi lebih ekstensif saat
strategi baru yang akan diimplementasikan mengarahkan perusahaan ke arah yang baru.
Perusahaan perlu mengembangkan strategi yang fokus pada semua tingkat hierarki
dengan mengumpulkan dan menyebarkan intelijen persaingan; setiap karyawan harus bisa
melakukan benchmark atas kinerjanya terhadap karyawan pesaing yang terbaik sehingga
persaingan menjadi bersifat personal. Sehingga dapat menghasilkan sinergi yang baik untuk
perusahaan untuk keberhasilan proses implementasi itu sendiri.
Formulasi Strategi
Implementasi Strategi
akan digunakan
Proses intelektual
Proses operasional
analisis
kepemimpinan
Mengkoordinasi
dalam organisasi
beberapa
individu
Tujuan Tahunan
Membuat tujuan tahunan adalah aktivitas yang terdesentralisasi yang melibatkan seluruh
manajer yang ada di organisasi secara langsung. Tujuan tahunan (annual objectives) sangat
esensial bagi implementasi strategi karena mereka menunjukkan dasar pengalokasian sumber
daya; merupakan mekanisme utama untuk mengevaluasi para manajer; merupakan instrumen
utama untuk memonitor kemajuan dalam mencapai tujuan jangka panjang; dan membuat
prioritas divisional dan depertemental dalam organisasi.
Tujuan dibuat adalah untuk membuat strategi dapat dilaksanakan dalam tindakan (actionallowed). Setelah semua program tujuan yang dibutuhkan disusun, saatnya untuk membuat
anggaran untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Proses mendesain dan menyusun
anggaran program, divisional maupun perusahaan akan mengarahkan pihak manajemen untuk
mengembangkan prosedur standar operasi (standard operating procedurs/ SOP), yang berisi
rincian berbagai aktivitas yang diperlukan dalam menjalankan perusahaan untuk mencapai
tujuan.
Tujuan utama tahunan merupakan panduan bagi tindakan, arahan dan penyaluran usaha dan
aktivitas dari anggota organisasi. Tujuan tahunan memberikan sumber legitimasi dalam
perusahaan sebagai alat justifikasi didepan pemilik kepentingan (stakeholder). Tujuan tahunan
merupakan standar kinerja. Tujuan tahunan merupakan sumber penting dari motivasi dan
identifikasi karyawan. Tujuan tahunan memberikan insentif bagi manajer dan karyawan atas
kinerja mereka. Tujuan tahunan memberikan dasar bagi desain organisasi.
Tujuan jangka pendek adalah hasil terukur yang dapat dicapai atau dimaksudkan untuk
dicapai dalam waktu satu tahun atau kurang. Tujuan jangka pendek merupakan hasil yang
spesifik, biasanya kuantitatif, yang ditetapkan oleh manajer operasional untuk dipacai dalam
waktu dekat. Tujuan jangka pendek membantu dalam implementasi strategi dalam tiga cara:
a. Tujuan jangka pendek mengoperasionalkan tujuan jangka panjang
b. Pembahasan mengenai dan kesepakatan atas tujuan-tujuan jangka pendek membantu
mengangkat masalah dalam suatu organisasi yang memerlukan koordinasi untuk
menghindari konsekuensi disfungsional.
c. Tujuan jangka pendek membantu implementasi strategi dengan mengidentifikasikan
hasil-hasil terukur dari rencana tindakan atau aktivitas fungsional, yang dapat digunakan
bahan evaluasi.
2.
Kebijakan
Kebijakan adalah pedoman, metode, prosedur, aturan, bentuk, dan praktik administratif
spesifik yang ditetapkan untuk mendukung dan mendorong upaya menuju pencapaian tujuan
tersurat. Kebijakan menetapkan batas-batas, hambatan, dan limit atas beragam jenis tindakan
administratif yang dapat diambil untuk memberi sanksi dan penghargaan atas perilaku individu
3.
Politik organisasi
Manajemen Konflik
Konflik dapat lahir di mana saja, kapan saja, dan melibatkan siapa saja dalam manajemen
strategis. Tiga pendekatan dalam manajemen konflik:
Penghindaran (avoidance): pengabaian persoalan dengan harapan konflik akan selesai
dengan sendirinya; bisa dilakukan juga dengan memisahkan aktor yang berkonflik
Defusi (defusion): tidak menekankan perbedaan antarpihak yang berkonflik; kompromi;
mediasi
Konfrontasi: mempertukarkan pihak-pihak yang berkonflik sebagai pembelajaran
5.
strategi perusahaan cenderung melakukan proteksi melalui dominasi industri, yaitu melakukan
integrasi vertikal dan horisontal.
Struktur fungsional (functional structrure) mengelompokkan tugas dan aktivitas
berdasarkan fungsi bisnis, seperti produksi/ operasi, pemasaran, keuangan/ akuntansi, litbang,
dan sistem informasi manajemen. Kekuatan dan kelemahan tahap ini adalah konsentrasi dan
spesialisanya hanya dalam satu industri.
Struktur Divisional
Struktur divisional (divisional structure) atau struktur desentralisasi (decentralized
structure) disusun berdasarkan area geografis, produk/ jasa, konsumen, atau berdasakan proses.
Keterbatasan dari stuktur ini adalah struktur ini membutuhkan spesialis fungsional yang harus
dibayar, dan terdapat duplikasi layanan staf, fasilitas dan personel.
Struktur divisional berdasarkan area geografis sesuai bagi organisasi yang strateginya
harus disesuaikan agar cocok dengan kebutuhan dan karakteristik konsumen di area geografi
yang berbeda. Tipe ini dapat disesuaikan bagi organisasi yang memiliki fasilitas kantor cabang
yang berlokasi di area yang luas.
Struktur divisional berdasarkan produk/ jasa paling efektif menerapkan strategi ketika
produk atau jasa yang spesifik memerlukan penekanan khusus, tipe ini banyak digunakan ketika
organisasi menawarkan sedikit produk/ jasa atau ketika produk atau jasa organisasi berbeda
secara substansial.
Struktur divisional berdasarkan konsumen digunakan ketika beberapa konsumen utama
memiliki tingkat kepentingan yang tinggi dan terdapat berbagai layanan yang disediakan untuk
konsumen tersebut, struktur ini memungkinkan organisasi untuk memberikan secara efektif
syarat yang dibutuhkan kelompok konsumen.
Struktur divisional berdasarkan proses serupa dengan struktur fungsional, karena aktivitas
dilakukan berdasarkan bagaimana pekerjaan dilakukan, tipe ini dapat menjadi efektif dalam
pencapaian tujuan ketika proses produksi yang berbeda mewakili kekuatan persaingan dalam
suatu industri. Kekuatan utama perusahaan pada struktur ini adalah pemilikan sumber daya yang
tidak terbatas. Kelemahan utamanya terletak pada ukuran perusahaan yang terlalu besar dan
kompleks yang cenderung membuat perusahaan menjadi lamban dan tidak fleksibel.
Dibutuhkan proses saling menyuburkan ide-ide lintas proyek atau unit produk
Stanley Davis dan Paul Lawrence, mengidentifikasi tiga fase yang berbeda dalam
perkembangan struktur matriks, yang dapat diraikan sebagai berikut :
a. Kelompok-kelompok tugas lintas fungsi yang bersifat sementara (temporary crosfunctional task forces) ketika sebuah lini produk baru sedang diperkenalkan. Manajer
bertanggung jawab terhadap mata rantai horisontal kunci.
b. Pengintegrasi produk atau merek yang bersifat semipermanen. Jika kelompok khusus lintas
fungsi menjadi permanen, manajer proyek akan menjadi seorang manajer produk merek.
c. Struktur otoritas ganda (dual-authorities structure), yaitu ketika struktur produk dan
fungsional telah menjadi bentuk yang permanen. Seluruh karyawan terhubung baik kepada
atasan fungsional vertikal maupun kepada manajer produk horisontal.
Beberapa keuntungan dari struktur matriks adalah tujuan proyek yang jelas, terdapat
banyak saluran komunikasi karyawan dapat melihat hasil dari pekerjaan mereka, dan
penghentian proyek dapat dilakukan relatif lebih mudah.
Struktur Jaringan
Struktur jaringan disebut non-struktur karena eliminasi maya-nya (virtual elimination)
terhadap fungsi-fungsi bisnis in-house. Struktur jaringan bermanfaat ketika lingkungan
perusahaan tidak stabil dan diperkirakan akan tetap berubah-ubah. Organisasi jaringan
merupakan serangkaian perusahaan atau unit bisnis independen yang terhubung dengan
komputer dalam satu informasi yang mendesain, memproduksi dan memasarkan produk atau
jasa.
Struktur organisasi jaringan kerja memberikan peningkatan fleksibilitas dan kemampuan
beradaptasi dalam mengatasi perubahan teknologi yang sangat cepat dan pergeseran pola
persaingan dan perdagangan internasional. Struktur ini juga memungkinkan perusahaan untuk
berkonsentrasi pada keunggulan uniknya sementara memperoleh efisiensi dari perusahaan
lainnya yang juga sedang mengkonsentrasikan usaha mereka pada bidang keahliannya.
Ketersediaan berbagai mitra yang potensial merupakan sumber potensial munculnya kesulitan.
Perusahaan terlalu ahli (overspecialize) pada suatu posisi dalam rantai nilai (value chain)
perusahaan tersebut dapat memicu timbulnya risiko menjadi sebuah perusahaan yang lemah.
6.
7.
8.
Tidak mampu menciptaka koalisi pemandu yang kuat (powerful guiding coalition) yang
terdiri dari orang-orang kunci yang mampu bekerja sama dalam tim (sebagai agen
perubah) dan memimpin upaya perubahan.
Tidak memiliki visi untuk mengarahkan upaya perubahan dan gagal mengembangkan
strategi yang diperlukan dalam mencapainya.
Kurang berhasil mengkomunikasikan visi baru dan tak mampu member teladan dalam
menunjukkan perilaku baru yang dibutuhkan bagi perusahaan.
Tidak mampu mengatasi hambatan bagi terwujudnya visi baru (terutama disebabkan oleh
yang disebut penulis lain sebagai cultural lag).
mempromosikan,
mengeluarkan,memensiunkan.
b. Mendesain ruang, serambi, dan bangunan.
c. Memberikan teladan, ganjaran, dan pelatihan oleh pimpinan.
d. Apa yang diperhatikan, diukur dan dikendalikan oleh pimpinan.
e. Sistem kompensasi dan status, serta sistem promosi yang tegas.
Mengelola Budaya Organisasi
Budaya organisasi yang memengaruhi strategi dapat dibentuk dengan memperhatikan
hal-hal berikut
Filosofi pendirian organisasi
Desain ruang dan bangunan
Memberi teladan, pengajaran, pelatihan oleh pimpinan
Sistem kompensasi dan status
Kisah, legenda, mitos, dan perumpamaan mengenai orang-orang dan kejadian
penting
Apa yang diperhatikan, diukur, dikendalikan pimpinan
Reaksi pimpinan terhadap peristiwa penting
Sharing Assumption Budaya Organisasi
a). Share thing, misalnya pakaian seragam seperti pakaian Korpri untuk PNS, batik PGRI yang
menjadi ciri khas organisasi tersebut.
b). Share saying, misalnya ungkapan-ungkapan bersayap, ungkapan slogan, pemeo seprti didunia
pendidikan terdapat istilah Tut wuri handayani, Baldatun thoyibatun wa robbun ghoffur
diperguruan muhammadiyah.
c). Share doing, misalnya pertemuan, kerja bakti, kegiatan sosial sebagai bentuk aktifitas rutin
yang menjadi ciri khas suatu organisasi seperti istilah mapalus di Sulawesi, nguopin di Bali.
d). Share feeling, turut bela sungkawa, aniversary, ucapan selamat, acara wisuda mahasiswa dan
lain sebagainya.
Mewujudkan Tertanamnya Budaya
a) Menciptakan bahasa yang sama dan warna konsep yang muncul.