Chronic Sorrow Theory
Chronic Sorrow Theory
Chronic Sorrow Theory
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
memiliki sejumlah varibel terbatas, dapat diuji secara langsung. Teori Middle-
Range memiliki hubungan yang lebih kuat dengan penelitian dan praktik.
bahwa Teori Mid-Range amat penting dalam disiplin praktik, selain itu Walker
kespesifikannya dengan konsep ekonomi secara normal yang nampak dalam grand
diaplikasikan dalam praktik dan cukup abstrak secara ilmiah. Chinn dan Kramer
yang relatif luas tetapi tidak mencakup keseluruhan fenomena yang ada dan
merupakan masalah pada disiplin ilmu. Contoh yang mewakili mid-range teori
adalah teori meredakan nyeri dalam keperawatan. Teori ini lebih luas dari theory
neural conduction terhadap rangsangan nyeri tetapi lebih sempit dari tujuan
mencapai tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi. Jadi fenomena nyeri terkait
pada konsep mid-range pada keperawatan, karena nyeri adalah salah satu dari
dan kualitas hidup. Contoh dalam keperawatan middle range theories adalah :
Rogers’s Theory dari akselerasi perubahan, Roy’s Theory dari teori adaptasi,
Teori chronic sorrow merupakan teori mid-range karena dalam teori ini
timbul dari penyakit kronis mencakup proses berduka, kehilangan, faktor pencetus
dan metoda manajemennya. Karena kespesifikan teori tersebut, maka teori ini
Banyak penelitian yang telah dilakukan sebagai aplikasi teori ini terkait
dengan penyakit kronik seperti pada pasien multiple sklerosis, diabetes mellitus
pada anak, anemia sickle cell pada anak, epilepsy, sindrom down, spina bifida,
dan lain-lain.
dalam 1 tahun atau mengalami hospitalisasi lebih dari 1 bulan dalam 1 tahun.
keluarga. Salah satunya adalah efek yang substansial pada fungsi keluarga dimana
keluarga akan mendapatkan tugas keluarga yang lebih kompleks, tanggung jawab
yang lebih besar, perhatian yang lebih besar, tugas identifikasi kebutuhan anak
seperti kebutuhan akan alat bantu, akses pendidikan yang sesuai, pembiayaan,
bermasyarakat secara normal. Berdasarkan hal ini orang tua menjadi orang yang
Salah satu pengaruh yang besar pada orang tua adalah perasaan berduka
anaknya dengan anak normal lain. Perasaan berduka atau kehilangan ini akan
muncul dalam respon emosional seperti putus asa, menyesal, tidak percaya,
itu akan selalu muncul pada saat-saat dimana terjadi kejadian-kejadian yang
efektif.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum :
2. Tujuan Khusus :
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Sejarah
Watts di Durham, North Carolina 1966 dan pada tahun 1977 dia lulus
of North Carolina di Greensboro pada tahun 1980 dan Ed.D dari North
untuk study masternya dan dari North Carolina league untuk studi
Society of Nurses pada 1979 dan Phi Kappa Phi Honor Society pada 1988.
komunitas berbasis psikiatrik dan kesehatan mental. Pada tahun 1980 dia
kehilangan sampai tahun 1970 saat dia mengalami ancaman hidup berupa
tentang chronic sorrow oleh Mary Lermann Burke dan dengan segera
Hainsworth.
family caregiver pada anak dengan penyakit mental dan individu yang
Eakes juga aktif terlibat dalam usaha untuk meningkatkan kualitas hidup
pada akhir kehidupan dan mendekati kematian sebagai anggota dari Board
Sigma Theta tau International Honor Society. Dia merupakan finalis dalam
pada 1991 dan sebagai peneliti oleh Beta Nu Chapter of Sigma Theta Tau
Internasional Honor Society for Nurses pada tahun 1994 dan 1998. Eakes
lulus dengan Summa Cum Laude dari Rhode Island College Providence
dengan bachelor degree. Pada tahun 1982 dia menerima Master Degree
pada parent-child nursing dari Boston University. Selama program ini, dia
brown University.
3. Margaret A. Hainsworth
dan lulus tahun 1953. Tahun 1959 dia pindah ke United State dan
Taiwan pada tahun 1989. Pada konferensi ini dia menjadi familiar dengan
diadakan Burke.
B. Sumber Teori
individu terhadap kesedihan kronis digunakanlah model stress dan adaptasi milik
Lazarus dan Folkman (1984). Konsep kesedihan kronis berasal dari teori oleh
orang tua dengan anak-anak retardasi mental yang mengalami kesedihan yang
terus berulang. Ia menyebutkan dengan kesedihan kronis. Selain itu Bowlby dan
Lindemann dalam Lindgsen (1992) membuat konsep berduka sebagai proses yang
akan selesai seiring dengan perjalanan waktu dan jika tidak selesai berduka
Kebalikan dengan teori yang terikat waktu milik Bowlby tersebut, Wilker
(Lindgsen, 1992). Sedangkan Burke dalam studinya pada anak-anak dengan spina
permanen, periodik dan progresif dan bersifat alami (Hainsworth, Eakes, Burke,
1994).
metode manejemen yang efektif gabi model yang mereka gunakan. Adanya
perbedaan atau inkonsistensi dan respon terhadap duka yang berulang merangsang
ini meliputi :
mental kronik (Hainsworth, Busch, Eakes, & Burke, 1995), Multiple Sclerosis
kehilangan (berduka) pada keadaan diri sendiri. Dinyatakan dalam studi ini bahwa
populasi ini juga terus menerus mengalami kesedihan kronis. Berdasarkan bukti-
bukti empiris tersebut maka dinyatakan bahwa definisi kesedihan kronis sama
dengan kesedihan menetap yang bersifat periodic dalam waktu permanen, atau
perasaan terkait sedih lainnya secara terus menerus yang terjadi karena
kehilangan yang dapat terjadi secara terus menerus ataupun satu kejadian.
personal) ataupun dari eksternal (dukungan orang yang berharga maupun tim
kesehatan). Jika metode manageman yang digunakan efektif maka individu akan
meningkat perasaan kenyamanannya. Tetapi jika tidak efektif akan terjadi hal
sebaliknya.
1. Chronic Sorrow
berkembang.
2. Loss
ideal dan situasi atau pengalaman yang nyata. Sebagai contoh anak yang
sempurna dengan anak dengan kondisi kronik yang berbeda dengan ideal.
3. Trigger Events
perasaan berduka.
4. Management Method
sorrow. Hal tersebut dapat secara internal (strategi koping personal) atau
5. Inefektif Management
6. Effective Management
F. Strategi Manajemen
adalah :
mengekspresikan emosi.
Strategi menejemen ini semua dianggap efektif bila para pelaku atau individu
G. Asumsi Utama
1. Keperawatan
2. Manusia
kehilangan tersebut.
3. Kesehatan
Koping yang efektif akan menghasilkan respon yang normal akibat dari
kehilangan.
4. Lingkungan
H. Dampak Kehilangan
1. Masa kanak-kanak :
b. Kadang-kadang regresi.
3. Dewasa tua :
a. Kematian pasangan.
I. Berduka (Grieving)
a. Menolak (denial).
b. Marah (anger).
d. Depresi (depression).
e. Menerima (acceptance).
1) Keterampilan koping.
3) Kestabilan emosi.
4) Agama.
BAB III
A. Kasus
Annie adalah anak pertama Amanda dan Alan yang sudah lama dirindukan
kehadirannya didunia ini. Ketika dia dilahirkan dia tidak responsif, terkulai dan
tidak mampu untuk saat diberi makan. Prognosisnya buruk dan dia diprediksikan
tidak akan bertahan hidup. Ketika dia berumur beberapa minggu, orang tua nya
kecintaan, karena dia akan berumur pendek. Faktanya, perawat klinik mengatakan
kepada Amanda bahwa itu akan lebih baik jika Annie menghilang saja. Karena
B. Tinjauan Teori
proses yang disebut dengan kehilangan “loss” anak yang normal dan peran
sering juga adalah kecemasan yang tinggi. Orangtua tidak akan pernah siap untuk
mendengar berita yang traumatik tentang anak mereka dan pendapat anggota
keluarga, teman, para kenalan dan laporan media yang menambah kebingungan
mungkin meliputi hasil positif dan negatif terhadap kerusakan dan disabillity.
buruk.
1. Chronic Sorrow
Kesedihan mendalam dirasakan oleh keluarga Amanda dan Alan karena Annie
2. Loss
mengharapkan (idealnya) anak mereka bisa hidup dengan normal seperti anak
yang lain, tetapi kenyataan sejak lahir Annie sudah mempunyai keterbatasan
3. Trigger events
Annie sebagai anak yang diharapkan lahir tidak sesuai harapan. Ketika dia
dilahirkan dia tidak responsif, terkulai dan tidak mampu untuk saat diberi
makan.
4. Management method
keluarga lain atau praktisi perawatan kesehatan. Perawat juga dapat membantu
a. Diagnosa keperawatan
b. Outcome
c. Intervensi
Identifiksi kehilangan
kehilangan
kehilangan
keagamaan
berduka
2) Hope instillation :
temporer
perencanaan darurat
dengan harapan
kelompok pendukung
3) Coping enhancement :
peran
meningkatkan koping
Kenalkan klien dengan orang atau grup yang telah sukses dalam
ketakutannya
jangka panjang
untuk dilakukan
mencapai tujuan
perawatan
4) Counseling :
perhatian
Tentukan tujuan
klien
perasaan
apa yang dapat atau tidak dapat mereka kerjakan terkait dengan
kejadian ini
5) Emotional Support :
sedih
klien
Berada bersama klien dan beri rasa aman dan nyaman selama
periode cemas
Kurangi beban pikiran klien ketika klien berada dalam kondisi stress
6) Spiritual Support :
empati
spiritualnya
sosialnya
ketidakberdayaan
Libatkan rohaniawan
tradisi keagamaannya
mengendalikannya.
BAB IV
A. Kesimpulan
dalam 1 tahun atau mengalami hospitalisasi lebih dari 1 bulan dalam 1 tahun.
ditunjuk lebih lanjut untuk mengatur strategi koping internal seperti tindakan,
dengan kondisi kronis dan pemberi perawatannya (Eakes , 1993, 1995, Eakes at
al., 1993, 1999; Hainsworth et al., 1995; Lindgren, 1996). Strategi emosional
contohnya menangis atau ekspresi emosi lainnya (Eakes, et al., 1998; Hainsworth,
profesional dapat membantu memberikan rasa nyaman bagi mereka, caring dan
B. Saran
1. Orang tua harus memahami kondisi anak yang mengalami suatu penyakit
tanggung jawab yang lebih besar, perhatian yang lebih besar, tugas
normal.
2. Salah satu pengaruh yang besar pada orang tua adalah perasaan berduka
perbedaan anaknya dengan anak normal lain. Untuk itu koping yang
D AFTAR PUSTAKA
Toronto: Mosby.
Company.
Mosby Company.
Perry & Potter, (2005). Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik,
Perry & Potter, (2006). Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik,