Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

UJIAN AKHIR SEMESTER Spe

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 25

UJIAN AKHIR SEMESTER

SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI

“Ideologi Ekonomi Pasar Bebas Singapura dan Dampaknya terhadap


Perkembangan Sosial – Ekonomi”

Disusun oleh:
Nama : Mohammad Nouval Farras
NIM : 225020100111010
Kelas :AB
Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Candra Fajri Ananda, S.E., M.Sc.

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG

2023
DAFTAR ISI

Halaman
COVER...................................................................................................................1
DAFTAR ISI...........................................................................................................2
ABSTRAK..............................................................................................................3
I. PENDAHULUAN...........................................................................................4
1.1 Latar Belakang............................................................................................4
1.2 Tujuan..........................................................................................................4
II. LANDASAN TEORI......................................................................................6
2.1 Definisi Kapitalisme.......................................................................................6
2.2 Mekanisme Sistem Kapitalisme.....................................................................6
2.3 Perkembangan Kapitalisme............................................................................7
III. METODE ANALISIS.....................................................................................9
IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH..............................................................10
4.1 Gambaran Geografis Singapura..............................................................10
4.2 Transformasi Singapura...........................................................................10
V. PEMBAHASAN............................................................................................12
VI. PENUTUP.....................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14

2
ABSTRAK

Makalah ini membahas ideologi ekonomi pasar bebas yang menjadi pilar utama
dalam pembangunan ekonomi Singapura dan dampaknya terhadap perkembangan
sosial-ekonomi negara tersebut. Singapura, sebagai negara yang menganut
ideologi kapitalis, telah berhasil mengintegrasikan prinsip-prinsip pasar bebas ke
dalam kebijakan ekonominya. Makalah ini mendalami sejarah pembentukan
ekonomi pasar bebas Singapura, mengidentifikasi faktor-faktor kunci yang
mendorong keberhasilannya, serta mengevaluasi dampaknya terhadap aspek sosial
dan ekonomi masyarakat.

3
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemilihan negara Singapura tidak terlepas karena singapura merupakan
salah satu negara termaju di dunia. Singapura adalah negara kota-negara yang
terletak di ujung selatan Semenanjung Malaysia. Dengan luas wilayah yang
terbatas, Singapura telah berhasil mencapai prestasi ekonomi yang luar biasa sejak
merdeka pada tahun 1965. Salah satu keberhasilan dari kemajuan negara ini yaitu
karena Singapura menganut sistem ekonomi pasar bebas. Singapura menganut
ideologi kapitalisme dapat ditelusuri sejak sebelum negara tersebut merdeka dari
Malaysia pada tahun 1965. Pada saat itu, Singapura merupakan negara yang
miskin dan terbelakang. Pemerintah Singapura menyadari bahwa untuk mencapai
kemakmuran, negara tersebut perlu menerapkan sistem ekonomi yang efektif.
Budaya Singapura dipengaruhi oleh budaya China, yang merupakan budaya yang
berorientasi pada bisnis dan pasar. Globalisasi juga telah mendorong Singapura
untuk mengadopsi sistem ekonomi yang lebih terbuka dan kompetitif.
Singapura menerapkan prinsip-prinsip kapitalisme antara lain seperti
kepemilikan pribadi, kebebasan individu, konkurensi serta efisiensi. Prinsip-
prinsip kapitalisme ini dianggap sesuai dengan kondisi Singapura saat itu. Prinsip
kepemilikan pribadi mendorong masyarakat untuk berinvestasi dan menciptakan
lapangan kerja. Prinsip kebebasan individu mendorong masyarakat untuk
berwirausaha dan bersaing secara sehat. Prinsip persaingan mendorong
perusahaan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Sistem ekonomi
pasar bebas Singapura telah memberikan kontribusi signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakatnya. Pendekatan ini
memungkinkan Singapura untuk menarik investasi asing dan meningkatkan
produktivitas secara keseluruhan. Pendapatan per kapita yang tinggi dan tingkat
kemiskinan yang rendah adalah bukti nyata dari keberhasilan ekonomi Singapura.
1.2 Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk menyelidiki implikasi ideologi ekonomi pasar
bebas Singapura terhadap perkembangan sosial-ekonomi negara tersebut. Analisis
akan mencakup aspek positif dan negatif dari sistem ekonomi ini, dengan tujuan
memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana pilihan

4
ekonomi ini memengaruhi berbagai aspek kehidupan di Singapura. Pada sisi
positif, makalah ini akan mengeksplorasi bagaimana sistem ekonomi pasar bebas
mendukung pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, peningkatan
produktivitas, dan daya saing global Singapura. Di sisi lain, makalah ini juga akan
mengevaluasi dampak negatif seperti potensi kesenjangan pendapatan, kurangnya
perlindungan sosial, dan tantangan yang dihadapi oleh kelompok masyarakat
tertentu.

5
II. LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Kapitalisme


Kapitalisme mengacu pada sistem ekonomi politik yang menekankan
pengumpulan kekayaan individu tanpa campur tangan pemerintah, berdasarkan
kepemilikan modal seperti tanah dan uang. Dalam pandangan Fernand Braudel,
kaum kapitalis dianggap sebagai spekulator dan pemegang monopoli yang dapat
meraih keuntungan besar tanpa banyak risiko. Ayn Rand mendeskripsikan
kapitalisme sebagai sistem sosial yang mengakui hak-hak individu, termasuk hak
milik privat. Karl Marx melihat kapitalisme sebagai hubungan antara pemilik
modal dan tenaga kerja, dengan pemilik modal memiliki kontrol penuh atas
propertinya (Widodo, 2017).
Dalam sistem kapitalisme, negara memberikan kebebasan kepada warganya
untuk mengelola semua sumber daya dan kekayaan yang mereka miliki, dengan
syarat bahwa praktik monopoli di pasar harus dihindari. Pandangan ekonom
semua sadar, termasuk para pemikir kapitalis, bahwa monopoli dapat merusak dan
menghancurkan sistem perekonomian. Oleh karena itu, Adam Smith, sebagai
pelopor kapitalisme, menganjurkan keterlibatan negara seminimal mungkin dan
mendorong kebebasan sebesar-besarnya bagi para pelaku ekonomi yang
mengikuti kepentingan diri mereka sendiri. Konsep ini mencerminkan laissez
faire-laissez passer ala kaum fisiokrat, yang pertama kali diungkapkan oleh
Francis Quesnay .
2.2 Mekanisme Sistem Kapitalisme
Sistem ekonomi pasar bebas memberikan kebebasan kepada masyarakat
untuk mengatur dan menentukan kegiatan ekonominya sendiri sesuai dengan
kemampuan mereka. Kebebasan ini mencakup semua aspek utama perekonomian,
termasuk produksi, konsumsi, dan distribusi. Karakteristik utama dari sistem
ekonomi kapitalis adalah kepemilikan murni oleh masyarakat atau perusahaan
individual terhadap semua alat dan sumber produksi. Hal ini memungkinkan
setiap individu untuk mengalokasikan sumber daya sesuai dengan bakat, keahlian,
dan keinginannya.

6
Adam Smith, sebagaimana dikutip dalam Eisenbrauns (2007), menegaskan
bahwa manajemen dan intervensi pemerintah dalam ekonomi dianggap berbahaya
dan tidak dapat diandalkan. Menurutnya, negara sebaiknya berusaha untuk
memberikan arahan kepada pejabat dan sumber daya manusia melalui berbagai
cara, dengan fokus pada memfasilitasi kebutuhan rakyat. Pendapat Smith
menekankan bahwa kekuasaan negara seharusnya dapat dipercaya dan tidak hanya
diberikan kepada satu individu, melainkan kepada sekelompok yang memiliki
otoritas, tetapi yang dianggap tidak membahayakan masyarakat. Negara
seharusnya bersikap seperti seorang ibu yang sabar, membimbing anak-anaknya
agar terlatih menghadapi berbagai bentuk persaingan.
Secara khusus, sistem pasar bebas mengasumsikan bahwa pasar beroperasi
dalam masyarakat di mana individu memiliki akses penuh terhadap informasi,
memungkinkan mereka untuk membuat pilihan yang paling menguntungkan. Hal
ini mencerminkan komitmen terhadap kesetaraan dan kebebasan individu dalam
konsep liberalisme. Dengan demikian, nilai barang dan jasa ditentukan secara
individual melalui dinamika pasar, menciptakan ekonomi yang fleksibel di mana
setiap perubahan harga akan mempengaruhi pola produksi, konsumsi, dan institusi
ekonomi. Penting untuk dicatat bahwa dalam pasar persaingan yang sebenarnya,
terkadang terjadi ketidaksetaraan dalam posisi tawar, namun hal ini bisa saja
disetujui oleh pihak-pihak yang terlibat dan menghasilkan keuntungan bagi kedua
belah pihak. Ini merupakan hasil alami dari persaingan ekonomi di mana
pertukaran terjadi secara sukarela tanpa adanya paksaan.
2.3 Perkembangan Kapitalisme
Kapitalisme, yang berasal dari struktur sosial feodal, kini menjadi alat yang
efektif bagi negara Singapura dalam menggerakkan perekonomian mereka.
Namun, dampaknya terhadap negara berkembang atau yang lebih miskin menjadi
sangat merugikan. Kapitalisme, sebagai konsep yang telah menyebar secara
global, menjadi kenyataan yang tidak dapat dihindari bagi negara maju maupun
negara ketiga. Tanpa disadari, kapitalisme menjadi ancaman serius bagi
masyarakat di negara-negara berkembang, menciptakan bentuk neo-imperialisme
yang merupakan bentuk baru dari penjajahan dengan pendekatan yang lebih
modern.

7
Sistem kapitalisme telah mengalami berbagai masa kejayaan sepanjang
sejarahnya, dengan setiap periode penuh perubahan dan inovasi yang
mempercepat pertumbuhan ekonomi. Salah satu tonggak utama dalam sejarah
kapitalisme adalah Revolusi Industri pada abad ke-18 hingga awal abad ke-19.
Perubahan besar terjadi dalam produksi, transportasi, dan teknologi dengan
munculnya pabrik-pabrik besar dan mekanisasi yang menggantikan metode
tradisional, mendorong pertumbuhan ekonomi yang pesat.
Pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20, terjadi masa kejayaan
kapitalisme yang dikenal sebagai Gilded Age, terutama di Amerika Serikat.
Periode ini ditandai oleh pertumbuhan ekonomi yang cepat dan peningkatan
industri. Meskipun demikian, kemajuan ini juga menyertai ketidaksetaraan yang
meningkat dan munculnya masalah sosial.
Pasca Perang Dunia II, dari tahun 1945 hingga tahun 1970-an, banyak
negara mengalami pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Amerika Serikat dan
negara-negara Eropa Barat memasuki era kejayaan kapitalisme pasca-perang
dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, inovasi teknologi, dan peningkatan
standar hidup. Ekspansi kapitalisme ke seluruh dunia dan era globalisasi, terutama
pada tahun 1980-an hingga 2000-an, menciptakan kesempatan baru bagi
pertumbuhan ekonomi. Negara-negara berkembang, seperti Tiongkok dan India,
membuka diri terhadap investasi dan perdagangan internasional, sementara
perusahaan multinasional semakin mendominasi pasar global.
Dalam dua dekade terakhir, revolusi teknologi dan era digital telah
membawa kapitalisme ke tingkat baru. Perkembangan teknologi informasi dan
internet, yang dimulai pada tahun 1990-an, mengubah lanskap bisnis secara
fundamental. Revolusi digital ini menciptakan perusahaan-perusahaan teknologi
besar dan mempercepat pertumbuhan ekonomi di era digital saat ini. Masa-masa
kejayaan kapitalisme ini ditandai oleh pertumbuhan ekonomi yang signifikan,
inovasi, dan transformasi dalam berbagai sektor. Namun, keberhasilan kapitalisme
juga seringkali disertai oleh tantangan seperti ketidaksetaraan, masalah sosial, dan
dampak lingkungan. Evaluasi terhadap sistem kapitalisme dapat bervariasi
tergantung pada perspektif dan nilai-nilai yang diterapkan oleh masing-masing
individu atau kelompok.

8
9
III. METODE ANALISIS

Singapura telah mengalami perkembangan ekonomi yang luar biasa sejak


kemerdekaannya pada tahun 1965. Analisis historis dapat membantu memahami
transformasi ekonomi ini dan mengaitkannya dengan fenomena saat ini dalam
konteks ekonomi kapitalisme.

III.1

10
I. GAMBARAN UMUM WILAYAH

I.1 Gambaran Geografis Singapura


Singapura, yang berbatasan dengan Malaysia dan Indonesia di kawasan Asia
Tenggara dekat Selat Malaka, merupakan negara dengan tema city state yang
memiliki luas wilayah 721.5 km2. Meskipun relatif kecil, posisi geografisnya
yang strategis menjadikannya pusat perdagangan utama di kawasan tersebut.
Dengan demikian, Singapura dikenal sebagai destinasi utama wisata belanja dan
kesehatan di Asia Tenggara.
Singapura berhasil menjadi negara paling maju di kawasan Asia Tenggara,
dan ini terkait erat dengan keberhasilannya sebagai pusat perdagangan global dan
ekonomi global. Pada tahap pembangunannya, Singapura menghadapi tantangan
keuangan, namun berkat kinerja pemerintah yang kuat, negara ini berhasil
membentuk dewan pembangunan ekonomi yang menjadi andalan investasi dan
menciptakan daya tarik bagi penanam modal asing. Dalam konteks demografis,
Singapura memiliki populasi sekitar tiga juta penduduk yang terdiri dari tiga
kelompok etnis utama di Asia, yaitu Cina, Melayu, dan India. Meskipun negara ini
merupakan yang terkecil di antara tetangganya, Singapura memiliki keunggulan
kompetitif yang tidak hanya terletak pada lokasi strategisnya tetapi juga pada
fokusnya pada peningkatan sektor ekonomi.
I.2 Transformasi Singapura
Masa lalu kolonial Singapura yang dimulai pada tahun 1819 di bawah
pemerintahan Inggris membentuk dasar pembangunan ekonomi dan struktur
masyarakat. Dengan pelabuhan yang ramai, Singapura menarik pedagang dan
pencari kerja dari berbagai wilayah, menciptakan masyarakat majemuk yang
kemudian dijelaskan sebagai plural society. Pelabuhan yang sibuk juga memicu
pertumbuhan ekonomi dan migrasi, menciptakan keragaman budaya yang perlu
diakui dan dikelola.
Seiring berjalannya waktu, Singapura terus bertransformasi dan beradaptasi
dengan perubahan global. Fokus pada efisiensi dan transparansi dalam bisnis,
pemerintahan yang bersih, dan regulasi ekonomi yang jelas menjadi kunci
kesuksesan. Negara ini terus berusaha untuk memperbarui teknologi, membangun
infrastruktur kelas dunia, dan menciptakan tenaga kerja berpendidikan tinggi

11
untuk menjaga daya saingnya. Meskipun krisis ekonomi terus berlangsung,
Singapura berhasil tetap tidak terpengaruh dan terus bergerak menuju tujuannya
sebagai pusat internasional yang menarik. Kesuksesan ini sebagian besar berkat
strategi adaptasi yang cerdas, fokus pada keberagaman, dan komitmen terhadap
perbaikan terus-menerus. Singapura, sebagai negara tanpa sumber daya alam yang
signifikan, memandang dirinya sebagai pusat global dalam bidang transportasi,
kesehatan, dan keuangan. Dengan sejarah yang panjang dan perjalanan
pembangunan yang penuh liku, Singapura tetap menjadi contoh sukses bagaimana
sebuah negara dengan sumber daya terbatas dapat berkembang menjadi salah satu
pusat ekonomi terkemuka di dunia.

12
II. PEMBAHASAN

1. Pembangunan Singapura di Awal Kemerdekaan


Pada periode kemerdekaan, Singapura menghadapi ancaman yang signifikan
terkait dengan potensi pengangguran massal. Infrastruktur di dalam negeri tidak
memadai untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Maraknya kegiatan perjudian
dan kelompok kriminal, serta tingkat pendidikan masyarakat yang rendah,
terutama di kalangan mayoritas pedagang dan nelayan, menjadi beban tambahan
yang serius bagi Singapura.
Pada periode 1960-1965, Singapura mengalami tantangan serius akibat
pergolakan antara kepentingan ekonomi dan politik. Menurut Lee Kuan Yew,
pemimpin Singapura waktu itu, kondisi ekonomi Singapura mencapai "lumpuh
total." Singapura tergantung pada aktivitas dagang dan keberlanjutan basis militer
Inggris. Ancaman penutupan basis militer Inggris dapat mematikan pelabuhan laut
Singapura, menyebabkan krisis ekonomi dan pengangguran. Pertikaian etnis
antara Cina dan Melayu serta kekurangan sumber daya manusia juga menjadi
masalah serius.
Dalam menghadapi tantangan ini, Singapura mengambil dua strategi
pembangunan kunci. Pertama, dengan mendatangkan investor dan tenaga ahli
untuk membangun sektor industri, menciptakan lapangan kerja, dan membentuk
badan institusi seperti Economic Development Board (EDB) dan Singapore
Tourism Promotion Board (STPB). Kedua, pembangunan Jurong Industrial Estate
pada tahun 1968 menjadi fokus utama untuk menarik investor dan memfasilitasi
pertumbuhan ekonomi. Singapura juga mengandalkan tenaga ahli asing untuk
posisi strategis, termasuk di parlemen, Chairman EDB, dan STPB, guna
mengatasi kekurangan sumber daya manusia. Melalui langkah-langkah ini,
Singapura berhasil mencapai kenaikan rata-rata PDB sebesar 5,3% selama tahun
1960-1964, serta meningkatkan peran sektor manufaktur dari 12% pada tahun
1960 menjadi 14% pada tahun 1964.
Fokus pada aktivitas dagang, investasi, dan industri mencerminkan pandangan
kapitalisme yang menempatkan peran penting pada inisiatif swasta sebagai
penggerak utama ekonomi. Penggunaan tenaga ahli asing, termasuk untuk posisi
strategis dan kepemimpinan, menunjukkan fleksibilitas dan adaptabilitas
kapitalisme terhadap mobilitas tenaga kerja. Pendirian Jurong Industrial Estate
pada tahun 1968 sebagai pusat industri menciptakan lingkungan yang mendukung
investasi dan inovasi sektor swasta. Ini sesuai dengan prinsip kapitalisme yang
melibatkan pengembangan wilayah industri oleh pihak swasta.
Dalam konteks pergolakan sosial dan ketidakpastian ekonomi, strategi-strategi ini
membantu Singapura mengatasi krisis dan membuka jalan menuju pertumbuhan
ekonomi yang lebih baik. Langkah-langkah ini menandai awal dari transformasi
Singapura menjadi salah satu pusat ekonomi dan keuangan terkemuka di dunia.
2. Perkembangan Singapura dibawah kapitalisme

13
a. Pengembangan Industri
Pada tahun 1980an, Singapura menghadapi transformasi dalam pengelolaan
tenaga ahli industri. Sebelumnya, telah dilakukan pengiriman tenaga ahli ke
beberapa negara melalui program Joint Government Training Centres, seperti
India, Belanda, dan Jerman. Pada saat ini, pemerintah mengamati perlunya
restrukturisasi sektor industri dengan pengurangan bertahap dalam penggunaan
tenaga ahli asing, namun tetap memfasilitasi kemudahan investasi bagi calon
investor asing.
Program pendidikan untuk calon tenaga ahli terus ditingkatkan melalui kerjasama
internasional, seperti dengan Jepang, Jerman, dan Perancis. Institut-institut seperti
German Singapore Institute, French Singapore Institute, dan Japan Singapore
Institute didirikan untuk mendidik generasi muda Singapura di bidang elektronik,
teknik, dan manajemen keuangan. Singapura juga membuka pintu bagi tenaga ahli
dari berbagai negara, termasuk Indonesia, untuk mengajar di berbagai disiplin
ilmu, seperti sosiologi, psikologi, pemasaran, dan bidang lainnya. Di sisi lain,
terjadi pengurangan tenaga kerja oleh perusahaan, terutama Multi National
Corporation (MNC), sebagai respons terhadap tingginya biaya tenaga kerja. Hal
ini menyebabkan tingkat pengangguran meningkat menjadi 3,5% pada tahun
1980, sedikit di atas tingkat sebelumnya.
Pemerintah merespons peningkatan tingkat pengangguran dengan memberikan
insentif, pemotongan pajak, dan melakukan revisi Undang-undang Perpajakan dan
Ketenagakerjaan. Meskipun usaha-usaha ini dilakukan, pertumbuhan ekonomi
tidak mencapai tingkat signifikan. Pertumbuhan PDB rata-rata hanya sebesar
6,8% per tahun, dengan sektor manufaktur menyumbang 6,9%. Perubahan yang
lebih signifikan terjadi pada tingkat keterampilan tenaga kerja, di mana pada
periode ini, 22% tenaga kerja Singapura diketahui memiliki kemampuan (skills),
meningkat dari 11% pada periode sebelumnya (1965-1979). Transformasi ini
mencerminkan fokus Singapura pada pengembangan sumber daya manusia,
pengurangan ketergantungan pada tenaga ahli asing, dan upaya pemerintah untuk
menjaga daya saing ekonomi nasional dalam menghadapi perubahan global pada
era tersebut.
Meskipun terjadi restrukturisasi dengan pengurangan tenaga ahli asing,
pemerintah Singapura tetap memberikan insentif pajak sebagai upaya untuk
mempertahankan daya tarik bagi investor. Ini mencerminkan pendekatan kapitalis
yang mengutamakan kebebasan bisnis dan pemotongan pajak untuk merangsang
aktivitas ekonomi. Kerjasama dengan negara-negara maju seperti Jepang, Jerman,
dan Perancis dalam mendirikan institut pendidikan menunjukkan orientasi
kapitalis yang menghargai keahlian dan inovasi. Pendidikan diarahkan untuk
memenuhi kebutuhan industri dan meningkatkan keterampilan tenaga kerja,
mendukung efisiensi ekonomi. Pengurangan tenaga kerja oleh perusahaan,
terutama MNC, sebagai respons terhadap biaya tinggi tenaga kerja mencerminkan
strategi kapitalis untuk meningkatkan efisiensi dan profitabilitas perusahaan.
Tindakan pemerintah dalam melakukan revisi kebijakan perpajakan dan

14
ketenagakerjaan sebagai respons terhadap tingkat pengangguran menunjukkan
pendekatan kapitalis yang mencari solusi pasar dan memberikan insentif bagi
sektor swasta.

b. Tantangan Menghadapi Perubahan Global dalam Perdagangan Bebas


Pada tahun 2002, ketika negara-negara anggota ASEAN masih menghadapi
ketidaksiapan "mental" terhadap perdagangan bebas di bawah AFTA, Singapura
menunjukkan keberanian yang berbeda. Negara ini tidak hanya merasa siap
menghadapi perubahan ini, tetapi juga telah berhasil menjalin perjanjian
perdagangan bebas dengan berbagai negara di kawasan Asia Pasifik, termasuk
Selandia Baru, Australia, Jepang, Amerika Serikat, dan Kanada. Pendekatan
proaktif Singapura terhadap perdagangan bebas memperkuat posisinya dalam
menghadapi dinamika regional dan global. Upaya ini menegaskan ketangguhan
Singapura dalam menghadapi tantangan, menunjukkan keinginan untuk terus
berkembang sebagai pusat perdagangan dan ekonomi yang kuat di wilayah
tersebut, serta kemampuannya mengubah ancaman menjadi peluang.
Pada dekade 2000an, Singapura telah menjadi salah satu pusat perdagangan utama
di Asia dengan orientasi global. Selain mempertahankan kompetensi sebagai pusat
jasa yang telah mapan, Singapura terus berkembang dalam mendukung jasa-jasa
baru dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi. Posisinya sebagai pusat
perdagangan melibatkan tidak hanya sektor jasa, melainkan juga mencerminkan
kekuatan dalam sektor manufaktur yang terus berkembang. Singapura tidak hanya
berfokus pada aspek teknologi dan bisnis, melainkan juga memperhatikan dimensi
global, menjalin keterkaitan erat dengan pengetahuan, dan berperan aktif dalam
pertumbuhan ekonomi di tingkat internasional. Dengan sinergi antara kemajuan
teknologi, keberanian wirausaha, dan posisi strategisnya sebagai pusat
perdagangan, Singapura terus memperkuat dirinya sebagai perekonomian
berpengetahuan yang dinamis dan berdaya saing tinggi.
Kemajuan teknologi dan keberanian wirausaha mencerminkan nilai-nilai
kapitalisme yang mendorong inovasi dan persaingan. Singapura, melalui
keberanian wirausaha dan adopsi teknologi, berusaha mencapai efisiensi dan
produktivitas yang lebih tinggi. Sinergi antara sektor jasa dan manufaktur, serta
perhatian pada dimensi global, mencerminkan strategi kapitalis untuk
menciptakan hubungan dan keterkaitan erat dengan pasar internasional. Singapura
tidak hanya melihat ke dalam negeri tetapi juga secara aktif terlibat dalam
jaringan ekonomi global.
c. Pengembangan Pendidikan
Singapura bertekad menjadi perekonomian berbasis pengetahuan, di mana daya
saingnya didukung oleh kemampuan dan modal intelektual untuk menyerap,
memproses, dan menerapkan pengetahuan. Untuk mencapai tujuan ini, Singapura
fokus pada pengembangan kemampuan teknologi tinggi dan menciptakan budaya

15
wirausaha yang kondusif, kreatif, dan responsif, sambil menjaga kondisi bisnis
yang optimal. Dalam upaya membangun ekosistem pengetahuan, Singapura
mengadopsi pendekatan kosmopolitan dengan membuka diri kepada para pakar
global dan mengintegrasikan pengetahuan global. Proses manufaktur tetap
menjadi bagian integral dari ekonomi Singapura, dengan kemampuannya
mencakup seluruh rantai nilai manufaktur, mulai dari riset dan pengembangan
(R&D) hingga desain, pemasaran, dan penjualan.
Singapura telah mencapai keunggulan dalam bidang pendidikan melalui
perkembangan yang konsisten selama empat puluh tahun terakhir. Perkembangan
ini melibatkan beberapa tahap, seperti masa survival (1959-1978), efisiensi (1979-
1996), kemampuan (1997-2011), dan student-centric, values-driven (2012).
Dalam menghadapi keterbatasan geografis dan sumber daya alam, Singapura telah
berhasil melaksanakan sejumlah program reformasi pendidikan yang efektif,
seperti Thinking School, Learning Nation; Teach Less, Learn More, dan School
Excellent Model. Gagasan utama yang mendasari reformasi ini adalah "Thinking
schools, learning nation" (TSLN), yang menekankan pembangunan kemandirian
dan keterampilan berpikir kritis siswa, serta kebiasaan belajar berkelanjutan untuk
menghadapi tantangan globalisasi dan era informasi.
Strategi utama dalam mewujudkan TSLN melibatkan pengajaran eksplisit
keterampilan berpikir kritis dan kreatif, pengurangan konten mata pelajaran, revisi
model penilaian, dan penekanan pada proses daripada hasil akhir. Gagasan "Teach
Less, Learn More" (TLLM) kemudian diajukan sebagai kelanjutan dari TSLN,
dengan fokus pada refleksi guru terhadap metode pengajaran dan kurikulum untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran siswa. Pendekatan ini mendorong budaya
berbagi dan mengurangi jumlah materi yang diajarkan, memberikan ruang bagi
refleksi dan inovasi dalam proses pembelajaran. Sistem pendidikan Singapura
menekankan fleksibilitas, memberikan kontrol kepada guru dan sekolah untuk
melaksanakan tugas mereka.
Kementerian Pendidikan Singapura berperan sebagai fasilitator dan pendukung,
meninggalkan kontrol yang lebih besar kepada tingkat sekolah untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran. Kebijakan Singapura dalam
mengembangkan kualitas pendidikan berbuah hasil. Menurut laporan Human
Index Capital (HCI) di tahun 2018 hingga 2020 yang diterbitkan oleh bank dunia,
Singapura menempati peringkat ke-4 di dunia dengan nilai HCI sebesar 0,88.
Nilai ini menunjukkan bahwa sumber daya manusia di Singapura memiliki
kualitas yang tinggi dan memiliki potensi yang besar untuk berkontribusi pada
perekonomian.

16
HCI Index From World Bank
d. Kebijakan dan Strategi Ekonomi Singapura
Singapura telah mengambil langkah-langkah proaktif untuk memajukan
ekonominya melalui kebijakan pro-bisnis yang melibatkan beberapa elemen
kunci. Pertama, pemangkasan birokrasi dilakukan untuk menciptakan lingkungan
bisnis yang lebih efisien, mempercepat proses perizinan dan pengelolaan bisnis.
Kedua, negara ini menawarkan insentif pajak guna menarik investasi, memberikan
kebijakan pemotongan pajak yang menarik bagi perusahaan domestik maupun
asing. Ketiga, Singapura secara aktif mendukung investasi asing dengan
menciptakan lingkungan bisnis kondusif, termasuk penyediaan infrastruktur,
fasilitas penelitian, dan dukungan untuk keberlanjutan lingkungan.
Pemerintah Singapura juga mengadopsi strategi ekonomi cerdas dengan fokus
pada keahlian bisnis, investasi asing, dan kerangka kebijakan berorientasi ekspor,
termasuk arah investasi pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang strategis.
Strategi ini terbukti sukses, tercermin dari pertumbuhan ekonomi yang mencapai
puncak pada tahun 2000 dengan pertumbuhan sebesar 9,4%. Namun, pada tahun
2001, terjadi penurunan signifikan sebesar 2,4% akibat resesi ekonomi di
Amerika, Jepang, dan Uni Eropa, serta penurunan permintaan global untuk barang
elektronik. Meskipun demikian, keseluruhan pertumbuhan ekonomi Singapura
dari tahun 1960 hingga 1999 menunjukkan kesuksesan luar biasa, dengan
pertumbuhan rata-rata sebesar 8,0%.
Meskipun mengalami hambatan pada tahun 2001, Singapura berhasil pulih pada
tahun 2002 dengan pertumbuhan ekonomi mencapai 4,0%. Tahun 2003
mengalami penurunan kembali sebesar 2,9%, dipengaruhi oleh sindrom
pernafasan akut (SAR) selama setengah tahun pertama. Dalam kurun waktu 2004-
2006, Singapura berhasil meraih pertumbuhan ekonomi secara berturut-turut
sebesar 8,8%, 6,6%, dan 7,9%. Pertumbuhan ini didorong oleh permintaan pasar
yang berkembang dalam industri elektronik, farmasi, manufaktur, dan jasa
keuangan. Singapura menjalin kemitraan dagang utama dengan Amerika Serikat,

17
Uni Eropa, Jepang, dan China, sambil terus mengembangkan pasar baru di India.
Strategi ekonomi yang fleksibel dan responsif terhadap perubahan pasar telah
menjadi kunci kesuksesan Singapura dalam membangun ekonomi yang dinamis
dan tahan banting.
Kaitannya dengan situasi saat ini, kebijakan pro-bisnis ini masih menjadi landasan
kuat ekonomi Singapura. Pemerintah terus berkomitmen untuk menciptakan
lingkungan bisnis yang menarik bagi investor dengan terus menerapkan kebijakan
pemangkasan birokrasi, memberikan insentif pajak yang bersaing, dan
memastikan fasilitas infrastruktur yang memadai. Upaya ini mendukung reputasi
Singapura sebagai pusat finansial dan bisnis yang menarik, serta terus
memperkuat daya saingnya di tingkat global. Dengan demikian, kebijakan pro-
bisnis dan investasi asing tetap menjadi pilar utama dalam strategi ekonomi
Singapura.
e. Peningkatan Ekspor dan Impor
Pada tahun 2006, nilai total perdagangan Singapura mencapai $510 miliar,
mengalami peningkatan sebesar 13,2% dibandingkan dengan tahun 2005. Impor
total Singapura mencapai $239 miliar, sementara total ekspor mencapai $271
miliar pada tahun yang sama. Malaysia merupakan sumber impor terbesar bagi
Singapura dengan porsi sebesar 13,1%, diikuti oleh Uni Eropa (10,4%), Hong
Kong (10%), dan Amerika Serikat (9,9%). Produk impor utama Singapura
melibatkan pesawat terbang, minyak mentah, produk minyak dan gas bumi,
komponen elektronik, elektronika konsumen, peralatan manufaktur,
mikroelektronik, kendaraan bermotor, bahan kimia, makanan dan minuman, besi
atau baja, benang tekstil, dan pabrik-pabrik.
Singapura merupakan salah satu mitra dagang terbesar Amerika Serikat, dengan
re-ekspor mencapai 47,3% dari total penjualan Singapura ke negara-negara lain
pada tahun 2006. Produk utama yang diekspor oleh Singapura meliputi minyak
dan gas bumi, makanan dan minuman, bahan kimia, tekstil, pakaian, komponen
elektronik, alat telekomunikasi, dan peralatan pengangkutan. Meskipun
lingkungan bisnis di Singapura relatif mahal, negara ini terus berhasil menarik
investasi besar-besaran.
Saat ini Singapura tetap menjadi negara dengan jumlah nilai ekspor dan impor
salah satu terbesar di dunia. Nilai ekspor sejumlah US$ 457,474 juta pada tahun
2021 mencerminkan besarnya kontribusi ekspor terhadap perekonomian
Singapura. Nilai impor sejumlah US$ 406,622 juta pada tahun 2021
mencerminkan besarnya total belanja yang dikeluarkan oleh Singapura untuk
mengimpor barang dari negara-negara lain. Pada tingkat HS6 digit, yang
mencakup klasifikasi produk berdasarkan Harmonized System (HS), Singapura
mengekspor 4,213 produk ke 215 negara. Singapura mengimpor 4,299 produk
dari 225 negara.
f. Jumlah Investasi yang Masif

18
Amerika Serikat menjadi pemimpin dalam investasi asing di Singapura pada
tahun 2006, menyumbang 25% dari sektor manufaktur. Investasi perusahaan
Amerika Serikat di sektor manufaktur dan jasa Singapura mencapai $60,4 miliar
(total aset). Investasi terbesar Amerika Serikat terfokus pada manufaktur
elektronika, penyulingan minyak, penyimpanan, dan industri kimia. Pada tahun
2006, terdapat sekitar 1.500 perusahaan multinasional Amerika Serikat yang
beroperasi di Singapura. Dalam Total Fixed Investment by Region pada tahun
2006, Amerika Serikat masih memegang porsi investasi terbesar sebesar 27,0%,
diikuti oleh Uni Eropa (23,6%), Jepang (19,7%), Singapura sendiri (21,0%), dan
negara-negara lainnya (7,8%). Ketika melihat distribusi Fixed Assets Investment
By Cluster, sektor elektronik tetap menjadi sektor dengan investasi terbesar,
mencapai 51,6% dari total aset tetap, diikuti oleh sektor kimia (22,5%), rekayasa
presisi (10,7%), dan biomedis (9,5%).

FOREIGN DIRECT INVESTMENT IN SINGAPORE


3,000

2,500

2,000

1,500

1,000

500

Dalam0Dolar
Singapura 2018 2019 2020 2021 2022

Foreign Direct Investment

FDI Data From Singapore Department of Statistics


Nilai investasi asing di Singapura meningkat secara signifikan dalam lima tahun
terakhir. Pada tahun 2018, nilai investasi asing di Singapura mencapai $1.726,1
triliun. Nilai tersebut meningkat menjadi $1.918 triliun pada tahun 2019,
meningkat lagi menjadi $2.153 triliun dan $2.547 pada tahun 2020 dan tahun
2021. Pada akhirnya menembus $2.663 pada tahun 2022. Dari tahun 2018 hingga
2022, terlihat peningkatan yang konsisten dalam nilai investasi asing di
Singapura. Tren pertumbuhan yang positif dapat mencerminkan daya tarik
Singapura sebagai destinasi investasi yang menarik bagi pelaku bisnis
internasional. Peningkatan nilai investasi dari $1.726,1 triliun pada tahun 2018
menjadi $2.663 triliun pada tahun 2022 menunjukkan peningkatan signifikan
sebesar lebih dari $937 miliar dalam rentang waktu lima tahun. Peningkatan ini
dapat diatribusikan pada berbagai faktor, termasuk kebijakan investasi yang
mendukung, iklim bisnis yang stabil, dan mungkin faktor-faktor khusus yang

19
membuat Singapura menjadi pilihan utama bagi investor. Meskipun terjadi
peningkatan nilai investasi pada tahun 2020 ($2.153 triliun) dibandingkan tahun
sebelumnya, penting untuk mempertimbangkan pengaruh pandemi COVID-19
pada investasi global. Peningkatan nilai investasi asing dapat terkait dengan
kondisi ekonomi global, termasuk kebijakan suku bunga yang rendah dan mencari
peluang investasi yang lebih baik di tengah ketidakpastian global. Peningkatan
investasi asing dapat memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan
ekonomi lokal, menciptakan lapangan kerja, dan merangsang inovasi dan
pembangunan sektor-sektor kunci.

3. Dampak Positif dan Negatif diterapkannya Kapitalisme


Dampak Positif
a. Pengangguran Menurun
Sejak pertengahan tahun 2007, Singapura memiliki angkatan kerja sekitar 261 juta
orang, dengan 99% dari mereka terorganisir dalam serikat pekerja, yang dikenal
sebagai The Sole Trade Union Federation. Pemerintah, melalui Nation Trades
Union Congress (NUTC) dan Industrial Arbitration Court, berperan dalam
menangani manajemen tenaga kerja, perundang-undangan terkait
ketenagakerjaan, serta melakukan pembicaraan yang tidak dapat diselesaikan.
Kerjasama antara perserikatan manajemen dan pemerintah menjadi fokus utama,
dengan kesadaran bahwa pertikaian dapat merugikan perekonomian, seperti yang
terjadi 15 tahun sebelumnya.
Sejak tahun 1990, pertumbuhan pesat terjadi pada jumlah pekerja asing di
Singapura, mencapai 30% dari total angkatan kerja. Mayoritas pekerja asing ini
adalah pekerja tak terampil. Pada tahun 2003, ketika pertumbuhan ekonomi
melambat, tingkat pengangguran mencapai 4,6%. Namun, mulai akhir Juni 2007,
tingkat pengangguran turun menjadi 2,3%. Pengangguran yang terjadi sebagian
besar bersifat struktural, melibatkan pekerja dengan keterampilan rendah,

20
terutama dalam sektor pabrikasi.

Unemployment, total (% of total labor force)


4.5
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Unemployment, total (% of total labor force)

Pengangguran di Singapura pada tahun 2010-2022 mengalami tren penurunan.


Tingkat pengangguran di Singapura relatif rendah dalam lima tahun terakhir. Pada
tahun 2010, tingkat pengangguran di Singapura mencapai 4.1%. Nilai tersebut
menurun menjadi 3,9% pada tahun 2011, dan mencapai 2.8% pada tahun 2022.
Ada kenaikan jumlah pengangguran di tahun 2020 karena dampak COVID-19.
b. Angka Harapan Hidup dan Human Capital Index (HCI) yang Tinggi
Singapura dari tahun 1960 hingga saat ini memiliki angka harapan hidup yang
tinggi dan selalu meningkat dari tahun ke tahunnya. Pada 5 tahun terakhir angka
harapan hidup di Singapura bernilai diantara umur 83 dan 84 tahun. Angka
harapan hidup yang tinggi berarti bahwa masyarakat dapat bekerja lebih lama. Hal
ini dapat meningkatkan produktivitas ekonomi. Angka harapan hidup yang tinggi
berarti bahwa masyarakat memiliki lebih banyak waktu untuk menikmati hidup.
Hal ini dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan.
Negara Singapura atau negara kapitalis lainnya cenderung berfokus pada
kemajuan teknologi dan inovasi dalam berbagai sektor, termasuk bidang
kesehatan. Pengembangan teknologi medis dan inovasi di Singapura
meningkatkan kemampuan sistem kesehatan untuk mendiagnosis dan mengobati
penyakit, yang pada akhirnya dapat meningkatkan angka harapan hidup.
Singapura yang stabil secara ekonomi dan sosial memberikan keamanan dan
kesejahteraan kepada penduduknya. Keamanan ini dapat mencakup akses ke
pangan yang cukup, perumahan yang layak, dan lingkungan kerja yang aman,
yang semuanya berkontribusi pada kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
Kebijakan kebijakan dan investasi yang dilakukan oleh pemerintah Singapura
dalam bidang pendidikan menyebabkan index HCI Singapura meningkat.
Singapura melakukan investasi besar-besaran dalam riset dan pengembangan

21
(R&D) serta inovasi. Hal ini mencakup bidang-bidang seperti teknologi medis,
bioteknologi, dan ilmu kesehatan lainnya, yang dapat meningkatkan kesehatan
masyarakat dan kontribusi pada HCI yang tinggi.
c. PDB per Kapita yang Semakin Meningkat
Singapura telah mengadopsi model ekonomi yang sangat terbuka dan berorientasi
ekspor. Dengan fokus pada perdagangan internasional dan investasi asing, negara
ini berhasil meningkatkan kapasitas produksi dan daya saingnya di pasar global.
Singapura berhasil melakukan diversifikasi sektor ekonomi, termasuk sektor jasa
keuangan, teknologi informasi, bioteknologi, dan manufaktur canggih.
Diversifikasi ini membantu mengurangi ketergantungan pada sektor tertentu dan
menciptakan sumber-sumber pertumbuhan baru. Stabilitas politik dan kebijakan
yang konsisten dari pemerintah Singapura telah menciptakan lingkungan bisnis
yang stabil. Kepemimpinan yang kuat dan visi jangka panjang telah menjadi
faktor penting dalam membentuk ekonomi yang berkelanjutan. Kebijakan
perdagangan bebas dan keterbukaan ekonomi mendukung pertumbuhan ekonomi
Singapura dengan memungkinkan akses yang lebih besar ke pasar global dan arus
modal internasional. Semua faktor tersebut bersama-sama menciptakan
lingkungan ekonomi yang mendukung pertumbuhan PDB per kapita di Singapura.
PDB per kapita Singapura telah meningkat secara signifikan sejak awal
kemerdekaan. Pada tahun 1965, PDB per kapita Singapura hanya $516,5. Angka
tersebut meningkat menjadi $82.807,6 pada tahun 2022. Peningkatan PDB per
kapita ini menunjukkan bahwa Singapura telah berhasil mencapai pertumbuhan
ekonomi yang pesat.
Dampak Negatif
a. Ketidaksetaraan Ekonomi
Penerapan kapitalisme seringkali dapat menyebabkan ketidaksetaraan ekonomi
yang signifikan. Meskipun Singapura mencapai kemajuan ekonomi yang pesat,
kesenjangan antara kelompok kaya dan miskin bisa menjadi masalah, terutama
dalam hal pendapatan dan akses ke peluang ekonomi. Meskipun Singapura
memiliki pendapatan per kapita yang tinggi secara keseluruhan, tetapi
ketidaksetaraan dapat muncul dalam distribusi pendapatan dan kekayaan.
Kelompok yang memiliki keterlibatan yang tinggi dalam sektor keuangan dan
bisnis akan mengalami peningkatan pendapatan dan kekayaan, sementara
kelompok lain, seperti pekerja berpendapatan rendah, akan menghadapi kesulitan
ekonomi. Kondisi perumahan adalah aspek penting lainnya yang dapat
menciptakan ketidaksetaraan. Harga perumahan yang tinggi di Singapura dapat
menyulitkan kelompok berpendapatan rendah untuk memiliki atau menyewa
properti yang layak, sementara kelompok berpendapatan tinggi dapat memperoleh
properti yang lebih besar dan mewah. Kelompok dengan pendapatan tinggi
mungkin lebih mampu untuk mempertahankan keseimbangan antara kehidupan
kerja dan kehidupan pribadi. Sebaliknya, pekerja dengan pendapatan rendah

22
mungkin terjebak dalam pola kerja yang panjang dan kurangnya waktu untuk
kehidupan pribadi.
b. Tekanan pada Lingkungan
Model ekonomi yang berfokus pada pertumbuhan dan produksi dapat
menimbulkan tekanan pada lingkungan. Singapura, sebagai pusat keuangan dan
perdagangan, akan menghadapi tantangan terkait degradasi lingkungan, polusi,
dan konsumsi sumber daya yang berlebihan. Pertumbuhan ekonomi yang pesat
seringkali diikuti oleh peningkatan produksi industri dan aktivitas transportasi. Ini
dapat menyebabkan peningkatan emisi polutan udara dan pencemaran air. Di
Singapura, meskipun pemerintah telah mengambil langkah-langkah untuk
mengatasi polusi, masih ada tantangan terkait kualitas udara dan air.
Pembangunan perkotaan yang pesat dapat mengakibatkan konversi lahan dan
peningkatan pemakaian tanah. Ini dapat menciptakan tekanan pada ekosistem
alami dan menyebabkan pencemaran tanah. Perubahan dalam penggunaan lahan
juga dapat mengancam keberlanjutan ekosistem alam. Aktivitas ekonomi yang
tinggi sering memerlukan konsumsi energi yang besar. Singapura, sebagai pusat
keuangan dan perdagangan regional, akan mengandalkan sumber energi yang
tidak ramah lingkungan, seperti energi fosil. Hal ini dapat meningkatkan jejak
karbon dan berkontribusi pada perubahan iklim global. Singapura telah
melakukan reklamasi lahan laut untuk memperluas wilayahnya. Proses ini dapat
merugikan ekosistem laut, termasuk terumbu karang dan kehidupan laut lainnya.
Pengurangan luas laut juga dapat berdampak pada keberlanjutan ekosistem laut.

23
III. PENUTUP

III.1 Kesimpulan
III.2 Saran

Secara umum kapitalisme di Singapura banyak memberikan dampak terhadap


pertumbuhan ekonomi. Ada beberap saran yang mungkin bisa diterapkan untuk
negara ini agar menjadi lebih sempurna. Singapura harus m empertahankan
kebijakan perdagangan bebas untuk mendukung ekspansi pasar ekspor. Menjalin dan
memperkuat perjanjian perdagangan dengan mitra internasional juga dapat membuka
peluang bisnis baru. Era perkembangan teknologi saat ini hal yang bisa disaran untuk
Singapura yaitu mendorong kewirausahaan dan mendukung ekosistem start-up untuk
merangsang inovasi dan penciptaan lapangan kerja baru. Memberikan insentif fiskal dan
akses mudah ke modal untuk perusahaan baru dapat meningkatkan semangat
kewirausahaan. Masalah ketimpangan sosial juga salah satu hal yang disoroti di
Singapura, hal tersebut bisa diatasi dengan menjaga keseimbangan antara pertumbuhan
ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Kebijakan yang memperhatikan aspek sosial,
seperti perumahan yang terjangkau dan layanan kesehatan yang berkualitas, dapat
menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Masalah lingkungan seperti polusi, degradasi lahan dan penggunaan energi yang
berlebihan adalah salah satu masalah dari negara maju penganut pasar bebas atau
kapitalisme. Masalah lingkungan dan keberlanjutan tersebut mungkin Singapura bisa
menerapkan praktik bisnis yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Investasi dalam
energi terbarukan dan efisiensi sumber daya dapat memberikan keunggulan jangka
panjang dalam hal ketahanan lingkungan dan ketahanan ekonomi.

24
DAFTAR PUSTAKA

Afriansyah, A. 2016. Jatuh Bangun Singapura Membangun Bangsa: Suatu


Perbandingan. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, 1-12.
Al-Fadhat, F. 2023. Regulatory Capitalism di Asia Tenggara: Transformasi dan
Peran Kapital Internasional dalam Restrukturisasi Negara. Journal of
International Studies, 7(2), 501-527.
Alfiyahnur, P dan Juliannisa, I. A. 2023. Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Foreign Direct Investment di Singapura. Jurnal Of
Development Economic and Digitalization, 2(1), 36-55.
Huda, C. 2016. Ekonomi Islam dan Kapitalisme (Merunut Benih Kapitalisme
dalam Ekonomi Islam). Jurnal Economica, 7(1), 27-49.
Tarigan, P. 2011. Faktor Pendukung Keberhasilan Singapura Sebagai Salah Satu
Pusat Perdagangan Dunia (Kajian Perspektif Multinational Corporation di
Singapura). Skripsi. Universitas Krisnadwipayana Jakarta.
Widodo, E. S. 2017. Ideologi Utama dalam Ekonomi Politik Global antara
Merkantilisme dan Liberalisme. Jurnal Majalah Manajemen dan Bisnis
Ganesha, 1 (1), 1-12.
Yuangga, K. D. dan Anwar, S. 2019. Pertumbuhan Ekonomi di Singapura Sejak
Berdirinya Monetary Authority Of Singapore. EDUKA : Jurnal Pendidikan,
Hukum, dan Bisnis, 4(1), 37-47.
Syakrani, A. W., Malik, A., Hasbullah, Budi, M., dan Maulidan M.R. 2022. Sistem
Pendidikan di Negara Singapura. ADIBA: Journal of Education, 2(4), 517-
527.
https://wits.worldbank.org/CountrySnapshot/en/SGP/textview#:~:text=Overall
%20Exports%20and%20Imports%20for,are%20imported%20from
%20225%20countries.
https://data.worldbank.org/country/SG
http://repositori.unsil.ac.id/5713/7/BAB%203.pdf

25

Anda mungkin juga menyukai