Logika Matematika
Logika Matematika
Logika Matematika
DISUSUN OLEH :
JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi
tugas kelompok mata kuliah Konsep Dasar Matematika, dengan judul “ Logika Matematika:
Operasi Negasi, Operasi Konjungsi, Operasi Disjungsi, Operasi implikasi, Operasi
Biimplikasi”.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan di
masa yang akan datang. Kami juga berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca.
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ingkaran (Negasi )
Negasi suatu pernyataan adalah suatu pernyataan yang bernilai benar (B), jika
pernyataan semula bernilai salah (S) dan sebaliknya. Misalnya seperti ini, apabila
kalimat pernyataan bernilai benar, maka setelah dinegasikan, kalimat itu bernilai
salah. Sebaliknya, apabila kalimat pernyataan bernilai salah, maka setalah
dinegasikan, kalimat itu bernilai benar.
p ~p
B S
S B
Contoh :
Tentukan negasi dari pernyataan-pernyataan berikut ini dan tentukan pula nilai
kebenarannya.
a) Senin adalah hari setelah selasa.
b) Surabaya terletak di kalimantan
Penyelesaian :
5
B. Konjungsi
Jika Hasna benar sedang belajar dan mendengarkan musik, maka pernyataan
tersebut benar. Akan tetapi jika Hasna sedang belajar tetapi tidak mendengarkan
musik atau Hasna tidak sedang belajar namun mendengarkan musik atau
kemungkinan lainnya Hasna tidak sedang belajar dan tidak juga sedang
mendengarkan musik maka pernyataan tersebut di atas salah.
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam konsep konjungsi akan
bernilai benar jika dan hanya jika kedua pernyataan (p dan q) benar.
Berikut adalah tabel kebenaran konjungsi.
p q p∧q
B B B
B S S
S B S
S S S
Contoh :
Penyelesaian :
6
C. Disjungsi
Disjungsi adalah proposisi majemuk yang menggunakan perangkai “atau”.
Poposisi “p atau q” dinotasikan p V q. Tidak seperti pernyataan berperangkai
“dan” yang mempersyaratkan terpenuhinya kebenaran semua unsurnya, pernyata
an berperangkai “atau” menawarkan suatu pilihan, artinya jika paling tidak salah
satu dari kedua unsur proposisinya terpenuhi maka hal ini sudah cukup untuk
pernyataan tersebut dikatakan benar.
p q pVq
B B B
B S B
S B B
S S S
Contoh :
Tentukan nilai kebenaran dari setiap disjungsi berikut ini.
a) 3 × 5 = 15 atau 15 adalah bilangan ganjil.
b) 3 × 5 = 15 atau 15 adalah bilangan genap.
c) 3 + 4 = 12 atau dua meter sama dengan 200 cm
Penyelesian :
a) Misalkan p: 3 × 5 = 15 dan q: 15 adalah bilangan ganjil maka:
p: 3 × 5 = 15 bernilai benar (B)
q: 15 adalah bilangan ganjil bernilai benar (B)
karena p dan q bernilai benar, maka p ∨ q benar.
b) Misalkan p: 3 × 5 = 15 dan q: 15 adalah bilangan genap maka:
p: 3 × 5 = 15 bernilai benar (B)
q: 15 adalah bilangan genap bernilai salah (S)
karena p bernilai benar dan q bernilai salah, maka p ∨ q benar.
c) Misalkan p: 3 + 4 = 12 dan q: 2 meter sama dengan 200 cm maka:
p: 3 + 4 = 12 bernilai benar (S)
q: 2 meter sama dengan 200 cm bernilai benar (B)
karena p bernilai salah dan q bernilai benar, maka p ∨ q benar.
7
D. Implikasi
Dalam bahasa sehari-hari kita memakai implikasi dalam bermacam-macam arti,
misalnya : untuk menanyakan suatu syarat : “Jika kamu tidak membeli karcis, maka
kamu tidak akan dipebolehkan masuk” atau untuk menyatakan suatu hubungan sebab
akibat : misalnya “Jika rajin belajar, maka lulus ujian”.
p q p => q
B B B
B S S
S B B
S S B
Contoh :
Tentukanlah nilai kebenaran dari implikasi berikut !
a. Jika 4 + 7 = 10 maka besi adalah benda padat.
b. Jika 6 + 9 = 15 maka besi adalah benda cair.
c. Jika cos 30° = 0,5 maka 25 adalah bilangan ganjil.
Penyelesaian :
a. Benar, sebab anteseden salah sedangkan konsekuennya benar.
b. Salah, sebab anteseden benar sedangkan konsekuennya salah.
c. Benar, sebab antesedennya benar dan konsekuennya benar.
8
Dari pernyatan bersyarat p => q dapat dibentuk 3 persyaratan bersyarat lain, yaitu :
1. Konvers : q => p
2. Invers : ~p => ~q
3. Kontraposisi : ~q => ~p
Contoh :
Diberikan pernyataan dengan perangkai implikasi berikut:
Implikasi : Jika hutan gundul, maka akan terjadi banjir.
Tentukan konvers, invers dan kontraposisi dari implikasi tersebut.
Penyelesaian :
Konvers : Jika terjadi banjir, maka hutan gundul .
Invers : Jika hutan tidak gundul, maka tidak akan banjir.
Kontraposisi : Jika tidak banjir, maka hutan tidak gundul.
E. Biimplikasi
Biimplikasi adalah pernyataan majemuk dari dua pernyataan p dan q yang
dinyatakan dengan notasi “p ↔ q” yang bernilai sama dengan p → q) ∧ (q → p)
sehingga dapat dibaca “p jika dan hanya jika q” atau “p bila dan hanya bila q”.
p q p↔q
B B B
B S S
S B S
S S B
Contoh :
9
Penyelesaian :
a) p : 3 × 2 = 6 bernilai benar
q : 6 memiliki faktor {1, 2, 3, 4, 6} bernilai salah
Karena p bernilai benar dan q bernilai salah. Maka p ↔ q bernilai salah.
10
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
5. Implikasi adalah kalimat majemuk yang terbentuk dari dua pernyataan dengan
menggunakan perangkai “jika.....maka....”. Pernyataan majemuk jika p maka q
disebut pernyataan bersyarat, dilambangkan sebagai “p => q”, bernilai salah
hanya jika p bernilai benar dan q bernilai salah. Dari pernyatan bersyarat p =>
q dapat dibentuk 3 persyaratan bersyarat lain, yaitu : konvers, invers, dan
kontraposisi.
11
DAFTAR PUSTAKA
12