Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Pengertian Perkembangan Bahasa

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

A.

Pengertian Perkembangan Bahasa


Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang
lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses
pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh,
organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing
dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku
sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya. Bahasa merupakan kemampuan untuk
berkomunikasi dengan orang lain. Dalam pengertian ini tercakup semua cara untuk
berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk lambang atau simbol
untuk mengungkapkan lisan, tulisan, isyarat, bilangan, lukisan dan mimik muka, sedangkan
berbicara merupakan suatu alat untuk dapat memberikan dan menyampaikan rasa keinginan
dan kebutuhannya.1
Bahasa adalah suatu alat komunikasi yang digunakan makhluk hidup untuk berinteraksi
antara satu dengan yang lain. Menurut Keraf dalam Smarapradhipa, memberikan dua
pengertian bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara
anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua,
bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran)
yang bersifat arbitrer. Jadi, bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting digunakan
dalam keseharian manusia. Terutama saat berkomunikasi antar manusia, baik itu dalam usaha
bisnis, maupun komunikasi dengan orang tua.2

B. Perkembangan Bahasa pada Anak


Kapan sebenarnya anak mulai berbahasa? Karena berbahasa mencakup komprehensi
maupun produksi, maka sebenarnya anak sudah mulai berbahasa sebelum dia dilahirkan.
Melalui saluran intrauterine anak telah terekspos pada bahasa manusia waktu dia masih janin .
Kata-kata dari ibunya tiap hari dia dengar dan secara biologis kata-kat itu 'masuk' ke janin.
Kata-kata ibunya ini rupanya 'tertanam' pada janin anak. Itulah salah satu sebabnya mengapa
di mana pun juga anak selalu lebih dekat pada ibunya daripada ayahnya. Seorang anak yang
menangis akan berhenti menangisnya bila digendong ibunya. Seorang anak yang normal akan

1
Endang Buda Setyowati, Perkembangan Bahasa Anak Usia Prasekolah (4-6 tahun) dengan Pendidikan Ibu,
(Jakarta: Jurnal Akademi Kebidanan Griya Usada Volume 1, 2012).
2
Juan Andrianto Tejoprayitno, Peran Bahasa secara Nasional dan Global, (MP Ahli, 2002).
memperoleh bahasa pertamanya dalam waktu yang relatif singkat (yaitu kira-kira dari usia 2-6
tahun). Hal itu menurut Chomsky bukan karena anak itu memperoleh rangsangan (stimulus)
saja, lalu ia mengadakan respons, tetapi oleh karena setiap orang diperlengkapi sejak lahir
(innate) dengan seperangkat peralatan (device) yang memungkinkannya memperoleh bahasa
pertama, yang disebutnya sebagai language acquisition device (LAD) atau 'peralatan
perolehan bahasa'. Menurutnya, LAD inilah yang membedakan manusia dari hewan, dan
merupakan ciri khas perolehan bahasa manusia, dibanding bentuk perilaku non-bahasa
makhluk lain.13 Perkembangan bahasa anak tidak saja dipengaruhi oleh perkembangan
neurologis tetapi juga oleh perkembangan biologisnya. Menurut Lenneberg, dikatakan bahwa
perkembangan bahasa anak mengikuti jadwal biologis yang tidak dapat ditawar-tawar.
Seorang anak tidak dapat dipaksa atau dipacu untuk dapat mengujarkan sesuatu, bila
kemampuan biologisnya belum memungkinkan. Sebaliknya, bila seorang anak secara biologis
telah dapat mengerjakan sesuatu, dia tidak akan dapat pula dicegah untuk tidak
mengujarkannya. Karena memang ada keterkaitan antara perkembangan biologi dengan
kemampuan berbahasanya.3

Perkembangan Bahasa anak ditempuh melalui cara yang sistematis dan berkembang
bersama-sama dengan pertambahan usianya. Menurut Lenneberg perkembangan Bahasa anak
seiring dengan perkembangan biologisnya. Hal inilah yang digunakan sebagai dasar mengapa
anak pada umur tertentu sudah dapat berbicara, sedangkan anak pada umur tertentu pula
belum dapat berbicara. Akan tetapi, dalam perkembangannya, pada umumnya anak memiliki
komponen pemerolehan bahasa yang hampir sama, baik perkembangan fonologinya,
sintaksisnya, semantiknya, maupun pragmatiknya. Hal ini tentunya dilihat dari segi
perkembangan bahasa anak yang normal. Kesemua komponen tersebut, dapat dilihat dari
gejala dan tingkah laku anak seperti diuraikan Levin dalam bukunya yang berjudul Psikologi
Anak. Menurul Levin, pada masa perkembangan sistem bunyi (fonologis) anak memiliki
keutuhan dalam bersuara; pada masa perkembangan sintaksisnya (sistem gramatikal) anak
telah mampu memproduksi suara; pada masa perkembangan sistim maknanya (semantik)
anak telah memiliki keutuhan dalam memberikan makna; dan pada masa perkembangan
sistem sosial bahasanya (pragmatik) anak telah mampu menerapkan ucapan dalam kehidupan

3
Soenjono Dardjowidjojo, Echa: Kisah Pemerolehan Bahasa Anak Indonesia, (Jakarta: Gramedia Widiasarana
Indonesia, 2000), hlm. 60.
sosial secara utuh. Dworetzsky menyatakan bahwa dalam kehidupan manusia mengalami
perkembangan Bahasa melalui dua tahapan, yakni (i) pralinguistik dan (ii) linguistik. Kedua
tahap tersebut diuraikan berikut.

1) Periode Pralinguistik
Periode pralinguistik adalah masa anak sebelum mengenal bahasa, atau mampu
berbahasa. Saat bayi mulai tumbuh, secara berangsur-angsur ia mengembangkan
Bahasanya melalui urutan tahap demi tahap.
Tahap pertama,sejak lahir sampai sekitar usia 2 bulan yaitu masa fonasi (phonation
stage). Selama ini bayi sering membuat apa yang disebut "bunyi-bunyi yang
menyenangkan". Ini adalah bunyi-bunyi" quasi vower (disebut "quasi" karena tidak
sepenuh dan sekaya suara vokal yang dibuat berikutnya). Quasi vokal dibentuk dari suara
yang mirip Bahasa pertama. Antara usia 2 dan 4 bulan, bayi biasanya berada pada
goingstage, yaitu bayi mengucapkan kata sejenis dengan kombinasi quasi vokal dengan
keras, sebagai tanda awal konsonan. Antara 4 dan 7 bulan anak memproduksi beberapa
kata baru, disebut masa expansion stage.
Tahap kedua, setelah anak belajar mengeluarkan suara dalam bentuk tangis, anak
mulai mengoceh (bablingstage). Bunyi yang muncul pada masa ini, yakni antara 7 sampai
10 bulan, berupa bunyi yang dapat dipisahkan antara vokal dan konsonannya, namun
belum ada bunyi yang membedakan makna. Antara usia 7 dan 10 bulan tersebut, ocehan
bayi semakin meningkat karena dia mulai menghasilkan suku kata dan menirukan seperti
ucapan 'bababa' atau 'mamama'. Ini disebut tahap kononikal (cononical stage). Yang
menarik adalah, bayi yang mampu mendengar segera mulai mengoceh suku kata
kononikal sedangkan bayi tuli yang juga berada pada masa mengoceh, tidak dapat
mengucapkan bunyi kononikal tersebut.
Tahap ketiga, bayi setelah melalui masa kononikal, secara meningkat bayi
mempersempit penggunaan fonem mereka, terutama pada fonem yang akan mereka
gunakan daIam Bahasa yang mereka pelajari. Ini disebut dengan tahap kontraksi
(contraction stage) dan umumnya terjadi antara usia 10 dan 14 bulan. Pada masa ini bayi
jugamemperoleh langkah dan irama bahasa. Tampaknya balikan diperlukan sebelum masa
kontraksi dimulai. Bayi belajar meniru apa yang mereka dengar.
Jalongo mengelompokkan perkembangan Bahasa anak tahap pralinguastik ini, sejak
bayi lahir sampai usia 2 bulan. Pada tahap perkembangan Bahasa ini, anak tampak masih
dalam taraf berlatih mengenal lingkungannya sendiri atas dasar yang dirasakan, dilihat,
dan didengarnya. Ketika anak merasakan sesuatu, sementara dia belum mampu
mengucapkan sesuatu, anak hanya mampu memberikan pertanda bahwa dia senang atau
tidak senang. Ungkapan rasa tidak senang, ditunjukkan dengan menangis atau
menunjukkan kegelisahannya. Ketika anak senang, dia mampu menunjukan
kesenangannya, misalnya dengan tidak rewel, melakukan gerakan yang positif, selalu
memberikan respon ketika diajak berkomunikasi.
2) Periode Linguistik
Kata infans berasal dari kata latin "tanpaucapan" atau "tidak berbicara". Kata infant
(bayi) berasal dari Infans. Hal tersebut tampak logis jika dianggap kata-kata yang kali
pertama diucapkan oleh seorang anak sebagai titik akhir masa bayi. Pada masa tersebut,
anak sudah mulai tampak perkembangan bahasanya, ia sudah mulai mampu menggunakan
kata-kata dalam berbicara. Kata yang dimaksud adalah ucapan yang berhubungan
langsung dengan benda atau kegiatan tertentu, sebagai bentuk dasar. Misalnya mama,
papa, baba dan barn kemudian mempelajari kata abstrak. Ini terjadi antara umur 10 sampai
17 bulan. Jalongo mengelompokkan perkembangan linguistik ini sebagai tahapan kedua
Pada awal tahun pertama yakni usia sekitar 12 bulan, anak menggunakan kata antara 3-6
kata (holofrase). Tahap berikutnya anak berusia antara 12 sampai 18 bulan, anak telah
mampu menggunakan kata benda yang luas serta telah mampu menggunakan kosa kata
yang terdiri antara 3 sampai dengan 50 kata. Pada usia sekitar 2-3 tahun, anak sudah
mampu menerima bahasa dengan menggunakan bahasa telegrafik 2-3 kata. Anak,
selanjutnya mampu berkomunikasi dengan menggunakan kata antara 3-50 kata.
Anak ketika berusia sekitar 3 tahun, kosa katanya bertambah setiap hari. Pada usia
tersebut, menurut Jalongo anak memiliki kosakata antara 200 sampai 300 kata. Pada usia
4 tahun, anak telah mampu menerapkan pengucapan dan tata bahasa. Anak telah memiliki
kosakata sebanyak 1400 sampai 1600 kata. Pada usia 5 sampai 6 tahun, anak telah
memiliki susunan kalimat dan tata Bahasa yang benar, baik dalam mengunakan awalan
maupun dalam menggunakan kata kerja sekarang. Panjang kalimat rata-rata setengah baris
perkalimat, kemudian meningkat menjadi 6-8 kata. Anak telah mampu menggunakan
kosakata kira-kira 2.500 kata, dan anak mengerti sekitar 6000 kata.4

4
Enny Zubaidah, Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini dan Teknik Pengembangannya di Sekolah, (Yogyakarta:
Cakrawala Pendidikan, 2004), hlm. 464-466.

Anda mungkin juga menyukai