Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Makalah Ulumul Qur'an Fix

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

ULUMUL QUR’AN DAN RUANG LINGKUPNYA

DOSEN PENGAMPU: ISMAIL, M.Pd

DI SUSUN OLEH :
RAHMIYANA KUMALA PUTRI

PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI ( PIAUD ) FAKULTAS TARBIYAH


INSTITUT AGAMA ISLAM QAMARUL HUDA BAGU LOMBOK TENGAH
TAHUN 2024-2025

KATA PENGANTAR

i
Alhamdulillahrobbilalamin segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam
yang telah menciptakan manusia begitu sempurna, yang di lengkapi dengan akal
dan pikiran, serta kecerdasan yang luar biasa yang menjadikan manusia itu sendiri
mahluk yang paling sempurna.dengan kesempurnaan akal yang di miliki, manusia
di jadikan mahluk yang paling mulia di antara mahluk lainnya.Dengan
memanfaatkan akal yang di miliki, manusia senantiasa berfikir dan merenung, dan
dengan akal itu pula manusia menelaah dan memikirkan sesuatu yang berada di
luar panca indera manusia.
Dengan kelebihan akal yang di miliki, manusia dapat mencerna segala
ilmu pengetahuan, menelaah segala sesuatu yang benar dan salah, menjalankan
kehidupannya sebagai manusia sosial, dan menjalankan hidup sebagai orang yang
berpendidikan. Dalam pendidikan manusia dapat membentuk karakternya, dapat
melatih skill dan kemampuannya, karena pada dasarnya manusia itu terlahir
dengan potensinya masing-masing, dan dengan pendidikan manusia dapat
membentuk diri menjadi individu dengan kehidupan sosial, dan menjadi manusia
yang berilmu.
Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada Dosen pengampu Mata
Kuliah Ulumul Qur’an yang telah membimbing kami untuk membuat makalah
tentang “AL-QUR’AN DAN RUANG LINGKUPNYA”. Kami berharap semoga
makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk teman
teman.

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................
A. Latar Belakang................................................................................................................
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................
C. Tujuan..............................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................
A. Pengertian Ulumul Qur’an .............................................................................................
B. Ruang Lingkup Pembahasan Ulumul Qur’an...............................................................
C. Cabang-Cabang Pembahasan Ulumul Qur’an..............................................................
BAB III PENUTUP..................................................................................................................
KESIMPULAN.........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Al-Qur'an merupakan kitab suci bagi umat Islam yang dianggap sebagai
sumber utama ajaran agama Islam. Kehadirannya bukan hanya sebagai
petunjuk spiritual, tetapi juga sebagai sumber pengetahuan dan hukum yang
mengatur kehidupan umat Islam secara menyeluruh. Untuk memahami Al-
Qur'an dengan benar, diperlukan suatu pendekatan yang mendalam dan
sistematis. Salah satu disiplin ilmu yang berkembang untuk memahami Al-
Qur'an adalah Ulumul Qur'an, yang secara harfiah berarti "Ilmu tentang Al-
Qur'an".
Dalam sejarah perkembangan Islam, kebutuhan akan pemahaman yang
mendalam terhadap Al-Qur'an menjadi semakin penting seiring dengan
berjalannya waktu. Pada awal mula, Al-Qur'an disampaikan secara lisan dan
kemudian ditranskripsikan menjadi tulisan. Namun, tanpa pemahaman yang
mendalam, risiko kesalahpahaman dalam penafsiran teks suci ini sangatlah
besar. Inilah yang mendorong munculnya disiplin ilmu Ulumul Qur'an.
Pertumbuhan Islam yang pesat dan penyebarannya ke berbagai wilayah
juga menjadi faktor penting dalam munculnya kebutuhan akan Ulumul Qur'an.
Dengan masuknya ke dalam berbagai konteks budaya dan linguistik, Al-Qur'an
memerlukan pendekatan yang cermat agar pesan-pesannya tetap relevan dan
dapat dipahami oleh umat Islam di seluruh dunia.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian Ulumul Qur’an?
2. Apakah Ruang Lingkup Pembahasan Ulumul Qur’an?
3. Apakah Cabang-Cabang Pembahasan Ulumul Qur’an?

1
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Apakah Pengertian Ulumul Qur’an
2. Untuk Mengetahui Apakah Ruang Lingkup Pembahasan Ulumul Qur’an
3. Untuk Mengetahui Apa Cabang – Cabang Pembahasan Ulumul Qur’an

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ulumul Qur’an


‘Ulumul Qur’an berasal dari bahasa Arab yang merupakan gabungan dua
kata (idhafi), yaitu “ ’ulum ” dan “ Al-Qur’an ”. Kata ‘ulum secara etimologis
adalah bentuk jamak dari kata ‘ilmu, berasal dari kata ‘alima-ya’lamu-ilman’.
‘Ilmu merupakan bentuk masdhar yang artinya pengetahuan dan pemahaman.
maksudnya pengetahuan ini sesuai dengan makna dasarnya, yaitu “Al-fahmu
wa al-idrak” (pemahaman dan pengetahuan). Kemudian pengertiannya
dikembangkan pada berbagai masalah yang beragam dengan standar ilmiah.
Kata ‘ilm juga berarti “idrak al-syai’i bi haqiqatih” (mengetahui dengan
sebenarnya).1
Al-Qur’an secara bahasa berasal dari bahasa Arab ‫ قْ رآن‬-‫ َي َ ر ْق ُأ‬-‫ُ َر َقَ أ‬
yang merupakan isim masdhar yaitu artinya bacaan 2. Menurut sebagian ulama
berpendapat bahwa walaupun kata Al-Qur’an adalah masdhar (bacaan), namun
Al-Qur’an bermakna maf’ul (yang dibaca). Al-Qur’an merupakan wahyu Allah
SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai mukjizat yang di
dalamnya terkandung bacaan dan isi yang menarik untuk dijadikan studi
sehingga melahirkan beragai macam pengetahuan diantaranya adalah ‘Ulumul
Qur’an3.
Menurut para ulama Ushul, ulama Fiqh, dan ulama Bahasa, AlQur’an
adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang
lafadzh-lafadzhnya mengandung mukjizat, membacanya mempunyai nilai

1
Acep Hermawan, ‘Ulumul Quran Ilmu untuk Memahami Wahyu, (PT Remaja Rosdakarya :
Bandung, 2013), hlm. 1-2.
2
Ibnu Manzur, Lisan al-'Arab, jilid 9 (Beirut: Dar Sadir, 1993), hlm. 271.
3
Muhammad Ali al-Sabuni, “Tafsir al-Qur'an al-Karim”, jilid 1 (Kuwait: Dar al-Qalam, 1981),
hlm. 25.

3
ibadah, yang diturunkan secara mutawatir, dan ditulis pada mushaf, mulai dari
surat Al-Fatihah sampai surat An-Nas.4
Ulumul Qur'an, secara harfiah berarti "Ilmu tentang Al-Qur'an", adalah
cabang ilmu yang berkaitan dengan pemahaman, penelitian, dan aplikasi
prinsip-prinsip yang berkaitan dengan Al-Qur'an. Lebih dari sekadar penafsiran
teks, Ulumul Qur'an mempelajari berbagai aspek yang terkait dengan Al-
Qur'an, seperti sejarah penulisan, tafsir, ilmu bacaan, dan aspek linguistik.5
Disiplin ini tidak hanya bertujuan untuk memahami makna literal ayat-
ayat Al-Qur'an, tetapi juga untuk memahami konteks historis, budaya, dan
linguistik di mana Al-Qur'an diturunkan. Ulumul Qur'an memungkinkan
pemahaman yang lebih mendalam terhadap pesan-pesan yang terkandung
dalam Al-Qur'an, serta memberikan kerangka kerja untuk menerapkan ajaran-
ajaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Al-Qur'an, kitab suci umat Islam, telah menjadi sumber inspirasi,
petunjuk, dan hukum bagi jutaan orang di seluruh dunia selama berabad-abad.
Kekuatan dan kedalaman pesan-pesan yang terkandung di dalamnya telah
memunculkan minat tak terbatas untuk memahami dan mengeksplorasi
maknanya. Dalam upaya ini, Ulumul Qur'an, atau ilmu tentang Al-Qur'an,
menjadi pilar penting yang membantu dalam memahami, menafsirkan, dan
menerapkan ajaran-ajaran Al-Qur'an dalam konteks kehidupan modern.

1. Sejarah Penulisan Al-Qur’an


Salah satu aspek penting dari Ulumul Qur'an adalah pemahaman
terhadap sejarah penulisan Al-Qur'an itu sendiri. Al-Qur'an tidak hanya
diterima sebagai kitab suci umat Islam, tetapi juga memiliki asal-usul yang
sangat penting dalam konteks keberadaannya. Studi tentang sejarah penulisan
Al-Qur'an mencakup proses pengungkapan wahyu kepada Nabi Muhammad

4
Wahbah Zuhaili, “Ushul al-Fiqh al-Islami”, jilid 1 (Damaskus: Dar al-Fikr, 1989), hlm. 73.
5
Jalaluddin al-Suyuti, *Al-Itqan fi 'Ulum al-Qur'an*, jilid 1 (Kairo: Dar al-Hadith, 2010), hlm. 15.

4
SAW, serta upaya-upaya untuk mencatat, memverifikasi, dan mengumpulkan
ayat-ayat Al-Qur'an setelah wafatnya Nabi.6
Dalam memahami sejarah penulisan Al-Qur'an, para peneliti memperoleh
wawasan yang berharga tentang bagaimana teks suci ini berkembang dari masa
ke masa. Mereka menelusuri perjalanan wahyu, pengaruh konteks historis pada
penulisan, dan peran tokoh-tokoh kunci dalam menyusun dan melestarikan Al-
Qur'an. Dengan memahami sejarah ini, mereka dapat menafsirkan ayat-ayat Al-
Qur'an dengan lebih baik, memahami latar belakangnya, serta mengeksplorasi
makna yang lebih dalam.

a. Konteks Awal: Mulai dari Wahyu kepada Nabi Muhammad SAW


Sejarah penulisan Al-Qur'an dimulai pada masa kehidupan Nabi
Muhammad SAW. Pada abad ke-7 Masehi, Nabi Muhammad menerima wahyu
pertama dari Allah SWT melalui Malaikat Jibril di gua Hira, di pegunungan
dekat kota Mekkah, Arab Saudi. Wahyu-wahyu ini bertahap disampaikan
kepada Nabi selama periode 23 tahun.7
Pada awalnya, wahyu yang diterima oleh Nabi Muhammad disampaikan
secara lisan kepada para sahabatnya yang kemudian mencatatnya. Sebagian
besar sahabat, seperti Zaid bin Thabit dan Abdullah bin Mas'ud, adalah tulis
yang handal, dan mereka bertanggung jawab untuk mencatat dan menghafalkan
ayat-ayat Al-Qur'an.8
b. Pembentukan Teks: Dari Periode Lisan ke Periode Tulisan
Pada masa kehidupan Nabi Muhammad, ayat-ayat Al-Qur'an ditulis pada
berbagai media, termasuk potongan kulit, tulang, daun palem, dan bahan-bahan
lain yang tersedia. Namun, selama periode lisan ini, fokus utama adalah pada
penghafalan dan penyebaran ayat-ayat Al-Qur'an melalui lisan.9

6
Muhammad Mustafa Al-A'zami, *History of the Qur'anic Text from Revelation to Compilation*,
(Leicester: UK Islamic Academy, 2003), hlm. 89.
7
Jalaluddin al-Suyuti, *Al-Itqan fi 'Ulum al-Qur'an*, jilid 1 (Kairo: Dar al-Hadith, 2010), hlm. 19.
8
Muhammad Mustafa Al-A'zami, *The History of the Qur'anic Text from Revelation to
Compilation*, (Leicester: UK Islamic Academy, 2003), hlm. 105.
9
Fred M. Donner, *Muhammad and the Believers: At the Origins of Islam*, (Cambridge, MA:
Harvard University Press, 2010), hlm. 92

5
Pada masa kepemimpinan Abu Bakar al-Siddiq, yang menjadi khalifah
pertama setelah kematian Nabi Muhammad, terjadi insiden yang dikenal
sebagai "Perang Riddah" atau "Perang Apostasi". Selama perang ini, banyak
dari para penghafal Al-Qur'an yang gugur. Pada titik ini, Umar bin Khattab,
salah satu sahabat terdekat Nabi Muhammad dan khalifah kedua,
memperingatkan agar ayat-ayat Al-Qur'an direkam secara tertulis untuk
mengamankannya dari kemungkinan kerusakan atau hilang.10
Inilah yang kemudian memicu inisiatif untuk mengumpulkan Al-Qur'an
dalam satu volume tunggal yang ditetapkan. Di bawah kepemimpinan Khalifah
Uthman bin Affan, satu naskah standar Al-Qur'an disusun berdasarkan koleksi
sahabat-sahabat Nabi Muhammad. Naskah ini kemudian didistribusikan ke
seluruh wilayah kekhalifahan Islam dan digunakan sebagai standar tunggal
untuk teks Al-Qur'an.11
c. Proses Kompilasi: Kehati-hatian dalam Penulisan Teks Suci
Proses kompilasi Al-Qur'an tidak terjadi dengan cepat atau sembarangan.
Khalifah Uthman mengambil langkah-langkah berhati-hati untuk memastikan
keakuratan dan konsistensi teks Al-Qur'an. Para sahabat yang pernah
menghafal atau menulis ayat-ayat Al-Qur'an dipanggil untuk memverifikasi
naskah yang disusun.12
Dalam proses verifikasi ini, tiap ayat harus memiliki persetujuan dari
minimal dua saksi yang dapat dipercaya. Setelah diverifikasi, teks-teks yang
ditulis kemudian diubah menjadi satu format standar yang sesuai dengan dialek
Quraisy, dialek lisan yang digunakan oleh Nabi Muhammad13.
Setelah kompilasi selesai, beberapa salinan naskah tersebut dikirim ke
berbagai wilayah di kekhalifahan Islam, sementara yang lainnya dimusnahkan
untuk mencegah pembacaan yang tidak sah. Keputusan Uthman untuk
mengkonsolidasikan teks Al-Qur'an menjadi satu naskah standar menjadi

10
Ibn Abi Dawud, “Kitab al-Masahif” (Beirut: Dar al-Ma'rifah, 1988), hlm. 45.
11
'Ali ibn Ahmad al-Wahidi, “Asbab al-Nuzul”, (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1993), hlm.
78.
12
Ibn Abi Dawud, “Kitab al-Masahif”, (Beirut: Dar al-Ma'rifah, 1988), hlm. 64.
13
Muhammad Mustafa Al-A'zami,” The History of the Qur'anic Text from Revelation to
Compilation”, (Leicester: UK Islamic Academy, 2003), hlm. 143.

6
langkah yang sangat penting dalam menjaga keutuhan dan keautentikan teks
suci ini.14
d. Peran Para Sahabat: Penjaga dan Penyusun Teks Suci
Peran para sahabat dalam proses penulisan dan kompilasi Al-Qur'an
sangatlah krusial. Mereka bukan hanya saksi langsung dari wahyu yang
diterima oleh Nabi Muhammad, tetapi juga merupakan pelaku utama dalam
penghafalan, penulisan, dan penyebaran ayat-ayat Al-Qur'an.
Sahabat seperti Abu Bakar, Umar, Usman, Ali, Zaid bin Thabit, Abdullah
bin Mas'ud, dan banyak lainnya memiliki kontribusi besar dalam menjaga
keaslian dan keautentikan Al-Qur'an. Selain itu, banyak dari mereka yang turut
berpartisipasi dalam proses kompilasi yang dipimpin oleh Khalifah Uthman.
e. Peran Tulisan dalam Mempertahankan Kekontinuitasan Teks
Pengalaman perang Riddah dan kesadaran akan risiko kehilangan ayat-
ayat Al-Qur'an telah menegaskan pentingnya pencatatan tulisan dalam menjaga
keutuhan teks suci ini. Proses kompilasi yang diawasi oleh Khalifah Uthman
menandai titik balik penting dalam sejarah penulisan Al-Qur'an, di mana teks
suci ini diubah dari periode lisan menjadi periode tulisan.
Pencatatan tulisan ini tidak hanya membantu dalam mempertahankan
teks dari kerusakan atau hilangnya, tetapi juga memungkinkan penyebaran Al-
Qur'an yang lebih luas dan konsisten. Ini memfasilitasi pemahaman dan
pembelajaran Al-Qur'an yang lebih baik di antara umat Islam di seluruh dunia.
f. Mempertahankan Keutuhan Teks: Upaya Kontemporer
Meskipun Al-Qur'an telah menjadi teks suci yang cukup terjamin
keautentikannya melalui proses kompilasi yang dilakukan pada masa awal
Islam, upaya untuk menjaga keutuhan teks ini terus berlanjut hingga saat ini.
Banyak organisasi, lembaga pendidikan, dan cendekiawan Islam yang terlibat
dalam proyek-proyek penelitian dan kajian Al-Qur'an, baik dalam konteks
ilmiah maupun keagamaan.
Selain itu, dengan perkembangan teknologi modern, upaya digitalisasi
Al-Qur'an telah meningkat. Banyak aplikasi, situs web, dan program komputer

14
Jalaluddin al-Suyuti, “Al-Itqan fi 'Ulum al-Qur'an”, jilid 1 (Kairo: Dar al-Hadith, 2010), hlm. 44

7
telah dibuat untuk memudahkan akses dan pembelajaran Al-Qur'an. Hal ini
membantu dalam memperluas jangkauan pembacaan dan pemahaman Al-
Qur'an di seluruh dunia, serta meningkatkan apresiasi terhadap keagungan dan
keindahan teks suci ini.

2. Tafsir Al-Qur’an
Tafsir Al-Qur'an adalah salah satu aspek yang paling vital dalam Ulumul
Qur'an. Ini melibatkan studi yang mendalam tentang makna-makna ayat Al-
Qur'an dan aplikasi prinsip-prinsip penafsiran untuk memahami pesan-pesan
ilahi yang terkandung di dalamnya. Tafsir tidak hanya melibatkan penjelasan
literal dari teks, tetapi juga memperhatikan konteks historis, linguistik, budaya,
dan hukum syariat.
Para ulama dan peneliti tafsir Al-Qur'an menggunakan berbagai metode
penafsiran, termasuk tafsir bil-ma'tsur (berdasarkan hadis) dan tafsir bi-ra'yi
(berdasarkan ijtihad). Mereka mempelajari makna kata demi kata, struktur
kalimat, serta hubungan antara ayat-ayat yang satu dengan yang lain. Melalui
penafsiran ini, mereka berusaha untuk memahami tujuan di balik setiap ayat,
serta menerapkan ajaran-ajaran tersebut dalam konteks kehidupan sehari-hari.
Metode penafsiran dalam tafsir Al-Qur'an termasuk tafsir bil-ma'tsur dan
tafsir bi-ra'yi. Tafsir bil-ma'tsur didasarkan pada hadis dan perkataan para
sahabat atau tabi'in, sementara tafsir bi-ra'yi didasarkan pada ijtihad ulama
dalam menafsirkan Al-Qur'an.15

3. Ilmu Al-Qira'at: Memahami Variasi Bacaan


Ilmu Al-Qira'at adalah cabang Ulumul Qur'an yang mempelajari berbagai
variasi bacaan Al-Qur'an (qira'at) dan metodologi dalam memahami perbedaan-
perbedaan tersebut. Meskipun Al-Qur'an memiliki teks yang tetap dan tidak

15
Fakhruddin ar-Razi, *At-Tafsir al-Kabir*, Vol. 1, p. 50.

8
berubah, namun ada variasi dalam cara membacanya yang berkembang seiring
waktu dan dalam berbagai budaya.16
Studi tentang Al-Qira'at memungkinkan para peneliti untuk memahami
sejarah dan perkembangan bacaan Al-Qur'an, serta perbedaan-perbedaan yang
terjadi di antara berbagai versi. Mereka memperhatikan aspek-aspek seperti
pengucapan, tanda-tanda baca, dan intonasi yang digunakan dalam berbagai
tradisi bacaan Al-Qur'an.17 Ini membantu dalam memperdalam pemahaman
terhadap ayat-ayat Al-Qur'an dan menunjukkan kekayaan dan fleksibilitas teks
suci ini.

4. Ilmu Asbab al-Nuzul: Mengungkap Konteks Turunnya Ayat


Ilmu Asbab al-Nuzul adalah studi tentang konteks dan latar belakang
terjadinya ayat-ayat Al-Qur'an serta peristiwa-peristiwa yang mendasari
turunnya wahyu. Setiap ayat dalam Al-Qur'an memiliki konteks historis yang
mempengaruhi pemahaman dan penerapannya. Studi tentang Asbab al-Nuzul
membantu para peneliti untuk memahami situasi dan kondisi di balik setiap
ayat, serta alasan di balik turunnya wahyu tersebut.
Dengan memahami Asbab al-Nuzul, para peneliti dapat menempatkan
ayat-ayat Al-Qur'an dalam konteks yang tepat, memahami tujuan dan pesan
yang ingin disampaikan oleh ayat tersebut, serta menerapkan ajaran-ajaran
tersebut dalam konteks kehidupan sehari-hari. Ini membantu umat Islam untuk
memahami ajaran-ajaran Al-Qur'an dengan lebih baik dan relevan dengan
situasi dan kondisi zaman mereka.

5. Ilmu I'jaz al-Qur'an: Menghargai Mukjizat Linguistik

16
Ahmad von Denffer, *Ulum al-Qur'an: An Introduction to the Sciences of the Qur'an*, p. 63.
17
Syed 'Abbas Ali, *The Seven Qur'anic Readings*, Islamic Book Trust, 2002.

9
Ilmu I'jaz al-Qur'an adalah studi tentang keistimewaan linguistik dan
retorika Al-Qur'an yang menjadikannya sebagai mukjizat linguistik. Al-Qur'an
dianggap sebagai karya sastra yang luar biasa dalam bahasa Arab, dengan
kekuatan dan keindahan yang tak tertandingi. Studi tentang I'jaz al-Qur'an
membantu para peneliti untuk menghargai dan memahami keajaiban bahasa Al-
Qur'an, serta bagaimana hal itu mempengaruhi pemahaman dan penerapannya.
Para peneliti I'jaz al-Qur'an mempelajari berbagai aspek linguistik Al-
Qur'an, termasuk struktur kalimat, penggunaan kosakata, retorika, dan gaya
bahasa. Mereka meneliti bagaimana Al-Qur'an menggunakan bahasa untuk
menyampaikan pesan-pesan ilahi dengan cara yang paling efektif dan berkesan.
Ini memperdalam penghargaan terhadap keindahan dan kekuatan bahasa Al-
Qur'an, serta memperkuat keyakinan dalam kebenaran dan keilahian teks suci
ini.

6. Relevansi Ulumul Qur'an dalam Konteks Modern


Dalam konteks kehidupan modern, Ulumul Qur'an memiliki relevansi
yang tak terbantahkan. Dengan memahami prinsip-prinsip Ulumul Qur'an,
umat Islam dapat mendekati Al-Qur'an dengan pemahaman yang lebih
mendalam dan kontekstual. Ini memungkinkan mereka untuk mengaplikasikan
ajaran-ajaran Al-Qur'an dalam kehidupan sehari-hari secara lebih efektif dan
relevan.
Studi tentang sejarah penulisan Al-Qur'an memperdalam pengertian kita
tentang asal-usul dan perkembangan teks suci ini, sementara tafsir Al-Qur'an
membantu kita untuk memahami pesan-pesan ilahi dalam konteks yang lebih
luas. Ilmu Al-Qira'at membuka mata kita terhadap variasi dalam bacaan Al-
Qur'an, sementara Ilmu Asbab al-Nuzul membantu kita untuk memahami
konteks historis di balik setiap ayat. Studi tentang I'jaz al-Qur'an menginspirasi
kita untuk menghargai keajaiban bahasa Al-Qur'an dan memperdalam
keyakinan kita dalam kebenaran teks suci ini.
Dengan demikian, Ulumul Qur'an tidak hanya menjadi disiplin ilmu yang
penting dalam memahami Al-Qur'an, tetapi juga menjadi sumber inspirasi dan

10
petunjuk bagi umat Islam dalam menjalani kehidupan mereka. Ini adalah
jembatan yang menghubungkan antara teks suci dan praktik kehidupan sehari-
hari, membawa cahaya dan petunjuk kepada mereka yang berusaha untuk
memahami dan mengikuti ajaran-ajaran Al-Qur'an dengan sepenuh hati.

B.Ruang Lingkup Pembahasan Ulumul Qur’an


Ruang lingkup pembahasan ulumul Qur'an meliputi berbagai bidang
studi yang terkait dengan pemahaman, penafsiran, dan analisis Al-Qur'an. 18
Berikut adalah poin-poin utama yang termasuk dalam ruang lingkup
pembahasan ulumul Qur'an:

1. Sejarah Pewahyuan Al-Qur'an: Meliputi kajian tentang proses pewahyuan


Al-Qur'an kepada Nabi Muhammad SAW, termasuk konteks sejarah dan
sosio-politik saat wahyu diturunkan.19
2. Pengumpulan dan Kodifikasi Al-Qur'an: Membahas bagaimana Al-Qur'an
dikumpulkan dan dikodifikasikan menjadi satu mushaf selama dan setelah
masa Nabi Muhammad SAW, serta peran para sahabat dalam proses ini.20
3. Ilmu-ilmu Bahasa dan Sastra Arab: Mencakup kajian bahasa dan sastra
Arab klasik yang digunakan dalam Al-Qur'an, seperti nahwu (tata bahasa),
sharaf (morfologi), dan balaghah (retorika). Ini penting untuk memahami
konteks linguistik dan keindahan retorika Al-Qur'an.
4. Makkiyah dan Madaniyah: Mengidentifikasi perbedaan antara ayat-ayat
yang diturunkan di Makkah dan Madinah, baik dari segi tema, konteks,
dan gaya bahasa, serta bagaimana hal tersebut mempengaruhi penafsiran.
5. Tafsir Al-Qur'an: Membahas berbagai metode dan pendekatan penafsiran
Al-Qur'an, seperti tafsir bi al-ma'thur (dengan mengacu pada riwayat

18
Manna' al-Qattan, *Mabāḥith fī Ulūm al-Qur'ān*, 2008, hlm. 19.
19
John L. Esposito, *The Oxford History of Islam*, Oxford University Press, 1999, hlm. 41-43.
20
Saleh El-Awa, *Textual Relations in the Qur'an*, Routledge, 2006, hlm. 56-60.

11
sahabat dan tabiin), tafsir bi al-ra'yi (dengan rasionalitas dan pendapat
pribadi), dan tafsir lainnya.
6. Asbab al-Nuzul (Sebab-sebab Turunnya Ayat): Memahami latar belakang
atau sebab-sebab khusus yang mendasari turunnya suatu ayat, yang sangat
penting dalam menafsirkan teks.
7. Nasikh dan Mansukh: Kajian tentang ayat-ayat yang telah dihapus
(mansukh) dan ayat-ayat yang menggantikannya (nasikh), serta bagaimana
prinsip ini mempengaruhi penafsiran Al-Qur'an.
8. Qira'at (Cara Pembacaan): Kajian tentang berbagai cara pembacaan Al-
Qur'an (qira'at) yang berbeda berdasarkan tradisi otentik yang berasal dari
Rasulullah SAW, yang berpengaruh pada pemahaman teks.
9. Ahruf (Tujuh Huruf): Mencakup kajian tentang berbagai cara Al-Qur'an
diwahyukan dalam tujuh dialek atau cara pengucapan yang berbeda
(ahruf).
10. Ilmu Ilhamiyah (Keilmuan Ilahi): Mencakup kajian tentang sifat keilahian
Al-Qur'an, keajaiban sains, dan ilmu gaib yang terdapat dalam Al-Qur'an.
11. Relevansi Kontemporer: Bagaimana ulumul Qur'an membantu menjawab
pertanyaan-pertanyaan dan isu-isu kontemporer, serta memberikan solusi
untuk masalah-masalah modern.

Berkaitan dengan hal tersebut maka ‘Ulumul Qur’an memiliki ruang


lingkup pembahasan seperti diungkapkan oleh M. Hasbi AsShiddieqy yang
berpendapat bahwa ruang lingkup pembahasan ‘Ulum Al-Qur’an terdiri dari
enam hal pokok berikut:21
1) Persoalan turunnya Al-Qur’an (nuzul Al-Qur’an) Persoalan ini menyangkut
tiga hal : 22

21
Rosihon Anwar, Ulum Al-Quran Untuk UIN, STAIN, dan PTAIS, (CV Pustaka Setia : Bandung,
2007), hlm. 14-16.
22
Manna' al-Qattan, *Mabāḥith fī Ulūm al-Qur'ān*, 2008, hlm. 25-27.

12
a. Waktu dan tempat turunnya Al-Qur’an (auqat nuzul wa mawathin an-
nuzul)
b. Sebab-sebab turunnya Al-Qur’an (asbab an-nuzul)
c. Sejarah turunnya Al-Qur’an (tarikh an-nuzul)
2) Persoalan sanad (rangkaian para periwayat) Persoalan ini menyangkut enam
hal :
a. Riwayat mutawatir
b. Riwayat ahad
c. Riwayat syadz
d. Macam-macam qira’at Nabi
e. Para perawi dan penghapal Al-Qur’an
f. Cara-cara penyebaran riwayat (tahammul)
3) Persoalan qira’at (cara pembacaan Al-Qur’an) Persoalan ini menyangkut
hal-hal berikut ini :
a. Cara berhenti (waqaf)
b. Cara memulai (ibtida’)
c. Imalah
d. Bacaan yang dipanjangkan (madd)
e. Meringankan bacaan hamzah
f. Memasukkan bunyi huruf yang sukun kepada bunyi sesudahnya
(idhgam)
4) Persoalan kata-kata Al-Qur’an Persoalan ini menyangkut beberapa hal
berikut
a. Kata-kata Al-Qur’an yang asing (gharib)
b. Kata-kata Al-Qur’an yang berubah-ubah harakat akhirnya (mu’rob)
c. Kata-kata Al-Qur’an yang mempunyai makna serupa (homonym)
d. Padanan kata-kata Al-Qur’an (sinonim)
e. Isti’arah
f. Penyerupaan (tasybih)
5) Persoalan makna-makna Al-Qur’an yang berkaitan dengan hukum Persoalan
ini menyangkut hal-hal berikut :

13
a. Makan umum (‘am) yang tetap dalam keumumannya
b. Makan umum (‘am) yang dimaksudkan makna khusus
c. Makan umum (‘am) yang maknanya dikhususkan sunnah
d. Nash
e. Makna lahir
f. Makna global (mujmal)
g. Makan yang diperinci (mufashshal)
h. Makna yang ditunjukkan oleh konteks pembicaraan (manthuq)
i. Makan yang dapat di pahami dari konteks pembicaraan (mafhum)
j. Nash yang petunjukknya tidak melahirkan keraguan (muhkam)
k. Nash yang musykil ditafsirkan karena terdapat kesamaran di dalamnya
(mutasyabih)
l. Nash yang maknanya tersembunyi karena suatu sebab yang terdapat pada
kata itu sendiri (musykil)
m. Ayat yang menghapus dan dihapus (nasikh-mansukh)
n. Yang didahulukan (muqaddam)
o. Yang diakhirkan (mu’akhakhar)
6) Persoalan makna-makna Al-Qur’an yang berpautan dengan katakata Al-
Qur’an Persoalan ini menyangkut hal-hal berikut :
a. Berpisah (fashl
b. Bersambung (washl)
c. Uraian singkat (i’jaz)
d. Uraian panjang (ithnab)
e. Uraian seimbang (musawah)
f. Pendek (qashr)

C. Cabang- Cabang Pokok Pembahasan Ulumul Qur’an


Cabang-cabang (pokok bahasan) yang menjadi pembahasan ‘Ulumul
Qur’an adalah :23

23
Rosihon Anwar, ‘Ulum Al-Quran Untuk UIN, STAIN, dan PTAIS, (CV Pustaka Setia : Bandung,
2007), hlm. 16-17.

14
1. Ilmu adab tilawat Al-Qur’an
2. Ilmu tajwid
3. Ilmu mawathin an-nuzul
4. Ilmu tawarikh an-nuzul
5. Ilmu asbab an-nuzul
6. Ilmu qira’at
7. Ilmu gharib Al-Qur’an
8. Ilmu i’rab Al-Qur’an
9. Ilmu wujuh wa an-nazha’ir
10. Ilmu ma’rifat al-muhkam wa al-mutasyabih
11. Ilmu nasikh wa al-mansukh
12. Ilmu bada>’i Al-Qur’an
13. Ilmu i’jaz Al-Qur’an
14. Ilmu tanasub ayat Al-Qur’an
15. Ilmu aqsam Al-Qur’an
16. Ilmu amtsal Al-Qur’an
17. Ilmu jadal Al-Qur’an
Kajian-kajian di atas merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam
bahasan ‘Ulumul Qur’an. Oleh karena itu pembahasan yang komprehensif
tentang kajian ‘Ulumul Qur’an mempengaruhi kualitas pemahaman Al-
Qur’an.

15
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan tentang pengertian, ruang lingkup, dan cabang
pembahasan Ulumul Qur'an, dapat disimpulkan bahwa Ulumul Qur'an merupakan
ilmu yang berkaitan dengan pemahaman, penelitian, dan penerapan prinsip-
prinsip terkait Al-Qur'an. Ilmu ini mencakup berbagai aspek penting, termasuk
penafsiran teks, sejarah penulisan Al-Qur'an, ilmu bacaan, serta aspek linguistik
Al-Qur'an. Selain itu, Ulumul Qur'an juga mencakup berbagai cabang
pembahasan, seperti asbabun nuzul (sebab-sebab turunnya ayat), nasikh-mansukh
(ayat yang menghapus dan dihapus), serta berbagai metode tafsir. Secara
keseluruhan, Ulumul Qur'an memiliki peran sentral dalam memperdalam
pemahaman umat Islam terhadap kitab suci mereka, membantu memastikan
interpretasi yang akurat dan penerapan yang tepat dalam kehidupan sehari-hari.

16
DAFTAR PUSTAKA

Al, J. S. (2010). Al-Itqan Fi Ulum Qur'an. Kairo: Dar Al-Hadith.


Al, J. S. (2010). Al-Itqan Fi Ulum Qur'an. Kairo: Dar Al- Hadith.
Al-A'zami, M. M. (2003). The History Of The Qur'anic Text From
Relevation to Complication. Leicester: UK Islamic Academy.
Al-A'zami, M. M. (2003). The History Of the Qur'anic Text from Revelation
to Compilation. Leicester: UK Islamic Academy.
Ali, M. A.-S. (1981). Tafsir Al-Qur'an Al-Karim. Kuwait:Dar Al-Qalam.
Ali, S. A. (2002). The Seven Qur'anic Readings. Islamic Book Trust.
Al-Wahidi, A. I. (1993). Asbab AL-Nuzul. Beirut: Dar Al-Kutub Al- Ilmiyah.
Anwar, R. (2007). Ulum al-Qur'an untuk UIN,STAIN, dan PTAIS. Bandung:
CV Pustaka Setia.
Ar-Razi', F. (n.d.). At-Tafsir al-Kabir. 1.
Awa, S. E. (2006). Textual Relation in the Qur'an. Routledge.
Dawud, I. A. (1988). Kitab Al-Masahif. Beirut: Dar Al- Ma'rifah.
Dawud, I. A. (1988). Kitab Al-Masahif. Beirut: Dar al-Ma'rifah.
Denffer, A. V. (n.d.). Ulum al-Qur'an :An Introduction to the Sciences of the
Qur'an.
Donner, F. M. (2010). Muhammad and the Believers. Cambridge: MA.
Harvard University Press.
Esposito, J. L. (1999). The Oxford History Of Islam. Oxford University
Press.
Hermawan, A. (2013). Ulumul Qur'an Ilmu Untuk Memahami Wahyu.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Manzur, I. (1993). Lisan Al-Arab. Beirut: Dar Sadir.
Mustafa, M. A.-A. (2003). History Of The Qur'anic Text From Revelation
To Compilation. Leicester: UK Islamic Academy.
Qattan , M. a. (2008). Mabahith fi Ulum al-Qur'an.
Qattan, M. a. (2008). Mabahith fi Ulum al- Qur'an.
Suyuti , J. A. (2010). Al-Itqan Ulum Qur'an. Kairo: Dar Al- Hadith.

17
Wahbah, Z. (1989). Ushul Al- Fiqh Al-Islami. Damaskus: Dar Al -Fikr.

18

Anda mungkin juga menyukai