Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Lailiyatul Fajriah

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 123

PENGARUH PEMBERIAN AROMATERAPI LEMON

TERHADAP MUAL MUNTAH (EMESIS GRAVIDARUM)


PADA IBU HAMIL TRIMESTER PERTAMA

LITERATURE REVIEW

SKRIPSI

Oleh :
Lailiyatul Fajriah
NIM. 17010059

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS dr. SOEBANDI JEMBER
2021
PENGARUH PEMBERIAN AROMATERAPI LEMON
TERHADAP MUAL MUNTAH (EMESIS GRAVIDARUM)
PADA IBU HAMIL TRIMESTER PERTAMA

(Literature Review)

SKRIPSI

Untuk memenuhi persyaratan


Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Keperawatan (S.Kep)

Oleh :
Lailiyatul Fajriah
NIM. 17010059

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS dr. SOEBANDI JEMBER
2021

i
HALAMAN PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

hidayahnya-Nya sehingga diberikan kemudahan dalam menyelesaikan tugas akhir.

Karya ilmiah ini saya persembahkan kepada:

1. Kepada orang tua , Baba Redi H. Moh Rofi’i dan Umi Hosifah dan Adik

Zeyyinatul Hoir tersayang yang tiada henti selalu memberi semangat,

motivasi dan doa selama ini.

2. Kepada angkatan 2017 khususnya kelas 2017-B yang selalu kompak dan

semangat dalam menimba ilmu selama 4 tahun.

3. Study Partner saya Elya yang telah menjadi teman berdiskusi hingga skripsi

ini selesai dan best partner saya Rofiqoh, Magdevyababa dan Dicky Andrean

yang senantiasa memberi support, tempat berdiskusi dan bantuan ide selama

di bangku perkuliahan dan penyusunan skripsi. Semoga tetap semangat dalam

perjuangan kita meraih cita-cita.

ii
MOTTO

Hidup itu seperti sepeda, agar tetap seimbang, kau harus tetap bergerak.
(Albert Einstain)

Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan selama ada komitmen bersama untuk
menyelesaikannya. Berangkat dengan penuh keyakinan berjalan dengan penuh
keikhlasan istiqomah dalam menghadapi cobaan.

iii
LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi literature review ini telah diperiksa oleh pembimbing dan telah disetujui

untuk mengikuti seminar hasil pada Program Studi Ilmu Keperawatan

Universitas dr. Soebandi Jember

Jember, 15 Agustus 2021

iv
LEMBAR PERNYATAAN ORIGINALITAS

Skripsi literature review yang berjudul (pengaruh pemberian aromaterapi lemon

terhadap mual muntah (emesis gravidarum) pada ibu hamil trimester pertama) telah

diuji dan disahkan oleh Program Studi Ilmu Keperawatan pada:

Hari : Jum’at

Tanggal : 10 September 2021

Tempat : Program Studi Ilmu Keperawatan

Univesitas dr. Soebandi Jember

v
LEMBAR PERNYATAAN ORIGINALITAS

vi
ABSTRAK

Fajriah, Lailiyatul, * Gumiarti**, Rosalini, Wike***. 2021. Pengaruh Pemberian


Aromaterapi Lemon Terhadap Mual Muntah (Emesis Gravidarum) Pada
Ibu Hamil Trimester Pertama. Literature Review. Program Studi S1
Keperawatan Universitas dr. Soebandi Jember

Pendahuluan: Kehamilan merupakan hal yang fisiologis dari kehidupan


seorang wanita. Kehamilan biasanya disertai dengan rasa ketidaknyamanan, dimana
ketidaknyamanan yang sering dialami ibu hamil terutama pada trimester pertama
adalah mual dan muntah (Emesis gravidarium). Penyebab terjadinya mual muntah
antara lain adanya perubahan hormon dalam tubuh seperti peningkatan hormon
esteregon dan HCG. Prevalensi emesis gravidarum di Amerika Serikat 0,5%-2%.
Prevalensi Kejadian emesis gravidarum pada ibu hamil trimester satu di Indonesia
lebih dari 80%. Di Jawa Timur, sekitar 60-80%. Penanganan mual muntah secara
nonfarmakologi yang efektif salah satunya menggunakan aromaterapi. Tujuan:
Literature Review yaitu menganalisis pengaruh pemberian aromaterapi lemon
terhadap mual muntah (emesis gravidarum) pada ibu hamil trimester pertama.
Metode: Desain penelitian ini literature review. Pencarian database menggunakan
Google Scholar dan SINTA artikel tahun 2016-2021 yang telah dilakukan proses
seleksi menggunakan format PICOS dengan kriteria inklusi dan mendapat lima
artikel yang sesuai. Hasil: dari lima artikel sebelum diberikan intervensi didapatkan
dua artikel mayoritas responden mengalami emesis gravidarum sedang hingga berat.
Tiga artikel menunjukkan rata-rata emesis gravidarum sebelum dilakukan intervensi
yaitu mean 22.10, mean 9,57, dan mean 25. Sedangkan sesudah dilakukan intervensi
didapatkan dua artikel mayoritas responden mengalami emesis gravidarum ringan.
Tiga artikel menunjukkan rata-rata emesis gravidarum yaitu mean 19.85, mean 6,40,
dan mean 7. Hasil analisis dari lima artikel mengalami perubahan tingkat emesis
gravidarum pada responden. Kesimpulan: dari lima artikel didapatkan dari
keseluruhan artikel menunjukkan nilai P value < 0,05. Dapat disimpulkan dari lima
artikel terdapat pengaruh pemberian aromaterapi lemon terhadap frekuensi mual
(emesis gravidarum) pada ibu hamil trimester satu. Diskusi: Pemberian aromaterapi
lemon merupakan aromaterapi yang efektif untuk mengatasi mual muntah pada ibu
hamil, hal ini karena aromaterapi memiliki kandungan limonen, asam folat, tanin,
vitamin (C, A, B1), dan mineral (kalium dan magnesium) yang berguna bagi
perkembangan janin dalam tubuh.

Kata kunci : Aromaterapi Lemon, Emesis Gravidarum, Kehamilan Trimester 1.

*Peneliti
**Pembimbing1
***Pembimbing 2

vii
ABSTRACT

Fajriah, Lailiyatul, * Gumiarti**, Rosalini, Wike***. 2021. The Effect of Giving


Lemon Aromatherapy on Nausea and Vomiting (Emesis Gravidarum) in
First Trimester Pregnant Women. Literature Review. Nursing Study
Programme Universitas dr. Soebandi Jember

Introduction: Pregnancy is a physiological part of a woman's life. Pregnancy


is usually accompanied by a sense of discomfort, where the discomfort that is often
experienced by pregnant women, especially in the first trimester is nausea and
vomiting (Emesis gravidarium). The causes of nausea and vomiting include
hormonal changes in the body such as an increase in the hormones estrogen and
HCG. The prevalence of emesis gravidarum in the United States is 0.5%-2%.
Prevalence The incidence of emesis gravidarum in first trimester pregnant women in
Indonesia is more than 80%. In East Java, about 60-80%. One of the effective non-
pharmacological management of nausea and vomiting is using aromatherapy. The
purpose of the Literature Review is to analyze the effect of giving lemon
aromatherapy on nausea and vomiting (emesis gravidarum) in first trimester
pregnant women. Methods: This research design is a literature review. Database
searches using Google Scholar and SINTA articles for 2016-2021 have been selected
using the PICOS format with inclusion criteria and got five suitable articles. Results:
from five articles before the intervention was given, two articles the majority of
respondents experienced moderate to severe emesis gravidarum. Three articles
showed the mean of emesis gravidarum before the intervention was carried out,
namely the mean 22.10, mean 9.57, and mean 25. Meanwhile, after the intervention,
it was found that the majority of respondents experienced mild emesis gravidarum
after the intervention. Three articles showed the average emesis gravidarum, namely
the mean 19.85, mean 6.40, and mean 7. The results of the analysis of the five
articles experienced changes in the level of emesis gravidarum in the respondents.
Conclusion: from five articles obtained from all articles showed a P value <0.05. It
can be concluded from five articles that there is an effect of giving lemon
aromatherapy on the frequency of nausea (emesis gravidarum) in first trimester
pregnant women. Discussion: Giving lemon aromatherapy is an effective
aromatherapy to treat nausea and vomiting in pregnant women, this is because
aromatherapy contains limonene, folic acid, tannins, vitamins (C, A, B1), and
minerals (potassium and magnesium) which are useful for development. fetus in the
body.
Keywords: Lemon Aromatherapy, Emesis Gravidarum, 1st Trimester Pregnancy.

viii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

dan hidayah-Nya sehingga penyusunan skripsi literature review ini dapat

terselesaikan. Skripsi literature review ini disusun untuk memenuhi salah satu

persyaratan menyelesaikan pendidikan Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas

dr. Soebandi dengan judul “Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lemon Terhadap

Mual Muntah (Emesis Gravidarum) Pada Ibu Hamil Trimester Pertama”.

Selama proses penyusunan skripsi literature review ini penulis dibimbing dan

dibantu oleh berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Hella Meldy Tursina, S. Kep.,Ns., M.Kep Dekan Program Studi Ilmu


Keperawatan Universitas dr. Soebandi
2. Ns. Irwina Angelia Silvanasari, S.Kep., M. Kep Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas dr. Soebandi
3. Gumiarti, S. ST, M. PH, selaku dosen pembimbing I;

4. Wike Rosalini, S. Kep., Ns. M. Kes, selaku dosen pembimbing II;

5. Jamhariyah, S.ST., M. Kes, selaku dosen penguji seminar hasil literature review.

Dalam penyusunan skripsi literature review ini penulis menyadari masih jauh

dari kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran untuk

perbaikan di masa mendatang.

Jember, 14 Agustus 2021

Penulis

ix
ss

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i


HALAMAN JUDUL DALAM ................................................................................ i
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. ii
MOTTO ................................................................................................................ iii
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................. iv
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................v
LEMBAR PERNYATAAN ORIGINALITAS ......................................................vi
ABSTRAK............................................................................................................ vii
ABSTRACT ........................................................................................................ viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix
DAFTAR ISI ...........................................................................................................x
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xxiv
DAFTAR ISTILAH ............................................................................................ xxv
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................ 4
1.3.1 Tujuan Umum ...........................................................................................4
1.3.2 Tujuan Khusus ..........................................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................................. 5
1.4.1 Bagi Institusi Pendidikan ...........................................................................5
1.4.2 Bagi Masyarakat .......................................................................................5
1.4.3 Bagi Peneliti.............................................................................................. 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................................6
2.1 Konsep Mual Muntah (Emesis Gravidarum)........................................................ 6
2.1.1 Definisi Mual Muntah (Emesis Gravidarum) .............................................6
2.1.2 Patofisiologi Emesis Gravidarum ..............................................................6
2.2.3 Penyebab Emesis Gravidarum ...................................................................8
2.2.4 Faktor yang Mempengaruhi Emesis Gravidarum .......................................9
2.2.5 Manifestasi Klinis ................................................................................... 11
2.2.6 Penatalaksanaan Emesis Gravidarum ...................................................... 12
2.2 Konsep Aromaterapi ......................................................................................... 15
2.2.1 Definisi Aromaterapi............................................................................... 15

x
2.2.2 Cara penggunaan aromaterapi ................................................................. 17
2.2.3 Kelebihan dan keunggulan Aromaterapi .................................................. 19
2.2.4 Kandungan dan manfaat Aromaterapi...................................................... 20
2.3 Konsep Lemon (Citrus Limon) .......................................................................... 22
2.3.1 Definisi Lemon (Citrus Limon) ............................................................... 22
2.3.2 Klasifikasi Ilmiah Lemon ........................................................................ 23
2.3.3 Kandungan dan Khasiat...........................................................................24
2.4 Konsep Kehamilan ............................................................................................ 25
2.4.1 Definisi Kehamilan ................................................................................. 25
2.4.2 Tanda–Tanda Kehamilan......................................................................... 26
2.5 Mekanisme Aromaterapi Lemon terhadap Penurunan Mual Muntah .................. 29
2.6 Kerangka Konsep .............................................................................................. 31
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ............................................................... 33
3.1 Strategi Pencarian Literature ............................................................................. 33
3.1.1 Protokol dan Registrasi ...........................................................................33
3.1.2 Data Base Pencarian ................................................................................ 33
3.1.3 Kata Kunci .............................................................................................. 33
3.2 Kriteria Inklusi Dan Eksklusi ............................................................................ 34
3.2.1 Seleksi Studi dan Penilaian Kualitas ........................................................ 34
3.2.2 Hasil Pencarian dan Seleksi Studi............................................................ 36
BAB 4 HASIL DAN ANALISIS ...........................................................................42
4.1 Hasil ................................................................................................................ 42
4.1.1 Karakteristik Studi .................................................................................. 42
4.1.2 Karakteristik Responden Studi ................................................................ 48
4.2 Analisis ............................................................................................................. 50
4.2.1 Emesis Gravidarum Sebelum Pemberian Aromaterapi Lemon ................. 50
4.2.2 Emesis Gravidarum Sesudah Pemberian Aromaterapi Lemon ................. 51
4.2.3 Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lemon Terhadap Mual Muntah (Emesis
Gravidarum) Pada Ibu Hamil Trimester Pertama .............................................52
BAB 5 PEMBAHASAN ........................................................................................ 54
5.1 Identifikasi Emesis Gravidarum Sebelum Pemberian Aromaterapi Lemon ....... 54
5.2 Identifikasi Emesis Gravidarum Sesudah Pemberian Aromaterapi Lemon ......... 57
5.3 Analisis Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lemon Terhadap Mual Muntah
(Emesis Gravidarum) Pada Ibu Hamil Trimester Pertama ........................................ 60

BAB 6 PENUTUP ................................................................................................. 62


6.1 Kesimpulan ......................................................................................................62
6.2 Saran ................................................................................................................. 63
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................
x 64
i
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kata Kunci .................................................................................. 34

Tabel 3.2 PICOS Kriteria Inklusi dan Eksklusi ............................................ 36

Tabel 3.3 Hasil Telusur Jurnal ..................................................................... 39

Tabel 4.1 Karakteristik Studi....................................................................... 43

Tabel 4.2 Emesis Gravidarum Sebelum Pemberian Aromaterapi Lemon ..... 49

Tabel 4.3 Emesis Gravidarum Sesudah Pemberian Aromaterapi Lemon ...... 50

Tabel 4.4 Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lemon Terhadap Mual Muntah

(Emesis Gravidarum) Pada Ibu Hamil Trimester Pertama ............ 51

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konsep ....................................................................... 32

Gambar 3.1 Diagram Alur .............................................................................. 38

xiii
DAFTAR ISTILAH

WHO : World Health Organization

CTZ : Chemoreceptor Tiger Zone

HCG : Human Chorionik Gonadotropin

BBLR : Berat Badan Lahir Rendah

IUGR : Intrauterine Growth Restriction

KIE : Komunikasi Informasi dan Edukasi

BMR : Basal Metabolisme Rate

LH : Luteinizing Hormone

FOGI : Federasi Obstetri Ginekologi Internasional

DJJ : Denyut jantung janin

xi
v
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan merupakan hal yang fisiologis dari kehidupan seorang wanita.

Proses ini menyebabkan perubahan fisik, mental, dan sosial yang dipengaruhi

beberapa faktor fisik, psikologis, lingkungan, sosial budaya, serta ekonomi.

Kehamilan biasanya disertai dengan rasa ketidaknyamanan, dimana salah satu

ketidaknyamanan yang sering dialami ibu hamil terutama pada trimester pertama

kehamilan adalah mual dan muntah (Emesis gravidarium). Penyebab terjadinya mual

muntah bermacam-macam antara lain adanya perubahan hormon dalam tubuh seperti

peningkatan hormon esteregon dan HCG (Wiknjosastro, 2009).

Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan

sering didapatkan pada kehamilan trimester pertama. Mual biasanya terjadi pada pagi

hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gejala ini kurang

lebih terjadi setelah 6 minggu dari hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama

kurang lebih 10 minggu. Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-

60% terjadi pada multigravida. Mual biasanya dialami pada pagi hari, tetapi dapat

pula terjadi setiap saat. Studi memperkirakan bahwa mual dan muntah terjadi pada

50-90% dari kehamilan. Mual dan muntah kehamilan biasanya dimulai pada usia

kehamilan 9-10 minggu dengan puncak keluhan pada 11-13 minggu. Dalam 1-10%

dari kehamilan, gejala dapat berlanjut setelah 20-22 minggu (Balikova, 2014).

Prevalensi emesis gravidarum di Amerika Serikat 0,5% sampai 2% dengan

variasi insiden yang didapatkan dari berbagai kriteria diagnostik dan variasi suku.

1
2

Sedangkan prevalensi Kejadian emesis gravidarum pada ibu hamil trimester 1 di

Indonesia lebih dari 80% wanita hamil di Indonesia mengalami emesis gravidarum.

Di Jawa Timur sendiri, sekitar 60-80%. Selanjutnya sebagian besar (60%) ibu hamil

mengalami emesis gravidarum dan sebanyak 27 orang (71,1%) (Kia, Shahnazi, &

Nazemiyeh, 2016).

Mual muntah pada kehamilan memiliki dampak yang signifikan bagi tubuh

dimana ibu menjadi sangat lemah, muka pucat dan frekuensi buang air kecil menurun

drastis sehingga cairan tubuh semakin berkurang dan darah menjadi kental

(hemokonsentrasi). Keadaan ini dapat memperlambat peredaran darah sehingga

suplay oksigen dan makanan ke jaringan juga ikut berkurang hal ini dapat

menimbulkan kerusakan jaringan yang membahayakan kesehatan ibu dan janin

(Rofi'ah, 2019).

Penanganan mual muntah secara farmakologi dilakukan dengan memberikan

antiemetik, antihistamin, antikolinergik, dan kortikosteroid (Susanti, 2017). Terapi

nonfarmakologi yang efektif salah satunya menggunakan terapi komplementer yaitu

aroma terapi. Aroma yang berarti harum dan wangi, dan terapi diartikan sebagai cara

pengobatan atau penyembuhan. Sehingga aroma terapi dapat diartikan sebagai suatu

cara perawatan tubuh dan penyembuhan penyakit dengan menggunakan minyak

essensial (essensial oil). Menurut pendapat Theophrastus, bahwa kandungan zat

aromatis yang terdapat pada tanaman ternyata memiliki respon yang baik terhadap

kondisi pikiran, perasaan, dan kesehatan tubuh (Jaelani, 2009).

Minyak essensial (citrus lemon) adalah salah satu yang paling banyak

digunakan minyak essensial dalam kehamilan dan dianggap sebagai obat yang aman
3

pada kehamilan (Ana, 2010). Aromaterapi lemon merupakan jenis aroma terapi yang

dapat digunakan untuk mengatasi mual muntah, karena buah lemon mengandung

flavonoid (Flavonones), limonen, asam folat, tanin, vitamin (C, A, B1), dan mineral

(kalium dan magnesium) yang berguna bagi perkembangan janin dalam tubuh.

Lemon memiliki senyawa aktif seperti flavonoid, tanin, terpenoid, dan limonoid

(Budiana, 2013).

Citrus boiflavonoid yang berfungsi sebagai antioksidan dan meningkatkan

sirkulasi darah, flavonoid ini bisa ditemukan pada jeruk lemon, limau, flavonoid

berperan dalam produksi hormon estrogen. Lemon (citrus lemon) merupakan sumber

flavonoid, asam sitrat, vitamin C dan mineral seperti kalium, fosfor, natrium, besi

dan seng, lemon juga memiliki senyawa flavonoid yang cukup tinggi, hasil penelitian

pada air lemon total falvonoidnya adalah 206,958 mg, vitamin C sebesar 27,364 mg

(Yohanita, 2016).

Penggunaan minyak essensial untuk dihirup adalah cara yang sangat baik untuk

mendapatkan manfaat langsung tanpa harus melepas pakaian. Jika kita menghirup

uap minyak essensial, uap ini akan langsung memasuki sistem penciuman, sehingga

harus lebih hati-hati dengan dosis yang digunakan. Kita juga bisa meneteskan dua

sampai tiga tetes minyak essensial pada saputangan, dekatkan saputangan pada area

hidung dan mulut (Piatkus & Purwoko, 2016).

Penelitian yang dilakukan di kabupaten Kebumen menyatakan bahwa

aromaterapi lemon terbukti menurunkan emesis gravidarum pada ibu hamil trimester

pertama. Serta penelitian pemberian aromaterapi juga efektif, karena dapat


4

menurunkan frekuensi mual dan muntah pada ibu hamil trimester pertama

(Damarasri, 2017; Susanti, 2017).

1.2 Rumusan Masalah


Apakah ada pengaruh pemberian aromaterapi lemon terhadap mual muntah

(emesis gravidarum) pada ibu hamil trimester pertama?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum


Mengetahui pengaruh pemberian aromaterapi lemon terhadap mual

muntah (emesis gravidarum) pada ibu hamil trimester pertama secara

literature review.

1.3.2 Tujuan Khusus


Tujuan khusus dalam literatur review ini adalah :

a. Mengidentifikasi emesis gravidarum sebelum pemberian aromaterapi lemon

secara literature review.

b. Mengidentifikasi emesis gravidarum sesudah pemberian aromaterapi lemon

secara literature review.

c. Menjelaskan pengaruh pemberian aromaterapi lemon terhadap mual muntah

(emesis gravidarum) pada ibu hamil trimester pertama secara literature

review.
5

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Institusi Pendidikan


Hasil penelitian dengan menggunakan literatur review ini dapat

digunakan sebagai salah satu referensi bagi institusi keperawatan maupun

mahasiswa untuk menambah literasi serta mengembangkan dan memberikan

saran dari pemberian aromaterapi lemon terhadap mual muntah (emesis

gravidarum) pada ibu hamil trimester pertama.

1.4.2 Bagi Masyarakat


Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pengetahuan baru dalam

penggunaan aromaterapi lemon sebagai salah satu alternatif cara untuk

mengurangi rasa mual dan muntah pada ibu hamil.

1.4.3 Bagi Peneliti


Hasil literatur review ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan

terkait pemberian aromaterapi lemon terhadap mual muntah (emesis

gravidarum) pada ibu hamil trimester pertama, dan harapannya dapat di

aplikasikan di perkuliahan dan dunia kerja pada khususnya.


BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Mual Muntah (Emesis Gravidarum)

2.1.1 Definisi Mual Muntah (Emesis Gravidarum)


Emesis Gravidarum merupakan keluhan umum yang terjadi pada

kehamilan muda. Terjadinya kehamilan menimbulkan perubahan hormonal

pada wanita karena terdapat peningkatan hormon estrogen, progesteron dan

dikeluarkannya human chorionic gonadothropine plasenta. Hormon inilah

yang menyebabkan Emesis Gravidarum (Carolin, Syamsiah, & Yuniati, 2020).

Emesis Gravidarum adalah mual muntah yang terjadi diawal kehamilan

sampai 14 minggu kehamilan. Pada umumnya, mual dan muntah terjadi pada

pagi hari sehingga sering disebut juga morning sickness. Meskipun begitu,

mual dan muntah tidak hanya terjadi diwaktu pagi ( (Mariantari, 2014).

Morning sickness disebabkan oleh plasenta yang sedang berkembang sehingga

menghasilkan hormon Human Chorionik Gonadotropin (HCG) (Sari, 2013).

2.1.2 Patofisiologi Emesis Gravidarum


Muntah diakibatkan oleh stimulasi dari pusat muntah di sumsum-

sambung (medulla oblongata) dan berlangsung menurut beberapa mekanisme,

yaitu akibat rangsangan langsung melalui CTZ (Chemoreceptor Trigger Zone).

CTZ adalah suatu daerah dengan banyak reseptor yang letaknya berdekatan

dengan pusat muntah di sumsum-sumbang, tetapi diluar rintangan (barrier)

darah otak. Dengan bantuan seurotransmiter dopamine (DA), CTZ dapat

menerima isyarat-isyarat sirkulasi. Rangsangan mengenai kehadiran zat-zat

kimiawi asing didalam sirkulasi. Rangsangan tersebut lalu diteruskan kepusat

6
7

muntah. Menurut perkiraan, CTZ juga berhubungan langsung dengan darah

dan cairan otak (Pratami, 2016).

Pusat muntah dipengaruhi oleh:Zona pemicu kemoreseptor (CTZ

(Chemoreceptor Tringger Zone)) mendeteksi:

a. Zat-zat kimia yang beredar didalam darah seperti estrogen, alkohol, nikotin,

opioid, zat besi, obat-obat anastesi, hormone tiroid.

b. Gangguan keseimbangan elektrolit (kadar natrium yang rendah).

c. Produksi kerusakan jaringan yang yang dilepaskan kedalam sirkulasi darah

pada saat terjadi cedera.

d. Muntah diawali dengan stimulasi pusat muntah di medulla, yang

mengendalikan otot polos dalam dinding lambung dan otot skeletal di

abomen serta system pernafasan dan zona pemicu kemoresptor di dasar

ventrikel ke empat di dekat nervus vagus. karena zona pemicu kemoreseptor

berada diluar sawar darah otak, zona pemicu kemoresptor merespon

terhadap stimulus kimia dari obat-obatan dan toksin yang dihasilkan dalam

kondisi patologis tertentu. Zona pemicu kemoreseptor juga bertanggung

jawab atas terjadinya mual atau muntah akibat pergerakan. Stimulus dalam

zona pemicu kemoreseptor dihantarkan ke pusat muntah yang menyebabkan

otot dalam saluran gastrointestinal dan pernapasan memulai terjadinya

muntah (Tiran, 2009).


8

2.2.3 Penyebab Emesis Gravidarum


Penyebab emesis gravidarum secara pasti belum diketahui ada beberapa

pendapat tentang penyebab emesis gravidarum yaitu :

a. Emesis Gravidarum merupakan keluhan umum pada kehamilan muda.

Terjadinya kehamilan menimbulkan perubahan hormonal pada wanita

karena terdapat peningkatan hormone estrogen, progesterone dan

pengeluaran HCG plasenta. Hormon-hormon inilah yang diduga

menyebabkan emesis gravidarum (Manuaba, 2012)

b. Mual dan muntah selama kehamilan disebabkan oleh perubahan pada sistem

endokrin yang terjadi selama kehamilan, terumata disebakan oleh tingginya

fluktuasi kadar HCG (human chorionic gonadotrophin), khususnya pada

periode mual atau muntah gestasional yang paling umum adalah pada 12-16

minggu pertama. Karena saat ini HCG mencapai kadar tertinggi, sama

dengan LH (Luteinizing Hormone) dan disekresikan oleh sel-sel trofoblas

blastosit. HCG melewati kontrol ovarium di hipofisis dan menyebabkan

korpus luteum terus memproduksi estrogen dan progesteron, suatu fungsi

yang nantinya diambil alih oleh lapisan korionik plasenta. HCG dapat

dideteksi dalam darah wanita dari sekitar 3 minggu gestasi (yaitu satu

minggu setelah fertilisasi), suatu fakta yang dijadikan sebagai besar uji

kehamilan (Tiran, 2009).


9

2.2.4 Faktor yang Mempengaruhi Emesis Gravidarum


Faktor-faktor yang mempengaruhi emesis gravidarum adalah umur,

paritas, pendidikan dan jarak kehamilan (Umboh, Mamuaya, & Lumy, 2003).

Selain itu juga ada faktor- faktor lain seperti :

a. Hormonal

Mual dan muntah selama kehamilan biasanya disebabkan oleh

perubahan dalam sistem endokrin yang terjadi selama kehamilan, terutama

disebabkan oleh tingginya fluktasi kadar HCG (human chorionic

gonadotrophin), khususnya karena periode mual atau muntah gestasional

yang paling umum adalah pada 12-16 minggu pertama, yang pada saat itu,

HCG mencapai kadar tingginya. HCG sama dengan LH (luteinzing

hormone) dan disekresikan oleh sel-sel trofoblas blastosit. HCG melewati

kontrol ovarium di hipofisis dan menyebabkan korpus luteum terus

memproduksi estrogen dan progesteron, suatu fungsi yang nantinya diambil

alih oleh lapisan korionik plasenta. HCG dapat dideteksi dalam darah wanita

dari sekitar tiga minggu gestasi (yaitu satu minggu setelah fertilisasi), suatu

fakta yang menjadi dasar bagi sebagian besar tes kehamilan (Tiran, 2009)

b. Faktor Psikologis

Diagnosis kehamilan sering diperkuat oleh hasil dari kecurigaan yang

dipicu oleh keadaan mual dan muntah, tanpa adanya etiologi lain.

Mengetahui akan menjadi orang tua menyebabkan koflik emosi, termasuk

kegembiraan dan penantian, kecemasan tentang kesehatan ibu dan bayi serta

khawatir tentang pekerjaan, keuangan, atau hubungan dengan suami. Sering

kali ada perasaan ambivalen terhadap kehamilan dan bayi, dan pada
10

beberapa wanita hal ini mungkin membuat mereka sedih karena sebentar

lagi mereka akan kehilangan kebebasan mereka. Mungkin ada gangguan

persepsi, ketidakpercayaan mengenai ketakutan nyata akan meningkatnya

tanggung jawab.Masalah psikologis dapat memprediksi beberapa wanita

untuk mengalami mual dan muantah dalam kehamilan, atau memperburuk

gejala yang sudah ada atau mengurangi kemampuan untuk mengatasi gejala

“normal”. Kehamilan yang tidak direncanakan, tidak nyaman atau tidak

diinginkan, atau karena beban pekerjaan atau finansial akan menyebabkan

penderitaan batin, ambivalensi, dan konflik. Kecemasan berdasarkan

pengalaman melahirkan sebelumnya, yang lebih utama kecemasan akan

datangnya emesis gravidarum atau preeklamsia. Wanita yang mengalami

kesulitan dalam membina hubungan, rentan terhadap masalah dengan distres

emosional menambah ketidaknyamanan fisik. Syok dan adaptasi yang

dibutuhkan jika kehamilan ditemukan kembar, atau kehamilan terjadi dalam

waktu berdekatan, juga dapat menjadi faktor emosional yang membuat mual

dan muntah menjadi lebih berat (Tiran, 2009)

c. Status Gravida

Pada sebagian besar primigravida belum mampu beradaptasi dengan

hormon estrogen dan koreonik gonadotropin sehingga lebih sering terjadi

emesis gravidarum. Sedangkan pada multigravida dan grandemultigravida

sudah mampu beradaptasi dengan hormon estrogen dan koreonik

gonadotropin karena sudah mempunyai pengalaman terhadap kehamilan dan

melahirkan (Prawirohardjo, 2014). Pada primigravida menunjukkan


11

kurangnya pengetahuan, informasi dan komunikasi yang buruk antara

wanita dan pemberi asuhannya turut mempengaruhi persepsi wanita tentang

gejala mual dan muntah. Sedangkan pada multigravida dan

grandemultigravida sudah mempunyai pengalaman, informasi dan

pengetahuan tentang gejala emesis gravidarum sehingga mampu mengatasi

gejalanya.

d. Faktor alergi

Pada kehamilan, ketika diduga terjadi invasi jaringan villi korialis

yang masuk ke dalam peredaran darah ibu, maka faktor alergi di anggap

menyebabkan kejadian emesis gravidarum (Tiran, 2009).

2.2.5 Manifestasi Klinis


Emesis gravidarum, menurut berat ringannya gejala dapat dibagi dalam

tiga tingkatan yaitu, sebagai berikut :

a. Tingkat I

Mual muntah terus menerus menyebabkan penderita lemah, tidak mau

makan, berat badan menurun dan rasa nyeri pada epigastrum. Nadi

meningkat sekitar 100 kali per menit, tekanan darah sistol menurun, turgor

kulit berkurang, lidah mengering dan mata cekung.

b. Tingkat II

Penderita tampak lebih lemah dan apatis. Turgor kulit lebih

berkurang, lidah mengering dan tampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu

kadang-kadang naik dan mata sedikit ikterus. Berat badan menurun dan

mata cekung, tekanan darah rendah, hemokonsentrasi, oliguri, dan


12

konstipasi. Tercium aseton pada bau mulut, karena mempunyai aroma yang

khas dan dapat pula ditemukan pada urine.

c. Tingkat III

Keadaan umum lebih parah, mual muntah berhenti, kesadaran

menurun dan somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhu badan

meningkat, serta tekanan darah menurun. Komplikasi fatal dapat terjadi

pada susunan saraf yang dikenal sebagai ensefalopati wernicke dengan

gejala nistagmus dan diplopia. Keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan

zat makanan, termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus adalah tanda

adanya payah hati (Hutahaean , 2013)

2.2.6 Penatalaksanaan Emesis Gravidarum


Penatalaksanaan pada ibu hamil dengan emesis gravidarum dimulai dengan :

a. Pencegahan

Pencegahan terhadap emesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan

jalan memberikan pendidikan kesehatan tentang kehamilan dan persalinan

sebagai suatu proses yang fisiologis, memberikan keyakinan bahwa mual

dan kadang-kadang muntah merupakan gejalan yang fisiologis pada

kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan bulan, menganjurkan

mengubah makanan sehari-hari dengan makanan jumlah kecil, tetapi lebih

sering. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi

dianjurkan untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat (Rukiyah

& Yulianti, 2010).


13

Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindari.

Makanan dan minuman disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin.

Defekasi yang teratur hendaknya dapat dijamin, menghindari kekurangan

karbohidrat merupakan faktor yang penting, oleh karena itu dianjurkan

makanan yang banyak mengandung gula (Rukiyah & Yulianti, 2010).

b. Obat-obatan

Apabila dengan cara tersebut keluhan dan gejala tidak berkurang maka

diperlukan pengobatan. Sedatif yang sering diberikan adalah

Pohenobarbital, vitamin yang dianjurkan yaitu vitamin B1 dan B2 yang

berfungsi untuk mempertahankan keadaan syaraf, jantung, otot serta

meningkatkan pertumbuhan dan perbaikan sel dan B6 berfungsi

menurunkan keluhan dan gangguan mual dan muntah bagi ibu hamil dan

juga membantu dalam sintes lemak untuk pembentukan sel darah merah.

Pada keadaan lebih berat, berikan antiemetik seperti metokopramid,

disiklomon hidroklorida, atau klorpromazin, pengobatan mula dan muntah

farmakologi dilakukan dengan memberikan antiemetik, antihistamin,

antikolinergik, dan kortikosteroid ( Rukiyah & Yulianti, 2010; Santi, 2013).

c. Non-Farmakologi

Aromaterapi jeruk Lemon dengan cara penghirupan, hirup minyak

essensial (essensial oil) langsung dari botol atau teteskan empat tetes pada

tisu untuk kemudian dihirup, cara ini bisa diulangi jika diperlukan. Bisa juga

dengan menguapkan minyak essensial itu terlebih dahulu jika tidak ingin

menghirupnya secara langsung. Jenis minyak essensial yang biasa


14

digunakan adalah peppermint, spearmint, lemon dan jahe, atau bisa juga

dengan mencampurkan tiga tetes minyak lavender dengan setetes

peppermint untuk kemudian diuapkan.

Untuk mengurangi mual dan muntah juga bisa tambahkan tujuh tetes

minyak essensial lemon kedalam minyak urut perlahan pada perut atau juga

bisa menghirup uapnya untuk mengurangi rasa mual, secangkir teh daun

raspberry merah juga dapat diminum untuk mengobati dan memulihkan rasa

mual dan muntah (Ana, 2010)

d. Isolasi

Isolasi dilakukan dalam kamar yang tenang cerah dan peredaran udara

yang baik hanya dokter dan perawat yang boleh keluar masuk kamar sampai

mual muntah berhenti dan pasien mau makan. Catat caira yang masuk dan

keluar dan tidak di berikan makan dan minum selama 24 jam. Kadang-

kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang atau hilang tanpa

pengobatan (Rukiyah & Yulianti, 2010).

e. Berikan terapi psikologis

Terapi psikologis yang meyakinkan ibu bahwa penyakitnya bisa

disembuhkan serta menghilangkan perasaan takut akan kehamilan dan

konflik yang melatarbelakangi emesis gravidarum ( Mitayani & Biomed,

2012).
15

2.2 Konsep Aromaterapi

2.2.1 Definisi Aromaterapi


Pengobatan di era modern berkembang kian pesat. Tidak hanya

pengobatan yang sifatnya alami seperti aromaterapi. tetapi dengan

memanfaatkan aneka aroma tumbuhan tersebut seolah telah menjadi sesuatu

yang penting dalam kehidupan manusia masa kini. Bagaimanapun, aromaterapi

menjadi simbol keharmonisan, keromantisan, pergaulan, kecantikan, dan

bahkan kesehatan. Ahli kimia prancis, Rene Maurice Gattefosse, adalah

penemu aromaterapi. pada 1920-an, Gattefosse mulai mempopulerkan terapi

kesehatan yang memanfaatkan minyak beraroma (Nadesul & & Kusuma,

2015).

Aromaterapi mulai dipopulerkan kembali pada awal milenium ketiga,

seiring dengan terangkatya kembali obat-obat tradisional. Upaya ini berkaitan

erat dengan semakin besarnya perhatian masyarakat terhadap keunggulan

aromaterapi. hal ini cukup beralasan, karena cara terapi ini dapat membantu

meningkatkan kecantikan dan kesehatan luar dalam dengan cara yang mudah

dan nyaman.

Aromaterapi berasal dari kata aroma yang berarti harum atau wangi, dan

therapy yang dapat diartikan sebagai : “ suatu cara perawatan tubuh dan atau

penyembuhan penyakit dengan menggunakan minyak esensial (essensial oil)

(Jaelani, 2009).

Aromaterapi adalah suatu bentuk terapi dengan menggunakan minyak-

minyak aromatis atau essensial oil atau dalam bahasa indonesianya adalah

minyak atsiri. Secara farmakologis, essensial oil memiliki khasiat nyata dalam
16

perawatan dan penyembuhan tubuh kita dari berbagai gangguan kesehatan,

selain memberikan kehangatan, aromaterapi juga dapat melegakan pernafasan,

mencegah penyumbatan hidung, mengurangi ketegangan otot, dan

memperlancar proses pencernaan (Julianto, 2016; Nadesul & Kusuma, 2015).

Aromaterapi adalah pengobatan fisik dan psikis dengan menggunakan

minyak essensial. Minyak essensial diekstrak dari tanaman, bungan, pohon,

dan akar yang diproses dengan cara dihaluskan, disuling, atau diekstrasi

menggunakan pelarut. Walaupun aromaterapi modern dianggap sebagai suatu

tehnik untuk merawat tubuh dengan bau-bauan yang harum, seni penyembuhan

kuno ini menggunakan minyak essensial karena khasiat pengobatan yang

dimilikinya (Akoso, G. H. E, 2009).

Para Ahli aromaterapi menggunakan minyak aromatik yang diekstrak

dari tumbuhan dan bunga-bungaan untuk meningkatkan kesehatan, minyak

aromaterapi memiliki aroma yang harum dan menyenangkan. Aromaterapi

merupakan cara efektif dan lembut untuk meningkatkan kesehatan tubuh,

mengatasi gangguan-gangguan ringan, serta membantu anda untuk rileks.

Belum diketahui secara pasti cara kerja minyak esensial, tapi diperkirakan

aromaterapi esensial dapat memicu terjadinya reaksi dalam indra penciuman,

yang kemudian mengirimkan pesan-pesan tersebut kepada otak (Charlish,

Davies, & Indra, 2005).


17

2.2.2 Cara penggunaan aromaterapi


Saat ini ada begitu banyak orang yang mengenal aromaterapi, seperti

namanya, aromaterapi adalah cara alternatif untuk menyehatkan tubuh dan

fikiran dengan berbagai macam hal, seperti pewangi ruangan, untyk relaksasi

dan meditasi, mandi, minyak pijat, dan sebagainya. Umumnya, aromaterapi

dibuat dengan bahan dasar tumbuh-tumbuhan, yang kemudian diolah hingga

menghasilkan minyak essensial (essensial oil) dengan aromanya yang khas,

memiliki pengaruh untuk kesehatan manusia. Penggunaan aromaterapi dapat

dilakukan dengan cara :

a. Penghirupan

Penggunaan minyak essensial untuk dihirup adalah cara yang sangan

baik untuk mendapatkan manfaat langsung tanpa harus melepas pakaian.

Jika kita menghirup uap minyak essensial, uap ini akan langsung memasuki

sistem penciuman, sehingga harus lebih hati-hati dengan dosis yang

digunakan. Kita juga bisa meneteskan dua sampai tiga tetes minyak

essensial pada saputangan, dekatkan saputangan pada area hidung dan mulut

(Piatkus & Purwoko, 2016).

Metode ini adalah metode paling sederhana yang bisa dilakukan

adalah dengan meneteskan dua tetes minyak essensial pada sehelai tisu, dan

menghirup aromanya. Untuk menghirup uap, teteskan lima teteskan 5 tetes

minyak essensial kedalam mangkuk besar air panas, tutupi kepala dan

mangkuk dengan handuk lalu hiruplah uap harumnya dengan mata terpejam

(Charlish, Davies, & Indra, 2005).


18

Terapi melalui inhalasi seperti diketahui sensor indera penciuman

pada manusia memiliki tingkat kepekaan lebih tajam dan sensitif.

Ketajaman indera penciuman ini dapar mencapai 10.000 kali lebih kuat dari

pada indera perasa. Karenanya, terapi dengan melalui hirupan atau inhalasi

ini memiliki efek yang kuat terhadap organ-organ sensorik yang dilalui

bahan aktif minyak essensial. Terapi inhalasi dapat berguna untuk mengatasi

dan meringankan keadaan-keadaan yang berhubungan dengan kondisi

kesehatan tubuh seseorang. Uap dan asap minyak essensial bisa

mempengaruhi kondisi psikis seseorang melalui rangsangan yang diterima

oleh ujung-ujung saraf penciuman yang terdapat di dalam selaput lendir

hidung, atau daerah respon saraf pada organ lain yang dilalui tetes-tetes uap

minyak essensial tersebut (Jaelani, 2009).

b. Pemijatan

Memijat diri sendiri merupakan suatu cara yang menyenangkan untuk

menikmati efek positif minyak aromaterapi. minyak essensial harus

diencerkan dengan satu jenis minyak tumbuhan, seperti minyak wijen, atau

minyak almond, sebelum digunakan. Gunakan 1 tetes minyak essensial

untuk setiap 5 ml (1 sendok teh) minyak pengencer atau setiap 10 ml (2

sendok teh) minyak pengencer apabila dalam keadaan hamil (Charlish,

Davies & Indra, 2005).

c. Mandi

Metode-metode terapi lainnya dapat digantikan dengan berendam dan

menambahkan 4-6 tetes minyak essensial. Sembari menghilangkan


19

penyakit, minyak tersebut akan merawat kulit dan aromanya akan

mempengaruhi sirkulasi darah. Efeknya terjadi secara langsung seperti

halnya pemijatan, dan dalam waktu bersamaan melepaskan aroma

menyegarkan ke udara dan melemaskan tubuh. Tambahkan beberapa tetes

susu pada air mandi agar minyak tersebut dapat tersebar secara merata di

dalam air. Mandi-mandi berikut ideal untuk menyembuhkan penyakit-

penyakit yang berhubungan dengan sistem pencernaan (Akoso, 2009)

1) Untuk penyakit lambung

Berendamlah dengan minyak angelica, yarrow, dan neroli.

2) Untuk mual

Tambahkan balsem marjoman, bergamot, dan lemon.

3) Untuk sembelit

Minyak essensial yang paling cocok adalah juniper dan geranium.

4) Untuk diare Berendamlah dengan marjonam, roman camomile, dan

yarrow. Apabila makan atau minum berlebihan, tidak ada yang lebih baik

dar pada berendam geranium, lavender, neroli, dan lemon. Merevitalisasi

tubuh saat timbul masalah pencernaan. Tambahkan beberapa tetes juniper

yang dicampur dengan essensial lemon ke dalam air mandi (Akoso,

2009).

2.2.3 Kelebihan dan keunggulan Aromaterapi


Aromaterapi merupakan salah satu diantara metode pengobatan kuno

yang masih dapat bertahan hingga saat ini. Metode penyembuhan ini sudah

berlangsung secara turun-temurun. Sehingga wajar apabila ketertarikan dan


20

minat masyarakat terhadap aromaterapi menjadi semakin besar. Sekalipun

metode yang digunakannya tergolong sederhana, namun cara terapi ini

memiliki beberapa keunggulan dan kelebihan dibandingkan dengan metode

penyembuhan lainnya, antara lain :

a. Biaya yang dikeluarkan relatif murah.

b. Bisa dilakukan dalam berbagai tempat dan keadaan.

c. Tidak mengganggu aktivitas yang bersangkutan.

d. Dapat menimbulkan rasa senang pada orang lain.

e. Cara pemakaiannya tergolong praktis dan efisien.

f. Efek zat yang ditimbulkannya tergolong cukup aman bagi tubuh.

g. Khasiat terbukti cukup manjur dan tidak kalah dengan metode terapi lainnya

(Jaelani, 2009).

2.2.4 Kandungan dan manfaat Aromaterapi


a. Kandungan

Kandungan kimia dari minyak esensial sangat menentukan khasiat

minyak tersebut. Secara umum, minyak esensial mengandung senyawa

kimia yang tersusun dari unsur hidrogen, karbon, dan oksigen. Kandungan

minyak esensial terdiri dari berbagai jenis senyawa, antara lain :

1) Golongan monoterpen

Senyawa ini bersifat antivirus dan antiseptik serta bakterisida

(membunuh bakteri). Monoterpen bersifat iritatif (mudah mengiritasi

kulit yang sensitif). Contoh minyak esensial yang mengandung

monoterpen adalah minyak lemon, pinus, dan frankincense.


21

2) Golongan ester

Golongan ini bersifat fingisida (membunuh jamur), sedatif

(menenangkan), dan sangat aromatik. Minyak esensial yang termasuk

golongan ester diantaranya bergamot, clary sage, dan lavender (Suranto,

2011)

3) Golongan aldehida

Golongan ini bersifat sedatif (menenangkan) dan antiseptik. Contoh

minyak esensial yang termasuk golongan aldehida adalah melissa, lemon

grass, dan citronella.

4) Golongan keton

Golongan keton bersifat mengurangi pembengkakan selaput lendir

dan membantu mengalirkan lendir. Contoh minyak esensial yang

termasuk golongan keton adalah fennel (adas), hyssop, dan sage.

5) Golongan alkohol, antiseptik, dan anti virus

Golongan ini bersifat bakterisida. Contoh minyak esensial yang

termasuk golongan ini adalah geranium, rosewood, dan rose.

6) Golongan fenol

Golongan fenol ini bersifat bakterisida, stimulasi kuat, dan mudah

mengiritasi kulit. Contoh minyak esensial yang termasuk golongan fenol

antara lain cengkeh, Oregano, dan thyme (Suranto, 2011).


22

b. Manfaat

Manfaat utama aromaterapi adalah sebagai relaksasi yang sangat

berguna ketika sedang hamil, aromaterapi juga dapat membantu

menimbulkan perasaan bahagia, mengurangi rasa lelah, dan meringankan

sakit punggung. Minyak esensial juga dapat membantu melancarkan

sirkulasi, sehingga dapat mengurangi resiko varises dan haemorrhoids

(Charlish et al., 2005)

2.3 Konsep Lemon (Citrus Limon)

2.3.1 Definisi Lemon (Citrus Limon)


Jeruk lemon atau jeruk asam mungkin berasal dari Cina dan India, dekat

Himalaya. Buah ini diperkenalkan di Eropa oleh bangsa Arab pada abad ke-12.

Bila masak, kulit buahnya berwarna kuning terang sampai oranye, berbintik-

bintik seperti kulit jeruk pada umumnya. Jeruk lemon berukuran kecil,

diameter 7-15 cm, bentuknya oval, daging buahnya terbagi 8-10 segmen,

rasanya bervariasi; asam, manis, sepat dan menyegarkan. Tergantung

varietasnya, jeruk asam ada yang berbiji, ada juga yang tanpa biji (Budiana,

2013).

Di Indonesia, orang lebih mengenal jeruk nipis dari pada jeruk lemon,

karena jeruk nipis lebih sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan

sebagian orang salah mengartikan bahwa lemon sama dengan jeruk nipis

(citrus aurantifolia), padahal jelas berbeda dari bentuk dan ciri-ciri buahnya.

Walaupun sama dari famili jeruk dan berasa asam, namun lemon lebih unggul
23

dalam aroma citrus yang dimilikinya, sehingga banyak dijadikan bahan

penambah citarasa dan aroma dalam industri kuliner selain manfaatnya untuk

kecnatikan dan kesehatan (Muaris, 2013).

Lemon (citrus lemon) sejenis jeruk yang dikenal juga dengan sebutan

sitrun (dari Belanda, citroen), buahnya berbentuk bulat lonjong, ada tonjolan

pada ujungnya, warna kulit nuah matang kuning cerah, rasanya asam, sepet,

sedikit manis (Muaris, 2013).

2.3.2 Klasifikasi Ilmiah Lemon


a. Divisio : Plantae

b. Ordo : Sapindales

c. Famili : Rutaceae

d. Genus : Citrus

e. Spesies : Citrus Limon

Lemon memiliki sekitar 20 varietas. Namun dipasar Indonesia hanya ada

jenis lemon tertentu, pada umumnya jenis Eureka dan Meyer. Beberapa jenis

yang ditemukan, antara lain :

1) Eureka lemon : sama dengan lemon pada umumnya, memiliki rasa asam,

sepet, kulitnya kasar, terdapat biji, ada tonjolan di ujungnya.

2) Libson lemon : rasanya sama dengan cureka lemon, namun kulitnya

halus, tanpa biji, dan tidak ada tonjolan pada ujungnya.

3) Meyer lemon (Citrus x Meyer) : lemon ini banyak di jumpai dipasar dan

direstoran, memiliki flavour manis dan lebih aromatik (Muaris, 2013).


24

2.3.3 Kandungan dan Khasiat


a. Kandungan

Setiap 100 g yang setara dengan dua buah jeruk lemon ukuran sedang

menyediakan 29 kalori, 1,1 g protein, 0,3 g lemak, 2,9 g gula alami, dan 2,8

g serat. Jeruk lemon mempunyai komposisi utama gula dan asam sitrat.

Kandungan jeruk lemon antara lain flavonoid (flavanones), limonen, asam

folat, tanin, vitamin (C, A, B1, dan P), dan mineral (kalium dan mgnesium).

Kandungan flavonoid inilah yang meningkatkan produksi empedu,

flavonoid akan menetralkan cairan pencernaan asam yang dapat mengurangi

rasa mual. Kulit jeruk lemon terdiri dari dua lapis. Bagian luar mengandung

minyak esensial (6%) dengan komposisi limonen (90%), citral (5%), dan

sejumlah kecil citronellal, alfa-terpineol, linalyl, dan geranyl acetate. Kulit

jeruk lapisan dalam tidak mengandung minyak esensial, tetapi mengandung

glikosida falvon yang pahit, derivat koumarin, dan pektin (Budiana, 2013);

Nugrahani, 2017).

Citrus bioflavonoid yang berfungsi sebagai antioksidan dan

meningkatkan sirkulasi darah, flavonoid ini bisa ditemukan pada jeruk

lemon, limau, flavonoid berperan dalam produksi hormon estrogen. Lemon

(citrus limon L) merupakan sumber flavonoid, asam sitrat, vitamin C dan

mineral seperti kalium, kalsium, fosfor, natrium, besi dan seng, lemon

memiliki senyawa flavonoid yang cukup tinggi, hasil penelitian pada air

perasan lemon total flavonoidnya adalah 206,958 mg, vitamin C sebesar

27,364 mg (Yohanita, 2016).


25

b. Khasiat

Jeruk lemon rasanya pahit, bersifat dingin dan berbau aromatik.

Khasiat lemon dalam kesehatan sangat beragam, antara lain untuk kesehatan

pencernaan, metabolisme tubuh, hati, ginjal, bahkan sebagai antikanker.

Selain itu lemon juga berkhasiat meluruhkan kencing (diuretik), antiradang,

meningkatkan keluarnya liur, meringankan batuk, dan meningkatkan

sirkulasi pembuluh darah tepi (tungkai). Kandungan flavonones dan vitamin

C pada jeruk lemon mempunyai khasiat antioksidan dan antikanker. Jeruk

lemon digunakan untuk pengobatan pemderita scurvy (penyakit akibat

kekurangan vitamin C), kaki dan tangan (tungkai) baal dan nyeri akibat

sirkulasi darah tidak lancar, wasir (hemoroid), varises (varicose vein),

demam ringan, dan radang bronkus (saluran nafas). Kandungan limonene

pada lemon juga bermanfaat untuk pengobatan batu empedu dan batu ginjal

(Dalimartha & Adrian, 2013).

2.4 Konsep Kehamilan

2.4.1 Definisi Kehamilan


Masa kehamilan merupakan saat yang begitu dinantikan sehingga harus

direncanakan dengan sebaik-baiknya. Walau demikian, kadang-kadang

kehamilan juga bisa terjadi diluar rencana. Lama kehamilan yaitu 280 nhari

atau 40 minggu atau 10 bulan (lunar months) (Ana, 2010; Sofian, 2012).

Menurut federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan didefinisikan

sevagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan
26

dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya

bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10

bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi

dalam 3 trimester, dimana trimester pertama berlangsung dalam 12 minggu,

trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke minggu 27), dan trimester

ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hinggan ke-40) (Prawirohardjo, 2014).

Kehamilan adalah masa dimana terdapat janin didalam rahim seorang

perempuan. Masa kehamilan didahului oleh terjadinya pembuahan yaitu

bertemunya sel spermas laki-laki dengan sel telur yang dihasilkan oleh indung

telur. Setelah pembuahan, terbentuk kehidupan baru berupa janin dan tumbuh

di dalam rahim ibu yang merupakan tenpat berlindung yang aman dan nyaman

bagi janin (Pudiatusti, 2011).

2.4.2 Tanda–Tanda Kehamilan


Menurut (Megasari, 2015) tanda-tanda kehamilan dibagi menjadi 3 yaitu :

a. Tanda-tanda Presumtif

1) Amenorea (tidak mendapat haid)

Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadinya pembentukan

folikel de graadf dan ovulasi sehingga menstruasi tudak terjadi. Wanita

harus mengetahui tanggal hari pertama haid terakhir (HT) supaya dapat

ditaksir umur kehamilan dan taksiran tanggal persalinan (TTP), yang

dihitung dengan menggunakan rumus dari Naegele: TTP = (hari HT + 7)

dan (bulan – 3) dan (tahun HT + 1), tetapi amenorea juga dapat

disebabkan oleh penyakit kronik tertentu, tumor pituitari, perubahan dan


27

faktor lingkungan, mal nutrisi dan biasanya gangguan emosional

ketakutan akan kehamilan.

2) Mual dan Muntah (nausea anda vomiting).

Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir

triwulan pertama karena pengaruh estrogen dan progesteron terjadi

pengeluaran asam lambung yang berlebihan dan menimbulkan mual

muntah yang terjadi terutama pada pagi hari yang disebut morning

sickness, dalam batas tertentu hal ini masih fisiologis, tetapi bila

terlampau serig dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang disebut

dengan Emesis Gravidarum.

3) Tidak ada selera makan (anoreksia).

Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan, setelah itu

nafsu makan timbul kembali.

4) Lelah (fatigue).

Sering terjadi pada timester pertama, akibat dari penurunan

kecepatan basal metabolisme (basal metabolisme rate-BMR) pada

kehamilan, yang akan meningkat seiring pertambahan usia kehamilan

akibat aktivitas metabolisme hasil konsepsi.

5) Payudara membesar, tegang, dan sedikit nyeri disebabkan pengaruh

hormon estrogen dan progesteron yang merangsang duktus dan alveoli

payudara.

6) Miksi sering, karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang membesar.

Gejala ini akan hilang pada triwulan kedua kehamilan. Tapi pada akhir
28

kehamilan gejala tersebut muncul kembali karena kepala janin menekan

kandung kemih.

7) Konstipasi/ Obstipasi karena tonus otot-otot pada usus menurun oleh

pengaruh hormon steroid.

8) Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormon kortikosteroid plasenta, dijumpai

di muka (chloasma gravidarum),areola payudara, leher, dan dinding

perut (linea nigra).

9) Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pelebaran pembuluh

darah terutama bagi wanita yang mempunyai bakat, varices dapat terjadi

disekitar genetalia eksterna, kaki dan betis serta payudara dan

penampakan pembuluh darah ini dapat hilang setelah persalinan.

b. Tanda-tanda kemungkinan hamil

1) Perut membesar

2) Uterus membesar : terjadi perubahan dalam bentuk, besar, dan

konsistensi rahim.

3) Tanda hegar, ditemukannya serviks dan isthmus yang lunak pada saat

pemeriksaan diusia kehamilan 4-6 minggu.

4) Tanda chadwick, yaitu suatu perubahan awal yang dapat terlihat pada

perunahan warna mukosa vagina menjadi kebiruan. Tanda tersebut

timbul karena akibat dari pelebaran vena karena meningkatnya kadar

estrogen.

5) Kontraksi-kontraksi kecil uterus jika dirangsang.

6) Reaksi kehamilan positif.


29

c. Tanda pasti (tanda positif)

1) Gerakan janin yang dapat dilihat, dirasakan, dan diraba pada bagian-

bagian janin.

2) Denyut jantung janin (DJJ) dapat didengarkan dengan stetoskop laenec

atau dengan stetoskop ultrasonic (dopller).

3) Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen.

4) Test laboratorium, yaitu test inhibisi koagulasi yang bertujuan untuk

mendeteksi adanya hCG dalam urin.(Megasari, 2015).

2.5 Mekanisme Aromaterapi Lemon terhadap Penurunan Mual Muntah


Rasa mual dapat ditanggulangi dengan menggunakan terapi pelengkap antara

lain dengan aromaterapi. Salah satu aromaterapi yang dapat menurunkan mual

muntah dalam kehamilan adalah aromaterapi lemon. Aromaterapi lemon

memberikan ragam efek bagi penghirupnya, seperti ketenangan, kesegaran, bahkan

bisa membantu ibu hamil mengatasi mual. Setiap minyak essensial memiliki efek

farmakologis yang unik, seperti antibakteri, antivirus, diuretik, vasodilator,

penenang, dan merangsang adrenal.

Ketika minyak essensial dihirup, memasuki hidung dan berhubungan dengan

reseptor di cilia berhubungan dengan tonjolan olfaktorius yang berada di ujung

saluran penciuman. Ujung dari saluran penciuman itu berhubungan dengan otak. Bau

diubah oleh cilia menjadi impuls listrik yang diteruskan ke otak lewat sistem

olfaktorius, semua impuls mencapai sistem limbik. Sistem limbik adalah bagian dari

otak yang dikaitkan dengan suasana hati, emosi, memori dan belajar kita. Semua bau

yang mencapai sistem limbik memiliki pengaruh kimia langsung pada suasana hati
30

kita. Ketika semua impuls dari aromaterapi sampai di sistem limbik, impuls tersebut

akan memblok serotin (rasa ingin muntah) sehingga mual muntah dapat ditekan

karena lemon sendiri memiliki manfaat untuk memblokir serotin (Sharma, 2009).

Aromaterapi lemon merupakan jenis aromaterapi yang dapat digunakan untuk

mengatasi mual muntah. Limone 70%, beta-pinene 11%, gammaterpinene 8%, citral

2%, trana-alpha-betgamodhine 0,4% adalah kandungan yang terdapat dari minyak

essensial citrus limon yang memiliki manfaat sebagai mentaly, stimulating,

antitheumatic, antispasmodic, hypotensive, antistress dan sedative. Limonene adalah

kandungan dari citrus limon yang sangat bioavailable oleh paru manusia sebesar

70% dan 60% dimetabolisme atau direstribusi dengan cepat. Limonene, gamma-

terpirnene dan citral dapat menghambat kadar serum corticosterone dan monoamin

diotak ketika mengalami stres fisik maupun psikologis sehingga dapat mengurangi

stress (Pimenta et al, 2016).

Dalam penelitian (Ariska, P & Dewi Yulia Sari, 2017)lemon minyak esensial

(citrus lemon) menjadi salah satu minyak herbal yang dianggap sebagai obat yang

aman pada kehamilan, Lemon (Citrus limon L) merupakan sumber flavonoid, asam

sitrat, vitamin C dan mineral seperti kalium, kalsium, fosfor, natrium, besi dan seng.

Lemon memiliki senyawa flavonoid yang cukup tinggi yang dapat mengurangi rasa

mual, menurut peneliti penurunan rata-rata skor frekuensi mual muntah disebabkan

aromaterapi mampu menurunkan skor frekuensi mual muntah pada kehamilan karena

baunya yang segar dan membantu memperbaiki atau menjaga

kesehatan,membangkitkan semangat, gairah, menyegarkan serta menenangkan jiwa,

dan merangsang proses (Yohanita, 2016).


31

Menurut penelitian yang dilakukan di Kabupaten Kebumen tahun 2017

menyatakan bahwa aromaterapi lemon dapat menurunkan mual muntah atau emesis

gravidarum pada kehamilan trimester pertama karena pada bulan-bukan pertama

kehamilan terdapat perasaan eneg, hal ini dikarenakan kadar hormon estrogen yang

meningkat (Damarasri, 2017).

2.6 Kerangka Konsep


Kerangka konsep merupakan abstraksi dari suatu realita agar dapat

dikomunikasikan dan membentuk teori yang menjelaskan keterkaitan antara variabel

( baik variabel yang diteliti maupun tidak diteliti). Kerangka konsep akan membantu

peneliti dalam menghubungkan hasil penemuan dengan teori (Nursalam, 2020).


32

Kehamilan Trimester satu

Perubahan Fisiologis
yaitu Emesis Gravidarum

Penatalaksanaan

Penatalaksanaan Penatalaksanaan
farmakologis Non- Farmakologis

Aromaterapi
 Antiemetik Lemon
 Antihistamin
 Antikolinergik
 Kortikosteroid Dihirup Hidung

Cilia

Sistem Olfaktorius

Sistem Limbik

Memblok Serotin

Mual Muntah
Menurun

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Emesis Gravidarum


BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Strategi Pencarian Literature

3.1.1 Protokol dan Registrasi


Rangkuman menyeluruh dalam bentuk literature review mengenai.

Pengaruh pemberian aromaterapi lemon terhadap mual muntah (emesis

gravidarum) pada ibu hamil trimester pertama. Protokol dan evaluasi dari

literature review ini akan menggunakan penyeleksian studi yang telah

ditemukan dan disesuaikan dengan tujuan dari literature review (Nursalam,

2020).

3.1.2 Data Base Pencarian


Pencarian sumber data sekunder dilakukan pada bulan September 2020 –

Januari 2021 berupa artikel atau jurnal nasional dan jurnal internasional yang

menggunakan database Google Scholar dan SINTA.

3.1.3 Kata Kunci


Pencarian artikel atau jurnal ini yang dilakukan penulis dalam membuat

literature review ini menggunakan keyword yang menspesifikkan pencarian,

sehingga mempermudah dalam penentuan artikel atau jurnal yang digunakan.

Kata kunci yang penulis gunakan dalam literature review yakni sebagai

berikut:

33
34

Tabel 3.1 Kata Kunci


Aromaterapi Lemon Emesis Gravidarum Kehamilan Trimester 1
OR OR OR
Lemon Emesis Gravidarum First Trimester
Aromatherapy Pregnancy

3.2 Kriteria Inklusi Dan Eksklusi

3.2.1 Seleksi Studi dan Penilaian Kualitas


Risiko bias dalam literature review ini menggunakan assesmen pada

metode penelitin masing-masing studi, yang terdiri dari (Nursalam, 2020):

a. Teori : Teori yang tidak sesuai, sudah kadaluarsa, dan kredibilitas yang

kurang.

b. Desain : Desain kurang sesuai dengan tujuan penelitian

c. Sample: Ada empat hal yang harus diperhatikan yaitu populasi, sampel,

sampling, dan besar sampel yang tidak sesuai dengan kaidah pengambilan

sampel.

d. Variabel : Variabel yang ditetapkan kurang sesuai dari segi jumlah,

pengontrolan vaiabel perancu, dan variabel lainnya.

e. Instrument: Instrumen yang digunakan tidak memiliki sesitivitas,

spesivikasi dan validas-reabilitas.

f. Analisis Data: Analisis data tidak sesuai dengan kaidah analisis yang sesuai

dengan standar.
35

Strategi yang digunakan untuk mencari artikel menggunakan PICOS

framework, yang terdiri dari (Nursalam, 2020):

a. Population/problem yaitu populasi atau masalah yang akan dianalisis sesuai

dengan tema yang sudah ditentukan dalam literatur review.

b. Intervention yaitu suatu tindakan penatalaksanaan terhadap kasus

perorangan atau masyarakat serta pemaparan tentang pentalaksanaan studi

sesuai dengan tema yang sudah ditentukan dalam literature review

c. Comparation yaitu intervensi atau pelaksanaan lain yang digunakan sebagai

pembanding, jika tidak ada bisa menggunakan kelompok kontrol dalam

studi yang terpilih.

d. Outcome yaitu hasil atau luaran yang diperoleh pada studi terdahulu yang

sesuai dengan tema yang sudah ditentukan dalam literature review.

e. Study design yaitu desain penelitian yang digunakan dalam artikel yang

akan di review.
36

Tabel 3.2 PICOS Kriteria Inklusi dan Eksklusi


Kriteria Inklusi Eksklusi
Population/ Kriteria populasi dalam Subyek yang hanya
Problem penelitian ini merupakan ibu membahas tentang ibu
hamil trimester pertama yang hamil trimester pertama
mengalami emesis gravidarum. secara umum.
Intervention Terapi aromaterapi Lemon Terapi lain selain terapi
aromaterapi Lemon
Comparation Ada analisis perbandingan Tidak ada perbandingan
Outcome Ada pengaruh pemberian Tidak ada pengaruh
aromaterapi lemon terhadap pemberian aromaterapi
mual muntah (emesis lemon terhadap mual
gravidarum) pada ibu hamil muntah (emesis
trimester pertama. gravidarum) pada ibu
hamil trimester pertama.
Study Design Quasy-experiment design one Literature review
grop pre-test post test. Pre-
experimental design one group
pre-test post-test dan cross
sectional
Publication Tahun 2016 dan setelahnya Dibawah 2016
years
Languange Bahasa Indonesia dan bahasa Selain bahasa Indonesia
inggris dan bahasa inggris

3.2.2 Hasil Pencarian dan Seleksi Studi


Berdasarkan hasil pencarian literature melalui publikasi didatabase yakni

google scholar dan SINTA menggunakan kata kunci yang sudah disesuaikan,

peneliti mendapatkan 84 artikel yang sesuai dengan kata kunci tersebut. Hasil
37

pencarian yang sudah didapatkan kemudian diperiksa duplikasi, ditemukan

terdapat 7 artikel yang sama sehingga dikeluarkan dan tersisa 84 artikel.

Diskrining kembali sesuai dengan PICOS mendapatkan 16 artikel, kemudian

dilakukan penilaian memenuhi kriteria dan disesuaikan dengan tema literature

review mendapatkan 5 artikel. Assessment yang dilakukan berdasarkan

kelayakan terhadap kriteri inklusi dan eksklusi didapatkan sebanyak 5 artikel

yang bisa dipergunakan dalam literature review. Jadi berikut gambaran alur

pencarian artikel terkait literature review ini:


38

Pencarian artikel dengan kata kunci


melalui database Google Shcolar
dan SINTA N= 97 Exclude: N= 7
Jurnal yang duplikat
Seleksi jurnal 5 tahun dengan topik:
pengaruh pemberian aromaterapi lemon
terhadap mual muntah (emesis gravidarum) Exclude: N= 61
pada ibu hamil trimester pertama N= 84 Problem:
Topik tidak sesuai N= 11
Intervention:
Seleksi judul jurnal dan duplikat Tidak melakukan pemberian
setelah dihapus N= 77 aromaterapi lemon terhadap mual
muntah (Emesis gravidarum)
pada ibu hamil trimester satu N=
24
Identifikasi abstrak N= 16
Outcome:
Tidak membahas pengaruh
pemberian aromaterapi lemon
Jurnal akhir yang dapat dianalisa terhadap mual muntah (emesis
sesuai rumusan masalah dan gravidarum) pada ibu hamil
tujuan N= 5 trimester satu N= 18
Study design:
Literature review, qualitative
research N= 8

Exclude: N= 11
Penilaian kualitas kelayakan
Artikel

Gambar 3.1 Diagram Alur


39

Tabel 3.3 Hasil Telusur Jurnal


NO PENULIS NAMA JUDUL METODE HASIL PENELITIAN DATABASE
JURNAL (Desain, Sampel
sampling, Variabel,
Instrumen, Analisis)
1 Putri et al Journal Of Efektifitas Desain: Berdasarkan hasil perhitungan Google
Midwifery pemberian Pre eksperimental statistik uji Wilxocon Sign Rank Test Scholar
Vol. 8 No. 1, aromaterapi Sampel: diperoleh p-value sebesar 0,001 (α <
2020 lemon terhadap 15 ibu hamil trimester 1 0,05) artinya ada pengaruh
penurunan yang mengalami emesis aromaterapi lemon terhadap mual dan
frekuensi emesis gravidarum muntah pada ibu hamil trimester 1
gravidarum pada Variabel:
ibu hamil Pemberian Aromaterapi
trimester 1 Lemon dan Emesis
graviadrum
Instrumen:
kuesioner index nausea
Analisis:
uji Wilxocon Sign Rank
Test
2 Wardani et Wellness and Pengaruh Desain: Berdasarkan hasil uji dependent Google
al Healthy essensial lemon One group Pre-test Post- sampel t-test didapatkan nilai p-value Scholar
Magazine terhadap emesis test design sebesar 0,000 (α < 0,05) yang berarti
Vol. 1 No. 2, gravidarum pada Sampel: adanya pengaruh essensial lemon
2019 ibu hamil 30 ibu hamil trimester 1 terhadap emesis gravidarum pada ibu
trimester satu di yang mengalami emesis hamil trimester satu.
Kecamatan gravidarum
Natar Variabel:
Kabupaten Pemberian Aromaterapi
40

Lampung Lemon dan emesis


Selatan gravidarum
Instrumen:
Kuesioner Index nausea
Analisis:
Uji dependent Sampel
T-test
3 Vitrianing JURNAL Efektivitas Desain: Berdasarkan hasil uji paired t-test SINTA
sih et al KEPERAWA aroma terapi Quasi experiment diperoleh p-value 0,017 < 0,05
TAN VOL. lemon untuk dengan one group pre- sehingga disimpulkan ada perbedaan
11 NO. 4, menangani post test design skor mual muntah antara sebelum dan
2019 emesis Sampel: setelah pemberian aromaterapi lemon.
gravidarum 20 ibu hamil dengan
emesis gravidarum
Variabel :
Pemberian Aromaterapi
lemon, Emesis
gravidarum
Instrumen :
Indeks Rhodes
Analisis :
uji Paired t-test
4 Carolin et STRADA The effect of Desain : Dari hasil uji statistik Paired T-tes Google
al Jurnal Ilmiah citrus lemon Quasi experiment didapatkan p-value 0,000 < 0,05 Scholar
Kesehatan, aromatherapy dengan one group pre- maka dapat di simpulkan bahwa ada
Vol.9 No.2, on emesis post test design pengaruh aromaterapi lemon terhadap
2020 gravidarum Sampel: emesis gravidarum pada ibu hamil
patient 30 ibu hamil trimester 1 trimester satu.
yang mengalami emesis
41

gravidarum.
Variabel:
Pemberian
aromatherapy lemon,
emesis gravidarum
Instrumen:
Kuesioner PUQE
Analisis:
uji statistik Paired T-
test
5 Dewi et al Jurnal Ilmiah Pengaruh Desain: Berdasarkan hasil uji statistik Paired Google
Kesehatan aromaterapi Quasy Experiment ( the Sample Test di peroleh nilai p value 0,005 Scholar
Vol. 17 lemon terhadap one group pretest post maka dapat di simpulkan bahwa terdapat
Nomer 3, emesis test) pengaruh pemberian aromaterapi lemon
2018 gravidarum di Sampel: terhadap frekuensi mual (emesis
Praktik Mandiri Total sampel ibu hamil gravidarum) pada ibu hamil trimester satu.
Bidan Wanti yang memenuhi kriteria
Mardiwati Kota emesis gravidarum
Cimahi Variabel:
Pemberian aromaterapi
Lemon, Emesis
Gravidarum
Instrumen:
lembar monitoring
Analisis:
uji statistik Paired
Sample Test
BAB 4
HASIL DAN ANALISIS

4.1 Hasil

4.1.1 Karakteristik Studi


Lima artikel yang didapatkan penulis, memenuhi kriteria inklusi. Dari 5

artikel yang didapat semuanya menggunakan desain penelitian quasi experiment

pretest-postest. Dari lima artikel membahas tentang pengaruh pemberian

aromaterapi lemon terhadap mual muntah (emesis gravidarum) pada ibu hamil

trimester pertama. Dari 5 artikel yang digunakan berada pada rentang tahun 2016-

2020, dan berikut hasil analisa dan temuan artikel yang ditampilkan dalam bentul

tabel sebagai berikut:

42
43

Tabel 4.1 Karakteristik Studi


No Penulis dan Vol. Judul Tujuan Metode Penelitian Hasil Temuan Database
Tahun No (Desain, Sampel,
Terbit Variabel,
Instrument, Analisis)
1 Putri et al Vol. 8 Efektifitas Tujuan Desain: 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil Google
(2020) No. 1 pemberian penelitian Pre eksperimental perhitungan statistik uji Wilxocon Sign Scholar
aromaterapi ini adalah Sampel: Rank Test diperoleh p-value sebesar 0,001
lemon untuk 15 ibu hamil trimester (α < 0,05) artinya ada pengaruh
terhadap mengetahui 1 yang mengalami aromaterapi lemon terhadap mual dan
penurunan efektifitas emesis gravidarum muntah pada ibu hamil trimester satu.
frekuensi pemberian 2. Distribusi frekuensi tingkat mual muntah
emesis aromaterapi Variabel: sebelum dan setelah diberikan aromaterapi
gravidarum lemon Pemberian lemon:
pada ibu terhadap Aromaterapi Lemon Pre Post
hamil penurunan dan Emesis Tingkat mual dan Test Test
trimester 1 frekuensi gravidarum muntah (%) (%)
emesis Instrumen: Tidak mual dan
gravidarum kuesioner index muntah 0% 0%
pada ibu nausea Ringan 0% 86.7%
hamil Analisis: Sedang 86.7% 13.3%
trimester 1 uji Wilxocon Sign
Berat 13.3% 0%
Rank Test
3. Aromaterapi bermanfaat untuk
meningkatkan keadaan fisik dan psikologi
sehingga menjadi lebih baik
44

2 Wardani et Vol. 1 Pengaruh Tujuan Desain: 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil Google
al No. 2 essensial penelitian One group Pre-test uji dependent sampel t-test didapatkan Scholar
(2019) lemon ini adalah Post-test design nilai p-value sebesar 0,000 (α < 0,05) yang
terhadap untuk Sampel: berarti adanya pengaruh essensial lemon
emesis mengetahui 30 ibu hamil trimester terhadap emesis gravidarum pada ibu
gravidarum pengaruh 1 yang mengalami hamil trimester satu.
pada ibu essensial emesis gravidarum 2. Mual dan muntah pada ibu hamil trimester
hamil lemon Variabel: 1 sebelum dan sesudah diberikan essensial
trimester satu terhadap Pemberian lemon:
di Kecamatan emesis Aromaterapi Lemon Pre Post
Natar gravidarum dan emesis Tingkat mual dan Test Test
Kabupaten pada ibu gravidarum muntah (%) (%)
Lampung hamil Instrumen: Tidak mual dan
Selatan trimester Kuesioner Index muntah 0% 0%
satu nausea Ringan 0% 7%
Analisis: Sedang 10% 17%
Uji dependent Sampel Berat 25% 0%
T-test
3. Terapi essensial lemon sebagai alternatif
dalam penatalaksanaan kejadian mual
muntah pada trimester satu.
45

3 Vitrianingsih VOL. Efektivitas Tujuan Desain: 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil SINTA
et al 11 aroma terapi penelitian Quasi experiment uji paired t-test diperoleh p-value 0,017 <
(2019) NO. 4 lemon untuk ini adalah dengan one group pre- 0,05 sehingga disimpulkan ada perbedaan
menangani untuk post test design skor mual muntah antara sebelum dan
emesis mengetahui Sampel: setelah pemberian aromaterapi lemon.
gravidarum Efektivitas 20 ibu hamil dengan 2. Score Indeks Rodhes pada ibu hamil
aroma emesis gravidarum sebelum dan setelah pemberian
terapi Variabel : aromaterapi lemon:
lemon Pemberian Pre Post
untuk Aromaterapi lemon, Variabel Test Test
menangani Emesis gravidarum Mean 22.10 19.85
emesis Instrumen : Std.Dev 3.837 3.328
gravidarum Indeks Rhodes 3. Setelah pemberian aromaterapi lemon
Analisis : sebagian besar responden mengatakan
uji Paired t-test merasa lebih segar, tenang, dan nyaman.
46

4 Carolin et al Vol.9 The effect of Tujuan Desain : 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil Google
(2020) No.2 citrus lemon penelitian Quasi experiment uji statistik Paired T-tes didapatkan p- Scholar
aromatherapy ini adalah dengan one group pre- value 0,000 < 0,05 maka dapat di
on emesis untuk post test design simpulkan bahwa ada pengaruh
gravidarum mengetahui aromaterapi lemon terhadap emesis
patient pengaruh Sampel: gravidarum pada ibu hamil trimester satu.
aromaterapi 30 ibu hamil trimester 2. Perbedaan rata-rata sebelum dan sesudah
jeruk lemon 1 yang mengalami intervensi pada ibu hamil trimester satu :
pada pasien emesis gravidarum. Pre Post
emesis Variabel: Variabel Test Test
gravidarum Pemberian Mean 9.57 6.40
aromatherapy lemon, Std. Dev 3.014 2.458
emesis gravidarum 3. Aromaterapi lemon sebagai metode
Instrumen: alternatif dalam mengurangi kejadian
Kuesioner PUQE mual muntah ibu hamil pada trimester
Analisis: satu.
Uji Paired T-test
47

5 Dewi et al Vol. Pengaruh Tujuan Desain: 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil Google
(2018) 17 aromaterapi penelitian Quasy Experiment ( uji statistik Paired Sample Test di peroleh Scholar
Nomer lemon ini adalah the one group pretest nilai p value 0,005 maka dapat di
3 terhadap untuk post test) simpulkan bahwa terdapat pengaruh
emesis mengetahui Sampel: pemberian aromaterapi lemon terhadap
gravidarum di pengaruh Total sampel ibu frekuensi mual (emesis gravidarum) pada
Praktik aromaterapi hamil yang memenuhi ibu hamil trimester satu.
Mandiri lemon kriteria emesis 2. Pengaruh aromaterapi lemon terhadap
Bidan Wanti terhadap gravidarum frekuensi mual (emesis gravidarum):
Mardiwati emesis Variabel: Pre Post
Kota Cimahi gravidarum Pemberian Frekuensi mual Test Test
aromaterapi Lemon, Mean 25 7
Emesis Gravidarum 3. Aromaterapi lemon mampu menurunkan
Instrumen: frekuensi mual menjadi setengahnya dari
lembar monitoring frekuensi mual sebelum diberikan
Analisis: intervensi.
uji statistik Paired
Sample Test
48

4.1.2 Karakteristik Responden Studi


Dari 5 artikel yang dianalisis, karakteristik responden dalam literature review

ini terdiri dari usia ibu hamil dan paritas kehamilan karena karakteristik tersebur

yang mempengaruhi variabel.

a. Usia Ibu Hamil

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No Penulis dan Tahun Terbit Usia %


1 Putri (2020) 20-30 tahun 66.7%
31-35 tahun 33.3%
2 Wardani (2019) Tidak -
mencantumkan usia
3 Vitrianingsih (2019) <20 tahun 10%
20-35 tahun 75%
>35 15%
4 Carolin (2020) <20 tahun 16.7%
20-35 tahun 63.3%
>35 20.0%
5 Dewi (2018) Tidak -
mencantumkan usia

Berdasarkan tabel 4.2 hasil analisis dari lima artikel didapatkan tiga artikel

yang mencantukan usia responden dan dua artikel tidak mencantumkan usia

responden. Dari tiga artikel mayoritas usia responden yaitu 20-35 tahun.
49

b. Paritas Kehamilan

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Paritas Kehamilan

No Penulis dan Tahun Terbit Paritas %


1 Putri (2020) Primipara 80.0%
Multipara 20.0%
2 Wardani (2019) tidak -
mencantumkan
3 Vitrianingsih (2019) Tidak -
mencantumkan
4 Carolin (2020) Primipara 43.3%
Multipara 36.7%
Grandepara 20.0%
5 Dewi (2018) Tidak -
mencantumkan

Berdasarkan tabel 4.3 hasil analisis lima artikel terdapat dua artikel yang

mencantukan paritas kehamilan pada responden, tiga artikel tidak mencantumkan

paritas kehamilan responden. Mayoritas paritas responden yaitu primipara.


50

4.2 Analisis
Hasil review dari 5 artikel tentang “emesis gravidarum sebelum pemberian

aromaterapi lemon”, “emesis gravidarum sesudah pemberian aromaterapi lemon”

dan “pengaruh pemberian aromaterapi lemon terhadap mual muntah (emesis

gravidarum) pada ibu hamil trimester satu” di analisis sebagai berikut :

4.2.1 Emesis Gravidarum Sebelum Pemberian Aromaterapi Lemon


Hasil review dari 5 artikel tentang emesis gravidarum sebelum pemberian

aromaterapi lemon dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.4 Emesis Gravidarum Sebelum Pemberian Aromaterapi Lemon


No Penulis dan Tahun Kelompok Eksperimen
Terbit % or SD
1 Putri et al Sedang 86.7%
(2020) Berat 13.3%
2 Wardani et al Sedang 20%
(2019) Berat 80%
3 Vitrianingsih et al Mean 22.10
(2019) SD 3.837
4 Carolin et al Mean 9.57
(2020) SD 3.014
5 Dewi et al Mean 25
(2018)

Berdasarkan tabel 4.4 hasil analisis lima artikel sebelum diberikan intervensi

didapatkan dua artikel mayoritas responden mengalami emesis gravidarum sedang

hingga berat. Tiga artikel menunjukkan rata-rata emesis gravidarum yaitu mean

22.10, mean 9,57, dan mean 25.


51

4.2.2 Emesis Gravidarum Sesudah Pemberian Aromaterapi Lemon


Hasil review dari 5 tentang emesis gravidarum sesudah pemberian aromaterapi

lemon dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.5 Emesis Gravidarum Sesudah Pemberian Aromaterapi Lemon


No Penulis dan Tahun Terbit Kelompok Eksperimen
% or SD
1 Putri et al Ringan 86.7%
(2020) Sedang 13.3%

2 Wardani et al Ringan 87%


(2019) Sedang 13%

3 Vitrianingsih et al Mean 19.85


(2019) SD 3.328
4 Carolin et al Mean 6.40
(2020) SD 2.458
5 Dewi et al Mean 7
(2018)

Berdasarkan tabel 4.5 hasil analisis lima artikel sesudah dilakukan intervensi

didapatkan dua artikel mayoritas responden mengalami emesis gravidarum ringan.

Tiga artikel menunjukkan rata-rata emesis gravidarum yaitu mean19.85, mean 6,40,

dan mean 7. Hasil analisis dari lima artikel mengalami perubahan tingkat emesis

gravidarum pada responden.


52

4.2.3 Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lemon Terhadap Mual Muntah (Emesis


Gravidarum) Pada Ibu Hamil Trimester Pertama
Hasil review dari 5 artikel tentang pengaruh pemberian aromaterapi lemon

terhadap mual muntah (emesis gravidarum) pada ibu hamil trimester pertama dapat

dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.6 Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lemon Terhadap Mual Muntah (Emesis
Gravidarum) Pada Ibu Hamil Trimester
Kelompok Eksperimen Hasil Temuan
% or SD
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil
Keterangan Pre test Post test perhitungan statistik uji Wilxocon Sign Rank Test
Tidak mual diperoleh p-value sebesar 0,001 (α < 0,05) artinya
dan muntah 0% 0% ada pengaruh aromaterapi lemon terhadap mual
Ringan 0% 86.7% dan muntah pada ibu hamil trimester satu.
Sedang 86.7% 13.3%
Berat 13.3% 0%
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil uji
Keterangan Pre test Post test dependent sampel t-test didapatkan nilai p-value
Tidak mual sebesar 0,000 (α < 0,05) yang berarti adanya
dan muntah 0% 0% pengaruh essensial lemon terhadap emesis
Ringan 0% 87% gravidarum pada ibu hamil trimester satu.
Sedang 20% 13%
Berat 80% 0%
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil uji
Keterangan Pre tesPost test paired t-test diperoleh p-value 0,017 < 0,05
Mean 22.10 19.85 sehingga disimpulkan ada perbedaan skor mual
Std.Dev 3.837 3.328 muntah antara sebelum dan setelah pemberian
aromaterapi lemon.
Post Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil uji
Keterangan Pre tes test statistik Paired T-tes didapatkan p-value 0,000 <
Mean 9.57 6.40 0,05 maka dapat di simpulkan bahwa ada
Std. Dev 3.014 2.458 pengaruh aromaterapi lemon terhadap emesis
gravidarum pada ibu hamil trimester satu.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil uji


Post statistik Paired Sample Test di peroleh nilai p
Keterangan Pre tes test value < 0,05 maka dapat di simpulkan bahwa
Mean 25 7 terdapat pengaruh pemberian aromaterapi lemon
Std. Dev 7,141 terhadap frekuensi mual (emesis gravidarum) pada
ibu hamil trimester satu.
53

Berdasarkan tabel 4.6 hasil analisis dari lima artikel didapatkan dari

keseluruhan artikel menunjukkan nilai P value < 0,05. Dapat disimpulkan dari lima

artikel terdapat pengaruh pemberian aromaterapi lemon terhadap frekuensi mual

(emesis gravidarum) pada ibu hamil trimester satu.


BAB 5

PEMBAHASAN

5.1 Identifikasi Emesis Gravidarum Sebelum Pemberian Aromaterapi Lemon

Berdasarkan fakta hasil identifikasi dari lima artikel sebelum diberikan

intervensi didapatkan dua artikel mayoritas responden mengalami emesis gravidarum

sedang hingga berat. Tiga artikel menunjukkan rata-rata emesis gravidarum sebelum

dilakukan intervensi yaitu mean 22.10, mean 9,57, dan mean 25. Dimana dari tiga

artikel menyatakan bahwa emesis gravidarum yang dialami responden berbeda-beda.

Berdasarkan teori menyatakan bahwa Emesis Gravidarum merupakan keluhan

umum yang terjadi pada kehamilan muda. Terjadinya kehamilan menimbulkan

perubahan hormonal pada wanita karena terdapat peningkatan hormon estrogen,

progesteron dan dikeluarkannya human chorionic gonadothropine plasenta. Hormon

inilah yang menyebabkan Emesis Gravidarum (Carolin, Syamsiah, & Yuniati, 2020).

Emesis Gravidarum adalah mual muntah yang terjadi diawal kehamilan sampai 14

minggu kehamilan. Pada umumnya, mual dan muntah terjadi pada pagi hari sehingga

sering disebut juga morning sickness. Meskipun begitu, mual dan muntah tidak

hanya terjadi diwaktu pagi ( (Mariantari, 2014). Morning sickness disebabkan oleh

plasenta yang sedang berkembang sehingga menghasilkan hormon Human Chorionik

Gonadotropin (HCG) (Sari, 2013).

54
55

Penyebab emesis gravidarum secara pasti belum diketahui ada beberapa

pendapat tentang penyebab emesis gravidarum yaitu , Emesis Gravidarum

merupakan keluhan umum pada kehamilan muda. Terjadinya kehamilan

menimbulkan perubahan hormonal pada wanita karena terdapat peningkatan

hormone estrogen, progesterone dan pengeluaran HCG plasenta. Hormon-hormon

inilah yang diduga menyebabkan emesis gravidarum (Manuaba, 2012). Mual dan

muntah selama kehamilan disebabkan oleh perubahan pada sistem endokrin yang

terjadi selama kehamilan, terumata disebakan oleh tingginya fluktuasi kadar HCG

(human chorionic gonadotrophin), khususnya pada periode mual atau muntah

gestasional yang paling umum adalah pada 12-16 minggu pertama.

Faktor-faktor yang mempengaruhi emesis gravidarum adalah umur, paritas,

pendidikan dan jarak kehamilan (Umboh, Mamuaya, & Lumy, 2003). Selain itu juga

ada faktor- faktor lain seperti :

a. Hormonal

Mual dan muntah selama kehamilan biasanya disebabkan oleh perubahan

dalam sistem endokrin yang terjadi selama kehamilan, terutama disebabkan

oleh tingginya fluktasi kadar HCG (human chorionic gonadotrophin).

b. Faktor Psikologis

Diagnosis kehamilan sering diperkuat oleh hasil dari kecurigaan yang dipicu

oleh keadaan mual dan muntah, tanpa adanya etiologi lain. Mengetahui akan

menjadi orang tua menyebabkan koflik emosi, termasuk kegembiraan dan


56

penantian, kecemasan tentang kesehatan ibu dan bayi serta khawatir tentang

pekerjaan, keuangan, atau hubungan dengan suami.

c. Status Gravida

Pada primigravida menunjukkan kurangnya pengetahuan, informasi dan

komunikasi yang buruk antara wanita dan pemberi asuhannya turut

mempengaruhi persepsi wanita tentang gejala mual dan muntah. Sedangkan

pada multigravida dan grandemultigravida sudah mempunyai pengalaman,

informasi dan pengetahuan tentang gejala emesis gravidarum sehingga mampu

mengatasi gejalanya.

Berdasarkan opini peneliti bahwa dari lima artikel emesis gravidarum sebelum

dilakukan intervensi pemberian aromaterapi terdapat dua artikel menunjukkan emesis

gravidarum mayoritas beda pada kategori sedang dan berat. Tiga artikel lainnya

mayorita emesis gravidarum memiliki rata-rata yang berbeda, hal ini karena saat ibu

hamil merasa mual setiap melihat, mencium, atau merasakan makanan yang mungkin

berpotensi mempengaruhi janin, akan menyebabkan ibu mengalami muntah sehingga

makanan dan minuman tersebut dikeluarkan kembali. Dampak yang ditimbulkan

mual muntah sangat berisiko tinggi mengakibatkan ketidaknyamanan pada ibu dan

janin, sehingga dibutuhkan penatalaksanaan yang tepat untuk menangani mual

muntah pada ibu hamil. emesis gravidarum disebabkan oleh faktor paritas, usia,

alergi, faktor hormonal dan psikologi.


57

5.2 Identifikasi Emesis Gravidarum Sesudah Pemberian Aromaterapi Lemon

Berdasarkan fakta hasil lima artikel sesudah dilakukan intervensi didapatkan

dua artikel mayoritas responden mengalami emesis gravidarum ringan. Tiga artikel

menunjukkan rata-rata emesis gravidarum yaitu mean 19.85, mean 6,40, dan mean 7.

Hasil analisis dari lima artikel mengalami perubahan tingkat emesis gravidarum pada

responden.

Berdasarkan teori menyatakan bahwa emesis gravidarum bisa diatasi dengan

pengobatan non-famakologi salah satunya yaitu pemberian aromatherapi.

Aromaterapi adalah suatu bentuk terapi dengan menggunakan minyak-minyak

aromatis atau essensial oil atau dalam bahasa indonesianya adalah minyak atsiri.

Secara farmakologis, essensial oil memiliki khasiat nyata dalam perawatan dan

penyembuhan tubuh kita dari berbagai gangguan kesehatan, selain memberikan

kehangatan, aromaterapi juga dapat melegakan pernafasan, mencegah penyumbatan

hidung, mengurangi ketegangan otot, dan memperlancar proses pencernaan (Julianto,

2016; Nadesul & Kusuma, 2015). Aromaterapi lemon merupakan jenis aromaterapi

yang dapat digunakan untuk mengatasi mual muntah. Aromaterapi lemon memiliki

kandungan yaitu, Limone 70%, beta-pinene 11%, gammaterpinene 8%, citral 2%,

trana-alpha-betgamodhine 0,4% kandungan yang terdapat dari minyak essensial

citrus limon yang memiliki manfaat sebagai mentaly, stimulating, antitheumatic,

antispasmodic, hypotensive, antistress dan sedative. Limonene adalah kandungan

dari citrus limon yang sangat bioavailable oleh paru manusia sebesar 70% dan 60%

dimetabolisme atau direstribusi dengan cepat. Limonene, gamma-terpirnene dan


58

citral dapat menghambat kadar serum corticosterone dan monoamin diotak ketika

mengalami stres fisik maupun psikologis sehingga dapat mengurangi stress (Pimenta

et al, 2016). Penggunaan minyak essensial yaitu dihirup. Jika kita menghirup uap

minyak essensial, uap ini akan langsung memasuki sistem penciuman, terapi dengan

melalui hirupan atau inhalasi ini memiliki efek yang kuat terhadap organ-organ

sensorik yang dilalui bahan aktif minyak essensial. Terapi inhalasi dapat berguna

untuk mengatasi dan meringankan keadaan-keadaan yang berhubungan dengan

kondisi kesehatan tubuh seseorang. Uap dan asap minyak essensial bisa

mempengaruhi kondisi psikis seseorang melalui rangsangan yang diterima oleh

ujung-ujung saraf penciuman yang terdapat di dalam selaput lendir hidung, atau

daerah respon saraf pada organ lain yang dilalui tetes-tetes uap minyak essensial

tersebut. Dengan demikian pemberian aromaterapi lemon dapat digunakan untuk

mengurangi mual muntah ibu hamil trimester satu. Manfaat utama aromaterapi

adalah sebagai relaksasi yang sangat berguna ketika sedang hamil, aromaterapi juga

dapat membantu menimbulkan perasaan bahagia, mengurangi rasa lelah, dan

meringankan sakit punggung. Minyak esensial juga dapat membantu melancarkan

sirkulasi, sehingga dapat mengurangi resiko varises dan haemorrhoids (Charlish et

al., 2005). Terapi ini memiliki beberapa keunggulan dan kelebihan dibandingkan

dengan metode penyembuhan lainnya yaitu biaya yang dikeluarkan relatif murah,

bisa dilakukan dalam berbagai tempat dan keadaan, tidak mengganggu aktivitas yang

bersangkutan, dapat menimbulkan rasa senang pada orang lain, cara pemakaiannya

tergolong praktis dan efisien, efek zat yang ditimbulkannya tergolong cukup aman
59

bagi tubuh, dan khasiat terbukti cukup manjur dan tidak kalah dengan metode terapi

lainnya (Jaelani, 2009).

Berdasarkan opini peneliti yaitu emesis gravidarum dari lima artikel mayoritas

mengalami perubahan, dengan ditandai dengan nilai rata-rata dari tiga artikel yang

menunjukkan penurunan. aromaterapi lemon merupakan jenis aroma terapi yang

dapat digunakan untuk mengatasi mual muntah, karena buah lemon mengandung

flavonoid (Flavonones), limonen, asam folat, tanin, vitamin (C, A, B1), dan mineral

(kalium dan magnesium) yang berguna bagi perkembangan janin dalam tubuh.

Lemon memiliki senyawa aktif seperti flavonoid, tanin, terpenoid, dan limonoid

(Budiana, 2013). Kandungan flavonoid inilah yang meningkatkan produksi empedu,

flavonoid akan menetralkan cairan pencernaan asam yang dapat mengurangi rasa

mual
60

5.3 Analisis Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lemon Terhadap Mual Muntah


(Emesis Gravidarum) Pada Ibu Hamil Trimester Pertama

Berdasarkan fakta hasil analisis dari lima artikel didapatkan dari keseluruhan

artikel menunjukkan nilai P value < 0,05. Dapat disimpulkan dari lima artikel

terdapat pengaruh pemberian aromaterapi lemon terhadap frekuensi mual (emesis

gravidarum) pada ibu hamil trimester satu.

Berdasarkan teori menyatakan bahwa ketika minyak essensial dihirup,

memasuki hidung dan berhubungan dengan reseptor di cilia berhubungan dengan

tonjolan olfaktorius yang berada di ujung saluran penciuman. Ujung dari saluran

penciuman itu berhubungan dengan otak. Bau diubah oleh cilia menjadi impuls

listrik yang diteruskan ke otak lewat sistem olfaktorius, semua impuls mencapai

sistem limbik. Sistem limbik adalah bagian dari otak yang dikaitkan dengan suasana

hati, emosi, memori dan belajar kita. Semua bau yang mencapai sistem limbik

memiliki pengaruh kimia langsung pada suasana hati kita. Ketika semua impuls dari

aromaterapi sampai di sistem limbik, impuls tersebut akan memblok serotin (rasa

ingin muntah) sehingga mual muntah dapat ditekan karena lemon sendiri memiliki

manfaat untuk memblokir serotin (Sharma, 2009).

Aromaterapi menggunakan minyak aromatik yang diekstrak dari tumbuhan dan

bunga-bungaan untuk meningkatkan kesehatan, minyak aromaterapi memiliki aroma

yang harum dan menyenangkan. Aromaterapi merupakan cara efektif dan lembut

untuk meningkatkan kesehatan tubuh, mengatasi gangguan-gangguan ringan, serta

membantu anda untuk rileks. Aromaterapi esensial dapat memicu terjadinya reaksi

dalam indra penciuman, yang kemudian mengirimkan pesan-pesan tersebut kepada


61

otak. Minyak essensial yang bermanfaat untuk meningkatkan keadaan fisik dan

psikologi sehingga menjadi lebih baik. Berdasarkan penjelasan diatas aromaterapi

lemon yang diberikan kepada ibu hamil trimester pertama sangat berpengaruh

kepada tingkat atau frekuensi mual dan muntah ibu hamil trimester pertama karena

aromaterapi yang dihirup melalui hidung akan merangsang sistem limbik pada otak

dan impuls akan memblok serotin (rasa ingin muntah) sehingga mual muntah dapat

ditekan.

Berdasarkan opini peneliti yaitu dari lima artikel menyatakan bahwa secara

keseluruhan artikel menyatakan terdapat pengaruh pemberian aromaterapi lemon

denga mual muntah (emesis gravidarum) pada ibu hamil trimester satu. Pemberian

aromaterapi lemon merupakan aromaterapi yang efektif untuk mengatasi mual

muntah pada ibu hamil, hal ini karena aromaterapi memiliki kandungan limonen,

asam folat, tanin, vitamin (C, A, B1), dan mineral (kalium dan magnesium) yang

berguna bagi perkembangan janin dalam tubuh. Lemon memiliki senyawa aktif

seperti flavonoid, tanin, terpenoid, dan limonoid. Kandungan flavonoid inilah yang

meningkatkan produksi empedu, flavonoid akan menetralkan cairan pencernaan

asam yang dapat mengurangi rasa mual


BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
6.1.1 Emesis Gravidarum Sebelum Pemberian Aromaterapi Lemon

Dari 5 jurnal yang ditelaah menuliskan bahwa dari lima artikel sebelum

diberikan intervensi didapatkan dua artikel mayoritas responden mengalami

emesis gravidarum sedang hingga berat. Tiga artikel menunjukkan rata-rata

emesis gravidarum sebelum dilakukan intervensi yaitu mean 22.10, mean 9,57,

dan mean 25.

6.1.2 Emesis Gravidarum Sesudah Pemberian Aromaterapi Lemon

Dari 5 jurnal yang ditelaah menuliskan bahwa lima artikel sesudah

dilakukan intervensi didapatkan dua artikel mayoritas responden mengalami

emesis gravidarum ringan. Tiga artikel menunjukkan rata-rata emesis

gravidarum yaitu mean 19.85, mean 6,40, dan mean 7. Hasil analisis dari lima

artikel mengalami perubahan tingkat emesis gravidarum pada responden.

6.1.3 Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lemon Terhadap Mual Muntah (Emesis

Gravidarum) Pada Ibu Hamil Trimester Pertama

Dari 5 jurnal yang ditelaah menuliskan bahwa dari lima artikel didapatkan dari

keseluruhan artikel menunjukkan nilai P value < 0,05. Dapat disimpulkan dari lima

artikel terdapat pengaruh pemberian aromaterapi lemon terhadap frekuensi mual

(emesis gravidarum) pada ibu hamil trimester satu.

62
63

6.2 Saran
6.2.1 Bagi Petugas Kesehatan

Bagi petugas kesehatan dapat memberikan atau menyarankan pemberian

aromaterapi salah satunya yaitu aromaterapi lemon kepada ibu hamil trimester

pertama yang mengalami mual muntah untuk diterapkan secara mandiri.

6.2.2 Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan original research

terkait pemberian aromarapi lemon pada ibu hamil trimester pertama yang

mengalami mual muntah.

6.2.3 Bagi Masyarakat

Bagi masyarakat khususnya ibu hamil trimester pertama yang mengalami

mual muntah sebaiknya menghirup minyak aromaterapi lemon secara teratur

dirumah karena sangat mudah dilakukan secara mandiri. Minyak aromaterapi

lemon ini bisa didapatkan diapotik terdekat.


64

DAFTAR PUSTAKA

Akoso, B. T. (2009). Bebas Masalah Pencernaan. Yogayakarta: Penerbit Knisius


(Anggota IKAPI).
Akoso, G. H. E. (2009). Bebas Sakit Punggung (1st ed). Yogyakarta: Kanisius.
Ana, S. (2010). Lengkap Segala Hal Trimester Pertama Kehamilan Anda. (Dion, Ed)
(pertama). Baturetno Banguntapan Jogjakarta: BUKUBIRU.
Andriana, E. (2011). Mencerdaskan Anak Sejak Dalam Kandungan. Jakarta: PT.
Bhuana Ilmu Populer.
Ariska, P, & Dewi Yulia Sari. (2017). Inhalasi Lemon Mengurangi Mual Muntah
Pada Ibu Hamil Trimester 1. maternity Ilmiah Bidan, II(3).
Balikova, M. &. (2014). Quality Of Women' S Life With Nausea And Vomiting
During Pregnancy. Central Euroean Journal Of Nursing and Midwifery Vol
5, 1.
Budiana, N. S. (2013). Buah Ajaib Tumpas Penyakit. (P. Kusumaningtyas, Ed) (1st
ed.). Jakarta: Penebar Swadaya.
Carolin, B. T., Syamsiah, S., & Yuniati, R. (2020). The Effect of Citrus lemon
Aromatherapy on Emesis Gravidarum Patient. STRADA jurnal Ilmiah
Kesehatan Vol 9 No 2, 599-604.
Charlish, A., Davies, K., & Indra, C. (2005). Meningkatkan Kesuburan untuk
Kehamilan Alami. (W. Handayani, T. V. S, & M. H. Eddy, eds.). Jakarta:
Erlangga.
Charlish, Davies & Indra. (2005). Meningkatkan Kesuburan untuk Kehamilan Alami
(W. Handayani, T. V. S, & M. H. Eddy, Eds). Penerbit Erlangga.
Dalimartha, S; & Andrian, F;. (2013). Fakta Ilmiah Buah & Sayur (2nd ed). Jakarta:
Penerbit Plus.
Damarasri, N. D. (2017). Penerapan Pemberian Aromaterapi Lemon dan Minuman
Jahe untuk Mengurangi Emesis Gravidarum pada Ibu Hamil Trimester 1 di
BPM Sri Jumiyati Kabupaten Kebumen.
65

Dewi, W. S; & Safitri, E. Y;. (2018). Pengaruh Aromaterapi Lemon terhadap Emesis
Gravidarum di Praktik Bidan Wanti Mardiwati. Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol
17 No 3, 4-8.
Hadi, F. I. (2016). Perilaku Ibu Hamil Dalam Pencegahan Hiperemesis Gravidarum
di BPM Ny. E di Desa Grinting Kecamatan Tulungan Kabupaten Sidoarjo. 3.
Hernawati T. (2013). Hubungan Dukungan Suami dan Keluarga Dengan Emesis
Gravidarum di Desa Galudra Kecamatan Cugenang Kabupaten Cianjur.
Hutahaean , S. (2013). Perawatan Antenatal. Jakarta Selatan: Penerbit Salemba
Medika.
Ini, M. (2016). Nutrisi Pintar Ibu Hamil dna Menyusui Golongan Darah B. Jakarta:
Penerbit Bhuana Ilmu Populer.
Jaelani. (2009). Aroma Terapi (pertama). Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Julianto, T. S;. (2016). Minyak Atsiri Bungan Indonesia (1st ed).
www.deepublish.co.id, Yogyakarta.
Kia, P. Y., Shahnazi, M., & Nazemiyeh, H. (2016). The Effect of Lemon Inhalation
Aromatherapy on Nausea and Vomiting of Pregnancy: A Double- Blinded,
Randomized Contrlled Clinical Trial. Iranian Red Crescent Medical Journal.
Vol 16, 3.
Mansjoer, A;. (2009). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aeskulapius.
Manuaba, I. A. (2012). Ilmu Krbidanan, Penyakit Kandungan, dan KB untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
Manuaba, I. A. C;. (2009). Buku Ajar Patologi Obsterti Untuk Mahasiswa
Kebidanan, (M. Ester, ed). Jakarta: EGC.
Mariantari, Y. (2014). Hubungan dukungan suami, usia ibu, dan gravida terhadap
kejadian emesis gravidarum. 1:1.
Mariantari, Y. (2014). Hubungan dukungan suami, usia ibu, dan gravida terhadap
kejadian emesis gravidarum. 1:1.
Megasari, M. (2015). Panduan Belajar Asuhan Kebidanan 1. Yogyakarta:
Deepublish (Group Penerbitan CV Budi Utama.
Mitiyani, & Biomed, M. (2012). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba
Medika.
66

Muaris, H. J. (2013). Khasiat Lemon untuk Kestabilan Kesehatan. (I. Hardiman, ed).
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Nadesul, H., & & Kusuma, R. (2015). Rahasia Sehat Modern (pertama). Jakarta: PT
Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.
Nugrahani, R. R. (2017). Efektivitas Pemberian Seduhan Jahe Dengan Jus Buah
Jeruk Bali Terhadap Frekuensi Mual Muntah Ibu Hamil Trimester 1.
Prosiding Seminar Nasional Kesehatan, 30.
Nursalam. (2016). Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan. Pendekatan Praktis.
Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam. (2020). Penulisan Literature Review dan Systematic Review pada
Pendidikan Kesehatan (contoh). Fakultas Keperawatan Universitas
Airlangga.
Nursalam. (2020). Penulisan Literature Review dan Systematic Review pada
Pendidikan Kesehatan (contoh). Jakarta: Fakultas Keperawatan Universitas
Airlangga.
Piatkus, J., & Purwoko. (2016). Cantik, Sehat, dan Bugar dengan Program Detox
(kelima). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Pratami, E. (2016). Evidance-Based Dalam Kebidanan. Jakarta: EGC.
Prawirohardjo, S. (2014). Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo (A. B.
Syaifuddin, Ed) (4th ed). Jakarta: PT Bina Pustaka.
Pudiastuti, R. D;. (2011). Buku Ajar Kebidanan Komunitas: Teori dan Aplikasi
Dilengkapi contoh Askeb (1st ed). Yogyakarta: Nuha Medika.
Putri, Yesi; & Situmorang, Ronalen BR;. (2020). Efektifitas Pemberian Aromaterapi
Lemon Terhadap Penurunan Frekuensi Emesis Gravidarum Pada Ibu Hamil
Trimester I Di Bpm Indra Iswari, Sst, Skm, Mm Kota Bengkulu. Journal Of
Midwifery Vol 8 No 1, 44-50.
Rinata, E; & Ardillah, F. R;. (t.thn.). Penanganan Emesis Gravidarum Pada Ibu
Hamil Di BPM Nunik Kustantina Tulangan- Sidoarjo, in Komunitas Sidoarjo.
Rofi'ah, S. (2019). Studi Fenomena Kejadian Hiperemesis Gravidarum pada Ibu
Hamil Trimester I. Jurnal Riset Kesehatan Vol 8 No 1, 42-52.
67

Rofi'ah, S; Widatiningsih, S; & Sukini, T;. (2019). Efektivitas Aromaterapi Lemon


untuk Mengatasi Emesis Gravidarum. Jurnal Kebidanan Vol 9 No 1, 9-16.
Rukiyah, A., & Yulianti, L. (2010). Asuhan Kebidanan IV (1st ed). Jakarta: CV
Trans Info Media. Retrieved from www.transinfomedia.com.
Sari, N. (2013). Perbedaan Tekanan Darah Dengan Tekanan Intraokular Pada Wanita
Hamil Trimester 3 Dibandingkan Dengan Wanita Tidak Hamil Di
Yogyakarta. 13-5.
Sharma. (2009). Panduan Terapi Aman Selama Kehamilan. Surabaya: PT. ISFI
Penerbitan.
Sofian, A;. (2012). obstetri fisiologi, obstetri patologi (L. Indra, Ed) (3rd ed).
Jakarta: EGC.
Suranto, A. (2011). Pijat Anak. (Indriani & Aries, Eds.). Jakarta: Penebar Plus.
Susanti, M. (2017). Pemberian Lemon Inhalasi Aromaterapy untuk Mengurangi
Mual Muntah Pada Kehamilan Trimester 1 di BPM Istianatul Kabupaten
Kebumen.
Susanti, M;. (2017). Pemberian Lemon Inhalasi Aromaterapy untuk mengurangi
Mual Muntah pada Kehamilan Trimester 1 di BPM Istianatul Kabupaten
Kebumen.
Tiran, D. (2009). Mual dan Muntah Kehamilan. Jakarta: EGC.
Umboh, H., Mamuaya, T., & Lumy, F. (2003). Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kejadian Hiperemsis Gravidarum Di Puskesmas Tompaso
Kabupaten Minahasa. Jurnal Ilmiah Bidan, 2 (2), 24-33.
Vitrianingsih & Khadijah. (2019). Efektivitas Aromaterapi Lemon untuk Menangani
Emesis Gravidarum. Jurnal Keperawatan Vol 11 No 4, 277-284.
Wardani, Psiari Kusuma; Mukhlis, Hamid; & Pratami, Rifani;. (2019). Pengaruh
Essensial Lemon Terhadap Emesis Gravidarum pada Ibu Hamil Trimester I
di Kecamatan Natar Kebupaten Lampung Selatan. Wellness And Healthy
Magazine Vol 1 No 2, 131-138.
Wijaya, C;. (2017). Hubungan ANtara Status Gravida Dan Umur Ibu Hamil Dengan
Kejadian Emesis Gravidarum di Rumah sakit Gotong Royong Surabaya.
68

Wiknjosastro. (2009). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo.
Wiknjosastro, H. (2009). Ilmu Kebidanan Jakarta. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono.
Yohanita, C. (2016). Pengaruh Penambahan Air Perasan Lemon Terhadap Aktivitas
Antioksidan Seduhan Beluntas. Maternity.
Yulianingtiyas, D;. (2014). Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Kehamilan,
Persalinan, Bayi Baru Lahir, Nifas, Dan Masa Antara (KB) pada Ny. I
G1P0A0 Di Kabupaten Banyumas.
Zainul, Z;. (2007). Kekuatan Metode Lafidzi. Jakarta: QultumMedia.
69

LAMPIRAN ARTIKEL
Artikel 1.
70
71
72
73
74
75
76

Artikel 2.
77
78
79
80
81
82
83

Artikel 3.
84
85
86
87
88
89

Artikel 4.
90
91
92
93
94
95

Artikel 5.
96
97
98
99
100
101

DOKUMENTASI
LEMBAR BIMBINGAN
60
61
62
63
64

KALENDER PENYUSUNAN SKRIPSI

Kegiatan Septembe Oktober Novembe Desembe Januari Februari Mare April Mei juni Agustus
r r r t
Pengajuan
Judul
Penyusunan
Proposal
Sidang
Proposal
Penyusunan
Hasil
Sidang
Hasil
skripsi
CURICULUM VITAE

Nama : Lailiyatul Fajriah


NIM 17010059
Tempat, Tanggal lahir : Jember, 14 Juni 1999
Alamat : Dusun Utara Desa Kalisat, Kec Kalisat, Kab Jember
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Email : lailiyatulfajriah18@gmail.com
Sataus : Mahasiswa
Riwayat pendidikan
1. TK Pertiwi Kalisat
2. SD Negeri 1 Kalisat
3. MTS ASHRI Jember
4. MA ASHRI Jember
5. S1 Ilmu Keperawatan Universitas dr. Soebandi (2017-2021)

Anda mungkin juga menyukai