Antropologi Sehat Sakit Asti
Antropologi Sehat Sakit Asti
Antropologi Sehat Sakit Asti
OLEH:
KELOMPOK 5
ARDIANTO
ASTI WINDA WATI
SUCI DESRIANTI
REZA FAHLEFI
TIARA INDRIAN DESLANI
` Kelompok 5
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat penting bagi setiap
manusia. Manusia dapat menjalankan berbagai macam aktivitas hidup dengan
baik bila memiliki kondisi kesehtan yang baik pula. Kondisi fisik yang sehat
dan segar akan berpengaruh pada produktifitas dan efektifitas kegiatan
manusia. Bila manusia terkena penyakit , maka diperlukan penanganan dan
pengobatan agar sehat kembali, maka dapat sehat kembali.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
a. tidak enak (unfeeling well) lemah (weakness)
b. pusing(dizziness), merasa kaku
c. mati rasa (numbness).
Mungkin saja dengan pemeriksaan medis seseorang terserang suatu
penyakit dan salah satu organ tubuhnya terganggu fungsinya, namun dia
tidak merasa sakit dan tetap menjalankan aktivitas sehari-harinya. Senada
dengan penjelasan tersebut, Sarwono ( dikutip oleh Yunindyawati,
2004:15) mendefenisikan bahwa sakit merupakan kondisi yang tidak
menyenangkan mengganggu aktifitas jasmani dan rohani sehingga
seseorang tidak bisa menjalankan fungsi dan perannya sebagaimana
mestinya dalam masyarakat. Sickness menunjuk kepada suatu dimensi
sosial yakni kemampuan untuk menunaikan kewajiban terhadap kehidupan
kelompok. Selama seseorang masih bisa menjalankan kewajiban-
kewajiban sosialnya, bekerja sebagaimana mestinya maka masyarakat
tidak menganggapnya sakit. Selain faktor sosial budaya, persepsi sehat dan
sakit juga dipengaruhi oleh pengalaman masa masa lalu seseorang, seperi
yang diungkapkan oleh Yunindyawati (2004:15)
3
Keuangan keluarga akan terpengaruh oleh hospitalisasi
keuangan yang sedianya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan hidup
keluarga akhirnya digunakan untuk keperluan klien dirawat.
Akibatnya, keluarga mulai mengalami masalah keuangan. Masalah
keuangan ini sangat riskan terutama pada keluarga yang miskin.
Dengan semakin mahalnya biaya kesehatan, beban keuangan keluarga
semakin bertamnbah.
c. Kesepian
Suasana rumah akan berubah jika ada salah seorang
anggota keluarga yang dirawat. Keseharian keluarga yang bisaanya
dihiasi dengan keceriaan, kegembiraan dan senda gurau anggotanya,
tiba-tiba diliputi oleh kesedihan. Suasana keluargapun menjadi sepi
karena perhatian keluarga terpusat pada penanganan anggota
keluarganya yang dirawat.
d. Perubahan Kebisaaan Sosial
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat.
Karenanya, keluargapun mempunyai kebisaaan dalam lingkup
sosialnya. Sewaktu sehat, keluarga mampu berperan serta dalam
lingkungan sosial. Akan tetapi, saat salah seorang anggota keluarga
sakit, keterlibatan keluarga dalam aktivitas sosial di masyarakat pun
mengalami perubahan.
4
b. Pencegahan penyakit adalah upaya mengarahkan sejumlah kegiatan untuk
melindungi klien dari ancaman kesehatan potensial. Dengan kata lain,
pencegahan penyakit adalah upaya mengekang perkembangan penyakit,
memperlambat kemajuan penyakit dan melindungi tubuh dari berlanjutnya
pengaruh yang lebih membahayakan.
2. Perilaku Pada Orang Sakit
Seseorang selama sakit akan mengalami perubahan dalam
berperilaku yang berdampak pada dirinya.adapun perubahan perilaku
yang terjadi selama sakit antara lain:
a. Adanya perasaan ketakutan
Ini terjadi pada semua orang dengan ditandai dengan adanya perasaan
takut sebagai dampak dari sakit. Apabila sikap penerimaan terhadap
sakitnya serta dampak yang ditimbulkan belum dapat diterima secara
penuh pada seseorang yang mengalami sakit, maka orang tersebut akan
terhantui perasaan ketakutan dan hal ini apabila dibiarkan akan
mengganggu status mental seseorang
b. Menarik diri
Pada orang yang sakit akan selalu mengalami proses kecemasan.
Tingkat kecemasan yang dialami seseorang pun akan berbeda.untuk
mengurangi kecemasan, maka seseorang akan berperilaku menarik diri
seperti diam jika tidak diberi pertanyaan. Hal tersebut sebagai bentuk
upaya menghindari kecemasan.
c. Egosentris
Perilaku ini dapat terjadi pada orang sakit yang ditunjukkan dengan
selalu banyak mempersoalkan dirinya sendiri dan tidak mau
mendengarkan perasaan orang lain atau memikirkan orang lain.
Perilaku ini juga ditunjukkan dengan selalu ingin bercerita tentang
penyakitnya.
d. Sensitif terhadap persoalan kecil
Pada orang sakit perubahan perilaku ini biasanya selalu ditimbulkan
dengan selalu mempersoalkan hal-hal yang kecil sebagai dampak
5
terganggunya psikologis seperti selalu mengomel jika keadaan tersebut
tidak sesuai dengan dirinya.
e. Reaksi emosional tinggi
Perilaku ini dapat ditunjukkan dari seseorang yang mengalami sakit
dengan mudah menangis, tersinggung, marah serta tuntutan perhatian
yang lebih dari orang sekitar.
f. Perubahan persepsi
Terjadinya perubahan persepsi selama sakit ini dapat ditunjukkan
dengan timbul persepsi bahwa dokter dan perawat adalah orang yang
dapat membantu untuk menyembuhkannya sehingga menaruh harapan
sangat besar pada dokter dan perawat tersebut.
g. Berkurangnya minat
Perubahan perilaku yang ditunjukkan pada seseorang yang mengalami
sakit ini adalahberkurangnya minat karena terjadi stres (ketegangan)
yang diakibatkan penyakit yang dirasakan serta menurunnya
kemampuan dalam melakukan aktifitas sehari hari.
6
meningkatnya tekanan
darah, nadi dan
ekspirasi,dilatasipupil,kep
ucatan,perspirasi,mual
muntah.
2. Reaksi Cemas dan tidak mampu Depresi dan
emosi/perilaku berkonsentrasi, gelisah kelelahan, imobilitas
mengalami stres tetapi atas inaktivitas
optimis bahwa nyeri akan fisik,menarik diri dari
hilang lingkungan
sosial,tidak melihat
harapan
kesembuhan,memper
kirakan nyeri akan
berlangsung lama
3. Reaksi Meredakan nyeri secara Sering kurang dapat
terhadap efektif mgurangi nyeri
analgetika
7
2) Peningkatan heart rate
3) Vasokonstriksi perifer, peningkatan BP
4) Peningkatan nilai gula darah
5) Diaphoresis
6) Peningkatan kekuatan otot
7) Dilatasi pupil
8) Penurunan motilitas GI
b. Stimulus Parasimpatik (nyeri berat dan dalam)
1) Muka pucat
2) Otot mengeras
3) Penurunan HR dan BP
4) Nafas cepat dan irreguler
5) Nausea dan vomitus
6) Kelelahan dan keletihan
c. Respon Tingkah Laku Terhadap Nyeri
Respon perilaku terhadap nyeri dapat mencakup:
1) Pernyataan verbal (Mengaduh, Menangis, Sesak Nafas, Mendengkur)
2) Ekspresi wajah (Meringis, Menggeletukkan gigi, Menggigit bibir)
3) Gerakan tubuh (Gelisah, Imobilisasi, Ketegangan otot, peningkatan
gerakan jari & tangan)
4) Kontak dengan orang lain/interaksi sosial (Menghindari percakapan,
Menghindari kontak sosial, Penurunan rentang perhatian, Fokus pd
aktivitas menghilangkan nyeri)
Individu yang mengalami nyeri dengan awitan mendadak dapat
bereaksi sangat berbeda terhadap nyeri yang berlangsung selama
beberapa menit atau menjadi kronis. Nyeri dapat menyebabkan
keletihan dan membuat individu terlalu letih untuk merintih atau
menangis. Pasien dapat tidur, bahkan dengan nyeri hebat. Pasien dapat
tampak rileks dan terlibat dalam aktivitas karena menjadi mahir dalam
mengalihkan perhatian terhadap nyer
8
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat penting bagi setiap
manusia. Terkadang manusia mengalami sakit dan ketika manusia sakit akan
mengalami perubahan-perubahan yang berbeda pada setiap individu. Mulai
dari perilaku dan respon nya terhadap sakit.
B. Saran
Dengan mempelajari konsep antropologi kesehatan diharapkan
mahasiswa mampu memahami dengan baik dan benar sebagai acuan pada
saat praktek di lapanngan nantinya.
9
DAFTAR PUSTAKA
Aziz, Alimul Hidayat, A. 1999. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Yunindyawati.2004. Modul Mata Kuliah Sosiologi Kesehatan. Inderalaya: FISIP
Unsri.
10