Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Siti Chalimah (12205173009)

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 15

Nama : Siti Chalimah

NIM : 12205173009

Kelas : PGMI 6 F

KECERDASAN VISUAL-SPASIAL SISWA DALAM


MENYELESAIKAN MASALAH BANGUN RUANG DI SD ISLAM
MIFTAHUL HUDA PLOSOKANDANG

A. Konteks Penelitian.
Menurut Hariwijaya kemampuan visual-spasial adalah kemampuan seseorang
untuk menangkap ruang dengan segala implikasinya. Sejalan dengan hal tersebut,
Carter menyatakan bahwa kecerdasan visual spasial adalah kemampuan persepsi dan
kognitif yang menjadikan seseorang mampu untuk melihat hubungan ruang.
Sedangkan menurut Masykur menyatakan bahwa: “Kecerdasan visual-spasial memiliki
ciri-ciri antara lain: (1) Memberikan gambaran spasial visual yang jelas ketika
mengerjakan sesuatu; (2) Mudah membaca peta atau diagram; (3) Menggambar sosok
orang atau benda mirip dengan aslinya; (4) Sangat menikmati kegiatan visual, seperti
teka-teki atau sejenisnya; (5) Mencoret-coret di atas kertas atau buku tugas sekolah;
(6) Lebih mendalami informasi lewat gambar dari pada kata-kata atau uraian. Siswa yang
memiliki kecerdasan visual-spasial yang baik akan lebih mudah belajar degan
gambar-gambar visual”. Mereka lebih mampu menyerap pembelajaran jika disajikan
dengan bantuan benda-benda visual.1
Sebagian besar orang berpendapat bahwa anak yang cerdas adalah anak yang bisa
menulis dan membaca dengan baik, hal itu tak sepenuhnya salah akan tetapi jika kita
menilai kecerdasan anak hanya dengan kemampuan membaca dan menulisnya saja dan
mengabaikan kecerdasan anak yang lain hal ini juga kurang bijaksana. Salah satu

1
Agustina , Lasia,” Kecerdasan Visual-Spasial Pada Anak Berkesulitan Belajar Matematika” dalam
Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika (SESIOMADIKA) 2017, ISBN: 978-
60260550-1-9 Pembelajaran, hal. 186-192
kecerdasan yang sering diabaikan dalam memberikan stimulus adalah kecerdasan
visual spasial, kecerdasan yang memuat kemampuan seseorang untuk memahami
secara lebih mendalam hubungan antara objek dan ruang.
Seseorang dengan kecerdasan visual spasial akan mempunyai kepekaan pada garis,
warna, bentuk, ruang, keseimbangan, bayangan, harmoni, pola dan hubungan antar unsur
kecerdasan visual spasial benar-benar bertumpu pada ketajaman melihat dan ketelitian
pengamatan. Kecerdasan visual spasial memiliki jenis kemampuan yang banyak dan
berbeda-beda, dari menangkap secara detail hingga memahami pengaturan menjadi
berbagai pola, sampai mencocokkan pola-pola tersebut ke dalam suatu landasan
pengetahuan sehingga tahu apa yang harus dilakukan dengannya.2 Dari kemampuan yang
banyak dan berbeda-beda tersebut akan menumbuhkan banyak kekreatifan siswa yang
muncul ketika mengerjakan soal-soal mengenai bangun ruang dan hal ini tidak lain
berhubungan dengan cara belajar dan mengajar dengan menstimulasikan keberbagai
program.
Kecerdasan visual spasial dapat distimulasi melalui berbagai program seperti
melukis, membentuk sesuatu dengan plastisin, mengecap, dan menyusun potongan
gambar. Guru perlu menyediakan berbagai fasilitas yang memungkinkan anak
mengembangkan daya imajinasi mereka, seperti alat-alat permainan konstruktif (lego,
puzzle, lasie), balok-balok bentuk geometri berbagai warna dan ukuran, peralatan
menggambar, pewarna, alat-alat dekoratif (kertas warna-warni, gunting, lem, benang)
dan berbagai buku bergambar. Akan lebih baik, jika menyediakan beberapa miniatur
benda-benda yang disukai anak, seperti mobil-mobilan, pesawat terbang, rumah-rumahan,
hewan dan orang-orangan. Menurut Gardner, Bukti dari riset otak jelas dan membesarkan
hati. Sama seperti otak bagian kiri terpilih, dalam perjalanan evolusi, sebagai tempat
pemrosesan linguistik pada orang yang tidak kidal, otak bagian kanan terbukti tempat
paling penting untuk pemrosesan ruang. Kerusakan di otak kanan bagian belakang

2
Rosida, Laily. “Peningkatan Kecerdasan Visual Spasial Anak Usia Dini Melalui Permainan Maze”,
dalam Jurnal Pendidikan Usia Dini , Volume 8 Edisi 2, November 2014
menyebabkan kerusakan kecerdasan menemukan jalan ke suatu tempat, mengenali wajah
dan pemandangan, atau memperhatikan rincian yang halus.3
Intelegensi siswa untuk mempelajari sebuah ketrampilan atau konsep matematika
berdasarkan cara menyelesaikan masalah siswa akan berpengaruh terhadap kemampuan
siswa dalam berfikir visual-spasialnya sehingga kekreatifan, kekritisan siswa dalam
mengerjakan soal bangun ruang akan berbeda-beda dan membuat siswa dapat saling
menukarkan pikirannya untuk menyelesaikan soal tentang bangun ruang tersebut, hal ini
akan memunculkan banyak solusi penyelesaiannya. Ketika siswa mampu menemukan
banyak solusi penyelesaian maka siswa akan lebih paham secara detail tentang bangun
ruang tersebut, dan ketika diberikan soal yang berkaittan dengan bangun ruang maka
siswa akan lebih mudah lagi dalam mengerjakan karena pemahaman yang dimilikinya.
Sehingga kecerdasan visual-spasial dan gaya belajar siswa yang berbeda akan
memudahkan dalam menemukan solusi dari masalah-masalah bangun ruang.
Kecerdasan visual-spasial siswa dalam menemukan solusi dari masalah-masalah
bangun ruang memang berbeda-beda. Tetapi sebenarnya perbedaan tersebut tidaklah
masalah jika cara berfikir visual-spasialnya sejalan. Untuk itu, peneliti mengambil judul
“Kecerdasan Visual-Spasial Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Bangun Ruang di SD
Islam Miftahul Huda Plosokandang”.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan konteks penelitian masalah yang telah dijelaskan diatas, maka perlu
ditetapkan fokus penelitian yang terkait dengan penelitian ini guna menjawab segala
permasalahan yang ada. Adapun fokus penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana kecerdasan visual-spasial siswa yang memiliki kemampuan matematika
tinggi dalam menyelesaikan masalah bangun ruang di SD Islam Miftahul Huda
Plosokandang?

3
Howard Gardner, Multipel Inteligences Kecerdasan Majemuk Teori dalam Praktek, (Batam Center:
Interaksara, 2003), hal.43
2. Bagaimana kecerdasan visual-spasial siswa yang memiliki kemampuan matematika
sedang dalam menyelesaikan masalah bangun ruang di SD Islam Miftahul Huda
Plosokandang?
3. Bagaimana kecerdasan visual-spasial siswa yang memiliki kemampuan matematika
rendah dalam menyelesaikan masalah bangun ruang di SD Islam Miftahul Huda
Plosokandang?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan fokus penelitian diatas, penelitian ini mempunyai tujuan yang
hendak dicapai. Adapun tujuan dari penelitian yaitu:
1. Untuk mendeskripsikan kecerdasan visual-spasial siswa yang memiliki kemampuan
matematika tinggi dalam menyelesaikan masalah bangun ruang di SD Islam Miftahul
Huda Plosokandang.
2. Untuk mendeskripsikan kecerdasan visual-spasial siswa yang memiliki kemampuan
matematika sedang dalam menyelesaikan masalah bangun ruang di SD Islam Miftahul
Huda Plosokandang.
3. Untuk mendeskripsikan kecerdasan visual-spasial siswa yang memiliki kemampuan
matematika rendah dalam menyelesaikan masalah bangun ruang di SD Islam Miftahul
Huda Plosokandang.

D. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain sebagai berikut.
1. Secara Teoritis
Manfaat teoritis ini bertitik tolak dengan meragukan suatu teori tertentu atau yang
disebut verifikasi. Dalam menemukan manfaat teoritis peneliti akan mengemukaan
manfaat teoritis yang dapat diambil dari penelitian tersebut. Penelitian ini mempunyai
manfaat teoritis yaitu, sebagai bahan masukan bagi pendidik dan praktisi pendidikan
untuk dijadikan bahan analisis lebih lanjut dalam rangka kecerdasan visual-spasial
siswa SDI Miftahul Huda Plosokandang dalam menyelesaikan masalah materi bangun
ruang.
2. Secara Praktis
Manfaat praktis secara umum dari peneliti yaitu memberikan gambaran dan
wacana keilmuan terhadap pendidik, peserta didik maupun kepala sekolah tentang
pentingnya mengetahui kecerdasan visual-spasial dalam menyelesaikan masalah
bangun ruang, dan akan diuraikan manfaat praktis tentang kecerdasan visual-spasial
siswa yaitu sebagai berikut:
a. Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi bagi peningkatan
belajar siswa dalam bangun ruang. Juga dapat memberikan masukan demi kemajuan
dalam semua mata pelajaran di sekolah tersebut khususnya untuk mata pelajaran
matematika.

b. Bagi Guru Wali Kelas


Dengan mengetahui bagaimana kecerdasan visual-spasial dalam menyelesaikan
masalah materi bangun ruang, diharapkan guru wali kelas dapat menyampaikan
materi dengan model pembelajaran yang sesuai khususnya mata pelajaran
matematika. Sehingga akhirnya semua materi dapat tersampaikan dengan baik.
c. Bagi Siswa
Dapat mengetahui kecerdasan visual-spasial siswa dalam menyelesaikan
masalah materi bangun ruang. Juga dapat digunakan untuk meningkatkan
pengetahuan wawasan siswa sehingga menunjang kualitas pendidikan siswa.
d. Bagi Peneliti
Dapat memberikan pengalaman bagi peneliti yang nantinya dapat dipergunakan
di masa depan ketika peneliti menghadapi peserta didiknya.
E. Penegasan Istilah

Penegasan istilah ini disusun sebagai upaya untuk menghindari kesalahan


pemahaman dalam memahami konsep judul skripsi ini. Penegasan istilah yang perlu
dikemukakan adalah sebagai berikut :
1. Secara Konseptual
a. Kecerdasan
Menurut Sefrina kecerdasan merupakan kemampuan seseorang dalam
menghasilkan suatu produk yang berguna bagi dirinya dan orang lain.4
b. Kecerdasan Visual-Spasial
Kecerdasan visual dan spasial adalah kemampuan untuk melihat dan
mengamati dunia visual dan spasial secara akurat (cermat).5 Hal tersebut
mencakup kemampuan untuk memvisualisasikan, mewakili ide-ide visual atau
spasial secara grafis, dan mengorientasikan diri secara tepat dalam sebuah matriks
spasial.
c. Menyelesaikan Masalah
Menyelesaikan berasal dari kata selesai, selesai adalah usai, sudah habis
waktunya, habis dikerjakan. Menyelesaikan adalah menyudahkan, menjadikan
berakhir, menemukan jalan keluar.6 Sedangkan masalah adalah sesuatu yang harus
diselesaikan (dipecahkan), soal atau persoalan.7
d. Bangun Ruang
Bangun ruang merupakan bangun matematika yang memiliki isi atau volume.
Bangun ruang dalam matematika dibagi menjadi beberapa bangun ruang yakni
sisi, rusuk dan titik sudut. Sisi merupakan bidang pada bangun ruang yang
membatasi antara bangun ruang dengan rungan di sekitarnya, rusuk merupakan

4
Agustina , Lasia,” Kecerdasan Visual-Spasial Pada Anak Berkesulitan Belajar Matematika” dalam
Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika (SESIOMADIKA) 2017, ISBN: 978-
60260550-1-9 Pembelajaran, hal. 187
5
Indragiri A., Kecerdasan Optimal: Cara Ampuh Memaksimalkan Kecerdasan Anak. (Jogjakarta:
Starbooks, 2010), hal. 16
6
W.S.J Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta:PN Balai Pustaka, 1984)., hal 744
7
https://kbbi.web.id/masalah, diakses pada tanggal 16 Maret 2020 pukul 18.00 WIB.
pertemuan dua sisi yang berupa ruas garis pada bangun ruang sedangkan titik sudut
adalah titik dari hasil pertemuan rusuk yang berjumlah tiga atau lebih.8

2. Secara Operasional
Penegasan istilah secara operasional penelitian yang berjudul “Kecerdasan Visual
Spasial Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Bangun Ruang di SD Islam Miftahul
Huda Plosokandang” ini yaitu kemampuan berfikir manusia untuk menghasilkan suatu
karya yang kemudian karya tersebut dapat bermanfaat untuk diri sendiri maupun orang
lain. Kemampuan atau kecerdasan ini melibatkan kesadaran akan warna, garis, bentuk,
ruang, ukuran dan juga hubungan di antara elemen-elemen tersebut. Selain itu
kecerdasan ini juga melibatkan kemampuan untuk melihat obyek dari berbagai sudut
pandang. Untuk mengetahui tingkat kecerdasan visual spasial siswa, peneliti
memberikan masalah yang berkaitan dengan pokok bahasan bangun ruang. Masalah
tersebut untuk diselesaikan atau ditemukan jalan keluarnya oleh siswa SD Islam
Miftahul Huda Plosokandang.

8
http://www.diwarta.com/pengertian-bangun-ruang-dan-contoh-soal/586/ diakses pada tanggal 18
Maret 2020 pukul 20.00 WIB.
F. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yaitu untuk menunjukkan posisi dalam penelitian ini bahwa
kajian ini belum ada yang melakukannya, maka peneliti akan memaparkan tulisan yang
sudah ada. Dari sinilah nantinya akan peneliti jadikan sebagai sandaran teori dan sebagai
perbandingan dalam mengupas berbagai permasalahan penelitian ini, sehingga
memperoleh hasil penemuan baru yang betul-betul otentik.
Penelitian dengan judul “Kecerdasan Visual Spasial Siswa dalam Menyelesaikan
Masalah Bangun Ruang di SD Islam Miftahul Huda Plosokandang” ini bertujuan untuk:
1) mendeskripsikan kecerdasan visual-spasial siswa yang memiliki kemampuan
matematika tinggi dalam menyelesaikan masalah bangun ruang di SD Islam Miftahul
Huda Plosokandang, 2) mendeskripsikan kecerdasan visual-spasial siswa yang memiliki
kemampuan matematika sedang dalam menyelesaikan masalah bangun ruang di SD Islam
Miftahul Huda Plosokandang, 3) mendeskripsikan kecerdasan visual-spasial siswa yang
memiliki kemampuan matematika rendah dalam menyelesaikan masalah bangun ruang di
SD Islam Miftahul Huda Plosokandang.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian
deskriptif. Fokus penelitian ini yaitu berpengaruhnya kecerdasan visual spasial siswa
dalam menyelesaikan masalah bangun ruang. Subjek penelitian adalah siswa kelas III SD
Islam Miftahul Huda Plosokandang dengan 3 kriteria kecerdasan visual spasial siswa,
yaitu kemampuan matematika tinggi, sedang, dan rendah. Obyek penelitian ini adalah
seluruh siswa SD Islam Miftahul Huda Plosokandang. Variable dalam penelitian ini
menggunakan 2 variabel yaitu X=1, dan Y=1. Tempat penelitian ini dilaksanakan di SD
Islam Miftahul Huda Plosokandang dan dilakukan di tahun 2020.
No. Aspek Penelitian Terdahulu
Nofia Afrianti Dian Septi Nur Afifah Kiki Aprina R. Nur’aini Jafar Luqman Fathoni

1. Judul Hubungan Kecerdasan Kecerdasan Visual Kecerdasan Visual Spasial Profil Pemecahan Masalah Profil Kecerdasan
Visual Spasial Spasial Siswa SMP Siswa dalam Memecahkan Bangun Ruang Sisi Datar Visual-Spasial Siswa
terhadap Pretasi Wijaya Sidoarjo Kelas Masalah Geometri Bangun Oleh Siswa SMP Ditinjau Dalam Memahami
Belajar Matematika IX dalam Memahami Ruang Sisi Datar Kelas VIII Dari Kecerdasan Visual- Gambar Bangun
Materi Bangun Datar Bangun Ruang Ditinjau SMP Nuris Jember. Spasial. Ruang Yang Tersusun
Siswa Kelas IV MI Al dari Perbedaan Dari Beberapa
Khoiriyyah 01 Kemampuan Bangun Kubus.
Semarang Tahun Matematika.
Ajaran 2018/2019.
2. Tujuan Mendeskripsikan Mengetahui kecerdasan Mendeskripsikan bagaimana Mendeskripsikan Mengetahui profil
Penelitian pengaruh yang visual-spasial siswa karakteristik kecerdasan pemecahan masalah kecerdasan visual-
signifikan antara SMP Wijaya Sidoarjo visual spasial siswa dalam bangun ruang sisi datar spasial dalam
kecerdasan visual kelas IX dalam memecahkan masalah oleh siswa SMP yang mendeskripsikan
spasial terhadap memahami bangun geometri bangun ruang sisi memiliki kecerdasan gambar bangun ruang
prestasi belajar ruang ditinjau dari datar visual-spasial. yang tersusun dari
matematika siswa perbedaan kemampuan beberapa bangun
kelas IV MI Al matematika. kubus.
Khoiriyyah 01
Semarang.
3. Pendekatan Kuantitatif Kualitatif Kualitatif Kualitatif Kuantitatif
4. Jenis Korelasi Deskriptif Deskriptif kualitatif Deskriptif kualitatif Survey
Penelitian
5. Fokus Berpengaruhnya Berpengaruhnya Berpengaruhnya karakteristik Berpengaruhnya Berpengaruhnya
Penelitian hubungan kecerdasan Kecerdasan Visual kecerdasan visual spasial kecerdasan visual-spasial kecerdasan visual-
visual spasial siswa Spasial Siswa SMP siswa dalam memecahkan siswa dalam memecahkan spasial siswa dalam
terhadap prestasi Wijaya Sidoarjo Kelas masalah geometri bangun masalah bangun ruang sisi memahami gambar
belajar matematika IX dalam Memahami ruang sisi datar. datar bangun ruang yang
materi bangun datar Bangun Ruang Ditinjau tersusun dari beberapa
dari Perbedaan bangun kubus
Kemampuan
Matematika
6. Subjek 19 siswa kelas IV 32 siswa, yang terdiri siswa Kelas VIII SMP Nuris 2 siswa yang memenuhi 30 siswa kelas X
Penelitian dari 7 siswa Jember. kriteria sebagai siswa yang MAN 3 Sidoarjo
berkemampuan memiliki kecerdasan
matematika tinggi, 21 visual-spasial dominan
siswa berkemampuan daripada kecerdasan
matematika sedang, dan lainnya.
4 siswa berkemampuan
matematika rendah
7. Objek Seluruh siswa kelas IV Seluruh siswa Kelas IX Seluruh siswa Kelas VIII Siswa kelas IX SMP Seluruh Siswa kelas X
Penelitian MI Al Khoiriyyah 01 SMP Wijaya Sidoarjo. SMP Nuris Jember. Negeri 5 Palu tahun ajaran MAN 3 Sidoarjo
Semarang 2016/2017.
8. Variabel Variabel X=1, Y=1 Variabel X=1, Y=1 Variabel X=1, Y=1 Variabel X=1, Y=1 Variabel X=1, Y=1
9. Tempat MI Al Khoiriyyah 01 SMP Wijaya Sidoarjo SMP Nuris Jember. SMP Negeri 5 Palu MAN 3 Sidoarjo
Penelitian Semarang

10. Waktu Penelitian ini Bulan September 2014 Penelitian ini dilaksanakan Dilaksanakan pada tahun Dilaksanakan pada
Penelitian dilaksanakan pada pada pertengahan semester ajaran 2016/2017 bukan Mei 2013.
tahun ajaran genap tahun ajaran
2018/2019. 2016/2017
G. Metode Penelitian

Secara umum, penelitian diartikan sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis
data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan tertentu.
Pengumpulan dan analisis data menggunakan metode-metode ilmiah, baik yang bersifat
kuantitatif ataupun kualitatif, eksperimental maupun non eksperimental, interaktif
maupun noninteraktif. Metode-metode tersebut telah dikembangkan secara intensif,
melalui berbagai uji coba sehingga telah memiliki prosedur yang baku.9
Metode penelitian dalam arti luas berarti “desain” atau rancangan penelitian.
Rancangan ini berisi rumusan tentang objek atau subjek yang akan diteliti, teknik-
teknik pengumpulan data, prosedur pengumpulan dan analisis data berkenaan dengan fokus
masalah tertentu.10

1) Rancangan Penelitian
a) Pendekatan Penelitian

Salah satu bagian terpenting dari suatu penelitian adalah metode penelitian.
Dalam metode penelitian, diperlukan sebuah pendekatan yang digunakan sebagai
11
pijakan dari serangkaian pelaksanaan kegiatan dalam sebuah penelitian.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan, dll, secara holistic, dan dengan cara deskriptif dalam
bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konten khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode alamiah.12
b) Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian deskriptif.


Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar. Ditujukan
untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik
fenomena yang bersifat alamiah maupun rekayasa manusia.13

9
Nana Syaodih Sukmanadia, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2013), hal 5
10
Ibid., hal 5
11
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), hal. 6
12
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), hal. 6
13
Ibid.., hal. 72
Penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama, yaitu
menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek yang
diteliti secara tepat. Dalam perkembangan akhir-akhir ini, metode penelitian
deskriptif juga banyak dilakukan oleh para peneliti karena dua alasan. Pertama,
dari pengamatan empiris didapat bahwa sebagian besar laporan penelitian
dilakukan dalam bentuk deskriptif. Kedua, metode deskriptif sangat berguna
untuk mendapatkan variasi pemasalahan yang berkaitan dengan bidang pendidikan
maupun tingkah laku manusia.14 Penelitian deskriptif tidak memberikan perlakuan,
manipulasi atau pengubahan pada variabel-variabel bebas, tetapi menggambarkan
suatu kondisi apa adanya.15
Pengambilan jenis penelitian ini disesuaikan dengan tujuan penelitian.
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kecerdasan visual-
spasial siswa dengan kemampuan matematika yang berbeda-beda dalam
menyelesaikan masalah bangun ruang di SD Islam Miftahul Huda Plosokandang.
Untuk itu, data yang dimunculkan hanya akan bebentuk kata-kata dan gambar,
semua faktor baik lisan maupun tulisan dipaparkan sebagaimana adanya yang
terjadi di lapangan, yang dialami, dirasakan, dan difikirkan oleh partisipan atau
sumber data kemudian dianalisis dan disajikan untuk menjawab permasalahan
dalam penelitian.

2) Kehadiran Peneliti
Kehadiran peneliti dalam penelitian ini mutlak diperlukan. Peneliti merupakan
instrumen utama dalam penelitian kualitatif. Kedudukan peneliti dalam penelitian
kualitatif cukup rumit. Ia sekaligus merupakan perencana, pelaksana, pengumpul
data, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitiannya.16
Peranan peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai instrumen, observer, dan
sekaligus pengumpul data. Sebagaimana yang dikatakan Guba dan Lincoln bahwa
dalam penelitian kualitatif mempunyai salah satu ciri bahwa manusia sebagai
instrumen penelitian.17

14
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: BumiAksara, 2004), hal. 157
15
Lexy J. Moleong, Metodologi Peneitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hal. 73
16
Ibid., hal. 168
17
Ibid., Lexy J. Moleong, Metodologi Peneitian Kualitatif..., hal. 9
Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus
penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data,
menilai kualitas data, menganalisis data, menafsirkan data, dan membuat kesimpulan
atas temuannya. Dalam hal instrumen penelitian kualitatif Nasution menyatakan
bahwa dalam penelitian kualitatif menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian
karena dalam penelitian kualitatif segala sesuatunya belum pasti. Seperti masalah,
fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang
diharapkan. Oleh karena itu segala sesuatunya masih perlu dikembangkan sepanjang
penelitian dan menjadikan peneliti sebagai instrumen penelitian.18 Hanya manusia
sebagai instrumen pulalah yang dapat menilai apakah kehadirannya menjadi faktor
pengganggu sehingga apabila terjadi hal yang demikian ia pasti dapat menyadarinya serta
dapat mengatasinya.
Oleh karena itu, peneliti bekerja sama dengan pihak sekolah mulai dari
kepala sekolah, guru, dan siswa maupun guru wali kelas untuk mengumpulkan data
yang dibutuhkan. Peneliti selaku instrumen utama masuk ke lokasi penelitian agar dapat
berhubungan langsung dengan informan guna untuk mengumpulkan data, dapat
memahami secara alami kenyataan yang ada di lokasi penelitian. Peneliti berusaha
melakukan interaksi dengan informan, peneliti secara wajar menyikapi segala perubahan
yang terjadi di lapangan, berusaha menyesuaikan diri dengan situasi.
Dalam penelitian ini, peneliti bekerja sama dengan guru wali kelas SD Islam
Miftahul Huda Plosokandang membahas tentang pengalaman mengajar mata pelajaran
matematika khusunya materi bangun ruang serta segala hal yang berkaitan dengan pokok
bahasan dan hambatan-hambatannya.

3) Lokasi dan Subjek Penelitian


Lokasi penelitian adalah tempat di mana akan dilakukan penelitian. Penelitian
ini dilakukan di SD Islam Miftahul Huda Plosokandang. Lokasi ini dipilih dengan
pertimbangan sebagai berikut:
a) Penelitian terkait dengan kecerdasan visual spasial sangat dibutuhkan di sekolah
tersebut untuk mengetahui kecerdasan visual spasial pada tingkat kemampuan
matematika siswa yang berbeda dalam menyelesaikan soal matematika.

18
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011), hal.222-
223
b) Belum pernah dilakukan penelitian terkait kecerdasan visual spasial di sekolah
tersebut.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III SD Islam Miftahul Huda
Plosokandang. Dari jumlah keseluruhan siswa kelas III akan dipilih 6 siswa sebagai
subjek wawancara dengan kategori 2 siswa yang kemampuan kognitifnya tinggi, 2 siswa
yang kemampuan kognitifnya sedang, dan 2 siswa yang kemampuan kognitifnya rendah.

4) Data dan Sumber Data


a) Data
Data adalah sekumpulan fakta tentang suatu fenomena, baik berupa angka-
angka (bilangan) ataupun berupa kategori, seperti: senang, tidak senang, baik,
buruk, berhasil, gagal, tinggi, rendah, yang dapat diolah menjadi informasi.19
Data dibedakan menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer
adalah data yang langsung diperoleh dari sumber data pertama di lokasi penelitian
atau objek penelitian. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari
sumber kedua atau sumber sekunder dari data yang kita butuhkan.20
Dalam penelitian ini data primer didapat dari hasil tes yang berupa skor
dan wawancara dengan siswa. Sedangkan data skunder didapat dari observasi dan
dokumentasi.
b) Sumber Data
Sumber data dibedakan menjadi dua, yaitu sumber data primer dan sumber data
sekunder. Menurut Lofland, sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah
kata-kata dan tindakan, dan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan
lain-lain.21
Sumber data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa SD Islam
Miftahul Huda Plosokandang. Dari sumber data tersebut akan diambil informasi-
informasi terkait dengan penelitian ini. Seperti siswa yang diberi tes dan wawancara
untuk memperoleh data tentang kecerdasan visual spasial. Sedangkan sumber data
sekunder dalam penelitian ini diambil dari hasil observasi dan dokumentasi atau
arsip-arsip yang diperoleh dari pihak sekolah guna melengkapi data terkait lokasi
penelitian.

19
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hal. 191
20
Ahmad Tanzeh dan Suyitno, Dasar- Dasar Penelitian, (Surabaya: el-KAF, 2006), hal. 28
21
Lexy J. Moleong, Metodologi Peneitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hal 157

Anda mungkin juga menyukai