Makalah Filsafat Pendidikan Kelompok 1
Makalah Filsafat Pendidikan Kelompok 1
Makalah Filsafat Pendidikan Kelompok 1
OLEH KELOMPOK 1:
HENRIANI 3062256115
MAINY MAULIDA 3062256234
MUHAMMAD RIDANI 3062256219
RUSMA YANTI 3062256224
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
3.1 Kesimpulan............................................................................................10
3.2 Saran.......................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................11
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
pengertian filsafat, filsafat pendidikan dan sejarah lahirnya filsafat
pendidikan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Menurut Johann Gotlich Fickte, pengertian filsafat adalah dasar dari
segala ilmu yang membicarakan segala bidang dan segala jenis ilmu
untuk mencari kebenaran dari seluruh kenyataan.
Menurut Paul Natorp, pengertian filsafat adalah suatu ilmu dasar
yang menentukan kesatuan pengetahuan manusia dengan
menunjukkan dasar akhir yang sama dan juga yang memikul
sekaliannya.
Menurut Bertrand Russel, filsafat adalah sebuah teologi yang berisi
berbagai pemikiran tentang masalah-masalah yang pengetahuan
definitif tentangnya, sampai sebegitu jauh, tidak dapat dipastikan.
Namun seperti sains, filsafat dapat menarik akal manusia daripada
otoritas tradisi maupun otoritas wahyu.
Menurut John Dewey, filsafat adalah suatu pengungkapan tentang
perjuangan manusia secara terus-menerus dalam upaya melakukan
penyesuaian berbagai tradisi yang membentuk budi pekerti manusia
terhadap kecenderungan ilmiah dan cita-cita politik yang baru dan
tidak sejalan dengan wewenang yang diakui.
Menurut M. J. Langeveld, filsafat merupakan kesatuan dari ilmu
yang terdiri atas beberapa lingkup masalah; masalah lingkungan,
masalah keadaan (metafisika, manusia, alam, dan lainnya). Lingkup
masalah pengetahuan mencakup; teori kebenaran, teori pengetahuan,
dan logika. Sedangkan lingkup masalah nilai mencakup; teori nilai
etika, estetika, nilai berdasarkan religi.
Filsafat memiliki peranan sebagai pendobrak, yaitu mendobrak atau
membebaskan keterkukungan dan kebekuan pikiran manusia. Karena hal ini
manusia akan berpikir lebih kritis, lebih mendalam dan lebih jauh, sehingga
manusia mendapatkan kejelasan dan kebenaran atas seluruh kenyataan.
Filsafat juga berperan sebagai pembimbing manusia. Berikut ini manfaat
mempelajari filsafat, antara lain :
a) Filsafat menolong mendidik, membangun diri kita sendiri dengan pikiran
lebih mendalam, kita mengalami dan menyadari kerohanian kita.
4
b) Filsafat memberikan kebiasaan dan kepandaian untuk melihat dan
memecahkan persoalan-persoalan dalam hidup sehari-hari.
c) Filsafat memberikan pandangan yang luas, membendung akuisme dari
akusentrisme (dalam segala hal hanya melihat dan mementingkan
kepentingan dan kesenangan si aku).
d) Filsafat merupakan latihan untuk berfikir sendiri, hingga kita tak hanya
ikut-ikutan saja, membuntut pada pandangan umum, percaya akan setiap
semboyan dalam surat-surat kabar, tetapi secara kritis menyelidiki apa
yang dikemukakan orang, mempunyai pendapat sendiri, berdiri sendiri,
dengan cita-cita mencari kebenaran.
e) Filsafat memberikan dasar-dasar, baik untuk hidup kita sendiri(terutama
dalam etika) maupun untuk ilmu-ilmu pengetahuan lainnya, seperti
sosiologi, ilmu jiwa, ilmu mendidik, dan sebagainya.
5
defisini mengenai filsafat pendidikan pada tetapi akhirnya semua berpendapat
dan mengajukan soal kaidah-kaidah berpikir filsafat dalam rangka
menyelesaikan masalah-masalah yang ada dalam bidang pendidikan. Upaya
ini kemudian menghasilan teori dan metode pendidikan untuk menentukan
gerak semua aktivitas pendidikan.
2.3 Fungsi Filsafat Pendidikan
Hubungan antar filsafat dalam ilmu pendidikan adalah filsafat menelaah
suatu realitas dengan luas dan menyeluruh, sesuai dengan karateristik filsafat
yang radikal, sistematis, dan menyeluruh. Konsep tentang dunia dan tujuan
hidup manusia yang merupakan hasil dari studi filsafat, akan menjadi
landasan dalam menyusun tujuan pendidikan. Nantinya pembangunan sistem
pendidikan dan praktek pendidikan akan dilaksanakan berorientasi kepada
tujuan pendidikan. Hubungan antara filsafat dengan pendidikan bahwa filsafat
tidak hanya melahirkan ilmu atau pengetahuan baru, melainkan juga
melahirkan filsafat pendidikan. Bahkan Jhon Dewey berpendapat bahwa
filsafat adalah teori umum pendidikan. Filsafat pendidikan haruslah minimal
dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar dalam pendidikan. Filsafat
bukanlah hasil dari riset atau eksperimen. Benar atau salahnya tidak mungkin
diuji dengan fakta. Filsafat adalah hasil pemikiran. Maka pemikiran pula yang
akan menerima atau menolak keterangan ini mengisyaratkan bahwa filsafat
adalah hasil pemikiran yang tentunya dalam proses peningkatan ilmu terdapat
klasifikasi, yang pro dan kontra. Pendapat yang mengatakan bahwa filsafat itu
adalah ilmu, sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa filsafat itu tidak
terkait dengan ilmu.
6
adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik, baik
potensi fisik, potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi
nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan
adalah cita-cita kemanusiaan universal. Pendidikan bertujuan menyiapkan
pribadi dalam keseimbangan, kesatuan, organis, harmonis, dan dinamis guna
mencapai tujuan hidup kemanusiaan.
Tujuan filsafat pendidikan memberikan inspirasi bagaimana
mengorganisasikan proses pembelajaran yang ideal. Teori pendidikan
bertujuan menghasilkan pemikiran tentang kebijakan dan prinsip-prinsip
pendidikan yang didasari oleh filsafat pendidikan. Praktik pendidikan atau
proses pendidikan menerapkan serangkaian kegiatan berupa implementasi
kurikulum dan interaksi antara guru dengan peserta didik guna mencapai
tujuan pendidikan dengan menggunakan rambu-rambu dari teori-teori
pendidikan. Peranan filsafat pendidikan memberikan inspirasi, yakni
menyatakan tujuan pendidikan negara bagi masyarakat, memberikan arah
yang jelas dan tepat dengan mengajukan pertanyaan tentang kebijakan
pendidikan, dan praktik di lapangan dengan menggunakan rambu-rambu dari
teori pendidik. Secara umum tujuan pendidikan dapat dikatakan dapat
membawa anak ke arah tingkat kedewasaan, artinya membawa anak didik
agar dapat berdiri sendiri (mandiri) dalam hidupnya di tengah-tengah
masyarakat.
7
Satu konsekuensi lain, bahwa harusnya pendidik dapat melihat
keunikan dalam diri masing-masing perserta didik. Bukan sekedar berusaha
mencetak anak didik dengan cetakan yang sama. Sebagaimana yang
dikatakan oleh Neil menjadikan sekolah cocok dengan peserta didik dan
bukan mencocokkan peserta didik dengan sekolah. Ini membawa kita ke
persoalan paling rawan dalam dunia pendidikan persoalan hakikat dan sejauh
mana pengaruh yang harusnya dimiliki sekolah dalam perkembangan peserta
didik. Pada tingkat itu memang sekolah memiliki andil yang sangat penting,
terhadap kebebasan peserta didik dalam melihat potensi yang ada pada diri
mereka sendiri. Dengan demikan, integritas dari pendidik menjadi penting
dalam menghasilkan peserta didik yang sanggup menempatkan diri di tengah-
tengah perubahan masyarakat yang begitu cepat. Pendidik harus
menghasilkan manusia yang mandiri, yang artinya mampu memilih
berdasarkan nilai-nilai dengan gambar diri yang kokoh.
8
Filosof yang mengembangkan filasfat pada zaman Yunani yang begitu
ramai dipersoalkan sepanjang sejarah yaitu Socrates. Setelah itu, Plato
meneruskan keaktifan Socrates dengan mengarang dialog-dialog seperti
gurunya. Plato berpendapat bahwa berfilsafat artinya mencari kebijaksanaan
atau kebenaran, dan oleh karena itu dapat dimengerti bahwa mencari
kebenaran itu dilakukan secara bersama-sama dalam suatu dialog. Pemikiran
filsafat Yunani Kuno mencapai puncaknya pada masa Aristoteles (384 SM-
322 SM). Ia mengatakan bahwa tugas utama ilmu pengetahuan ialah mencari
penyebab objek yang diselidiki. Kekurangan utama para filosof sebelumnya
adalah mereka tidak memeriksa semua penyebabnya.
Pada zaman pertengahan (6M-16M), terdapat periode yang membuat
perkembangan filsafat tidak berlanjut, yaitu pada masa skolastik Kristen. Hal
ini dikarenakan pihak gereja membatasi para filosof dalam berfikir, sehingga
ilmu pengetahuan terhambat dan tidak bisa berkembang, karena semuanya
diatur oleh doktirn-doktrin gereja yang berdasarkan kenyakinan. Apabila
terdapat pemikiran-pemikiran yang bertentangan dari keyakinan para
gerejawan, maka filosof tersebut dianggap murtad dan akan dihukum berat
samapai pada hukuman mati. Di antara tokoh terpandang di Abad
Pertengahan adalah Santo Agustinus. Dialah orang yang mencoba
menggunakan prinsip-prinsip filsafat, utamanya pandangan-pandangan Plato
dan Neo-Platonis, untuk membuktikan dogma-dogma kekristenan.
Sesudahnya, beberapa wacana filsafat dimasukkan ke dalam kurikulum
sekolah. Pada periode Scholastik Islam, para filosof Islamlah yang pertama
mengenalkan filsafatnya Aristoteles. Diantaranya adalah Ibnu Rusyd, ia
mengenalkan kepada orang-orang barat yang belum mengenal filsafat
Aristoteles. Para ahli pikir Islam yang lain (Scholastik Islam) yaitu Al-Kindi,
Al-Farabi, Ibnu Sina, Al-Ghazali, dan lain-lain.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengertian filsafat dapat dilihat dari dua segi, yaitu etimologi (bahasa)
dan terminologi (kumpulan para filsuf) dimana dapat disimpulkan bahwa
filsafat adalah ilmu yang melahirkan pemikiran-pemikiran soal berbagai
macam hal. Dengan menggunakan pendekatan yang lebih dalam dan
bermakna, hal itu bisa dilihat dari pemikiran-pemikiran bijak para ahli mereka
seperti Socrates, Plato, Immanuel Kant dan lain sebagainya. Filsafat
pendidikan adalah cabang filsafat yang mempelajari hakikat pendidikan
dimana, filsafat pendidikan memandang kegiatan pendidikan sebagai objek
yang perlu dikaji. Filsafat akan menelaah konsep tentang dunia dan tujuan
hidup dengan luas dan menyeluruh, kemudian hasil dari telaahan tersebut,
akan menjadi landasan dalam menyusun tujuan pendidikan. Tujuan filsafat
pendidikan adalah memberikan inspirasi bagaimana mengorganisasikan
proses pembelajaran yang ideal. Filsafat sangat penting dalam pendidikan
karena dengan filsafat kita mengetahui bahwa dalam pembelajaran kita perlu
memahami karakter masing-masing peserta didik, memberikan kebebasan
kepada peserta didik untuk melihat potensi dirinya dan membuat pengetahuan
yang diterima peserta didik dapat memecahkan permasalahan yang ada.
Sejarah lahirnya filsafat pendidikan dimulai pada zaman Yunani (abad ke-6
SM) dimana ahli filsafat pada zaman tersebut adalah Socrates, Plato dan
Aristoteles.
10
3.2 Saran
Dengan mempelajari dan mengkaji tenang filsafat pendidika ini,
diharapkan mulai sekarang mahasiswa lebih berpikir kritis terhadap masalah-
masalah yang ada di dunia pendidikan, karena sudah sepantasnya mahasiswa
pendidikan nantinya akan menjadi penerus pendidik dan filsof di dalam dunia
pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
11
12