Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Tugas Individu Dan Masyarakat Kelompok 5 Rani

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

Nama : Nurani Siagian

Nim : 0309181016

Prodi : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (3)

Semester : III

Mata Kuliah : Individu dan Masyarakat

Kedudukan Biologi, Etologi, Dan Sosiobiologi : Etologi, Etogram, Sebab-


Sebab Perilaku.

A. Hakikat Manusia Sebagai Mahluk Individu Dan Sosial

Pengertian manusia sebagai makhluk individu


Manusia, mahluk dan individu secara etimologi diartikan sebagai berikut:

1. Manusia berarti mahluk yang berakal budi dan mampu menguasai mahluk lain.
2. Mahluk yaitu sesuatu yang diciptakan oleh Tuhan.
3. Individu mengandung arti orang seorang, pribadi, organisme yang hidupnya
berdiri sendiri.

Secara fisiologis ia bersifat bebas, tidak mempunyai hubungan organik dengan sesama.
Kata manusia berasal dari kata manu (Sansekerta) atau mens(Latin) yang berarti berpikir, berakal
budi, atau homo (Latin) yang berarti manusia. Istilah individu berasal dari bahasa Latin,
yaituindividum, yang artinya sesuatu yang tidak dapat dibagi-bagi lagi atau suatu kesatuan yang
terkecil dan terbatas. Secara kodrati, manusia merupakan mahluk monodualis. Artinya selain
sebagai mahluk individu, manusia berperan juga sebagai mahluk sosial. Sebagai mahluk
individu, manusia merupakan mahluk ciptaan Tuhan yang terdiri atas unsur jasmani (raga) dan
rohani (jiwa) yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Jiwa dan raga inilah yang membentuk individu.
Manusia juga diberi kemampuan (akal, pikiran, dan perasaan) sehingga sanggup berdiri sendiri
dan bertanggung jawab atas dirinya. Disadari atau tidak, setiap manusia senantiasa akan berusaha
mengembangkan kemampuan pribadinya guna memenuhi hakikat individualitasnya (dalam
memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya). Hal terpenting yang membedakan manusia dengan
mahluk lainnya adalah bahwa manusia dilengkapi dengan akal pikiran, perasaan dan keyakinan
untuk mempertinggi kualitas hidupnya. Manusia adalah ciptaan Tuhan dengan derajat paling
tinggi di antara ciptaan-ciptaan yang lain.

KONSEKUENSI MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU

Dalam keadaan status manusia sebagai mahluk individu, segala sesuatu yang menyangkut
pribadinya sangat ditentukan oleh dirinya sendiri, sedangkan orang lain lebih banyak berfungsi
sebagai pendukung. Kesuksesan seseorang misalnya sangat tergantung kepada niat, semangat,
dan usahanya yang disertai dengan doa kepada Tuhan secara pribadi. Demikian juga mengenai
baik atau buruknya seseorang di hadapan Tuhan dan dihadapan sesama manusia, itu semua
sangat dipengaruhi oleh sikap dan perilaku manusia itu sendiri. Jika iman dan takwanya mantap
maka dihadapan Tuhan menjadi baik, tetapi jika sebaliknya, maka dihadapan Tuhan menjadi
jelek. Jika sikap dan perilaku individunya baik terhadap orang lain, tentu orang lain akan baik
pula terhadap orang tersebut. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia sebagai
individu yang sudah dewasa memiliki konsekuensi tertentu, antara lain:

1. Merawat diri bersih, rapi, sehat dan kuat


2. Hidup mandiri
3. Berkepribadian baik dan luhur
4. Mempertanggungjawabkan perbuatannya

Supaya konsekuensi tersebut di atas dapat direalisasikan dalam suatu kenyataan, maka
masing-masing individu harus senantiasa:

1. Selalu bersih, rapi, sehat, dan kuat


2. Berhati nurani yang bersih
3. Memiliki semangat hidup yang tinggi
4. Memiliki prinsip hidup yang tangguh
5. Memiliki cita-cita yang tinggi
6. Kreatif dan gesit dalam memanfaatkan potensi alam
7. Berjiwa besar dan penuh optimis
8. Mengembangkan rasa perikemanusiaan
9. Selalu berniat baik dalam hati
10. Menghindari sikap statis, pesimis, pasif, maupun egois

MANUSIA SEBAGAI MAHLUK SOSIAL

Plato mengatakan, mahluk hidup yang disebut manusia merupakan mahluk sosial dan
mahluk yang senang bergaul/berkawan (animal society = hewan yang bernaluri untuk hidup
bersama). Status mahluk sosial selalu melekat pada diri manusia. Manusia tidak bisa bertahan
hidup secara utuh hanya dengan mengandalkan dirinya sendiri saja. Sejak lahir sampai
meninggal dunia, manusia memerlukan bantuan atau kerjasama dengan orang lain.
Ciri utama mahluk sosial adalah hidup berbudaya. Dengan kata lain hidup menggunakan akal
budi dalam suatu sistem nilai yang berlaku dalam kurun waktu tertentu. Hidup berbudaya
tersebut meliputi filsafat yang terdiri atas pandangan hidup, politik, teknologi, komunikasi,
ekonomi, sosial, budaya dan keamanan. Menurut Aristoteles (384 – 322 SM), manusia adalah
mahluk yang pada dasarnya selalu ingin bergaul dan berkumpul dengan sesama manusia lainnya
(zoon politicon yang artinya mahluk yang selalu hidup bermasyarakat). Pada diri manusia sejak
dilahirkan sudah memiliki hasrat/bakat/naluri yang kuat untuk berhubungan atau hidup di
tengah-tengah manusia lainnya. Naluri manusia untuk hidup bersama dengan manusia lainnya
disebut gregoriousness. Proses interaksi mereka terus berlanjut sesuai dengan lingkungan dan
tingkat usianya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi manusia hidup bermasyarakat, yaitu:

1. Faktor alamiah atau kodrat Tuhan


2. Faktor saling memenuhi kebutuhan
3. Faktor saling ketergantungan

Keberadaan semua faktor tersebut dapat diterima oleh akal sehat setiap manusia,
sehingga manusia itu benar-benar bermasyarakat, sebagaimana diungkapkan oleh Ibnu Khaldun
bahwa hidup bermasyarakat itu bukan hanya sekadar kodrat Tuhan melainkan juga merupakan
suatu kebutuhan bagi jenis manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya.

B. PERANAN MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN SOSIAL


Sebagai mahluk hidup yang berada di muka bumi ini keberadaan manusia adalah sebagai mahluk
individu dan mahluk sosial, dalam asrti manusia senantiasa tergantung dan atau berinteraksi
dengan sesamanya. Dengan demikian, maka dalam kehidupan lingkungan sosial manusia
senantiasa terkait dengan interaksi antara individu manusia, interaksi antar kelompok, kehidupan
sosial manusia dengan lingkungan hidup dan alam sekitarnya, berbagai proses sosial dan
interaksi sosial, dan berbagai hal yang timbul akibat aktivitas manusia seperti perubahan sosial.
Secara sosial sebenarnya manusia merupakan mahluk individu dan sosial yang mempunyai
kesempatan yang sama dalam berbagai hidup dan kehidupan dalam masyarakat. Artinya setiap
individu manusia memiliki hak, kewajiban dan kesempatan yang sama dalam menguasai sesuatu,
misalnya bersekolah, melakukan pekerjaan, bertanggung jawab dalam keluarga serta berbagai
aktivitas ekonomi, politik dan bahkan beragama. Namun demikian, kenyataannya setiap individu
tidak dapat menguasai atau mempunyai kesempatan yang sama. Akibatnya, masing-masing
individu mempunyai peran dan kedudukan yang tidak sama atau berbeda. Banyak faktor yang
menyebabkan itu bisa terjadi, misalnya kondisi ekonomi (ada si miskin dan si kaya), sosial
(warga biasa dengan pak RT, dll), politik (aktivis partai dengan rakyat biasa), budaya (jago tari
daerah dengan tidak) bahkan individu atau sekelompok manusia itu sendiri. Dengan kata lain,
stratifikasi sosial mulai muncul dan tampak dalam kehidupan masyarakat tersebut.

C. DINAMIKA INTERAKSI SOSIAL

Interaksi sosial merupakan faktor utama dalam kehidupan sosial. Interaksi sosial merupakan
hubungan sosial yang dinamis, yang menyangkut hubungan timbal balik antarindividu,
antarkelompok manusia, maupun antara orang dengan kelompok manusia. Bentuk interaksi
sosial adalah akomodasi, kerja sama, persaingan, dan pertikaian. Apabila dua orang atau lebih
bertemu akan terjadi interaksi sosial. Interaksi sosial tersebut bisa dalam situasi persahabatan
ataupun permusuhan, bsia dengan tutur kata, jabat tangan, bahasa dahsyat, atau tanpa kontak
fisik. Bahkan, hanya dengan bau keringat sudah terjadiinteraksi sosial karena telah mengubah
perasaan atau saraf orang yang bersangkutan untuk menentukan tindakan. Interaksi sosial hanya
dapat berlangsung antara pihak-pihak apabila terjadi reaksi dari kedua belah pihak. Interaksi
sosial tidak mungkin terjadi apabila manusia mengadakan hubungan yang langsung dengan
sesuatu yang sama sekali tidak berpengaruh terhadp sistem sarafnya sebagai akibat hubungan
yang di maksud : Ciri-ciri interaksi sosial adalah sebagai berikut :
1. Pelakunya lebih dari satu orang
2. Adanya komunikasi antar pelaku melalui kontak sosial
3. Mempunyai maksud dan tujuan, terlepas dari sama atau tidaknya tujuan tersebiut dengan
yang diperkirakan pelaku
4. Ada dimensi waktu yang akan menentukan sikap aksi yang sedang berlangsung

Syarat terjadinya interaksi sosial adalah adanya kontak sosial (social contact) dan komunikasi.
Kontak sosial berasal dari kata con atau cun yang artinya bersama-sama, dan tango yang artinya
menyentuh perantara. Kontak sekunder langsung, misalnya melalui telepon, radio, TV, dan
sebagainya. Kontak sosial dapat terjadi dalam tiga bentuk, yaitu :

1. Kontak antar individu, misalnya seorang siswa baru mempelajari tata tertib dan budaya
sekolah
2. Kontak antarindividu, dengan suatu kelompok, misalnya seorang guru mengajar di suatu
kelas tentang suatu poko bahasan.
3. Kontak antarkelompok dengan kelompok lain, misalnya class meeting antarkelas.

Komunikasi adalah proses memberikan tafsiran pada perilaku orang lain yang berwujud
pembicaraan, gerak-gerik badaniah atau sikap, atau perasaan-perasaan apa yang ingin
disampaikan orang tersebut.

D. DILEMA ANTARA KEPENTINGAN INDIVIDU DAN KEPENTINGAN MASYARAKAT

Setiap yang disebut manusia selalu terdiri dari dua kepentingan, yaitu kepentingan
individu yang termasuk kepentingan keluarga, kelompok atau golongan dan kepentingan
masyarakat yang termasuk kepentingan rakyat . Dalam diri manusia, kedua kepentingan itu satu
sama lain tidak dapat dipisahkan. Apabila salah satu kepentingan tersebut hilang dari diri
manusia, akan terdapat satu manusia yang tidak bisa membedakan suatu kepentingan, jika
kepentingan individu yang hilang dia menjadi lupa pada keluarganya, jika kepentingan
masyarakat yang dihilangkan dari diri manusia banyak timbul masalah kemasyarakatan
contohnya korupsi. Inilah yang menyebabkan kebingungan atau dilema manusia jika mereka
tidak bisa membagi kepentingan individu dan kepentingan masyarakat. Dilema anatara
kepentingan individu dan kepentingan masyarakat adalah pada pertanyaan mana yang harus
diutamakan, kepentingan manusia selaku individu atau kepentingan masyarakat tempat saya
hidup bersama? Persoalan pengutamaan kepentingan individu atau masyarakat ini memunculkan
dua pandangan yang berkembang menjadi paham/aliran bahkan ideologi yang dipegang oleh
suatu kelompok masyarakat.

1. Pandangan Individualisme

Individualisme berpangkal dari konsep bahwa manusia pada hakikatnya adalah makhluk
individu yang bebas. Paham ini memandang manusia sebagai makhluk pribadi yang utuh dan
lengkap terlepas dari manusia yang lain. Pandangan individualisme berpendapat bahwa
kepentingan individulah yang harus diutamakan. Yang menjadi sentral individualisme adalah
kebebasan seorang individu untuk merealisasikan dirinya. Paham individualisme menghasilkan
ideologi liberalisme. Paham ini bisa disebut juga ideologi individualism liberal.
Paham individualisme liberal muncul di Eropa Barat (bersama paham sosialisme) pada abad ke
18-19. Yang dipelopori oleh Jeremy Betham, John Stuart Mill, Thomas Hobben, John Locke,
Rousseau, dan Montesquieu.

2. Pandangan Sosialisme

Paham sosialisme ditokohi oleh Robert Owen dari Inggris (1771-1858), Lousi Blanc, dan
Proudhon. Pandangan ini menyatakan bahwa kepentingan masyarakatlah yang diutamakan.
Kedudukan individu hanyalah objek dari masyarakat. Menurut pandangan sosialis, hak-hak
individu sebagai hak dasar hilang. Hak-hak individu timbul karena keanggotaannya dalam suatu
komunitas atau kelompok. Sosialisme adalah paham yang mengharapkan terbentuknya
masyarakat yang adil, selaras, bebas, dan sejahtera bebas dari penguasaan individu atas hak milik
dan alat-alat produksi. Sosialisme muncul dengan maksud kepentingan masyarakat secara
keseluruhan terutama yang tersisih oleh system liberalisme, mendapat keadilan, kebebasan, dan
kesejahteraan. Untuk meraih hal tersebut, sosialisme berpandangan bahwa hak-hak individu
harus diletakkan dalam kerangka kepentingan masyarakat yang lebih luas. Dalam sosialisme
yang radikal/ekstem (marxisme/komunisme) cara untuk meraih hal itu adalah dengan
menghilangkan hak pemilikan dan penguasaan alat-alat produksi oleh perorangan. Paham
marxisme/komunisme dipelopori oleh Karl Marx (1818-1883)..

SUMBER : http://kehidupansaatini.blogspot.com/2013/03/hakikat-manusia-sebagai-
makhluk.html (15 Oktober 2019 : 20:04).

Anda mungkin juga menyukai