KTI Agnes Nainggolan (Lengkap)
KTI Agnes Nainggolan (Lengkap)
KTI Agnes Nainggolan (Lengkap)
P DENGAN
GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN GLOMERULONEFRITIS
AKUT (GNA) DI RUANGAN DX KAMAR VII
RUMAH SAKIT HKBP BALIGE
Oleh :
Agnes Nainggolan
NPM : 110010004
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih
karuniaNya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Karya tulis ini
(GNA)”. Karya tulis ini tidak akan selesai tanpa dukungan dan bantuan dari
HKBP Balige dan selaku pembimbing atas dukungan, perhatian, koreksi serta
2. Seluruh staf Akademi Keperawatan HKBP Balige atas segala bantuan yang
telah diberikan.
3. Bapak dr. Tihar Hasibuan MARS selaku Direktur Rumah Sakit HKBP Balige
klinik keperawatan.
4. Ibu Diak. Solide Siahaan, AMK selaku kepala keperawatan di Rumah Sakit
HKBP Balige.
5. Staf Rumah Sakit HKBP Balige, khususnya perawat ruangan zaal Dx dan
moril.
7. Teman-teman sesama mahasiswa AKPER HKBP regular A maupun reguler
8. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu atas bantuan yang
Sebagai hasil dari proses belajar penulis menyadari bahwa karya tulis ini
masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran
Penulis berharap semoga karya tulis ini bermanfaat bagi siapa saja yang
berkenan membacanya.
Penulis
Agnes Nainggolan
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. IDENTITAS PRIBADI
Nama : Agnes Nainggolan
Tempat/ Tanggal Lahir : Hutabarat, 13 Oktober 1978
Alamat : Jl. Somba Debata , Gang Saudara Balige
Agama : Kristen
Nama Suami : Ondo Linduat Ambarita, SKM
Nama Anak : Timothy Ambarita
Jonathan Ambarita
Nadine Ambarita
2. RIWAYAT PENDIDIKAN
Tahun 1985-1991 : SD Negeri 173120 Hutabarat
Lulus dan Berijazah
Tahun 1991-1994 : SMP Negeri 4 Tarutung
Lulus dan Berijazah
Tahun 1994-1997 : SPK PEMDA Tarutung
Lulus dan Berijazah
Tahun 2011-2014 : Sedang mengikuti Program Diploma III
Keperawatan di Akper HKBP Balige.
3. RIWAYAT PEKERJAAN
Tahun 2000-2006 : Pegawai RS HKBP Balige
Tahun 2006-2008 : Staf Puskesmas Situmeang Habinsaran, Kec.
Sipoholon, Kab Tapanuli Utara
Tahun 2008-sekarang : Staf Puskesmas Tampahan, Kec. Tampahan
Kab. Toba Samosir
Mengesahkan,
Disetujui Oleh :
Dosen Pembimbing
Diketahui Oleh :
PENDAHULUAN
kelainan yang pertama dan utama terjadi pada glomerulus, bukan pada
glomerulus-akut.html)
paling sering terjadi pada usia 6-7 tahun. Penelitian multisenter di Indonesia
usia 2,5-15 tahun dengan usia rata-rata tertinggi adalah 8 tahun dan rasio
darah (anemia), atau hipertensi. Gejala umum berupa sembab kelopak mata,
kencing sedikit-sedikit (oliguria), dan berwarna merah. Penyakit ini
umumnya sekitar 80% sembuh spontan, 10% menjadi kronis dan 10%
Desember 2012 s/d April 2014 dengan usia antara 2,5-8 tahun. (Medical
karya tulis ilmiah yang diberi judul Asuhan Keperawatan Pada Pasien Anak
Ruang lingkup dalam penulisan dalam Karya Tulis Ilmiah ini dibatasi
hanya 1 (satu) pasien saja yaitu anak I.P perempuan, umur 4 tahun dengan
Ruangan Dx Kamar VII Rumah Sakit HKBP Balige dari tanggal 11 April
1. Tujuan Umum
Untuk memberikan gambaran tentang pengelolaan Asuhan Keperawatan
2. Tujuan Khusus
melalui pendekatan :
1. Studi Kasus
Yaitu perawatan langsung pada pasien anak I.P dengan Gangguan Sistem
(GNA).
auskultasi (mendengar).
keluarga pasien.
2. Studi Kepustakaan
Akut.
3. Studi Dokumentasi
Yaitu mengumpulkan data dari Medical Record (MR), status pasien serta
Karya tulis ini terdiri dari 5 (lima) bab yang disusun secara berurutan yaitu:
Bab 1 : Pendahuluan
penunjang, penatalaksanaan.
keperawatan.
Bab 4 : Pembahasan
keperawatan.
LANDASAN TEORITIS
2.1.1 Defenisi
inflmasi dan proliferasi glomeruli yang didahului oleh infeksi dan ditandai
lingkungan internal).
Sistem perkemihan terdiri dari dua ginjal yang memproduksi urine, dua
sementara dan uretra yang mengalirkan urine keluar tubuh melalui orifisium
bawah oleh hati. Pada orang dewasa ginjal panjangnya 12-13 cm, tebalnya 6
solute air dan air secara selektif. Fungsi vital ginjal dilakukan dengan filtrasi
dan air akan diekskresikan keluar tubuh sebagai air kemih melalui sistem
pengumpul.
Pada orang dewasa ginjal panjangnya 12-13 cm, lebar 6 cm, dan berat
120-150 gram. 95% orang dewasa memiliki jarak kutub ginjal antara
daerah yang berbeda yaitu korteks di bagian luar dan medula di bagian
dalam.
Nefron adalah unit fungsional ginjal. Dalam setiap ginjal terdapat 1 juta
nefron yang pada dasarnya mempunyai struktur dan fungsi yang sama.
Setiap nefron terdiri dari kapsula bowman, yang mengitari rumbai kapiler
dari proses filtrasi ini disebut filtrat. Pembuluh darah yang menuju
2. Kapsula Bowman
3. Tubulus Proksimal
4. Tubulus Henle
Berbentuk huruf U dan memiliki bagian. Pada bagian ini terdapat bagian
yang menyerap air. Pada bagian inilah dimana diuretik kuat seperti
5. Tubulus Distal
6. Tubulus Kolektivus
ginjal. Selanjutnya urine dari kaliks ginjal akan berlanjut dialirkan ke ureter.
c. Aliran Darah Ginjal
dalam hilus ginjal. Vena renalis menyalurkan darah ke dalam vena kava
inferior yang terletak di sebelah kanan garis tengah. Saat arteri renalis
Darah yang mengalir melalui sistem portal ini akan dialirkan ke dalam
interlobaris dan vena renalis dan akhirnya mencapai vena kava inferior.
Gambar 2.2 Aliran Darah Ginjal
Ginjal dilalui oleh sekitar 1200 ml darah per menit, suatu volume yang
sama dengan 20-25% curah jantung (5000 ml permenit). Lebih dari 90%
dialirkan ke medula.
Sifat khusus aliran darah ginjal adalah autoregulasi aliran darah melalui
darah ginjal dan filtrasi glomerulus tetap konstan. Hasilnya adalah dapat
dan denagn demikian mengalirkan darah dari ginjal ke jantung, otak atau
2.1.3. Etiologi
- Radang pada glomeruli ginjal akibat non supratif, dari infeksi
Blogspot.com).
2.1.4. Patofisiologi
dan berdampak oliguri dan retensi air, sodium dan prodak sisa nitrogen.
ringan tetapi tidak jarang anak datang dengan gejala berat. Kerusakan
yang terbatas di sekitar mata atau seluruh tubuh. Edema yang terjadi
edema paling nyata pada bagian anggota tubuh ketika menjelang siang.
Bila terdapat kerusakan jaringan ginjal tekanan darah akan tetap tinggi
muntah, tidak nafsu makan, konstipasi dan diare juga sering menyertai
penderita GNA.
2.1.6. Komplikasi
2.1.8. Penatalaksanaan
c. Diet rendah protein dan rendah natrium. Protein dibatasi jika terjadi
2.2.1. Pengkajian
a. Pengkajian
1. Aktivitas/istirahat
Gejala : kelemahan/malaise
2. Sirkulasi
3. Eliminasi
5. Pernafasan
6. Nyeri/kenyamanan
b. Pengkajian perpola
Suhu badan normal, hanya panas saat hari pertama sakit. Dapat
air, edema pada seluruh tubuh dan paling khas pada sekitar mata.
2. Pola eliminasi
dua minggu dan mobilisasi duduk dimulai bila tekanan darah sudah
Klien tidak dapat tidur terlentang karena sesak dan gatal karena
kehilangan tonus.
6. Persepsi diri
Klien cemas dan takut karena urinnya berwarna merah, edema dan
semula.
7. Hubungan peran
anak diam.
8. Nilai keyakinan
Diagnosa Keperawatan
cairan
Intervensi Rasional
- Ukur dan catat intake dan output. - Keseimbangan cairan positf
- Timbang berat badan setiap hari dengan peningkatan berat badan
dengan timbangan dan waktu menunjukkan retensi cairan.
yang sama.
- Monitor tanda dan gejala - Keseimbangan positif
kelebihan cairan. menunjukkan kebutuhan evaluasi
lebih lanjut.
- Catat jumlah dan karakteristik - Jumlah karakteristik urine
urine. menunjukkan adanya
ketidakseimbangan cairan.
- Beri diuretik (kolaborasi dengan - Dimaksudkan untuk
dokter). menghilangkan edema.
dihabiskan.
Intervensi Rasional
- Kaji status nutrisi dan - Menyediakan data dasar untuk
perubahan berat badan. memantau perubahan dan
mengevaluasi intervensi.
- Kaji pola diet nutrisi pasien - Pola diet dulu dan sekarang dapat
dipertimbangkan dalam menyusun
menu.
- Kaji faktor yang dapat - Memberi informasi mengenai faktor
menyebabkan anoreksia, lain yang dapat diubah/dihilangkan
mual/muntah. untuk meningkatan masukan diet.
- Menyediakan makanan - Mendorong peningkatan masukan
kesukaan pasien dalam batas- diet.
batas diet.
dan penanganan.
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
3.1.1. Biodata
A. Identitas Pasien
Umur : 4 tahun
Agama : Kristen
Alamat : Laguboti
nyeri menelan tidak ada. Mual/ muntah, anoreksia. Buang air besar normal.
a. Riwayat Kelahiran
Pasien lahir spontan dibantu oleh bidan, lahir di rumah. Usia kehamilan
cukup bulan, berat badan lahir 3500 gr panjang badan 50 cm, segera
menangis, kelainan tidak ada. Saat ini pasien dalam masa pertumbuhan/
b. Riwayat Imunisasi
Saat ini pasien menjalani tahap usia pra sekolah. Pasien tidak pernah sakit
kembang dengan normal. Tinggi badan dan berat badan sesuai dengan
Indonesia. Pasien diasuh oleh ibu yang bekerja seharian sebagai petani dan
Bila ibu dan ayah bekerja pasien dititipkan di rumah kakek neneknya.
yang sebelumnya tidak pernah sakit parah sampai dirawat di rumah sakit,
Keterangan
: Laki – Laki
: Perempuan
: Pasien
: Tinggal Serumah
: Meninggal
kebersihan baik.
kering
permenit, reguler.
Genitalia : Jenis kelamin perempuan, perineum bersih,
tetesan mikro.
minimal.
- PH 5,5 4,8-7,4
dan retensi cairan natrium ditandai dengan odema pada kedua kelopak
habis.
kurang informasi.
leukosituri(+++), oliguri.
hematuri (+++)
3.4. Asuhan Keperawatan
Nama klien : Anak I.P Diagnosa Medis : GNA
Umur : 4 Tahun Ruangan : Dx
Tanggal : 12 April 2014 No. Register : 20.42.48
Tabel 3.5 Standar Asuhan Keperawatan
N D.K Perencanaan
Implementasi Evaluasi Paraf
o Tujuan Intervensi Rasional
1 I Pasien mendapat Pukul 09.00 wib S: Pasien mengatakan
cairan yang tepat. - Ukur dan catat - Keseimbangan cairan - Mengukur dan mencatat bengkak masih ada,
intake dan output. positif dengan peningkatan intake dan output.( 500 cc) kencing sedikit-
- Timbang berat berat badan menunjukkan - Mengukur berat badan sedikit.
badan setiap hari dengan retensi cairan. pasien O: Kencing sedikit-
timbangan dan waktu (15,5 kg) sedikit seperti
yang sama. mengedan, ascites
- Monitor tanda dan - Keseimbangan positif Pukul 09.30 wib masih ada, odema,
gejala kelebihan cairan. menunjukkan kebutuhan - Memonitor tanda dan pada kedua
evaluasi lebih lanjut. gejala kelebihan cairan kelopak mata dan
pada kaki.
- Catat jumlah dan - Jumlah dan karakteristik Pukul 10.00 wib A: masalah belum
karakteristik urine. urine menunjukkan adanya - Mencatat jumlah dan teratasi.
ketidakseimbangan cairan. karakteristik urine 500 cc / 24 P: Intervensi
jam, warna kuning pekat. dilanjutkan.
Pukul 11.00 wib
- Memberikan injeksi
lasix 20 mg/12 jam.
Pukul 13.30 wib
2 II Kebutuhan nutrisi - Berikan diuretik - Dimaksudkan untuk Pukul 09.00 wib S: Pasien mengatakan
terpenuhi. (kolaborasi dengan menghilangkan odema dan - Mengkaji status nutrisi mual dan mau
dokter). ascites. dan perubahan berat badan muntah pada saat
makan.
- Kaji status nutrisi dan - Menyediakan data dasar O: Pasien tampak
perubahan berat badan. untuk memantau perubahan -Mengkaji pola diet nutrisi lemas dan
dan mengevaluasi intervensi. pasien. menunjukkan
prilaku mau
- Kaji pola diet nutrisi - Pola diet dulu dan muntah, makanan
pasien. sekarang dapat -Mengkaji faktor yang dapat yang disajikan
dipertimbangkan dalam menyebabkan anoreksia, mual tidak habis. Pasien
menyusun menu. dan muntah. hanya bisa
menghabiskan 4
- Kaji faktor yang dapat Pukul 10.00 wib sendok
menyebabkan anoreksia, - Memberi informasi -Menganjurkan pada keluarga makanannya.
mual dan muntah. mengenai faktor lain yang pasien untuk memberikan A: Masalah belum
dapat diubah/ dihilangkan makanan kesukaan pasien tetapi teratasi.
untuk meningkatkan masukan dalam batas diet.
diet.
- Menyediakan makanan P: Intervensi
kesukaan pasien dalam - Mendorong peningkatan - Mengkaji keadaan dilanjutkan.
batas- batas diet. masukan diet. umum pasien, kesadaran
- Kolaborasi dengan ahli compos mentis.
gizi dalam pemenuhan - Pola diet yang dapat TD,120/80mmHg, T 36,8, HR
nutrisi. dikonsumsi pasien sesuai 112 x / menit, RR 26 x / menit.
dengan selera pasien.
3 III Pasien dan Pukul 14.30 wib
keluarga dapat - Berikan obat-obat anti Pukul 12.00 wib S: Pasien/ keluarga
mengerti tentang vomitus sesuai program - Untuk mengurangi mual - Memberikan injeksi pasien mengatakan
kondisi dan dokter. dan muntah pasien. Kliran 20 mg / 12 jam mulai dapat
penanganan memahami
- Berikan makanan dalam Pukul 12.30 wib penyakit yang
porsi kecil dan frekwensi - Untuk menghindari mual - Memberi pasien makan dialami oleh
sering. dan muntah. porsi kecil tapi sering. anaknya.
- Jelaskan fungsi renal dan O: Keluarga (ibu)
konsekuensi GNA sesuai - Pasien dapat belajar - Menjelaskan fungsi pasien kelihatan
dengan tingkat tentang GNA dan penanganan renal dan konsekuensi GNA semangat dalam
pemahaman dan kesiapan terhadap pasien merawat anaknya.
pasien untuk -belajar. A: Masalah belum
- Bantu pasien untuk teratasi
- Menjelaskan pada P: Intervensi
mengidentifikasi cara - Pasien dan keluarga dapat
keluarga dan pasien untuk
memahami berbagai melihat bahwa kehidupannya
perubahan akibat tidak harus berubah oleh mengidentifikasi cara dilanjutkan.
penyakit dan penanganan karena penyakit memahami berbagai perubahan
yang tepat. akibat penyakit dan penanganan
- Kaji tanda-tanda vital yang tepat.
- Mengkaji keadaan
umum pasien. Kesadaran
compos mentis, keadaan lemah.
TD, 110/80 mmHg, RR, 26 x/
menit. HR, 112 x/ menit.
Tgl No. DX
Catatan perawatan Evaluasi Paraf
Keperawatan
14 I Pukul 09.00 wib Pukul 12.00 wib
April -Mencatat intake cairan S: Pasien mengatakan
2014 700 cc/ 24 jam output bengkak pada
cairan 700 cc/ 24 jam kelopak mata tidak
-Menimbang berat badan ada lagi, bengkak
pasien 15 kg pada perut
berkurang.
Pukul 10.30 wib O: Odema pada
-Memonitor kelebihan kelopak mata
cairan (odema pada hilang, ascites
kelopak mata -, ascites minimal
berkurang) A: Masalah teratasi
-Mengukur tanda vital sebagian
TD 110/70 mmHg, RR 20 P: Intervensi
x / menit, HR 112 x/ dilanjutkan
menit, suhu 36,7oc.
Pukul 11.00 wib
-Memberikan injeksi Lasix
20 mg/ 12 jam/ IV
II Pukul 08.30 wib
-Mengkaji selera makan
pasien
(pasien mengatakan belum
ada selera makan, mual
masih ada)
-Mengkaji faktor yang
menyebabkan mual
-Memberikan makanan
kesukaan dalam batas diet
Tgl No. DX
Catatan perkembangan Evaluasi Paraf
Keperawatan
15 I Pukul 09.00 wib Pukul 13.00 wib
April -Mencatat cairan masuk 700 cc S: pasien mengatakan
2014 (air minum)/ 24 jam, cairan bengkak pada kelopak
keluar 700 cc/ 24 jam mata dan perut tidak ada
-Menimbang berat badan pasien lagi.
15 kg Buang air kecil masih
sedikit-sedikit
Pukul 09.30 wib O: Odema dan ascites tidak
-Mengukur tanda vital ada
TD 100/70 mmHg, RR 20 x/ Buang air kecil sedikit-
menit, HR 116 x/ menit, suhu sedikit dan berwarna
36,8oc. kuning pekat
BB 15kg
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan
II Pukul 10.00 wib Pukul 14.00 wib
-Mengkaji selera makan pasien S: Pasien mengatakan sudah
(pasien mengatakan sudah mulai mulai selera makan
selera makan). Mual berkurang, muntah
tidak ada
Pukul 11.00 wib O: Makanan sudah mulai
-Memberikan injeksi Kliran 3 banyak dihabiskan
mg / 12 jam/IV Pasien dapat
Pukul 12.00 wib menghabiskan
-Memberikan pasien makan diet makanannya sampai
MB rendah garam, makanan setengah porsi
yang disajikan masih bersisa. Pasien tidak ada
-Menganjurkan pada keluarga menunjukkan tanda-tanda
agar memberikan makanan
tambahan dari rumah namun mau muntah
masih dalam batas diet. O: Masalah teratasi sebagian
Pukul 13.30 wib P: Intervensi dilanjutkan
-Memberikan obat Captopril tab
2x6,25 mg, Spironolakton tab
2x25 mg.
IV Pukul 10.30 wib Pukul 12.00 wib
-Membantu pasien dalam S: Pasien mengatakan badan
beraktivitas masih terasa lemas
-Menganjurkan pada pasien untuk Bila melakukan aktivitas
membuat jarak aktivitas dan mudah capek
waktu istirahat O: Pasien kelihatan mudah
-Menganjurkan pasien untuk capek saat melakukan
bedrest aktivitas
A: Masalah belum teratasi
Pukul 11.30 wib P: Intervensi dilanjutkan
-Mengukur tanda vital
TD 100/70 mmHg, RR 24x/
menit, HR 116x/menit, suhu
36,8oc.
Tgl DX.
Catatan perkembangan Evaluasi Paraf
Keperawatan
16 I Pukul 09.00 wib Pukul 12.00 wib
April -Mengukur dan mencatat intake S: Pasien mengatakan bengkak
2014 cairan 900cc, output cairan tidak ada lagi
1050cc. O: Odema dan ascites hilang
-Menimbang berat badan pasien Keseimbangan cairan
(berat badan 15 kg) negatif
-Mencatat karakteristik urine Tanda dan gejala kelebihan
(urine masih berwarna kuning cairan tidak ada
pekat) A: Masalah teratasi
Pukul 11.00 wib P: Intervensi dihentikan
-Memberikan injeksi lasix 30
mg /12 jam / IV
-Memantau tanda dan gejala
kelebihan cairan
II Pukul 09.30 wib Pukul 14.00 wib
-Mengkaji selera makan pasien S: Pasien mengatakan sudah
(pasien mengatakan bisa mulai selera makan
menghabiskan makanannya Mual dan muntah tidak ada
sebagian) O: Pasien dapat menghabiskan
-Menganjurkan keluarga setengah bagian dari
menyadiakan makanan kesukaan makanan yang disajikan
pasien dalam batas diet tanpa menunjukkan
Pukul 11.00 wib karakter mau muntah
-Memberikan injeksi Kliran 3 mg/ A: Masalah teratasi
12 jam/ IV P: Intervensi dihentikan
Pukul 12.00 wib
-Memberikan pasien makan MB
rendah garam, makanan yang
disajikan habis setengah bagian.
IV Pukul 10.00 wib Pukul 13.00 wib
-Membantu pasien dalam S: Pasien mengatakan masih
beraktivitas kelelahan waktu
-Menganjurkan pasien untuk beraktivitas
melakukan aktivitas ringan O: Pasien masih kelihatan
seperti berjalan keluar ruangan mudah capek saat
perawatan melakukan aktivitasnya
Pukul 10.45 wib A: Masalah belum teratasi
-Mengukur tanda vital P: Intervensi dilanjutkan
TD 110/70mmHg, RR 24 x /
menit, HR 116 x/ menit, suhu
36,6oc
-Menganjurkan pasien untuk
istirahat
BAB 4
PEMBAHASAN
Setelah penulis melakukan Asuhan Keperawatan pada anak I.P di ruangan
langsung.
Pada bab ini akan dibahas adanya kesenjangan antara teoritis dan kasus,
4.1. Pengkajian
anak I.P penulis sama sekali tidak menemukan hambatan yang signifikan
potensial.
Adapun diagnosa yang dapat ditemukan dari kasus yang terjadi pada
dan disfungsi ginjal ditandai dengan odema pada kedua kelopak mata,
(+++).
teoritis.
sebelumnya.
pada kasus, ada empat masalah diagnosa keperawatan yang dapat teratasi,
yaitu :
dan retensi cairan ditandai dengan odema pada kedua kelopak mata,
habis.
3. Kurang pengetahuan tentang kondisi dan penanganan berhubungan
12400 /mm3 , peningkatan pada LED 18 mm/ jam, anemia 9,8 gr/dL,
Masalah sebagian teratasi karena dari hari pertama dirawat di rumah sakit
sampai dengan hari kelima pasien anak I.P belum dapat toleransi dengan
BAB 5
sebagai berikut:
rasa lelah, anoreksia, mual dan muntah, kadang demam, sakit kepala,
edema, hipertensi.
3. Diet protein dibatasi bila terjadi insufisiensi ginjal, natrium dibatasi jika
terjadi hipertensi, edema dan gagal jantung kongestif. Antidiuretik dan anti
5. Penderita GNA terbanyak antara usia 2,5 – 15 tahun dan paling banyak
5.2. Saran
2. Bagi perawat
Terus belajar tentang konsep penyakit dan asuhan keperawatan
3. Bagi mahasiswa
4. Bagi institusi
Suriadi dan Rita Yuliani 2001 Asuhan Keperawatan pada Anak PT. Fajar
Interpratama Jakarta
tacky.comcom.blogspot.com/2012/04/makalah glomerulus-akut.html
Mei 2014
Mei 2014