Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Artikel Garis Kontur

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

GARIS KONTUR, SIFAT DAN INTERPOLASINYA1

oleh: Jabal Mufridiharja2 (1604912)


Pendidikan Teknik Bangunan S1 – 2016
Departemen Pendidikan Teknik Sipil
Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Universitas Pendidikan Indonesia
2017

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Garis kontur adalah haris khayal di lapangan yang menghubungkan titik dengan
ketinggian yang sama atau garis kontur adalah garis kontinyu di atas peta yang
memperlihatkan titik-titik di atas peta dengan ketinggian yang sama. Garis kontur dapat
dibentuk dengan membuat proyeksi tegak garis-garis perpotongan bidang mendatar
dengan permukaan bumi ke bidang mendatar peta.
Aplikasi lebih lanjut dari garis kontur adalah untuk memberikan informasi slope
(kemiringan tanah rata-rata), irisan profil memanjang atau melintang permukaan tanah
terhadap jalur proyek (bangunan) dan perhitungan galian serta timbunan permukaan
tanah asli terhadap ketinggian vertikal garis atau bangunan.
Pembahasan dalam artikel ini akan difokuskan pada pengertian, sifat, dan
interpolasi dari garis kontur itu sendiri.

2. Tujuan dan Manfaat


Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam artikel ini adalah dapat
memahami lebih detail mengenai pengertian, sifat, dan interpolasi yang terdapat pada
garis kontur.
Penulis juga berharap dengan adanya artikel ini dapat memberikan manfaat
mengenai sistem bilangan biner dan aplikasinya pada bidang teknik sipil, khususnya
untuk penulis sendiri dan umumnya untuk pembaca.

1) Artikel ilmiah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Ilmu Ukur Tanah
yang diampu oleh DR. Ir. Drs. H. Iskandar Muda Purwaamijaya, MT.
2) Penulis adalah salah satu mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan semester
3
1
3. Metodologi
Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ilmiah ini adalah metode
kuantitatif dengan cara pengumpulan data. Data yang dikumpulan berasal dari berbagai
sumber, baik sumber fisik (buku-buku) maupun sumber non-fisik (media
elektronik/telekomunikasi).

B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Garis Kontur
Kontur adalah garis khayal untuk menggambarkan semua titik yang mempunyai
ketinggian yang sama di atas atau di bawah permukaan datum tertentu yang disebut
permukaan laut rata-rata. Kontur digambarkan dengan interval vertikal yang regular.
semua titik yang mempunyai ketinggian yang sama di atas atau di bawah permukaan
datum tertentu yang disebut permukaan laut rata-rata. Kontur digambarkan dengan
interval vertikal yang reguler. Interval kontur adalah jarak vertikal antara 2 (dua) garis
ketinggian yang ditentukan berdasarkan skalanya. Besarnya interval kontur sesuai
dengan skala peta dan keadaan di muka bumi. Interval kontur selalu dinyatakan secara
jelas di bagian bawah tengah di atas skala grafis.
Tabel 1. Interval dan Indeks Kontur

Kontur biasanya digambar dalam bentuk garis-garis utuh yang kontinyu


(biasanya berwarna cokelat atau oranye). Setiap kontur keempat atau kelima
(tergantung pada intervalnya) dibuatlah indeks, dan digambarkan dengan garis yang
lebih tebal. Kontur indeks dimaksudkan untuk membantu pembacaan kontur dan
menghitung kontur untuk menentukan tinggi. Angka (ketinggian) kontur diletakkan
pada bagian kontur yang diputus, dan diurutkan sedemikian rupa agar terbaca searah
dengan kemiringan ke arah atas (lebih tinggi).

Pada daerah datar yang jarak horisontalnya lebih dari 40 mm sesuai skala peta
dibuat garis kontur bantu. Kontur bantu ini sangat berarti terutama jika ada gundukan

2
kecil pada daerah yang datar. Kontur bantu digambar pada peta berupa garis putus-
putus untuk membedakan dengan kontur standar.

Gambar 1. Kontur indeks dan titik-titik tinggi pada peta rupabumi skala 1:25.000

2. Bentuk Kontur
Bentuk suatu kontur menggambarkan bentuk permukaan lahan yang
sebenarnya. Kontur-kontur yang berdekatan menunjukkan kemiringan yang terjal,
kontur-kontur yang berjauhan menunjukkan kemiringan yang landai. Jika kontur-
kontur itu memiliki jarak satu sama lain secara tetap, maka kemiringannya teratur.
Beberapa catatan tentang kontur sebagai berikut:

a. Kontur adalah kontinyu (bersinambung). Sejauh mana pun kontur berada, tetap akan
bertemu kembali di titik awalnya. Perkecualiannya adalah jika kontur masuk ke
suatu daerah kemiringan yang curam atau nyaris vertikal, karena ketiadaan ruang
untuk menyajikan kontur-kontur secara terpisah pada pandangan horisontal, maka
lereng terjal tersebut digambarkan dengan simbol. Selanjutnya, kontur-kontur akan
masuk dan keluar dari simbol tersebut.

b. Jika kontur-kontur pada bagian bawah lereng merapat, maka bentuk lereng disebut
konveks (cembung), dan memberikan pandangan yang pendek. Jika sebaliknya,
yaitu merenggang, maka disebut dengan konkav (cekung), dan memberikan
pandangan yang panjang.

c. Jika pada kontur-kontur yang berbentuk meander tetapi tidak terlalu rapat maka
permukaan lapangannya merupakan daerah yang undulasi (bergelombang).

d. Kontur-kontur yang rapat dan tidak teratur menunjukkan lereng yang patah-patah.
Kontur-kontur yang halus belokannya juga menunjukkan permukaan yang teratur
(tidak patah-patah), kecuali pada peta skala kecil pada umumnya penyajian kontur

3
cenderung halus akibat adanya proses generalisasi yang dimaksudkan untuk
menghilangkan detil-detil kecil (minor).

Gambar 2. Berbagai kenampakan kontur

Gambar 3. Profil permukaan lahan dari potongan garis A-B


Kenampakan yang tidak berubah dengan penggambaran kontur adalah bukit dan
lembah. Bentuk permukaan lahan tidak berubah cukup berarti meskipun ada bangunan
gedung, jalan, pemotongan pepohanan (hutan atau perkebunan). Penafsiran yang benar
terhadap bentuk permukaan lahan membutuhkan latihan, praktek dan pengalaman yang
memadai di lapangan.

3. Membuat Potongan Profil


Untuk membuat suatu potongan profil yang utuh antara dua titik A dan B pada
peta berkontur, gambarlah sebuah garis lurus pada peta antara titik-titik tersebut.
Temukan kontur-kontur rendah dan tinggi yang terpotong oleh garis. Pada gambar 5.4
kontur yang tertinggi adalah 200 meter, dan yang terendah adalah 80 meter.
Letakkan secarik kertas dengan tepi yang lurus sepanjang garis AB, dan tandai pada
titik A dan titik B tersebut juga titik-titik di mana kontur-kontur memotong garis.
Berilah label angka tinggi.

4
Gambar 4. Pemotongan Garis Kontur
Dari masing-masing tanda turunkan garis tegak lurus pada kertas. Sejajar
dengan pinggiran yang sudah ditandai gambar garis-garis paralel dengan skala yang
sesuai untuk menunjukkan angka tinggi dari masing-masing kontur yang dipotong oleh
garis AB, yaitu 80 sampai dengan 200 meter. Buat sebuah tanda pada setiap garis
vertikal di mana itu memotong skala tinggi sejajar sesuai dengan tingginya pada garis
AB. Gabungkan tanda-tanda ini dengan suatu garis kurva yang halus, memungkinkan
untuk membentuk lereng permukaan antara kontur-kontur di lembah dan di puncak
bukit. Penggunaan kertas milimeter atau grid akan memudahkan penggambaran.

Gambar 5. Potongan yang menunjukkan intervisibilitas

4. Menentukan Gradien Jalan Pada Peta


Kemiringan suatu lereng (slope) biasanya didefinisikan sebagai suatu gradien.
Gambar di bawah ini menunjukkan sebuah gradien 2 dalam 16, artinya 2 unit vertikal
untuk setiap 16 unit pada arah horisontal. Selama kedua unit tersebut sama pada kedua
arah, maka tidak ada bedanya apapun satuan panjangnya (meter atau pun kaki). Gradien
tersebut biasanya ditulis sebagai 2/16.

Gambar 6. Kemiringan lereng atau slope


Kadangkala gradien dinyatakan dalam persentase. Untuk mengkonversinya
adalah mengalikan perbandingan dengan bilangan 100%, yaitu:
2/16 x 100% = 1,25%
Untuk menentukan gradien suatu titik di jalan pada suatu peta, ukur jarak
horisontal antara kontur-kontur yang berurutan pada peta dan nyatakan dalam unit yang

5
sama seperti pada angka interval kontur. Misalnya, jika interval kontur 10 meter dan
jarak yang diukur di peta antara dua kontur yang berurutan tersebut adalah 120 meter,
maka gradien rata-ratanya antara dua kontur adalah 10/120 = 1/12 atau 1 dalam 12 atau
8,5%.
Untuk menentukan gradien yang paling terjal dari suatu jalan, temukan titik di
mana dua kontur yang berturutan saling berdekatan, kemudian ukurlah seperti prosedur
di atas.
Suatu gradien rata-rata dapat diukur dengan cara yang sama terhadap beberapa
interval kontur, meskipun hal ini tidak banyak berarti kecuali ada kemiringan lereng
yang konstan pada arah yang sama.
Jika dibutuhkan untuk memeriksa bahwa gradien maksimum sepanjang suatu
jalan tidak melebihi 1/6, dan interval kontur adalah 10 meter, maka jarak antara kontur-
kontur tadi tidak boleh kurang dari 6 x 10 = 60 meter. Tandailah pada sepotong kertas
suatu jarak 60 meter pada skala peta, interval kontur dapat diperiksa untuk melihat
apakah jarak pada titik mana pun lebih pendek dari jarak yang ditentukan. Jika
demikian halnya maka gradiennya lebih terjal dari 1/6.

Gambar 7. Garis kontur


Garis kontur + 25 m, artinya garis kontur ini menghubungkan titik-titik yang
mempunyai ketinggian sama + 25 m terhadap referensi tinggi tertentu.
Garis kontur dapat dibentuk dengan membuat proyeksi tegak garis-garis
perpotongan bidang mendatar dengan permukaan bumi ke bidang mendatar peta.
Karena peta umumnya dibuat dengan skala tertentu, maka bentuk garis kontur ini juga
akan mengalami pengecilan sesuai skala peta.
Jadi kontur adalah suatu garis yang digambarkan diatas bidang datar melalui
titik–titik yang mempunyai ketinggian sama terhadap suatu bidang referensi tertentu.

6
Garis ini merupakan tempat kedudukan titik-titik yang mempunyai ketinggian
sama terhadap suatu bidang referensi atau garis khayal yang menghubungkan titik –
titik yang mempunyai ketinggian yang sama.Penarikan garis kontur bertujuan untuk
memberikan informasi relief ( baik secara relative maupun absolute).

Sifat-sifat garis kontur adalah :


1. Satu garis kontur mewakili satu ketinggian tertentu.
2. Garis kontur berharga lebih rendah mengelilingi garis kontur yang lebih tinggi.
3. Garis kontur tidak berpotongan dan tidak bercabang.
4. Interval kontur biasanya 1/2000 kali skala peta.
5. Rangkaian garis kontur yang rapat menandakan permukaan bumi yang curam/terjal,
sebaliknya yang renggang menandakan permukaan bumi yang landai.
6. Rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf “U” menandakan punggungan
gunung.
7. Rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf “V” terbalik menandakan suatu
lembah/jurang.
Interval kontur adalah jarak tegak antara dua garis kontur yang berdekatan.
Jadi juga merupakan jarak antara dua bidang mendatar yang berdekatan. Pada suatu
peta topografi interval kontur dibuat sama, berbanding terbalik dengan skala peta.
Semakin besar skala peta, jadi semakin banyak informasi yang tersajikan, interval
kontur semakin kecil.
Indeks kontur adalah garis kontur yang penyajiannya ditonjolkan setiap
kelipatan interval kontur tertentu; mis. Setiap 10 m atau yang lainnya. Rumus untuk
menentukan interval kontur pada suatu peta topografi adalah:
Interval Kontur = 1/2000 x skala peta
Dengan demikian kontur yang dibuat antara kontur yang satu dengan kontur
yang lain yang berdekatan selisihnya 2,5 m. Sedangkan untuk menentukan besaran
angka kontur disesuaikan dengan ketinggian yang ada dan diambil angka yang utuh
atau bulat, misalnya angka puluhan atau ratusan tergantung dari besarnya interval
kontur yang dikehendaki. Misalnya interval kontur 2,5 m atau 5 m atau 25 m dan
penyebaran titik ketinggian yang ada 74,35 sampai dengan 253,62 m, maka besarnya
angka kontur untuk interval kontur 2,5 m maka besarnya garis kontur yang dibuat
adalah : 75 m, 77,50 m, 80 m, 82,5 m, 85m, 87,5 m, 90 m dan seterusnya, sedangkan
untuk interval konturnya 5 m, maka besarnya kontur yang dibuat adalah : 75 m, 80 m,

7
85 m, 90 m , 95 m, 100 m dan seterusnya, sedangkan untuk interval konturnya 25 m,
maka besarnya kontur yang dibuat adalah : 75 m, 100 m, 125 m, 150 m, 175 m, 200 m
dan seterusnya.
Cara penarikan kontur dilakukan dengan cara perkiraan (interpolasi) antara
besarnya nilai titik-titik ketinggian yang ada dengan besarnya nilai kontur yang ditarik,
artinya antara dua titik ketinggian dapat dilewati beberapa kontur, tetapi dapat juga
tidak ada kontur yang melewati dua titik ketinggian atau lebih. Jadi semakin besar
perbedaan angka ketinggian antara dua buah titik ketinggian tersebut, maka semakin
banyak dan rapat kontur yang melalui kedua titik tersebut, yang berarti daerah tersebut
lerengnya terjal, sebaliknya semakin kecil perbedaan angka ketinggian antara dua buah
titik ketinggian tersebut, maka semakin sedikit dan jarang kontur yang ada, berarti
daerah tersebut lerengnya landai atau datar.

C. PENUTUP
1. Simpulan
Kontur adalah garis khayal untuk menggambarkan semua titik yang
mempunyai ketinggian yang sama di atas atau di bawah permukaan datum tertentu
yang disebut permukaan laut rata-rata. Kontur digambarkan dengan interval vertikal
yang regular. semua titik yang mempunyai ketinggian yang sama di atas atau di bawah
permukaan datum tertentu yang disebut permukaan laut rata-rata.
Untuk menentukan gradien suatu titik di jalan pada suatu peta, ukur jarak
horisontal antara kontur-kontur yang berurutan pada peta dan nyatakan dalam unit
yang sama seperti pada angka interval kontur. Misalnya, jika interval kontur 10 meter
dan jarak yang diukur di peta antara dua kontur yang berurutan tersebut adalah 120
meter, maka gradien rata-ratanya antara dua kontur adalah 10/120 = 1/12 atau 1 dalam
12 atau 8,5%.

2. Saran
Sebaiknya teori mengenai garis kontur, sifat dan interpolasinya ini dipelajari
dan dipahami lebih dalam lagi. Hal ini dikarenakan, pentingnya pemahaman materi
tersebut di bidang teknik sipil. Materi ini sangat berguna dalam menentukan ketinggian
suatu tempat yang akan digunakan keperluan tertentu.

D. DAFTAR PUSTAKA

8
Anonim. 2012. Garis Kontur. [online]. Tersedia: http://geoenviron.blogspot.com/. [19 Mei
2014]

Said, Mufti. 2009. Garis Kontur. [online]. Tersedia: http://muftysaid.wordpress.com/. [19


Mei 2014]

Anda mungkin juga menyukai