Kelompok - 2 - Filsafat DP-2
Kelompok - 2 - Filsafat DP-2
Kelompok - 2 - Filsafat DP-2
Oleh : Kelompok 2
DAFTAR ISI..................................................................................................................3
BAB I..............................................................................................................................4
PENDAHULUAN..........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................4
1.3 Tujuan......................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................6
PEMBAHASAN.............................................................................................................6
2.1 Pengertian Ilmu Secara Etimologi.........................................................6
2.2 Definisi Ilmu Secara Terminologi.........................................................6
2.3 Perkembang Ilmu Fisafat dan Ilmu Lainnya Sampai Saat Ini...........8
2.3.1 Perkembangan Ilmu Filsafat...........................................................8
2.3.2 Sejarah Perkembangan Ilmu.........................................................12
2.3.3 Perkembangan Ilmu Menurut George J. Maouly..........................13
2.4 Klasifikasi Ilmu Pengetahuan..............................................................14
2.5 Hubungan beberapa Ilmu dengan Filsafat.........................................16
BAB III.........................................................................................................................22
PENUTUP....................................................................................................................22
3.1 Kesimpulan............................................................................................22
3.2 Saran...............................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................23
BAB I
PENDAHULUAN
1
Logika merupakan ilmu yang masih satu dalam pelajaran matematika dan
filsafat. Secara garis besar, filsafat bisa juga dikatakan sebagai sudut pandang.
Sedangkan objek pemikiran filosofis adalah ribuan bahkan jutaan pertanyaan yang
selalu terngiang di pikiran kita. Jadi, secara tidak langsung kita tidak menyadari
bahwa kita sudah berfilsafat. Dengan catatan jika kita menemukan kesimpulan sesuai
dengan sudut pandang kita masing-masing.
Filsafat sendiri memiliki unsur spekulasi, keraguan, ingin tahu, dan jawaban.
Filsafat juga dikatakan lebih mendalam soal permasalahan hal ini juga terdapat
dalam prinsip ilmu fisioterapi. Meski begitu banyak yang masih belum menyadari
sehingga bisa dikatakan bahwa sebagian orang beranggapan bahwa filsafat hampir
tidak tersentuh oleh ilmu lain yang bersifat skeptis, tentang pertanyaan dan tidak
berkaitan dengan ilmu lain khususnya fisioterapi. Maka hal dasar inilah yang
melatarbelakangi dalam pembuatan makalah ini.
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan makalah
ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian ilmu secara etimologi.
2. Untuk memahami definisi ilmu secara terminology.
3. Perkembangan ilmu filsafat sampai saat ini.
4. Klasifikasi ilmu yang ada.
5. Hubungan ilmu dengan ilmu filsafat.
1
BAB II
PEMBAHASAN
E. Pasca moderenisme
Pembicaraan mengenai fenomenologi dan eksistesialisme
menandai masuknya babak baru yang disebut Pascamodernisme. Tokoh
tokoh kedua aliran itulah yang membawa pemikiran ke arah pascamodern
dengan meninggalkan cara berpikir modernisme, atau dapat disebut
sebagai Abad Ilmiah. Istilah “pascamodernisme” muncul dalam konteks
yang luas, dari wacana akademik sampai susunan kata yang singkat dalam
sebuah iklan. Maknanya berbeda dalam koneks yang bermacam-macam,
seperti “floating signifier” Levi-Strauss; tidak banyak mengekspresikan
suatu nilai dan tetap membuka ruang bagi ekspresi yang luas. Kapasitas
“pascamodern” yang demikian luas menyangkut ruang lingkup perubahan
kultural (Suharto,2020)
Thomas S. Kuhn.
Berpendapat bahwa perkembangan atau kemajuan ilmiah bersifat
revolusioner, bukan kumulatif sebagaimana anggapan sebelumnya. Revolusi
ilmiah itu pertama-tama menyentuh wilayah paradigma, yaitu cara pandang
terhadap dunia dan contoh-contoh prestasi atau praktek ilmiah konkret.
Jurgen Habermas.
Pandangan Jurgen Habermas tentang klasifikasi ilmu pengetahuan
sangat terkait dengan sifat dan jenis ilmu, pengetahuan yang dihasilkan, akses
kepada realitas, dan tujuan ilmu pengetahuan itu sendiri.
2.5 Hubungan beberapa Ilmu dengan Filsafat
b. Ilmu Perbintangan
Meskipun ilmu astronomi memiliki kemampuan untuk menjawab
banyak pertanyaan tentang kosmos dan alam semesta, ada beberapa
pertanyaan yang melibatkan pertimbangan filsafat yang tidak dapat dijawab
sepenuhnya oleh ilmu astronomi. Misalnya, pertanyaan tentang makna atau
tujuan dari keberadaan alam semesta atau tentang asal-usul dan sifat dasar
ruang-waktu. Pertanyaan semacam ini melibatkan konsep-konsep lebih luas
di luar batasan sains empiris, dan membutuhkan pemikiran filosofis yang
mendalam untuk mencoba menjawabnya.
d. Ilmu Kimia
Ilmu kimia dan filsafat memiliki hubungan yang erat dalam beberapa
aspek. Berikut beberapa cara di mana kedua disiplin ini saling terkait:
1. Metodologi Ilmiah:
Filsafat memainkan peran dalam mengembangkan metodologi ilmiah
yang digunakan dalam ilmu kimia dan ilmu alam lainnya. Konsep
seperti epistemologi (teori pengetahuan) dan filsafat sains membantu
dalam pemahaman tentang bagaimana pengetahuan ilmiah dibangun,
diuji, dan dikembangkan.
2. Ontologi:
Filsafat membahas pertanyaan tentang apa yang ada dan bagaimana
sesuatu ada. Dalam kimia, pertanyaan tentang sifat dan eksistensi materi
adalah relevan. Misalnya, filsafat ontologi membantu kita memahami
apakah atom dan molekul dianggap sebagai entitas yang nyata atau
hanya sebagai konsep.
3. Etika dan Tanggung Jawab
Filsafat etika terkait dengan pertimbangan maujud dalam penelitian
dan praktik ilmiah, termasuk dalam kimia. Pertanyaan tentang tanggung
jawab dalam pengembangan dan penggunaan bahan kimia serta
dampaknya pada lingkungan dan manusia adalah isu yang
dipertimbangkan dalam kaitannya dengan filsafat.
4. Filsafat Kimia
Ada subbidang dalam filsafat yang khusus membahas isu-isu yang
muncul dalam kimia, seperti filsafat kimia. Ini melibatkan pertanyaan
tentang konsep-konsep kimia seperti unsur, reaksi kimia, dan struktur
molekul.
5. Hubungan antara Alam dan Manusia
Filsafat juga mencari pemahaman tentang hubungan antara manusia
dan alam. Ini relevan dalam konteks kimia, terutama dalam konteks
sumber daya alam, pemahaman tentang polusi, dan pengembangan
teknologi kimia.
g. Ilmu budaya
Hubungan antara ilmu budaya dan ilmu filsafat dapat dilihat dari
perspektif berikut:
1. Pengaruh budaya terhadap filsafat.
Budaya memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
perkembangan pemikiran filsafat. Nilai-nilai, keyakinan, dan tradisi
budaya dapat membentuk pandangan hidup dan sudut pandang filosofis
seseorang. Misalnya, budaya Timur seperti Taoisme atau Hinduisme
memiliki pengaruh yang kuat terhadap filosofis kehidupan dan alam.
3.1 Kesimpulan
Ilmu secara etimologi adalah suatu proses kegiatan penelitian terhadap
suatu gejala atau kondisi pada suatu bidang dengan menggunakan berbagai
prosedur, metode ilmiah untuk menghasilkan suatu kebenaran ilmiah yang empiris,
sistematis, objektif, analitis, dan verifikatif. Sedangkan Ilmu secara terminologi
adalah pengetahuan yang sistematis dan bersifat ilmiah. Terdapat 3 golongan ilmu
yaitu Ilmu alamiah (natural science), Ilmu social (social science), dan Ilmu budaya
(Humaities)
3.2 Saran
Kami sebagai penulis menyarankan agar pembaca mampu mengetahui
dasar maupun teori – teori terkait beberapa ilmu dan filsafat dalam kehidupan
sehari-hari, serta berfikir radikal tentang hakikat ilmu. Melatih berfikir reflektif di
dalam lingkup ilmu. Menghindarkan diri dari memutlakkan kebenaran ilmiah, dan
menganggap bahwa ilmu sebagai satu-satunya cara memperoleh kebenaran.
DAFTAR PUSTAKA