Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Analisis Komunitas Tanaman

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 24

ANALISIS KOMUNITAS

TANAMAN
1. LPRD (Laju Pertumbuhan Relatif Daun)/RLGR
adalah pertambahan luas permukaan daun
per unit luas permukaan luas daun awal
persatuan waktu
: LA = LA2 – LA1 (cm2 /cm2 /hari)
LA x t LA1 x t (t2 – t1)

Jika LPRD konstan, maka penambahan luas daun


terhadap waktu tetap sehingga hubungan luas
daun dengan waktu liner
LDt = LDe RD.T In L.Do + RD. t
Jika data tidak tersedia cukup maka LPRD dihitung sbb :
RD = In LD2 – In LD1 / (t2 – t1)

2. LPRD dan LPR


Hubungan LPRD dan LPR dapat memberikan informasi
tentang strategi tanaman dalam menyalurkan hasil
fotosintesis ke bagian tanaman.
N = LPR / LPRD
nilai N = 1 pada saat h = 0 yaitu pada saat awal
pertumbuhan
3. HSD : indeks efesiensi bagian produksi
tanaman (daun
4. ILD ( LAI )
HSD komunitas tanaman tidak hanya
ditentukan oleh morfologi tanaman yang
berhubungan dengan distribusi cahaya dan
sifat daun tetapi oleh kerapatan daun yang
berhubungan dengan populasi dan jarak tanam.
LAI : perbandingan luas daun total dengan luas
tanah yang ditutupi
ILD = LD / A ILD = LD’ / P x L
ILD optimum adalah ILD yang memberikan
produksi biomas tertinggi
Nilai ILD beragam terhadap umur, jenis tanaman,
kondisi lingkungan
Macam ILD (LAI)

Optimum LAI
Asimilasi bersih keseuruhan dedaunan mencapai nilai
maksimum . Seluruh daunmemberi konstribusi positif terhadap
peningkatan BK walauoun konstribusi daun – daun yang letaknya
paling bawah sangat rendah
Ceiling LAI
Lai mencapai maksimum. Laju penambhan daun mati pada kanopi
bagian bawah sama dengan laju munculnya daun – daun baru .
LAB pada Ceiling LAI < Optimum LAI
Ceiling Yield
Jaringan non fotosintetok meningkat sampai kehilangan BK
karena Respirasi oleh tanaman = yang diperoleh dalam
fotosintesis BK organ yang hidup per area statik
5. Laju Tumbuh Pertanaman (Crop Growth Rate/CGR )

 Menggambarkan kemampuan tanah menghasilkan biomassa


 Dihitung berdasarkan BK total persatuan waktu

CGR = 1 x dw = w
GA dt GA x t

CGR : w2 - w1 x 1
t2 – t 1 GA

GA = Luas tanah (Ground Area)


-----------------------------------------------------------
Tanaman CGR(t/ha/th) ILD op
------------------------------------------
Sawit 40 10-12
Kelapa 31 3
Sagu 53 6-8
Karet 36 6
Kakao 22 10
Kopi 15 2,2
Teh 15 5
------------------------------------------CGR sagu, karet dan
sawit > C3, mendekati C4
LPT (t/ha/th) dan Hasil (t/ha)

50
40 CGR
30 Hasil

20
10
0
0 5 10 15
Indeks Luas Daun
Hubungan ILD dengan LPT dan Hasil Kelapa Sawit
 Fotosintesis maksimal jarang berkorelasi dengan
hasil
 ILD tinggi mengakibatkan daun banyak ternaungi –
FS rendah
 Daun mendapat cahaya penuh mengalami cekaman
air dan suhu, sawit > 100, kopi >200
 Pada kakao FS ternaungi>terbuka
 Pada teh, kopi dan kakao tanpa naungan hasil lebih
tingg bila tidak terjadi cekaman – nutrisi, air dll
Sawit
 Padabibit sawit ,RGR dan NAR dibawah
naungan 50% > terbuka, tidak menurun pada
60-80% naungan.
 ILD< 3 (rendah) sebagian besar daun
terkena cahaya, naungan suhu< , FS > terbuka
 Tanamandewasa ILD 5-6 (tinggi), naungan
menurunkan hasil
MASA LUAS DAUN
 Hasil akhir suatu tanaman tidak hanya
tergantung kepada luas daun tetapi juga
seberapa lama daun tersebut aktif
menjalankan fotosintesis.
 MLD merupakan ukuran kemampuan tanaman
menghasilkan serta memelihara luas daun.

MLD = ∑ LD x t MLDt1-t2 = ½ (LD1 + LD2) (t2 – t1)

Syarat penggunaan rumus tersebut hubungan


luas daun terhadap waktu linier.
SIFAT PERAKARAN
• Peranan Akar sangat penting dalam pertumbuhan
tanaman (konsep keseimbangan morfogenik).
• Konsep ini menekankan bahwa potensi pertumbuhan akar
perlu dicapai sepenuhnya untuk mendapatkan potensi
pertumbuhan bagian atas tanaman.
• Sampai batas tertentu berat tajuk berhubungan secara
linier dengan berat akar.
• Perubahan pola hubungan dapat terjadi karena perubahan
lingkungan sehingga muncul konsep keseimbangan
fungsional yaitu pertumbuhan tajuk tergantung pada
optimasi fungsi akar dalam menyerap air dan hara.
Parameter akar :
a. Berat akar
NBA : nisbah berat akar (perbandingan berat akar
dengan biomas total tanaman) untuk menjelaskan
efesiensi akar mendukung pembentukan biomas total
tanaman.
KBA : kerapatan berat akar (perbandingan berat akar
dengan volume tanah).
b. Jumlah Akar
c. Panjang Akar
KPA : kerapatan panjang akar (perbandingan panjang
akar dengan volume tanah) menjelaskan daya jelajah
akar atau kerapatan penyebaran akar.
d. Luas permukaan akar
KLA Kerapatan luas akar(perbandingan luas
permukaan akar dengan volume tanah).
ILA indeks luas akar ( perbandingan luas
permukaan akar dengan luas tanah).
LA = 2 ᴨ r . PA
e. Volume akar
VA = ᴨ r2 . PA = 0.5 r LA
TRANSMISI CAHAYA
Distribusi cahaya dalam suatu komunitas tanaman secara
merata akan menjamin setiap helai daun dapat
melaksanakan fotosintesis secara optimum dan tidak
berada dalam titik kompen
a. Nisbah transmisi cahaya
Jumlah cahaya yang terserap dalam tajuk tanaman =
jumlah cahaya yang sampai di permukaan tajuk – jumlah
cahaya yang lolos sampai ke permukaan tanah - kurang
tepat ( tidak mencerminkan distribusi cahaya )
NTC = I / lo
 I : kuanta cahaya pada suatu lapisan tajuk
 lo : kuanta cahaya di atas permukaan tajuk
b. Penentuan ratio transmisi cahaya
(RTC) Koefisien Pemadaman
 Mengetahu besarnya cahaya yang dapat dterima oleh dedaunan
yang ada di dalam kanopi sangat bermanfaat dalam membantu
menjelaskanperbedaan hasil suatu tanaman dalam luasan tertentu
 Nilai RTC/Intersepsi cahaya berbeda pada hari cerah dan ber awan

 Rumus RTC = I1 X 100%

I0
 Dimana =
I0 = intensitas cahaya di atas tajuk
I1 = intensitas cahaya pada permukaan di bawah tajuk
c. Rumus Koefisien Pemadaman (Extinction
Coeficient)
I1 = I0 x e –kf

Dimana =

e = bilangan logaritma (2,17)


k = koefisien pemadaman
f = ILD
Contoh soal :
 Diketahui intensitas cahaya yang diterima
jagung pada ketinggian 30 cm di atas tanah
(I30) , intensitas cahaya diatas kanopi (I0) dan
ILD 3. Hitunglah nilai koefisien pemadaman
 I1 = I0 x e –kf
20 = 100 x 2,17 –k3

20/100 = 2,17 –k3

0,2 = 2,17 –k3

log 0,2 = log 2,17 –3k

log 0,2 = -3k log 2,17


log 0,2 = - 3k
log 2,17
- 0,689 = - 3k
0,336
3k = 2,077
k = 0,692
Fenologi Tanaman

Dalam analisis pertumbuhan tanaman perhatian biasanya diberikan


pada pertumbuhan tanaman

Perkembangan tanaman yaitu tingkat dan laju penampilan tanaman


kurang mendapat perhatian.
 Kedua proses pertumbuhan dan perkembangan adalah merupakan
satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam pertumbuhan tanaman
Tanaman yang sedang tumbuh tidak hanya menimbun bahan kering
tetapi juga mengalami perubahan-perubahan secaara teratur dan
berurutan yang dapat dilihat dari penampilan tanaman
 Perubahan penampilan tanaman dikenal dengan istilah perkembangan
fenoloogi.
FENOLOGI TANAMAN

Penaksiran saat pembungaan untuk menghitung masa


generatif dapat digunakan untuk penaksiran hasil
tanaman yang dipanen bagian generatifnya.
Masa Termal
Adalah akumulasi T harian selama n hari. Konsep ini
ditampilkan karena adanya ketergantungan proses
tanaman terhadap suhu.
X = A( T– T0) . t X / T= a (T –T0)
X fase perkembangan
A konstanta
T = suhu rata – rata harian
To = suhu dasar yaitu batas terendah suhu yang
mengakibatkan proses perkembangan terjadi,
t waktu hari
Nilai To dan A konstan ditaksir dari persamaan regresi
linier antara X/t dan T.

Mt = ∑ (Tmaks + Tmin) / 2) – To
Mt masa termal
Tmaks suhu maksimal harian
Tmin suhu minimal harian
Jenis tanaman To (° C) Mt (°C)
1. Jagung 9.8 60.8

2. Kedele 9.9 70.5

3. Kacang tanah 13.3 76.3

4. Gandum 2.6 77.9

5. Kapri 1.4 110.3


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai