Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Analisis Dan Pengembangan ABP BSI SD

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 13

PEMILIHAN DAN PENGEMBANGAN

MEDIA PEMBELAJARAN BSI SD

Standar Kompetensi: Setelah mengikuti matakuliah ini, mahasiswa S1 PGSD


FKIP Unram Semester VI diharapkan mampu memahami prinsip-prinsip
pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Dasar (BSI SD) serta
mampu merancang, melaksanakan, dan menilai pembelajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia di kelas tinggi atau kelas rendah.

Kompetensi Dasar: Memilih dan mengembangkan media pembelajaran BSI SD


kelas tinggi atau kelas rendah.

Indikator:
1. menjelaskan hakikat media pembelajaran;
2. menjelaskan fungsi media pembelajaran;
3. menyebutkan jenis-jenis media pembelajaran;
4. memilih media pembelajaran BSI SD kelas tinggi atau kelas rendah; dan
5. mengembangkan media pembelajaran BSI SD kelas tinggi atau kelas
rendah.

PENDAHULUAN
Pada bab ini akan diuraikan tentang mpemilihan dan pengembangan
media pembelajaran BSI SD. Materi pada bab ini dikemas ke dalam dua bagian
yang rinciannya sebagai berikut. (1) Bagian 1: Hakikat Media Pembelajaran; dan
(2) Bagian 2: Pemilihan dan Pengembangan Media Pembelajaran BSI SD Kelas
tinggi atau kelas rendah.
Materi pada bab ini sangat penting karena merupakan salah satu dasar
pijakan sebelum menyusun perencanaan pembelajaran. Keberhasilan dalam
menyusun dan mengembangkan perencanaan pembelajaran juga sangat
tergantung pada kemampuan memilih dan mengembangkan media
pembelajaran. Karena itu, untuk dapat mengembangkan perencanaan
pembelajaran dengan baik, diperlukan keahlian dalam meilih dan
mengembangkan media pembelajaran yang sesuai dengan materi, situasi, siswa,
dan semua elemen pembelajaran.

URAIAN MATERI
4.1 Hakikat Media Pembelajaran
4.1.1 Pengertian Media Pembelajaran
Secara etimologi kata ’media’ berasal dari bahasa Latin, ’medium’,
artinya perantara atau pengantar. Secara umum media diartikan sebagai segala
sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber kepada penerima.
Menurut Romiszowski (dalam Wibawa, 2001: 8), media ialah pembawa pesan
yang dapat berupa orang atau benda, yang berasal dari suatu sumber kepada
penerima pesan. Istilah media sangat populer dalam bidang komunikasi. Proses
pembelajaran juga termasuk di dalam bidang komunikasi karena dalam proses
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Dasar 1
tersebut terdapat komunikan, komunikator, dan media komunikasi.
Terdapat berbagai pendapat ahli mengenai media pembelajaran. Menurut
Ibrahim (2001: 78), media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan atau isi pelajaran, merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan kemampuan siswa sehingga dapat mendorong
kelancaran proses belajar mengajar. Sementara itu, Gagne dan Briggs (dalam
Arsyad, 2002) menyatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara
fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pembelajaran yang antara lain
terdiri atas: buku, tape recorder, film, foto, grafik, kaset, video kamera,
televisi, komputer, dan lain-lain. Dengan demikian, media adalah komponen
sumber belajar atau peralatan fisik yang mengandung materi pembelajaran di
lingkungan yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
Assosiation of Education and Communiacation Technology (AECT) 1977,
menyebutkan bahwa media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan
untuk menyampaikan pesan atau informasi. Sejalan dengan itu, menurut
National Education Association (NEA), media adalah segala benda yang
dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta instrumen
yang digunakan untuk kegiatan taersebut. Sementara itu, dalam Depdiknas
(2003) dinyatakan bahwa media pembelajaran adalah media pendidikan yang
secara khusus digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu yang
sudah dirumuskan. Lebih lanjut dinyatakan bahwa alat peraga adalah
benda/alat yang digunakan untuk memperagakan fakta, konsep, prinsip atau
prosedur tertentu agar tampak lebih nyata/konkrit. Alat bantu adalah
alat/benda yang digunakan guru untuk mempermudah tugas dalam mengajar
sama halnya dengan AVA (audio visual aids). Ketiga istilah tersebut termasuk
dalam pengertian media pembelajaran.
Media pembelajaran memiliki hubungan dengan sumber belajar. Sumber
belajar memiliki cakupan yang lebih luas daripada media pembelajaran. Sumber
belajar bisa berupa pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan latar/lingkungan.
Sedangkan media adalah alat (perangkat keras/hardware) dan bahan (software)
belajar tersebut. Transparansi, program kaset audio, dan program video
merupakan contoh bahan belajar, yang hanya bisa disajikan bila ada alat,
seperti: OHP, radio kaset, video player. Jadi, salah satu atau kombinasi
perangkat lunak dan perangkat keras bersama-sama dinamakan media.
Berdasarkan beberapa batasan pengertian media, dapat dikemukakan
bahwa media pemhelajaran adalah sarana komunikasi dalam proses belajar-
mengajar yang berupa perangkat keras maupun perangkat lunak yang digunakan
untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

4.1.2 Fungsi Media Pembelajaran


Secara umum, fungsi media adalah sebagai penyalur pesan. Dalam proses
pembelajaran, fungsi media adalah memperlancar interaksi antara guru dan
siswa sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien serta
hasilnya lebih baik. Dalam proses belajar-mengajar, media memiliki fungsi yang
sangat penting. Enoch (1992) mengemukakan bahwa penggunaan media dalam
proses belajar mengajar dapat membangkitkan rasa ingin tahu dan minat,
2 Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Dasar
membangkitkan motivasi dan rangsangan dalam proses belajar-mengajar, serta
dapat mempengaruhi psikologis siswa. Penggunaan media juga dapat membantu
siswa dalam meningkatkan pemahaman, menyajikan materi/data dengan
menarik, memudahkan dalam menafsirkan data, dan memadatkan informasi.
Dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi yang sangat penting,
yaitu sebagai penyalur pesan. Secara lebih khusus, Kemp dan Dayton seperti
dikutip Haeruddin, dkk. (2007) mengidentifikasi beberapa manfaat media dalam
pembelajaran, yaitu:

a. Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan


Dengan bantuan media, penafsiran yang beragam dapat dihindari sehingga
dapat disampaikan kepada siswa secara seragam, mengurangi terjadinya
kesenjangan informasi di antara siswa. Misalnya, guru mengajarkan
perbedaan paragraf deskriptif dan deduktif. Dengan menggunakan media
berupa contoh paragraf deskriptif dan paragraf deduktif yang dibuat dalam
carta disertai dengan tanda-tanda yang membedakan keduanya, setiap siswa
akan mendapat kesan yang tidak jauh berbeda.
b. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik
Dengan media, materi sajian bisa membangkitkan rasa keingintahuan siswa,
merangsang siswa bereaksi baik secara fisik maupun emosional. media dapat
membantu guru untuk menciptakan susana belajar menjadi lebih hidup,
tidak monoton, dan tidak membosankan. Materi pelajaran yang dikemas
melalui program media, akan lebih jelas, lengkap, menarik minat siswa.
Misalnya, guru mau mengajarkan cara membaca puisi yang baik. Guru dapat
memanfaatkan media berupa kaset (dan tape recorder) atau rekaman video
(VCD) berisi rekaman pembacaan puisi oleh model, siswa diminta
memperhatikan pembacaan tersebut, memberi komentar, selanjutnya siswa
bergantian membacakan puisi.
c. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif
Jika dipilih dan dirancang secara baik, media dapat rnembantu guru dan
siswa me1akukan komunikasi dua arah secara aktif selama proses
pembelajaran. Tanpa media, seorang guru mungkin akan cenderung
berbicara satu arah kepada siswa. Namun, dengan media guru dapat
mengatur kelas sehingga bukan hanya guru sendiri yang aktif tetapi juga
siswanya. Misalnya dalam pembelajaran keterampilan berbicara, guru dapat
memanfaatkan media rekaman kaset atai video berbagai kegiatan diskusi,
debat, seminar, simposium, konferensi, berpidato dari berbagai aktivitas
nyata, rekaman tersebut diperlihatkan kepada siswa untuk diperhatikan dan
komentari, setelah itu siswa diminta melakukannya sesuai dengan
kompetensi yang ingin dicapai.
d. Pemakaian waktu dan tenaga lebih efisien
Dengan media, tujuan belajar akan lebih mudah tercapai secara maksimal
dengan waktu dan tenaga seminimal mungkin. Dengan media, guru tidak
harus menjelaskan materi ajaran secara berulang-ulang, sebab hanya dengan
sekali sajian menggunakan media, siswa akan lebih mudah memahami
pelajaran.
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Dasar 3
e. Kualitas hasil belajar siswa meningkat
Penggunaan media bukan hanya membuat proses pembelajaran lebih efisien,
tetapi juga membantu siswa menyerap materi belajar lebih mendalam dan
utuh. Jika hanya dengan mendengarkan informasi verbal dari guru saja,
siswa mungkin kurang memahami pelajaran secara baik. Namun, jika hal itu
diperkaya dengan kegiatan melihat, menyentuh, merasakan atau mengalami
sendiri melalui media, maka pemahaman siswa pasti akan lebih baik. Oleh
karena itu, penggunaan media pembelajaran sebaiknya dapat dimanipulasi
atau dimanfaatkan oleh siswa, bukan hanya oleh guru.
f. Proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja
Media memungkinkan pembelajaran dapat dirancang sedemikian rupa
sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara lebih leluasa, kapan
pun dan di mana pun, tanpa tergantung pada keberadaan seorang guru.
Program-program pembelajaran audio visual, termasuk program
pembelajaran menggunakan komputer, memungkinkan siswa dapat
melakukan kegiatan belajar secara mandiri tanpa terikat oleh waktu dan
tempat.
g. Menumbuhkan sikap positif siswa terhadap proses belajar
Dengan media, proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga
mendorong siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari
sendiri sumber-sumber ilmu pengetahuan. Kebisaan siswa untuk belajar dari
berbagai sumber tersebut, dapat menanamkan sikap kepada siswa untuk
senantiasa berinisiatif mencari berbagai sumber belajar yang diperlukan.
h. Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif
Dengan memanfaatkan media secara baik, seorang guru bukan lagi menjadi
satu-satunya sumber belajar bagi siswa. Seorang guru tidak perlu
menjelaskan seluruh materi pelajaran, karena bisa berbagi peran dengan
media. Dengan demikian, guru akan lebih banyak memiliki waktu untuk
memberi perhatian kepada aspek-aspek edukatif lainnya, seperti membantu
kesulitan belajar siswa, pembentukan kepribadian, atau memotivasi siswa.
Hampir sama dengan pendapat di atas, Hafni (1985) menjelaskan bahwa
fungsi media pembelajaran, khususnya media audio-visual, bukan saja sekedar
menyalurkan pesan, melainkan juga membantu menyederhanakan proses
penerimaan pesan yang sulit sehingga proses komunikasi menjadi lancar tanpa
distorsi. Selain itu, Kaufman (1972) berpendapat bahwa media pembelajaran,
khususnya media visual memiliki empat fungsi, yaitu fungsi atensi, fungsi
afektif, fungsi kognitif, dan fungsi kompensatoris. Fungsi atensi adalah dapat
menarik atau mengarahkan perhatian siswa agar berkonsentrasi pada isi
pembelajaran yang terkandung dalam media visual tersebut. Fungsi afektif yaitu
dapat digunakan untuk menciptakan rasa senang atau kenikmatan siswa
terhadap isi pembelajaran. Fungsi kognitif adalah dapat mempermudah siswa
dalam memahami pesan atau informasi yang disampaikan dalam pembelajaran.
Sementara itu, fungsi kompensatoris adalah dapat mengakomodasi siswa yang
lemah dalam menerima isi pembelajaran.

4 Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Dasar


4.1.3 Jenis Media Pembelajaran
Terdapat berbagai penggolongan media. Gerlach (1971)
mengklasifikasikan jenis media berdasarkan teknologi yang digunakan, yaitu:
media tradisional dan media dengan teknologi mutakhir. Media tradisonal
meliputi (1) media visual diam yang diproyeksikan, contohnya: proyeksi tak
tembus pandang. proyeksi overhead, slides, dan filmstrips, (2) media visual
yang tak diproyeksikan, contohnya: gambar, poster, foto, charts, grafik,
diagram, papan info, dan papan bulu, (3) Audio, contohnya: radio, piringan
hitam, dan tape recorder, (4) multimedia, contohnya: tape recorder dan multi-
image, (5) visual yang diproyeksikan, contohnya: film, televisi, dan video, (6)
media cetak, contohnya: buku teks, modul, workbook, majalah, dan hand out,
(7) pemainan, misalnya: teka-teki dan simulasi, dan (8) realita, contohnya:
model, manipulatif seperti boneka dan peta. Media dengan teknologi mutakhir
meliputi dua jenis, yaitu: (a) media berbasis telekomunikasi, seperti
teleconference dan kuliah jarak jauh; dan (b) media berbasis mikroprosesor,
seperti computer-assisted instruction, permainan, sistem tutor intelejen,
interaktif, hipermedia, compact (video) disc.
Atmohoetomo (dalam Ruhani, 1997) membagi media pembelajaran
menjadi tiga jenis, yaitu: media audio, media visual, dan media audio visual.
Media audio.meliputi: radio, piringan hitam, dan tape recorder. Media visual
dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: (1) media yang penampilannya perlu
diproyeksikan seperti: (a) slide dan film bisu, (b) film strip/loop, (c) overhead
proyector, dan (d) epidiascop; dan (2) media yang penampilannya tidak perlu
diproyeksikan seperti: (a) wall sheets, contohnya: peta, chart, diagram, dan
poster, (b) model, contohnya: mook up, miniatur, dan maket, dan (c) objek,
contohnya: speciment (hebarium-aquarium-insektarium). Sementara itu, media
audio-visual meliputi: televisi, radio vision/video, film (bicara), dan sound
slides.
Mengingat banyaknya jenis media, media yang dipilih atau digunakan
dalam pembelajaran harus sesuai dengan tujuan dan materi pembelajaran.
Pembelajaran bahasa Indonesia selain untuk meningkatkan keterampilan
berbahasa, juga meningkatkan kemampuan berpikir dan bernalar serta
kemampuan memperluas wawasan. Selain itu, juga diarahkan untuk
mempertajam kepekaan perasaan siswa. Siswa tidak hanya diharapkan mampu
memahami informasi yang disampaikan secara lugas atau langsung, tetapi juga
yang disampaikan secara terselubung atau tak langsung. Sementara itu,
kompetensi dasar yang ingin dicapai dalam pembelajaran bahasa Indonesia di
Sekolah Dasar mencakup aspek mendengarkan, berbicara, membaca, menulis,
sastra, dan kebahasaan. Oleh karena itu, untuk memperlancar pencapaian
kompetensi tersebut, diperlukan media yang sesuai. Beberapa jenis media yang
dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran bahasa Indonesia adalah sebagai
berikut.
a. Gambar. Gambar yang digunakan sebagai media dapat berupa gambar jadi,
misalnya gambar dari majalah, booklet, brosur, selebaran, dan lain-laill,
dapat pula gambar garis atau sketsa/stick figure dan strip story. Misalnya,
guru akan mengajarkan mengarang dengan memanfaatkan gambar. Siswa
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Dasar 5
membuat karangan berdasarkan gambar yang dilihatnya (bisa gambar tunggal
atau berseri).
b. Chart. Chart atau peta dan bagan sering terdapat dalam buku-buku
pelajaran. Chart selain dapat digunakan untuk mengelompokkan objek,
peristiwa, atau spesies, juga dapat digunakan untuk hubungan kronologi
peristiwa-peristiwa yang terjadi. Misalnya guru mau mengajarkan penjenisan
kalimat berdasarkan hasil karangan siswa, berabagai jenis kalimat yang
ditemukan tersebut dapat dimuat dalam carta.
c. Bagan. Bagan dapat dibuat secara vertikal maupun horisontal. Bagan secara
vertikal/bagan pohon bisanya digunakan untuk menunjukkan rantai
komando/perintah dalam suatu organisasi. Sedangkan bagan secara
horisontal/bagan alir yang biasa disebut bagan alir digunakan untuk
menunjukkan urutan sebuah proses dan prosedur. Misalnya guru mau
mengajarkan proses penyusunan suatu karangan dari awal sampai akhir,
dapat memanfaatkan bagan.
d. Overhead Proyektor (OHP). OHP merupakan media yang relatif sederhana.
OHP terdiri atas dua bagian yaitu hardware (berupa overhead) dan software
(transparan projector). Sekarang OHP sudah disediakan di sekolah, guru
dapat memanfaatkannya untuk berbagai tujuan materi yang sesuai. Berikut
hal-hal yang perlu diperhatian dalam penggunaan OHP-transparan: (1)
tegangan listrik harus sesuai dengan peralatannya; (2) letak posisi transparan
harus benar; (3) tombol pengatur fokus harus diatur sedemikian rupa
sehingga gambar yang diproyeksikan bisa dilihat dengan jelas; dan (4) tulisan
pada OHT harus jelas dan dapat menggunakan spidol warna yang bervariasi
(maksimal 4 warna).
e. Tape Recorder. Tape Recorder merupakan salah satu media audio elektronik
yang terdiri atas hardware (tape recorder) dan software. (kaset yang berisi
pesan) Tape recorder ini sangat cocok untuk pembelajaran mcnyimak. Bukan
berarti pembelajaran kemampuan yang lain seperti berbicara, mcnulis,
sastra, dan kebahasaan tidak bisa menggunakan media ini. Di sekolah
mungkin Saudara dapat memanfaatkan berbagai media tersebut (OHP masih
termasuk barang langka). Namun, Saudara sekarang sudah sangat canggih,
belajar tidak hanya menggunakan modul, tapi juga menggunakan komputaer
dengan internet, CAI, dan video.
Selain yang diuraikan di atas, ada lagi pengelompokan media dilakukan
Anderson. Dalam buku Media Pembelajaran (Depdiknas, 2003: 21 – 22)
dinyatakan bahwa Anderson telah membagi 10 golongan media, yaitu sebagai
berikut.

No. Golongan Media Contoh dalam Pembelajaran Bahasa


Indonesia
1 Audio Kaset audio, siaran radio, CD, telepon, dll.
2 Cetak Buku pelajaran, modul, brosur, gambar,
3 Audio-cetak kliping, dll.
4 Proyeksi visual diam Kaset audio yang dilengkapi bahan tulis, dll.
5 Proyeksi audio visual Overhead transfaransi (OHT), film bingkai, ...
6 Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Dasar
diam
6 Visual gerak Film bingkai (slide) bersuara, dll.
7 Audio visual gerak Film bisu
8 Objek fisik Film gerak bersuara, CD, televisi, dll.
9 Manusia dan lingkungan Benda nyata, model, spesimen
10 Komputer Guru, pustakawan, laboran/nara sumber, dll.

4.2 Pemilihan dan Pengembangan Media Pembelajaran BSI SD Kelas tinggi


atau kelas rendah
4.2.1. Prinsip-prinsip Pemilihan dan Pengembangan Media Pembelajaran
Setiap media pembelajaran memiliki keunggulan masing-masing. Dalam
hal pemilihan media pembelajaran, guru diharapkan dapat memilih media yang
sesuai dengan kebutuhan atau tujuan pembelajaran agar penggunaan media
akan mempercepat dan mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran. Dalam
pemilihan media pembelajaran, terdapat beberapa prinsip yang perlu
diperhatikan, yaitu:
1) Harus ada kejelasan tentang maksud dan tujuan pemilihan media
pembelajaran. Apakah pemilihan media itu untuk pembelajaran, untuk
informasi yang bersifat umum, ataukah sekedar hiburan saja mengisi waktu
kosong. Lebih khusus lagi, apakah untuk pembelajaran kelompok atau
individu, apakah sasarannya siswa TK, SD, SLTP, SMU, atau siswa pada
Sekolah Dasar Luar Biasa, masyarakat pedesaan ataukah masyarakat
perkotaan. Dapat pula tujuan tersebut akan menyangkut perbedaan warna,
gerak atau suara. Misalnya proses kimia (farmasi), atau pembelajaran
pembedahan (kedokteran).
2) Karakteristik Media Pembelajaran. Setiap media pembelajaran mempunyai
karakteristik tertentu, baik dilihat dari keunggulannya, cara pembuatan
maupun cara penggunaannya. Memahami karakteristik media pembelajaran
merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki guru dalam kaitannya
pemilihan media pembelajaran. Disamping itu memberikan kemungkinan
pada guru untuk menggunakan berbagai media pembelajaran secara
bervariasi.
3) Alternatif Pilihan, yaitu adanya sejumlah media yang dapat dibandingkan
atau dikompetisikan. Dengan demikian guru bisa menentukan pilihan media
pembelajaran mana yang akan dipilih, jika terdapat beberapa media yang
dapat dibandingkan. Tabel berikut dapat dijadikan pedoman dalam
pemilihan media yang cocok untuk multimedia pembelajaran terkait dengan
hubungan antara media dengan tujuan pembelajaran (Allen dalam Sulaimi,
dkk. 2012)

Hubungan Antara Media Dengan Tujuan Pembelajaran


JENIS MEDIA 1 2 3 4 5 6
Gambar Diam S T S S R R
Gambar Hidup S T T T S S

Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Dasar 7


Televisi S S T S R S
Obyek Tiga Dimensi R T R R R R
Rekaman Audio S R R S R S
Programmed Instruction S R S T R S
Demonstrasi R S R T S S
Buku Teks tercetak S R S S R S

Keterangan :
R = Rendah S = Sedang T= Tinggi
1 = Belajar Informasi faktual
2 = Belajar pengenalan visual
3 = Belajar prinsip, konsep dan aturan
4 = Prosedur belajar
5= Penyampaian keterampilan persepsi motorik
6 = Mengembangkan sikap, opini dan motivasi

Namun demikian perlu diingat bersama bahwa tidak ada satu media yang
sifatnya bisa menjelaskan semua permasalahan atau materi pembelajaran
secara tuntas.
Terkait dengan uraian di atas, Hafni seperti dikutip Haeruddin, dkk.
(2007) mengemukakan bahwa media yang akan dipilih hendaknya memiliki
karakteristik berikut.
a. Relevan dengan tujuan, media yang dipilih/dirancang untuk digunakan dalam
suatu pembelajaran harus sesuai/relevan dengan tujuan yang ingin dicapai.
b. Sederhana, media yang digunakan hendaknya bisa menyederhanakan hal-hal
yang ruwet atau sulit serta bisa merangkum penjeIasan yang bertele-tele
sehingga siswa mudah memahami pesan yang ada daIam media tersebut.
c. Esensial, sering terjadi kasus dalam suatu ruang yang besar yang dipenuhi
oJeh siswa, guru hanya mengandalnakan suara dalam ceramahnya. Akan
tetapi, suara tersebut tidak dapat didengar oleh seluruh siswa. Akibatnya
suasana kelas menjadi gaduh dan proses belajar-mengajar menjadi kacau
serta tidak efektif. Dalam kondisi yang demikian, barangkali OHP dan
pengeras Suara dapat menjadi media yang esensial.
d. Menarik dan Menantang, apabila dalam proses belajar-mengajar guru selalu
memilih dan menggunakan media yang sama, siswa bisa menjadi bosan.
Untuk itu dalam proses belajar-mengajar media yang digunakan hendaknya
variatif sehingga dapat menarik perhatian dan menimbulkan tantangan bagi
siswa.
Selain memperhatikan karakteristik media sebagaimana pendapat Hafni
tersebut, dalam memilih media pembelajaran, guru BSI hendaknya dapat
mempertimbangkan beberapa pertanyaan berikut.
1) Apakah bahan-bahan sudah tersedia, dan apakah mutunya baik?
2) Apakah biaya persiapan dan pengadaannya terjangkau/tidak terlalu tinggi?
3) Apakah memerlukan biaya untuk reproduksi?
4) Berapa lama waktu dibutuhkan untuk persiapan?

8 Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Dasar


5) Syarat-syarat apa yang dibutuhkan untuk tiap-tiap peralatan, fasilitas,
keterampilan teknis, dan pelayanan?
6) Apakah tidak ada lagi media (peralatan) yang lebih sederhana dan mudah
dibawa oleh siswa (portable)?
7) Apakah tidak menimbulkan banyak masalah di dalam memilih media itu?

Contoh pemilihan media pembelajaran BSI SD:


No. Kompetensi Media yang dapat digunakan
dasar
1 Memahami Tape recorder + vita cassete/VCD + CD: berisi rekaman
karya sastra pembacaan puisi, cerpen, atau pentas drama;
carta/OHP + OHT berisi contoh puisi, cerpen, atau
kerangka analisis; kliping hasil karya sastra; dll.
2 Menulis karya Kliping tulisan dari media cetak atau elektronik;
ilmiah OHP/carta; jurnal; majalah dinding; dll.
3 Membaca Kliping; carta; OHP; tape recorder + caset berisi
pemahaman rekeman pembacaan teks, pidato, atau pembicaraan
yang dapat disimak oleh siswa.

4.2.2 Langkah-langkah Pengembangan Media Pembelajaran


Secara garis besar kegiatan pengembangan media pembelajaran terdiri
atas tiga langkah, yaitu perencanaan, peroduksian dan penilaian. Sementara
itu, dalam rangka melakukan desain atau rancangan pengembangan program
media. Sadiman dalam Sulaimi, dkk (2012), memberikan urutan langkah-langkah
yang harus diambil dalam pengembangan program media menjadi enam langkah
sebagai berikut.
1) Menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa.
2) Merumuskan tujuan pembelajaran (Instructional objective) dengan
operasional dan khas.
3) Merumuskan butir-butir materi secara terperinci yang mendukung
tercapainya tujuan.
4) Mengembangkan alat pengukur keberhasilan.
5) Menulis naskah media.
6) Mengadakan evaluasi dan revisi media.

1. Menganalisis Kebutuhan dan Karakteristik Siswa


Kebutuhan dalam proses belajar mengajar adalah kesenjangan antara apa
yang dimiliki siswa dengan apa yang diharapkan. Misalnya, jika mengharapkan
siswa dapat berpidato dengan baik dan benar, sementara mereka baru bisa
melakukan pembukaan saja, perlu dilakukan latihan untuk menguraikan isi
pidato, memanfaatkan mimic atau gerak tubuh untuk mendukung isi pidato, dan
seterusnya.
Setelah menganalisis kebutuhan siswa, juga perlu menganalisis
karakteristik siswanya, baik menyangkut pengetahuan atau keterampilan yang
telah dimiliki siswa sebelumnya. Cara mengetahuinya bisa dengan tes atau
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Dasar 9
dengan yang lainnya. Langkah ini dapat disederhanakan dengan cara
mengenalisa topic-topik materi ajar yang dipandang sulit dan karenanya
memerlukan bantuan media. Pada langkah ini sekaligus pula dapat ditentukan
ranah tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, termasuk rangsangan indera
mana yang diperlukan (audio, visual, gerak atau diam).
Contoh melakukan identifikasi kebutuhan dan karakteristik siswa. Siswa
SD/MI kelas tinggi atau kelas rendah diharapkan sudah memiliki kemampuan
berbicara yang baik dari segi kleancaran, pelafalan, intonasi, pemanfaatan
gerak tubuh dan mimik, maupun keberanian. Namun demikian, kenyataannya
banyak siswa teramati yang tidak sesuai dengan harapan, sehingga terjadi
kebutuhan bagaimana memperbaiki perilaku siswa dalam berbicara. Adanya
kebutuhan tersebut seyogyanya menjadi dasar pijakan dalam membuat media
pembelajaran, sebab dengan dorongan kebutuhan inilah media dapat berfungsi
dengan baik.

2. Merumuskan Tujuan Pembelajaran (Instructional Objective) dengan


Operasional dan Khas.
Untuk dapat merumuskan tujuan instruksional dengan baik, ada beberapa
ketentuan yang harus diingat, yaitu: tujuan pembelajaran harus berorientasi
kepada siswa. Dalam hal ini, tujuan itu benar-benar harus menyatakan adanya
perilaku siswa yang dapat dilakukan atau diperoleh setelah proses belajar. Di
samping itu, hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan tujuan
pembelajaran adalah tujuan pembelajaran hendaknya memiliki empat unsur
pokok yang biasa diakronimkan menjadi ABCD (Audience, Behavior, Condition,
dan Degree). A = Audience adalah menyebutkan sasaran/audien yang dijadikan
sasaran pembelajaran; B = Behavior adalah menyatakan prilaku spesifik yang
diharapkan atau yang dapat dilakukan setelah pembelajaran berlangsung; C =
Condition adalah menyebutkan kondisi yang bagaimana atau dimana sasaran
dapat mendemonstrasikan kemampuannya atau keterampilannya; dan D =
Degree adalah menyebut-kan batasan tingkatan minimal yang diharapkan dapat
dicapai. Dalam hal ini, urutan yang benar adalah CABD.

3. Merumuskan Butir-butir Materi secara Terperinci yang Mendukung


Tercapainya Tujuan
Penyusunan rumusan butir-butir materi dapat dilihat dari subkemampuan
atau keterampilan yang dijelaskan dalam tujuan khusus pembelajaran. Hal ini
agar materi yang disusun merupakan alat bantu mencapai tujuan yang
diharapkan dari kegiatan proses belajar mengajar tersebut. Setelah daftar butir-
butir materi dirinci maka langkah selanjutnya adalah mengurutkannya dari yang
sederhana sampai kepada tingkatan yang lebih rumit, dan dari hal-hal yang
konkrit kepada yang abstrak.

4. Mengembangkan Alat Pengukur Keberhasilan


Bersamaan dengan proses merumuskan butir-butir materi secara
terperinci yang mendukung tercapainya tujuan, juga harus dirancang alat
pengukur keberhasilan penggunaan media yang akan dibuat. Alat atau
10 Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Dasar
instrument pengukuran keberhasilan ini hendaknya terkait dengan keefektifan
penggunaan media yang dibuat dalam rangka mempercepat pencapaian tujuan
pembelajaran.

5. Menulis Naskah Media


Naskah media adalah bentuk penyajian materi pembelajaran melalui
media rancangan yang merupakan penjabaran dari pokok-pokok materi yang
telah disusun secara baik seperti yang telah dijelaskan di atas. Supaya materi
pembelajaran itu dapat disampaikan melalui media, maka materi tersebut perlu
dituangkan dalam tulisan atau gambar yang kita sebut naskah program media.
Naskah program media merupakan penuntun dalam memproduksi media.
Artinya, menjadi penuntun dalam mengambil gambar dan merekam suara karena
naskah ini berisi urutan gambar dan grafis yang perlu diambil oleh kamera atau
bunyi dan suara yang harus direkam.
Adapun tahapan dalam pembuatan atau penulisan naskah berawal dari
adanya ide dan gagasan yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran;
selanjutnya pengumpulan data dan informasi, penulisan sinopsis dan treatment,
penulisan naskah, pengkajian naskah atau review naskah, dan revisi naskah
sampai naskah siap diproduksi.
Sebagai contoh, berikut disajikan prosedur umum dalam merancang
media grafis. Adapun langkah-langkah dalam merancang media grafis adalah
sebagai berikut.
1. Pertama, mengidentifikasi program, dalam hal ini tentukanlah nama mata
pelajaran, pokok bahasan, dan sub pokok bahasan, tujuan pembelajaran,
atau kompetensi yang diharapkan, dan sasaran (siswa yang akan
menggunajan: kelas, semester)
2. Kedua, mengkaji literature, dalam membuat media cetak ini guru
selanjutnya menentukan isi materi yang akan disajikan pada kedua media
tersebut. perlu diketahui bahwa menentukan isi yang akan disajikan pada
media cetak dann media presentasi bukan memindahkan semua isi dalam
buku teks, namun perlu dikemas sedemikian rupa sehingga materi dapat
divisualisasikan lebih tepat, merangkum materi yang disampaikan, jelas dan
menarik minat dan perhatian siswa
3. Ketiga, membuat naskah. naskah untuk media grafis berisi sketsa visual yang
akan ditampilkan berisi objek gambar, grafik, diagram, objek foto dan isi
pesan visual dalam bentuk teks. naskah untuk media presentasi berupa
storyboard dengan format double kolom berisi kolom visual yang diisi dengan
semua tampilan dan bentuk visual dan kolom audio
4. Keempat, Kegiatan Produksi. media cetak dapat dibuat secara manual atau
menggunakan computer. cara manual berarti diperlukan keterampilan khusus
untuk menggambar, melukis atau membuat dekorasi objek grafis. bahan-
bahan yang diperlukan seperti kanvas/kertas, cat air, kuas, minyak, spon,
berbagai bentuk hahan, dan lain-lain. cara kedua menggunakan computer
grafis menggunakan software aplikasi penggunaan gambar dan dicetak
dengan printer warna
6. Mengevalusi dan Merevisi Media
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Dasar 11
Naskah media yang telah disusun perlu dievaluasi dan di revisi bila
diperlukan agar keefektifannya dalam menunjang pencapaian tujuan
pembelajaran menjadi lebih baik. Pengevaluasian dan perevisian media dapat
dilakukan sebelum maupun setelah penggunaannya. Sebelum penggunaannya,
evaluasi dan revisi dapat dilakukan dengan menggunakan teknik validasi teman
sejawat atau ahli. Sementara itu, evaluasi dan revisi setelah penggunaan dapat
dilakukan melalui kegiatan refleksi dengan teman sejawat yang mengggunakan
atau mengobservasi penggunaannya.

RANGKUMAN
Media pemhelajaran merupakan komponen sumber belajar atau peralatan
fisik yang mengandung materi pembelajaran di lingkungan yang dapat
merangsang siswa untuk belajar. Dalam proses pembelajaran, media memiliki
fungsi yang sangat penting, yaitu sebagai penyalur pesan. Secara lebih khusus,
Kemp dan Dayton seperti dikutip Haeruddin, dkk. (2007) mengidentifikasi
beberapa manfaat media dalam pembelajaran, yaitu: (1) penyampaian materi
pelajaran dapat diseragamkan; (2) proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan
menarik; (3) proses pembelajaran menjadi lebih interaktif; (4) pemakaian waktu
dan tenaga lebih efisien; (5) kualitas hasil belajar siswa meningkat; (6) proses
belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja; (7) menumbuhkan sikap
positif siswa terhadap proses belajar; dan (8) mengubah peran guru ke arah
yang lebih positif dan produktif;
Terdapat berbagai penggolongan media. Gerlach (1971)
mengklasifikasikan jenis media berdasarkan teknologi yang digunakan, yaitu:
media tradisional dan media dengan teknologi mutakhir. Sementara itu,
Atmohoetomo (dalam Ruhani, 1997) membagi media pembelajaran menjadi tiga
jenis, yaitu: media audio, media visual, dan media audio visual. Mengingat
banyaknya jenis media, media yang dipilih atau digunakan dalam pembelajaran
harus sesuai dengan tujuan dan materi pembelajaran. Beberapa jenis media
yang dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran bahasa Indonesia adalah: gambar,
chart, bagan, Overhead Proyektor (OHP), Tape Recorder. Dalam hal ini, Hafni
seperti dikutip Haeruddin, dkk. (2007) mengemukakan bahwa media yang akan
dipilih hendaknya relevan dengan tujuan yang ingin dicapai, sederhana,
esensial, serta menarik dan menantang.
Secara garis besar kegiatan pengembangan media pembelajaran terdiri
atas tiga langkah, yaitu perencanaan, peroduksian dan penilaian. Sementara
itu, dalam rangka melakukan desain atau rancangan pengembangan program
media. Sadiman dalam Sulaimi, dkk (2012), memberikan urutan langkah-langkah
yang harus diambil dalam pengembangan program media menjadi enam langkah
sebagai berikut.
1) Menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa.
2) Merumuskan tujuan pembelajaran (Instructional objective) dengan
operasional dan khas.
3) Merumuskan butir-butir materi secara terperinci yang mendukung
tercapainya tujuan.
4) Mengembangkan alat pengukur keberhasilan.
12 Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Dasar
5) Menulis naskah media.
6) Mengadakan evaluasi dan revisi media.

LATIHAN
1. Jelaskanlah pengertian dan manfaat media pembelajaran!
2. Bagaimanakah cara memilih dan menentukan media dalam suatu
pembelajaran?
3. Jelaskan jenis media pembelajaran yang dapat digunakan dalam
pembelajaran keterampilan berbicara di kelas tinggi atau kelas rendah!
4. Pilih dan kembangkanlah satu buah media pembelajaran yang dapat
digunakan untuk pembelajaran keterampilan berbahasa produktif (berbicara
atau menulis) di SD kelas tinggi atau kelas rendah!

DAFTAR PUSTAKA
Arsyad. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Karya
Aksara.
Depdiknas. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas, Dirjendikdasmen,
DTK.
------------. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas.
Haeruddin, dkk. 2007. Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Depdiknas
Hafni.1985. Media Pembelajaran Bahasa yang Efektif. Jakarta: P2LPT.
Hamalik, Oemar.1986. Media Pndidikan. Bandung: PT Citra Aditya Akti.
Kaufman, Roger A., 1972. Educational System Planning, New Jersey
PrenticeHall, Inc.
Majid, Abdul. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya
Rohani, Ahmad. 1997. Media Instruksional Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.
Semi, M. Atar. 1990. Rancangan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.
Malang: YA3.
Sudjana, Nana. 2002. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
Usman, M. Uzer. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya
Sulaimi, M. dkk. 2012. “Pengembangan Prangkat Pembelajaran (modul PLPG
Rayon 122 NTB Tahun 2012)”. Mataram: Universitas Mataram
Uno, Hamzah B. 2007. Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar
Mengajar yang Kratif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.

Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Dasar 13

Anda mungkin juga menyukai