Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Eka Journal Manager 4 Luciana Unbar. Hasil Revisian1

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 6

e-ISSN : 2614-2929 Jurnal Dharma Bakti-LPPM IST AKPRIND

p-ISSN : 2723-4878 Vol.3 No.2 Edisi : oktober Tahun 2020

PELATIHAN PEMBUATAN KAIN JUMPUTAN/BATIK DI TK.


QURRATA A’YUN DI CIMAHI KOTA CIMAHI

Luciana
Program Studi Teknik Kimia Tekstil, Fakultas Teknik,Universitas Bandung Raya
lucianalaksmi697@gmail.com
Feny Nurherawati
Program Studi Teknik Kimia Tekstil, Fakultas Teknik, Universitas Bandung Raya
fenynurherawati@yahoo.com

ABSTRACT
Jumputan batik is batik made by tie and dyeing techniques with the desired motif and color.
There are two techniques of making jumputan batik, the first is with the tie technique, and
the second is the sewing technique, the threads used to tie the fabric should be made of thick
and strong threads, so that they can prevent dyes from entering the fabric, such as plastic /
synthetic threads. jeans floss, or shoe thread. The method used in this community service
activity is counseling (socialization) and the practice of making batik which is carried out
on students who are accompanied by the students' parents at Qurrata A'yun Cimahi
Kindergarten. This activity is not only aimed at training students' creativity, which is shown
by the creation of the tie and coloring of each batik they produce and is also expected to
motivate parents of students to gain new knowledge and be able to produce products that
have high use value and selling value, so that they can be an opportunity to improve the
economy.

Keywords: batik, jumputan, training, batik making

ABSTRAK

Batik jumputan adalah batik yang dibuat dengan cara teknik ikat dan celup dengan motif dan
warna yang diinginkan. Terdapat dua teknik membuat batik jumputan, yaitu yang pertama
dengan teknik ikat, dan yang kedua teknik jahitan, adapun benang yang digunakan untuk
mengikat kain sebaiknya berbahan benang tebal dan kuat, sehingga dapat menghalangi zat
warna masuk ke dalam kain, seperti benang plastik/sintesis, benang jins, atau benang sepatu.
Metode yang digunakan pada kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah penyuluhan
(sosialisasi) dan praktek pembuatan batik yang dilaksanakan pada siswa yang didampingi
oleh orang tua siswa di TK Qurrata A’yun Cimahi. Kegiatan ini selain bertujuan untuk
melatih kreativitas siswa yang ditunjukkan dengan hasil kreasi ikat dan pewarnaan setiap
batik yang mereka hasilkan juga diharapkan dapat memotivasi para orang tua siswa untuk
mendapatkan pengetahuan baru dan dapat menghasilkan produk yang memiliki nilai guna
dan nilai jual yang cukup tinggi, sehingga bisa menjadi peluang untuk meningkatkan
perekonomian.

Kata Kunci: batik, jumputan, pelatihan, pembuatan batik

100
e-ISSN : 2614-2929 Jurnal Dharma Bakti-LPPM IST AKPRIND
p-ISSN : 2723-4878 Vol.3 No.2 Edisi : oktober Tahun 2020

PENDAHULUAN
Kain batik, termasuk batik jumputan merupakan warisan budaya yang harus terus dijaga
kelestariannya, terutama oleh generasi penerus bangsa. Batik jumputan sepintas seperti batik
yang proses pembuatannya menggunakan lilin malam sebagai bahan perintang. Sebenarnya
teknik jumputan tidak menggunakan malam sebagai bahan perintang, melainkan
menggunakan tali-tali sebagai penolak warna.

Kain dengan teknik jumputan (tie and dye) bertujuan untuk menghasilkan motif tertentu
dari bahan berwarna putih polos. Menurut Handoyo (2008) nama jumputan barasal dari kata
“jumput”. Kata ini mempunyai pengertian berhubungan dengan cara pembuatan kain yang
dijumput (bahasa Jawa). Ningsih (2001) juga mengungkapkan pendapat yang hampir sama
yaitu kata jumputan berasal dari bahas Jawa yang berarti memungut atau mengambil dengan
semua ujung jari tangan. Sesuai namanya, jumputan dibuat dengan cara menjumput kain
yang diisi biji-bijian sesuai motif yang dikehendaki, dilanjutkan mengikat dan mencelupkan
ke dalam pewarna. Proses pembuatan jumputan sederhana dan mudah, tidak menggunakan
canting dan malam (Ningsih, 2001).

Berdasarkan pendapat di atas, maka dalam proses pembuatan batik jumputan dapat
dilakukan dengan cara mengisi kain dengan suatu benda misalkan kelereng, uang logam
berbagai ukuran, sendok, garpu, dll tergantung dari motif yang diinginkan, selanjutnya
melipat kain dan mengikat kain, kemudian mencelup pada larutan zat warna.

Seiring dengan perkembangan jaman pengerjaan kain jumputan, kini sudah mengalami
banyak perubahan. Teknik pembuatan pun tidak lagi rumit dan memakan waktu lama.
Dengan semakin majunya teknologi, kini pembuatannya lebih praktis dan cepat, sehingga
hasil produksinya dapat ditingkatkan. Kain jumputan umumnya menggunakan bahan sutera
dan katun. Kain motif jumputan bisa dibuat selendang, angkin atau pada masa sekarang bisa
digunakan untuk membuat pakaian daster, kaos oblong, kebaya atau baju pesta yang mewah.

Kain jumputan biasanya memiliki motif yang memenuhi seluruh bahan. Kain jumputan
yang biasa, satu pasang terdiri atas bahan bagian atas, bagian bawah dan selendang. Untuk
jenis ini, umumnya dibuat jumputan dengan satu tema warna. Kain serupa jumputan
mempunyai motif yang beragam, misalnya motif bintik tujuh, kembang janur, bintik lima,
bintik sembilan, cuncung (terong), bintang lima dan bintik-bintik.

101
e-ISSN : 2614-2929 Jurnal Dharma Bakti-LPPM IST AKPRIND
p-ISSN : 2723-4878 Vol.3 No.2 Edisi : oktober Tahun 2020

METODE
Tahapan Pelaksanaan
Berikut tahapan pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat, yaitu :
a) Menghubungi kepala sekolah, para guru dan para orang tua murid TK Qurrata A’yun
dan melakukan penjelasan terkait dengan kegiatan yang akan dilaksanakan
b) Menyiapkan bahan untuk membuat kain jumputan/batik
c) Pemberian materi tentang pembuatan kain jumputan/batik
d) Pelatihan pembuatan kain jumputan/batik

Metoda Pendekatan
Sebelum turun kelapangan, dilakukan wawancara dan diskusi bersama Kepala sekolah
untuk mengetahui situasi tempat pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang
akan dilaksanakan. Setelah itu dilakukan pula diskusi dengan para guru dan para orang tua
murid. Langkah ini dimaksudkan untuk memberi bimbingan teknis kepada para guru dan
orang tuan murid agar pelaksanaan pembuatan kain jumputan/batik dapat dilaksanakan
sesuai dengan rencana kegiatan.

Teknis Kegiatan
Agar pelaksanaan dilapangan efektif dan tepat sasaran, maka terlebih dahulu perlu
dilakukan beberapa tahapan kegiatan, diantaranya :
a) Wawancara dan diskusi dengan Kepala Sekolah
b) Pemberian materi mengenai batik jumputan dan pemasaran
c) Bimbingan teknis, cara mengerjakan pembuatan batik jumputan
d) Pemberian pelatihan, mempraktekkan langsung pembuatan kain jumputan.

Tempat/Lokasi
Pelatihan pembuatan kain batik jumputan ini dilakukan pada siswa yang didampingi
orang tua siswa di TK Qurrata A’yun yang terletak di jalan Pondok Dustira No. 234 Cimahi,
Kampung Sukamaju Kelurahan Padasuka, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi.
Adapun kegiatan ini dilaksanakan pada hari kamis tanggal 28 November 2019. Waktunya :
8.00-14.00 WIB

102
e-ISSN : 2614-2929 Jurnal Dharma Bakti-LPPM IST AKPRIND
p-ISSN : 2723-4878 Vol.3 No.2 Edisi : oktober Tahun 2020

HASIL DAN PEMBAHASAN

Realisasi anggaran biaya untuk kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini
dapat dijabarkan kedalam beberapa komponen yang sangat menunjang keberhasilan
kegiatan tersebut.

Tabel 1. Rancangan Biaya Anggaran


No Tanggal Uraian Besarnya Biaya Besarnya Biaya Bukti Bon
Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Kwitansi N0
1. 25-11-2019 Biaya Pemasukan 1.130.000
2. 25-11-2019 Spanduk 60.000 1
3. 26-11-2019 2 bungkus karet gelang 6.000 2
4 buah tali rafia 8.000 2
4. 26-11-2019 100 buah kelereng 25.000 3
5. 26-11-2019 5m kain Polysima 137.500 4
6 Bensin pertilite 1,96 l 15.000 5
7 26-11-2019 Parkir 5.500 6
Ongkos Pa Asep 20.000 6
8. 28-11-2019 Bensin pertalite 19,6 l 150.000 7

e-tool pp 5.000
9. 28-11-2019 Uang transport dosen dan 8
mahasiswa 350.000
10. 28-11-2019 Konsumsi peserta 348.000 9
pelatihan/guru dan
dosen/ mahasiswa
. Total biaya 1.130.000 1.130.000

Pelatihan pembuatan batik dapat melestarikan budaya Indonesia dijaman modern


sekarang ini. Banyak warga Indonesia yang saat ini masih kurang peduli dan kurang
menghargai kebudayaan Indonesia, oleh karena itu dengan adanya pengenalan usaha batik
dapat memberikan peluang yang besar untuk dapat bersaing dengan usaha lain dibidang yang
sama.
Menekuni bisnis kreasi batik memang bisa dibilang gampang ataupun susah, dibilang
gampang karena banyak pengusaha batik yang telah sukses mengembangkan bisnisnya
hingga menembus pasar internasional namun adapun yang bilang susah hal ini dikarenakan
terkadang ada beberapa kendala yang sering membuat para pengusaha harus menyerah
ditengah jalan, maka oleh karena itu, untuk menanganinya ialah dengan adanya pembinaan
manajemen usaha dan adanya strategi pemasaran yang efektif, dengan harapan dapat
membangun ekonomi masyarakat agar dapat lebih meningkat.
Hal yang dilakukan agar pelaksanaan dilapangan efektif dan tepat sasaran, ialah poin
pertama dilakukan wawancara dan diskusi, dimana diskusi ini bersama Kepala sekolah untuk
mengetahui situasi tempat pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang akan
103
e-ISSN : 2614-2929 Jurnal Dharma Bakti-LPPM IST AKPRIND
p-ISSN : 2723-4878 Vol.3 No.2 Edisi : oktober Tahun 2020

dilaksanakan. Poin kedua pemberian materi, dilakukan karena masih rendahnya


pengetahuan masyarakat atas pengelolaan usaha dan pemasaran usaha sehingga system
pengelolaan dan pemasaran yang dilakukan masih kurang inovatif. Oleh karena pemberian
materi ini merupakan hal yang penting dalam pelaksanaan kegiatan ini. Poin ketiga ialah
bimbingan teknis, terdiri dari produk, harga, promosi dan distribusi yang nantinya akan
menentukan tingkat keberhasilan suatu usaha dengan didapatkannya respon yang baik dari
masyarakat. Poin keempat ialah pemberian pelatihan, manfaat dari pemberian latihan ini
untuk menghilangkan kekurangan yang menyebabkan karyawan bekerja dibawah standar,
baik kekurangan yang ada sekarang maupun antisipasi kekurangan yang akan terjadi dimasa
mendatang pelatihan sangat oleh karena itu pelatihan sangat penting diberikan kepada
masyarakat.
Siswa dan orang tua siswa yang mengikuti pelatihan ini merasa sangat antusias,
bahkan para orang tua siswa berharap bahwa adanya kegiatan pelatihan ini dapat
memberikan peluang wirausaha yang baru sehingga dapat memberikan kontribusi dan
pengaruh yang cukup besar terhadap perekonomian masyarakat di sekitar.

KESIMPULAN
PKM yang diselenggarakan berjalan dengan lancar, para siswa berhasil
mempraktekkan pembuatan batik jumputan dan memahami bilamana akan mempraktekan
sendiri membuat batik jumputan, selain itu orang tua siswa mendapatkan pengetahuan baru
sehingga memiliki peluang wirausaha batik jumputan berawal dari usaha berskala
rumahan/UMKM, dengan hal ini diharapkan adanya kontribusi dan pengaruh yang cukup
besar terhadap perekonomian bagi masyarakat sekitar.

DAFTAR PUSTAKA
As’ari, Ahmad Hisyam, 2013, Peran UKM Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia,
http://ariejayuz.blogspot.com
Afifah dan Gustina, 2016, Investigasi Orientasi dan Pengembangan Model Penguatan
untukPengusaha Kecil dan Menengah: Sebuah Kajian Empirik, Jurnal Manajemen,
StrategiBisnis dan Kewirausahaan, Vol 10 No. 1, Februari
Basan Pusat Stanstik (2006), Indikator Ekonomi, Jakarta Badan Pusat Statistik.
Geoffrey G. Meredith, et al, Kewirausahaan Teori dan Paktik, edisi. 5, hal 5-6

104
e-ISSN : 2614-2929 Jurnal Dharma Bakti-LPPM IST AKPRIND
p-ISSN : 2723-4878 Vol.3 No.2 Edisi : oktober Tahun 2020

Handoyo, Joko Dwi. 2008. Batik dan Jumputan. Yogyakarta : PT. Macanan Jaya
Cemerlang
Ningsih, Rini 2013. Mengenal Batik Jumputan. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa
Rambe, Muis Fauzi, 2002, Analisis Kebutuhan Pasar Dan Prediksi Penjualan, Jurnal
IlmiahManajemen dan Bisnis, Vol. 02 No. 01 April
Ratnawati, Susi. 2011, Model Pemberdayaan Perempuan Miskin Perdesaan Melalui
Pengembangan Kewirausahaan, Jurnal kewirausahaan, Vol 5 No.2 Desember

105

Anda mungkin juga menyukai