Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

2

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

Bloogeer Yanie Rempe

Rabu, 16 Januari 2013

Acidimetri Kimia Analisis

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kimia adalah ilimu yang mempelajari mengenai komposisi struktur, dan sifat zat atau

materi dari skala atom hingga molekul serta perubahan atau transformasi serta interaksi

mereka untuk membentuk materi yang ditemukan sahari-hari.

Kimia umunya dibagi menjadi beberapa bidang utama. Terdapat pula beberapa

cabang salah satu diantaranya “Kimia Analitik” adalah analisis cuplikan bahan untuk

memperoleh pemahaman tentang susunan kimia dan strukturnya. Kimia analitik

melibatkan metode eksperimen standar dalam kimia. Metode-metode ini dapat digunakan

dalam semua sub disiplin lain dan kimia, kecuali untuk kimia teori murni (Anonim 2012)

Kimia analitik adalah cabang ilmu kimia yang berfokus pada analisis cuplikan material

untuk mengetahui komposisi, struktur, dan fungsi kimianya.

Secara tradisional kimia analitik dibagi menjadi dua jenis yaitu kuantitatif dan kualitatif.

Analisis kualitatif betujuan untuk mengetahui keberadaan suatu unsur atau senyawa

kimia, baik organik maupun inorganik, sedangkan anallitik kuantitatif bertujuan untuk

mengetahui jmlah suatu unsur atau senyawa dalam suatu cuplikan (Anonim 2012).

Salah satu menggunakan metode titrasi adalah acidimetri yaitu analisis (volumetri)

yang mnenggunakan asam sebagai larutan standar (Anonim 2012).

B. Maksud Percobaan
Untuk mengetahui cara pengukuran suatu zat yang bersifat basa dengan

menggunakan larutan baku asam.

C. Tujuan Percobaan

Untuk mengetahui cara perhitungan kadar Na2CO3 dengan menggunakan larutan

baku HCl dan juga membuat larutan standar HCl 0,1 M seryta menetapkan konsentrasi

larutan standar HCl dengan cara standarnisasi dengan larutan basanya.

D. Prinsip Percobaan

Penentuan kadar Na2CO3 dengan menggunakan larutan baku HCl dengan cara titrasi

hingga didapatkan titrasi akhir.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum

Kimia analisis yaitu tentang analisa kimia baik sacara kuantitatif maupun kualitatif.

Dalam hal ini termasuk pula cara-cara dan taknik analisa. Menurut teori Bronsted-Lowry

, Asam adalah suatu zat atau bahan yang mempunyai kecendrungan untuk memberikan

sebuah proton sedangkan basa adalah zat yang mempunyai kecendrungan untuk

mengambil sebuah proton.


Katalis ( katalisator ) adalah suatu zat yang dapat mempengaruhi nkecepatan suatu

reaksi tapi ia sendiri pada akhir titrasi tidak mengalami perubahan kimia (Dra. Sukmariah

M. dkk, 1990).

Setiap metode tirimetri selalu terjadi reaksi kmia antara komponen analit dengan zat

pendeteksi yang disebut titran. Titran adalah larutan standar yang telah diketahui dengan

tapat konsentrasinya ( Anonim 2010 ).

Acidimetri merupakan titrasi terhadap larutan basa bebas dan larutan garam

terhidrolisis dari asam lemah ( Anonim 2009 ).

Titran ditambahkan kedalam larutan analit menggunakan peralatan khusus yang

disebut buret sampai mencapai jumlah tertentu hingga tercapai titik ekuivalen.

Pencapaian titik ekuivalen umumnya ditandai oleh perubahan zat tertentu yang sengaja

dimasukkan kedalam larutan analit yang dikenal sebagai indicator. Perubahan indicator

terjadi bila semua analit telah bereaksi dengan titran.

Istilah titrasi untuk penambahan titran kedalam analit didasarkan pada proses

pengukuran volume titran untuk mencapai titik ekuivalen. Istilah metode titrimetri lebih

cocok diterapkan untuk mencapai titik ekuivalen. Istilah metode titrimetri lebih cocok

diterapkan untuk analisis kuantitatif dibandingkan metode volumetri ( Anonim 2010 ).


B. Uraian Bahan

1. Aquadest ( FI Edisi III, hal 96 )

Nama Resmi : AQUA DESTILLATA

Nama Lain : Air suling

Berat Molekul : 18,02

Rumus Molekul : H2O

Pemerian :Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

2. Asam klorida ( FI Edisi III, Hal 53 )

Nama Resmi : ACIDUM HYDROCHLORIDUM

Nama lain : Asam klorida

Berat molekul : 36,46

Rumus molekul : HCl


Pemerian :Cairan tidak berwarna, berasa, bau merangsang jika diencerkan

dalam 2 bagian air, asap dan bau hilang

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Zat tambahan

3. Indicator metal jingga ( FI Edisi III, Hal 685 )

Nama resmi : JINGGA METIL

Nama lain : Metil Jingga

Pemerian : Serbuk atau keeping hablur, kuning jingga

Kelarutan : Larut dalam air

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Zat tambahan

4. Natrium Karbonat ( FI Edisi III, Hal 400 )

Nama resmi : NATRII CARBONAS

Nama Lain : Natrium karbonat

Rumus Molekul : Na2CO3

Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk putih

Kelarutan : Mudah larut dalam air


BAB III

METODE KERJA

A. Alat dan Bahan

1. Alat – alat yang digunakan

a. Buret 100 ml

b. Corong

c. Erlenmeyer 250 ml

d. Gelas ukur 100 ml

e. Gelas Kimia 100 ml

f. Labu ukur 100 ml

g. Pipet tetes

h. Pipet volum 25 ml

i. Statif

j. Timbangan analitik

2. Bahan – bahan yang digunakan

a. Aquadest

b. Asam klorida 0,1 N


c. Indikator metal jingga 1%

d. Natrium karbonat 0,53 gram

B. Prosedur Kerja Percobaan

1. Pembuatan larutan baku HCl 0,1 N

a. Dipipet ± 0,4 ml HCl, dimasukkan kedalam labu ukur volume 1000ml

b. Dilarutkan dengan air suling hingga volume larutan menjadi 1000ml

c. Larutan yang didapat adalah HCl 0,1 N

2. Pembuatan Metil Orange 1%

a. Disiapkan alat adan bahan

b. Ditimbang metil orange sebanyak 0,13 gram.

c. Dimasukkan kedalam labu ukur dan tambahkan aquadest 100ml lalu dikocok

sampai homogen.

3. Penetapan kadar Na2CO3

a. Disiapkan alat dan bahan

b. Ditimbang Na2CO3 sebanyak 0,53 g

c. Dimasukkan kedalam Erlenmeyer lalu dilarutkan dengan aquadest


d. Kemudian diaduk hingga larutan homogeny, lalu dimasukkan kedalam labu ukur

1000ml dan dicukupkan volumenya dengan aquadest sampai tanda dan kocok

sampai homogeny.

e. Dipipet 20 ml dari larutan, dimasukkan kedalam Erlenmeyer

f. Diberikan indicator metal jingga 2-3 tetes

g. Dimasukkn dalam buret larutan baku HCl ,1 N

h. Dititrasi perlahan-lahan sampai larutan dalam Erlenmeyer terjadi perubahan warna

dari orange ke merah, kemudian catat volume titrasinya.

i. Diulangi titrasi 3X dengan jumlah larutan yang sama.


BAB IV

HASIL PENGAMATAN

A. Tabel Pengamatan

Volume Perubahan
No Berat Sampel Erlenmeyer % Kadar
titrasi warna

1 0,53 gram E1 3 ml 20,56% Orange-merah

2 0,53 gram E2 4 ml 27,35% Orange-merah

3 0,53 gram E3 1,5 ml 10,30% Orange-merah

B. Reaksi

1. HCl H+ + Cl-

2. H2O 2H+ + O2-

3. 2HCl + Na2CO3 2 NaCl + H2O + CO2

C. Pembahasan
Dalam melakukan titrasi secara acidimetri adalah titrasi dengan menggunakan larutan

standar asam dengan digunakan untuk menentukan kadar suatu senyawa yang bersifat

asam dalam hal ini. Pada percobaan digunakan larutan baku HCl atau asam klorida

dengan konsentrasi 0,1N yang telah dibakukan.

Sebelum digunakan larutan baku HCl terlebih dilakukan dengan Na2CO3. Dimana

untuk membakukan HCl 0,1 N digunakan 0,53 gram Na2CO3 yang telah dilarutkan dalam

100ml aquadest. Pembakuan dilakukan dengan melakukan titrasi terhadap larutan

Na2CO3 dengan HCl 0,1 N yang akan dibakukan dengan menggunakan indikator metil

orange untuk mengetahui titik akhir titrasi. Titrasi dihentikan pada saat terjadi perubahan

warna orange menjadi merah.

Pada percobaan acidimetri ini digunakan Na2CO3 sebagai zat uji karena bersifat basa,

dimana teori acidimetri mengatakan bahwa untuk menentukan kadar suatu larutan yang

bersifat basa. Titrasi dilakukan dengan menitrasi larutan Na2CO3 dengan larutan baku

HCl yang keseimbangan larutan,

Pada percobaan ini senyawa yang akan dihitung kadarnya adalah Na2CO3. Pada titrasi

didapat volume titrasi sebanyak 3ml, 4ml, dan 1,5ml.

Pada erlenmeyer I volume titrasi yang digunakan 3ml dengan berat sampel 0,53 gram

dan didapat % kadar yaitu 20,56%. Pada erlenmeyer II volume titrsi yang digunakan 4ml

dengan berat sampel 0,53 gram dan didapat % kadar yaitu 27,35%. Pada erlenmeyer III

volume titrasi yang digunakan 1,5ml dengan berat sampel 0,53 gram dan didapat % kadar

yaitu 10,30%. Dengan demikian % kadar rata-rata dari ketiga perlakuan adalah sebesar

19,40%.

Pada literatur Farmakope Indonesia Edisi III, % kadar Na2CO3 adalah tidak kurang dari

95,5%, dan % kadar rata-rata yang didapat adalah 19,40% sehingga dalam percobaan

yang dilakukan sebanyak tiga kali tidak ada % kadar yang sesuai dengan literatur yang

ada.

Adapun faktor kesalahan yang dapat terjadi dalam praktikum ini yaitu :
1. Salah menitrasi atau kurang meneliti

2. Kurang sterilnya alat yang digunakan

3. Kurang teliti dalam penimbangan

4. Bahan yang digunakan sudah terkontaminasi dengan bahan yang lain.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

1. Acidimetri merupakan titrasi terhadap larutan basa bebas dan larutan garam terhidrolisis dari

asam lemah.

2. Pada erlenmeyer I dengan volume 3ml dan % kadar 20,56%, pada erlenmeyer II dengan

volume 4ml dan % kadar 27, 35%, dan pada erlenmeyer III dengan volume 1,5ml dan % kadar

10,30%.

3. % kadar rata-rata yang didapat adalah sebesar 19,40%, sehingga tidak sesuai dengan literatur

pada Farmakope Indonesia Edisi III yang menyatakan bahwa % kadar dari Na2CO3adalah

tidak kurang dari 95,5%.

4. Terjadi perubahan warna setelah dilakukan titrasi dari orange menjadi merah karena adanya

penambahan indikator metil merah.


B. Saran

1. Asisten

Kami sebagai praktikan sangat mengharapkan bimbingan dan arahan dari

asisten dalam praktikum atau dalam pembuatan laporan.

2. Laboratorium

Alat-alat dalam laboratorium masih perlu diperhatikan dan dilengkapi, agar

paraktikum dapat berlangsung dengan lancar

Anda mungkin juga menyukai