Tugas Bakteriologi
Tugas Bakteriologi
Tugas Bakteriologi
1. Pewarnaan negatif
a. Tujuan pewarnaan
Mempelajari penggunaan prosedur pewarnaan negatif untuk mengamati
morfologi organisme yang sukar diwarnai oleh pewarna sederhana.
Bakteri tidak diwarnai, tapi mewarnai latar belakang. Ditujukan untuk
bakteri yang sulit diwarnai, seperti spirochaeta
b. Prinsip pewarnaan
Pengecatan negatif memiliki prinsip dasar, yaitu dengan
mengkontraskan latar belakang sel (dibuat menjadi lebih gelap) sehingga
sel yang tidak bewarna menjadi lebih terlihat. Pewarna yang digunakan
adalah pewarna asam. Pengecatan negatif cocok digunakan untuk
observasi bentuk sel, ukuran sel, dan kapsul (Tortora dkk., 2010).
d. Prosedur pewarnaan
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Ambil objek glass
3. Ambil bakteri dengan menggunakan ose (kira-kira 1-2 mata ose)
4. Letakkan di objek glass
5. Pipet tinta cina dan letakkan di ujung objek glass
6. Homogenkan tinta cina dengan suspensi bakteri dengan menggunakan
ujung objek glass yang lain
7. Kemudian dibuat apusan dengan cara meratakan tinta cina yang telah
homogen dengan suspensi bakteri di atas objek glass dengan
menggunakan ujung objek glass lain
8. Sediaan kemudian dikeringkan
9. Amati dengan microscop
e.Hasil pewarnaan
Lingkungan gelap,
bakteri berpendar
terang, Tinta cina tidak
akan bisa berikatan
dengan dinding sel dari
bakteri karena sama-sama bermuatan negatif, sehingga
tinta cina hanya akan mewarnai permukaan preparat
atau dengan kata lain membuat gelap latar belakang
dari bakteri.
2. Pewarnaan sederhana
a. Tujuan pewarnaan
o Memberi warna pada sel-sel atau bagian-bagian lain, sehingga
menambah daya kontras dan tampak lebih jelas.
o Membedakan sel bakteri satu dengan yang lain.
o Mengidentifikasi bagian-bagian/ struktur-struktur
sel mikroorganisme
o Mengamati dengan lebih baik suatu morfologi mikroorganisme
b. Prinsip pewarnaan
Pengecatan sederhana menggunakan satu macam zat warna. Pengecatan
sederhana biasanya digunakan untuk melihat bentuk dan susunan sel
bakteri. Pewarna yang digunakan biasanya pewarna basa. Terkadang
pada pengecatan sederhana digunakan zat mordant, yaitu zat yang dapat
meningkatkan afinitas antara cat dengan sel bakteri sehingga sel bakteri
lebih terwarnai (Tortora dkk., 2010).
d. Prosedur pewarnaan
1. Teteskan ose suspense yang mengandung bakteri diatas
gelas obyek yang bersih
2. Suspense ini diratakan sampai tipis, dengan diameter 1 cm
3. Kemudian kering anginkan hingga noda yang kering ,
lakukan fiksasi dengan cara melewatkan gelas obyek pada
nyala api berkali-kali
4. Tetsilah kristal violet atau biru metilen. Biarkan selama 1-2
menit, lalu cucilah dengan air yang mengalir
5. Kemudian kering anginkan
6. Amati preparat dengan mikroskop pembesaran kuat
(dengan minyak immersi) sel-sel (bakteri akan berwarna
biru sedang sporanya berwarna merah).
e.Hasil pewarnaan
Warna latar terang,
sedangkan bakteri
berwarna. Warnanya
tergantung pada
pewarna yang
diberikan
3. Pewarnaan gram
a. Tujuan pewarnaan
Pewarnaan gram digunakan untuk membedakan bakteri gram
positif dan bakterigram negatif berdasarkan sifat fisik dan kimia
dinding sel bakteri. Pewarnaan grammenggunakan pewarna utama
Kristal Violet dan pewarna tandingan Safranin.
b. Prinsip pewarnaan
Bakteri gram positif memiliki dinding sel yang tebal dan membran sel
selapis. Karena bakteri Gram positif bakteri yang dapat menahan
kompleks pewarnaan primer ungu Kristal iodium sampai akhir prosedur
dan sel bakteri berwarna biru gelap atau ungu. Sedangkan bakteri gram
negatif merupakan bakteri yang kehilangan kompleks ungu Kristal pada
waktu pembilasan dengan alkohol namun kemudian terwarnai dengan
pewarnaan tandingan, yaitu safranin sehingga sel-sel tampak berwarna
merah muda pada akhir pewarnaan dan mempunyai dinding sel tipis
yang berada di antara dua lapis membran sel kegunaannya yaitu, untuk
melihat atau mengamati bentuk-bentuk sel bakteri dan memberikan sifat
reaksi pewarnaan bakteri yang dapat diketahui dengan melihat apakah
termasuk gram negatif (berwarna merah) atau gram positif (berwarna
biru).
d. Prosedur pewarnaan
1. Ambillah 1 ose suspense, keringkan diudara, dan fiksasi
diatas nyala api
2. Tetesilah egnan kristal violet, biarkan 1-2 menit. Cucilah
dengan air mengalir kemudian keringkan diudara
3. Tetesilah dengan larutan iodium, biarkan 1-2 menit.
Cucilah dengan air mengalir kemudian keringkan diudara
4. Cucilah dengan alkohol (dengan cara meneteskan alkohol
pada permukaan noda bakteri) sampai air cucian tidak
berwarna. Cucilah dengan air mengalir kemudian
keringkan diudara
5. Tetesilah dengan safranin, biarkan selama 20 detik, cucilah
dengan air mengalir lalu keringkan diudara. Tutup
permukaan preparat dengan gelas penutup
6. Amati preparat dengan mikroskop perbesaran kuat (dengan
minyak ibbersi)
e.Hasil pewarnaan
a. Hasil pewarnaan
d. Prosedur pewarnaan
1. Membersihkan objek glass hingga bebas lemak
dengan kapas beralkhohol
2. Meneteskan 1 tetes aquadest dengan menggunakan
pipet tetes padaobjek glass.
3. Memijarkan jarum inokulasi dan mendinginkannya.
4. Mengambil bakteri dengan jarum inokulasi,
kemudian mencampurkandengan tetesan aquadest
pada objek glass. Menyebarkan suspensetersebut
sehingga menjadi sediaan tipis dalam bentuk
lingkaran
5. Mengeringkan sediaan mikroskop di udara.
6. Merekatkan sediaan tersebut dengan melekatkan
objek glass bagian bawahnya diatas api sebanyak tiga
kali, cara ini disebut fiksasi.
7. Sediaan siap untuk diwarna.
prosedur Kerja dari Pewarnaan Kapsul
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Berikan beberapa tetes larutan Kristal violet diatas
objek glass bersih.Dengan menggunakan teknik steril
tambahkan 3 ose penuh biakan ke pewarna dan
homogenkan secara perlahan.
3. Dengan sebuah objek glass, sebarkan campuran
diatas
seluruh permukaan objek glass untuk membentuk apu
san yang. Biarkanselama 5-7 menit.
4. Biarkan apusan mongering di udara (jangan fiksasi
dengan pemanasan).
5. Bilas apusan dengan larutan tembaga sulfat 20%
6. Secara perlahan keringkan diantara kertas bibolous
dan diamatidibawah mikroskop dengan perbesaran
100X
e.Hasil pewarnaan
Latar gelap seperti pada
pewarnaan negatif namun kapsul terlihat sedikit
keungguan.
6. Pewarnaan spora
a. Tujuan pewarnaan
Mengamati endospora bakteri
b. Prinsip pewarnaan
Spora kuman mempunyai dinding yang tebal sehingga diperlukan
pemanasan agar pori-pori membesar zat warna fuchsin dapat masuk,
dengan pencucian pori-pori kembali mengecil menyebabkan zat warna
fuchsin tidak dapat dilepas walaupun dilunturkan dengan asam alkohol,
sedangkan pada badan bakteri warna fuchsin dilepaskan dan mengambil
warna biru dari methylen blue.
e.Hasil pewarnaan
Metode neisser
d. Prosedur pewarnaan
Metode neisser
e.Hasil pewarnaan
Hasil Pengecetan:
1. Pada pengecetan Neisser: Granula berwarna
biru-hitam, sitoplasma berwarna kuning
(krisoidin) atau tengguli/kecoklat-coklatan
(Bismarck brown)
2. Pada pengecetan Albert: Granula berwarna
biru-hitam, sitoplasma hijau.Semua bakteri Gram
negatif tidak tahan asam, sedangkan bakteri
Gram positif ada yang tahan asam dan ada yang
tidak tahan asam
8. Pewarnaan flagella
a. Tujuan pewarnaan
Untuk mengetahui ada tidaknya Flagella dan letak Flagel pada
bakteri
b. Prinsip pewarnaan
Pewarnaan flagel dengan memberi suspense koloid garam asam
tanat yang tidak stabil, sehingga terbentuk presipitat tebal pada
dinding sel dan flagel.. Pada pewarnaan flagella larutan kristal
violet bertindak sebagai pewarna utama, sedangkan asam
tannic dan alumunium kalium sulfat bertindak sebagai mordant.
Kristal violet akan membentuk endapan disekitar flagel,
sehingga meningkatkan ukuran nyata flagel.
c.Alat pewarnaan dan jenis bakteri yang
digunakan
Pipet tetes
Kertas saring
Corong
Penangas
Gelas kimia
Kaca alas
Microskop
Bahan :
Biakan bakteri (Bakteri yang digunakan biasanya Proteus sp)
Zat warna fuksin dalam taning formalin 1 %
Asam khromat
d. Prosedur pewarnaan
Metode Gray
1) Satu ose dari suspensi ini diapuskan di atas objek gelas yang
bersih, keringkan dan fiksasi di atas api 3x.
2) Pulas dengan larutan pewarnaan Gray : 10 detik.
3) Cuci bersih dengan aquadest, kemudian dipulas dengan larutan
carbolfuchsin selama 10 detik.
4) Cuci dengan aquadest, keringkan dengan kertas saring atau pada
suhu kamar.
5) Lihat dengan mikroskop dan hasil pewarnaan: Flagella (bulu
cambuk) berwarna : merah jambu.
6) Pulas dengan larutan pewarnaan Gray : 10 detik.
7) Cuci bersih dengan aquadest, kemudian dipulas dengan larutan
carbolfuchsin selama 10 detik.
8) Cuci dengan aquadest, keringkan dengan kertas saring atau pada
suhu kamar.
9) Lihat dengan mikroskop dan hasil pewarnaan: Flagella (bulu
cambuk) berwarna : merah jambu.
Metode Leifson
1. Pupukkan pada NA ditambah 5 ml air suling
2. Ditetesi 0,25 ml formaln 1 % selama 15 menit
3. Ditambahkan 5 ml air suling (larutan A)
4. Satu tetes larutan A (dengan Pasteur pipet) ditambahkan 2,5 ml
formalin dalam tabung suspensi
5. Gunakan formalin disini untuk membunuh/fiksasi terhadap bakteri
agar tidak berbahaya lagi
6. Diteteskan suspensi pada kaca alas, diwarnai dengan larutan fuksin
dalam tanin yang panas sambil disaring dengan kertas saring
berlipat
7. Dibiarkan selama 6 – 12 menit.
8. Kelebihan zat warna dibuang, preparat dicuci dengan air keran
tanpa mengenai langsung pada preparat.
9. Diwarnai lagi dengan metilna biru (Loeffer) 1 : 10 selama 1 menit
10. Dicuci dengan air kran, dikeringkan di udara
11. Diamati dengan mikroskop dengan lensa objektif 100 x
e.Hasil pewarnaan
Flagella (bulu cambuk) berwarna
: merah jambu.
Daftar pustaka
Anonim. 2012. Pewarnaan negatif pewarnaan burry.
Bergey’s manual of systematic bacteriology: vol III The Firmicutes, 2nd ed.
Tortora, G. J., B. R. Funke & C. L. Case. 2010. Microbiology: An introduction, 10th ed.