Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Menyajikan Data Peta Topografi

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 39

Standar Kompetensi :

Menguasai Pelaksanaan Pekerjaan Jalan


Kompetensi Dasar :
 Mengaitkan data topografi dan ketentuan teknis
dasar sebagai dasar perencanaan jalan dan jembatan
 Membuat peta situasi jalan dan jembatan sesuai
spesifikasi teknis
Tujuan :
Siswa / peserta didik dapat :
• Pengetahuan tentang penggunaan peta
topografi pada perencanaan jalan raya
• Pengetahuan dasar perencanaan dimensi jalan
MENYAJIKAN DATA PETA TOPOGRAFI

Peta adalah gambaran dari permukaan bumi


yang diperkecil dengan skala tertentu sesuai
dengan kebutuhan, sedangkan peta topografi
adalah peta yang memetakan tempat-tempat
dipermukaan bumi yang berketinggian sama dari
permukaan laut menjadi bentuk garis-garis
kontur, dengan satu garis kontur mewakili satu
ketinggian.
Pada sebuah gambar peta topografi untuk jalan
adalah kontur yang ada disekitar trase jalannya.
Pembuatan jalan yang baik haruslah tegak lurus
dengan trase jalan, hal tersebut bertujuan agar
memudahkan pembacaan peta kontur yang
merupakan kondisi tanah sesuai aslinya sepanjang
kanan kiri dari trase jalan. Contoh bila suatu kondisi
dilapangan berbukit maka konturnya juga harus
menunjukkan dataran tinggi atau sebaliknya.
Pembuatan peta topografi sangat berkaitan dengan
ilmu ukur tanah, karena data utama yang dibutuhkan
untuk penggambaran peta ketinggian area sekitar
trase jalan harus melalui pengukuran langsung
dilapangan yaitu dengan cara melakukan
pengambilan data ukur tanah.
A. MENGENALI PETA TOPOGRAFI DAN GARIS KONTUR

1. PETA TOPOGRAFI
Peta topografi merupakan peta khusus yang dibuat hanya
untuk menunjukkan ketinggian dan rupa bumi dari suatu wilayah.
a. Pengertian peta topografi
Istilah topografi berasal dari bahasa Yunani, topos = tempat
dan graphi = menggambarkan
Peta topografi memetakan tempat-tempat di permukaan bumi
yang berketinggian sama dari permukaan laut menjadi bentuk
garis-garis kontur, dengan satu garis kontur mewakili satu
ketinggian, baik ketinggian alamiah atau buatan.
Terdapat dua unsur utama topografi adalah ukuran relief
(berdasarkan variasi elevasi aksis) dan ukuran planimetrik (ukuran
permukaan bidang datar).
Pengertian peta topografi adalah :
 Peta yang menggambarkan kenampakan alam
(asli) dan kenampakan buatan manusia
 Peta yang menyajikan informasi spasial dari
unsur-unsur pada muka bumi dan dibawah
bumi meliputi batas administrasi, vegetasi dan
unsur-unsur buatan manusia.
Peta topografi menyediakan data yang diperlukan
tentang sudut kemiringan, elevasi, daerah aliran
sungai, vegetasi dan pola urbanisasi. Peta
topografi mempunyai garisan lintang dan bujur
serta titik pertemuannya menghasilkan koordinat.
Contoh Peta Topografi 3 Dimensi :
b. Fungsi Peta Topografi :
• Dibutuhkan untuk mengatur jaringan jalan,
zonasi perumahan, jaringan irigasi, serta
zonasi kawasan budidaya.
• Dalam arsitektur , peta topografi digunakan
untuk pembuatan tapak siteplan serta
pembuatan struktur bangunan awal
• Dalam teknik sipil, sebagai informasi
mengenai ketinggian dan kelerengan ketika
membangun jembatan, jalan layang,
terowongan atau gedung
Walaupun peta topografi memetakan tiap interval
ketinggian tertentu, namun disertakan pula berbagai
keterangan yang akan membantu untuk mengetahui
secara lebih jauh mengenai daerah permukaan bumi
yang terpetakan tersebut, keterangan-keterangan itu
disebut legenda peta.
Legenda peta antara lain berisi tentang :
a. Judul Peta
Judul peta ada dibagian tengah atas. Judul peta
menyatakan lokasi yang ditunjukkan oleh peta yang
bersangkutan, sehingga lokasi yang berbeda akan
mempunyai judul yang berbeda pula.
b. Nomor Peta
Nomor peta biasanya dicantumkan diselah kanan atas peta.
Selain sebagai nomor registrasi dari badan pembuat, nomor
peta juga berguna sebagai petunjuk jika kita memerlukan peta
daerah lain disekitar suatu daerah yang terpetakan. Biasanya di
bagian bawah disertakan pula lembar derajat yang
mencantumkan nomor-nomor peta yang ada disekeliling peta
tersebut.
c. Koordinat Peta
Koordinat adalah kedudukan suatu titik pada peta.
Koordinat ditentukan dengan menggunakan sistem sumbu,
yaitu garis-garis yang saling berpotongan tegak lurus.
Sistem koordinat yang resmi dipakai ada dua, yaitu :
1. Koordinat Geografis
2. Koordinat Grid
d. Kontur
Kontur adalah garis khayal yang menghubungkan titik-titik
yang berketinggian sama dari permukaan laut.
e. Skala Peta
Skala peta adalah perbandingan antara jarak pada peta
dengan jarak horizontal di lapangan.
Rumus jarak datar dipeta dapat di tuliskan :
JARAK DI PETA x SKALA = JARAK DI MEDAN
Ada dua macam cara penulisan skala, yaitu :
1. Skala angka, contoh : 1:25.000 berarti 1 cm jarak dipeta =
25.000 cm (250 m) jarak horizontal di medan sebenarnya.
2. Skala garis, contoh: berarti tiap bagian sepanjang blok
garis mewakili 1 km jarak horizontal.
f. Legenda Peta
Legenda peta biasanya disertakan pada bagian bawah peta.
Legenda ini memuat simbol-simbol yang dipakai pada peta
tersebut, yang penting diketahui : Titik ketinggian, jalan setapak,
jalan raya, sungai, pemukiman, ladang, sawah, hutan dan
lainnya.
g. Tahun Peta
Peta topografi juga memuat keterangan tentang tahun
pembuatan peta tersebut, semakin baru tahun pembuatannya,
maka data yang disajikan semakin akurat.
h. Arah Peta
Yang perlu diperhatikan adalah arah Utara Peta. Cara paling
mudah adalah dengan memperhatikan arah huruf-huruf tulisan
yang ada pada peta. Arah atas tulisan adalah Arah Utara.
Peta topografi dapat digunakan untuk berbagai
macam tujuan, serta dapat digunakan sebagai
peta dasar (base map) seperti : foto udara, peta
geologi, dan peta administratif dan dalam
pembuatan peta tematik, seperti peta arkeologi
dan peta turis.
2. GARIS KONTUR
a. Pengertian Garis Kontur
Garis kontur adalah garis pada peta yang
menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketinggian
yang sama dari suatu bidang acuan tertentu.
Nama lain dari garis kontur adalah garis tranches,
garis tinggi dan garis lengkung horizontal.
Garis kontur +39 m, artinya garis kontur
menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketinggian
sama + 39 m terhadap referensi tinggi tertentu.
Garis kontur dapat dibentuk dengan membuat
proyeksi tegak garis-garis perpotongan bidang
mendatar dengan permukaan bumi ke bidang
mendatar peta. Karena peta umumnya dibuat dengan
skala tertentu, maka gris kontur juga mengalami
pengecilan sesuai skala peta.
Kecuraman dari suatu lereng (stepness) dapat
ditentukan dengan adanya interval kontur dan jarak
antara dua kontur, sedangkan jarak horizontal antara
dua garis kontur dapat ditentukan dengan cara
interpolasi. Garis kontur tidak boleh saling berpotongan
satu sama lain. Selain itu garis kontur harus merupakan
garis yang tertutup baik di dalam maupun di luar peta.
Gambar PetaTopografi Garis Kontur dan bentuk relief
Contoh Garis Kontur
b. Fungsi garis kontur
Garis kontur merupakan garis-garis yang
menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketinggian
sama, yang diukur dari suatu bidang pembanding. Bidang
ini biasanya diambil dari permukaan air laut rata-rata.
Sifat-sifat kontur sebagai berikut :
1. Berbentuk kurva tertutup
2. Tidak bercabang
3. Tidak berpotongan
4. Menjorok ke arah hulu jika terdapat sungai
5. Menjorok kearah jalan menurun jika terdapat
permukaan jalan
6.Tidak tergambar jika melewati bangunan
7.Garis kontur yang rapat menunjukan keadaan permukaan tanah yang
curam
8.Garis kontur yang jarang menunjukan keadaan permukaan yang landai
9.Satu garis kontur mewakili satu ketinggian tertentu
10.
Rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf “U” menandakan
punggungan gunung
11.
Rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf “Y” menandakan suatu
lembah atau jurang
  Garis kontur  merupakan ciri khas yang membedakan peta topografi
dengan peta lainnya dan digunakan untuk penggambaran relief atau tinggi
rendahnya permukaan bumi yang dipetakan. Dari pengertian di atas dapat
dipahami betapa pentingnya garis kontur antara lain untuk pembuatan
trace jalan/rel dan menghitung volume galian dan timbunan.
 
3. INFORMASI PADA PETA TOPOGRAFI
Informasi yang terkandung dalam peta topografi secara
umum dibagi dua yaitu :
a. Informasi Ketinggian
Dapat diketahui dengan melihat titik ketinggian yang
ada pada peta, serta melihat notasi ketinggian yang ada
pada garis kontur peta tersebut.
 

B X

1280
AX
1240

1200
Langkah perhitungan :  
1. Membuat interpolasi :
a. Dari kota (titik) A ke garis kontur
Contoh : X = 3,2 cm ; beda tinggi = 40 m
= 1,3 cm ; = 1,9 cm
Maka interpolasinya :
. Beda tinggi = 1,3 cm . 40 m =
X 3,2 cm
= 16,25 m 16 m
Atau : . Beda tinggi = 1,9 cm . 40 m =
X 3,2 cm
= 23,75 m 24 m
b. Dari kota (titik) B ke  garis kontur
Contoh : x = 2,5 cm ; beda tinggi = 40 m
= 1,1 cm ; = 1,4 cm
Maka interpolasinya :
. Beda tinggi = 1,1 cm . 40 m =
X 2,5 cm
= 17,60 m 18 m
Atau : . Beda tinggi = 1,4 cm . 40 m =
X 2,5 cm
= 22,40 m 22 m
2. Menentukan elevasi :  
a. Dari kota (titik) A :
Contoh : ketinggian garis kontur 1280 m dan 1240 m
= 1,3 cm ; = 1,9 cm
 Dari garis kontur 1280 m didapat elevasi :
= 1280 – 16 = 1264 m
 Dari garis kontur 1240 m didapat elevasi :
= 1240 + 24 = 1264 m
b. Dari kota (titik) A :
Contoh : ketinggian garis kontur 1280 m dan 1240 m
= 1,1 cm ; = 1,4 cm
 Dari garis kontur 1280 m didapat elevasi :
= 1280 – 18 = 1262 m
 Dari garis kontur 1240 m didapat elevasi :
= 1240 + 22 = 1262 m
3. Mendesain badan jalan (as/ sumbu jalan/center lien)
dengan menggunakan garis dash dot
4. Mengukur jarak dari kota A ke kota B (mengunakan alat
bantu mal, benang), kemudian dikalikan skala gambar
Contoh : Jarak dari kota A ke kota B = 6,8 cm
Skala gambar 1 : 5000
Maka : 6,8 x 5000 = 34000 cm
34000 = 34 cm
1000
5. Hasil perhitungan diplot ke standar sheet arah
horizontal (merupakan jarak antar kota/ garis putus)
6. Untuk arah vertikal adalah elevasi kota A dan kota B
Standard Sheet

A B
1264 1262

1200 34
b. Informasi Bentuk Lahan
Informasi bentuk lahan tidak didapatkan secara
langsung, namun harus melewati proses
interpretasi data peta, yaitu dari data garis kontur
serta pola-pola yang ada pada garis kontur di
lokasi tersebut. Semakin rapat garis kontur,
semakin terjal lereng sedangkan semakin
renggang garis kontur, semakin landai pula
lerengnya.
Garis kontur yang mengikuti relief bentang alam pada peta topografi
B. MENGANALISIS PENGUKURAN PERENCANAAN JALAN
DAN JEMBATAN

1. Pekerjaan pada Pengukuran Jalan dan Jembatan


Pengukuran perencanaan jalan dan jembatan dimulai dari
pekerjaan persiapan yang terdiri dari :
a. Persiapan personel atau para pekerja
b. Persiapan bahan dan peralatan
c. Survei pendahuluan atau kaji lapangan
d. Pemasangan monumen untuk menyimpan data koordinat
titik kontrol horizontal dan vertikal
e. Pengukuran kerangka kontrol vertikal, pengukuran kontrol
horizontal dan pengukuran situasi sepanjang trase jalan
f. Pengukuran penampang
memanjang dan melintang jalan
g. Pengikatan titik referensi
berupa patok jalan
h. Pengolahan data dan
penggambaran baik secara
manual maupun digital
Hasil akhir dari kegiatan
pengukuran topografi adalah peta
situasi daerah sekitar rencana trase
jalan yang akan digunakan sebagai
peta dasar kerja untuk pembuatan
gambar rencana (design drawing)
jalan dan jembatan.
2. Prinsip Dasar Pengukuran
Pengukuran topografi adalah pengukuran yang
dilakukan terhadap kenampakan topografi baik
karena bentukan alam maupun bentukan manusia
yang akemudian direpresentasikan ke dalam gambar
dua dimensi dengan skala tertentu. Berikut jenis-
jenis pengukuran topografi :
a. Pengukuran sudut horizontal
Digunakan untuk mendapatkan data sudut
dengan mencatat titik pengukuran. Pengukuran ini
dapat menggunakan cara pengukuran sudut metode
reiterasi, repetisi, maupun dengan metode arah.
b. Pengukuran sudut vertikal
Digunakan untuk mendapatkan data sudut
vertikal titik pengukuran,. Pengukuran ini dapat
menggunakan alat teodolit dengan melakukan
pembacaan pada lingkaran vertikal berskala.
c. Pengukuran jarak
Digunakan untuk mendapatkan ukuran panjang
atau lebar jalan maupun titik patok pengukuran.
Pengukuran jalan dapat menggunakan cara optis
dengan teodolit, alat sipat datar, maupun dengan
pengukuran jarak elektronik.
d. Pengukuran beda tinggi
Digunakan untuk mendapatkan ukuran selisih ketinggian antara
titik-titik pengukuran. Pengukuran beda tinggi dapat menggunakan
metode sipat datar, trigoometri, maupun tachimetri.
e. Pengukuran azimut terhadap objek yang diamati
Digunakan untuk mendapatkan posisi titik dari titik patokan
dengan sudut yang ditinjau. Pengukuran azimut dapat
menggunakan azimuth magnetis, azimut astronomis, maupun
ddari perhitungan dua buah titik tetap yang sudah diketahui
koordinatnya.
f. Pengukuran poligon
Digunakan untuk merapatkan titik-titik kontrol horizontal yang
ada baik dari hasil pengukuran triangulasi maupun dari pengukuran
GPS (Global Positioning System)
3. Data Peta Topografi
Pengukuran peta topografi dilakukan untuk
mengumpulkan data topografi yang cukup guna
menentukan kecepatan sesuai dengan daerahnya.
Pengukuran peta topografi dilakukan pada
sepanjang trase jalan rencana dengan mengadakan
tambahan dan pengukuran detail pada tempat yang
memerlukan alinyemen dan tempat-tempat
persilangan dengan sungai atau jalan lain, sehingga
memungkinkan didapatkannya trase jalan yang
sesuai dengan standar. Pekerjaan pengukuran ini
terdiri dari beberapa kegiatan sebagai berikut :
a. Pekerjaan perintis untuk pengukuran, dimana secara garis
besar ditentukan kemungkinan rute alternatif dan trase
jalan.
b. Kegiatan pengukuran meliputi :
1) Penentuan titik kontrol vertikal dan horizontal yang
dipasang setiap interval 100 m pada rencana as jalan
2) Pengukuran situasi selebar kiri dan kanan dari jalan
yang dimaksud dan disebutkan tata guna tanah
disekitar trase jalan
3) Pengukuran penampang melintang (cross section) dan
penampang memanjang
4) Perhitungan perencanaan desain jalan dan
penggambaran peta topografi berdasarkan titik
koordinat kontrol diatas.
c. Produk pengukuran perencanaan jalan
1) Peta situasi sepanjang rencana trase jalan dengan
skala 1 : 1000, peta sitdengan situasi khusus (bila ada)
dengan skala 1 : 500
2) Gambar penampang melintang jalan skala horizontal
1 : 200 dan skala vertikal 1 : 100
3) Gambar penampang melintang jalan skala horizontal
1 : 1000 dan skala vertikal 1 : 100
4) Dokumen laporan yang meliputi data kalibrasi alat,
data ukur, dan hasil pengolahan data atau hitungan,
daftar dan deskripsi titik-titik kontrol, bukulaporan
pelaksanaan yang memuat kegiatan pelaksanaan,
kendala dan tingkat ketelitian yang diperoleh pada
setiap jenis kegiatan lengkap dengan dokumentasinya
Berdasarkan besarnya lereng melintang dengan arah
kurang lebih tegak lurus sumbu jalan raya, jenis medan
dibagi tiga golongan umum yaitu datar, perbukitan dan
gunung.
4. Prosedur Pengolahan Data
Setelah selesai melaksanakan praktik pengukuran
dan diperoleh data, maka selanjutnya yaitu pengolahan
data.
a. Pengolahan data dilakukan setelah data hasil
pengukuran terbebas dari pengaruh kesalahan kasar
(blunder), baik kesalahan pengamatan (human
error) maupun kesalahan yang disebabkan alat tidak
dalam kondisi baik.
b. Pengolahan data dilakukan dengan metode-
metode :
1) Metode hitungan azimut
2) Hitungan metode poligon
3) Metode hitungan kerangka kontrol vertikal
metode sipat datar
4) Metode perhitungan detail situasi
5) Metode hitungan penampang memanjang
c. Penggambaran hasil pengukuran
TERIMA KASIH !!!

TETAPLAH
SEMANGAT
DALAM
BELAJAR DAN
MENUNTUT
ILMU !!!....

Anda mungkin juga menyukai