Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Makalah Tafsir Kelompok X Fix

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 12

AYAT-AYAT TENTANG ILMU PENGETAHUAN

DOSEN PENGAMPI : Dr. Muh. Nur Abduh, M, Ag.

Oleh :
Kelompok X

M. Syawal Pandu 40200123061


Wafiq Azizah 40200123059

Jurusan Sejarah Peradaban Islam


Fakultas Adab Dan Humaniora
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

2024

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillah rabbil ‘alamin, puji syukur


kita panjatkan atas berkat kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-
Nya sehingga kami sebagai penyusun dapat menyelesaikan makalah dengan judul “AYAT-
AYAT TENTANG ILMU PENGETAHUAN”. Shalawat serta salam kita selalu hanturkan kepada
nabi Muhammad SAW nabi para umat akhir zaman dan sebaik baik manusia.Dalam proses
penyusunan makalah ini tentunya kami mengalami banyak masalah. Namun berkat arahan
dan dukungan berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu.Kami
ucapkan banyak terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah TAFSIR( AYAT-AYAT
SEJARAH) Dr. Muh. Nur Abduh, M.Ag. Yang telah membimbing dan mempercayakan materi
ini kepada kami.Kami sebagai penyusun menyadari makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, baik isi, penulisan dan penjelasan dari makalah ini, maka dari itu kami meminta
maaf jika makalah kami masih banyak kekurangannya. Apabila
ada kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini kami mengucapkan
banyak terima kasih.Demikian semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua,khususnya program studi Sejarah Peradaban Islam.

Samata, 07 07 2024

Kelompol X

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI ................................................................................................................................................ 3
BAB I .......................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 4
A. LATAR BELAKANG........................................................................................................................ 4
B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................................................... 4
BAB II......................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN .......................................................................................................................................... 5
B. SUMBER-SUMBER ILMU AL-QUR’AN DALAM ALQUR’AN DAN HADIS ................................... 6
C. Tafsir Ayat-Ayat Tentang Ilmu Pengetahuan .......................................................................... 9
BAB III ..................................................................................................................................................... 11
PENUTUP ................................................................................................................................................ 11
A. KESIMPULAN .............................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 12

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Alquran dan Hadits merupakan sumber ilmu yang dikembangkan oleh umat
Islam dalam spektrum yang seluas-luasnya. Lebih lagi, kedua sumber pokok Islam ini
memainkan peran ganda dalam penciptaan dan pengembangan ilmu-ilmu. Peran itu
adalah: Pertama, prinsipprinsip semua ilmu dipandang kaum Muslimin terdapat
dalam Al Qur’an. Dan sejauh pemahaman terhadap Alquran, terdapat pula penafsiran
yang bersifat esoteris terhadap kitab suci ini, yang memungkinkan tidak hanya
pengungkapan misteri-misteri yang dikandungnya tetapi juga pencarian makna
secara lebih mendalam, yang berguna untuk pembangunan paradigma ilmu. Kedua,
Alquran dan Hadits menciptakan iklim yang kondusif bagi pengembangan ilmu
dengan menekankan kebajikan dan keutamaan menuntut ilmu, pencarian ilmu dalam
segi apa pun pada akhirnya akan bermuara pada penegasan Tauhid. Karena itu,
seluruh metafisika dan kosmologi yang lahir dari kandungan Alquran dan Hadits
merupakan dasar pembangunan dan pengembangan ilmu Islam. Singkatnya, Alquran
dan Hadits menciptakan atmosfir khas yang mendorong aktivitas intelektual dalam
konformitas (Azra, 2001). Wahyu yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW berasal
dari Allah SWT, merupakan sumber pengetahuan yang paling pasti. Namun, Alquran
juga menunjukkan sumber-sumber pengetahuan lain disamping apa yang tertulis di
dalamnya, yang dapat melengkapi kebenaran wahyu. Pada dasarnya sumber-sumber
itu diambil dari sumber yang sama, yaitu Allah SWT, asal segala sesuatu. Namun,
karena pengetahuan yang tidak diwahyukan tidak diberikan langsung oleh Allah SWT
kepada manusia, dan karena keterbatasan metodologis dan aksiologis dari ilmu non-
wahyu tersebut, maka ilmu-ilmu tersebut di dalam Islam memiliki kedudukan yang
tidak sama dengan ilmu pengetahuan yang langsung diperoleh dari wahyu. Sehingga,
di dalam Islam tidak ada satupun ilmu yang berdiri sendiri dan terpisah dari
bangunan epitemologis Islam, ilmu-ilmu tersebut tidak lain merupakan bayan atau
penjelasan yang mengafirmasi wahyu, yang kebenarannya pasti. Di sinilah letak
perbedaan epistemologi sekuler dengan epistemologi Islam.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana hubungan alqur’an dan ilmu pengetahuan ?
2. Bagaimana sumber ilmu pengetahuan dalam alqur’an dan hadis?
3. Bagaimana tafsir ayat ayat tentang ilmu pegetahuan ?

4
BAB II

PEMBAHASAN
A. AL-QUR’AN DAN ILMU PENGETAUAN
Pada dasarnya, secara tidak langsung Allah SWT telah menunjukkan bahwa Al-
Qur’an merupakan sumber ilmu pengetahuan. Dalam jurnal ini penulis akan
membahas beberapa hubungan antara Al-Qur’an dan Ilmu Pengetahuan. Adapun
tujuan dari penulisan jurnal ini. yaitu untuk mengetahui hubungan antara Islam dan
Ilmu pengetahuan, hubungan antara sains dan Al-Qur’an, hubungan antara Al-Qur’an
dan matematika, mengetahui perkembangan antara ilmu pengetahuan dan Al-Qur’an,
dan mengetahui pandangan islam terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dari semua agama yang ada di dunia ini, Islam adalah satu-satunya agama
samawi yang benar dan diridhai oleh Allah SWT, untuk dijadikan sebagai pedoman
hidup manusia hingga akhir zaman. Sebagai agama yang diharapkan sebagai
tuntunan hidup, Islam telah sempurna dan dan mencakup segala sesuatu yang
dibutuhkan oleh manusia. Allah SWT berfirman :

َ ُ‫ ْلي َْو َم أ َ ْك َم ْلتُ َلكُ ْم دِي َنكُ ْم َوأَتْ َم ْمت‬..


ِ ْ ‫علَ ْيكُ ْم نِ ْع َمتِي َو َر ِضيتُ لَكُ ُم‬
‫اْلس ََْل َم دِي ًنا‬
... pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-
cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu..."
(QS. Al-Maidah : 3)

Adapun yang dimaksud dengan sempurna adalah segala sesuatu yang


berkaitan dengan kehidupan manusia, telah diatur dalam Islam, baik yang terkait
dengan urusan dunia maupun akhirat. Hal ini tertuang dalam Al- Quran dan Hadits
yang merupakan sumber utama pedoman hidup umat

Islam, sehingga tidak ada alasan untuk tidak menjadikan keduanya sebagai
sumber rujukan dalam menghadapi permasalahan hidup. Sebagai agama yang
sempurna, Islam mengatur ssemuanya, mulai dari hal-hal yang terkecil, seperti ketika
akan masuk ke kamar mandi harus berdo'a dan mendahulukan kaki kiri, hingga
permasalahan yang berkaitan dengan negara dan pemerintahan.

Berkaitan dengan kebenaran Islam, Allah SWT berfirman dalam ayat berikut:
Salah satu hal penting sebagai bukti bahwa Islam merupakan satu- satunya
agama yang benar dan cocok dijadikan sebagai pedoman hidup manusia adalah
adanya keselarasan antara agama Islam dengan ilmu pengetahuan, sehingga bisa
dicapai titik temu antara keduanya. Bahkan, selain sebagai pedoman hidup, Al- Quran
dan Hadits juga merupakan sumber ilmu pengetahuan.
Al-Qur'an secara ilmu kebahasaan berakar dari kata qaraa yaqrau qur'anan
yang bererti "bacan atau yang dibaca". Secara general Al- Qur'an berarti sebagai

5
sebuah kitab yang berisi himpunan kalam Allah, suatu mukjizat yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW. melalui perantaraan malikat Jibril, ditulis dalam
mushaf yang kemurniannya senantiasa terpelihara, dan membacanya merupakan
amal ibadah.
Al-Qur'an memberikan dalil yang berisi khikmah dan kekuasaan- Nya bahwa
Allah Maha Bijaksana dalam menciptakannya. Segala sesuatu yang diciptakan oleh
allah tidak akan sia-sia, bahkan semua itu menjadi bukti dan bukti tanda-tanda
kebesaran Allah SWT, bahwa Allah ada dan allah yang maha menciptakan atas segala
sesuatu yang ada di dalam alam semesta ini. Jika kita menelaah ayat- ayat di dalam Al-
Qur'an maka Bukti- bukti ciptaan dan hikmah-Nya jelas nyata
Ia adalah buku induk ilmu pengetahuan, di mana tidak ada satu perkara
apapun yang terlewatkan, semuanya telah terkafer di dalamnya yang mengatur
berbagai asfek kehidupan manusia, baik yang berhubungan dengan Allah (Hablum
minallah); sesama manusia (Hablum minannas); alam, lingkungan, ilmu akidah, ilmu
sosial, ilmu alam, ilmu emperis, ilmu agama, umum dan sebgaianya. (Q.S. Al-an'am:
38). Lebih lanjut Achmad Baiquni mengatakan, "sebenarnya segala ilmu yang
diperlukan manusia itu tersedia di dalam Al-Qur'an".

B. SUMBER-SUMBER ILMU AL-QUR’AN DALAM ALQUR’AN DAN HADIS


1. Al-Qur’an Dalam Ilmu pengetahuan
Surat Al-Alaq (Iqra’) termasuk ayat Al Qur’an pertama yang diturunkan,
termasuk ayat makiyyah, terdiri dari 19 ayat, 93 kalimat dan 280 huruf. Dalam
Surat Al Alaq dapatlah di lihat suatu gambaran yang hidup mengenai suatu
peristiwa terbesar yang pernah terjadi pada sejarah manusia, yaitu pertemuan
Nabi Muhammad SAW dengan Malaikat Jibril untuk pertama kali di Gua Hiro’
dan penerimaan wahyu yang pertama setelah Nabi berusia 40 tahun. Bagian
pertama Surat Al-Alaq ini mengarahkan Nabi Muhammad SAW kepada Allah
agar beliau berkomunikasi dengan Allah dan beliau dengan nama Allah
membaca ayat-ayat Alquran yang diterima melalui wahyu/Jibril (bukan
membaca tulisan di atas kertas, sebab ia adalah ummi/tidak pandai baca tulis).
Sebab dari Allah-lah asal mula segala makhluk dan kepadanya pulalah semua
akan kembali. Wahyu pertama itu juga mengingatkan, bahwa Allah telah
memuliakan/menjunjung tinggi martabat manusia melalui baca. Artinya
dengan proses belajar mengajar itu manusia dapat menguasai ilmu-ilmu
pengetahuan dan dengan ilmu-ilmu pengetahuan ini manusia dapat
mengetahui rahasia alam semesta yang sangat bermanfaat bagi kesejahteraan
hidupnya. Padahal manusia itu dijadikan oleh Allah dari segumpal darah yang
melekat dirahim ibu. Surat Al-Alaq ayat 1-5 diturunkan sewaktu Rasulullah
SAW berkhalwat di Gua Hiro, ketika itu beliau berusia 40 tahun.
Ayat-ayat pertama yang diturunkan sekaligus merupakan tanda
pengangkatan Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul Allah. Surat Al-Alaq ayat 1-
5 mengandung pengertian bahwa untuk memahami segala macam ilmu

6
pengetahuan, seseorang harus pandai dalam membaca. Dalam membaca itu
harus didahului dengan menyebut nama Tuhan; yakni dengan membaca
“BasmAllah” terlebih dulu dan ingat akan kekuasaan yang dimiliki-Nya,
sehingga ilmu yang diperoleh dari membaca itu, akan menambah dekatnya
hubungan manusia dengan khaliq-nya. Allah SWT menjelaskan bahwa Dia-lah
yang menciptakan manusia dari segumpal darah dan kemudian menjadikan
makhluk yang paling mulia. Ini menunjukkan betapa Maha Kuasanya Allah
SWT. Pada ayat berikutnya Allah SWT Mengulang untuk memerintahkan
membaca, dalam rangka untuk mengetahui kemuliaan Allah Yang Maha
Pemurah.
Dengan limpahan karunia-Nya, Dia juga mengajarkan kepada manusia
kemampuan membaca dan kemampuan menggunakan pena (kemampuan
baca tulis), yang menyebabkan manusia dapat mempelajari berbagai
persoalan, sehingga manusia dapat menguasai berbagai ilmu yang diperlukan
dalam hidupnya. Surat Al-Alaq ayat 1-5 mengandung perintah membaca,
membaca berarti berfikir secara teratur atau sitematis dalam mempelajari
firman dan ciptaan-Nya, berfikir dengan menkorelasikan antara ayat qauliah
dan kauniah manusia akan mampu menemukan konsep-konsep sains dan ilmu
pengetahuan. Bahkan perintah yang pertama kali dititahkan oleh Allah kepada
Nabi Muhammada SAW dan umat Islam sebelum perintah-perintah yang lain
adalah mengembangkan sains dan ilmu pengetahuan serta bagaimana cara
mendapatkannya. Tentu ilmu pengetahuan diperoleh di awali dengan cara
membaca, karena membaca adalah kunci dari ilmu pengetahuan, baik
membaca ayat qauliah maupun ayat kauniah, sebab manusia itu lahir tidak
mengetahui apa-apa, pengetahuan manusia itu diperoleh melalui proses
belajar dan melalui pengalaman yang dikumpulkan oleh akal serta indra
pendengaran dan penglihatan demi untuk mencapai kejayaan, kebahagian
dunia dan akhirat (Sarwar, 1994).
Islam adalah satu-satunya agama di dunia yang sangat (bahkan paling)
empatik dalam mendorong umatnya untuk menuntut ilmu, bahkan Alquran itu
sendiri merupakan sumber ilmu dan sumber inspirasi berbagai disiplin ilmu
pengetahuan sains dan teknologi. Betapa tidak, Alquran sendiri mengandung
banyak konsep-konsep sains, ilmu pengetahuan dan teknologi serta pujian
terhadap orang-orang yang berilmu. Dalam QS. Al-Mujaadilah ayat 11, Allah
SWT berfirman:
ُ َ
‫يل انظ ُروا‬
َ ُ َ ُ َّ
‫اَّلل لك ْم َو ِإذا ِق‬
ْ ْ َ
‫س فاف َس ُحوا َيف َس ِح‬
ْ ََ ُ َ َ
‫يل لك ْم تف َّس ُحوا ِ يف ال َم ْج ِل‬
َ ُ َ ‫َي َت َأ ُّي َها َّالذ‬
‫ين َء َامنوا ِإذا ِق‬
ِ ِ
َ َ ُ َ ُ َّ ‫وتوا ْالع ْل َم َد َر َجت َو‬ ُ ُ َ َّ َ ْ ُ ُ َ َ َ َّ ُ َّ َ ْ َ ُ ُ ُ َ
‫اَّلل ِب َما ت ْع َملون خ ِب ري‬ ِ ِ ‫أ‬ ‫ين‬ ‫ذ‬
ِ ‫ال‬‫و‬ ‫م‬ ‫نك‬‫م‬ِ ‫وا‬ ‫ن‬ ‫ام‬ ‫ء‬ ‫ين‬ ‫ذ‬ ِ ‫ال‬ ‫اَّلل‬ ‫ع‬ِ ‫ف‬‫ر‬‫ي‬ ‫وا‬‫انش‬ ‫ف‬

Artinya: “Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:


"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan
memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: Berdirilah kamu",
Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman

7
di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Prinsip tauhid di dalam Islam, menegaskan bahwa semua yang ada
berasal dan atas izin Allah SWT. Dia-lah Allah SWT yang Maha Mengetahui
segala sesuatu. Konsep kekuasaan-Nya juga meliputi pemeliharaan terhadap
alam yang Dia ciptakan. Konsep yang mengatakan bahwa Allah SWT lah yang
mengajarkan manusia disebutkan dalam Al-Quran.
QS Al Baqarah ayat 31:
‫ي‬ َ ‫ال َأنب ُئون ب َأ ْس َماء َه ُؤ ََل إن ُكن ُت ْم َصادق‬ َ ‫اْل ْس َم َاء ُك َّل َها ُث َّم َع َر َض ُه ْم َع ََل ْال َم ََلئ َكة َف َق‬ َ ْ َ َ َ َ َّ َ َ
‫وعلم ءادم‬
ِِ ِ ِ ِ ‫ِ ِي‬ ِ ِ
Artinya: “Dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-
benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu
berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang
benar orang-orang yang benar!"
QS Al Baqarah ayat 239:
َ‫عله َمكُم هما لَ ْم تَكُونُوا ت َ ْعلَ ُمون‬ َ ‫فَإِ ْن خِ ْفت ُ ْم فَ ِر َجاالً أ َ ْو ُر ْكبَانًا فَإِذَا أ َ ِمنت ُ ْم فَا ْذكُ ُروا ه‬
َ ‫َّللا َك َما‬
Artinya: “Jika kamu dalam Keadaan takut (bahaya), Maka Shalatlah
sambil berjalan atau berkendaraan. kemudian apabila kamu telah aman, Maka
sebutlah Allah (shalatlah), sebagaimana Allah telah mengajarkan kepada kamu
apa yang belum kamu ketahui.”

Sebagai akibat wajar dari otoritas ketuhanan-Nya, Alquran, di samping


menunjukkan sumbersumber pengetahuan eksternal, Alquran juga
merupakan sumber utama pengetahuan (Hafidhuddin, 1998). Dalam Islam,
pencarian pengetahuan oleh seseorang bukanlah sesuatu yang tidak mungkin,
tetapi harus, dan dianggap sebagai kewajiban bagi semua Muslim yang
bertanggung jawab. Kedudukan ini berbeda dengan sikap skeptis Yunani dan
Sophis, yang menganggap pengetahuan hanya imajinasi kosong .
Dalam bahasa Arab, pengetahuan digambarkan dengan istilah al-ilm,
al-ma’rifah dan alsyu’ur. Namun, dalam pandangan dunia Islam, yang
pertamalah yang terpenting, karena ia merupakan salah satu sifat Allah SWT.
Al-ilm berasal dari akar kata l-m dan diambil dari kata ‘alamah, yang berarti
tanda, simbol, atau lambang, yang dengannya sesuatu itu dapat dikenal. Tapi
’alamah juga berarti pengetahuan, lencana, karakteristik, petunjuk dan gejala.
Karenanya ma’lam (jamak ma’alim) berarti petunjuk jalan, atau sesuatu yang
menunjukkan dirinya atau dengan apa seseorang ditunjukkan. Hal yang sama
juga pada kata alam berarti rambu jalan sebagai petunjuk. Di samping itu,
bukan tanpa tujuan Alquran menggunakan istilah ayat baik terhadap wahyu,
maupun terhadap fenomena alam. Pengertian ayat (dan juga ilm, alam, dan
’alama) di dalam Alquran tersebut yang menyebabkan Nabi Muhammad SAW
mengutuk orang-orang yang membaca Surat Ali Imran ayat 190-195 yang
secara jelas menggambarkan karakteristik orang-orang yang mambaca,

8
mengingat ayat-ayat Allah SWT di muka bumi tanpa mau merenungkan
maknanya.
2. Ilmu Pengetahuan Dalam Hadis
Hadits-hadits Nabi juga sangat banyak yang mendorong dan
menekankan, bahkan mewajibkan kepada umatnya untuk menuntut ilmu
(Alavi, 2003). Sebagaimana Sabda Rasulullah SAW:
‫طلب العلم فريضة على كل مسلم‬
Artinya: “Menuntut ilmu itu suatu kewajiban kepada setiap muslim.”
(HR. Ibnu Majah)
Hadits di atas memberikan dorongan yang sangat kuat bagi kaum
muslimin untuk belajar mencari ilmu sebanyak-banyaknya, baik ilmu-ilmu
agama maupun ilmu-ilmu umum, karena suatu perintah kewajiban tentunya
harus dilaksanakan, dan berdosa hukumnya jika tidak dikerjakan. Lebih lanjut
Rasulullah mewajibkan kepada umatnya untuk menuntut ilmu sepanjang
hayatnya, tanpa di batasi usia, ruang, waktu dan tempat sebagaimana
sabdanya “Tuntutlah ilmu dari buayan sampai liang lahat” dan “Tuntutlah ilmu
sekalipun ke negeri Cina”.

C. Tafsir Ayat-Ayat Tentang Ilmu Pengetahuan


‫َّللا الهذِينَ َءا َمنُوا‬
ُ ‫َّللا لَكُ ْم َو ِإذَا قِي َل آنشُ ُزوا فَانشُ ُزوا َي ْرفَ ِع ه‬
ُ‫ح ه‬ َ ‫س ُحوا فِي ا ْل َم ْجل ِِس فَأ َ ْف‬
َ ‫س ُحوا َي ْف‬
ِ ‫س‬ ‫َيأَيُّ َها الهذِينَ َءا َمنُوا ِإذَا قِي َل لَكُ ْم تَفَ ه‬
‫َّللا بِ َما ت َ ْع َملُونَ َخبِير‬ ْ ْ ُ ‫ه‬
ٍ ‫ِمنكُ ْم َوالذِينَ أوتُوا ال ِعل َم َد َر ُج‬
ُ ‫ت ۚ َو ه‬
Artinya: Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-
lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka
berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
‫ب ِز ْدنِي ِع ْل ًما‬ َ ‫ان مِن قَ ْب ِل أَن يُ ْق‬
ِ ‫صى إِلَيْكَ َوحْ يُهُ َوقُل هر‬ ِ ‫َّللا ا ْل َم ِلكُ ا ْل َح ُّق َو َال ت َ ْع َج ْل بِا ْلقُ ْر َء‬
ُ ‫فَتَعَلَى ه‬
Artinya: Sebenarnya pengetahuan mereka tentang akhirat tidak sampai
(kesana) malahan mereka ragu-ragu tentang akhirat itu, lebih-lebih lagi
mereka buta daripadanya.
‫سبِحْنَ َوال ه‬
َ‫طي َْر ۚ َوكُنها فُ ِعلِين‬ َ ُ‫س هخ ْرنَا َم َع َد ُاو َد ا ْل ِجبَا َل ي‬
َ ‫فَفَ هه ْم ْن َها سُلَ ْي َمنَ َوكُ اًّل َءات َ ْينَا ُح ْك ًما َو ِع ْل ًما َو‬

Artinya : Bahkan pengetahuan mereka tentang akhirat tidak sampai (ke sana).
Bahkan mereka ragu-ragu tentangnya (akhirat itu). Bahkan mereka buta
tentang itu.

Katakanlah (wahai Rasul) kepada mereka, bahwa tidak ada seorang


pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara-perkara ghaib yang hanya
khusus diketahui oleh Allah semata. Dan mereka tidak tahu kapan akan

9
dibangkitkan dari kubur-kubur mereka ketika Hari Kiamat datang. Bahkan
ilmu mereka hanya akan menjadi sempurna di alam akhirat, lalu mereka
meyakini kampung akhirat dan segala sesuatu yang terjadi disana berupa
kengerian-kengerian ketika mereka menyaksikannya secara langsung,
sedangkan di dunia mereka dalam keraguan terhadapnya, bahkan mata hati
mereka telah buta terhadapnya. (Tafsir al-Muyassar)

Akan tetapi pengetahuan mereka tentang Akhirat menjadi sempurna


setelah mereka melihatnya dengan mata kepala sendiri setelah sebelumnya
para Rasul mengabarkan kepada mereka tentang Akhirat, dan Akhirat itu
adalah gaib, sehingga mereka mengingkarinya karena mereka tidak
melihatnya. Mereka berada dalam keraguan dan kebimbangan terhadap
kehidupan Akhirat saat hidup mereka di dunia. Mata dan hati mereka telah
buta terhadap Akhirat. (Tafsir al-Mukhtashar)

Sebenarnya pengetahuan mereka tentang akhirat tidak sampai


(kesana) malahan mereka ragu-ragu tentang akhirat itu, ebih-lebih lagi hati
mereka buta atas urusan akhirat. Mereka tidak bisa mengambil pelajaran dari
berbagai bukti akhirat yang ada sebab tidak normalnya penglihatan mereka
yang mereka gunakan untuk memahami sesuatu. Bal adalah huruf yang
berfungsi untuk berpindah dari satu keadaan menuju keadaan lain.
Maksudnya adalah ilmu, bukti dan hujjah mereka tidak cukup/tidak sampai
untuk memahami bahwa akhirat itu ada tanpa suatu keraguan. (Tafsir al-
Wajiz)
ْٰ ْ َ ّٰ
‫( َب ِل اد َرك ِعل ُم ُه ْم ِف اْل ِخ َر ِة‬Sebenarnya pengetahuan mereka tentang akhirat
tidak sampai (kesana) malahan mereka ragu-ragu tentang akhirat itu) Yakni
mereka akan benar-benar mengetahui ketika mereka telah di akhirat, sebab
mereka telah melihat sendiri segala apa yang diancamkan kepada mereka;
namun ketika itu pengetahuan mereka sudah tidak bermanfaat lagi karena
mereka adalah orang-orang yang mendustakannya di dunia. ‫بل هم يف شك منها‬
(malahan mereka ragu-ragu tentang akhirat itu) Yakni tetapi mereka di dunia
berada dalam keraguan tentang akhirat. Kemudian Allah berpindah
ْ ُ
menyebutkan hal yang lebih parah dari hal ini dengan firman-Nya: ‫َب ْل هم ِّمن َها‬
َ ْ ُ َ
‫( َع ُمون َب ْل هم ِّمن َها َع ُمون‬lebih-lebih lagi mereka buta daripadanya) Sehingga
mereka tidak memahami sama sekali bukti-buktinya karena masalah pada
penglihatan mereka yang merupakan sumber pemahaman. (Zubdatut Tafsir)

10
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN

Ayat-ayat tentang ilmu pengetahuan dalam berbagai konteks dapat diambil sebagai panduan
atau pedoman bagi kita dalam mengeksplorasi dan menghargai pengetahuan. Berikut beberapa
kesimpulan yang dapat diambil dari ayat-ayat tersebut:

1. Kewajiban untuk Mencari Ilmu: Ayat-ayat tentang ilmu pengetahuan sering


menekankan pentingnya mencari pengetahuan sebagai suatu kewajiban. Ini mencerminkan
nilai-nilai dalam Islam yang mendorong umatnya untuk memperoleh pengetahuan untuk
kebaikan diri sendiri dan umat manusia.
2. Keterbukaan terhadap Pengetahuan: Islam menganjurkan umatnya untuk tidak hanya
terpaku pada keyakinan dan tradisi, tetapi juga terbuka terhadap pengetahuan baru dari
berbagai sumber yang dapat membawa manfaat.
3. Pengetahuan sebagai Jalan Menuju Kebenaran: Ilmu pengetahuan dipandang sebagai
sarana untuk mendekati dan memahami kebenaran yang lebih dalam tentang alam semesta
dan penciptanya.
4. Keterkaitan Antara Ilmu Pengetahuan dan Keimanan: Ada penekanan bahwa ilmu
pengetahuan dan keimanan dapat saling melengkapi. Pengetahuan ilmiah dapat
memperdalam penghayatan terhadap penciptaan Allah, sementara keimanan dapat
memberikan landasan moral dan etis dalam mengeksplorasi ilmu pengetahuan.
5. Penghormatan terhadap Pengetahuan: Ayat-ayat tentang ilmu pengetahuan juga
mengajarkan untuk menghormati dan memuliakan ilmu pengetahuan serta para ilmuwan
yang mengabdikan diri untuk meningkatkan pengetahuan manusia.

Kesimpulan ini menunjukkan bahwa dalam ajaran Islam, ilmu pengetahuan memiliki nilai yang
sangat penting dan disarankan untuk dikejar dengan niat yang baik, untuk manfaat umat dan
mencapai pemahaman yang lebih dalam tentang penciptaan Allah SWT.

B. SARAN

Penulis menyadari terdapat kekurangan dalam penulisan makalah ini, oleh karena itu
kami membutuhkan saran dan kritik yang membang

11
DAFTAR PUSTAKA

Sumber-sumber ilmu pengetahuan dalam al-qur’an dan hadis, Binus Universitas Jakarta
Barat

Izzatul Laila penafsiran al-qur,an berbasis ilmu pengetahuan , Universitas Islam Malang

Iryani E, AL-qur’an Dan Ilmu Pengetahuan Universitas Batanghari Jambi

12

Anda mungkin juga menyukai