Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Sistem Ekonomi Kapitalis Kel 2

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“SISTEM EKONOMI KAPITALIS”

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem ekonomi Indonesia

Dosen Pengampu:

Hildawati.S.Sos.,M.Si.

DISUSUN OLEH :
Ayu Syahari Pulungan (2310090811011)

Cut Nurul Shafira (2310090811026)

Ririn Salsabila (2310090811027)

Zuraini Ruslan (2310090811022)

Ilmu Adminstrasi Negara 2 D

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA


SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI
LANCANG KUNING DUMAI
KOTA DUMAI
2024/2025
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas limpahan
Karunia, Rahmat, dan Hidayah-Nya yang berupa kesehatan, sehingga makalah
yang berjudul “Sistem Ekonomi Kapitalis” dapat terselesaikan tepat pada
waktunya.

Adapun makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem


Ekonomi Indonesia yang dibimbing oleh Ibu Hildawati, S.Sos.,M. Si. Semoga
dengan penyusunan makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman
tentang mata kuliah ini. Demi kesempurnaannya, penyusun selalu mengharapkan
adanya saran dan masukan dari berbagai pihak.

Kami berusaha menyusun makalah ini dengan segala kemampuan, namun


Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak memiliki kekurangan baik
dari segi penulisan maupun segi penyusunan. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang bersifat membangun akan Kami terima dengan senang hati demi perbaikan
makalah selanjutnya.

Dumai, 01 Juli 2024

Penulis
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

2.1 Pengertian Sistem Ekonomi Kapitalis............................................................3

2.2 Sejarah Sistem Ekonomi Kapitalis.................................................................4

2.3 Kerangka Dasar Sistem Ekonomi Kapitalis...................................................7

2.4 Ciri-Ciri Sistem Ekonomi Kapitalis...............................................................9

2.5 Kelebihan dan Kekurangan Ekonomi Kapitalis...........................................10

BAB III PENUTUP...............................................................................................14

3.1 Kesimpulan...................................................................................................14

3.2 Saran.............................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem perkonomian adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara


dalam memecahkan berbagai permasalahan ekonomi yang dialami oleh negara
tersebut, misalnya pengalokasian sumber daya yang dimilikinya, pelaksanaan
produksi, distribusi dan konsumsi baik kepada individu maupun organisasi di
negara tersebut. Perbedaan yang mendasar antara sebuah sistem ekonomi dengan
sistem ekonomi lainnya adalah bagaimana cara sistem itu mengatur faktor
produksinya. Dalam beberapa sistem, seorang individu boleh memiliki semua
faktor produksi. Sementara dalam sistem lainnya, semua faktor tersebut di pegang
oleh pemerintah.

Secara umum sistem ekonomi ada 4 salah satunya yaitu sistem ekonomi
kapitalisme/pasar. Sistem ekonomi kapitalisme merupakan sebuah sistem
organisasi ekonomi yang dicirikan oleh hak milik privat atas alat-alat produksi
dan distribusi yang pemanfaatannya untuk mencapai laba alam dengan kondisi
yang sangat kompetitif. Jadi sistem ekonomi kapitalis adalah sistem ekonomi
yang aset-aset produktif atau faktor-faktor produksinya sebagian besar dimiliki
oleh sektor individu atau swasta.

Perekonomian yang memberikan kebebasan secara penuh kepada setiap


orang untuk melaksanakan kegiatan perekonomian seperti memproduksi barang,
menjual barang, menyalurkan barang dan lain sebagainya. Sistem kapitalis
memandang bahwa manusia adalah pemilik satu-satunya terhadap harta yang telah
diusahakan. Tidak ada hak orang lain di dalamnya. Memiliki hak mutlak untuk
membelanjakan sesuai dengan keinginannya. Sosok pribadi dipandang memiliki
hak untuk memonopoli sarana-sarana produksi sesuai kekuasaannya.
Mengalokasikan hartanya hanya pada bidang yang memiliki nilai guna materi
(profit oriented).
2

1.2 Rumusan Masalah

1. Jelaskan pengertian sistem ekonomi kapitalis secara umum dan menurut


ahli?

2. Jelaskan sejarah sitem ekonomi kapitalis di dunia?

3. Bagaiman kerangka dasar sistem ekonomi kapitalis?

4. Bagaimana ciri-ciri sistem ekonomi kapitalis?

5. Jelaskan kelemahan dan kelebihan ekonomi kapitalis?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian sistem ekonomi kapitalis

2. Untuk mengetahui sejarah sistem ekonomi kapitalis di dunia

3. Untuk mengetahui kerangka dasar sistem ekonomi kapitalis

4. Untuk mengetahui ciri-ciri sistem ekonomi kapitalis

5. Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan ekonomi kapitalis


3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Ekonomi Kapitalis

Secara historis, kapitalisme diawali dari peralihan masa feodal ke era


modern. Kelahiran kapitalisme dibidani oleh tiga tokoh besar, diantaranya; Adam
Smith, Martin Luther, danBenjamin Franklin. Kapitalisme merupakan sebuah
sistem organisasi ekonomi yang dicirikan oleh hak milik privat atas alat-alat
produksi dan distribusi yang pemanfaatannya untuk mencapailaba dalam kondisi
yang sangat kompetitif. Kapitalisme menganggap kebebasan individu tanpa batas
untuk mencari kekayaan peribadi adalah sebuah keharusan bagi individu.

Kapitalisme ini hasil dari pemikiran Adam Smith, Smith adalah tokoh
mazhab klasik di mana para ahli ekonomi dunia menilai bahwa pemikiran mazhab
klasik merupakan dasar sistim ekonomi kapitalis. Doktrin yang diajarkan melalui
bukunya the Welth Of nation“ menerangkan pilar-pilar dari kapitalisme dengan
konsep “laissez faire" dan prinsif "the invisible hand inilah yang menjadi pijakan
dalam kerangka dasar teori system ekonomi kapitalis, yaitu tentang nilai barang
dan jasa, struktur harga, yakni harga dalam area produksi,harga dalam
menentukan komsumsi dan harga dalam metode menentukan produksi.

Sistem ekonomi kapitalis adalah suatu jenis sistem ekonomi yang


membebaskan seluruh masyarakat/pihak swasta untuk melakukan kegiatan
ekonomi sesuai dengan keinginan dan kebutuhan mereka. Sistem kapitalisme ini
memberikan hak penuh kepada setiap individu untuk mengambil kekayaannya
sebagai alat produksi. Kebebasan itu menjadi kelebihan dari sistem ekonomi
kapitalis. Negara/pemerintah tidak dapat melakukan intervensi atau ikut campur
secara langsung dalam sistem ekonomi kapitalisme, tetapi berperan untuk
memastikan kelancaran dan keberlangsungan kegiatan ekonomi. Dengan kata lain,
pemerintah hanya berlaku sebagai pengawas.
4

Sistem ekonomi kapitalis merupakan suatu sistem yang memberikan


kebebasan yang cukup besar bagi pelaku-pelaku ekonomi untuk melakukan
kegiatan yang terbaik bagi kepentingan individual atas sumberdaya-sumberdaya
ekonomi atau faktor-faktor produksi. Pada sistem ekonomi ini terdapat
keleluasaan bagi perorangan untuk memiliki sumberdaya, seperti kompetisi antar
individu dalam memenuhi kebutuhan hidup, persaingan antar badan usaha dalam
mencari keuntungan. Prisip "Keadilan” yang dianut oleh sistem ekonomi kapitalis
adalah setiap orang menerima imbalan berdasarkan prestasi kerjanya. Dalam hal
ini campur tangan pemerintah sangat minim, sebab pemerintah berkedudukan
sebagai "Pengamat" dan "Pelindung" dalam perekonomian.

Menurut Adam Smith, sistem ekonomi kapitalis adalah sistem yang


bertujuan untuk menyejahterakan masyarakat, karena pemerintah tidak ikut
campur dalam penetapan kebijakan atau mekanisme pasar.

Menurut Max Weber, sistem ekonomi kapitalis adalah sistem ekonomi


yang digunakan untuk pasar supaya bisa menghasilkan keuntungan dengan adanya
transaksi di pasar tersebut.

Menurut Ir. Soekarno, sistem ekonomi kapitalis merupakan sistem yang


ada di dalam masyarakat yang dihasilkan dari produksi. Sistem ini memisahkan
kaum buruh dengan peralatan produksi.

2.2 Sejarah Sistem Ekonomi Kapitalis

Hal-hal penting dalam dunia ini mula-mula timbul secara sederhana


demikian pula dengan kapitalisme ini. Mula-mula timbul di Eropa barat dalam
lapangan industri tekstil kira-kira tahun 1250. Pada mulanya sebuah perusahaan
tenun domba milik Negara Belanda memperoleh bahan dari daerahnya sendiri.
Tetapi kemudian ekspor barang tenunan meningkat, bulu domba didatangkan dari
daerah lain, terutama dari pasar Calais, yang mendatangkan bulu domba dari tanah
Inggris. Saudagar yang banyak modalnya menempatkan dirinya antara penenun
dan bahan tenunan, diborongnya bulu domba di Calais itu, lalu dijualnya kepada
5

penenun. Dalam taraf berikut bulu domba benar-benar telah menjadi milik
saudagar yang telah dapat disebut menjadi seorang pengusaha.

Dalam sistem kapitalisme orang mengadakan produksi tidak hanya untuk


menutupi kebutuhan hidup, misalnya seorang petani atau seorang pekerja tangan
dalam sistem kapitalisme orang mengadakan produksi dengan mengandung laba.
Laba yang diperoleh sesudah dikurangi untuk menutup ongkos-ongkos yang
dikeluarkan, dipergunakan pula untuk mengadakan perusahaan baru pula. Jadi
laba bukan dianggap sebagai karunia, yang dapat diraih dengan suatu selamatan.
Belum tentu bahwa tiap-tiap milik dapat disebut kapital, sebuah rumah tempat kita
diam, atau sesuatu yang kita beli untuk menyenangkan hati bukan kapital.

Dalam abad pertengahan persaingan terbatas karena kebanyakan pekerja


tangan tergabung dalam organisasi yang disebut “gilda”. Organisasi itu
mengadakan aturan-aturan keras yang tidak memungkinkan terjadinya persaingan.

Perkembangan lebih lanjut yaitu efek dari Revolusi Industri di Inggris


sehingga bisa dikatakan kapitalisme memasuki era baru. Berbagai pendirian
pabrik sangat membutuhkan kapital. Akibat revolusi industri telah memunculkan
para pebisnis, mereka bertindak sebagai pengusaha. Sebagai suatu kemajuan
akibat industrialisasi, bagaimanapun juga keperluan kapital menjadi pengukur
kekayaan seseorang. Para kapitalis melakukan usaha bersama, membentuk
organisasi perdagangan, yang disebut korporasi. Seperti diketahui, bahwa kaum
borjuis atau kapitalis sebagai penganut politik eko liberal, menolak segala campur
tangan negara dalam perusahaan, sebab dianggap sebagai paksaan seperti qilda
yang mereka anggap telah menjadi using itu.

Sebagai akibat revolusi industri, muncullah apa yang disebut sistem kerja di
pabrik, timbul apa yang dinamakan buruh pabrik. Pada awalnya, para borjuis yang
sebagian menjadi kaum industrialis itu semata-mata mencari dan menumpuk
kekayaan, maka mereka hanya memperhatikan hal-hal yang menurut mereka
dapat adalah kaum buruh karena mereka merasa khawatir akan kehilangan
sebagian keuntungannya jika mereka memperhatikan dan mengusahakan
6

kesejahteraan kaum pekerjanya. Tenaga murah sengaja dieksploitasi, para buruh


dipaksa untuk belanja 10-18 jam sehari sesuai dengan keinginan majikan. Pabrik-
pabrik pada masa ini masih memperlihatkan pabrik-pabrik yang kotor dan pengap
sehingga kaum buruh tidak saja mengalami penderitaan fisik, tetapi juga psikis
karena mereka seolah-olah menjadi bagian dari mesin dan bekerja seperti mesin.

Terdapat pula berbagai macam pembagian kerja, misalnya buruh yang


pekerjaannya memutar sekrup, mengepak, mensortir dan sebagainya selama
berbulan-bulan bahkan dapat bertahun-tahun. Pekerjaan semacam itu tentu sangat
menjemukan dan dapat menekan jiwa, lebih-lebih banyak bekas petani yang
dahulu biasa bekerja di alam terbuka dapat memperoleh kepuasan batin dengan
melihat terwujudnya benda-benda hasil ciptaannya sendiri.

Para majikan yang telah menjadi kaya dan yang melihat negaranya menjadi
kuat dan disegani berkat usaha mereka, tidak mengalami kesulitan dalam
menemukan alasan-alasan mengapa kaum buruh sedemikian keadaannya. Mereka
menentang usaha-usaha pemerintahan untuk mencampuri dalam urusan-urusan
ekonomi yang dapat dianggap merugikan kepentingan mereka. Kaum borjuis atau
kapitalis yang mempunyai slogan “Laissez faire” (biarkan saja), pada awal
revolusi industri mampu menghadapi saingan dari manapun datangnya. Untuk
membela faham ini, mereka menunjuk pada bukti-bukti nyata berupa ekspansi
industri dan perdagangan Inggris yang dimungkinkan berkat tiadanya berbagai
perbatasan oleh pemerintah, berupa tarif-tarif, mereka menyayangkan banyak
kaum buruh yang hidup sengsara, tetapi keadaan ini bukan kesalahan siapapun,
melainkan sudah merupakan akibat “alamiah” berlakunya hukum-hukum ekonomi
demikian pandangan kaum kapitalis tersebut.

Berbagai bentuk eksploitasi yang dilakukan oleh para majikan terhadap


buruh, mendorong munculnya ide tentang martabat manusia yang menentang
segala bentuk pemerasan seseorang oleh orang lain, melainkan juga diusahakan
untuk memberikan hidup yang layak bagi setiap orang, kecuali penghapusan
perdagangan budak, dengan mengadakan peraturan upah minimal dan juga jam
7

kerja maksimal bagi para pekerja, kewajiban belajar untuk memberi dasar pada
setiap orang dapat menentukan hidupnya dengan sebaik mungkin, disitu juga
diadakan perawatan umum bagi orang-orang cacat dan cedera yang mempunyai
hak untuk hidup seabgai manusia .

Proktariat industri tergabung dari perekonomian dunia dan mereka sangat


dieksploitasi. Organisasi pabrik, kebiasaan kehidupan di pabrik dan efisiensi
teknis, tidak memperhitungkan soal kemanusiaan dan nilai-nilai pekerja sebagai
manusia, maka akibatnya sebagai reaksi keras kerap kali timbul agitasi yang
berkobar-kobar. Hubungan antara kapital dan pekerja menimbulkan suatu
problem sosial, yang ternyata tidak dapat dipecahkan jika hanya dengan
philantrhophy (Sartono; 54), pekerja mulai sadar akan kedudukannya dan menjadi
semakin peka terhadap aturan perbaikan masyarakat.

2.3 Kerangka Dasar Sistem Ekonomi Kapitalis

1. Kelangkaan

Kelangkaan terjadi karena adanya benturan antara kebutuhan manusia


yang tidak terbatas dengan terbatasnya barang-barang ekonomi yang tersedia.
Kelangkaan mencakup kuantitas, kualitas, tempat dan waktu. Usaha
menjembatani hal tersebut adalah dengan jalan menambah jumlah produksi
barang dan jasa sebanyak-banyaknya agar kebutuhan manusia yang tidak terbatas
dapat diperkecil. Dari adanya masalah kelangkaan, para pakar ekonomi
merumuskan 3 pokok permasalahan ekonomi secara sederhana, yakni:

a) Barang apa yang harus diproduksi dan berapa banyak? Pertanyaan


barang apa yang harus diproduksi bermakna barang apa yang harus
disediakan? Berapa banyak agar kesejahteraan masyarakat
meningkat?

b) Bagaimana cara memproduksinya? Jawaban permasalahan yang


kedua ini adalah menyangkut tentang tehnik produksi. Yaitu
8

bagaimana mengkombinasikan faktor-faktor produksi untuk


mendapatkan output yang optimal

c) Untuk siapa barang dan jasa diproduksi? Pertanyaan ini berdimensi


keadilan dan pemerataan.

2. Pandangan tentang nilai (value) barang.

Nilai merupakan suatu sarana untuk melihat faedah suatu barang


dan jasa, juga untuk menentukan kemampuan produsen dan konsumen.
Ada dua kategori tentang nilai barang dan jasa yaitu yang berkaitan
dengan nilai kegunaan suatu barang bagi individu yang disebut nilai guna
(utility value), dan yang berkaitan dengan nilai suatu barang terhadap
barang lainnya disebut nilai tukar (exchange value).

3. Peranan harga dalam sistem ekomi kapitalis.

a) Peranan harga dalam produksi

Dalam bidang produksi, harga menentukan siapa saja produsen


yang boleh masuk dalam area produksi dan siapa saja yang tidak boleh
masuk atau keluar dari area produksi. Mekanisme ini mengakibatkan
kepemilikan produksi dalam sistem ekonomi kapitalis ditentukan oleh
kekuatan modal yang dimiliki para produsen, sehingga rakyat lemah
yang tidak memiliki kemampuan modal akan terlempar dari area
produksi dan akhirya menjadi masyarakat pinggiran (marginal society).

b) Peranan harga dalam konsumsi

Dalam bidang konsumsi, harga merupakan alat pengendali


yang menentukan kemampuan konsumen dalam memenuhi berbagai
kebutuhan dan keinginannya.

c) Peranan harga dalam distribusi


9

Stuktur harga sebagai titik pertemuan antara penawaran


produsen dan permintaan konsumen merupakan metode distribusi
dalam sistem ekonomi kapitalis. Pertemuan antara tingkat harga yang
berlaku di pasar dengan keputusan konsumen untuk membeli barang
dan jasa merupakan sarana penyaring mana barang yang laku dan
tidak laku.

2.4 Ciri-Ciri Sistem Ekonomi Kapitalis

Ada beberapa ciri-ciri yang dapat diidentifikasi terkait untuk mengetahui sistem
ekonomi kapitalis. Sistem itu antara lain:

1. Ekonomi Diatur oleh Mekanisme Pasar


Sistem ekonomi kapitalis ditandai dengan adanya mekanisme pasar
sebagai pengatur alokasi sumber daya dan harga barang dan jasa.
Penawaran dan permintaan berperan penting dalam menentukan harga
dan distribusi produk.

2. Self Interest
Self Interest maksudnya adalah mementingkan diri sendiri. Jadi
masyarakat memiliki kebebasan penuh untuk melakukan persaingan
bisnis untuk meraup keuntungan sebesar-besarnya. Jadi kegiatan
ekonomi bertujuan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan individu.
3. Pengakuan Terhadap Hak Pribadi
Hak pribadi, termasuk hak milik dan inisiatif individu, diakui dan
dihormati dalam sistem ini. Individu memiliki kebebasan untuk memiliki,
menggunakan, dan mendisposisikan harta benda mereka sesuai dengan
keinginan mereka. Masyarakat dibebaskan menimbun kekayaan tanpa
harus memikirkan kondisi orang lain

4. Kepemilikan Alat-alat Produksi oleh Perorangan


Dalam ekonomi kapitalis, alat-alat produksi seperti tanah, modal,
dan perusahaan dimiliki oleh individu atau entitas swasta. Pemilik
memiliki kontrol atas penggunaan dan distribusi faktor produksi tersebut.

5. Kebabasan terhadap masyarakat


Sistem ekonomi kapitalis memberikan kebebasan kepada
masyarakat untuk melakukan kegiatan ekonomi, tanpa intervensi dari
10

pemerintah. Pemerintah di sini hanya sebatas fasilitator kegiatan ekonomi


sehingga masyarakat dengan bebas melakukan kegiatan ekonomi.

6. Persaingan bebas
Pasar bebas maksudnya adalah pelaku bisnis atau usaha dapat
dengan bebas melakukan persaingan di pasar. Jadi para pelaku bisnis dapat
menawarkan produknya dengan cara apapun dan konsumen dapat membeli
sesuatu yang cenderung menguntungkan mereka sendiri.

7. Harga menjadi penentu


Dalam sistem ekonomi kapitalis, harga menjadi penentu
keseimbangan antara permintaan dan penawaran yang ada di pasar.
Pemerintah tidak dapat melakukan ikut campur ketika ada penurunan
harga yang rendah, karena nantinya harga akan seimbang secara alami
dengan sendirinya.

8. Peran pemerintah sedikit


Seperti yang telah dijelaskan bahwa pemerintah atau negara dalam
sistem ekonomi kapitalis hanya berperan sebagai fasilitator, bukan ikut
campur dengan cara pembuatan kebijakan. Negara hanya fokus mengawasi
kelancaran kegiatan ekonomi yang dilakukan masyarakat.

9. Pentingnya Peranan Modal


Dalam ekonomi kapitalis, peranan modal atau kekayaan dalam
bentuk uang atau aset menjadi faktor kunci dalam menggerakkan ekonomi.
Investasi, produksi, dan distribusi bergantung pada akumulasi dan
pergerakan modal.

10. Berorientasi Keuntungan

Prinsip utama dalam ekonomi kapitalis adalah memperoleh


keuntungan. Perusahaan dan individu terlibat dalam kegiatan ekonomi
dengan harapan mendapatkan hasil finansial yang menguntungkan.
Keuntungan dianggap sebagai motivator utama dalam pengambilan
keputusan ekonomi.

2.5 Kelemahan dan Kelebihan Ekonomi Kapitalis


11

Menurut Muhammad Sharif Chaudhry kelemahan ekonomi Kapitalisme


dapat dilihat dari berbagai sisi antara lain;

Pertama, dari sisi hak milik. Ekonomi Kapitalis menyandarkan hak


pemilikan oleh swasta merupakan tanda utama Kapitalisme. Dalam arti, sistem ini
mempercayai swasta atas alat produksi, distribusi dan pertukaran yang dikelola
dan dikendalikan oleh individu atau sekelompok individu, dengan tujuan
mendapat laba. Konsep seperti ini, dapat mengarah kepada konsentrasi kekayaan
di tangan sedikit orang. Hal ini akan mengganggu keseimbangan distribusi
kekayaan dan pendapat di dalam masyarakat. Disparitas ekonomi dan celah yang
selalu melebar antara si kaya dan si miskin akan menabur benih perselisihan dan
akhirnya kehancuran masyarakat Kapitalis.

Kedua, dari sisi kebebasan ekonomi. Ekonomi Kapitalisme menempatkan


kebebasan ekonomi yang tak terbatas dan tiadanya campur tangan negara.
Kebebasan ekonomi tanpa batas seperti ini menimbulkan pikiran untuk
mendapatkan harta dengan cara curang seperti judi dan pelacuran.
Konsekuensinya kekayaan dimiliki oleh sebagian kecil individu, mereka akan
menggunakannya untuk kepentingan diri sendiri dan akan mengorbankan
kepentingan masyarakat semata-mata untuk memenuhi kepentingan individu.
Lebih lanjut, demi keuntungan dapat menimbulkan malpraktik bisnis seperti
penyelundupan, pasar gelap, pencarian laba berlebihan, penimbunan, spekulasi,
transaksi forward, penipuan, penindasan atau eksploitasi, pemalsuan, dan
sebagainya. Akhirnya, terjadi lomba gila (mad-race) untuk memperoleh harta
menjadi aturan hidup sehari-hari dan nilai sosial dan moral tinggi seperti
persaudaraan, saling tolongmenolong, cinta, kemurahan dan amanah berganti
menjadi mementingkan diri sendiri, tak berperasaan, kebencian, kebohongan dan
saling tidak percaya.

Ketiga, dari sisi monopoli. Kapitalisme sangat memuja persaingan. Maka,


dengan pengakuan atas keberadaan monopoli akan mendorong terjadi merger
beberapa bisnis kecil menjadi satu sehingga menjadi monopoli atau kartel.
12

Konsekuensinya, monopoli membunuh persaingan bebas, menyebabkan inflasi


dan akhirnya menyebabkan terjadinya pengangguran. Lebih dari itu, siklus
perdagangan (business cycle), produksi yang tak terencana, persaingan yang
berlebihan, dan akumulasi modal yang terus meningkat akan merusak
keseimbangan antara produksi dan konsumsi, dan hal akan berujung pada
terjadinya depresi ekonomi.

Keempat, dari sisi bunga. Lembaga perbankan dan bunga adalah darah
kehidupan Kapitalisme. Praktek perbankan adalah menggunakan basis bunga
(interest based). Dimana salah satu pihak (nasabah), bertindak sebagai peminjam
dan pihak yang lainnya (bank) bertindak sebagai pemberi pinjaman. Atas dasar
pinjaman tersebut, nasabah dikenakan bunga sebagai kompensasi dari
pertangguhan waktu pembayaran hutang tersebut, dengan tidak memperdulikan,
apakah usaha nasabah mengalami keuntungan ataupun tidak. Praktek seperti ini
jelas merupakan ketidakadilan, karena merugikan dan bertindak dhalim terhadap
salah satu pihak dan serta merta menguntungkan pihak lainnya.

Kelima, dari sisi eksploitasi. Konsep hak tak terbatas dalam kebebasan
ekonomi dan hak pemilikan oleh individu maupun swasta yang tak terkontrol
telah secara praktis menimbulkan eksploitasi atau penindasan. Sehingga seolah
menjadi pemandangan umum melihat penindasan yang dilakukan si kuat terhadap
si lemah, seperti pekerja ditindas majikan, petani diperas tuan tanah, si miskin
dieksploitasi si kaya, pembantu ditindas majikan, rakyat ditindas penguasa, dan di
atas itu semua keuangan negara dieksploitasi oleh pemegang kekuasaan.

Keenam, dari sisi distribusi kekayaan. Dengan paham kebebasan ekonomi


dan pemilikan alat-alat produksi oleh individu atau swasta, maka otomatis
disparitas ekonomi akan muncul. Perbedaan hak yang sangat mencolok antara
majikan dan pekerja akan menyebabkan masyarakat terbelah menjadi dua
kelompok yang bersaing dan mempunyai kepentingan saling menjatuhkan satu
dengan lainnya. Penerima upah tidak menikmati kesempatan yang sama dengan
pemberi upah untuk mendapatkankan pendidikan yang lebih baik, ketrampilan
13

teknik yang sempurna, dan pekerjaan yang baik. Keseimbangan distribusi


ekonomi yang rusak dan celah yang dalam antara si kaya dan si miskin, pada
akhirnya akan mengarah pada pertentangan sosial antar kelas dan kehancuran
sistem itu sendiri. Selanjutnya, konsep kapitalisme cenderung memahami bahwa
pertumbuhan ekonomi lebih harus diperhatikan daripada pemerataan ekonomi,
karena pemerataan akan timbul setelah adanya pertumbuhan ekonomi (tricle down
effect). Kebijakan ini merupakan dampak dari mekanisme modal yang cenderung
berputar pada kalangan penguasa. Bila penguasa mendapatkan keuntungan maka
secara tidak langsung akan bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat. Kebijakan ini menjadikan kesejahteraan masyarakat terabaikan dan
diabaikan.

Kelebihan Sistem Ekonomi Kapitalis

1.) Setiap individu punya kebebasan dan hak untuk memiliki kekayaan dan sumber
daya produksi pribadi. Artinya, sistem ini memungkinkan individu punya
potensi kekayaan tidak terbatas.

2.) Sistem ekonomi liberal memberikan tingkat kebebasan ekonomi yang tinggi
kepada individu dan perusahaan. Hal ini dapat mendorong inovasi dan efisiensi
dalam penggunaan sumber daya.

3.) Pasar yang bebas dalam sistem ini cenderung mengarah pada alokasi sumber
daya yang lebih efisien karena harga dan permintaan ditentukan oleh mekanisme
pasar.

4.) Kebebasan untuk berusaha dan menciptakan produk atau layanan baru dapat
mendorong inovasi ekonomi.

5.) Sistem ekonomi liberal sering kali terkait dengan pertumbuhan ekonomi yang
tinggi karena pengusaha dan investor memiliki insentif untuk mencari peluang
bisnis.
14

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sistem ekonomi kapitalis adalah sistem ekonomi yang aset-aset produktif


dan atau faktor-faktor produksinya sebagian besar dimiliki oleh sektor
individu/swasta. Menurut Adam Smith, sistem ekonomi kapitalis adalah sistem
yang bertujuan untuk menyejahterakan masyarakat, karena pemerintah tidak
ikut campur dalam penetapan kebijakan atau mekanisme pasar.

Sejarah system ekonomi kapitalis bermula timbul di Eropa barat dalam


lapangan industri tekstil kira-kira tahun 1250. Akibat revolusi industri telah
memunculkan para pebisnis, mereka bertindak sebagai pengusaha. Para
kapitalis melakukan usaha bersama, membentuk organisasi perdagangan, yang
disebut korporasi. Sebagai akibat revolusi industri, muncullah apa yang disebut
sistem kerja di pabrik, timbul apa yang dinamakan buruh pabrik. Para kapitalis
merasa khawatir akan kehilangan sebagian keuntungannya jika mereka
memperhatikan dan mengusahakan kesejahteraan kaum pekerjanya.hingga
berbagai bentuk eksploitasi yang dilakukan oleh para majikan terhadap buruh.
hal ini mendorong munculnya ide tentang martabat manusia yang menentang
segala bentuk pemerasan seseorang oleh orang lain, melainkan juga diusahakan
untuk memberikan hidup yang layak bagi setiap orang.
15

Kerangka dasar sistem ekonomi kapitalis yaitu: kelangkaan, pandangan


tentang nilai barang, dan peranan harga dalam sistem ekonomi kapitalistik.
Kelebihan sistem ekonomi kapitalis yaitu kapitalisme mendorong pertumbuhan
ekonomi dengan memfasilitasi kompetisi terbuka di pasar. Sedangkan
kekurangannya yaitu kapitalisme menempatkan kebebasan ekonomi yang tak
terbatas dan tiadanya campur tangan negara. Kebebasan ekonomi tanpa batas
seperti ini menimbulkan pikiran untuk mendapatkan harta dengan cara curang.

3.2 Saran
Penulis menyadari makalah yang telah kami tulis dengan judul “sistem
ekonomi kapitalis” masih jauh dari kata sempurna dan masih kurang dalam hal
referensi. Oleh karena itu, kami menyarankan kepada pembaca untuk membaca
buku sebagai tambahan referensi.
16

DAFTAR PUSTAKA

A.A. Inten Amariati, “Sejarah kapitalisme”


https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/d4253a62231b126b
9bf73d2b05eb754f.pdf

Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, M.Ec “Modul sistem dan reformasi ekonomi
Indonesia”

https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp content/uploads/pdfmk/ESPA431403-M1.pdf

Agustiati, A. (2009). Sistem Ekonomi Kapitalisme. Academica, 1(2).


Amri, H. (2017). Kelemahan Sistem Ekonomi Kapitalisme dan Sosialisme
Menurut Muhammad Sharif Chaudhry dalam Karyanya Fundamental of
Islamic Economic System. Ekonomica Sharia: Jurnal Pemikiran dan
Pengembangan Ekonomi Syariah, 2(2), 1-16.
Khoiry, K. A., Hafiz, M. A. S., & Ariansyah, N. R. (2023). Perbandingan Antara
Sistem Ekonomi Islam dan Ekonomi Konvensional: Kelebihan dan
Kekurangan. Islamic Education, 1(3), 446-455.

Itang, I., & Daenuri, A. (2017). Sistem Ekonomi Kapitalis, Sosialis, Dan Islam.
Tazkiyya: Jurnal Keislaman, Kemasyarakatan dan Kebudayaan, 18(01), 67-
91.

Anda mungkin juga menyukai