Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Manusia sebagai makhluk sosial artinya manusia membutuhkan orang lain dan
lingkungan sosialnya sebagai sarana untuk bersosialisasi. Bersosialisasi disini berarti
membutuhkan lingkungan sosial sebagai salah satu habitatnya maksudnya tiap manusia saling
membutuhkan satu sama lainnya untuk bersosialisasi dan berinteraksi. Manusia pun berlaku
sebagai makhluk sosial yang saling berhubungan dan keterkaitannya dengan lingkungan dan
tempat tinggalnya.Manusia bertindak sosial dengan cara memanfaatkan alam dan lingkungan
untuk menyempurnakan serta meningkatkan kesejahteraan hidupnya demi kelangsungan hidup
sejenisnya. Namun potensi yang ada dalam diri manusia itu hanya mungkin berkembang bila ia
hidup dan belajar di tengah-tengah manusia. Untuk bisa berjalan saja manusia harus belajar dari
manusia lainnya.
Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai mahkluk sosial dengan beberapa
alasan, yaitu:
1. Menurut KBBI :
Makhluk sosial adalah manusia yang berhubungan timbal balik dengan manusia lain.
2. Menurut Elly M. Setiadi :
Makhluk social adalah makhluk yang didalam hidupnya tidak bias melepaskan diri dari
pengaruh orang lain.
4. Menurut Aristoteles :
Makhluk sosial merupakan zoon politicon, yang berarti menusia dikodratkan untuk hidup
bermasyarakat dan berinteraksi satu sama lain
5. Menurut Liturgis :
Makhluk sosial merupakan makhluk yang saling berhubungan satu sama lain serta tidak
dapat melepaskan diri dari hidup bersama.
Meskipun memiliki tanggung jawab yang penuh terhadap dirinya sendiri, manusia juga
membutuhkan orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini dilakukan dengan
bersosialisasi atau bermasyarakat dengan manusia lainnya. Dorongan dari lahir memaksa mereka
untuk selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk di masyarakat, sehingga dengan
sendirinya mereka akan berinteraksi dengan masyarakat.
Ciri manusia sebagai makhluk sosial adalah dengan adanya interaksi sosial dalam
hubungannya dengan manusia lain. Secara garis besar, ada beberapa faktor personal yang
mempengaruhi interaksi manusia dengan manusia lainnya, yaitu tekanan emosional, harga diri,
dan isolasi sosial.
1. Tekanan emosional
Tekanan emosional yang tinggi membuat manusia bersimpati dan berempati dengan apa
yang terjadi pada manusia lainnya, sehingga mendorong mereka untuk membantu manusia
tersebut keluar dari permasalahannya ataupun ikut merasakannya.
2. Harga diri
Harga diri mendorong manusia untuk berinteraksi dengan orang lain. Ketika kondisi
harga diri mereka rendah, maka mereka akan terpacu untuk melakukan hubungan dengan orang
lain karena pada kondisi ini mereka membutuhkan dukungan atau kasih sayang dari orang lain
untuk bangkit dari masalahnya.
3. Isolasi sosial
Isolasi sosial memaksa seseorang untuk bersoasialisasi dengan manusia lainnya yang
memiliki pemikiran yang sepaham agar terbentuk interaksi sosial yang harmonis.
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa alasan mengapa
manusia disebut dengan makhluk sosial. Adapun alasan – alasannya adalah sebagai berikut :
1. Suka bergaul
2. Suka bekerja sama
3. Hidup berkelompok
4. Memiliki kepedulian terhadap orang lain
5. Tidak bisa hidup sendiri
Ciri- ciri Manusia Sebagai Mahkluk Sosial yang Bermoral .
1. Manusia memiliki toleransi dan kepedulian terhadap orang lain ketika bersosialisasi.
Contoh perilaku manusia sebagai mahkluk sosial yang bermoral:
1. Materialisme Antropologik, yaitu menjelaskan bahwa manusia pada hakikatnya adalah materi.
Manusia adalah jasad yang tersusun dari bahan-bahan material dari dunia anorganik.
2. Materialisme Biologik, menjelaskan bahwa manusia merupakan badan yang hidup atau
organisme yang mempersatukan segala pembawaan kegiatan kehidupan badan di dalam dirinya.
Struktur kehidupan manusia yang memilikikewaspadaan indrawi berlaku juga bagi hewan.
Dalam Kenyataan manusia memang merupakan bagian dari kehidupan organik yang dapat
ditelusuri.
3. Idealisme Antropologik, Menjelaskan bahwa manusia adalah makhluk yang memiliki unsur-unsur
spiritual-intelektual yang secara intrinsik tidak bergantung pada materi. Manusia tidak dapat
dijelaskan dengan satu prinsip saja, karena dalam diri manusia bergabung berbagai prinsip yang
menyusun suatu pemahaman tentang dirinya secara utuh dan lengkap.
C. Pengembangan Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Di dalam kehidupannya, manusia tidak hidup dalam kesendirian. Manusia memiliki
keinginan untuk bersosialisasi dengan sesamanya. Ini merupakan salah satu kodrat manusia
adalah selalu ingin berhubungan dengan manusia lain. Hal ini menunjukkan kondisi yang
interdependensi.
Di dalam kehidupan manusia selanjutnya, ia selalu hidup sebagai warga suatu kesatuan
hidup, warga masyarakat, dan warga negara. Hidup dalam hubungan antaraksi dan
interdependensi itu mengandung konsekuensi-konsekuensi sosial baik dalam arti positif maupun
negatif. Keadaan positif dan negatif ini adalah perwujudan dari nilai-nilai sekaligus watak
manusia bahkan pertentangan yang diakibatkan oleh interaksi antarindividu.
Tiap-tiap pribadi harus rela mengorbankan hak-hak pribadi demi kepentingan bersama
Dalam rangka ini dikembangkanlah perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan kegotongroyongan. Pada zaman modern seperti saat ini manusia memerlukan
pakaian yang tidak mungkin dibuat sendiri.
Tidak hanya terbatas pada segi badaniah saja, manusia juga mempunyai perasaaan
emosional yang ingin diungkapkan kepada orang lain dan mendapat tanggapan emosional dari
orang lain pula. Manusia memerlukan pengertian, kasih sayang, harga diri pengakuan, dan
berbagai rasa emosional lainnya. Tanggapan emosional tersebut hanya dapat diperoleh apabila
manusia berhubungan dan berinteraksi dengan orang lain dalam suatu tatanan kehidupan
bermasyarakat.
Dalam berhubungan dan berinteraksi, manusia memiliki sifat yang khas yang dapat
menjadikannya lebih baik. Kegiatan mendidik merupakan salah satu sifat yang khas yang
dimiliki oleh manusia. Imanuel Kant mengatakan, "Manusia hanya dapat menjadi manusia
karena pendidikan". Jadi jika manusia tidak dididik maka ia tidak akan menjadi manusia dalam
arti yang sebenarnya. Hal ini telah terkenal luas dan dibenarkan oleh hasil penelitian terhadap
anak terlantar. Hal tersebut memberi penekanan bahwa pendidikan memberikan kontribusi bagi
pembentukan pribadi seseorang.
Dengan demikian manusia sebagai makhluk sosial berarti bahwa disamping manusia
hidup bersama demi memenuhi kebutuhan jasmaniah, manusia juga hidup bersama dalam
memenuhi kebutuhan rohani.
Kesimpulan
Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak.
Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara,
dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya.
Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karena beberapa
alasan, yaitu:
DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK II
ADE
HABIL
VAREL
CINTA
MISEL
TIARA
KELAS: VII.1