Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Pengaruh Globalisasi Terhadap Penggunaan Bahasa Indonesia Yang Baik Dan Benar Di Lingkungan Departemen Pendidikan Teknik Sipil

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 34

PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP PENGGUNAAN BAHASA

INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR DI LINGKUNGAN


DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL

MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Bahasa
Indonesia yang diampu oleh Firman Aziz, M.Pd ; Nuri Novianti, S.S.,M.Hum

Disusun Oleh :
Fanissa Putri 1902102
Hikmah Danur Meita 1909910
Maya Nur Azizah 1901824
Muhamad Raihan Dermawan 1902891

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Ilahi Rabbi. Karena dengan izin dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas penyusunan makalah yang berjudul
“Pengaruh Globalisasi terhadap Penggunaan Bahasa Indonesia yang Baik dan
Benar di Lingkungan Depatemen Pendidikan Teknik Sipil” dengan lancar.

Maksud dari dibuatnya laporan ini sebagai pemenuhan salah satu tugas
mata kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia. Selain itu, kami juga ingin mengetahui
bagaimana dampak dari globalisasi dalam penggunaan bahasa Indonesia yang
baik dan benar di kalangan mahasiswa Departemen Pendidikan Teknik Sipil UPI.

Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang
telah membantu kami dalam menyusun makalah ini. Pihak – pihak yang ingin
kami ucapkan terimakasih yaitu :

1. Firman Aziz, M.Pd dan Nuri Novianti, S.S.,M.Hum selaku dosen mata
kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia sekaligus pembimbing kami dalam
penulisan laporan ini yang selalu memberi dorongan agar penulisan
laporan ini selesai dengan baik.
2. Orang tua kami yang selalu membantu dan mendoakan kami selama
penulisan laporan ini.
3. Rekan – rekan kami di Prodi Pendidikan Teknik Bangunan 2019 yang
saling memberi dukungan dalam membuat laporan.
4. Pihak – pihak lain yang telah membantu kami yang tidak dapat disebutkan
satu per satu.

Kami berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi
pembaca umumnya. Kami juga sadar bahwa terdapat kekurangan dalam
penyusunan tugas ini. Untuk itu, kami menerima kritik dan saran yang sifatnya
membangun agar dapat menjadi perbaikan dalam tugas berikutnya.

Bandung, April 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................... i


DAFTAR ISI .............................................................................................. ii
DAFTAR TABEL ..................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................... 2
1.4 Metode Penelitian ..................................................................... 2
1.5 Manfaat Penelitian ................................................................... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA..................................................................... 4
2.1 Pengertian Bahasa Indonesia..................................................... 4
2.2 Pengertian Bahasa Menurut Ahli ............................................. 6
2.3 Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesia ................................ 7
2.3.1 Fungsi Bahasa Indonesia .............................................. 6
2.3.2 Kedudukan Bahasa Indonesia ...................................... 3
2.4 Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar.................................... 11
2.5 Pengertian Globalisasi .............................................................. 12
2.6 Dampak Globalisasi terhadap Informasi dan Telekomunikasi 8
2.6.1 Dampak Positif ............................................................. 9
2.6.2 Dampak Negatif ........................................................... 9
2.7 Perkembangan Bahasa Indonesia dari Masa ke Masa ............. 15
2.7.1 EjaanVan Ophujsen ...................................................... 6
2.7.2 Ejaan Republik atau Ejaan Soewadi ............................. 4
2.7.3 Ejaan Pembaharuan ...................................................... 3
2.7.4 Ejaan Melindo (melayu Indonesia) .............................. 9
2.7.5 Ejaan LBK (Lembaga dan Kesusastraan) .................... 7
2.7.6 Ejaan yang Disempurnakan .......................................... 6
BAB III PEMBAHASAN.......................................................................... 28
3.1 Jenis Penelitian ...................................................................... 28
3.2 Hasil Kuisioner ...................................................................... 32

iii
3.3 Deskripsi Analisis Hasil Kuisioner ........................................ 3
3.4 Pembahasan Hasil Kuisioner ................................................. 2
3.5 Langkah Pencegahan dan Penanggulangan Dampak Globalisasi
Terhadap Eksistensi Bahasa Indonesia di Lingkungan DPTS 4
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 37
4.1 Kesimpulan............................................................................. 37
4.2 Saran....................................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 39

iv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Asal Prodi Responden ................................................................. 2
Tabel 3.2 Asal Daerah Responden............................................................... 2
Tabel 3.3 Daftar Pertanyaan Kuisioner........................................................ 2
Tabel 3.4 Daftar Pertanyaan Kuisioner........................................................ 2
Tabel 3.5 Daftar Pertanyaan Kuisioner........................................................ 3
Tabel 3.6 Daftar Pertanyaan Kuisioner........................................................ 3
Tabel 3.7 Daftar Pertanyaan Benar dan Salah............................................. 2
Tabel 3.8 Daftar Pertanyaan Kuisioner........................................................ 2
Tabel 3.9 Daftar Pertanyaan Kuisioner........................................................ 3

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Etika Bertanya kepada Dosen.................................................. 2


Gambar 3.2 Etika Mengirim Pesan kepada Teman...................................... 3
Gambar 3.3 Etika Perkenalan kepada Dosen............................................... 3

vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa Indonesia adalah bahasa dinamik yang terus menyerap kata-kata
daripada bahasa-bahasa asing. Berasal daripada rumpun yang sama, Bahasa
Indonesia adalah sebuah loghat bahasa Melayu yang terpiawai, dan kedua-
duanya cukup sama. Fonologi dan tatabahasa bahasa Indonesia cukuplah
mudah, dan dasar-dasar penting untuk komunikasi asas dapat dipelajari hanya
dalam tempoh masa beberapa minggu. Bahasa Indonesia merupakan bahasa
hantaran untuk pendidikan di sekolah-sekolah Indonesia.
Definisi lain, Bahasa adalah suatu bentuk dan bukan suatu keadaan
(lenguage may be form and not matter) atau sesuatu sistem lambang bunyi
yang arbitrer, atau juga suatu sistem dari sekian banyak sistem-sistem, suatu
sistem dari suatu tatanan atau suatu tatanan dalam sistem-sistem.
Globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku)
sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah.
Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekadar definisi
kerja (working definition), sehingga bergantung dari sisi mana orang
melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses
sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara
di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan
baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis,
ekonomi dan budaya masyarakat.
Globalisasi mempunyai beberapa dampak dalam berbagai bidang. Salah
satunya adalah bidang informasi dan komunikasi. Kita tak bisa menampik
bahwa bahasa Indonesia yang dulu sudah tidak sama dengan bahasa Indonesia
yang sekarang. Bahasa Indonesia pula mengalami beberapa perubahan sesuai
perkembangan zaman.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa bahasa Indonesia yang digunakan
saat ini adalah bahasa Indonesia dengan ejaan yang disempurnakan.
Sepanjang perjalanannya, ejaan dalam bahasa Indonesia mengalami berbagai
perkembangan yang cukup signifikan, mulai dari penulisan, pengucapan

7
hingga penempatan dalam tata bahasanya. Secara umum kita mengenali ada
dua jenis ejaan dalam Bahasa Indonesia, yaitu Ejaan Lama dan Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD).
Tak bisa dipungkiri pula globalisasi telah membawa dampak terhadap
penggunaan bahasa Indonesia itu sendiri. Banyak bahasa Indonesia serapan
dari bahasa asing yang telah dibakukan maupun belum dibakukan menjadi
bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Berdasarkan hal yang telah dipaparkan diatas, dilakukan observasi kepada
remaja di Indonesia khususnya yang berada di lingkungan Departemen
Pendidikan Teknik Sipil (DPTS), Universitas Pendidikan Indonesia untuk
mengetahui seberapa besar dampak globalisasi pada penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar di lingkungan DPTS - UPI.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, dapat dirumusakn masalah
sebagai berikut:
1. Seberapa besar dampak globalisasi terhadap eksistensi Bahasa Indonesia
di lingkungan Departemen Pendidikan Teknik Sipil?
2. Dalam bentuk apa saja pengaruh globalisasi berdampak terhadap
eksistensi bahasa Indonesia?
3. Bagaimana solusi agar dampak globalisasi tidak mengganggu eksistensi
Bahasa Indonesia yang benar?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dilakukan penulisan karya ilmiah ini adalah :
1. Untuk mengetahui seberapa besar dampak globalisasi terhadap eksistensi
Bahasa Indonesia di lingkungan sekolah.
2. Untuk mengetahui apa saja pengaruh globalisasi berdampak pada
eksistensi Bahasa Indonesia.
3. Untuk mengetahui cara meminimalisir dampak globalisasi terhadap
eksistensi Bahasa Indonesia.

8
1.4 Metode Penelitian
Metode yang dilakukan dalam penulisan karya ilmiah ini kami melakukan
observasi dengan menyebarkan angketsecara daring kepada sejumlah
mahasiswa Departemen Pendidikan Teknik Sipil UPI dan mempersentasikan
hasil angket tersebut dan menjadikannya data yang akurat.
Sebagai tambahan juga kami melakukan metode literatur dengan mencari
informasi dari berbagai sumber. Sumber – sumber tersebut antara lain yaitu
artikel, web, dan buku.

1.5 Manfaat Penelitian


Dengan kami menulis makalah ini, kami berharap semoga kami dapat
memberi informasi mengenai dampak dari globalisasi pada penggunaan
bahasa Indonesia di lingkungan Departemen Pendidikan Teknik Sipil UPI.
Setelah membaca makalah ini juga diharapkan pembaca dapat
mengaplikasikan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar di
lingkungan kampus.

9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Bahasa Indonesia
Bahasa menjadi alat penghubung manusia satu dengan manusia lainnya.
Maksud satu orang agar dimengeri oleh sesamanya harus menggunakan
bahasa. Awalnya bahasa berupa serangkaian kata tak bermakna. Dalam
prosesnya bahasa-bahasa memiliki makna bunyi sejalan dengan
perkembangan peradaban manusia. Selanjutnya bunyi-bunyi tak bermakna
membentuk sistem yang sifatnya tetap dalam suatu waktu pada suatu
kelompok manusia.
Bahasa Indonesia adalah bahasa dinamik yang terus menyerap kata-kata
daripada bahasa-bahasa asing. Berasal daripada rumpun yang sama, Bahasa
Indonesia adalah sebuah loghat bahasa Melayu yang terpiawai, dan kedua-
duanya cukup sama.
Bahasa Indonesia dirasmikan pada tahun 1945 sewaktu Indonesia
mencapai kemerdekaan daripada pihak Belanda. Berasal daripada rumpun
yang sama, Bahasa Indonesia adalah sebuah loghat bahasa Melayu yang
terpiawai, dan kedua-duanya cukup sama. Fonologi dan tatabahasa bahasa
Indonesia cukuplah mudah, dan dasar-dasar penting untuk komunikasi asas
dapat dipelajari hanya dalam tempoh masa beberapa minggu. Bahasa
Indonesia merupakan bahasa hantaran untuk pendidikan di sekolah-sekolah
Indonesia.
Ada lima laras bahasa yang dapat digunakan sesuai situasi. Berturut-turut
sesuai derajat keformalannya, ragam tersebut dibagi sebagai berikut.
1. Ragam beku (frozen); digunakan pada situasi hikmat dan sangat
sedikit memungkinkan keleluasaan seperti pada kitab suci, putusan
pengadilan, dan upacara pernikahan.
2. Ragam resmi (formal); digunakan dalam komunikasi resmi seperti
pada pidato, rapat resmi, dan jurnal ilmiah.
3. Ragam konsultatif (consultative); digunakan dalam pembicaraan yang
terpusat pada transaksi atau pertukaran informasi seperti dalam
percakapan di sekolah dan di pasar.

10
4. Ragam santai (casual); digunakan dalam suasana tidak resmi dan
dapat digunakan oleh orang yang belum tentu saling kenal dengan
akrab.
5. Ragam akrab (intimate). digunakan di antara orang yang memiliki
hubungan yang sangat akrab dan intim.

2.2 Pengertian Bahasa Menurut Para Ahli


Definisi Bahasa menurut para ahli antara lain adalah sebagai berikut :
1. Menurut Keraf dalam Smarapradhipa, memberikan dua pengertian bahasa.
Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara
anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap
manusia. Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan
simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer.
2. Pendapat dengan Owen apa yang diungkapkan oleh Tarigan, beliau
memberikan dua definisi bahasa. Pertama, bahasa adalah suatu sistem
yang sistematis, barang kali juga untuk sistem generatif. Kedua, bahasa
adalah seperangkat lambang-lambang mana suka atau simbol-simbol
arbitrer.
3. Menurut Santoso, bahasa adalah rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat
ucap manusia secara sadar.
4. Menurut Wibowo, bahasa adalah sistem simbol bunyi yang bermakna dan
berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat arbitrer dan
konvensional, yang dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok
manusia untuk melahirkan perasaan dan pikiran.

2.3 Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesia


2.3.1 Fungsi Bahasa Indonesia
Dalam Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional yang
diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25 s.d. 28 Februari 1975
dikemukakan bahwa di dalam kedudukannya sebagai bahasa negara,
bahasa Indonesia befungsi sebagai :

11
1) Bahasa resmi kenegaraan.
Bukti bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan
adalah digunakannya bahasa Indonesia dalam naskah Proklamasi
Kemerdekaan Republik Indonesia 1945. Mulai saat itu bahasa Indonesia
digunakan dalam segala upacara, peristiwa serta kegiatan kenegaraan.
2) Bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan.
Untuk memperlancar kegiatan belajar mengajar, materi pelajaran
ynag berbentuk media cetak hendaknya juga berbahasa Indonesia. Hal ini
dapat dilakukan dengan menerjemahkan buku-buku yang berbahasa
asing. Apabila hal ini dilakukan, sangat membantu peningkatan
perkembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu pengetahuan dan
teknolologi (iptek).
3) Bahasa resmi di dalam perhubungan pada tingkat nasional untuk
kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta
pemerintah.
4) Bahasa resmi di dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan
ilmu pengetahuan serta teknologi modern.

2.3.2 Kedudukan Bahasa Indonesia


Kedudukan bahasa Indonesia menyangkut keberadaan bahasa
tersebut dalam hubungannya dengan bahasa Indonesia. Kedudukan
bahasa Indonesia berawal dengan Sumpah Pemuda pada tahun 1928.
Dalam ikrarnya berbunyi “Kami putra dan putri Indonesia menjunjung
bahasa persatuan, bahasa Indonesia”.
Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional yang
diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25-28 Februari 1975
menegaskan bahwa dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional,
bahasa Indonesia berfungsi sebagai :
1) Lambang Kebanggaan Nasional.
Sebagai lambang kebanggaan nasional bahasa Indonesia
memancarkan nilai- nilai sosial budaya luhur bangsa Indonesia.

12
Dengan keluhuran nilai yang dicerminkan bangsa Indonesia, kita
harus bangga, menjunjung dan mempertahankannya.
2) Lambang Identitas Nasional.
Berarti bahasa Indonesia akan dapat mengetahui identitas
seseorang, yaitu sifat, tingkah laku, dan watak sebagai bangsa
Indonesia.
3) Alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda-beda latar
belakang sosial budaya dan bahasanya.
Dengan fungsi ini memungkinkan masyarakat Indonesia yang
beragam latar belakang sosial budaya dan berbeda-beda bahasanya
dapat menyatu dan bersatu dalam kebangsaan, cita-cita, dan rasa
nasib yang sama.
4) Alat penghubung antarbudaya , antarwarga, dan antardaerah.
Dengan bahasa Indonesia seseorang dapat saling berhubungan
untuk segala aspek kehidupan. Bagi pemerintah, segala kebijakan
dan strategi yang berhubungan dengan ideologi, politik, ekonomi,
sosial, budaya, pertahanan, dan kemanan mudah diinformasikan
kepada warga. Apabila arus informasi antarmanusia meningkat
berarti akan mempercepat peningkatan pengetahuan seseorang.

2.4 Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar


Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah Bahasa Indonesia yang
digunakan sesuai dengan situasi pembicaraan (yakni, sesuai dengan lawan
bicara, tempat pembicaraan, dan ragam pembicaraan) dan sesuai dengan
kaidah yang berlaku dalam Bahasa Indonesia (seperti: sesuai dengan kaidah
ejaan, pungtuasi, istilah, dan tata bahasa).
Berbahasa Indonesia yang baik adalah menggunakan bahasa Indonesia
yang sesuai konteks (pembicaraan atau penulisan). Berbahasa Indonesia yang
benar adalah menggunakan bahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidah (tata
bahasa) bahasa Indonesia.

13
2.5 Pengertian Globalisasi
Kemajuan zaman telah menuntut setiap individu untuk lebih siap lagi
dalam persaingan. Salah satu ciri maju atau tidaknya suatu negara dapat
dilihat dari tingkat pendidikan dan juga kemajuan teknologinya. Era inilah
yang kita sebut sebagai era globalisasi.
Menurut asal katanya, kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang
maknanya ialah universal. Menurut Princeton N. Lyman, globalisasi adalah
pertumbuhan yang sangat cepat atas saling ketergantungan dan hubungan
antara negara-negara di dunia dalam hal perdagangan dan keuangan. Achmad
Suparman menyatakan Globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu
(benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa
dibatasi oleh wilayah. Dalam era globalisasi kita berada pada suatu
masyarakat yang terbuka dan penuh kompetisi. Ini berarti bahwa masyarakat
dalam kondisi yang menghasilkan yang terbaik. Masyarakat di dalam era
globalisasi menuntut kualitas yang tinggi baik dalam jasa, barang, maupun
investasi modal. Era globalisasi merupakan era komunikasi yang sangat cepat
dan canggih.
Globalisasi merupakan sesuatu yang lahir dari modernitas, modus
kehidupan sosial, nilai-nilai organisasi yang berasal dari Barat, karena itu
globalisasi pasti tegak berdiri dengan ‘warna’ Barat dengan segala nilai-nilai
dan proses perkembangannya. Akibatnya, globalisasi dapat dilihat sebagai
tahapan untuk meningkatkan hegemoni budaya sentral tertentu sepanjang
lintasan modernitas.
“Warna” Barat yang dimaksudkan tadi salah satu produknya adalah
westernisasi. Westernisasi adalah sebuah arus besar atau pola hidup ke arah
budaya barat yang mempunyai jangkauan politik, sosial, kultural, dan
teknologi. Westernisasi adalah suatu proses di mana masyarakat di negara
timur mengadopsi budaya Barat di berbagai bidang seperti industri, teknologi,
hukum, politik, ekonomi, gaya hidup, cara berpakaian, gaya bahasa, alfabet,
agama, filsafat, dan nilai-nilai lainnya.
Kemajuan-kemajuan yang sangat besar dalam bidang komunikasi
menyongsong timbulnya era informasi secara global, artinya tidak ada satu

14
bangsapun di dunia ini menutup diri dari era informasi. Faktor lain yang
mendorong adanya westernisasi di Indonesia karena kurangnya kesadaran
masyarakat akan memilah budaya yang baik atau buruk. Masyarakat
cenderung ingin memiliki kebebasan seperti negara-negara barat sehingga
meniru gaya busana, gaya rambut, gaya bahasa, bahkan gaya hidup yang
kebarat-baratan.
Ciri yang nampak muncul di masyarakat Indonesia, yaitu gaya hidup
masyarakat mengalami perubahan dan meniru perkembangan yang terjadi di
negara-negara Barat seperti gaya hidup mewah, hedonisme, dan lain
sebagainya. Telah terjadi perubahan dalam masyarakat, mulai dari politik,
ekonomi, budaya, dan sebagainya yang diadopsi dari negara-negara Barat.
Proses westernisasi ini tidak terjadi begitu saja, ada banyak media dan pola
penyebarannya, misalnya melalui, majalah, televisi, wisata, teknologi, dan
lain sebagainya. Salah satu yang paling mempengaruhi penyebaran
westernisasi adalah teknologi infornasi, misalnya internet, gadget, televisi,
radio, dan lain-lain. Media telah mentransfer budaya-budaya yang kebarat-
baratan dan tidak disadari dikonsumsi dan ditiru oleh masyarakat luas.

2.6 Dampak Globalisasi Terhadap Informasi dan Telekomunikasi


2.6.1 Dampak Positif Globalisasi :
1. Memudahkan kita untuk memperoleh informasi yang diperlukan lewat
internet.
2. Mempermudah dalam kegiatan komunikasi satu sama lain dan tak
terbatas jarak.
3. Memperluas jaringan komunikasi, dimana internet tidak terbatas oleh
wilayah.
4. Menumbuhkan sikap toleran dan sikap kosmopolitan.
5. Adanya internet banking yang mempermudah transaksi jual beli.

2.6.2 Dampak Negatif Globalisasi :


1. Penyalah gunakan situs untuk tujuan tertentu

15
2. Banyak informasi yang tidak baik disajikan untuk anak-anak,
contohnya situs dewasa
3. Kerusakan komputer karena virus
4. Kerahasiaan alat tes sangat rawan
5. Tidak jarang terjadi cybercrime (kejahatan dunia maya)

2.7 Perkembangan Bahasa Indonesia dari Masa ke Masa


Sudah menjadi rahasia umum bahwa Bahasa Indonesia yang digunakan
saat ini adalah Bahasa Indonesia dengan ejaan yang disempurnakan.
Sepanjang perjalanannya, ejaan dalam Bahasa Indonesia mengalami berbagai
perkembangan yang cukup signifikan, mulai dari penulisan, pengucapan
hingga penempatan dalam tata bahasanya. Secara umum kita mengenali ada
dua jenis ejaan dalam Bahasa Indonesia, yaitu Ejaan Lama dan Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD).
Namun ternyata, ejaan yang digunakan dalam Bahasa Indonesia bukan
hanya dua jenis ejaan tersebut.
2.7.1 Ejaan Van Ophuijsen, 1901 – 1947
Ejaan ini diterbitkan pada tahun 1901 dalam Kitab Logat Melayu.
Charles Adrian van Ophuijsen adalah tokoh penting dibalik
pengembangan ejaan ini, dibantu oleh Muhammad Taib Said Sutan
Ibrahim dan Engku Nawawi gelar Sutan Makmur. Ejaan van
Ophuijsen ini banyak dipengaruhi oleh ejaan Belanda, sebab pada saat
itu Indonesia masih dijajah oleh Belanda.
Ciri dari ejaan ini adalah penggunaan huruf ‘J’ yang dibaca ‘Y,’
misalnya ‘Jang = yang,’ huruf  ‘oe’ yang dibaca ‘u’ (boelan : bulan),
huruf ‘tj’ yang dibaca ‘c’ (Tjinta : cinta), huruf ‘ch’ yang dibaca ‘kh’
(chidmat : khidmat), huruf ‘dj’ yang dibaca ‘j’ (djoedjoer : jujur).
Selain itu, ejaan Van Ophuijsen ini juga menggunakan banyak tanda
diakritik seperti koma ain, koma wasla, dan tanda trema misalnya
pada kata so’al, ta’ pa’ dan sebagainya.

16
2.7.2 Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi, 1947 – 1956
Disebut ejaan Soewandi karena yang meresmikan ejaan ini sebagai
pengganti ejaan Van Ophuijsen adalah Raden Soewandi, Menteri
Pengajaran, Pendidikan dan Kebudayaan saat itu. Ejaan ini diresmikan
pada 19 Maret 1947. Pengubahan dari ejaan Van Ophuijsen  ke ejaan
Soewandi dimaksudkan agar terdapat kemudahan dalam
penyederhanaan bahasa yang digunakan. Beberapa perubahan penting
dalam ejaan Soewandi adalah :
- Huruf ‘oe’ diganti menjadi ‘u’. Misalnya : toetoep menjadi tutup
- Bunyi sentak diganti dengan huruf ‘k’. Misalnya : ra’yat menjadi
rakyat
- Kata ulang boleh ditulis dengan angka dua, tetapi harus
diperhatikan pada bagian mana pengulangannya. Misalnya :
bermain – main menjadi ber-main2.
- Tanda trema dihilangkan. Misalnya : taät menjadi taat.
- Huruf ‘e’ disamakan sehingga tidak perlu ada pemberian garis di
bagian atas. Misalnya dalam kata beras, sejuk, bebas, merah.
- Kata – kata baru yang dalam bahasa asalnya tidak memakai pepet
maka dalam Bahasa Indonesia pun tidak diberi pepet. Misalnya
Sastera menjadi sastra.
2.7.3 Ejaan Pembaharuan, 1956 – 1961
Ejaan pembaharuan dimaksudkan untuk menyempurnakan ejaan
Soewandi, berdasarkan Surat Keputusan Menteri P dan K Nomor 48
tahun 1956.  Ejaan ini membuat standar satu fonem dengan satu
huruf, misalnya kata menyanyi : menjanji menjadi meñañi. Selain
itu, untuk kata – kata yang berdiftong ‘ai,’ ‘au’ dan ‘oi’ dieja
menjadi ‘ay,’ ‘aw’ dan ‘oy.’ Misalnya kerbau menjadi kerbaw,
sungai menjadi sungay dan koboi menjadi koboy. Sayangnya, ejaan
ini urung diresmikan  dalam undang - undang.
2.7.4 Ejaan Melindo (Melayu Indonesia), 1961 – 1967
Ejaan ini didasarkan pada keinginan untuk menyatukan Bahasa
Melayu dan Bahasa Indonesia. Indonesia dan Malaysia sebagai dua

17
negara yang menggunakan bahasa Melayu pun bersama – sama ingin
menyeragamkan ejaan dalam penggunaan bahasa dua negara ini.
sebagian besar perubahan pada ejaan ini sama dengan apa yang ada
pada ejaan pembaharuan, hanya saja pada fonem ‘e’ pepet dalam
sebuah kata harus diberikan garis di atasnya. Sayangnya, ejaan ini
gagal menjadi kenyataan karena konfrontasi politik antara kedua
negara.
2.7.5 Ejaan LBK (Lembaga Bahasa dan Kesusastraan), 1967 – 1972
Ejaan ini disusun oleh Panitia Ejaan Bahasa Indonesia Departemen
P dan K. Beberapa perubahannya adalah sebagai berikut :
- Huruf ‘tj’ diganti ‘c’, j diganti ‘y,’ ‘nj’ diganti ‘ny,’ ‘sj ‘menjadi
‘sy,’ dan ‘ch’ menjadi ‘kh.’
- Huruf asing: ‘z,’ ‘y,’ dan ‘f’ disahkan menjadi ejaan Bahasa
Indonesia. Hal ini disebabkan pemakaian yang sangat produktif.
- Huruf ‘e’ tidak dibedakan pepet atau bukan, alasannya tidak bany
ak kata yang berpasangan dengan variasi huruf  ‘e’ yang
menimbulkan salah pengertian.
- Ejaan ini juga tidak sempat diresmikan karena menimbulkan
reaksi dari publik karena dianggap meniru ejaan Malaysia, serta
keperluan untuk mengganti ejaan belum benar – benar mendesak.
2.7.6 Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), 1972 – sekarang
Mulai tanggal 16 Agustus 1972, pemerintah Indonesia menetapkan
ejaan baru yaitu Ejaan LBK yang telah disempurnakan. Kemudian
ejaan ini dikenal sebgaia Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
Penetapan ini disertai dengan penerbitan buku saku ETD berwarna
merah putih dan buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan. Beberapa perubahan penting pada EYD adalah :
- Perubahan cara baca abjad, dari a, ba, ca, da menjadi a, be, ce de,
dan seterusnya.
- Kata majemuk ditulis terpisah. Misalnya kereta api, kamar tidur.
- Akronim yang memiliki lebih dari dua huruf awal tidak memakai
tanda titik. Misalnya S.M.A menjadi SMA.

18
- Penulisan ejaan ‘tj’ menjadi ‘c’ dan ‘nj’ menjadi ‘ny’
- Peresmian penggunaan huruf asing yaitu ‘z,’ ‘f’ dan ‘v’
- Penghilangan bunyi ‘w’ menjadi ‘ua.’ Misalnya kwalitas menjadi
kualitas
- Penjelasan akan pemenggalan kata di dalam konsonan, misalnya
A-pril, Ang-gur
- Pemakaian huruf ‘x’ dan ‘q’ secara universal. Semula hanya
digunakan dalam kata – kata yang berhubungan dengan ilmu
eksakta.

19
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian yang kami lakukan adalah dengan menyebarkan kuisioner
kepada 34 mahasiswa Depatemen Pendidikan Teknik Sipil Universitas
Pendidikan Indonesia. Dalam angket tersebut kami memberikan 19
pertanyaan mengenai penggunaan bahasa Indonesia yang baik di lingkungan
DPTS - UPI dan dampak globalisasi terhadap bahasa Indonesia yang harus
mereka isi menurut pendapat pribadi mereka. Data tersebut kami kalkulasikan
dalam bentuk persentase.

3.2 Hasil Kuisioner


Tabel 3.1 Asal Prodi Responden
Asal Prodi Responden Angkatan Jumlah Responden
Pendidikan Teknik 2019 31
Bangunan
Teknik Sipil 2019 3
Total 34

Tabel 3.2 Asal Daerah Responden


Asal Daerah Responden Jumlah Responden
Banyumas 1
Bekasi 2
Bogor 2
Cianjur 1
Cimahi 1
Cirebon 1
Garut 3
Indramayu 1
Jakarta 1
Kab. Bandung 3
Kebumen 1
Kota Bandung 10
Kuningan 3
Subang 2
Sukabumi 1
Tasikmalaya 1
Total 34
Tabel 3.3 Daftar Pertanyaan Kuisioner

20
No Pertanyaan Sering Kadang- Jarang
kadang
1 Apakah ketika berbicara anda menggunakan 23,5% 67,6% 8,8%
bahasa Indonesia yang baik dan benar?
2 Apakah sehari-hari anda terbiasa 41,4% 50% 5,9%
menggunakan Bahasa Indonesia?
3 Apakah anda mencampur Bahasa Indonesia 55,9% 32,4% 11,8%
dengan bahasa gaul ketika berbicara dengan
teman?
4 Apakah anda mencampur bahasa Indonesia 0% 14,7% 85,3%
dengan Bahasa gaul ketika berbicara dengan
dosen?
5 Apakah anda mencampur Bahasa Indonesia 26,5% 55,9% 17,6%
dengan Bahasa gaul ketika berbicara dengan
adik tingkat/kakak tingkat?
6 Apakah anda memperhatikan penggunaan 76,5% 20,6% 2,9%
bahasa Indonesia yang sesuai dengan situasi
dan kondisi saat hendak bicara?

Tabel 3.4 Daftar Pertanyaan Kuisioner


No Pertanyaan Penting Tidak Lainnya
Penting
7 Menurut anda, apakah etika penulisan 91,2% 0% 8,8%
bahasa Indoensia yang baik dan benar
diperlukan dalam menghubungi dosen?

Tabel 3.5 Daftar Pertanyaan Kuisioner


No Pertanyaan Baik Belum Lainnya
Baik
8 Menurut anda,apakah penggunaan Bahasa 38,2% 44,1% 17,7%
Indonesia di lingkungan DPTS - UPI saat ini
sudah baik?

Tabel 3.6 Daftar Pertanyaan Kuisioner


No Pertanyaan Ada Tidak Lainnya
ada
9 Apakah di lingkungan DPTS ada teman anda 29,4% 61,8% 8,7%
yang tidak bisa berbahasa Indonesia dengan
lancar?
10 Menurut anda, adakah pengaruh lembaga 97,1% 2,9% 0%
pendidikan dalam upaya menjaga eksistensi
bahasa Indonesia?
11 Menurut anda, adakah pengaruh 94,1% 5,9% 0%
perkembangan teknologi/sains dalam

21
penggunaan bahasa Indonesia?
12 Adakah keinginan dalam diri anda untuk 97,1% 2,9% 0%
terus menjaga eksistensi bahasa Indonesia di
era globalisasi saat ini?
13 Menurut anda, apakah globalisasi seperti 91,2% 2,9% 5,9%
sekarang sangat berpengaruh terhadap
penggnaan bahasa Indonesia?

Tabel 3.7 Daftar Pernyataan Kuisioner Benar dan Salah


No Pernyataan Benar Salah Lainnya
14 2,9% 85,3% 11,8%

Gambar 3.1 Etika Bertanya kepada Dosen


15 0% 97% 3%

Gambar 3.2 Etika mengirim pesan kepada


Teman
16 73,5% 17,6 8,9%

Gambar 3.3 Etika Perkenalan kepada Dosen

Tabel 3.8 Daftar Pertanyaan Kuisioner


No Pertanyaan Ya Tidak Biasa
Saja
17 Apakah anda merasa bangga ketika berbicara 76,5% 0% 23,5%
Bahasa Indonesia?

22
Tabel 3.9 Daftar Pertanyaan Kuisioner
No Pertanyaan Bahasa Bahasa Bahasa Lainnya
Indonesia Daerah Inggris
18 Bahasa apa yang sering Anda 47,1% 32,4% 0% 20,5%
gunakan dalam kehidupan sehari-
hari?
19 Menurut anda, bahasa apakah 94,1% 0% 0% 5,9%
yang paling cocok diterapkan
sebagai bahasa pengantar di
lingkungan DPTS UPI?

3.3 Deskripsi Analisis Kuisioner


Berdasarkan hasil persentase jwaban responden mengenai kuisioner
kami, didapatkan deskripsi sebagai berikut :
1. Tanggapan responden terhadap pertanyaan no 1 yaitu, “Apakah ketika
berbicara anda menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar?”,
responden menjawab sering 23,5%, kadang-kadang 67,6%, dan jarang
8,8%. Kondisi ini termasuk kedalam kategori cukup baik. Artinya bahwa
seseorang berbicara dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar itu
dengan kemauan dirinya sendiri.
2. Tanggapan responden terhadap pertanyaan no 2 yaitu, “Apakah sehari-
hari anda terbiasa menggunakan Bahasa Indonesia?” , responden
menjawab sering 41,4%, kadang-kadang 50%, jarang 5,9%. Kondisi ini
termasuk kedalam kategori baik . artinya bahwa seseorang sudah terbiasa
menggunakan bahasa Indonesia.
3. Tanggapan responden terhadap pertanyaan no 3 yaitu, “Apakah anda
mencampur Bahasa Indonesia dengan bahasa gaul ketika berbicara
dengan teman?”, responden menjawab sering 55,9%, kadang-kadang
32,4%, jarang 11,8%. Kondisi ini termasuk kedalam kategori kurang baik.
Artinya bahwa sebagian besar responden lebih nyaman menggunakan
campuran bahasa gaul dalam berinterasi dengan orang lain.
4. Tanggapan responden terhadap pertanyaan no 4 yaitu, “Apakah anda
mencampur bahasa Indonesia dengan Bahasa gaul ketika berbicara

23
dengan dosen?”, responden menjawab sering 0%, kadang-kadang 14,7%,
jarang 85,3%. Kondisi ini termasuk kedalam kategori baik. Artinya bahwa
seseorang berbicara bahasa Indonesia yang baik dan benar Ketika dengan
dosen.
5. Tanggapan responden terhadap pertanyaan no 5 yaitu, “Apakah anda
mencampur Bahasa Indonesia dengan Bahasa gaul ketika berbicara
dengan adik tingkat/kakak tingkat?”, responden menjawab sering 26,5%,
kadang-kadang 55,9%, jarang 17,6%. Kondisi ini termasuk kedalam
kategori kurang baik. Artinya bahwa sebagian besar responden lebih
nyaman menggunakan campuran bahasa gaul dalam berinterasi dengan
orang lain.
6. Tanggapan responden terhadap pertanyaan no 6 yaitu, “Apakah anda
memperhatikan penggunaan bahasa Indonesia yang sesuai dengan situasi
dan kondisi saat hendak bicara?”, responden menjawab sering 76,5%,
kadang-kadang 20,6%, jarang 2,9%. Kondisi ini termasuk kedalam
kategori baik. Artinya bahwa maasiswa dapat menempatkan diri ketika
hendak berbicara dengan orang lain serta berbicara sesuai dengan situasi
dan kondisi.
7. Tanggapan responden terhadap pertanyaan no 7 yaitu, “Menurut anda,
apakah etika penulisan bahasa Indoensia yang baik dan benar diperlukan
dalam menghubungi dosen?”, responden menjawab sering 91,2%,
kadang-kadang 0%, jarang 8,8%. Kondisi ini termasuk kedalam kategori
baik. Artinya bahwa
8. Tanggapan responden terhadap pertanyaan no 8 yaitu, “Menurut
anda,apakah penggunaan bahasa Indonesia di lingkungan DPTS - UPI
saat ini sudah baik?”, responden menjawab Baik 38,2%, Belum Baik
44,1%, dan lainnya 17,7%. Kondisi ini termasuk kedalam kategori kurang
baik. Artinya bahwa mahasiswa DPTS UPI sendiri, menganggap bahwa
di departemennya penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar
belum terlaksana secara maksimal.
9. Tanggapan responden terhadap pertanyaan no 9 yaitu, “Apakah di
lingkungan DPTS ada teman anda yang tidak bisa berbahasa Indonesia

24
dengan lancar?”, responden menjawab Ada 29,4%, dan Tidak Ada 61,8%,
Kondisi ini termasuk kedalam kategori baik. Artinya bahwa hampir
seluruh mahasiswa di DPTS UPI sudah bisa menggunakan bahasa
Indoensia yang baik dan benar.
10. Tanggapan responden terhadap pertanyaan no 10 yaitu, “Menurut anda,
adakah pengaruh lembaga pendidikan dalam upaya menjaga eksistensi
bahasa Indonesia?”, responden menjawab Ada 97,1%, dan Tidak Ada
2,9%. Kondisi ini termasuk kedalam kategori baik. Artinya bahwa
Mahasiswa berpendapat bahwa lembga pendidikan memiliki peranan
yang sangat penting demi menjaga eksistensi penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar di kalangan mahasiswa.
11. Tanggapan responden terhadap pertanyaan nomor 11 yaitu, “Menurut
Anda, adakah pengaruh perkembangan teknologi/sains dalam penggunaan
bahasa Indonesia?”, 94,1% responden menjawab Ada. Hal ini termasuk
kategori kurang baik. Artinya bahwa responden memahami dengan
adanya perkembangan teknologi/sains maka penggunaan bahasa
Indonesia.
12. Tanggapan responden terhadap pernyataan nomor 12 yaitu, “Adakah
keinginan dalam diri anda untuk terus menjaga eksistensi bahasa
Indonesia di era globalisasi saat ini?”, 97,1% responden menjawab Ada.
Hal ini termasuk kategori baik. Artinya bahwa responden memiliki
keinginan untuk selalu menjaga eksistensi bahasa Indonesia di era
globalisasi.
13. Tanggapan responden terhadap pernyataan nomor 13 yaitu, “Menurut
anda, apakah globalisasi seperti sekarang sangat berpengaruh terhadap
penggnaan bahasa Indonesia?”, 91,2% responden menjawab Ada. Hal ini
termasuk kategori kurang baik. Artinya bahwa responden menyadari
bahwa pengaruh globalisasi dapat mempengaruhi penggunaan bahasa
Indonesia.
14. Tanggapan responden terhadap pernyataan nomor 14 yang merupakan
contoh etika berpesan kepada dosen yaitu, 85,3% responden menjawab
“Salah”. Artinya bahwa responden sadar bahwa penggunaan kata didalam

25
pesan singkat tersebut tidak sesuai dengan EBI dan sangat tidak sopan
untuk dikirim kepada dosen.
15. Tanggapan responden terhadap pernyataan nomor 15 yang merupakan
contoh etika berpesan kepada teman yang salah yaitu, 97% responden
menjawab “Salah” dan hanya 3% yang menjawab “Benar”. Artinya
bahwa responden sadar bahwa penggunaan kata didalam pesan singkat
tersebut tidak sesuai dengan EBI dan sangat tidak sopan untuk dikirim
kepada teman.
16. Tanggapan responden terhadap pernyataan nomor 15 yang merupakan
contoh etika berpesan kepada dosen yaitu yaitu, 73,5% responden
menjawab “Benar”, 17,6% menjawab “Salah” dan 8,9% menjawab
“Lainnya”. Artinya bahwa responden sadar bahwa penggunaan kata
didalam pesan singkat tersebut sudah sesuai dengan EBI dan etika
mengirim pesan kepada dosen.
17. Tanggapan responden terhadap pernyataan nomor 17 yaitu, “Apakah anda
merasa bangga ketika berbicara Bahasa Indonesia?”, 76,5% responden
menjawab bangga sementara 23,5% biasa saja. Hal ini termasuk kategori
baik. Artinya bahwa responden memiliki kebanggaan untuk menggunakan
bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi.
18. Tanggapan responden terhadap pernyataan nomor 18 yaitu, “Bahasa apa
yang sering Anda gunakan dalam kehidupan sehari-hari?”, 47,1%
responden sering menggunakan bahasa Indonesia, 32,4% responden
terbiasa dengan menggunakan bahasa daerah, dan 20,5% esponden
menjawab menggunakan bahasa campuran. Hal ini termasuk kategori
kurang baik. Artinya bahwa responden belum menggunakan bahasa
Indonesia dengan maksimal di aktivitas sehari-hari.
19. Tanggapan responden terhadap pernyataan nomor 19 yaitu, “Menurut
anda, bahasa apakah yang paling cocok diterapkan sebagai bahasa
pengantar di lingkungan DPTS - UPI?”, 94,1% responden berpendapat
bahwa bahasa Indonesia harus dijadikan bahasa pengantar pada seluruh
aktivitas di lingkungan DPTS - UPI, dan hanya 5,9% responden
menjawab lain-lain. Hal ini termasuk kategori baik. Artinya bahwa

26
responden telah sadar akan pentingnya penggunaan bahasa Indonesia di
lingkungan DPTS – UPI.

3.4 Pembahasan Hasil Kuisioner


Dari data kuisioner yang telah kami kumpulkan dari 34 responden
mahasiswa DPTS UPI dengan latar belkang dan asal daerah yang berbeda,
sebagian mahasiswa telah sadar akan pentingnya meggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar. Sebagian mahasiswa juga mengaku telah
lancar menggunakn bahasa Indoensia walau berasal dari berbagai daerah.
Namun mereka kurang menerapkannya dengan baik. Masih ada yang
menggunakan bahasa Indoensia yang kurang baik dan tanpa melihat situasi
dan kondisi. Padahal saat kami beri pertanyaan mengenai etika mengirim
pesan kepad dosen maupun teman, hampir seluruh responden menjawab
dengan benar. Ini mengartikan responden telah paham bagaimana cara
menggunakan bahasa Indoensia yang baik dan benar namun kurang dalam
penerapannya.
Hampir semua mahasiswa sepakat bahwa bahasa Indonesia wajib
diterapkan sebagai bahasa pengantar di lingkungan DPTS UPI. Inimenjadi
masuk akal karena setengah dari responden memang sudah menggunakan
bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-hari. Namun, sebagian yang lain
mash menggunakan bahasa daerahnya masing-masing dalam komunikasi
kesehariannya. Tentu yang terbiasa menggunakan bahasa daerah akan lebih
sulit membiasakan diri dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baik
danbenar di lingkungan DPTS UPI.
Mahasiswa berpendapat, lembaga pendidikan atau phak kampus juga harus
terlibat dalam menjaga eksistensi bahasa Indonesia agar tidak terkikis
perkembangan zaman. Dimana saat ini perkembangan zaman telah membawa
banyak perubahan baik dari segi aspek kemajuan teknologi maupun
perubahan budaya, gaya hidup, serta bahasa di kalangan mahasiswa.
Mahasiswa menyadari bahwa globalisasi telah banyak memberi dampak
dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sehingga

27
eksistensi bahasa Indonesia harus dijaga dengan baik terutama oleh
mahasiswa sebagai agen penerus serta perubah nasib bangsa.

3.5 Langkah Pencegahan dan Penanggulangan Dampak Globalisasi


Terhadap Eksistensi Bahasa Indonesia di Lingkungan DPTS
3.5.1 Langkah Pencegahan
1)  Menjadikan Lembaga Pendidikan Sebagai Basis Pembinaan Bahasa
Bahasa baku sebagai simbol masyarakat akademis dapat
dijadikan sarana pembinaan bahasa yang dilakukan oleh para
pendidik. Para pakar kebahasaan, misalnya Keraf, Badudu,
Kridalaksana, Sugono, Sabariyanto, Finoza, serta Arifin dan Amran
memberikan batasan bahwa bahasa Indonesia baku merupakan
ragam bahasa yang digunakan dalam dunia pendidikan berupa buku
pelajaran, buku-buku ilmiah, dalam pertemuan resmi, administrasi
negara, perundang-undangan, dan wacana teknis yang harus
digunakan sesuai dengan kaidah bahasa yang meliputi kaidah
fonologis, morfologis, sintaktis, kewacanaan, dan semantis.
2) Perlunya Pemahaman Terhadap Bahasa Indonesia yang Baik dan
Benar
3) Diperlukan Adanya Undang-Undang Kebahasaan
Dengan adanya undang-undang penggunaan bahasa
diharapkan masyarakat Indonesia mampu menaati kaidahnya agar
tidak mencintai bahasa gaul di negeri sendiri. Sebagai contoh nyata,
banyak orang asing yang belajar bahasa Indonesia merasa bingung
saat mereka berbicara langsung dengan orang Indonesia asli, karena
Bahasa yang mereka pakai adalah formal, sedangkan kebanyakan
orang Indonesia berbicara dengan bahasa informal dan gaul.
4) Peran Variasi Bahasa dan Penggunaannya
Variasi bahasa terjadi akibat adanya keberagaman penutur
dalam wilayah yang sangat luas. Penggunaan variasi bahasa harus
disesuaikan dengan tempatnya (diglosia), yaitu antara bahasa resmi
atau bahasa tidak resmi.

28
5) Menjunjung Tinggi Bahasa Indonesia di Negeri Sendiri

3.5.2 Langkah Penanggulangan


1) Untuk menghindari pemakaian bahasa yang tidak baik dan benar
yang sangat luas di masyarakat pada masa depan, perlu adanya usaha
pada saat ini menanamkan dan menumbuhkembangkan pemahaman
dan kecintaan dalam diri generasi bangsa terhadap bahasa Indonesia
sebagai Bahasa Nasional. Para orangtua, guru dan pemerintah sangat
dituntut kinerja mereka dalam menanamkan dan
menumbuhkembangkan pemahaman dan kecintaan anak-anak
Indonesia terhadap Bahasa Indonesia. Perlu adanya tindakan nyata
dari semua pihak yang peduli terhadap eksistensi bahasa Indonesia
yang merupakan bahasa nasional, bahasa persatuan dan bahasa
pengantar dalam dunia pendidikan.
2) Menyadarkan masyarakat Indonesia terutama para generasi penerus
bangsa ini, Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional harus
diutamakan penggunaannya.
3) Menanamkan semangat persatuan dan kesatuan dalam diri generasi
bangsa dan juga masyarakat luas untuk memperkukuh Bangsa
Indonesia dengan penggunaan Bahasa Indonesia.
4) Pemerintah Indonesia harus menekankan penggunaan Bahasa
Indonesia dalam film-film produksi Indonesia. Baik film layar lebar
maupun sinetron.
5) Meningkatkan pengajaran Bahasa Indonesia di sekolah dan di
perguruan tinggi. Para siswa dan mahasiswa dapat diberikan tugas
praktik berbahasa Indonesia dalam bentuk dialog dan monolog pada
kegiatan bermain drama, dalam bentuk diskusi kelompok, penulisan
artikel dan makalah dan juga dalam bentuk penulisan sastra seperti
cerita pendek dan puisi.

Dapat kita simpulkan banyaknya kalangan mahasiswa menggunakan


bahasa yang tidak sesuai dengan kaidah adalah akibat dari perkembangan

29
zaman yang kian mengalami kamajuan baik dari dunia pendidikan sampai
teknologi.
Gejala bahasa yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan
bahasa Indonesia dianggap sebagai penyimpangan terhadap bahasa.
Kurangnya kesadaran untuk mencintai bahasa di negeri sendiri berdampak
pada tergilasnya atau lunturnya bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam
pemakaiannya dalam masyarakat terutama dikalangan mahasiswa DPTS UPI.
Solusinya, Dibutuhkan peran lembaga pendidikan, orang tua, dan
lingkungan sekitar. Tanamkan bagaimana bertutur kata yang baik
menggunakan bahasa Indonesia kepada anak sejak dini. Jangan sampai
mereka terbawa pengaruh yang buruk, yang membuat mereka menggunakan
bahasa Indonesia yang buruk yang sudah terubah karena arus globalisasi.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan

30
Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa yang digunakan sesuai dengan
norma kemasyarakatan yang berlaku. Dan bahasa Indonesia yang benar
adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan aturan atau kaidah
bahasa Indonesia yang berlaku. Kaidah bahasa itu meliputi kaidah ejaan,
kaidah pembentukan kata, kaidah penyusunan kalimat, kaidah penyusunan
paragraf, dan kaidah penataan penalaran. Jika kaidah ejaan digunakan dengan
cermat, kaidah pembentukan kata ditaati secara konsisten, pemakaian bahasa
dikatakan benar.
Di era globalisasi saat ini, masyarakat khususnya kalangan mahasiswa
merubah bahasa Indonesia tersebut sesuai dengan yang mereka inginkan
tanpa memikirkan bahwa perubahan tersebut dapat merusak estetika bahasa
Indonesia itu sendiri.
Kesimpulan yang telah kami ambil dari hasil penelitian kami kepada
mahasiswa Departemen Pendidikan Teknik Sipil dengan membagikan
kuisioner antara lain :
1. Mahasiswa sebenarnya sudah tahu bagaimana cara menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar, apa itu globalisasi dan apa
dampak dari globalisasi. Tetapi mereka seolah membiarkan dampak
kebiasaan yang salah tersebut.
2. Merubah bahasa Indonesia ketika berbicara sesuai dengan keinginan
sendiri, mencampurkan bahasa asing ketika berbicara, menggunakan
singkatan dan bahasa gaul ketika berbicara langsung maupun melalui
alat komunikasi, merupakan dampak yang cukup besar terhadap
penggunaaan bahasa Indonesia yang baik di kalangan mahasiswa.
3. Banyak siswa yang menganggap bahwa menggunakan bahasa gaul
ataupun bahasa asing ketika berada di lingkungan sekolah merupakan
hal wajar, tetapi jika ini dilakukan secara berkelanjutan dan terus -
menerus, eksistensi bahasa Indonesia di kalangan mahasiswa Indoneisa
itu sendiri akan menurun.
Adapun langkah – langkan untuk mencegah eksistensi bahasa Indonesia
yang baik dan benar tidak kalah dari bahasa asing antara lain :
1. Menjadikan Lembaga Pendidikan Sebagai Basis Pembinaan Bahasa

31
2. Perlunya Pemahaman Terhadap Bahasa Indonesia yang Baik dan
Benar
3. Diperlukan Adanya Undang-Undang Kebahasaan
4. Peran Variasi Bahasa dan Penggunaannya
5. Menjunjung Tinggi Bahasa Indonesia di Negeri Sendiri
6. Perlu adanya tindakan nyata dari semua pihak yang peduli terhadap
eksistensi bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional, bahasa
persatuan dan bahasa pengantar dalam dunia pendidikan.
7. Menanamkan semangat persatuan dan kesatuan dalam diri generasi
bangsa dan juga masyarakat luas untuk memperkukuh Bangsa
Indonesia dengan penggunaan Bahasa Indonesia.
8. Pemerintah Indonesia harus menekankan penggunaan Bahasa
Indonesia dalam film-film produksi Indonesia.

4.2 Saran
Saran dari kami setelah menyusun karya ilmiah ini adalah :
1. Lembaga pendidikan berperan aktif dalam menggunakan bahasa Indonesia
yang baik dan benar dalam proses belajar dan mengajarnya.
2. Mahasiswa dapat memperbaiki penggunaan bahasa Indonesia yang baik
dan benar agar eksistensi bahasa Indonesia tidak kalah dengan bahasa
asing.
3. Mahasiswa dapat membiasakan diri dengan menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar sesuai etika baik berbicara kepada teman,
dosen, dan masyarakat sekitar kampus.
4. Dapat mengaplikasikan apa yang telah dipaparkan pada pembahasan
mengenai cara – cara menanggulangi dampak dari globalisasi terhadap
penggunaan bahasa Indonesia.
5. Mahasiswa dapat berperan aktif dalam mengkampanyekan cara
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar di lingkungannya
masing – masing.

32
DAFTAR PUSTAKA

Anugrah. 2013. Solusi Bahsa Indonesia yang Baik Tidak kalah Eksistensi
dengan Bahsa Gaul. Tersedi di :
http://anugrahsetyourgoals.blogspot.co.id/2013/10/solusi-agar-bahasa-indonesia-yang-
baik.html?m=1 [ Diakses 14 April 2020 pukul 20.53 ]

33
Aziz, Firman dan Rika Widawati. 2016. Bahasa Indonesia di Perguruan
Tinggi. Bandung: CV Maulana Media Grafika.

Benmetan, Thomas. 2016. Perubahan Bahasa Indonesia dari Masa ke


Masa. Tersedia di : https://www.goodnewsfromindonesia.id/2016/11/16/evolusi-ejaan-
bahasa-indonesia-dari-masa-ke-masa [ Diakses 14 April 2020 pukul 20.39]

Clooney, George. "Moderenisasi dan Westernisasi." (2019).

Fathurrahman, Ayief. "GLOBALISASI: LANGKAH MENUJU


WESTERNISASI GLOBAL." AKADEMIKA: Jurnal Pemikiran Islam 16.1
(2011): 33-48.

Suharni, Suharni. "Westernisasi Sebagai Problema Pendidikan Era


Modern." Jurnal AL-IJTIMAIYYAH: Media Kajian Pengembangan Masyarakat
Islam 1.1 (2019).

Tuvua, Armand Movusu. 2017. Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar.
Tersedia di : http://www.skulah.com/pengertian-bahasa-indonesia-menurut-para-ahli-
dan-secara-umum-serta-fungsinya/ [ Diakses 14 April 2020 pukul 19.04]

Tuvua, Armand Movusu. 2017. Pengertian Bahasa Indonesia Menurut


Para Ahli. Tersedia di : http://www.skulah.com/pengertian-bahasa-indonesia-menurut-
para-ahli-dan-secara-umum-serta-fungsinya/ [ Diakses 14 April 2020 pukul 19.01 ]

34

Anda mungkin juga menyukai