Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Manusia Sebagai Makhluk Individu Dan Sosial Bab 4

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 4

BAB 4 MANUSIA SEBAGAI INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL

A. INDIVIDU DAN MASYARAKAT 1. Manusia sebagai makhluk individu Dalam bahasa latin individu berasal dari kata individium berarti yang tak terbagi, Dalam Bahasa Inggris in salah satunya mengandung pengertian tidak, sedangkan devided artinya terbagi. Jadi individu artinya tidak terbagi, atau satu kesatuan. Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Jika unsur tersebut sudah tidak menyatu lagi maka seseorang tidak disebut sebagai individu. Dalam diri individi ada unsur jasmani dan rohaninya, atau ada unsur fisik dan psikisnya, atau ada unsur raga dan jiwanya. Setiap manusia memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri, tidak ada manusia yang persis sama. Dari sekian banyak manusia, ternyata masing-masing memiliki keunikan tersendiri. Seorang individu adalah perpaduan antara faktor fenotip dan genotip. Faktor genotip adalah faktor yang dibawa individu sejak lahir, ia merupakan faktor keturunan, dibawa individu sejak lahir. Kalau seseorang individu memiliki ciri fisik atau karakter sifat yang dibawa sejak lahir, ia juga memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan (faktor fenotip). Faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam pembentukan karakteristik yang khas dari seseorang. Istilah lingkungan merujuk pada lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Ligkungan fisik seperti kondisi alam sekitarnya. Lingkungan sosial, merujuk pada lingkungan di mana eorang individu melakukan interaksi sosial. Kita melakukan interaksi sosial dengan anggota keluarga, dengan teman, dan kelompok sosial yang lebih besar.

Karakteristik yang khas dari seeorang dapat kita sebut dengan kepribadian. Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda yang dipengaruhi oleh faktor bawaan genotip)dan faktor lingkungan (fenotip) yang saling berinteraksi terus-menerus. Menurut Nursid Sumaatmadja (2000), kepribadian adalah keseluruhan perilaku individu yang merupakan hasil interaksi antara potensi-potensi bio-psiko-fiskal (fisik dan psikis) yang terbawa sejak lahir dengan rangkaian situasi lingkungan, yang terungkap pada tindakan dan perbuatan serta reaksi mental psikologisnya, jika mendapat rangsangan dari lingkungan. Dia menyimpulkan bahwa faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam pembentukan karakteristik yang khas dari seeorang. 2. Manusia sebagai Makhluk Sosial Dalam kehidupan sehari-hari kita tiidak lepas dari pengaruh orang lain. Selama manusia hidup ia tidak kan lepas dari pengaruh masyarakat, di rumah, di sekolah, dan dilingkungan yang lebih besar manusia tidak lepas dari pengaruh orang lain. Oleh karena itu menusia dikatakan sebagai makhluk ssosial, yaitu makhluk yang didalam hidupnya tidak bisa melepaskan diri dari pengaruhh manusia lain. Dalam konteks sosial yang disebut masyarakat, setiap orang akan mengenal orang yang lain, karena itu prilaku manusia selalu terkait pada orang lain. Perilaku manusia dipengaruhi orang lain, ia melakukan sesuatu dipengaruhi faktor diluar dirinya, seperti tunduk pada peraturan, tunduk pada norma masyarakat, dan keinginan mendapat respon positif dari orang lain (pujian). Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga dikarenakan pada diri manusia ada dorongan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain. Ada kebutuhan sosial (social need) untuk hidup berkelompok dengan orang lain. Menusia memiliki kebutuhan untuk mencari kawan atau teman. Kebutuhan untuk berteman dengan orang lain, seringkali didasari atas kesamaan ciri atau kepentingannya masing-masing. Misalnya, orang kaya cenderung berteman dengan orang kaya, orang yang berprofesi artis cenderung berteman dengan artis lagi. Dengan demikian, akan terbentuk kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat yang didasari oleh kesamaan ciri atau kepentingan.

Tanpa bantuan dari manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa makan menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya. Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karrena beberapa alasan, yaitu: 1) Manusia tunduk pada aturan, norma sosial. 2) Perilaku manusia mengaharapkan suatu penilain dari orang lain. 3) Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain 4) Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia. 3. Manusia Sebagai Makhluk yang Berhubungan Dengan Lingkungan Hidup Berkenaan hubungan antara manusia dengan alam, paling tidak ada tiga paham, yaitu paham determinisme, paham posibilisme, dan paham optimisme teknologi. Tokoh tokoh yang dapat dipandang dalam paha determinisme adalah Charles Dharwin, Friederich Ratzel, dan Elsworth Huntington. Menurut Charles Dharwin, dalam teori evolusinya, bahwa makhluk hidup secara berkesinambungan dari waktu ke waktu mengalami perkembangan. Pada perkembangan tersebut, terjadi perjuangan hidup, seleksi alam, dan yang kuat akan bertahan hidup. Ratzel melihat bahwa populasi manusia dengan perkembangan kebudayaan yang ditentukan oleh kondisi alam. Meskipun manusia dipandang sebagai makhluk yang dinamis, mobilitasnya tetap dibatasi dan ditentukan oleh kondisi alam di permukaan bumi. Huntington berpandangan bahwa iklim sangat menentukan perkembangan

kebudayaan manusia. Karena iklm di dunia ini bervariasi, kebudayaan pun sangat beraneka ragam. Alam lingkungan sebagai factor yang berpengaruh terhadap kehidupan manusia, tidak lagi dipandang sebagai factor yang menentukan. Manusia dengan kemampuan

budayanya dapat memilih kegiatan yang cocok sesuai dengan kemungkinan dan peluang yang diberikan oleh alam lingkungannya. B. PENGERTIAN MASYARAKAT DAN CIRI CIRINYA C. MASYARAKAT DESA DAN KOTA

Anda mungkin juga menyukai