Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

TPB MATERI 3 - Ekstraksi Dan Pengeringan Benih

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

MATERI 3

EKSTRASI DAN PENGERINGAN BENIH


A. Pendahuluan
Proses produksi benih perlu melewati beberapa tahap atau seed processing agar benih
yang diperoleh bersih, murni dan memiliki kualitas yang baik. Salah satu tahapan awal dalam
kegiatan penangananbenih yaitu kegiatan ekstraksi benih dan pengeringan. Ekstraksi benih
merupakan proses pengeluaran benih dari buah, polong, atau bahan pembungkus benih
lainnya. Metode ekstraksi benih dari ditentukan oleh karakteristik dari masing-masing tipe
buah. Proses ekstraksi dapat berupa pelunakan daging buah dan pelepasan daging buah,
pengeringan, pemisahan, penggoncangan, perontokan, pembuangan, dan pembersihan
(Yuniarti, 2013)
1. Tipe Buah
a. Buah tunggal
Buah tungal merupakan buah yang berasal dari satu bungan dengan satu bakal
buah saja. Biji terletak pada buah dan pada saat masak biasanya biji sudah
terbentuk sempurna (Ziraluo dan Duha, 2020).
- Buah berdaging
Pericarpnya menjadi lunak saat buah masak karena terbentuk dari sel
parenkim hidup yang sukulen.
Contoh: mangga, apel, alpukat, jeruk
- Buah kering
Perikarp kering dan agak keras terbentuk dari sel sklerenkim yang mati.
Contoh: padi, jagung, kacang tanah
b. Buah majemuk
Buah majemuk merupakan buah yang berasal dari banyak bunga dan banyak
bakal buah yang akhirnya seakan akan berkembang menjadi satu buah saja
Contoh: nanas, stroberi
c. Buah berganda
Buah berganda merupkana buah yang berasal dari bunga yang memiliki banyak
bakal buah dan masing-masing bakal buah berkembang menjadi buah tersendiri,
namun akhirnya menjadi kumpulan buah yang tampak seperti satu buah
Contoh: buah sirsak, buah murbei
2. Ekstraksi
Ekstraksi benih merupakan proses pengeluaran benih dari bagian pembungkusnya
untuk memisahkan benih dari bagian lain yang tidak dibutuhkan. proses ekstraksi
yang dilakukan akan menghasilkan benih dalam keadaan yang bersih (Gunarta et al.,
2014)
3. Macam ekstraksi benih
a. Ekstraksi kering
Ekstraksi benih kering dapat dilakukan dengan mengeluarkan benih kemudian
mengeringkan benih di bawah sinar matahari atau menggunakan alat pengering
(seed drier)(Yuniarti, 2013)
b. Ekstraksi basah
Ekstraksi basah menurut Wiguna (2013) dapat terdiri dari dua macam yaitu :
- Fermentasi : Benih yang telah dipisahkan dari daging buahnya, dimasukkan ke
dalam wadah dan apabila perlu ditambah dengan sedikit air, wadah ditutup dan
disimpan selama beberapa hari.
- Kimiawi : Menggunakan zat kimia antara pelarut dan zat terlarut yang
misalnya seperti menggunakan zat HCL 35%, dengan dosis 5 liter HCL 35%
dicampur dengan 100 liter air direndam dan diaduk selama 30 menit.
4. Faktor yang Mempengaruhi Ekstraksi
Adapun faktor faktor yang dapat mempengaruhi proses ekstraksi menurut Dorta et
al.,(2013), diantaranya seperti ukuran bahan dimana semakin kecil ukuran bahan
maka akan mempercepat penetrasi pelarut ke dalam bahan yang akan diekstrak dan
mempercepat waktu ekstraksi kemudian suhu ekstraksi yang akan lebih cepat
dilakukan pada suhu tinggi dan jenis pelarut.
5. Pengeringan
Menurut Ditjend Perkebunan (2010) pengeringan benih merupakan sebuah proses
untuk mengurangi kadar air dalam benih melalui proses atau tahapan tahapan yang
bertujuan untuk menjaga daya simpan benih. Adapun tujuan dari pengeringan benih
diantaranya adalah : Respirasi atau pernafasan sel turun, menyebabkan mutu akan
tetap baik. Jika pengeringan tidak sempurna pada kadar air yang tinggi bahan (benih)
yang ditumpuk (tanpa ada pertukaran udara) respirasi akan naik sehingga terjadi
pembusukan benih. Mengindari kerusakan mekanis dan menghindari perubahan
komposisi kimia (warna, aroma (bau), kadar protein) yang dapat mennyebakan
kualitas benih turun. Menurut Asmaulina (2012) pengeringan dapat dilakukan dengan
dua cara yaitu :
a. Pengeringan secara alami
Benih dikeringkan bantuan sinar matahari dan angin. Sebaiknya alas yang
digunakan untuk menjemur terbuat dari semen dilapisi terpal agar suhu tidak
terlalu panas serta dibolak-balik hingga benih mencapai kadar air maksimal.
b. Pengeringan secara buatan
Pengeringan secara buatan dapat dilakukan dengan bantuan mesin seperti oven
dengan mengeringkan benih hingga mencapai kadar air yang diinginkan. Dapat
pula menggunakan dryer yang mengeluarkan udara panas.
6. Pengelompokan Benih Berdasarkan Daya Simpan
Menurut Yuniarti et al., (2016) benih dibedakan menjadi dua berdasarkan dari daya
simpannya, yaitu ;
a. Benih Ortodoks
Benih ortodok merupakan benih yang toleran terhadap penurunan kadar air
(kurang dari 10%) dan penyimpanan pada suhu rendah; relatif lebih tahan
disimpan dalam jangka waktu lama.
b. Benih Rekalsitran
Benih rekalsitran merupakan benih cepat rusak yang tidak tahan terhadap
pengeringan dan tidak dapat disimpan pada temperatur rendah, sehingga tidak
mampu disimpan lama.
B. Praktikum
1. Tujuan
Praktikum dilakukan dengan tujuan agar paraktikan mampu mengetahui cara
ekstrakasi dan pengeringan benih secara kering dan basah.
2. Alat dan Bahan
Alat Bahan
- Pisau - Cabai (ekstraksi kering)
- Cawan - Timun/tomat (ekstraksi basah fermentasi)
- Saringan - Air
- Botol
- Timbangan
- Nampan
3.
3. Langkah Kerja Praktikum Ekstraksi Kering
Kupas dan ambil biji buah

Cuci biji dengan air mengalir kemudian tiriskan

Keringanginkan selama 3-4 hari

Simpan dan dokumentasi

4. Langkah Kerja Praktikum Ekstraksi Basah Fermentasi

Kupas dan ambil biji buah

Cuci biji dengan air mengalir kemudian tiriskan

Masukkan botol plastik dan beri sedikit air

Fermentasi 1-3 hari

Cuci biji dengan air mengalir kemudian tiriskan

Keringanginkan selama 3-4 hari

Simpan dan dokumentasi

C. Output Praktikum
 Format Paper
1. BAHAN DAN METODE
1.1 Alat dan Bahan (+Fungsi)
1.2 Cara Kerja (diagram alir)
1.3 Analisa Perlakuan
2. HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 Hasil
Ekstraksi Dokumentasi Sebelum Dokumentasi Sesudah
Kering
Basah (Fermentasi)
2.2 Pembahasan
3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA (10 tahun terakhir)
LAMPIRAN
 Format Video
 Durasi video 1 menit mencakup penjelasan singkat praktikum ekstraksi basah
dan kering.
 Praktikan wajib menampilkan wajah dalam video
 Video dikumpulkan di google drive yang dikoordinir CO kelas kemudian
diupload pada stream GCR
DAFTAR PUSTAKA
Asmaulina, A. 2012. Pengaruh Tebal Tumpukan Terhadap Mutu Benih Padi (Oryza sativa)
Hasil Pengeringan dengan Box Dryer. Skripsi. Program Studi Keteknikan Pertanian
Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin. Makassar
Doerta E. M. G. Lobo and M. Gonzales. 2013. Optimization of Factor Affecting Extraction of
Antioxidant From Mango Seeds. J. of Fd. and Bioprocess Tech. 6(10) : 1067 - 1081
Gunarta, et.al., 2014. Uji Efektivitas Beberapa Teknik Ekstraksidan Dry Heat Treatment
terhadap Viabilitas Benih Tomat (Lycopersicum esculentum Mill). E-J.
Agroekoteknologi Tropika 3(3) : 128 - 136
Wiguna, G. 2013. Perbaikan Viabilitas Dan Kualitas Fisik Benih Cabai Melalui Pengaturan
Lama Fermentasi Dan Penggunaan NaOCl pada Saat Pencucian Benih. J. Mediagro.
2(2): 68-79.
Yuniarti, N., Megawati, dan Budi Leksono. 2013. Pengaruh Metode Ekstraksi dan Ukuran
Benih Terhadap Mutu Fisik – Fisiologis Benih Acaria crassicaepa. J. Penelitian Hutan
Tanaman 10(3) : 129 – 137
Yuniarti, N., Nurhasybi dan Darwo. 2016. Karakteristik Benih Kayu Bawang (Azadirachta
excelsa (Jack) Jacobs) Berdasarkan Tingkat Pengeringan dan Ruang Penyimpanan. J.
Penelitian Hutan Tanaman. 13(2) : 105 112
Ziraluo, Y. P. B. dan M. Duha. 2020. Diversity Study of Fruit Producer Plant in Nias Islands.
J. Inovasi Penelitian. 1(4): 683-694

Anda mungkin juga menyukai