Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

BAB I Materi

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 71

Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Smkn 2 Cilaku-Cianjur

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah kegiatan pembelajaran yang


dilakukan di dunia usaha atau dunia industri untuk penerapan,
pemantapan, dan peningkatan kompetensi siswa-siswi Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK). Kegiatan ini merupakan bagian dari proses
pembelajaran yang melibatkan masyarakat untuk menerapkan hasil belajar
serta mengamalkan nilai-nilai positif di dunia kerja.
Sebagai sekolah vokasi, SMK menjalin kerja sama dengan dunia
usaha atau dunia industri sebagai sarana bagi siswa-siswinya dalam
melakukan Praktik Kerja Lapangan. Dengan demikian, siswa-siswi SMK
bisa meningkatkan penguasaan kompetensi serta keahlian yang
dibutuhkan oleh industri.
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan dapat membantu meningkatkan
kualitas dan kinerja siswa-siswi SMK serta menambah bekal pengalaman
untuk memasuki dunia kerja. Selain itu, siswa-siswi dapat mengasah dan
mengimplementasikan materi dari sekolah langsung ke dunia industri yang
relevan dengan kompetensi keahliannya masing-masing.
Dengan terlaksananya kegiatan Praktik Kerja Lapangan ini,
diharapkan lulusan SMK bisa unggul dalam bidangnya serta mampu
bersaing untuk bekerja di industri.
Dalam kesempatan ini, penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan
Lapangan di Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan
Vokasi (BBPPMPV) Pertanian Cianjur pada bagian Dept. Agribisnis
Tanaman dan Kehutanan. Ada beberapa macam unit pembudidayaan,
seperti pembudidayaan melon, cabe, terong, dan jagung manis
.

1
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Smkn 2 Cilaku-Cianjur

1.2 Tujuan Pelaksanaan PKL

Penyelenggaraan Praktek Kerja Lapangan ini bertujuan untuk:


1. Membekali siswa-siswi dengan pengalaman kerja langsung (real)
sebagai persiapan untuk menyesuaikan diri dengan dunia kerja
maupun masyarakat.
2. Menerapkan serta merealisasikan pengetahuan yang telah
didapatkan dari sekolah dengan pekerjaan sebenarnya di dunia
usaha atau dunia industri.
3. Memperkuat penguasaan kompetensi di bidang Agribisnis
Tanaman Pangan dan Hortikultura.
4. Membangun karakter yang sesuai dengan nilai-nilai positif yang
tumbuh dan diperlukan oleh masyarakat.
5. Menanamkan etos kerja yang tinggi bagi siswa-siswi untuk
memasuki dunia kerja sesuai dengan tuntutan lapangan kerja.

1.3 Ruang Lingkup Praktek Kerja Lapangan

Dalam laporan PKL ini, penulis hanya membahas tentang bagaimana cara
proses Budidaya tanaman melon yang penulis laksanakan mulai dari
tanggal 10 januari s/d 8 april 2022. Bertempat di Balai Besar
Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Pertanian
Cianjur. Yang beralamat di JL. Raya Jangari KM. 14 PO. BOX 138 Desa
Sukajadi, Kecamatan Karangtengah. Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa
Barat 43201

1.4 Manfaat Kegiatan Praktek Kerja Lapangan


1.4.1 Manfaat Bagi Peserta Didik
Adapun beberapa manfaat yang dihasilkan peserta didik dalam
kegiatan Praktek Kerja Lapangan, yaitu :

2
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Smkn 2 Cilaku-Cianjur

1. Mempersiapkan sumber daya manusia yang memiliki


keterampilan, pengetahuan, etos kerja yang sesuai dengan
tuntutan zaman, karena keahlian yang tidak diajarkan di
sekolah didapat di dunia usaha/industri.

2. Mengenalkan siswa-siswi pada pekerjaan lapangan di dunia


usaha dan dunia industri sehingga pada saatnya turun ke
lapangan pekerjaan yang sesungguhnya dapat beradaptasi
dengan cepat.

3. Hasil belajar peserta Praktek Kerja Lapangan akan lebih


bermakna, karena setelah tamat akan betul-betul memiliki
keahlian profesional sebagai bekal untuk meningkatkan
taraf hidupnya dan sebagai bekal untuk pengembangan
dirinya secara berkelanjutan.

1.4.2 Manfaat Bagi Sekolah


Beberapa manfaat yang didapat bagi sekolah antara lain :

1. Tujuan pendidikan untuk memberi keahlian profesional


bagi peserta didik lebih terjamin pencapaiannya karena
PKL meningkatkan efektifitas dan efiensi proses
pendidikan dan pelatihan kerja yang berkualitas.
2. Meningkatkan citra dan popularitas sekolah.
3. Memberikan kontribusi dan tenaga kerja bagi perusahaan,
yang bisa meningkatkan hubungan baik dengan dunia
usaha/dunia industri.
4. Memberi kepuasan bagi penyelenggaraan pendidikan
sekolah karena tamatannya lebih terjamin memperoleh
bekal yang bermanfaat bagi kepentingan tamatan, dunia
kerja, dan bangsa.

3
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Smkn 2 Cilaku-Cianjur

1.4.3 Manfaat Bagi Industri


Penyelenggaraan Praktek Kerja Lapangan memberi keuntungan
nyata bagi dunia industri antara lain sebagai berikut:

1. Dapat berpartisipasi dalam upaya memajukan


pembangunan pendidikan serta memberi kepuasan bagi
dunia usaha/dunia industri karena diakui ikut serta
menentukan hari depan bangsa melalui Praktek Kerja
Lapangan.

2. Dapat memilih peserta PKL baik jumlah, kemampuan,


penampilan dan waktu yang dianggap menguntungkan
karena mendapatkan bantuan dari peserta PKL.
3. Meningkatkan citra dunia usaha/dunia industri.

4
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Smkn 2 Cilaku-Cianjur

1.5 KERANGKA LAPORAN PKL


Kerangka laporan Praktik Kerja Lapangan adalah sebagai berikut :

a. Halaman judul
b. Lembar pengesahan
c. Daftar isi
d. Daftar tabel
e. Daftar gambar
f. Daftar lampiran
g. Kata pengantar

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Pelaksanaan PKL
1.3 Ruang Lingkup Praktek Kerja Lapangan
1.4 Manfaat Kegiatan PKL
1.5 Kerangka Laporan PKL

II. KEADAAN UMUM BBPPMPV PERTANIAN CIANUR


2.1 Sejarah Perusahaan
2.2 Struktur Organisasi
2.3 Kepegawaian BBPPMPV Pertanian Cianjur
2.3.1 Struktur Kepegawaian BBPPMPV Pertanian Cianjur
2.3.2 Unit Kerja Teknis BBPPMPV Pertanian Cianjur
2.4 Disiplin Kerja BBPPMPV Pertanian Cianjur

2.4.1 Tugas Pokok dan Fungsi BBPPMPV Pertanian Cianjur

2.4.2 Pengalaman Teknis Produksi


2.5 Lokasi BBPPMPV Pertanian Cianjur
2.6 Jam Kerja PKL

5
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Smkn 2 Cilaku-Cianjur

III. TINJAUAN PUSTAKA


3.1 Taksonomi dan Sistematika
3.2 Morfologi Tanaman Melon
3.3 Syarat Tumbuh Tanaman Melon
3.3.1 Iklim
3.3.2 Media Tanam
3.3.3 Lokasi Tanam
3.4 Teknik Budidaya Tanaman Melon
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Kegiatan
4.1.1 Penyiapan Benih
4.1.2 Penyiapan Media Semai
4.1.3 Persiapan Media Tanam
4.1.4 Perawatan Bibit
4.2 Persiapan Lahan
4.2.1 Pembajakan
4.2.2 Pembuatan Bedengan
4.2.3 Pemupukan Dasar dan Pemberian Dolomite
4.2.4 Pemasanggan MPHP
4.2.5 Pemasangan Ajir
4.2.6 Pembuatan Lubang Pada MPHP
4.3 Penanaman
4.4 Waktu Penanaman
4.5 Pemeliharaan
4.5.1 Penyiraman
4.5.2 Penyulaman
4.5.3 Pemupukan
4.5.4 Pengikatan
4.5.5 Pemangkasan atau Pewiwilan
4.5.6 Sanitasi Lahan
4.5.7 Penyemprotan

6
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Smkn 2 Cilaku-Cianjur

4.6 Jenis-Jenis Hama Pada Tanaman Melon


4.7 Jenis-jenis Penyakit Pada Tanaman Melon
4.8 Panen
4.9 Pasca Panen
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

7
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Smkn 2 Cilaku-Cianjur

BAB II

KEADAAN UMUM BBPPMPV PERTANIAN CIANJUR

2.1 Sejarah Singkat Berdirinya BBPPMPV Pertanian Cianjur

2.2 Balai Besar Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi


(BBPPMPV) Pertanian atau dahulu dikenal dengan nama PPPPTK/PPPG
Pertanian pendiriannya dirintis sejak tahun 1974 dengan dibentuknya Proyek
Penataran Guru. Langkah berikutnya dilakukan kerjasama dengan Institut
Pertanian Bogor (IPB) mulai tahun 1976. Akhirnya pada tahun 1984
ditandatangani LOAN ADB No. 675-INO Port A, antara Pemerintah
Indonesia dengan tim ADB, sebagai realisasi bantuan pinjaman ADB melalui
proyek PPKT IV Jakarta.

Gambar 2.1 Gedung BBPPMPV Pertanian Cianjur Tampak Depan

PPPPTK/PPPG Pertanian atau sekarang dikenal dengan nama BBPPMPV


Pertanian diresmikan pada tanggal 9 Maret 1991, namun secara institusi
lahir pada tanggal 14 Agustus 1990 dengan diterbitkannya SK
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan No. 0529/0/1990.

8
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Smkn 2 Cilaku-Cianjur

Saat ini BBPPMPV Pertanian merupakan unit pelaksana teknis


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di bidang pengembangan
penjaminan mutu pendidikan vokasi, yang memiliki tugas melaksanakan
pengembangan penjaminan mutu pendidikan vokasi bidang pertanian.

2.1.1 Visi BBPPMPV Pertanian Cianjur


BBPPMPV Pertanian sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis
(UPT) dari Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi–Kementerian
Pendidikan dan Kebudayan, berdasarkan Permendikbud No. 26
Tahun 2020 mempunyai tugas melaksanakan pengembangan
penjaminan mutu pendidikan vokasi bidang Pertanian. Visi
Kementerian Pendidikan dan kebudayaan 2020-2024, yaitu:
“Membangun rakyat Indonesia yang menjadi pembelajar seumur
hidup yang unggul, terus berkembang, sejahtera dan berakhlak
mulia dengan menumbuhkan nikai-nilai budaya Indonesia dan
Pancasila” akan didukung oleh BBPPMPV Pertanian, sehingga visi
yang ditetapkan oleh BBPMPV Pertanian utuk periode 2020-2024
:
“Terbentuknya Pendidik dan Tenaga Kependidikan serta peserta
didik yang profesional, berdaya saing global berlandaskan akhlak
mulia menuju ekosistem pendidikan pertanian”.

2.1.2 Misi BBPPMPV Pertanian Cianjur


Untuk mencapai visi tersebut, maka misi BBPPMPV Pertanian
tahun 2020-2024 yang ditetapkan sebagai berikut:
MP.1 Mewujudkan pendidik dan tenaga kependidikan serta
peserta didik yang profesional dibidang pertanian,
MP.2 Mewujudkan mutu dan relevansi layanan diklat bidang
pertanian,
MP.3 Mewujudkan pemerataan dan perluasan akses layanan
peningkatan profesionalisme dibidang pendidikan pertanian,

9
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Smkn 2 Cilaku-Cianjur

MP.4 Mewujudkan sistem tata kelola lembaga yang akuntabel dan


transparan.

2.3 Struktur Organisasi BBBPPMPV Pertanian Cianjur

Berdasarkan peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nasional No. 26


Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bagan organisasi BBPPMPV
adalah sebagai berikut:

Gambar 2.2 Struktur Organisasi BBPPMPV Pertanian Cianjur

10
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Smkn 2 Cilaku-Cianjur

2.3 Kepegawaian BBPPMPV Pertanian Cianjur


2.3.1 Struktur Kepegawaian BBPPMPV Pertanian Cianjur

1. Kepala

2. Kepala Bagian Umum

2.1. Kepala Subbag Tata Usaha & Rumah Tangga

2.2. Kepala Subbag Tatalaksana & Kepegawaian

2.3. Kepala Subbag Keuangan

3. Kepala Bidang Program dan Informasi

3.1. Kepala Seksi Program


3.2. Kepala Seksi Data dan Informasi

4. Kepala Bidang Fasilitasi Peningkatan Kompetensi

4.1. Kepala Seksi Penyelenggaraan

4.2. Kepala Seksi Evaluasi

5. Koordinator Widyaiswara & Kelompok Jabatan Fungsional

2.3.2 Unit Kerja Teknis BBPPMPV Pertanian Cianjur/VEDCA:

a. Bagian tata usaha;


b. Koordinator Pengembangan Penjaminan Mutu Diksi
Pertanian;
c. Koordinator Program dan Fasilitas Peningkatan
Kompetensi PTK;
d. Koordinator Kemitraan, Pengembangan Inovasi TIK;
e. Departemen Agribisnis Tanaman dan Kehutanan;
f. Departemen Sains Terapan, Otomatis Pertanian dan
Pengajaran Umum;
g. Departemen Aribisnis Peternakan dan Kesehatan Hewan;
h. Departemen Agribisnis Perikanan;

11
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Smkn 2 Cilaku-Cianjur

i. Departemen Agroindustri dan Teknik Kimia.

2.4 Disiplin Kerja BBPPMPV Pertanian Cianjur


2.4.1 Tugas Pokok dan Fungsi BBPPMPV Pertanian Cianjur

Tugas dan Fungsi BBPPMPV Pertanian diatur pada Permendikbud


Nomor 26 Tahun 2020 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;

1. Tugas
BBPPMPV Pertanian mempunyai tugas melaksanakan
pengembangan penjaminan mutu pendidikan vokasi bidang
pertanian.
2. Fungsi
Dalam melaksanakan tugasnya, BBPPMPV Pertanian
menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan program pengembangan penjaminan


mutu pendidikan vokasi;
b. Pelaksanaan penjaminan mutu peserta didik, sarana
prasarana, dan tata kelola pendidikan vokasi;
c. Pelaksanaan penyelarasan pendidikan vokasi sesuai
dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri;
d. Pelaksanaan fasilitasi dan peningkatan kompetensi
pendidik dan tenaga kependidikan pada pendidikan
vokasi;
e. Pengelolaan data dan informasi;
f. Pelaksanaan kerja sama di bidang pengembangan
penjaminan mutu pendidikan vokasi;
g. Pelaksanaan evaluasi pengembangan penjaminan
mutu pendidikan vokasi;

12
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Smkn 2 Cilaku-Cianjur

h. Pelaksanaan urusan administrasi.

2.4.2 Pengalaman Teknis Produksi

a. Bidang Produksi Tanaman antara lain: produksi tanaman


pangan, sayuran, tanaman hias dan tanaman perkebunan.
b. Bidang Peternakan antara lain: produksi unggas petelur,
unggas pedaging, sapi perah dan sapi potong, domba,
kambing dan rusa.
c. Bidang Perikanan antara lain: produksi, pembibitan dan
pembesaran ikan konsumsi, ikan hias, kerang dan rumput
laut.
d. Bidang Pengolahan Hasil antara lain: produksi bahan
pangan hewani dan nabati.
e. Bidang alat pertanian antara lain: reduksi alat perontok
padi, mixer, pengering dan lain-lain.

2.5 Lokasi PPPPTK Pertanian Cianjur


Alamat : JL.Raya Jangari KM. 14 Desa Sukajadi,
Kec.Karangtengah, Kab. Cianjur, Provinsi Jawa Barat
43281 Po. Box 138
No. Telepon : 0263 – 285003, Fax 0263 – 285026

Email : set.p4tkpertanian@kemendikbud.go.id

Laman : p4tkpertanian.kemdikbud.go.id

13
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Smkn 2 Cilaku-Cianjur

Gambar 2.3 Peta Lokasi BBPPMPV Pertanian Cianjur

2.6 Jam Kerja PKL


Siswa PKL di BBPPMPV Pertanian Cianjur wajib mengikuti aturan-
aturan yang telah ditentukan oleh instansi yang meliputi waktu masuk,
istirahat, dan waktu keluar yaitu :

Masuk Pagi : Pukul 07.30-11.30 WIB

Istirahat : Pukul 11.30-14.00 WIB

Masuk siang : Pukul 14.00-16.00 WIB

14
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Smkn 2 Cilaku-Cianjur

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Taksonomi dan Sistematika

Klasifikasi tanaman melon adalah sebagai berikut

Tabel 3.1 Taksonomi dan Sistematika Tanaman Melon


Taksonomi dan Sistematika
Tanaman Melon
Kingdom Plantae
Divisi Spermatophyta
Subdivisi Angiospermae
Kelas Dicotyledonae
Ordo Cucurbitales
Famili Cucurbitaceae
Genus Cucumis
Spesies Cucumis melo L.

Gambar 3.1 Tanaman Melon

15
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Smkn 2 Cilaku-Cianjur

3.2 Morfologi Tanaman Melon


Tanaman melon merupakan tanaman semusim yang bersifat merambat
atau menjalar. Tanaman melon terdiri dari 2 daun lembaga sehingga
dimasukkan dalam kelas tumbuhan berbiji belah (dikotil).

Gambar 3.2 Morfologi Tanaman Melon


a. Akar
Tanaman ini memiliki perakaran tunggang terdiri dari atas akar
utama dan akar literal. Panjang akar utama dari pangkal batang
mencapai 15-20 cm. sedangkan akar sekunder keluar dari serabut
akar di sebut akar tersier, penyebaran akar ini mencapai 35-45 cm
Akar tanaman melon menyebar, tetapi dangkal. Akar-akar cabang
dan rambut – rambut akar banyak terdapat dipermukaan tanah,
semakin ke dalam akar – akar tersebut semakin berkurang.
Tanaman melon membentuk ujung akar yang menembus ke dalam
tanah sedalam 45 – 90 cm, akar horizontal cepat berkembang di
dalam tanah, menyebar dengan kedalaman 20 – 30 cm.

16
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Smkn 2 Cilaku-Cianjur

b. Batang
Tanaman ini memiliki batang berwarna hijau muda dengan
berbentuk bersegi lima berlekuk dengan 3-7 lekukan dan bergaris
tengah 8 – 15 cm. memiliki berhulu dan terdapat buku atau ruas –
ruas yang melekat pada tangkai daun.

c. Daun
Tanaman ini memiliki daun berwarna hijau berbentuk menjari
bersudut lima. Berlekuk 3-5 lekukan dan bergaris tengah 8-15 cm.
Daun tanaman memiliki permukaan kasar, dan susunan daun
berselang-seling.
d. Bunga
Tanaman ini memiliki bunga yang tumbuh di ketiak daun, bunga
jantan berbentuk secara berkelompok 3-6 buah. Bunga jantan akan
muncul pda ketiak daun yang di topang dengan tangkai pipih
panjang dan hanya terdiri dari mahkota bunga dan benang sari
serta tidak memiliki bakal buah. sedangkan bunga betina muncul
pada ruas percabangan di ketiak daun terdiri dari bunga, putik dan
bakal buah. setelah itu kedua itu akan akan menyerbuk dengan
bantuan angin sehingga akan menjadi bakal buah.
e. Buah
Tanaman ini memiliki buah yang terdiri dari kulit buah, daging
buah, dan biji. Kulit buah tidak terlalu tebal 1-2 mm, tetapi keras
dan kuat. Kulit ini memiliki lapisan yang tersusun epidermis,
mesodermis dan endodermis. Bentuk buah melon ini bulat,
lonjong dan lainnya dengan memiliki warna hijau, kuning dan
juga ada kehijaua tua. Sedangkan daging buah berwarna hijau,
kuning keputihan dan juga jingga.

17
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Smkn 2 Cilaku-Cianjur

f. Biji
Tanaman melon memiliki biji berwrna coklat muda, panjang 0.9
mm dan berdiameter 0.4 mm. Dalam satu buah melon terdapat biji
sekitar 500 – 600 biji.

Gambar 3.3 Buah Melon

3.3 Syarat Tumbuh Tanaman Melon


3.3.1 Iklim
Tanaman melon dapat tumbuh di daerah tropis dan sub-tropis.
Curah hujan yang dibutuhkan dalam budidaya tanaman melon
antara 1000-1500 mm/tahun.
Pembudidayaan tanaman melon tidak cocok saat musim hujan
dikarenakan curah hujan berlangsung secara terus-menerus dapat
menggugurkan bakal buah melon yang sudah terbentuk dan hasil
panen buah melon pada musim hujan tidak optimal mulai dari
bentuk buah, warna buah, tingkat kemanisan buah melon
cenderung hambar dan hasil buah melon tidak sebanyak hasil
panen pada saat musim kemarau.
Cahaya matahari sangat diperlukan dalam proses fotosintesis
berkisaran antara 10-12 jam sehari. Usahakan tempat budidaya

18
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Smkn 2 Cilaku-Cianjur

tanaman melon di area terbuka tanpa ada naungan untuk


maksimalkan pencahayan matahari secara langsung.

Namun, melon membutuhkan suhu yang sejuk untuk proses


pertumbuhan yang lebih baik. Suhu yang optimal saat
perkecambahan antara 26-30 derajat C. Sementara suhu yang
dibutuhkan saat pertumbuhan akar antara 20-30 derajat C.

Tanaman melon akan tumbuh lebih optimal, jika ditanam saat


musim kemarau menghasilkan panen buah melon lebih manis dan
melimpah jumlahnya.

Tabel 3.2 Kesesuaian Agroklimat Tanaman Melon Berdasarkan


Data Iklim Setempat

3.3.2 Media Tanam

Tanaman melon tumbuh dengan baik pada tanah liat berpasir, jenis
tanah ini memiliki senyawa baik dalam pertumbuhan tanaman
melon, seperti andosol, latosol, regosol dan grumosol.

Tingkat keasaman (pH) yang baik untuk tanaman melon antara


5,8-7,2. Tanaman melon tidak cocok dengan media tanam kondisi
terlalu basah.

Struktur tanah yang baik dalam budidaya tanaman melon

19
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Smkn 2 Cilaku-Cianjur

dibutuhkan tanah gembur, memiliki lapisan olah yang tebal, porus


dan mengandung bahan organik serta tidak tergenang oleh air.

Selain itu, perawatan tanaman melon perlu diperhatikan kecukupan


mulai dari kandungan senyawa baik, pemupukan, pengairan,
pencahayaan sinar matahari.

Gambar 3.4 StrukturTanah Tanaman Melon


3.3.3 Lokasi Tanam

Umumnya setiap tanaman akan tumbuh dengan optimal di daerah


dengan ketinggian antara 300-900 mdpl. Lokasi tanam yang tidak
sesuai akan mempengaruhi pertumbuhan dan hasil produksi kurang
optimal.

Sama halnya dengan tanaman melon, dapat tumbuh secara optimal


pada tingkat ketinggian antara 250-750 mdpl. Jika tingkat
ketinggian di bawah 250 mdpl akan mempengaruhi ukuran buah
melon yang dihasilkan. Sebaliknya ketinggian di atas batas optimal
tanam buah melon akan menyebabkan sulit berkembang terutama
di suhu terlalu dingin. Pemilihan lokasi dan sirkulasi udara tentu
sangat penting untuk mendukung pertumbuhan hingga panen pada
tanaman.Ventilasi udara yang baik dan optimal antara 25-30
derajat C, tanaman melon tidak tumbuh dengan baik di suhu

20
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Smkn 2 Cilaku-Cianjur

lokasinya di bawah 18 derajat C. Kondisi yang disarankan dengan


memilih lokasi sirkulasi udaranya sedang. Udara terlalu kencang
akan merusak tanaman melon.

3.4 Teknik Budidaya Tanaman Melon


1. Pengolahan Lahan

Proses persiapan lahan yang harus dilakukan ialah


mempersiapkan lahan dengan membersihkan lahan dari gulma dan
rumput liar, pastikan juga tanaman bisa ditanam di daerah dataran
tinggi maupun dataran rendah, dengan memperhatikan juga
kandungan unsur hara serta pH tanah yang akan digunakan untuk
media budidaya tanaman melon, selanjutnya gemburkan tanah
dengan cangkul atau alat lain.

2. Pemberian pupuk dasar

Setelah proses persiapan lahan selesai tanah harus di beri pupuk


dasar terlebih dahulu , yang terdiri dari pupuk organik dan pupuk
buatan. Letakkan pupuk dasar di sepanjang bedengan. Untuk
pupuk organik bisa mengunakan pupuk kandang lalu untuk pupuk
anorganiknya bisa menggunakan campuran Phonska : SP-36:KCL
dengan perbandingan 5:3:1.

3 Pemasangan Plastik Mulsa

Setelah proses pemberian pupuk dasar selesai, bedengan yang


sudah jadi kemudian ditutup dengan plastik mulsa untuk mencegah
penguapan berlebih serta mencegah tumbuhnya gulma pada
bedengan yang akan kita tanami benih melon.

21
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Smkn 2 Cilaku-Cianjur

4. Persiapan Bibit Melon Unggul

Sebelum di tanam terlebih dahulu rendam dalam air yang dicampur


dengan zat pengatur tanaman (ZPT) dan bakterisida + fungisida
kurang lebih 5 jam, setelah itu benih d letakkan di kain basah
selama 1 sampai 2 hari sampai berkecambah, sambil menunggu
benih berkecambah siapkan tanah taruh dalam polybag kecil lalu
siram tanah dengan air.setelah bibit sudah berakar, segera tanam
pada polybag yang sudah kita siapkan sebelumnya.

Gambar 3.5 Proses Persiapan Bibit Melon Unggul

5. Persiapan Ajir

Siapkan ajir pada lahan tanam sepanjang ± 2 meter sebelum proses


penanaman, ajir ini nanti berfugsi sebagai penyangga batang atau
tempat merambatnya tanaman.

6 Proses Penanaman Bibit

Bibit yang Sudah Tumbuh Daun di Tengah Sudah Siap Untuk


di Pindahkan ke Lahan Tanam

22
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Smkn 2 Cilaku-Cianjur

 Buat lubang tanam pada permukaan plastik mulsa dengan


jarak 40-50 cm antar lubang tanam

 Beri larutan NPK dan Insektisida pada lubang tanam

 Siram bibit pada polybag hinga basahsampai akar-akarnya

 Tanam bibit melon di lahan yang sudah di lubangi

 Segera siram tanaman melon yang baru saja di tanam

 Tancapkan ajir segera agar tidak smpai merusak akar pada


tanaman melon yang masih muda.

7. Proses Pemupukan Tanaman Melon

Setelah selesai melakukan proses pemindahan bibit, selanjutnya


dilakukan pemupukan pada tanaman melon, pemupukan ini
bertujuan untuk memicu pertumbuhan serta perkembangan
tanaman melon.pemupukan ini bisa dilakukan dengan cara kocor
atau semprot. Dan pastikan selalu membersihkan dari gulma, hama
penyakit. Pemupukan merupakan proses untuk memperbaiki atau
memberikan tambahan unsur-unsur hara pada tanah, baik secara
langsung atau tak langsung agar dapat memenuhi kebutuhan bahan
makanan pada tanaman.

Tujuan dilakukan pemupukan antara lain untuk memperbaiki


kondisi tanah, meningkatkan kesuburan tanah, memberikan nutrisi
untuk tanaman, dan memperbaiki kualitas serta kuantitas tanaman.

7.1 Pemupukan Kocor

 Interval pemupukan kocor ialah 6-10 hari sekali


 Umur 1-18 hari setelah tanam = NPK Grower:KNO
merah:Yaramila (5:2:1). Tiap 2 gelas minum

23
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Smkn 2 Cilaku-Cianjur

campuran pupuk dilarutkan dengan 40 Liter air lalu


dikocorkan secara merata
 Umur 19-37 hari setelah tanam = NPK 16-16-
16:KNO putih:Yaramila (5:2:1). Tiap 3 gelas
minum campuran pupuk dilarutkan dengan 40 liter
air
 Umur 38-55 hari = NPK 16-16-
16:MKP:KCL:Kalsium:Yaramila (5:2:2:1:1). Tiap 3
gelas minum campuran pupuk dilarutkan dengan 40
Liter air dan dikocorkan merata

Gambar 3.6 Tekhnik Pemupukan Kocor

7.2 Pemupukan Semprot

Tujuan pemupukan semprot ialah memberikan unsur mikro


bagi tanaman melalui batang dan daun. Yang digunakan
adalah pupuk mikro cair seperti Primarin-B disemprotkan
dengan dosis sesuai dengan keterangan pada label.

24
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Smkn 2 Cilaku-Cianjur

8 Proses Pengairan

Penyiraman hendaknya dilakukan setiap sore hinga umur tanaman


satu minggu, selanjutnya penyiraman dilakukan setiap dua hari
sekali, ketika musim hujan pastikan saluran air harus berfungsi
dengan baik, jangan biarkan lahan tergenang air karena tanaman
melon tidak menghendaki keadaan tanah terlalu basah. Biasanya
budidaya melon siap di panen setelah berumur 3 bulan, dengan
ciri-ciri melon yang siap panen diantaranya adalah serat jala pada
permukaan kulit tampak jelas dan kasar permukaan sekitar tangkai
terlihat retak-retak warna kulit tampak hijau kekuningan dan sudah
mengeluarkan aroma.

9 Seleksi Buah dan Pemangkasan Tunas

Saat tanaman sudah mulai tumbuh, lakukan seleksi buah dan


pemangkasan tunas. Biasanya pada sistem lanjaran akan disisakan
1 buah saja tapi bisa juga 2 buah.

Anda perlu melakukan seleksi buah dan perempelan sekaligus. Jika


hanya 1 buah yang akan disisakan, maka peliharalah sulur utama
dan sulur lain dipangkas sejak dini. Sulur dirambatkan ke ajir.
Namun jika hendak membesarkan 2 buah maka peliharalah 2 sulur
melon.

Buah yang dipilih adalah buah pada ruas ke 12-14 (1,5 meter dari
akar). Bentuk buah harus bulat sepurna dan tidak peang.
Pangkasah tunas lain yang tidak menjadi tunas buah yang
dipelihara. Ikat tangkai buah dengan tali dan gantungkan pada
ajir.Melon yang sudah siap dipanen biasanya memiliki ciri warna
dan gagang yang sudah mulai mengering serta mengeluarkan bau
harum. Umumnya melon bisa dipanen pada usia 55-70 hari setelah
penanaman

25
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Smkn 2 Cilaku-Cianjur

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Kegiatan

4.1.1 Penyiapan Benih


Kriteria memilih benih melon yang bagus adalah dari jenis benih
hibrida, belum kadaluarsa, tingkat kemurnian 95%, daya
kecambah minimal 80%, bebas dari biji gulma, tidak cacat, benih
sehat, dan bebas hama penyakit. Benih melon yang beredar di
pasaran kebanyakan merupakan benih hibrida yang hanya bisa
dipakai sekali tanam. Jika biji dari buah melon ditanam lagi maka
kualitasnya akan menurun.

Gambar 4.1 Contoh Benih Melon Hibrida

26
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Smkn 2 Cilaku-Cianjur

4.1.2 Penyiapan Media Semai

Untuk mendapatkan hasil bibit melon yang kekar dan sehat maka
komposisi media semai yang tepat terdiri dari campuran tanah,
pupuk kandang, pupuk SP-36 atau NPK ditambah dengan
insektisida karbofuran.

Berikut tata cara penyiapan media semai:

a. Cara mempersiapkan bibitnya :


 Rendam bibit semalaman dalam air yang telah
dicampur dengan fungisida
 Tiriskan bibit, lalu simpan dalam tempat gelap
sekitar 12-14 hari hingga jadi kecambah
 Benih siap dipindahkan ke media semai
b. Berikut persiapan media semainya:

 Campurkan tanah dengan pupuk kandang dengan


perbandingan 2:1
 Masukkan ke dalam polybag

4.1.3 Persiapan Gambar 4.2 Penyemaian Bibit Melon


Media Tanam

27
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Smkn 2 Cilaku-Cianjur

Berikut persiapan media tanam melon:

 Siapkan polybag
 Campur tanah, pupuk kandang, dan
arang sekam menggunakan perbandingan 2:1:1
 Masukkan campuran tersebut ke dalam polybag yang telah
disiapkan dengan ditambah 1 liter humic acid, 2
gram pupuk NPK, dan 5 gram Furadan
 Aduk rata

Gambar 4.3 Campuran Media Tanam Tanaman Melon

4.1.4 Perawatan Bibit

Perawatan yang dilakukan setelah benih dikecambahkan dan di


semai antara lain:

 Menyiram bibit setiap pagi dan sore. kegiatan ini dilakukan


setiap hari sampai bibit siap tanam.
 Pemberian fungisida,, tujuannya agar bersih tidak terserang
jamur ataupun penyakit.

28
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Smkn 2 Cilaku-Cianjur

 Melakukan penataan pada bibit yang sudah siap tanam =15


hari setelah semai (HSS).
4.2 Persiapan Lahan
4.2.1 Pengolahan Tanah/Lahan

Tujuan Pengolahan tanah adalah menciptakan kondisi tanah yang


paling sesuai untuk pertumbuhan tanaman dengan usaha yang
seminimun mungkin.

Tujuan khusus dari pengolahan tanah adalah sebagai berikut :

1. Menciptakan struktur tanah yang dibutuhkan untuk


persemaian atau tempat tumbuh benih. Tanah yang padat
diolah sampai menjadi gembur sehingga berkemampuan
baik menahan curah hujan memperbaiki aerasi dan
memudahkan perkembangan akar.
2. Peningkatan kecepatan infiltrasi akan menurunkan run off
dan mengurangi bahaya erosi.
3. Menghambat atau mematikan tumbuhan pengganggu.
4. Membenamkan tumbuhan-tumbuhan atau sampah-sampah
yang ada diatas tanah kedalam tanah, sehingga menambah
kesuburan tanah.
5. Membunuh serangga, larva, atau telur-telur serangga
melalui perubahan tempat tinggal dan terik matahari.

Pengolahan tanah tidak hanya merupakan kegiatan lapang untuk


memproduksi hasil tanaman, tetapi juga berkaitan dengan kegiatan
lainnya seperti penyebaran benih (penanaman bibit), pemupukan,
perlindungan tanaman dan panen.

29
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Smkn 2 Cilaku-Cianjur

Gambar 4.4 Pengolahan Lahan

4.2.2 Pembuatan Bedengan

Ukuran bedengan nantinya akan dibuat dengan lebar 100 cm,


sedangkan panjangnya nanti disesuaikan dengan selera sesuai
kebutuhan, bedengan kira-kira 20 cm dan jarak antar bedengan
atau parit sekitar 50 cm. Nantinya, ketika hujan turun , air akan
mengalir ke bedengan dan tidak membanjiri melon yang ditanam.

Gambar 4. 5 Pembuatan Bedengan

30
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Smkn 2 Cilaku-Cianjur

4.2.3 Pemupukan Dasar dan Pemberian Dolomite


Penanaman tanaman melon akan lebih baik jika dilakukan
penambahan dengan bahan organik, seperti pupuk kandang.
Penggunaan bahan organik memiliki tujuan seperti merperbaiki
struktur tanah dan bisa memberi unsur hara tambahan bagi
tanaman.
Kapur dolomit dihasilkan dari pupuk ZA yang menggunakan
bahan baku berupa Phosphor gypsum, amoniak (NH3), dan karbon
dioksida (CO2). Oleh karena itu, kapur ini juga mengandung unsur
hara makro dan mikro.
Kapur dolomit dipercaya bisa untuk meningkatkan pH tanah,
memperbanyak unsur hara di dalam tanah, menetralisir tanah dari
senyawa beracun, menambah populasi mikroorganisme,
merangsang pertumbuhan akar tanaman, menghijaukan tanaman,
menaikkan produktivitas dan kualitas panen, menyediakan unsur
kalium dan magnesium, menetralkan unsur alkali (Al), dan
membunuh bibit penyakit.

Gambar 4. 6 Pemupukan Dasar dan pemberian dolomite

31
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Smkn 2 Cilaku-Cianjur

4.2.4 Pemasanggan MPHP

Pemasangan MPHP sebaiknya dilakukan pada saat matahari


sedang terik, yaitu sekitar pukul 13:00—15:00 untuk memudahkan
plastik memanjang atau memuai sehingga seluruh tanah dapat
ditutup serapat mungkin. Pemasangan akan semakin mudah jika
dilakukan oleh dua orang.

Fungsi Pemasangan Mulsa Plastik Hitam Perak :

 Warna perak akan memantulkan sinar matahari sehingga


air tanah lebih sedikit menguap dan hama enggan datang karena
silau (sama seperti pemanfaatan aluminium foil pada sistem
hidroponik), serta dapat menghindarkan tanaman dari serangan
hama bawah daun misalnya aphid, tungau, thrips, ulat, serta jamur
atau cendawan.

 Sedangkan warna hitam akan menghalangi tumbuhnya


gulma dan menjaga tanah tetap lembab. Untuk pemasangan mulsa
jenis ini, biasanya sisi warna perak digunakan untuk atas dan sisi
warna hitam digunakan untuk bawah.

Cara memasang MPHP :

Tarik kedua ujung MPHP pada masing-masing ujung bedengan


dengan arah memanjang. Berikan pasak bilah bambu berbentuk U
di setiap sisi bedengan. Selanjutnya, tarik lebar MPHP dari bagian
sisi kiri dan kanan hingga bedengan tampak rata tertutup mulsa.
Biarkan bedengan yang sudah ditutup mulsa selama 5 hari agar
pupuk yang diberikan menyatu dengan tanah dan tidak
membahayakan bibit yang akan ditanam.

32
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Smkn 2 Cilaku-Cianjur

Gambar 4. 7 Pemasangan MPHP

4.2.5 Pemasangan Ajir

Ajir atau llanjaran di pasang pada saat tanaman melon sudah


merambat dan menjalar pada usia 5- 8 hari setelah masa awal
tanam, sambari diatur arah rambatannya.

Fungsi dan Peran Ajir

 Sebagai penopang tanaman agar tidak mudah roboh atau


terkoyak akibat curah hujan tinggi, tiupan angin, atau
karena adanya pengaruh senggolan dengan serangga atau
akibat dari aktivitas fisik lainnya.
 Agar tanaman tumbuh lurus ke arah atas, mencegah
tanaman tidak tumbuh bengkok ke arah samping kanan atau
samping kiri.
 Memperbaiki fungsi tumbuhnya tanaman agar tetap
maksimal.
 Agar penyampaian nutrisi tanaman dari akar ke atas organ
tumbuh tanaman semakin optimal.

33
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Smkn 2 Cilaku-Cianjur

 Mempercepat proses fotosintesis pada tanaman, karena


tanaman menghadap tepat di atas cahaya matahari.

Gambar 4.8 Pemasangan Ajir

4.2.6 Pembuatan Lubang Pada MPHP

Pelubangan mulsa plastik, masih banyak para petani yang


melubangi mulsa dengan cara manual yang menggunakan kaleng
bekas diisi dengan arang panas, serta pengukuran jarak antar
lubang yang masih menggunakan bantuan batang kayu dengan
jarak kurang lebih 50cm.

34
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Smkn 2 Cilaku-Cianjur

Gambar 4.9 Pelubangan Mulsa Plastik DenganMenggunakan


Kaleng Bekas Di Isi Dengan Arang Panas

4.3 Penanaman

Proses penanaman Bibit bibit yang sudah tumbuh daun di tengah sudah
siap untuk di pindahkan ke lahan tanam

 Buat lubang tanam pad permukaan plastik mulsa dengan jarak 40-
50 cm antar lubang tanam.
 Beri larutan NPK dan Insektisida pada lubang tanam.
 Siram bibit pada polybag hinga basahsampai akar-akarnya.
 Tanam bibit melon di lahan yang sudah di lubangi.
 Segera siram tanaman melon yang baru saja di tanam.
 Tancapkan ajir segera agar tidak smpai merusak akar pada
tanaman melon yang masih muda.

Gambar 4.9 Penanaman


35 Melon
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Smkn 2 Cilaku-Cianjur

4.4 Waktu Penanaman


Waktu penanaman melon dilakukan pada sore hari Agar tanaman
beradaptasi dengan lingkungan terlebih dahulu sehingga keesokan harinya
ketika terkena sinar matahari tanaman tidak layu.
4.5 Pemeliharaan
4.5.1 Penyiraman
Penyiraman dilakukan setiap dua hari sekali, ketika musim hujan

Gambar 4.11 Peyiraman Tanaman Melon

pastikan saluran air harus berfungsi dengan baik, jangan biarkan


lahan tergenang air karena tanaman melon tidak menghendaki
keadaan tanah terlalu basah.
4.5.2 Penyulaman
Jadi penyulaman adalah kegiatan penanaman kembali bagian-
bagian yang kosong bekas tanaman yang mati/diduga akan mati
atau rusak sehingga terpenuhi jumlah tanaman normal dalam satu
kesatuan luas tertentu sesuai dengan jarak tanamnya.

36
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Smkn 2 Cilaku-Cianjur

4.5.3 Pemupukan

Pupuk dalam kegiatan bercocok tanam merupakan suatu kesatuan yang


tidak dapat dipisahkan. Petani selalu menambahkan pupuk dengan harapan
dapat meningkatkan produksi tanaman budidayanya. Pupuk terbagi atas 2
jenis, yaitu pupuk kimia dan pupuk organik. Seringkali, pupuk kimia
digunakan secara berlebihan karena dapat menyediakan unsur hara lebih
cepat bagi tanaman. Namun, efek samping yang diberikan kepada tanah
dan lingkungan seringkali dilupakan. Indikator pemupukan kimia yang
tidak seimbang, efisien dan berlanjut seperti tanah sakit karena kesuburan
tanah menurun drastis, produksi menurun hingga pemborosan biaya
produksi karena tanah yang sakit tidak dapat menyerap unsur hara dari
pupuk dengan baik.

Kebutuhan hara tanaman yang cukup akan meningkatkan hasil panen


secara signifikan. Tanaman yang kekurangan unsur hara akan menunjukan
gejala seperti daun menguning, bunga tidak muncul, panen terhambat serta
produksi menurun. Kesuburan tanah merupakan kondisi dimana
kandungan hara, tata air dan udara dalam tanah sudah cukup seimbang dan
mampu mendukung kebutuhan pertumbuhan tanaman. Tanah yang sehat
ditandai dari warnanya yang cenderung hitam (kaya bahan organik),
gembur, pH netral dan terdapat mikroorganisme (bakteri), dan makrofauna
(cacing tanah).

Pemupukan merupakan upaya penambahan unsur hara esensial dari luar,


baik dalam bentuk kimia dan organik. Tujuan pemupukan yaitu
mengoptimalkan pertumbuhan dan produktivitas tanaman, mengurangi
persaingan unsur hara dengan gulma dan resisten terhadap hama serta
penyakit tanaman.

37
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Smkn 2 Cilaku-Cianjur

Gambar 4. 12 Pemupukan Dengan Menggunakan Pupuk Organik

4.5.4 Pengikatan

Pengikatan tanaman buah melon ditujukan untuk merambatkan


tanaman pada ajir yang suda di pasang. Batang tanaman buah
melon mulai diikat pada ajir dengan tali rafia setelah tanaman
berumur 12 hari atau setelah memiliki tujuh daun. Pengikat
dilakukan setiap lima hari sekali sampai ikatan mencapai ujung
ajir.

Gambar 4.13 Pengikatan Tanaman Melon

38
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Smkn 2 Cilaku-Cianjur

4.5.5 Pemangkasan atau Pewiwilan

Pewiwilan/perempelan berarti pembuangan tunas, bunga, buah


serta daun pada tanaman. Sedang istilah pruning
berarti pemangkasan. Pemangkasan adalah penghilangan beberapa
bagian

Gambar 4.14 pemangkasan/pewiwilan Melon

tanaman. Dalam suatu kebun hal ini biasanya berkaitan dengan


pemotongan bagian-bagian tanaman yang berpenyakit, tidak
produktif, atau yang tidak diinginkan. Pemangkasan cabang
dilakukan dari ruas pertama sampai dengan ruas ke-8 dan di atas
ruas ke-11, dngan menyisakan satu helai daun. Cabang pada ruas
ke 9-12 tidak perlu dipangkas untuk dijadikan tempat munculnya
calon buah yang akan dibesarkan.

4.5.6 Sanitasi Lahan

Salah satu syarat penyiapan lahan yang bagus adalah lahan bersih
dari segala macam sumber pengganggu pertumbuhan yang
meliputi gulma (tumbuhan pengganggu), akar-akar tanaman

39
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Smkn 2 Cilaku-Cianjur

sebelumnya dan bahan – bahan kontaminan lain yang tidak terlihat


mata (mikro organisme pengganggu). Tujuan sanitasi lahan
pembersihan lahan untuk memudahkan perakaran tanaman
berkembang dan menghilangkan tumbuhan inang bagi hama dan
penyakit yang mungkin ada, serta memberantas/mengendalikan
kontaminan mikro organisme (hama dan penyakit yang berada
dalam tanah).

Gambar 4.15 Sanitasi Lahan

4.5.7 Penyemprotan

Untuk mencegah munculnya cendawan atau jamur, kita perlu


menyemprotkan fungisida pada tanaman melon. Lakukan
penyemprotan tersebut setidaknya setiap 3 sampai 4 hari

berselang.Untuk pengendalian hama yaitu dengan


cara penyemprotan insektisida dengan dosis sesuai petunjuk yang
tertera pada kemasan. Insektisida dapat dipilih yang berbahan aktif
abamektin, tiametoksam, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir,
sipermetrin, atau lamdasihalotrin.

40
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Smkn 2 Cilaku-Cianjur

Gambar 4.16 Penyemprotan

4.6 Jenis-Jenis Hama Pada Tanaman Melon

Macam-macam hama yang sering menyerang tanaman melon, diantaranya :

1. Lalat Buah (Dacus cucurbitae)

Lalat buah betina meletakkan telurnya pada buah melon dengan


alat tusuknya. Setelah telur-telur tersebut menetas menjadi larva,
maka larva-larva tersebut langsung memakan daging buah
sehingga buah yang diserangnya akan membusuk.

Cara pengendalian:

Pengendalian terhadap hama ini dapat dilakukan dengan membuat


perangkap dari larutan metil eugenol yang di pasang pada sedikit
kapas dan dimasukkan dalam botol air mineral, lalu letakkan
perangkap pada lokasi strategis. Pengendalian juga dapat dilakukan
dengan menggunakan insektisida seperti Curacron 500 EC
atau Hostathion 40 EC sesuai dengan dosis yang dianjurkan.
Waktu penyemprotan sebaiknya dilakukan pada sore hari
menjelang petang atau pagi hari sebelum matahari terbit. Untuk

41
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Smkn 2 Cilaku-Cianjur

buah yang telah terserang maka segera ambil dan buang ketempat
yang jauh.

2. Ulat Daun (Palpita sp.)

Hama ini menyerang daun sehingga daun yang terserang tampak


menggulung, hama ini pula memakan daun sehingga daun yang
diserang nampak berlubang. Ulat daun ini berwarna hijau dan
seringkali berada di permukaan daun bagian bawah.

Cara pengendalian:

Ulat daun ini dapat dikendalikan dengan penyemprotan insektisida


seperti Atabron 25 EC atau Curacron 500 EC sesuai dengan dosis
yang dianjurkan. Penyemprotan diarahkan pada permukaan daun
bagian bawah tempat berlindungnya hama ulat tersebut.

3. Aphids (Myzus persicae)

Hama ini dapat bertelur tanpa kawin (parthenogenesis). Hama ini


menyerang bagian daun/pucuk daun dengan cara menghisap cairan
pada jaringan daun tersebut. Serangan hama ini dapat
menyebabkan daun atau pucuk daun membengkak dan
mengeriting, pertumbuhan tanaman terganggu, dan akhirnya
tanaman mati.

Cara pengendalian:

Pemberantasan secara mekanis dapat dilakukan dengan cara


memangkas bagian tanaman yang terserang lalu dibakar.
Sedangkan pemberantasan secara kimiawi dapat dilakukan dengan
penyemprotan insektisida seperti buldok 25 EC atau curacron 500
EC dengan dosis 1-2 cc/liter air.

42
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Smkn 2 Cilaku-Cianjur

4. Tungau (Tetranichus sp.)

Serangga ini berbentuk seperti laba-laba, berwarna merah dan


berukuran sekitar 1 mm. Dalam satu siklus hidupnya hanya
memerlukan waktu sekitar 15 hari. Tungau menyerang daun/pucuk
daun dengan cara menghisap cairannya sehingga daun berkerut dan
lama-kelamaan warna daun berubah menjadi kuning.

Cara pengendalian:

Pengendalian secara mekanis dapat dilakukan dengan memangkas


tunas-tunas balik agar tidak rimbun dan dapat dilakukan dengan
memangkas daun yang terserang lalu dibakar. Pengendalian secara
kimiawi dapat menggunakan obat jenis akarisida seperti meothrin
50 EC. atau mitac 200 EC dengan cara disemprotkan pada
permukaan daun dengan dosis sesuai dengan anjuran.

5. Thrips (Thrips tabacci)

Serangga thrips berukuran sangat kecil sekitar 1-2 mm, berwarna


coklat kehitaman. Serangga thrips ini menyerang dengan cara
mengisap cairan pada daun/ pucuk daun dengan alat penusuknya
sehingga menimbulkan bengkak pada daun seakan-akan keriting.
Serangan yang berat menyebabkan perubahan warna pada daun
menjadi kecoklatan dan akhimya tanaman dapat mati.
Cara pengendalian:
Pemberantasan dapat dilakukan secara kimiawi dengan
menggunakan insektisida sistemik maupun kontak seperti mesurol
50 WP atau meothrin 50 EC dengan dosis sesuai dengan yang
anjuran pada setiap insektisida.

43
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Smkn 2 Cilaku-Cianjur

6. Oteng-oteng (Aulacophora similis)

Oteng-oteng (kumbang daun) ini berwarna kuning-kecoklatan dan


penyebarannya luas. Hama kumbang ini menyerang dengan cara
memakan daun atau pucuk daun sehingga nampak berlubang-
lubang seperti lingkaran .Cara pengendalian: Pemberantasan
terhadap hama ini dapat dilakukan secara kimiawi dengan
penyemprotan insektisida seperti larvin 75 WP, Basudin 60 EC,
dengan dosis sesuai dengan anjuran. Gambar 4.12 Jenis Hama
Pada Tanaman Melon.

Gambar 4.17 Jenis Hama Pada Tanaman Melon

4.7 Jenis-jenis Penyakit Pada Tanaman Melon

1. Penyakit Virus Kuning

Penyebab penyakit ini virus Gemini dan gejala yang terlihat


adanya bercak kuning pada daun dan beberapa daun menjadi
keriting. Virus dapat ditularkan melalui benih, alat pertanian dan
kupu-kupu merupakan serangga vector bagi virus. Pada serangan
berat, perkembangan buah akan lambat, sehingga buah yang

44
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Smkn 2 Cilaku-Cianjur

dihasilkan tidak sempurna, terutama pada bentuk buah dan


rasanya.

Pengendaliannya dapat dilakukan 3 (tiga) cara, yaitu cara kultur


teknis, cara fisik/mekanis, dan cara kimiawi. Cara kultur teknis,
dilakukan dengan penggunaan varietas tahan. Sedangkan
pengendalian cara fisik/mekanis dapat dilakukan sanitasi
lingkungan dengan membersihkan gulma di sekitar tanaman dan
tanaman terserang dimusnahkan. Kemudian pengendalian cara
kimiawi, dengan menggunakan insektisida kimia yang efektif
berbahan aktif tiametoksan 25%.

2. Penyakit Layu Bakteri

Penyakit iini penyebabnya Pseudomonas sp dan gejalanya


perubahan warna pada daun muda menjadi coklat tua dan
akhirnya mongering. Pada serangan lebih lanjut dapat
menurunkan produksi atau gagal panen.
Pengendalian dengan 2 (dua) cara, yaitu cara fisik/mekanis dan
cara kimiawi. Cara fisik/mekanis, dengan melakukan sanitasi dan
kebersihan kebun serta tanaman yang terserang dimusnahkan
atau dibakar.
Sedangkan cara kimiawi, dilakukan dengan merendam benih
dalam larutan Agrymicin 1-2 gram per liter air selama 6-8 jam
atau pada pertanaman dengan fungisida berbahan aktif mancozep
80%.

4. Penyakit Layu Fusarium


Penyakit yang disebabkan oleh cendawan Fusarium oxysporum
ini menunjukkan gejala pada tanaman muda/pesemaian dapat
menyebabkan tanaman busuk atau tumbuh kerdil. Pada tanaman
dewasa daun menjadi pucat, bagian atas tanaman layu dan sedikit

45
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Smkn 2 Cilaku-Cianjur

demi sedikit menjadi layu keseluruhan dan mati. Batang menjadi


nekrotik/retak dan mengeluarkan cairan berwarna coklat.
Pengendalian bisa dilakukan 4 (empat) cara, yaitu cara kultur
teknis, cara fisik/mekanis, cara biologis, dan cara kimiawi.
Pengendalian cara kultur teknis dapat dilakukan dengan
pergiliran tanaman yang tidak rentan atau tanam pada lahan baru.
Selain itu dapat juga dilakukan dengan pengaturan jarak tanam
yang tepat, yaitu 50 x 50 cm atau 60 x 60 cm.
Pengendalian cara fisik/mekanis dilakukan dengan pembersihan
eradikasi tanaman sakit dan dimusnahkan.
Pengendalian cara biologis adalah pengendalian secara preventif
dan berkala dengan agensia hayati cendawan antagonis
Trichoderma sp. atau Gliocladium sp.
Pengendalian cara kimiawi dapat dilakukan dengan fungisida
berbahan aktif Mancozep 80 % dan Klorotalonil 75 %.

4. Penyakit Antraknosa

Penyakit ini disebabkan oleh Collectotrichum lagenarium (Pass)


Ell. Et Halst dan gejalanya terlihat pada daun, batang muda,
bunga dan buah terdapat bercak-bercak berwarna coklat kelabu
sampai kehitaman yang sedikit demi sedikit melekuk dan
bersatu. Jaringan tanaman yang terdapat di bawahnya juga
membusuk.
Pengendalian dapat dilakukan sebagai berikut:
(1) Pengaturan jarak tanam yang tepat (45 x 60 cm, 50 x 60 cm
atau 60 x 70 cm);
(2) Perendaman benih dengan fungisida berbahan aktif
azoksisitrobin 250 gram per liter atau propineb 70 %;
(3) Pembersihan bagian-bagian tanaman yang mati; dan

46
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Smkn 2 Cilaku-Cianjur

(4) Tidak semua orang diijinkan masuk ke kebun untuk antisipasi


penularan jamur.

Penyebabnya Phytophthora nicotianae B. de haan var parastica


(Dast) dan gejala serangan pada batang ditandai dengan bercak
coklat kebasahan yang memanjang. Serangan serius dapat
menyebabkan tanaman mati layu. Daun yang terserang seperti
tersiram air panas kemudian meluas. Serangan pada buah
ditandai dengan bercak kebasah-basahan yang menjadi coklat
kehitaman dan lunak. Makin lama bercak menjadi berkerut dan
mengendap. Pada bagian buah yang busuk diselimuti kumpulan
cendawan putih.
Pengendaliannya sebagai berikut:
(1) Pemangkasan daun atau cabang yang berlebihan untuk
mengurangi kelembaban di sekitar tanah;
(2) Rotasi tanaman dengan tanaman yang bukab sefamili dengan
melon;
(3) Mencabut tanaman yang terserang dan dibakar; dan (4) Tidak
semua orang diijinkan masuk ke kebun untuk antisipasi

47
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Smkn 2 Cilaku-Cianjur

penularan jamur.

Gambar 4.18 Jenis Penyakit Tanaman Melon

4.8 Panen

Panen adalah pekerjaan terakhir dari budi daya tanaman. Tujuan panen
sendiri adalah mengumpulkan komoditas dari lahan dengan kematangan
yang tepat dan kerusakan yang minimal. Dalam kegiatan pemanenan
melon ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan, antara lain :

5. Persiapan Panen

Sebelum panen dilakukan, dibutuhkan beberapa peralatan yang


harus disiapkan, antara lan:

a. pisau/gunting

b. karung

c. keranjang

48
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Smkn 2 Cilaku-Cianjur

2. Ciri-ciri buah melon yang siap panen

a. Kulitnya berubah warna menjadi kekuning- kuningan.

b. Terbentuk lapisan pemisah pada cincin atau tangkai buah.

c. Disekitar tangkai dan kelopak menguning, serta agak lunak


bila ditekan dan aromanya mulai tercium.

3. Penentuan Pemanenan

Sebelum melakukan pemanenan alangkah baiknya dilakukan


seleksi melon yang berkualitas agar laku terjual dipasaran.

4. Cara Pemanenan

Buah yang dipanen adalah buah yang benar-benar masak secara


fisiologis. Buah yang akan dipanen dipotong menggunakan
gunting pada tangkai buahnya, dengan jarak kurang lebih 7cm dari
buah.

Gambar 4.19 Panen

4.9 Pasca Panen

Pascapanen adalah tahap penanganan hasil tanaman pertanian segera


setelah pemanenan. Penanganan pascapanen mencakup pengeringan,
pendinginan, pembersihan, penyortiran, penyimpanan, dan pengemasan.

49
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Smkn 2 Cilaku-Cianjur

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Melon merupakan salah satu tanaman jenis buah-buahan yang sudah
sangat populer diseluruh dunia. Namun perhatian masyarakat terhadap
buah melon ini masih sebatas usaha sampingan, sehingga rata-rata hasil
tanaman melon secara nasional masih rendah. Meningkatnya jumlah
penduduk Indonesia maupun dunia akan berpengaruh terhadap naiknya
persediaan komsumsi buah-buahan terutama melon. Salah satu upaya
untuk meningkatkan persediaan buah-buahan adalah dengan
meningkatkan produksi melon.

5.1 Saran
Tanaman melon sebaiknya dibudidayakan sebagai tanaman utama bukan
tanaman sampingan semata karena tanaman ini berpeluang besar bagi
pasar nasional maupun internasional.
Masyarakat hendaknya dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
dalam budi daya tanaman melon karena besar manfaatnya

50
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Smkn 2 Cilaku-Cianjur

DAFTAR PUSTAKA

Astuti. 2007. Budidaya Melon. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Daniel, A. 2011. Budidaya Melon Hibrida. Pustaka Baru Press. Yogyakarta. 115
hal

Jalil, S. A. 2008. Petunjuk Praktis Menanam Melon. Bina Muda Cipta Kreasi. 50
hal

Lingga, P. dan Marsono. 2001. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya.


Jakarta.

Mas’ud. 1997. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta.

Novizan. 2005. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agromedia Pustaka. Jakarta

Rismunandar. 1983. Budidaya Tanaman Hortikultura. Penebar Swadaya. Jakarta.

Siswanto, B. Wisnu dan Purwadi. 2005. Karakteristik lahan untuk tanaman melon
(Cucumis melo. L) dalam kaitannya dengan peningkatan kadar gula.
Jurnal Pertanian MAPETA. 12(2): 72-144

Sobir F dan Siregar D. 2010. Budidaya Melon Unggul. Jakarta : Penebar


Swadaya.hal 30-31.

Sudjianto, U. dan V. Krestiani. 2009. Studi pemulsaan dan dosis NPK pada hasil
buah melon (Cucumis melo L.). Jurnal Sains dan Teknologi, 2(2):1-7.

Tola, S,ST (2016). “Mengenal Tanaman Melon : Balai Besar Pelatihan Pertanian
Batangkaluku”. Makalah Pada Diklat teknis Budidaya Melon Tahun 2016.

51
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Smkn 2 Cilaku-Cianjur

LAMPIRAN
Lampiran I Struktur Organisasi Perusahaan

52
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Smkn 2 Cilaku-Cianjur

Lampiran II Diagram Alir Proses Budidaya

53
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Smkn 2 Cilaku-Cianjur

Lampiran III Foto Kegiatan Dan Proses Pembudidayaan

Foto Kegiatan

Pemupukan Kocor
Tanaman Melon Struktur Tanah

Penyemaian Bibit Melon Pembuatan Bedengan Pemupukan Dasar dan


Pemberian Dolomite

Pemasangan MPHP Pemeasangan Ajir Pelubangan Mulsa

Penanaman Melon Pemupukan Pupuk Pengikatan Melon


Organik

54
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Smkn 2 Cilaku-Cianjur

Pemangkasan/Pewiwilan
Penyemprotan Penyakit Pada Melon

Hama Pada Tanaman Panen


Melon

55
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Smkn 2 Cilaku-Cianjur

Lampiran IV Dokumen Kajian yang dilakukan di lokasi PKL

56
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Smkn 2 Cilaku-Cianjur

57
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Smkn 2 Cilaku-Cianjur

58
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Smkn 2 Cilaku-Cianjur

59
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Smkn 2 Cilaku-Cianjur

60
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Smkn 2 Cilaku-Cianjur

61
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Smkn 2 Cilaku-Cianjur

62
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Smkn 2 Cilaku-Cianjur

63
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Smkn 2 Cilaku-Cianjur

64
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Smkn 2 Cilaku-Cianjur

65
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Smkn 2 Cilaku-Cianjur

66
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Smkn 2 Cilaku-Cianjur

67
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Smkn 2 Cilaku-Cianjur

68
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Smkn 2 Cilaku-Cianjur

69
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Smkn 2 Cilaku-Cianjur

70
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Smkn 2 Cilaku-Cianjur

Lampiran V Persyaratan Administrasi

71

Anda mungkin juga menyukai