Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Tugas Bakteriologi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 21

Tugas bakteriologi

1. Pewarnaan negatif
a. Tujuan pewarnaan
Mempelajari penggunaan prosedur pewarnaan negatif untuk mengamati
morfologi organisme yang sukar diwarnai oleh pewarna sederhana.
Bakteri tidak diwarnai, tapi mewarnai latar belakang. Ditujukan untuk
bakteri yang sulit diwarnai, seperti spirochaeta

b. Prinsip pewarnaan
Pengecatan negatif memiliki prinsip dasar, yaitu dengan
mengkontraskan latar belakang sel (dibuat menjadi lebih gelap) sehingga
sel yang tidak bewarna menjadi lebih terlihat. Pewarna yang digunakan
adalah pewarna asam. Pengecatan negatif cocok digunakan untuk
observasi bentuk sel, ukuran sel, dan kapsul (Tortora dkk., 2010).

c.Alat pewarnaan dan jenis bakteri yang


digunakan
Ose, api bonzen, kaca objek, microscope, biakan
bakteri,negrosin.Pengecatan negatif menggunakan tinta cina atau
nigrosin.  Tinta cina atau nigrosin merupakan jenis pewarna asam dan
bermuatan negatif. Tinta cina tidak akan bisa berikatan dengan dinding
sel dari bakteri karena sama-sama bermuatan negatif, sehingga tinta cina
hanya akan mewarnai permukaan preparat atau dengan kata lain
membuat gelap latar belakang dari bakteri. Prinsip dari pengecatan
negatif adalah membuat kontras latar belakang objek sehingga objek
yang transparan dan tidak terwarnai menjadi lebih jelas terlihat (Benson,
2001; Harley & Prescott, 2002; Tortora dkk., 2010).contoh bakteri yang
digunakan adalah Leptospira sp. , Treponema sp. , dan Borrelia sp.

d. Prosedur pewarnaan
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Ambil objek glass
3. Ambil bakteri dengan menggunakan ose (kira-kira 1-2 mata ose)
4. Letakkan di objek glass
5. Pipet tinta cina dan letakkan di ujung objek glass
6. Homogenkan tinta cina dengan suspensi bakteri dengan menggunakan
ujung objek glass yang lain
7. Kemudian dibuat apusan dengan cara meratakan tinta cina yang telah
homogen dengan suspensi bakteri di atas objek glass dengan
menggunakan ujung objek glass lain
8. Sediaan kemudian dikeringkan
9. Amati dengan microscop

e.Hasil pewarnaan

Lingkungan gelap,
bakteri berpendar
terang, Tinta cina tidak
akan bisa berikatan
dengan dinding sel dari
bakteri karena sama-sama bermuatan negatif, sehingga
tinta cina hanya akan mewarnai permukaan preparat
atau dengan kata lain membuat gelap latar belakang
dari bakteri.
2. Pewarnaan sederhana
a. Tujuan pewarnaan
o Memberi warna pada sel-sel atau bagian-bagian lain, sehingga
menambah daya kontras dan tampak lebih jelas.
o Membedakan sel bakteri satu dengan yang lain.
o Mengidentifikasi bagian-bagian/ struktur-struktur
sel mikroorganisme
o Mengamati dengan lebih baik suatu morfologi mikroorganisme
b. Prinsip pewarnaan
Pengecatan sederhana menggunakan satu macam zat warna.  Pengecatan
sederhana biasanya digunakan untuk melihat bentuk dan susunan sel
bakteri.  Pewarna yang digunakan biasanya pewarna basa. Terkadang
pada pengecatan sederhana digunakan zat mordant, yaitu zat yang dapat
meningkatkan afinitas antara cat dengan sel bakteri sehingga sel bakteri
lebih terwarnai (Tortora dkk., 2010).

c.Alat pewarnaan dan jenis bakteri yang


digunakan
Bak pewarna , Biakan bakteri bacillus murni, api Bunsen , Kristal
violet ,Kaca preparat ,Air suling, ose,buah Minyak imersi, Gegep ,
Aquades ,Mikroskop.
Bakteri yang digunakan dalam pewarnaan sederhana umumnya adalah
bacillus

d. Prosedur pewarnaan
1. Teteskan ose suspense yang mengandung bakteri diatas
gelas obyek yang bersih
2. Suspense ini diratakan sampai tipis, dengan diameter 1 cm
3. Kemudian kering anginkan hingga noda yang kering ,
lakukan fiksasi dengan cara melewatkan gelas obyek pada
nyala api berkali-kali
4. Tetsilah kristal violet atau biru metilen. Biarkan selama 1-2
menit, lalu cucilah dengan air yang mengalir
5. Kemudian kering anginkan
6. Amati preparat dengan mikroskop pembesaran kuat
(dengan minyak immersi) sel-sel (bakteri akan berwarna
biru sedang sporanya berwarna merah).

e.Hasil pewarnaan
Warna latar terang,
sedangkan bakteri
berwarna. Warnanya
tergantung pada
pewarna yang
diberikan
3. Pewarnaan gram
a. Tujuan pewarnaan
Pewarnaan gram digunakan untuk membedakan bakteri gram
positif dan bakterigram negatif berdasarkan sifat fisik dan kimia
dinding sel bakteri. Pewarnaan grammenggunakan pewarna utama
Kristal Violet dan pewarna tandingan Safranin.

b. Prinsip pewarnaan
Bakteri gram positif memiliki dinding sel yang tebal dan membran sel
selapis.  Karena bakteri Gram positif bakteri yang dapat menahan
kompleks pewarnaan primer ungu Kristal iodium sampai akhir prosedur
dan sel bakteri berwarna biru gelap atau ungu. Sedangkan bakteri gram
negatif merupakan bakteri yang kehilangan kompleks ungu Kristal pada
waktu pembilasan dengan alkohol namun kemudian terwarnai dengan
pewarnaan tandingan, yaitu safranin sehingga sel-sel tampak berwarna
merah muda pada akhir pewarnaan dan mempunyai dinding sel tipis
yang berada di antara dua lapis membran sel kegunaannya yaitu, untuk
melihat atau mengamati bentuk-bentuk sel bakteri dan memberikan sifat
reaksi pewarnaan bakteri yang dapat diketahui dengan melihat apakah
termasuk gram negatif (berwarna merah) atau gram positif (berwarna
biru).

c.Alat pewarnaan dan jenis bakteri yang


digunakan
Ose, api bonzen,bak pewarna, aquades, lugol,
alcohol, Kristal violet, kaca objek, biakan bakteri,
Pewarna gram memiliki 4 jenis tergantung
fungsinya:
1. Larutan gram A adalah cat utama, yaitu kristal violet. 
2. Larutan gram B adalah mordant, yaitu Gram’s iodine.  Mordant
berfungsi untuk meningkatkan afinitas antara cat dengan sel bakteri.
Mordant akan berikatan kuat dengan kristal violet. Setelah diberi
mordant, baik bakteri gram positif maupun negatif, akan tampak
berwarna ungu atau biru. 
3. Larutan gram C adalah zat pendekolorisasi, yaitu etanol atau
aseton. Fungsi zat pendekolorisasi adalah untuk meluruhkan warna
ungu pada bakteri gram negatif, sedangkan bakteri gram positif
tetap berwarna ungu. 
4. Larutan gram D adalah zat pewarna lawan (counter stain), yaitu
safranin.  Fungsi zat pewarna lawan adalah akan memberikan warna
pink atau merah pada bakteri gram negatif, sedangkan pada bakteri
gram positif tetap berwarna ungu (Benson, 2001; Tortora dkk.,
2010).

v  Contoh bakteri Gram (+) Contoh bakteri Gram (-)


-          Bacillus sp -          Neisseria sp
-          Staphylococcus sp -          Shigella sp
-          Sterptococcus sp -          Klebsiella sp
v  

d. Prosedur pewarnaan
1. Ambillah 1 ose suspense, keringkan diudara, dan fiksasi
diatas nyala api
2. Tetesilah egnan kristal violet, biarkan 1-2 menit. Cucilah
dengan air mengalir kemudian keringkan diudara
3. Tetesilah dengan larutan iodium, biarkan 1-2 menit.
Cucilah dengan air mengalir kemudian keringkan diudara
4. Cucilah dengan alkohol (dengan cara meneteskan alkohol
pada permukaan noda bakteri) sampai air cucian tidak
berwarna. Cucilah dengan air mengalir kemudian
keringkan diudara
5. Tetesilah dengan safranin, biarkan selama 20 detik, cucilah
dengan air mengalir lalu keringkan diudara. Tutup
permukaan preparat dengan gelas penutup
6. Amati preparat dengan mikroskop perbesaran kuat (dengan
minyak ibbersi)

e.Hasil pewarnaan

Bakteri gram phositif akan berwarna merah jambu


Bakteri gram negatif akan berwarna ungu
4. Pewarnaan BTA
a. Tujuan pewarnaan
Pewarnaan BTA digunakan untuk membedakan bakteri kedalam
kelompok tahan asam dan tidak tahan asam. Bila zat warna yang telah
terpenetrasi tidak dapat dilarutkan dengan alkohol asam, maka bakteri
tersebut disebut tahan asam sedangkan sebaliknya disebut tidak tahan
asam. Meskipun sebagian besar organisme bakteri dapat diwarnai
dengan baik dengan prosedur pewarnaan sederhana maupun gram,
beberapa genus terutama genus Mycobacterium, jauh lebih baik bila
dilakukan pengecatan metode tahan asam, karena Mycobacterium
tuberculosis dan Mycobacterium leprae mewakili bakteri patogen
terhadap manusia, pewarnaan ini memiliki nilai diagnostik dalam
identifikasi organisme-organisme tersebut. Bakteri
genus Mycobacterium pada dinding selnya mengandung banyak zat lipid
(lemak) sehingga bersifat permeable dengan pewarnaan biasa.
b. Prinsip pewarnaan
Prinsip pewarnaan Basil tahan asam (BTA) adalah tahan terhadap
pencucian dengan alkohol asam, walau telah dicuci dengan alkohol asam
bakteri tahan asam tidak melepaskan zat warna yang telah diikatnya.
Bakteri tahan asam akan berwarna merah dan bakteri tidak tahan asam
berwarna biru.
c.Alat pewarnaan dan jenis bakteri yang
digunakan
 Larutan Hc1 Alkohol
 Oil imersi
 Methylen blue 
Mikroskop
 Ose bulat
 Objek glass
 Api Bunsen
 Pingset
 Kaca objek
 Tissue
 Sampel bakteri tahan asam(Bakteri yang digunakan dalam
pewarnaan ini biasanya bakteri genus Mycobacterium)
d. Prosedur pewarnaan
Metode : Kinyoun Gabbet
Cara Kerja :
• Dibuat sediaan kuman dan difiksasi.
• Diwarnai dengan Kinyoun selama 3 menit
• Sediaan dicuci dengan air.
• Diwarnai dengan Gabbet selama 1 menit.
• Dicuci dan dikeringkan
• Diperiksa di bawah mikroskop.Sediaan yang telah diperiksa
kemudian direndam dengan xylol selama 15-30 menit, lalu
disimpan dalam kotak sediaan.
Metode : Zeihl neelsen
Prosedur Pembuatan Sediaan
• Diambil kaca sediaan yang bersih, bebas lemak dan tidak ada
goresan.
• Disiapkan sebuah kaca sediaan yang diberi tanda ukuran 2X3
cm sebagai pola.
• Diletakkan kaca pola dibawah kaca sediaan.
• Lampu speritus dinyalakan dan ose dipanaskan sampai membara
mulai ujung sampai kepangkal.
• Dengan menggunakan ose steril lalu diambil bagian sputum
yang kental berwarna putih kekuninggan atau putih kehijauan,
lalu diletakkan pada kaca sediaan.
• Sputum diratakan seperti terlihat pada gambar :
• Dimasukkan ose kedalam botol yang berisi pasir dan olkohol 70
%(tinggi alkohol ± 3 cm diatas pasir). Kemudian tangkai ose
digoyangkan pelan-pelan untuk melepaskan sisa partikel sputum
yang melekat pada ose.
• Letakkan ose berdekatan pada api spiritus, setelah kering
barulah dibakar sampai pijar.
• Keringkan sediaan pada suhu kamar, jangan dikeringkan di atas
nyala api.sediaan dilewatkan diatas nyala api lampu speritus
sebanyak 3 X selama 3-5 detik.
Prosedur Pewarnaan
• Letakkan sediaan di atas rak pewarnaan dengan apusan
menghadap ke atas.
• Tuangkan Carbol Fuchsin sampai menutupi seluruh permukaan
kaca sediaan.
• Panaskan kaca sediaan secara hati-hati dengan caara
melewatkan nyala api pada bagian bawah kaca sehingga keluar
uap(jangan sampai mendidih) selama 3 menit.
• Sediaan dibiarkan hingga dinginn selama 5 menit.
• Sediaan dicuci dengan air mengalir.
• Tuangkan asam alkohol 3% di atas kaca sediaan sampai warna
merah dari fuchsin hilang.
• Sediaan dicuci dengann air mengalir
• Tuangkan larutan methylen blue 0,3% diatas sediaan dan
biarkan selama 10-20 detik atau larutan methylen blue 0,1%
selama 1 menit.
• Sediaan dicuci dengan air mengalir dan keringka pada suhu
kamar.

a. Hasil pewarnaan

Carilah basil tahan


asaam (BTA) yang
berwarna merah dengan latar belakang biru.
• Periksa paling sedikit 100 lapangan pandang dengan
cara menggeserkan sediaan dari kiri ke kanan atau dari
kanan ke kiripada garis lurus.
• Pembacaan hasil dilakukan dengan menggunakan
skala IUATLD sebagai berikut :
1. Tidak ditemukan BTA dalam 100 lapangan
pandang : Negatif
2. Ditemukan 1-9 BTA/ 100 lapangan pandang : Ditulis
jumlah kuman yang ditemukan.
3. Ditemukan 10-99 BTA/ 100 lapangan pandang : +
(1+)
4. Ditemukan 1-10 BTA/ 1 lapangan pandang : ++ (2+)
5. Ditemukan > 10 BTA/ 1 lapangan pandang : +++
Pewarnaan kapsul
5. Pewarnaan kapsul
a. Tujuan pewarnaan
Mempermudah Mengamati kapsul bakteri dengan
menggunakan prosedur pewarnaan kapsul (pewarnaan Burri-
Gins). Memahami setiap langkah dan reaksi-reaksi kimia yang
terjadi dalam prosedur tersebut
b. Prinsip pewarnaan
Pewarnaan ini menggunakan larutan Kristal violet panas, lalu larutan
tembaga sulfat sebagai pembilasan menghasilkan warna biru pucat pada
kapsul, karena jika pembilasan dengan air dapat melarutkan kapsul.
Garam tembaga juga memberi warna pada latar belakang. Yang berwana
biru gelap.

c.Alat pewarnaan dan jenis bakteri yang


digunakan
alat-alat dan bahan yang digunakan yaitu, Mikroskop, Objek glass,
Bunsen, Baki pewarnaan, Ose, Pipet tetes, Rak tabung reaksi, aquadest
dan biakan bakteri

Contoh bakteri yang digunakan dalam pewarnaan ini:


1.Klebsiella pneumoniae
2. Bacillus subtilis
3. Serratia marcencent

d. Prosedur pewarnaan
1. Membersihkan objek glass hingga bebas lemak
dengan kapas beralkhohol
2. Meneteskan 1 tetes aquadest dengan menggunakan
pipet tetes padaobjek glass.
3. Memijarkan jarum inokulasi dan mendinginkannya.
4. Mengambil bakteri dengan jarum inokulasi,
kemudian mencampurkandengan tetesan aquadest
pada objek glass. Menyebarkan suspensetersebut
sehingga menjadi sediaan tipis dalam bentuk
lingkaran
5. Mengeringkan sediaan mikroskop di udara.
6. Merekatkan sediaan tersebut dengan melekatkan
objek glass bagian bawahnya diatas api sebanyak tiga
kali, cara ini disebut fiksasi.
7. Sediaan siap untuk diwarna.
prosedur Kerja dari Pewarnaan Kapsul
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Berikan beberapa tetes larutan Kristal violet diatas
objek glass bersih.Dengan menggunakan teknik steril
tambahkan 3 ose penuh biakan ke pewarna dan
homogenkan secara perlahan.
3. Dengan sebuah objek glass, sebarkan campuran
diatas
seluruh permukaan objek glass untuk membentuk apu
san yang. Biarkanselama 5-7 menit.
4. Biarkan apusan mongering di udara (jangan fiksasi
dengan pemanasan).
5. Bilas apusan dengan larutan tembaga sulfat 20%
6. Secara perlahan keringkan diantara kertas bibolous
dan diamatidibawah mikroskop dengan perbesaran
100X
e.Hasil pewarnaan
Latar gelap seperti pada
pewarnaan negatif namun kapsul terlihat sedikit
keungguan.

6. Pewarnaan spora
a. Tujuan pewarnaan
Mengamati endospora bakteri 

b. Prinsip pewarnaan
Spora kuman mempunyai dinding yang tebal sehingga diperlukan
pemanasan agar pori-pori membesar zat warna fuchsin dapat masuk,
dengan pencucian pori-pori kembali mengecil menyebabkan zat warna
fuchsin tidak dapat dilepas walaupun dilunturkan dengan asam alkohol,
sedangkan pada badan bakteri warna fuchsin dilepaskan dan mengambil
warna biru dari methylen blue.

c.Alat pewarnaan dan jenis bakteri yang


digunakan
Bak pewarna ,Biakan murni bakteri,api Bunsen ,Aquades ,Kawat ose
,buah Tinta cina ,Kaca preparat , Malachite green ,Gegep ,Air suling,.
Mikroskop ,Safranin,H2SO4,Alkohol
Contoh bakteri yang digunakan yakni bakteri yang dapat membentuk
endospora, yaitu genus Bacillus  dan genus Clostridium
d. Prosedur pewarnaan
• Dibuat suspensi kuman, ditambah dengan carbol fuchsin
sama banyak.
• Dipanaskan selama 6 menit pada api kecil atau pada
penangas air 80oc selama 10 menit.
• Dibuat sediaan dan dikeringkan.
• Dimasukkan kedalam H2SO4 1% selama 2 detik
• Dimasukkan kedalam alkohol sehingga tidak ada lagi
warna merah mengalir.
• Sediaan dicuci dengan air.
• Diwarnai dengan methylen blue selama 1 menit kemudian
dicuci dan dikeringkan.
• Diperiksa dibawah mikroskop.

e.Hasil pewarnaan

pada badan bakteri warna fuchsin dilepaskan dan


mengambil warna biru dari methylen blue.
7. Pewarnaan granula
a. Tujuan pewarnaan
Untuk melihat granula bakteri
b. Prinsip pewarnaan
Pada pengecatan dengan toluidine blue granula bakteri akan berwarna
hitam (karena bersifat metakromatik) dan tidak akan larut oleh air
sehingga pada pemberian safranin warna granula tetap hitam. Sedangkan
pada badan bakteri warna dari toluidin blue akan larut oleh air dan
mengambil warna merah dari safranin.
c.Alat pewarnaan dan jenis bakteri yang
digunakan
Metode Albert & Christensen

ose,object glass,suspensi kuman,lampu spirtus,zat warna Albetr


,mikroskop,kertas saring/hisap,oil immercy,air,kertas saring

Metode neisser

Ose,object glass,suspensi kuman,lampu spirtus,zat warna neisser,


iodium,air,kertas saring

Bakteri yang biasanya digunakan adalah semua jenis bakteri

d. Prosedur pewarnaan
Metode neisser

1. Sebagai bahan cat disediakan tiga macam larutan, yaitu:


1) Neisser A isinya methylen blue
2) Neisser B isinya gentian violet
3) Neisser C isinya chrysoidin (berwarna kuning)
4) Untuk pengecetan pertama digunakan larutan A dan B yang dicampur
sesaat sebelum pengecatan dalam perbandingan dua bagian larutan A
dengan satu bagian larutan B. Lama pengecatan adalah setengah menit
5) Setelah campuran tersebut dibuang preparat dibilas dengan larutan dan
larutan ini didiamkan di atas film preparat selama ½ - 1 menit, kemudian
dikeringkan dengan kertas saring.
6) Selain itu, untuk menonjolkan granula metakromatik ini dapat pula
dilakukan pengecetan Albert, yaitu:
7) Preparat dicat dengan larutan cat menurut Albert selama 3-5 menit
8) Setelah dicuci dengan air, preparat disiram dengan larutan iodium
(menurut Gram) dan ditunggu satu menit. kemudian dicuci kembali
dengan air dan dikeringkan dengan kertas saring.

Metode Albert & Christensen


1) Di buat sediaan kuman dan difiksasi
2) Diwarnai dengan zat warna toluidin blue, didiamkan selama 1menit.
3) Dicuci dengan air mengalir.
4) Dialiri dengan larutan yodium.
5) Dicuci dengan air mengalir
6) Ditambahkan zat warna Safranin, didiamkan selama 1 menit.
7) Cat dibuang, isapkan dengan tissue, keringkan di udara.

e.Hasil pewarnaan

Hasil Pengecetan:
1. Pada pengecetan Neisser: Granula berwarna
biru-hitam, sitoplasma berwarna kuning
(krisoidin) atau tengguli/kecoklat-coklatan
(Bismarck brown)
2. Pada pengecetan Albert: Granula berwarna
biru-hitam, sitoplasma hijau.Semua bakteri Gram
negatif tidak tahan asam, sedangkan bakteri
Gram positif ada yang tahan asam dan ada yang
tidak tahan asam
8. Pewarnaan flagella
a. Tujuan pewarnaan
Untuk mengetahui ada tidaknya Flagella dan letak Flagel pada
bakteri

b. Prinsip pewarnaan
Pewarnaan flagel dengan memberi suspense koloid garam asam
tanat yang tidak stabil, sehingga terbentuk presipitat tebal pada
dinding sel dan flagel.. Pada pewarnaan flagella larutan kristal
violet  bertindak sebagai pewarna utama, sedangkan asam
tannic dan alumunium kalium sulfat bertindak sebagai mordant.
Kristal violet akan membentuk endapan disekitar flagel,
sehingga meningkatkan ukuran nyata flagel.
c.Alat pewarnaan dan jenis bakteri yang
digunakan
 Pipet tetes
 Kertas saring
 Corong
 Penangas
 Gelas kimia
 Kaca alas
 Microskop
 Bahan :
 Biakan bakteri (Bakteri yang digunakan biasanya Proteus sp)
 Zat warna fuksin dalam taning formalin 1 %
 Asam khromat
d. Prosedur pewarnaan
Metode Gray
1) Satu ose dari suspensi ini diapuskan di atas objek gelas yang
bersih, keringkan dan fiksasi di atas api 3x.
2) Pulas dengan larutan pewarnaan Gray : 10 detik.
3) Cuci bersih dengan aquadest, kemudian dipulas  dengan larutan
carbolfuchsin selama 10 detik.
4) Cuci dengan aquadest, keringkan dengan kertas saring atau pada
suhu kamar.
5) Lihat dengan mikroskop dan hasil pewarnaan: Flagella (bulu
cambuk) berwarna : merah jambu.
6) Pulas dengan larutan pewarnaan Gray : 10 detik.
7) Cuci bersih dengan aquadest, kemudian dipulas  dengan larutan
carbolfuchsin selama 10 detik.
8) Cuci dengan aquadest, keringkan dengan kertas saring atau pada
suhu kamar.
9) Lihat dengan mikroskop dan hasil pewarnaan: Flagella (bulu
cambuk) berwarna : merah jambu.

Metode Leifson
1. Pupukkan pada NA ditambah 5 ml air suling
2. Ditetesi 0,25 ml formaln 1 % selama 15 menit
3. Ditambahkan 5 ml air suling (larutan A)
4. Satu tetes larutan A (dengan Pasteur pipet) ditambahkan 2,5 ml
formalin dalam tabung     suspensi
5. Gunakan formalin disini untuk membunuh/fiksasi terhadap bakteri
agar tidak berbahaya lagi
6. Diteteskan suspensi pada kaca alas, diwarnai dengan larutan fuksin
dalam tanin yang panas sambil disaring dengan kertas saring
berlipat
7. Dibiarkan selama 6 – 12 menit.
8. Kelebihan zat warna dibuang, preparat dicuci dengan air keran
tanpa mengenai langsung pada preparat.
9. Diwarnai lagi dengan metilna biru (Loeffer) 1 : 10 selama 1 menit
10. Dicuci dengan air kran, dikeringkan di udara
11.  Diamati dengan mikroskop dengan lensa objektif 100 x
e.Hasil pewarnaan
Flagella (bulu cambuk) berwarna
: merah jambu.
Daftar pustaka
Anonim. 2012. Pewarnaan negatif pewarnaan burry.

Gandasoebrata,R. 2009. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta: Dian Rakyat.

Dwidjoseputro, D.2005. Dasar- dasar Mikrobiologi. Jakarta: PT Penerbit Djambatan.

G.Cappucino James dan Sherman Natalie.2013.Manual Laboratorium


Mikrobiologi.Jakarta:Penerbit buku 

Black, J. G. 2008. Microbiology, 7th ed. 

Benson. 2001. Microbiological application lab manual, 8th ed. 

Harley & Prescott. 2002. Laboratory exercises in microbiology, 5th ed. 

Hogg, S. 2005. Essential microbiology. 

Bergey’s  manual of systematic bacteriology: vol III The Firmicutes, 2nd ed. 

Madigan, M. T., J. M. Martinko, D. A. Stahl, D. P. Clark. 2011. Brock biology of


microorganisms, 13th ed. 

Prescott, L. M., Harley, & Klein. 2002. Microbiology, 5th ed. 

Tortora, G. J., B. R. Funke & C. L. Case. 2010. Microbiology: An introduction, 10th ed. 

Anda mungkin juga menyukai