Rancangan Aktualisasi
Rancangan Aktualisasi
Rancangan Aktualisasi
DISUSUN OLEH :
i
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Jln. Chairil Anwar No.8 A Powatu. Tlp . 3124061 Fax 3125905
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN AKTULISASI
NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS
Disusun Oleh :
RUSLAN
NDH. 28
COACH, MENTOR,
ii
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Jln. Chairil Anwar No.8 A Powatu. Tlp . 3124061 Fax 3125905
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS
Telah diperbaiki sesuai dengan saran dan masukan : Penguji, Coach dan Mentor pada
Seminar Laporan Aktualisasi yang dilaksanakan pada tanggal, 2 Oktober 2021 dan
dinyatakan memenuhi syarat untuk diaktualisasikan pada Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil (CPNS) Golongan II Angkatan XXVI Tahun 2021
NIP. 19651231 199203 2 091 NIP. 19620402 199203 1 009 NIP. 19890808 201402 2 010
MENGETAHUI :
KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA,
SYAHRUDDIN NURDIN, SE
Pembina Utama Madya Gol. IV/d
NIP. 19660621 199012 1 001
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
segenap kekuatan, kesehatan, keteguhan dan kesabaran serta semua nikmat tak terhingga,
sehingga penulisan laporan laporan aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara
yang berjudul “Optimalisasi Pemahaman Cuci Tangan 6 Langkah Melalui Sosialisasi
Internal Pada Tenaga Keseheatan dan Pengunjung Puskesmas Lamparinga Kab. Konawe
Utara” sebagai syarat Latsar CPNS Golongan II Angkatan XXVI Lingkup Pemerintah
Kabupaten Se-Sulawesi Tenggara Tahun 2021.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak terdapat
kesalahan dan kekeliruan yang disebabkan keterbatasan penulis baik dari aspek
pengetahuan, tenaga maupun materi.Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat
membangun sangat diharapkan dari semua pihak demi kesempurnaan laporan ini. Ucapan
terima kasih penulis yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Allah SWT yang telah menciptakan dan menuntun penulis hingga dapat
menyelesaikan laporan aktualisasi ini. Bapak GAFARUDDIN, S.E.,M.Si dan Ibu
HENNY MAKMUR, A.Md.Keb selaku Mentor yang senantiasa membimbing
dalam penyusunan laporan ini.
2. Segenap panitia penyelenggara yang telah memfasilitasi kami dalam
penyelenggaraan Latihan Dasar CPNS ini.
3. Teman-teman peserta Latihan Dasar CPNS dan segala pihak yang telah membantu
dalam proses penyelesaian laporan ini.
Dengan segala kerendahan hati penulis persembahkan laporan ini kepada segenap
pembaca. Mudah-mudahan laporan ini dapat memberikan manfaat bagi pengembangan
ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang Pelayanan Kesehatan.Amin.
RUSLAN
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................................
............................................................................................................................................iii
KATA PENGANTAR..........................................................................................................
............................................................................................................................................iv
DAFTAR ISI......................................................................................................................... v
DAFTAR TABEL................................................................................................................
............................................................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................... 1
BAB II ................................................................................................................................ 4
v
2.7. Penetapan Isu Prioritas.....................................................................................
..........................................................................................................................21
2.8. Analisis Isu..........................................................................................................
..........................................................................................................................23
2.9. Konsep Nilai – Nilai Dasar ASN.......................................................................
..........................................................................................................................24
BAB IV..................................................................................................................................
............................................................................................................................................64
a) Kendala dan Antisipasi...........................................................................................
................................................................................................................................64
b) Hasil Aktualisasi.......................................................................................................
................................................................................................................................67
BAB V ............................................................................................................................
......................................................................................................................................97
A. KESIMPULAN..................................................................................................
..........................................................................................................................97
B. REKOMENDASI / RENCANA TINDAK LANJUT......................................
..........................................................................................................................97
vi
LAMPIRAN 6. KEGIATAN 2............................................................................................
..........................................................................................................................................109
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Distribusi Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Lamparinga Berdasarkan Desa
dan Kelurahan Tahun 2020
Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Tabel 2.3 Jumlah dan Keadaan Ruangan Puskesmas Lamparinga Tahun 2020
vii
Tabel 2.4 Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut Kepemilikan di Wilayah Kerja
Puskesmas Lamparinga Tahun 2020
Tabel 2.5 Jumlah Posyandu Menurut Strata, Kecamatan dan Puskesmas di Wilayah
Kerja Puskesmas Lamparinga
Tabel 2.6 Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) Menurut Kecamatan
di Wilayah Kerja Puskesmas Lamparinga Tahun 2020
Tabel 2.7 Jumlah Tenaga Puskesmas Lamparinga Tahun 2020
Tabel 2.8 Identifikasi Terkait Kondisi Saat ini dan Kondisi yang di Harapkan
Tabel 2.9 Bobot Penetapan Kriteria Penyebab Isu (APKL)
Tabel 2.10 Penetapan Isu Prioritas
Tabel 2.11 Analisis USG
Tabel 3.1 Deskripsi / Penjelasan Kegiaatan
Tabel 4.1 Kendala dan Antisipasi
Tabel 4.2 Realisasi Kegiatan
DAFTAR GAMBAR
viii
Gambar 4.2 Bahan konsultasi pada pimpinan
Gambar 4.3 Pertemuan dengan pimpinan
Gambar 4.4 Meminta dan mencatat arahan dari pimpinan
Gambar 4.5 Meminta persetujuan dari pimpinan
Gambar 4.5 Lembar persetujuan pimpinan
Gambar 4.6 Mengumpulkan bahan dan referensi materi sosialisasi
Gambar 4.7 Membuat kuesioner
Gambar 4.8 Mendesain draft leaflet
Gambar 4.9 Draft leaflet
Gambar 4.10 Mencetak leaflet
Gambar 4.11 Leaflet tercetak
Gambar 4.12 Menyiapkan ruang pemutaran video
Gambar 4.13 Penggalangan NAKES dan pengunjung
Gambar 4.14 Pemutaran video
Gambar 4.15 Membagikan kuesioner pre-test kepada peserta penyuluhan
Gambar 4.16 Pengisian Kuesioner
Gambar 4.17 Membagikan leaflet kepada peserta sosialisasi
Gambar 4.18 Melakukan sosialisasi
Gambar 4.19 Melakukan post-test
Gambar 4.20 Menganalisis hasil pre-test dan post-test
Gambar 4.21 Menonton hasil rekaman video
Gambar 4.22 Membuat laporan hasil kegiatan
Gambar 4.23 Melaporkan hasil kegiatan pada atasan
ix
BAB I
PENDAHULUAN
Aparatur Sipil Negara adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang bekerja pada instansi pemerintah, diangkat oleh
pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau
diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan. (UU
No. 5 Tahun 2014 tentang ASN)
Pegawai ASN berperan sebagai perencana,pelaksana,dan pengawas
penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui
pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional,bebas dari intervensi
politik,serta bersih dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme.
Langkah strategis yang diterapkan pemerintah dalam rangka rekrutmen ASN yang
profesional adalah Pelatihan Dasar CPNS yang di singkat Latsar CPNS. Dengan adanya
Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Dasar pola ini diharapkan dapat membentuk
ASN berkualitas yang berlandaskan pada nilai-nilai dasar ASN yang meliputi
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi yang
disingkat ANEKA. Nilai-nilai dasar tersebut adalah modal penting bagi seluruh ASN
termasuk tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya untuk
mendukung terwujudnya sistem pelayanan publik di bidang kesehatan yang terintegrasi,
profesional, dan berkomitmen terhadap mutu.
Perawat adalah seseorang yang bertugas memberikan asuhan keperawatan pada
individu, keluarga, juga kelompok dalam keadaan sakit maupun sehat. Pelayanan
keperawatan adalah bentuk pelayanan professional berupa pemenuhan kebutuhan dasar
yang diberikan kepada individu yang sehat maupun sakit yang mengalami gangguan
fisik, psikis dan sosial agar dapat mencapai derajat kesehatan yang optimal. Salah satu
bentuk pelayanan keperawatan adalah asuhan keperawatan yang dilaksanakan selama 24
jam.
Kesehatan merupakan aspek penting yang dapat mempengaruhi quality of life
setiap individu.Salah satu cara yang efektif untuk menjaga kesehatan tubuh adalah
menjaga kebersihan, salah satunya adalah kebersihan tangan karena tangan adalah salah
satu anggota tubuh yang sangat berperan penting dalam beraktivitas sehari-hari.
1
Masyarakat tidak sadar bahwa pada saat beraktivitas tangan sering kali terkontaminasi
dengan mikroorganisme karena tangan menjadi perantara masuknya mikroba ke saluran
cerna. Mencuci tangan merupakan langkah awal untuk menghindari berbagai jenis kuman
penyebab penyakit infeksi tetapi langkah ini sering diabaikan ataupun terlewatkan begitu
saja.
Berdasarkan pengalaman peserta sebagai perawat selama di Puskesmas
Lamparinga ada beberapa permasalahan yang ditemui terkait masalah kesehatan,
diantaranya belum efektifnya komukasi terapeutik oleh perawat dalam pemberian
asuhan keperawatan, rendahnya pemahaman masyarakat tentang enam langkah cuci
tangan, belum efektifnya pencatatan tindakan keperawatan pada berkas rekam medis,
kurangnya pengetahuan perawat tentang terapi tradisional yang digabungkan kedalam
terapi modern dan belum optimalnya penerapan system triase diruang UGD
Namun, rendahnya pemahaman masyarakat tentang enam langkah cuci tangan
menjadi isu prioritas mengingat tangan merupakan bagian tubuh yang lembab yang
paling sering berkontak dengan kuman yang menyebabkan penyakit dan
menyebarkannya. Cara terbaik untuk mencegahnya yaitu dengan membiasakan diri
mencuci tangan. Mencuci tangan adalah tehnik yang sangat mendasar dalam mencegah
dan mengendalikan infeksi, dengan mencuci tangan dapat menghilangkan sebagian besar
mikroorganisme yang ada di kulit.
Dengan demikian memberikan edukasi tentang cuci tangan diharapkan bisa
mengurangi resiko terjadinya penularan penyakit melalui tangan. Oleh karena itu peserta
tertarik untuk menyusun laporan aktualisasi tentang “Optimalisasi Pemahaman Cuci
Tangan 6 Langkah Melalui Sosialisasi Internal pada Tenaga Kesehatan dan
Pengunjung Puskesmas Lamparinga Kab. Konawe Utara ”.
1.2. Tujuan
1. Tujuan Umum
Teraktualisasinya nilai-nilai dasar ASN, yakni Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) ke dalam kegiatan sesuai
dengan tugas dan fungsi perawat.
2. Tujuan Khusus
Tersosialisasinya pemahaman cuci tangan 6 langkah pada tenaga kesehatan
dan pengunjung Puskesmas Lamparinga Kab. Konawe Utara.
2
1.3. Manfaat
1. Bagi Peserta
Meningkatnya pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam menerapkan nilai-nilai
dasar ASN pada pelaksanaan tugas dan fungsi sebagai seorang perawat.
2. Bagi Organisasi
Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi pimpinan dan pegawai Puskesmas
Lamparinga dalam hal peningkatan pelayanan.
3. Bagi Masyarakat
Masyarakat memperoleh pengetahuan tentang cara cuci tangan yang baik dan benar.
3
BAB II
1.
2.
2.1. Gambaran Umum Organisasi
A. Letak Geografis
Puskesmas Lamparinga terletak di Kelurahan Lamonae Kecamatan Wiwirano
Kab. Konawe utara. Puskesmas Lamparinga berjarak kurang lebih 70 km dari
Ibukota Kabupaten Konawe Utara dan dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua
dan roda empat dengan waktu tempuh kurang lebih 2 jam,dan berjarak kurang lebih
198 km dari Ibu kota provinsi dan dapat di tempuh kurang lebih 5 jam menggunakan
kendaraan roda dua ataupun roda empat
B. Demografis
Penduduk adalah orang atau sejumlah orang yang menempati suatu wilayah
tertentu dalam jangka waktu tertentu. Data tentang kependudukan sangat penting
artinya di dalam menghitung sebaran jumlah penduduk, usia penduduk, pekerjaan,
4
pendapatan dan pendidikan. Data ini bisa diperoleh dari laporan penduduk, sensus
penduduk dan survei penduduk.
Tabel. 2.1
Distribusi Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Lamparinga
Berdasarkan Desa dan Kelurahan Tahun 2020
NO Desa/kel PRIA WANITA TOTAL
5
Perkembangan ini diikuti dengan pertambahan sarana prasarana sosial
kemasyarakatan.
1. Desa Wacumelewe
2. Desa Wawoheo
3. Desa Larompana
4. Desa Mataosole
5. Desa Culambatu
6. Kel.Lamonae
7. Desa Wawontoaho
9. Desa Wawonsangi
D. Sarana Pendidikan
E. Mata Pencaharian
6
Sebagian besar penduduk bekerja sebagai petani yang lainnya bekerja sebagai
pegawai negeri sipil, Karyawan swasta, ABRI, Buruh Kelapa Sawit,serta pedagang
dan buruh harian.
Tabel. 2.2
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Mata Pencaharian
JUMLAH
NO PENCAHARIAN TOTAL
PRIA WANITA
3 PNS 72 52 124
5 GURU 53 67 120
7 Pedagang 46 42 88
9 Sopir 23 0 23
F. Sarana Puskesmas
Fungsi, ukuran dan keadaan ruangan Puskesmas dapat dilihat pada tabel di
bawah ini :
Tabel. 2.3
Jumlah dan Keadaan Ruangan Puskesmas Lamparinga
Tahun 2020
8
8 Ruangan Proramer / Kesling/P2M 5 M2 Baik
H. Sarana Kesehatan
Tabel 2.4
Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut Kepemilikan Di Wilayah Kerja Puskesmas
Lamparinga Kabupaten Konawe Utara
Tahun 2020
Kepemilikan/Pengelola
1 2 3 4 5 6 7 8 9
2 Puskesmas Perawatan 0 0 1 0 0 0 1
Puskesmas Non
3 0 0 1 0 0 0 1
Perawatan
4 Puskesmas Keliling 0 0 0 0 0 0 0
5 Puskesmas Pembantu 0 0 0 0 0 3 2
Praktek Pengobatan
6 0 0 0 0 0 2 3
Tradisional
7 Posyandu 0 0 0 0 0 9 9
9
Jumlah 0 0 3 0 0 14 17
Tabel. 2.5
Jumlah Posyandu Menurut Strata, Kecamatan dan Puskesmas di Wilayah Kerja Puskesmas
Lamparinga Tahun 2020
Posyandu
Pra Posyandu
Mady Purna Man Tot Aktif
tam
N Kelurah Puskesm a ma diri al
a
o an as
Ju Ju %
Juml Jumla Juml Jum
mla % % % % mla %
ah h ah lah
h h
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
2 Wawohe 1 10 0 0 0 0 0 0 1 100 1 10
o 0 0
3 Laromp 1 10 0 0 0 0 0 0 1 100 1 10
ana 0 0
4 Mataoso 1 10 0 0 0 0 0 0 1 100 1 10
le 0 0
5 Culamb 1 10 0 0 0 0 0 0 1 100 1 10
atu 0 0
6 Kel.Lam 1 10 0 0 0 0 0 0 1 100 1 10
onae 0 0
7 Wawont 1 10 0 0 0 0 0 0 1 100 1 10
oaho 0 0
8 Lamona 1 10 0 0 0 0 0 0 1 100 1 10
e Utama 0 0
9 Wawons 1 10 0 0 0 0 0 0 1 100 1 10
angi 0 0
9 10 0 0 0 0 0 0 9 100 1 10
0 0
10
Tabel. 2.6
Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) Menurut Kecamatan Di Wilayah Kerja
Puskesmas Lamparinga Tahun 2020
Jumlah
Desa Siaga
Puskesma Desa/ Desa Siaga
No Kelurahan Aktif Poskesde Polind Posyan
s Kelura
Jum Juml s es du
han % %
lah ah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Wacumelew
1 1 100 0 0 0 0 1
e
2 Wawoheo 1 1 100 0 0 0 0 1
3 Larompana 1 0 0 0 0 0 0 1
4 Mataosole 1 0 0 0 0 0 0 1
5 Culambatu
1 0 0 0 0 0 0 1
6 Kel.Lamona
e 1 0 0 0 0 0 0 1
Lamparing
a
7 Wawontoah
o 1 0 0 0 0 0 0 1
8 Lamonae
Utama 1 0 0 0 0 0 0 1
9 Wawonsang
i 1 0 0 0 0 0 0 1
Jumlah
9 2 100 0 0 0 0 9
(Kab/Kota)
11
2.2. Visi Misi Organisasi
A. Visi
B. Misi
12
2.4. Struktur Organisasi
KEPALA PUSKESMAS
HENNY MAKMUR,
ASJUN,SKM
A.Md. Keb
NIP.197912082010011010
NIP.
ASJUN,SKM
1979120820100110
NIP.197912082010011010 KEPALA TATA USAHA
ASJUN,SKM 10
NIP.197912082010011010
ASJUN,SKM
FANNY JUNITA S,S.Kep
NIP.197912082010011010
ASJUN,SKM NIP.
198806252011012015
NIP.197912082010011010
NIP.197912082010011010
ASJUN,SKM
NIP.197912082010011010
14
7. Memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman serta bebas resiko
penularan infeksi;
8. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana pada area medical
bedah;
9. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area anak;
10. Melakukan intervensi keperawatan spesifik sederhana di area maternitas;
11. Melakukan intervensi keperawatan spesifik sederhana di area komunitas;
12. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area jiwa;
13. Melakukan tindakan terapi komplementer/holistic
14. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan
pada tahap pre/intra/post operasi;
15. Melakukan perawatan pada pasien dalam rangka melakukan perawatan paliatif;
16. Memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan spiritual pada kondisi
kehilangan/berduka/menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan;
17. Melakukan perawatan luka;
18. Melakukan dokumentasi tindakan keperawatan.
Tabel. 2.7
Jumlah Tenaga Puskesmas Lamparinga Tahun 2020
NO TENAGA JUMLAH
1 S1 Kesmas 3 Orang
2 S1 Keperawatan 6 Orang
3 S1 Komputer 1 Orang
10 SMA 1 Orang
11 SD 2 Orang
Jumlah
16
Table 2.8 Identifikasi Terkait Kondisi Saat Ini dan Kondisi Yang Diharapkan
2 Melaksanakan edukasi Masih banyak pasien Pasien memahami Rendahnya Manajemen ASN :ASN perlu
yang belum cara mencuci tangan pemahaman menjalankan profesionalisme
tentang perilaku hidup
memahami cara
6 langkah. masyarakat tentang
17
bersih dan sehat dalam mencuci tangan 6 enam langkah cuci dalam mengedukasi
rangka melakukan langkah tangan masyarakat agar mampu
upaya promotif menanamkan perilaku hidup
bersih dan sehat.
Whole of Government :
bekerjasama dengan teman
sejawat dalam
mensosialisasikan cara
mencuci tangan 6 langkah.
Pelayanan
Publik :Peningkatan
pengetahuan dan edukasi
kepada masyrakat merupakan
salah satu bentuk layanan
public di bidang promosi
kesehatan.
3 Melakukan Tidak tercatatnya Semua tindakan Belum efektifnya Manajemen ASN :ASN tetap
dokumentasi tindakan tindakan keperawatan tercatat pencatatan tindakan bertindak professional dalam
memberikan pelayanan dan
keperawatan keperawatan dalam dalam rekam medik keperawatan pada
berkualitas terkait dokumen
rekam medik pasien pasien. berkas rekam medis keperawatan.
pasien Whole of Government :Kerja
sama dan koordinasi dari
18
dokter dan perawat terkait
informasi akurat yang dapat
menentukan tindakan
selanjutnya.
Pelayanan Publik :Dalam
rangka mewujudkan pelayanan
public yang maksimal tidak
terlepas dari nilai konsisten dan
komitmen dari seluruh pihak di
Puskesmas
4 Melakukan tindakan Perawat tidak Perawat Kurangnya Manajemen ASN :ASN tetap
terapi memberikan terapi memberikan terapi pengetahuan bertindak professional dalam
memberikan pelayanan dan
komplementer/holistic tradisonal tradisional kepada perawat tentang
berkualitas terkait terapi
pasien untuk terapi tradisional komplementer
mempercepat yang digabungkan Whole of Government :Kerja
sama dan koordinasi dari
proses kedalam terapi
dokter dan perawat terkait
penyembuhan modern terapi komplementer.
Pelayanan Publik :Dalam
rangka mewujudkan pelayanan
public yang maksimal tidak
terlepas dari nilai konsisten dan
komitmen dari seluruh pihak di
Puskesmas
5 Memberikan tindakan Kurangnya Perawat mampu Belum efektifnya Manajemen ASN :ASN tetap
keperawatan pada ketepatan perawat menentukan triase penerapan system bertindak professional dalam
memberikan pelayanan dan
19
kondisi gawat UGD dalam pasien UGD dengan triase diruang UGD berkualitas terkait sistem triase
darurat/bencana/kritikal memberikan triase tepat di ruang UGD.
Whole of Government :Kerja
UGD
sama dan koordinasi dari
dokter dan perawat terkait
penentuan triase.
Pelayanan Publik :Dalam
rangka mewujudkan pelayanan
public yang maksimal tidak
terlepas dari nilai konsisten dan
komitmen dari seluruh pihak di
Puskesmas
20
2.7. Penetapan Isu Prioritas
LAPORAN aktualisasi yang akan dilaksanaan menggunakan pendekatan
Analisis APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan Layak) digunakan untuk
menentukan kelayakan suatu isu sebagai berikut.
Tabel 2.9
Bobot Keterangan
4 Kuat pengaruhnya
3 Sedang pengaruhnya
2 Kurang penagruhnya
Alat bantu penetapan kriteria kualitas isu adalah sebuah alat bantu untuk menilai
isu dari empat kriteria yaitu :
21
Tabel 2.10 Penentuan Isu Prioritas
A P K L
Berdasarkan scoring dari Skala Likert pada analisis tapisan isu metode APKL di atas
didapatkan hasil isu prioritas yang memiliki peringkat teratas adalah “Rendahnya
pemahaman masyarakat tentang enam langkah cuci tangan di di Puskesmas Lamparinga”.
22
2.8. Analisis Isu
2.8.1. Peta Permasalahan
AKIBAT
PENYEBAB
Prilaku Rendahnya
Kurang Kesadaran Kurang Informasi
(kebiasaan) Pendidikan
SOLUSI KREATIF
Sosialisasi cuci Membuat Poster dan
tangan 6 langkah Leaflet
23
Tabel 2.11. Analisis USG
Dari analisis isu menggunakan tekhnik USG maka didapatkanlah isu prioritas
yaitu Belum optimalnya prilaku. Berdasarkan permasalahan di atas, sesuai dengan
tugas pokok dan fungsi perawat terampil, maka penulis ingin membuat gagasan
pemecahan isu LAPORAN Aktualisasi adalah “Optimalisasi Perilaku Cuci Tangan 6
Langkah dengan Cara Sosialisasi Melalui Media Leaflet pada Pasien dan Keluarga
Pasien di Puskesmas Lamparinga.”
24
3) Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan publik;
4) Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan
sebagai penyelenggara pemerintahan.
b. Aspek-aspek Akuntabilitas
Aspek-aspek akuntabilitas antara lain:
1) Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a relationship).
Hubungan yang dimaksud adalah hubungan dua pihak antara
individu/kelompok/institusi dengan negara dan masyarakat. Pemberi
kewenangan bertanggung jawab memberikan arahan yang
memadai,bimbingan, dan mengalokasikan sumber daya sesuai dengan tugas
dan fungsinya.Di sisi lain, individu, kelompok, maupun institusi
bertanggung jawab untuk memenuhi semua kewajibannya.
2) Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is results-oriented)
Hasil yang diharapkan dari akuntabilitas adalah perilaku aparat
pemerintah yang bertanggung jawab, adil dan inovatif. Dalam hal ini, setiap
individu, kelompok, maupun institusi dituntut untuk bertanggung jawab
dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, serta selalu bertindak dan
berupaya untuk memberikan kontribusi untuk mencapai hasil yang
maksimal.
3) Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability requiers
reporting)
Laporan kinerja adalah perwujudan dari akuntabilitas. Dengan
memberikan laporan kinerja berarti mampu menjelaskan terhadap tindakan
dan hasil yang telah dicapai oleh individu, kelompok, maupun institusi, serta
mampu memberikan bukti nyata dari hasil dan proses yang telah dilakukan.
Dalam dunia birokrasi, bentuk akuntabilitas setiapindividu berwujud suatu
laporan yang didasarkan pada kontrak kerja, sedangkan untuk institusi
adalah LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah).
Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (accountability is meaningless
without consequences). Akuntabilitas adalah kewajiban menunjukkan
tanggung jawab,dan tanggung jawab menghasilkan konsekuensi.
Konsekuensi tersebut dapat berupa penghargaan atau sanksi.
25
4) Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves performance)
Tujuan utama dari akuntabilitas adalah untuk memperbaiki kinerja PNS
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dalam pendekatan
akuntabilitas yang bersifat proaktif (proactive accountability), akuntabilitas
dimaknai sebagai sebuah hubungan dan proses yang direncanakan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sejak awal, penempatan sumber daya
yang tepat, dan evaluasi kinerja
c. Jenis-jenis akuntabilitas.
Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu:
1) Akuntabilitas vertikal (vertical accountability), akuntabilitas yang
pertanggungjawaban atas pengelolaan dananya kepada otoritas yang lebih
tinggi.
2) Akuntabilitas horizontal (horizontal accountability), akuntabilitas yang
pertanggungjawabannya kepada masyarakat luas. Akuntabilitas ini
membutuhkan pejabat pemerintah untuk 21 melapor “kesamping” kepada
pejabat lainnya dan lembaga negara.
d. Tingkatan Akuntabilitas
Akuntabilitas memiliki 5 tingkatan yang berbeda yaitu akuntabilitas
personal, akuntabilitas individu, akuntabilitas kelompok, akuntabilitas
organisasi, dan akuntabilitas stakeholder.:
1) Akuntabilitas Personal Akuntabilitas personal mengacu pada nilai-nilai yang
ada pada diri seseorang seperti kejujuran, integritas, moral dan etika. Pribadi
yang akuntabel adalah yang menjadikan dirinya sebagai bagian dari solusi
dan bukan masalah.
2) Akuntabilitas Individu Akuntabilitas individu mengacu pada hubungan
antara individu dan lingkungan kerjanya, yaitu antara PNS dengan
instansinya sebagai pemberi wewenang.
3) Akuntabilitas Kelompok Kinerja sebuah institusi biasanya atas kerja sama
kelompok, maka pembagian kewenangan dan semangat kerja sama yang
tinggi antar berbagai kelompok yang ada dalam sebuah institusi memainkan
peranan penting dalam tercapainya kinerja organisasi yang diharapkan.
26
4) Akuntabilitas Organisasi Akuntabilitas organisasi mengacu pada hasil
pelaporan kinerja yang telah dicapai, baik pelaporan yang dilakukan oleh
individu terhadap organisasi/institusi maupun kinerja organisasi kepada
stakeholders lainnya.
5) Akuntabilitas Stakeholder Stakeholder yang dimaksud adalah masyarakat
umum, pengguna layanan, pembayar pajak yang memberikan masukan,
saran, dan kritik terhadap kinerjanya. Jadi akuntabilitas stakeholder adalah
tanggungjawab organisasi pemerintah untuk mewujudkan pelayanan dan
kinerja yang adil, responsive dan bermartabat.
e. Indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan, yaitu:
1) Kepemimpinan Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah di
mana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan
lingkungannya.
2) Transparansi Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang
dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi.
3) Integritas Konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam
menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
4) Tanggung Jawab Kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya
yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti
berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
5) Keadilan Kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik
menyangkut benda atau orang.
6) Kepercayaan Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan.
Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas.
7) Keseimbangan Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka
diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta
harapan dan kapasitas.
8) Kejelasan Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki
gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang
diharapkan.
9) Konsistensi Adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu
sampai pada tercapai tujuan akhir.
1. Nasionalisme
27
Nasionalisme adalah paham atau ajaran untuk mencintai bangsa dan negara
sendiri; sifat nasional; kesadaran keanggotaan dalam suatu bangsa yang secara
potensial atau aktual bersama-sama mencapai, mempertahankan, dan
mengabadikan identitas, integritas, kemakmuran, dan kekuatan bangsa itu;
semangat kebangsaan (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
Nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan manusia
Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai
Pancasila. Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila
yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa menempatkan persatuan kesatuan,
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau
kepentingan golongan.
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Bahkan tidak
sekedar wawasan saja tetapi kemampuan mengaktualisasikan nasionalisme dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya. Nilai-nilai yang yang senantiasa berorientasi
pada kepentingan publik menjadi dasar yang harus dimiliki oleh setiap pegawai
ASN. Pegawai ASN harus memahami dan mampu mengaktualisasikan Pancasila
dan semangat nasionalisme serta wawasan kebangsaan dalam setiap pelaksanaan
fungsi dan tugasnya, sesuai bidangnya masing-masing. Pegawai ASN dapat
mempelajari 24 bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila, dan kisah
ketauladanan yang dapat diambil hikmahnya.
Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus diperhatikan,
yaitu:
28
d. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
e. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah
yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha
Esa.
f. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan
ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
g. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa kepada orang lain
2) Sila Kedua: Kemanusiaan yang adil dan beradap
a. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
b. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap
manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan,
jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
c. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
d. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
e. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
f. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
g. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
h. Berani membela kebenaran dan keadilan.
i. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat
manusia.
j. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan
bangsa lain.
3) Sila Ketiga: Persatuan Indonesia
a. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan.
b. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila
diperlukan.
c. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
29
d. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air
Indonesia.
e. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial.
f. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
g. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa
4) Sila Keempat: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
a. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia
mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
b. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
c. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama.
d. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
e. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai
hasil musyawarah.
f. Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan
hasil keputusan musyawarah.
g. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan
pribadi dan golongan.
h. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang
luhur.
i. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral
kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan
kesatuan demi kepentingan bersama.
j. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk
melaksanakan pemusyawaratan.
5) Sila Kelima: Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia
a. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan
suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
b. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
c. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
30
d. Menghormati hak orang lain.
e. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
f. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan
terhadap orang lain.
g. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan
gaya hidup mewah.
h. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan
kepentingan umum.
i. Suka bekerja keras.
j. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama.
k. Melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan social
2. Etika Publik
Etika publik adalah refleksi tentang standard/norma yang menentukan
baik/buruk, perilaku benar/salah, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan
kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayan publik. Etika
merupakan sistem penilaian perilaku serta keyakinan untuk menentukan perbuatan
yang pantas, guna menjamin adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup
caracara pengambilan keputusan untuk membantu membedakan hal-hal yang baik
dan buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan sesuai nila-nilai yang
dianut. Sebagai ASN diharapkan mampu menanamkan nilai dan membentuk sikap
dan perilaku patuh kepada standard etika publik yang tinggi.
a. Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang
ASN, yaitu:
1) Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
2) Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia 1945.
3) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
4) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
5) Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
6) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
7) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
31
8) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah.
9) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
10) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
11) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
12) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
13) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
14) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.
b. Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik yakni:
1) Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan.
2) Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai bantuan dalam
menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi.
3) Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan faktual.
c. Pada prinsipnya ada 3 (tiga) dimensi etika publik yaitu:
1) Dimensi Kualitas Pelayanan Publik
2) Dimensi Modalitas
3) Dimensi Tindakan Integritas Publik
d. Manfaat nilai etika bagi organisasi sebagai berikut:
1) Kebersamaan
2) Empati
3) Kepedulian
4) Kedewasaan
5) Orientasi organisasi
6) Respect
7) Kebajikan
8) Integritas
9) Inovatif
10) Keunggulan
11) Keluwesan
12) Kearifan
32
Pelayanan publik yang professional membutuhkan tidak hanya kompetensi
teknis dan leadership, namun juga kompetensi etika. Oleh karena itu perlu dipahami
etika dan kode etik pejabat publik. Tanpa memiliki kompetensi etika, pejabat
menjadi cenderung tidak peka, tidak peduli dan bahkan seringkali diskriminatif,
terutama pada masyarakat tingkat bawah yang tidak beruntung. Etika publik
merupakan refleksi kritis yang mengarahkan bagaimana nilai-nilai kejujuran,
solidaritas, keadilan, kesetaraan, dan lain-lain dipraktekkan dalam wujud
keprihatinan dan kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat.
Dengan ditetapkannya kode etik ASN, perilaku pejabat publik harus dirubah.
Pertama, berubah dari penguasa menjadi pelayan; kedua, berubah dari wewenang
menjadi peranan; ketiga, menyadari bahwa pejabat publik adalah amanah yang harus
dipertanggungjawabkan bukan hanya di dunia tapi juga di akhirat.
3. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain yang
tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai. Komitmen mutu
merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan berorientasi pada kualitas hasil,
dipersepsikan oleh individu terhadap produk/ jasa berupa ukuran baik/buruk. Bidang
apapun yang menjadi tanggungjawab pegawai negeri sipil semua mesti dilaksanakan
secara optimal agar dapat memberi kepuasan kepada stakeholder.
a. Nilai-nilai Komitmen Mutu:
1) Efektif
Efektif dapat diartikan dengan berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai
dengan target. Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian
target yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil
kerja. Efektivitas organisasi tidak hanya diukur dari performans untuk
mencapai target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi
sumber daya, melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya
kebutuhan pelanggan.
2) Efisien
Efisien adalah berdaya guna dapat menjalankan tugas dan mencapai hasil
tanpa menimbulkan keborosan. Sedangkan efisiensi merupakan tingkat
ketepatan realisasi penggunaan sumberdaya dan bagaimana pekerjaan
dilaksanakan sehingga dapat diketahui ada dan tidaknya pemborosan
33
sumberdaya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur dan
mekanisme keluar alur.
3) Inovasi
Inovasi muncul karena ada dorongan dari dalam (internal) untuk melakukan
perubahan, atau bisa juga karena ada desakan kebutuhan dari pihak eksternal
misalnya permintaan pasar. Inovasi lahir dari imajinasi pemikiran orang-
orang kreatif, dan lahirnya kreativitas didorong oleh munculnya ide/gagasan
baru untuk keluar dari rutinitas yang membosankan. Munculnya ide/gagasan
baru, kreativitas, dan inovasi dilatarbelakangi oleh semangat belajar yang
tidak pernah pudar, yang dijalani dalam proses pembelajaran secara
berkelanjutan. Gagasan kreatif yang muncul dari hasil pemikiran individu
akan mendorong munculnya berbagai prakarsa, sehingga dapat memperkaya
program kerja dan memunculkan diferensiasi produk/jasa, seiring dengan
berkembangnya tuntutan kebutuhan pelanggan.
4) Mutu
Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur
capaian hasil kerja. Mutu juga dijadikan alat pembeda atau pembanding
terhadap produk/jasa sejenis lainnya, yang dihasilkan oleh lembaga lain
sebagai pesaing. Mutu menjadi salah satu alat vital untuk mempertahankan
keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas institusi. Orientasi mutu
berkomitmen untuk senantiasa melakukan pekerjaan dengan arah dan tujuan
untuk kualitas pelayanan sehingga pelanggan menjadi puas dalam pelayanan.
b. Ada 5 (lima) dimensi karakteristik yang digunakan dalam mengevaluasi kualitas
pelayanan, yaitu:
1) Tangibles (bukti langsung), yaitu: meliputi fasilitas fisik, perlengkapan,
pegawai, dan sarana komunikasi;
2) Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan pelayanan
dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan yang telah dijanjikan;
3) Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk memberikan
pelayanan dengan tanggap;
4) Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan, dan sifat
dapat dipercaya;
34
5) Empati, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang
baik, dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan pelanggan.
Alangkah baiknya apabila seluruh aparatur penyelenggara pemerintahan
dapat menampilkan kinerja yang merujuk pada nilai dasar orientasi mutu dalam
memberikan layanan kepada publik. Setiap individu aparatur turut memikirkan
bagaimana langkah perbaikan yang dapat dilakukan dari posisinya masing-
masing. Dipihak lain pimpinan melakukan pemberdayaan aparatnya secara
optimal, dan memberi arah menuju terciptanya layanan prima yang dapat
memuaskan stakeholder.
4. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu “corruptio” yang artinya
kerusakan, kebobrokan, dan kebusukan. Selaras dengan asal katanya korupsi sering
disebut dengan kejahatan luar biasa karena dampaknya dapat menyebabkan
kerusakan yang luar biasa baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat
dan kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tersebut tidak hanya terjadi dalam kurun
waktu yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka panjang.
Menurut UU No. 31/1999 jo No. UU 20/2001, terdapat 7 kelompok tindak
pidana korupsi yang terdiri dari: (1) kerugian keuangan negara, (2) suap-menyuap,
(3) pemerasan, (4) perbuatan curang, (5) penggelapan dalam jabatan, (6) benturan
kepentingan dalam pengadaan, dan (7) gratifikasi. Semua jenis tersebut merupakan
delikdelik yang diadopsi dari KUHP (pasal 1 ayat 1 sub C UU No.3/71).
a. Nilai-Nilai Anti Korupsi Adapun Nilai-nilai dasar anti korupsi adalah meliputi:
1) Kejujuran
Jujur dapat didefinisikan sebagai lurus hati, tidak berbohong, dan tidak
curang. Jujur adalah salah satu sifat yang sangat penting dalam kehidupan
pegawai, tanpa sifat jujur pegawai tidak akan dipercaya dalam kehidupan
sosialnya.
2) Kepedulian
Peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan menghiraukan. Nilai
kepedulian sangat penting bagi seorang pegawai dalam kehidupan di tempat
kerja dan di masyarakat.
3) Kemandirian
35
Kondisi mandiri dapat diartikan sebagai proses mendewasakan diri yaitu
dengan tidak bergantung pada orang lain untuk mengerjakan tugas dan
tanggung jawabnya.
4) Kedisiplinan
Disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan
5) Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah menerima segala sesuatu perbuatan yang salah baik
itu disengaja maupun tidak disengaja. Tanggung jawab tersebut berupa
perwujudan dan kesadaran akan kewajiban menerima dan menyelesaikan
semua masalah yang telah dilakukan.
6) Kerja Keras
Bekerja keras didasari dengan adanya kemauan, dimana kemauan
menimbulkan asosiasi dengan ketekadan, ketekunan, daya tahan, tujuan
jelas, daya kerja, pendirian, pengendalian diri, keberanian, ketabahan,
keteguhan, tenaga, kekuatan dan pantang mundur.
7) Sederhana
Gaya hidup sederhana dibiasakan untuk tidak hidup boros, hidup sesuai
dengan kemampuannya dan dapat memenuhi semua kebutuhannya. Prinsip
hidup sederhara merupakan parameter penting dalam menjalin hubungan
antara sesama karena prinsip ini akan mengatasi permasalahan kesenjangan
sosial, iri, dengki, tamak, egosi dan juga menghindari dari keinginan yang
berlebihan.
8) Keberanian
Nilai keberanian dapat dikembangkan dan diwujudkan dalam bentuk berani
mengatakan dan membela kebenaran, berani mengakui kesalahan, berani
bertanggungjawab dan lain sebagainya.
9) Keadilan
Adil berarti adalah sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak.
Dampak korupsi tidak hanya sekedar menimbulkan kerugian keuangan negara
namun dapat menimbulkan kerusakan kehidupan yang tidak hanya bersifat jangka
pendek tetapi dapat pula bersifat jangka panjang. Fenomena dampak korupsi sampai
pada kerusakan kehidupan dan dikaitkan dengan tanggung jawab manusia sebagai
36
yang diberi amanah untuk mengelolanya dapat menjadikan sarana untuk memicu
kesadaran diri para PNS untuk anti korupsi.
37
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
Gagasan kreatif untuk isu terpilih adalah Optimalisasi prilaku mencuci tangan 6
langkah dengan sosialisasi melalui media leaflet. Merealisasikan gagasan tersebut,
diperlukan beberapa kegiatan, sebagai berikut:
38
C. Tahap Pengukuran Hasil
5. Evaluasi dan pelaporan
Menganalisis hasil Pre-test dan Post-test
Menilai perubahan perilaku
Membuat Laporan hasil kegiatan
Melaporkan hasil kegiatan pada atasan
39
3.2 Deskripsi/Penjelasan Kegiatan
Kegiatan 1
1 2 3 4 5 6 7
Nasionalisme
Pimpinan dan staf
bertemu terlebih dahulu
sebelum melakukan
kegiatan, serta
berkonsultasi terkait
pelaksanaan kegiatan
dengan cara musyawarah
dan mencapai mufakat
bersama
Etika Publik
Sebelum melakukan
kegiatan, menghadap
pimpinan dengan
berperilaku yang sopan
dan berpenampilan rapih
serta bertutur kata yang
41
santun
Komitmen Mutu
Tercapainya tujuan yang
telah ditetapkan, serta
dapat bermanfaat bagi
rumah sakit
Anti Korupsi
Bertemu dengan pimpinan
sesuai dengan waktu yang
telah disepakati bersama
Etika Publik
Berkomunikasi dengan
pimpinan secara sopan
dan santun
42
Komitmen Mutu
Menggunakan waktu
secara efisien saat
bertemu dengan pimpinan
Anti Korupsi
Menuliskan arahan dari
pimpinan secara jujur dan
transparan
Etika Publik
Keduanya saling berjabat
tangan dan menunjukan
etika yang baik
Komitmen Mutu
Berkeyakinan penuh
43
bahwa kegiatan akan
berjalan lancar, efektif
dan efisien saat meminta
persetujuan
Anti Korupsi
Persetujuan dan dukungan
diberikan tanpa
memaksakan kehendak
dan jujur
Alternative solusi
Melakukan konsultasi via mobile.
44
Kegiatan 2
Tahapan Penguatan
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Visi
No. Kegiatan Output/Hasil Nilai
Kegiatan Mata Pelatihan Misi Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
2. Persiapan alat a. Mengumpulkan a. Tersedianya Etika Publik Persiapan alat dan bahan Kegiatan ini
dan bahan bahan dan bahan dan Mempersiapkan alat dan peraga penyuluhan berkaitan mendukung
peraga referensi materi referensi bahan dengan pelaksanaan
teliti (cermat) dengan Visi puskesmas
sosialisasi sosialisasi materi tata nilai
soisalisasi Komitmen mutu “Memberikan pelayanan Bertindak cepat
Mempersiapkan alat dan kesehatan yang berkualitas dan tepat
bahan yang baik
dan merata agar
(Mutu)
Akuntabilitas Terwujudnya masyarakat
Mencari bahan materi hidup sehat secara mandiri
tentang 6 langkah cuci
di wilayah kerja puskesmas
tangan secara tepat dan
sesuai dengan Lamparinga untuk menuju
wewenang perawat Konawe Utara sehat
(Integritas)
Nasionalisme Sejahtera dan Beradab.”.
Menyusun materi Dan Misi
dengan baik sehingga Mewujudkan,memelihara,dan
mudah dipahami
45
(Bijaksana) meningkatkan pelayanan
kesehatan yang
bermutu,merata dan
b. Menyiapkan b. Tersedianya Akuntabilitas
kuesioner kuesioner terjangkau
Persiapan yang matang
sebagai bentuk tanggung
jawab terhadap kegiatan
Nasionalisme
Disiplin dalam
meyiapkan kegiatan
Etika Publik
Menyusun perencanaan
waktu, metode, media,
dan materi
penyuluhan secara
teliti dan cermat.
Komitmen mutu
Membuat kuesioner yang
sesuai dengan tingkatan
pendidikan peserta dan
mudah dipahami secara
cermat
Anti Korupsi
Persiapan kegiatan
dilakukan dengan kerja
keras untuk hasil yang
baik
c. Mendesain draf c. Tersedianya Akuntabilitas
leaflet Desain draf Merancang leaflet dengan
46
leaflet cermat
Nasionalisme
Menggunakan tata
Bahasa yang baik dan
mudah dipahami
Etika Publik
Profesional dalam
merancang leaflet
Komitmen Mutu
Merancang desain leaflet
yang informatif namun
juga menarik dengan
kreatif
Anti Korupsi
Memuat materi yang
jelas, lengkap namun
tersaji dengan singkat.
Nasionalisme
mencetak leaflet demi
kepentingan bersama
47
Etika publik
dilakukan dengan cermat
saat mencetak leaflet
Komitmen mutu
mencetak leaflet dengan
mengedepankan kualitas
pelayanan
Anti korupsi
mencetak formulir
odontogram secara
mandiri
48
Kegiatan 3
Tahapan Penguatan
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Visi
No. Kegiatan Output/Hasil Nilai
Kegiatan Mata Pelatihan Misi Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
4. Pemutaran a. Penyiapan ruang Tersedianya Akuntabilitas Melakukan sosialisasi kepada Kegiatan ini
49
video praktek pemutaran video ruang Adanya rasa tanggung pimpinan dan teman sejawat mendukung
6 langkah cuci pemutaran jawab terhadap kegiatan. terkait LAPORAN aktualisasi pelaksanaan
tangan video berkaitan dengan Visi tata nilai
Nasionalisme puskesmas “Memberikan Puskesmas
Menggunakan bahasa pelayanan kesehatan yang yakni
Indonesia berkualitas dan merata bertindak cepat
Etika Publik agar Terwujudnya dan tepat
Sopan dan santun masyarakat hidup sehat
Komitmen secara mandiri di wilayah
Mutu : kerja puskesmas
Kegiatan akan terlaksana Lamparinga untuk menuju
secara efektif dan efesien Konawe Utara sehat
Sejahtera dan Beradab.”.
Anti Korupsi Dan Misi
Menerapkan nilai – nilai Mewujudkan,memelihara,dan
kejujuran meningkatkan pelayanan
kesehatan yang
Penggalangan b. Adanya Akuntabilitas
bermutu,merata dan
NAKES dan Nakes dan Adanya rasa tanggung
terjangkau
pengunjung pengunjung jawab terhadap kegiatan
sebagai peserta sebagai
sosialisasi peserta
sosialisasi Nasionalisme
Melakukan kerja sama
antar pihak dalam
pelaksanaan kegiatan
Etika Publik
Menaati peraturan yang
50
ditetapkan oleh
puskesmas
Komitmen
Mutu :
Kegiatan akan terlaksana
secara efektif dan
efesien.
Anti Korupsi
Menerapkan nilai – nilai
kejujuran
Nasionalisme
Menggunaan Bahasa
Indonesia yang baik
Etika Publik
Menyiapkan materi
secara benar
Komitmen Mutu :
Menyediakan video yang
edukatif
Anti Korupsi
51
Menerapkan nilai-nilai
kejujuran
Nasionalisme
Menggunaan Bahasa
Indonesia yang baik
Etika Publik
Menyiapkan materi
secara benar
Komitmen Mutu :
Menyediakan video yang
edukatif
Anti Korupsi
Menerapkan nilai-
nilai kejujuran
Deskripsi keterkaitan kegiatan dengan kedudukan peran ASN dalam NKRI
Manajemen ASN: Mengedepankan etika dan kode etik ASN yang bertanggung jawab dan berintegritas tinggi dalam melaksanakan
profesinya agar dapat meningkatkan mutu pelayanannya.
Whole of government : Terdapat koordinasi antara pelaksana kegiatan dan tenaga kesehatan lainnya dalam perencanaan kegiatan
aktualisasi.
Analisis Dampak
52
Apabila kegiatan ini tidak terlaksana maka tidak sesuai dengan:
Etika profesi (manajemen ASN) yaitu pimpinan tidak mengetahui kegiatan yang akan dilakukan oleh peneliti sehingga
dalam pelaksanaan kegiatan tidak mendapat dukungan dari pimpinan.
Tidaksesuai dengan nilai Whole of Government yakni melakukan koordinasi dengan pimpinan dan teman sejawat
Prediksi Hambatan
Pimpinan dalam keadaan sibuk
Alternative solusi
Melakukan konsultasi via mobile
Kegiatan 4
Tahapan Penguatan
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Visi
No. Kegiatan Output/Hasil Nilai
Kegiatan Mata Pelatihan Misi Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
53
5. Melakukan a. Melakukan a. Terlaksananya Akuntabilitas Melakukan sosialisasi kepada Kegiatan ini
pre-test pre-test pimpinan dan teman sejawat mendukung
sosialisasi Mengukur pengetahuan
dibuktikan terkait LAPORAN pelaksanaan
dilakukan dengan tujuan
dengan Hasil -
mendapatkan kejelasan aktualisasi berkaitan dengan tata nilai
pengetahuan
target yang hendak Visi puskesmas Puskesmas
awal yang
di buktikan dicapai “Memberikan pelayanan yakni bertindak
dengan adanya Nasionalisme kesehatan yang berkualitas cepat dan tepat
daftar nilai Tidak memaksakan dan merata agar
kehendak pada peserta Terwujudnya masyarakat
Etika Publik hidup sehat secara mandiri
Tidak menbocorkan di wilayah kerja puskesmas
data/hasil penilaian pada Lamparinga untuk menuju
yang dilakukan pada
Konawe Utara sehat
peserta
Sejahtera dan Beradab..
Komitmen mutu
Dan Misi
Untuk mengukur sejauh
Mewujudkan,memelihara,dan
mana pemahaman peserta
sehingga dapat meningkatkan pelayanan
mengambil Langkah kesehatan yang
yang tepat/inovatif bermutu,merata dan
Anti Korupsi terjangkau
Bersikap adil dalam
menyusun soal yang
sesuai dengan tingkat
pendidikan peserta.
b. Membagikan b. Pengunjung Akuntabilitas
Leaflet puskesmas
Saat Membagikan Lefleat
kepada memegang
54
peserta leaflet saya akan memastikan
semua lefleat telah
didapatkan oleh semua
peserta sosialisasi
(tanggung jawab dan
integritas)
Nasionalisme
Saat membagikan lefleat
saya akan
memperlakukan ibu tanpa
membedakan latar
belakang (kemanusiaan).
Etika Publik
Saat membagikan lefleat
saya akan membagikan
dengan sopan dan ramah
Komitmen Mutu
Pengunaan leaflet sangat
efektif dalam membantu
peserta memahami materi
yang diberikan.
Anti Korupsi
Membagikan kesemua
ibu hamil dengan adil
Etika Publik
Memberikan informasi
secara benar dan tetap
menghormati
kepercayaan orang lain
Komitmen Mutu:
Melakukan penyuluhan
dengan bantuan leaflet
guna meningkatkan
efektifitas dan efisiensi
penyampaian materi
Anti Korupsi:
Memberikan penyuluhan
kepada setiap peserta
tanpa memandang
perbedaan latar belakang
Nasionalisme
Menggunakan tata
57
Bahasa yang baik dan
mudah dipahami
Etika Publik
Profesional dalam
membuat video
Komitmen Mutu
Membuat video yang
informatif dan juga
menarik dengan kreatif
Anti Korupsi
Memuat materi yang
jelas, lengkap namun
tersaji dengan singkat.
Deskripsi keterkaitan kegiatan dengan kedudukan peran ASN dalam NKRI Manajemen ASN
Manajemen ASN: Memberikan edukasi secara profesional, dengan menggunakan media untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi
demi kesehatan Ibu hamil
Whole of government : Koordinasi dengan pihak desa selama proses penyuluhan
Pelayanan publtik: Melakukan penyuluhan dengan bahasa yang mudah dimengerti, responsif terhadap permasalahan yang diajukan, dan
juga tidak membedakan peserta berdasarkan latar belakangnya.
Analisis Dampak
Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang cuci tangan enam langkah
Prediksi Hambatan
Tidak terlaksananya cuci tangan enam langkah
Alternative solusi
Melakukan pemantauan
58
Kegiatan 5
Tahapan Penguatan
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Visi
No. Kegiatan Output/Hasil Nilai
Kegiatan Mata Pelatihan Misi Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
6. Evaluasi dan a. Menganilisis a. Perbandingan Akuntabilitas Melakukan sosialisasi kepada Kegiatan ini
Pelaporan hasil pre-test hasil pre-test pimpinan dan teman sejawat mendukung
Bertanggung jawab
dan post-test dan post-test terkait LAPORAN pelaksanaan tata
terhadap penilaian yang
dilakukan. aktualisasi berkaitan dengan nilai Puskesmas
Nasionalisme Visi puskesmas yakni aktif dan
Amanah dalam “Memberikan pelayanan
59
melakukan kesehatan yang berkualitas akuntabel
tanggungjawab sebagai dan merata agar
pelaksana kegiatan Terwujudnya masyarakat
Etika Publik hidup sehat secara mandiri
Memeriksa dengan cermat di wilayah kerja puskesmas
Komitmen mutu Lamparinga untuk menuju
Sebagai bentuk perbaikan Konawe Utara sehat
berkelanjutan Sejahtera dan Beradab..
Anti Korupsi Dan Misi
Menilai secara jujur dan Mewujudkan,memelihara,dan
adil meningkatkan pelayanan
b. Melihat hasil b. Video telah Akuntabilitas kesehatan yang
rekaman ditonton bermutu,merata dan
Bertanggung jawab
video untuk terjangkau
terhadap penilaian yang
menilai
dilakukan.
perubahan
prilaku Nasionalisme
Amanah dalam
melakukan
tanggungjawab sebagai
pelaksana kegiatan
Etika Publik
Memeriksa dengan cermat
Komitmen mutu
Sebagai bentuk perbaikan
berkelanjutan
Anti Korupsi
Menilai secara jujur
dan adil
60
c. Menyusun c. Laporan Akuntabilitas:
laporan hasil hasil Menyusun laporan secara
kegiatan kegiatan
tersedia sistematis, jelas dan jujur
Nasionalisme:
Penggunaan bahasa yang
baik dan benar
sesuai dengan
keadaan/hasil
sebenarnya
Etika Publik
Cermat dalam membuat
hasil kegiatan
Komitmen Mutu
Sebagai bukti kegiatan
telah dilaksanakan
Anti Korupsi
Melaporkan secara jujur
dan bertanggungjawab
d. Melaporkan d. Laporan Akuntabilitas
kepada telah
Melaporkan secara
pimpinan diterima
transparansi sesuai
dengan hasil yang dicapai
Nasionalisme
Amanah dalam
menjalankan kegiatan
hingga tuntas
Etika Publik
Terbuka dalam
61
menyampaikan hasil
kegiatan
Komitmen mutu
Sebagai bukti kegiatan
telah dilakukan
Anti Korupsi
Tanggungjawab dalam
melakukan kegiatan
dengan melaporkan hasil
kegiatan.
Deskripsi keterkaitan kegiatan dengan kedudukan peran ASN dalam NKRI Manajemen ASN
Manajemen ASN: Memberikan edukasi secara profesional, dengan menggunakan media untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi
demi kesehatan Ibu hamil
Whole of government : Koordinasi dengan pimpinan dan teman sejawat selama proses sosialisasi
Pelayanan publtik: Melakukan sosialisasi dengan bahasa yang mudah dimengerti, responsif terhadap permasalahan yang diajukan, dan
juga tidak membedakan peserta berdasarkan latar belakangnya.
Analisis Dampak
Rendahnya pemahaman masyarakat tentang mencuci tangan enam langkah
Prediksi Hambatan
Tidak terlaksananya cuci tangan enam langkah
Alternative solusi
Melakukan pemantauan prilaku masyrakat tentang cara mencuci tangan enam langkah
62
63
64