Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Antropologi Sehat Sakit Asti

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

PAPER

KONSEP ANTROPOLOGI KESEHATAN

OLEH:
KELOMPOK 5
ARDIANTO
ASTI WINDA WATI
SUCI DESRIANTI
REZA FAHLEFI
TIARA INDRIAN DESLANI

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES PAYUNG NEGERI
PEKANBARU
2017
KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Allah Swt yang telah


memberikan taufik dan hidayah-Nya, sehingga makalah berjudul
Konsep Antropologi Kesehatan dapat terselesaikan dengan baik. Penulis
berharap makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan menjadi
gambaran bagi pembaca mengenai ilmu pendidikan khususnya yang berkaitan
dengan dunia keperawatan.

Oleh karena itu, penulis mengaharapkan kritik dan saran yang


mendukung, demi lebih sempurnanya makalah ini. Akhir kata, penulis hanya
berharap agar hasil makalah ini dapat berguna bagi semua pihak dan menjadi
sesuatu yang bermanfaat bagi pembaca.

Pekanbaru, 12 November 2017

` Kelompok 5

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat penting bagi setiap
manusia. Manusia dapat menjalankan berbagai macam aktivitas hidup dengan
baik bila memiliki kondisi kesehtan yang baik pula. Kondisi fisik yang sehat
dan segar akan berpengaruh pada produktifitas dan efektifitas kegiatan
manusia. Bila manusia terkena penyakit , maka diperlukan penanganan dan
pengobatan agar sehat kembali, maka dapat sehat kembali.

Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penanggulangan dan


pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan
dan/atau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan.Pendidikan kesehatan
adalah proses membantu sesorang, dengan bertindak secara sendiri-sendiri
ataupun secara kolektif, untuk membuat keputusan berdasarkan pengetahuan
mengenai hal-hal yang memengaruhi kesehatan pribadinya dan orang lain.
Definisi yang bahkan lebih sederhana diajukan oleh Larry Green dan para
koleganya yang menulis bahwa pendidikan kesehatan adalah kombinasi
pengalaman belajar yang dirancang untuk mempermudah adaptasi sukarela
terhadap perilaku yang kondusif bagi kesehatan.Data terakhir menunjukkan
bahwa saat ini lebih dari 80 persen rakyat Indonesia tidak mampu mendapat
jaminan kesehatan dari lembaga atau perusahaan di bidang pemeliharaan
kesehatan, seperti Akses, Taspen, dan Jamsostek. Golongan masyarakat yang
dianggap 'teranaktirikan' dalam hal jaminan kesehatan adalah mereka dari
golongan masyarakat kecil dan pedagang. Dalam pelayanan kesehatan,
masalah ini menjadi lebih pelik, berhubung dalam manajemen pelayanan
kesehatan tidak saja terkait beberapa kelompok manusia, tetapi juga sifat
yang khusus dari pelayanan kesehatan itu sendiri.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Presepsi Sehat Sakit


Kesehatan adalah sesuatu yang sudah biasa, hanya dipikirkan bila sakit
atau ketika gangguan kesehatan mengganggu aktivitas sehari-hari seseorang.
Sehat berarti kekuatan dan ketahanan, mempunyai daya tahan terhadap
penyakit, mengalahkan stres dan kelesuan. menurutUU No. 36 tahun 2009
tentang kesehatan,“kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,
spiritual maupun social yang memungkinkan setiap orang untuk hidup
produktif secara social dan ekonomi” ( dikutip dari UU Kesehatan No. 36
tahun 2009, 2009: 4).
Konsep sehat dan sakit dalam pandangan orang dipersepsikan secara
berbeda. Persepsi merupakan sesuatu hal yang bersifat subjektif. Persepsi
seseorang dipengaruhi oleh faktor pengalaman, proses belajar dan
pengetahuannya. Persepsi sehat dan sakit adalah relatif antara satu individu
dengan individu lain, antara kelompok masyarakat dan antara budaya satu
dengan budaya yang lain. Karenanya konsep sehat dan sakit bervariasi
menurut umur, jenis kelamin,level sakit, tingkat mobilitas dan interaksi
sosial.
karakteristik yang dapat mempengaruhi persepsi sehat dan sakit
1. penyakit (disease)
Penyakit adalah gangguan fungsi fisiologis dari suatu organisme
sebagai akibat dari infeksi atau tekanan dari lingkungan. Hal ini berarti
bahwa penyakit adalah fenomena objektif yang ditandai oleh perubahan
fungsi-fungsi tubuh sebagai organisme, yang dapat diukur melalui tes
laboratorium dan pengamatan secara langsung.
2. Sakit (illness)
Sakit adalah penilaian individu terhadap pengalaman menderita
suatu penyakit. Sakit menunjukkan dimensi fisiologis yang subjektif atau
perasaan yang terbatas yang lebih menyangkut orang yang merasakannya,
yang ditandai dengan perasaan:

2
a. tidak enak (unfeeling well) lemah (weakness)
b. pusing(dizziness), merasa kaku
c. mati rasa (numbness).
Mungkin saja dengan pemeriksaan medis seseorang terserang suatu
penyakit dan salah satu organ tubuhnya terganggu fungsinya, namun dia
tidak merasa sakit dan tetap menjalankan aktivitas sehari-harinya. Senada
dengan penjelasan tersebut, Sarwono ( dikutip oleh Yunindyawati,
2004:15) mendefenisikan bahwa sakit merupakan kondisi yang tidak
menyenangkan mengganggu aktifitas jasmani dan rohani sehingga
seseorang tidak bisa menjalankan fungsi dan perannya sebagaimana
mestinya dalam masyarakat. Sickness menunjuk kepada suatu dimensi
sosial yakni kemampuan untuk menunaikan kewajiban terhadap kehidupan
kelompok. Selama seseorang masih bisa menjalankan kewajiban-
kewajiban sosialnya, bekerja sebagaimana mestinya maka masyarakat
tidak menganggapnya sakit. Selain faktor sosial budaya, persepsi sehat dan
sakit juga dipengaruhi oleh pengalaman masa masa lalu seseorang, seperi
yang diungkapkan oleh Yunindyawati (2004:15)

B. Peran dan Prilaku Pasien


1. Peran yang terjadi saat sakit
Peran yang dijalani sewaktu sehat tentu berbeda dengan peran yang
dijalani individu. Tidak mengherankan jika klien di rumah sakit
mengalami perubahan peran. Perubahan yang terjadi akibat hospitalisasi
ini tidak hanya berpengaruh pada individu, tetapi juga pada keluarga.
Perubahan tersebut antara lain :
a. Perubahan Peran
Jika salah seorang anggota keluarga sakit Akan terjadi
perubahan peran dalam keluarga. Sebagai contoh jika yang sakit
adalah ayah, peran sebagai kepala keluarga akan dijalankan oleh ibu.
Tentunya perubahan peran ini mengharuskan dilaksanakannya tugas
tertentu, sesuai dengan peran tersebut.
b. Masalah keuangan

3
Keuangan keluarga akan terpengaruh oleh hospitalisasi
keuangan yang sedianya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan hidup
keluarga akhirnya digunakan untuk keperluan klien dirawat.
Akibatnya, keluarga mulai mengalami masalah keuangan. Masalah
keuangan ini sangat riskan terutama pada keluarga yang miskin.
Dengan semakin mahalnya biaya kesehatan, beban keuangan keluarga
semakin bertamnbah.
c. Kesepian
Suasana rumah akan berubah jika ada salah seorang
anggota keluarga yang dirawat. Keseharian keluarga yang bisaanya
dihiasi dengan keceriaan, kegembiraan dan senda gurau anggotanya,
tiba-tiba diliputi oleh kesedihan. Suasana keluargapun menjadi sepi
karena perhatian keluarga terpusat pada penanganan anggota
keluarganya yang dirawat.
d. Perubahan Kebisaaan Sosial
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat.
Karenanya, keluargapun mempunyai kebisaaan dalam lingkup
sosialnya. Sewaktu sehat, keluarga mampu berperan serta dalam
lingkungan sosial. Akan tetapi, saat salah seorang anggota keluarga
sakit, keterlibatan keluarga dalam aktivitas sosial di masyarakat pun
mengalami perubahan.

Peran Perawat dalam Konteks Sehat / Sakit tujuannya adalah


membantu individu meraih kesehatan yang optimal dan tingkat fungsi
maksimal yang mungkin diraih setiap individu. Peran perawat dalam konteks
sehat atau sakit adalah meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit.
Kaitannya dengan hal tersebut, promosi kesehatan merupakan suatu upaya
mengarahkan sejumlah kegiatan guna membantu klien mempertahankan atau
meraih derajat kesehatan dan tingkat fungsi setinggi-tingginya serta
menikmati kenyamanan. Aktifitas keperawatan yang dapat dilakukan dalam
upaya meningkatkan derajat kesehatan klien antara lain :
a. Pendidikan dan konseling kesehatan.

4
b. Pencegahan penyakit adalah upaya mengarahkan sejumlah kegiatan untuk
melindungi klien dari ancaman kesehatan potensial. Dengan kata lain,
pencegahan penyakit adalah upaya mengekang perkembangan penyakit,
memperlambat kemajuan penyakit dan melindungi tubuh dari berlanjutnya
pengaruh yang lebih membahayakan.
2. Perilaku Pada Orang Sakit
Seseorang selama sakit akan mengalami perubahan dalam
berperilaku yang berdampak pada dirinya.adapun perubahan perilaku
yang terjadi selama sakit antara lain:
a. Adanya perasaan ketakutan
Ini terjadi pada semua orang dengan ditandai dengan adanya perasaan
takut sebagai dampak dari sakit. Apabila sikap penerimaan terhadap
sakitnya serta dampak yang ditimbulkan belum dapat diterima secara
penuh pada seseorang yang mengalami sakit, maka orang tersebut akan
terhantui perasaan ketakutan dan hal ini apabila dibiarkan akan
mengganggu status mental seseorang
b. Menarik diri
Pada orang yang sakit akan selalu mengalami proses kecemasan.
Tingkat kecemasan yang dialami seseorang pun akan berbeda.untuk
mengurangi kecemasan, maka seseorang akan berperilaku menarik diri
seperti diam jika tidak diberi pertanyaan. Hal tersebut sebagai bentuk
upaya menghindari kecemasan.
c. Egosentris
Perilaku ini dapat terjadi pada orang sakit yang ditunjukkan dengan
selalu banyak mempersoalkan dirinya sendiri dan tidak mau
mendengarkan perasaan orang lain atau memikirkan orang lain.
Perilaku ini juga ditunjukkan dengan selalu ingin bercerita tentang
penyakitnya.
d. Sensitif terhadap persoalan kecil
Pada orang sakit perubahan perilaku ini biasanya selalu ditimbulkan
dengan selalu mempersoalkan hal-hal yang kecil sebagai dampak

5
terganggunya psikologis seperti selalu mengomel jika keadaan tersebut
tidak sesuai dengan dirinya.
e. Reaksi emosional tinggi
Perilaku ini dapat ditunjukkan dari seseorang yang mengalami sakit
dengan mudah menangis, tersinggung, marah serta tuntutan perhatian
yang lebih dari orang sekitar.
f. Perubahan persepsi
Terjadinya perubahan persepsi selama sakit ini dapat ditunjukkan
dengan timbul persepsi bahwa dokter dan perawat adalah orang yang
dapat membantu untuk menyembuhkannya sehingga menaruh harapan
sangat besar pada dokter dan perawat tersebut.
g. Berkurangnya minat
Perubahan perilaku yang ditunjukkan pada seseorang yang mengalami
sakit ini adalahberkurangnya minat karena terjadi stres (ketegangan)
yang diakibatkan penyakit yang dirasakan serta menurunnya
kemampuan dalam melakukan aktifitas sehari hari.

C. Respon Sakit/ Nyeri Pasien


1. Respon Sakit Pasien
Respons yang bervariasi terhadap stimulus sakit yang identik
bukan disebabkan oleh perbedaan persepsi rasa sakit tetapi disebabkan
oleh variasi reaksi rasa sakit. ‘Reaksi rasa sakit’ adalah istilah yang
digunakan untuk mendiskripsikan integrasi dan apresiasi rasa sakit pada
sistem saraf pusat di korteks dan thalamus posterior. Pada penelitian
klinis terlihat adanya berbagai faktor yang menyebabkan variasi intensitas
rasa sakit dan respon pasien, tidak saja antar individual namun juga dari
waktu ke waktu pada satu individu.
Berikut adalah penggolongan rasa sakit menurut Price (2006):
N Reaksi Nyeri akut Nyeri kronik
o
1. Reaksi Hiperaktivitas autonom Aktivitas autonom
fisiologik yang didiberikan normal

6
meningkatnya tekanan
darah, nadi dan
ekspirasi,dilatasipupil,kep
ucatan,perspirasi,mual
muntah.
2. Reaksi Cemas dan tidak mampu Depresi dan
emosi/perilaku berkonsentrasi, gelisah kelelahan, imobilitas
mengalami stres tetapi atas inaktivitas
optimis bahwa nyeri akan fisik,menarik diri dari
hilang lingkungan
sosial,tidak melihat
harapan
kesembuhan,memper
kirakan nyeri akan
berlangsung lama
3. Reaksi Meredakan nyeri secara Sering kurang dapat
terhadap efektif mgurangi nyeri
analgetika

2. Respon Nyeri pasien


Reaksi terhadap nyeri merupakan respon fisioligis dan perilaku yang
terjadi setelah mempersepsikan nyeri. Nyeri dengan intensitas ringan hingga
sedang dan nyeri yang superfisial menimbulkan reaksi ”flight atau fight”,
yang merupakan sindrom adaptasi umum. Stimulasi pada cabang simpatis
pada saraf otonom menghasilkan respon fisiologis, apabila nyeri berlangsung
terus menerus, maka sistem parasimpatis akan bereaksi.
Secara ringkas proses reaksi adalah sebagai berikut:
Impuls nyeri - medula spinalis - batang otak dan talamus - Sistem syaraf
otonom - Respon fisiologis dan perilaku
Respon Fisiologis Terhadap Nyeri
a. Stimulasi Simpatik (nyeri ringan, moderat, dan superficial)
1) Dilatasi saluran bronkhial dan peningkatan respirasi rate

7
2) Peningkatan heart rate
3) Vasokonstriksi perifer, peningkatan BP
4) Peningkatan nilai gula darah
5) Diaphoresis
6) Peningkatan kekuatan otot
7) Dilatasi pupil
8) Penurunan motilitas GI
b. Stimulus Parasimpatik (nyeri berat dan dalam)
1) Muka pucat
2) Otot mengeras
3) Penurunan HR dan BP
4) Nafas cepat dan irreguler
5) Nausea dan vomitus
6) Kelelahan dan keletihan
c. Respon Tingkah Laku Terhadap Nyeri
Respon perilaku terhadap nyeri dapat mencakup:
1) Pernyataan verbal (Mengaduh, Menangis, Sesak Nafas, Mendengkur)
2) Ekspresi wajah (Meringis, Menggeletukkan gigi, Menggigit bibir)
3) Gerakan tubuh (Gelisah, Imobilisasi, Ketegangan otot, peningkatan
gerakan jari & tangan)
4) Kontak dengan orang lain/interaksi sosial (Menghindari percakapan,
Menghindari kontak sosial, Penurunan rentang perhatian, Fokus pd
aktivitas menghilangkan nyeri)
Individu yang mengalami nyeri dengan awitan mendadak dapat
bereaksi sangat berbeda terhadap nyeri yang berlangsung selama
beberapa menit atau menjadi kronis. Nyeri dapat menyebabkan
keletihan dan membuat individu terlalu letih untuk merintih atau
menangis. Pasien dapat tidur, bahkan dengan nyeri hebat. Pasien dapat
tampak rileks dan terlibat dalam aktivitas karena menjadi mahir dalam
mengalihkan perhatian terhadap nyer

8
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat penting bagi setiap
manusia. Terkadang manusia mengalami sakit dan ketika manusia sakit akan
mengalami perubahan-perubahan yang berbeda pada setiap individu. Mulai
dari perilaku dan respon nya terhadap sakit.
B. Saran
Dengan mempelajari konsep antropologi kesehatan diharapkan
mahasiswa mampu memahami dengan baik dan benar sebagai acuan pada
saat praktek di lapanngan nantinya.

9
DAFTAR PUSTAKA
Aziz, Alimul Hidayat, A. 1999. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Yunindyawati.2004. Modul Mata Kuliah Sosiologi Kesehatan. Inderalaya: FISIP
Unsri.

10

Anda mungkin juga menyukai