STUDI QUR'AN KLOMPOK W
STUDI QUR'AN KLOMPOK W
STUDI QUR'AN KLOMPOK W
Dosen pengampung :
Ali Said, M. HI
TEBUIRENG JOMBANG
2021
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi allah yang maha kuasa lagi maha penyayang, yang telah memberi kami
kesehatan dan kemudahan dalam melakukan aktifitas, khususnya dalam menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu. Atas rahamat dan karunianya tanpa pertolngan-nya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik
Shalawat dan salam tercurah limpahkan kepada baginda besar, pemimpin umat manusia,
pemimpin dari seluruh alam, pemimpinnya para pemimpin, yakni habibana, wanabiyyana,
warasulana, wamaulana, Muhammad SAW
Menyusun makalah memang tidak lah mudah. Sebab, makalah ini merupakan makalah
yang pertama kelompok kami buat. Adapun penyusunan makalah ini kiranya masih jauh dari
kata sempurna. Untuk itu, kami menghaturkan permohonan maaf apabila terdapat kesalahan
dalam makalah ini. Kami pun berharap makalah ini dapat dapat memberikan kritik dan
saranya kepada kami agar di kemudian hari kami bisa membuat makalah yang lebih
sempurna lagi.
Akhir kata, kami ucapan terima kasih kepada segala pihak yang tidak bisa disebutkan
satu-persatu atas bantuannya dalam penyusunan makalah ini.
Kelompok 1
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................................ 2
DAFTAR ISI................................................................................................................... 3
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................. 4
BAB 2 PEMBAHASAN................................................................................................. 5
BAB 3 PENUTUP.......................................................................................................... 13
1.1 Kesimpulan............................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 13
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an adalah wahyu ilahi(kitab suci)yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
Saw.Sebagai pedoman hidup bagi umat manusia.Untuk memahami Al-Qur’an diperlukan
berbagai ilmu,antara lain adalah “Ulum Al-Qur’an”.Ilmi ini mencakup pembahasan-
pembahasan yang berhubungan dengan Al-Qur’an dari segi sebab
turunnya,pengumpulan dan urutan-urutannya,pengetahuan tentang ayat-ayat makkiyah
dan madaniyyah,Nasikh dan Mansukh dan lain-lain.Ulum Al-Qur’an dengan berbagai
cabang dan macamnya tidak lahir sekaligus,tetapi melalui proses dan perkembangan
yang dapat dibagi ke dalam fase periwayatan dan fase kodifikasi.Sampai saat ini telah
lahir puluhan tokoh ini bidang Ulum Al-Qur’an,diantara mereka yang paling masyhur
adalah jalaluddin Al Suyuthi yang menulis kitab Al itqan fi ‘Ulumil Qur’an dan Al-
Zarqany dengan karyanya Al Burhan fi ‘Ulumil Qur’an.Kedua kitab ini selalu menjadi
rujukan dalam kajian-kajian Ulumul Qur’an.
B. Rumusan Masalah
1. Apa devinisi dari Ulumul Qur’an?
2. Bagaimana Sejarah dan pengembangan Ulumul Qur’an?
3. Apa saja Cabang Cabang dari Ulumul Qur’an?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui devinisi dari Ulumul Qur’an
2. Untuk mengetahui Sejarah dan pengembangan Ulumul Qur’an
3. Untuk mengetahui Cabang Cabang dari Ulumul Qur’an
4
BAB II
PEMBAHASAN
Al-Qur’an merupakan sumber utama ajaran Islam,dan juga merupakan pedoman hidup bagi
setiap manusia.Al-Qur’an bukan sekedar memuat petunjuk tentang hubungan manusia
dengan Tuhannya, tetapi juga mengatur hubungan manusia dengan sesamanya,bahkan
hubungan manusia dengan alam sekitarnya (Choiruddin Hadliri:1993)Dengan
demikian,untuk dapat memahami ajaran islam secara sempurna,maka langkah pertama yang
harus dilakukan adalah memahami Al-Qu’an. Al-Qur’an sebagaimana diketahui,diturunkan
dalam Bahasa arab,baik lafal maupun uslubnya.Namun demikian,tidaklah berarti bahwa
semua orang arab,atau orang yang mahir dalam bahasa arab,dapat memahami Al-Qur’an
secara rinci.Bahkan menurut Ahmad Amin (1975)Para sahabat sendiri tidak sanggup
memahami kandungan Al-Qur’an dengan hanya sekedar mendengarkannya dari Rasulullah
Saw karena menurut beliau,memahami Al-Qur’an tidak cukup dengan menguasai Bahasa
arab saja
‘Ulumul Qur’an berasal dari Bahasa arab yang merupakan gabungan dua
kata(idhafi),yaitu “ulum” dan ”Al-Qur’an”.Kata ‘ulum secara etimologi adalah bentuk
jamak dari kata ‘ilmu,berasal dari kata ‘alima-ya ‘lamu-ilman’.’Ilmu merupakan bentuk
masdar yang artinya pengetahuan dan pemahaman. Maksudnya pengetahuan ini sesuai
dengan makna dasarnya,yaitu “Al-fahmu Wa al-idrak”(pemahaman dan
pengetahuan).Kemudian pengertiannya dikembangkan pada berbagai masalah yang
beragam dengan standar ilmiah.Kata ‘ilm juga berarti “idrak al-syai’i bi
haqiqatih”(mengetahui dengan sebenarnya).1
1
1Badrudin,”Ulumul Qur’an”,Hal.1,Kota Serang
5
Jadi, yang dimaksud dengan ‘uluumul qur’an ialah ilmu yang membahas masalah-masalah
yang berhubungan dengan Al-Quran dari segi asbaabu nuzuul (sebab-sebab turunnya al-
qur’an), pengumpulan dan penertiban Qur’an, pengetahuan tentang surah-surah Mekah dan
Madinah, an-nasikh wal mansukh, al-muhkam wal mutasyaabih dan lain sebagainya yang
berhubungan dengan Qur’an.
2
Acep Hermawan,’Ulumul Qur’an Ilmu untuk Memahami Wahyu,(PT Remaja
Rosdakarya:Bandung,2013),hlm.1-2
3
Az-Zarqani,’Abd Al-Adhim,Manahil al-Irfan fi ‘Ulumul al-Qur’an,(Dar al-Fikr:Beirut,tth.),jilid I,hlm.23.
6
a.Makna idhafi Penggabungan kata ‘Ulum dengan kata Al-Qur’an menunjukkan arti
yang luas meliputi semua unsur yang ada dalam Al-Qur’an itu sendiri yang meliputi ilmu-
ilmu diniyah dan ilmu-ilmu kauniyah ,inilah yang dinamakan makna idhafi.Hal ini
memiliki potensi ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan Al-Qur’an,ilmu yang
bersangkutan dengan pembelaan tentang keberadaan Al-Qur’an dan
permasalahannya,berkenaan dengan proses hukum yang terkandung di
dalamnya,berkenaan dengan penjelasan bentuk mufradat lafal Al-Qur’an,Al-Qur’an
sebagai pandangan hidup dalam menjalani dinamika kehidupan,hukum-hukum dan
sebagainya.
I Ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan hal tersebut semua bersumber pada Al-
Quran dan sebagai salah satu metode untuk mengetahui kemukjizatan Al-Qur’an,seperti
ilmu-ilmu tafsir,tajwid,nasikhmansukh,fiqh,tauhid,fara’id,tata Bahasa dan lain-lain.
7
B. Sejarah dan Perkembangan Ulumul Qur’an
Sejarah perkembangan ‘Ulumul Qur’an tidak terlepas waktu kapan Al-Qur’an diturunkan
pertama kali sampai dengan bagaimana Al-Qur’an menjadi sebuah mushaf.Perkembangan
‘Ulumul Qur’an secara umum tidak ada yang tahu persis kapan istilah ‘Ulumul Quran
pertama kali diperkenalkan dan menjadi sebuah disiplin ilmu.Namun menurut beberapa ahli
bahwa istilah ‘Ulumul Qur’an pertama kali diperkenalkan oleh Ibn AlMarzuben(wafat 309
H)
1.’Ulumul Qur’an pada masa Rasulullah SAW Embrio awal ‘Ulumul Qur’an pada masa ini
berupa penafsiran ayat Al-Qur’an langsung dari Rasulullah SAW kepada para sahabat,begitu
pula dengan antusias para sahabat dalam bertanya tentang makna suatu ayat,menghafalkan
dan mempelajari hukum-hukumnya.
Dari Uqbah bin Amir ia berkata:”aku pernah mendengar Rasulullah SAW berkata di atas
mimbar,”Dan siapkan untuk menghadapi mereka kekuatan yang kamu
sanggupi(Anfal:60),ingatlah bahwa kekuatan di sini adalah memanah”(HR Muslim).
8
Dari Abu Sa’ad al-Khudri,bahwa Rasulullah SAW bersabda:”Janganlah kamu tulis dari
aku;barang siapa menuliskan tentang aku selain Al-Qur’an,hendaklah dihapus.Dan ceritakan
apa yang dariku,dan itu tiada halangan baginya,dan barang siapa sengaja berdusta atas
namaku,ia akan menempati tempatnya di api neraka.”(HR Muslim).
Para sahabat senantiasa melanjutkan usaha mereka dalam menyampaikan makna-makna Al-
Qur’an dan penafsiran ayat-ayat yang berbeda diantara mereka, sesuai dengan kemampuan
mereka yang berbeda-beda dalam memahami dan karena adanya perbedaan lama dan
tidaknya mereka hidup bersama Rasulullah SAW,hal demikian diteruskan oleh murid-murid
mereka, yaitu para tabi’in.
1)Empat orang khalifah(Abu Bakar,’Umar,’Utsman dan ‘Ali) 2)Ibnu Mas’ud 3)Ibnu ‘Abbas,
4)Ubai bin Ka’ab, 5) Zaid bin Tsabit, 6)Abu Musa al-asy’ari dan 7)’Abdullah bin Zubair.
9
Mengenai para tabi’in,diantara mereka ada satu kelompok terkenal yang mengambil ilmu ini
dari para sahabat disamping mereka sendiri bersungguh-sungguh atau melakukan ijtihad
dalam menafsirkan ayat.Yang terkenal di antara mereka,masing-masing sebagai berikut:
1. Murid-murid Ibnu Abbas di Makkah yang terkenal ialah: Sa’id bin Jubair, Mujahid, ‘IKrimah
bekas sahaya ( maula ) Ibnu Abbas, Tawus bin Kisan al Yamani dan ‘Atha’ bin Abu Rabah.
2. Murid-murid Ubay bin Kaab, di Madinah: Zaid bin Aslam, Abul Aliyah, dan Muhammad bin
Ka’b al Qurazi.
3. Murid-murid Abdullah bin Mas’ud di Iraq yang terkenal : ‘Alqamah bin Qais, Masruq al
Aswad bin Yazid, ‘Amir as Sya’bi, Hasan Al Bashri dan Qatadah bin Di’amah as Sadusi.
Dan yang diriwayatkan oleh mereka meliputi: ilmu tafsir, ilmu Gharibil Qur’an,
ilmu Asbabun Nuzul, ilmu Makki Wal madani dan ilmu Nasikh dan Mansukh, tetapi semua
ini tetap didasarkan pada riwayat dengan cara didiktekan.
Masa Tadwin (Pembukuan)
Pembukuan Tafsir Al-Quran menurut riwayat dari Hadits, Sahabat dan Tabi’in
Pada abad kedua hijriah tiba masa tadwin yang dimulai dengan pembukuan hadits beserta
segala babnya yang bermacam-macam, dan itu juga menyangkut hal yang berhubungan
dengan tafsir. Maka sebagian ulama membukukan tafsir Qur’an yang diriwayatkan dari
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dari para sahabat, atau dari para tabi’in. Diantara
mereka yang terkenal adalah: Yazid bin Harun as Sulami (wafat 117 H), Syu’bah bin Hajjaj
(wafat 160 H), Waqi’ bin Jarrah (wafat 197 H), Sufyan bin ‘uyainah (wafat 198 H), dan
Aburrazaq bin Hammam (wafat 112 H). Mereka adalah para ahli hadis. Sedang tafsir yang
mereka susun merupakan salah satu bagiannya. Namun tafsir mereka yang tertulis tidak ada
yang sampai ke tangan kita.
10
Kemudian langkah mereka itu diikuti oleh para ulama’ yang menyusun tafsir Qur’an yang
lebih sempurna berdasarkan susunan ayat. Dan yang terkenal diantara mereka adalah Ibn Jarir
at Tabari (wafat 310 H).
Demikianlah, tafsir pada mulanya dinukil (dipindahkan) melalui penerimaan (dari muluit ke
mulut) dari riwayat, kemudian dibukukan sebagai salah satu bagian hadits, selanjutnya ditulis
secara bebas dan mandiri. Maka berlangsunglah proses kelahiran at Tafsir bil
Ma’sur (berdasarkan riwayat), lalu diikuti oleh at Tafsir bir Ra’yi (berdasarkan penalaran).
Disamping ilmu tafsir, lahir pula karangan yang berdiri sendiri mengenai pokok-pokok
pembahasan tertentu yang berhubungan dengan qur’an yang sangat diperlukan oleh seorang
mufasir, diantaranya:
Ali bin al Madini (wafat 234 H) guru Al-Bukhari, menyusun karangannya mengenai asbabun
nuzul.
Abu ‘Ubaid al Qasim bin Salam (wafat 224 H) menulis tentang Nasikh Mansukh dan Qira’at.
Ibn Qutaibah (wafat 276 H) menyusun tentang problematika Quran (musykilatul quran).
Muhammad bin Khalaf bin Marzaban (wafat 309 H) menyusun al- Hawi fi ‘Ulumil Qur’an.
Abu muhammad bin Qasim al Anbari (wafat 751 H) juga menulis tentang ilmu-ilmu qur’an.
Abu Bakar As Sijistani (wafat 330 H) menyusun Gharibul Qur’an.
Muhammad bin Ali bin al-Adfawi (wafat 388 H) menyusun al Istigna’ fi ‘Ulumil Qur’an.
11
‘Alamuddin Askhawi (wafat 643 H) menulis mengenai ilmu Qira’at (cara membaca Qur’an)
dan Aqsamul Qur’an.
Pada masa sebelumnya, ilmu-ilmu al-quran dengan berbagai pembahasannya di tulis secara
khusus dan terserak, masing-masing dengan judul kitab tersendiri. Kemudian, mulailah masa
pengumpulan dan penulisan ilmu-ilmu tersebut dalam pembahasan khusus yang lengkap,
yang dikenal kemudian dengan ‘Ulumul Qur’an. Di antara ulama-ulama yang menyusun
secara khusus ‘ulumul quran adalah sebagai berikut :
1. Ali bin Ibrahim Said (330 H) yang dikenal dengan al Hufi dianggap sebagai orang pertama
yang membukukan ‘Ulumul Qur’an, ilmu-ilmu Qur’an.
2. Ibnul Jauzi (wafat 597 H) mengikutinya dengan menulis sebuah kitab berjudul Fununul
Afnan fi ‘Aja’ibi ‘ulumil Qur’an.
3. Badruddin az-Zarkasyi (wafat 794 H) menulis sebuah kitab lengkap dengan judul Al-Burhan
fii ulumilQur’an .
4. Jalaluddin Al-Balqini (wafat 824 H) memberikan beberapa tambahan atas Al-Burhan di
dalam kitabnya Mawaaqi’ul ‘uluum min mawaaqi`innujuum.
5. Jalaluddin As-Suyuti (wafat 911 H) juga kemudian menyusun sebuah kitab yang terkenal Al-
Itqaan fii ‘uluumil qur`an.
Catatan: kitab Al-Burhan ( Zarkasyi) dan Al-Itqon ( As-Suyuti) hingga hari ini masih dikenal
sebagai referensi induk / terlengkap dalam masalah ‘ulumul Qur’an. Tidak ada peneliti
tentang ‘ulumul quran, kecuali pasti akan banyak menyandarkan tulisannya pada kedua kitab
tersebut.
12
BAB III
PENUTUP
A . Kesimpulan
Jadi kesimpulannya adalah , yang dimaksud dengan ‘uluumul qur’an ialah ilmu yang
membahas masalah-masalah yang berhubungan dengan Al-Quran dari segi asbaabu
nuzuul (sebab-sebab turunnya al-qur’an), pengumpulan dan penertiban Qur’an, pengetahuan
tentang surah-surah Mekah dan Madinah, an-nasikh wal mansukh, al-muhkam wal
mutasyaabih dan lain sebagainya yang berhubungan dengan Qur’an.
B . Daftar Isi
13
14