Sosiologi Pendidikan
Sosiologi Pendidikan
Sosiologi Pendidikan
PE NDAHUL UA N
P
endidikan merupakan sebuah konsep yang tidak asing di kepala kita.
Ketika Anda membaca modul ini, tentunya berkaitan dengan
pendidikan. Pendidikan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
kehidupan manusia. Namun satu hal yang perlu kita cermati di sini adalah,
kenyataan bahwa kita tidak tahu apa sesungguhnya pengertian dari
pendidikan itu sendiri. Jika sekarang saya bertanya pada Anda apa itu
pendidikan, tahukah Anda jawabannya? Jika Anda menjawab tidak tahu,
tidak perlu risau, karena pada kenyataannya di dunia ini banyak sekali
definisi tentang pendidikan. Setiap orang sepertinya merasa benar dalam
mengungkapkan definisi tentang pendidikan. Kita ambil contoh definisi yang
diutarakan oleh M.R. Kurniadi, S.Th berikut ini. (http://www1.bpkpenabur.
or.id/kps-jkt/berita/9806/pndidik2.htm). Pendidikan menurut pengertian
Yunani adalah pedagogik, yaitu: ilmu menuntun anak. Orang Romawi
melihat pendidikan sebagai educare, yaitu mengeluarkan dan menuntun,
tindakan merealisasikan potensi anak yang dibawa waktu dilahirkan di dunia.
Bangsa Jerman melihat pendidikan sebagai Erziehung yang setara dengan
educare, yakni: membangkitkan kekuatan terpendam atau mengaktifkan
kekuatan/potensi anak. Dalam bahasa Jawa, pendidikan berarti
panggulawentah (pengolahan Red), mengolah, mengubah kejiwaan,
mematangkan perasaan, pikiran, kemauan dan watak, mengubah kepribadian
sang anak. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan berasal dari
kata dasar didik (mendidik), yaitu: memelihara dan memberi latihan (ajaran,
pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Sedangkan pendidikan
mempunyai pengertian: proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang
atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan latihan, proses perbuatan, cara mendidik. Ki Hajar
1.2 Sosiologi Pendidikan
Kegiatan Belajar 1
Dalam buku materi pokok teori sosiologi klasik dan juga teori sosiologi
modern, kita sudah diperkenalkan mengenai paradigma. Kita juga sama-sama
tahu bahwa sosiologi merupakan ilmu yang memiliki paradigma ganda.
Dengan demikian untuk memahami mengenai sosiologi pendidikan kita juga
melihatnya dari berbagai perspektif yang berkembang di dalam sosiologi.
Tentunya kita tidak akan mengulas secara panjang lebar tentang konsep dan
pemikiran dari tokoh-tokoh yang mewakili perspektif yang ada dalam
sosiologi, karena Anda tentunya sudah memahaminya setelah mempelajari
buku materi pokok teori sosiologi, namun kita perlu mengetahui bagaimana
pemikiran tokoh-tokoh sosiologi tersebut dalam kaitannya dengan
pendidikan.
Tokoh sosiologi yang juga dianggap sebagai ahli pendidikan adalah John
Dewey. Ketertarikan Dewey didasarkan pada pengamatannya terhadap
struktur masyarakat yang berubah, yang tidak diikuti oleh persiapan terhadap
pendidikan manusia untuk bisa menyadari masyarakat baru. Sumbangan
nyata Dewey bagi sosiologi pendidikan adalah dengan mendirikan sekolah
percobaan di Chicago. Sementara sumbangan pemikirannya melalui cara
pandangnya yang melihat sekolah sebagai miniatur masyarakat. Dewey
merupakan tokoh yang memandang penting dan berupaya menghadirkan
rumah serta lingkungan sekitar di dalam proses pendidikan. Dalam hal ini,
Dewey memandang sekolah sebagai miniatur masyarakat. Sekolah
merupakan cerminan masyarakat sekitarnya, dan sekolah juga bisa menjadi
sumber ide dalam upaya perbaikan masyarakat.
Tokoh sosiologi berikutnya adalah Durkheim. Anda tentunya sudah
mengetahui pemikiran utamanya yaitu tentang fakta sosial. Durkheim sangat
menekankan mengenai pentingnya keberadaan masyarakat yang melebihi
keberadaan individu. Individu hanyalah sosok manusia yang tidak memiliki
kebebasan, karena mereka terikat pada masyarakat di mana mereka berada.
1.4 Sosiologi Pendidikan
Kita ambil saja dalam kehidupan sehari-hari kita. Pada saat kita memasuki
universitas terbuka, kita dihadapkan pada aturan-aturan yang bersifat
memaksa. Kita harus terlebih dahulu melakukan registrasi mata kuliah.
Setelah registrasi, kita harus belajar dengan menggunakan berbagai media
seperti buku materi pokok, tutorial on-line, dan sebagainya. Agar kita bisa
mendapat nilai, maka kita harus mengikuti ujian akhir semester. Masih
banyak lagi fakta sosial yang mengikat manusia dalam kehidupannya.
Demikian pulalah pandangan Durkheim tentang pendidikan. Pendidikan
dipandang sebagai suatu social thing, yang bisa diartikan sebagai
kemunculan pendidikan bukan hanya sebagai suatu bentuk yang bermacam
macam, namun mengikuti banyaknya perbedaan yang ada dalam masyarakat.
Kita lihat saja pernyataan Durkheim berikut; (Sanapiah).
www.suaramerdeka.com.
Gambar 1.1.
Guru melakukan demonstrasi untuk menuntut haknya. Guru tidak lagi mau
dininabobokan dengan slogan pahlawan tanpa tanda jasa karena mereka
juga memiliki kebutuhan untuk menghidupi keluarganya
Dalam tulisan awal modul ini kita sudah diperkenalkan pada pengertian
tentang pendidikan. Kita tahu bahwa begitu banyak definisi tentang
pendidikan. Beberapa kalangan beranggapan bahwa pendidikan merupakan
sarana sosialisasi, di mana anak menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Pendidikan juga diartikan sebagai proses mendewasakan anak, sehingga
pendidikan hanya dapat dilakukan oleh orang yang lebih dewasa kepada anak
yang belum dewasa. Senada dengan pengertian ini, Drijarkoro mengatakan
bahwa pendidikan merupakan proses memanusiakan manusia muda.
Gunawan mencoba membuat pengertian yang lebih luas tentang pendidikan
yang diartikan sebagai proses memanusiakan manusia secara manusiawi,
yang harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi zaman. Secara garis besar
kita bisa artikan pendidikan sebagai proses pengubahan sikap dan perilaku
seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik. Dari definisi ini
jelaslah bahwa pendidikan berorientasi pada pengubahan perilaku dan
peningkatan intelegensi. Dengan sangat jelas dan fundamental, definisi ini
tidak mengacu pada suatu sistem pendidikan yang formal maupun informal.
Akan tetapi, ada beberapa kalimat yang mengalami penyempitan arti
termasuk kata pendidikan. Oleh karena itu, ketika kata pendidikan
dilontarkan, persepsi yang lebih banyak muncul adalah pendidikan secara
formal. Padahal, sesungguhnya pendidikan dalam pandangan umum berlaku
1.10 Sosiologi Pendidikan
Gambar 1.2.
Universitas Terbuka, merupakan salah satu lembaga formal yang
memberikan kesempatan kepada masyarakat luas, tanpa dibatasi oleh jarak
dan waktu, bahkan mahasiswa dari berbagai usia pun bisa kuliah di
universitas ini, tentunya harus memiliki ijazah minimal sama atau sederajat.
Dengan demikian, universitas terbuka menerapkan konsep pendidikan
sepanjang hayat
LA TIH AN
RA NGK UMA N
Kegiatan Belajar 2
Lebih jauh Andrias masih dalam buku yang sama juga mempertanyakan
makna sekolah-sekolah yang ada di Indonesia, yang menurutnya tidak lebih
SOSI4406/MODUL 1 1.21
Gambar 1.3.
Gambar 1.4.
Coba Anda cermati lagu wajib belajar di atas ini, syairnya menunjukkan
bahwa ada keharusan bagi masyarakat untuk sekolah, tanpa adanya
kewajiban bagi negara agar warganya bisa bersekolah.
endhoot.blogspot.com
SOSI4406/MODUL 1 1.23
merupakan hal yang baik. Dalam kesempatan ini, belajar secara mandiri
tentunya akan sangat membantu perkembangan seorang individu.
A. PENDEKATAN SOSIAL
B. PENDEKATAN INTERAKSI
efek sekolah bagi tingkah laku individu. Dengan kata lain sosiologi
pendidikan merupakan alat untuk merealisasi tercapainya tujuan pendidikan,
yaitu mengembangkan kepribadian anak, serta menyiapkan anak untuk
memasuki masyarakat.
www.honda-tiger.or.id
Gambar 1.5.
Salah Satu Contoh Nyata Bagaimana Fakta Sosial yang Ada Di dalam
Lingkungan Masyarakat
sama antara para pakar ekonomi dan sosiolog berusaha untuk mengukur
dampak dari berbagai produktivitas kehidupan sosial dan ekonomi dalam
bidang pendidikan. Kriteria perkembangan sosial yang dapat meningkatkan
produktivitas pendidikan memang tidaklah mudah. Namun dari berbagai
penelitian menunjukkan, bahwa pembentukan sumber daya manusia yang
potensial dapat mempengaruhi peningkatan produktivitas. Dan pada
akhirnya, pendidikan yang komprehensif dapat membentuk sumber daya
manusia. Perencanaan pendidikan juga memiliki pola yang berpusat pada
tujuan yang akan dicapai masyarakat.
Ketika kita membicarakan perencanaan pendidikan di Indonesia, maka
kita bisa melihat perbedaan yang signifikan dalam setiap periodenya. Pada
masa awal kemerdekaan, maka prioritas pendidikan diarahkan pada
kemampuan baca dan tulis, dan sedikit keterampilan. Kondisi ini didasarkan
pada pemikiran bahwa manusia yang berpendidikan akan cenderung rasional,
dan pada akhirnya sistem pendidikan yang ada dapat mengangkat martabat
rakyat miskin. Kemudian seiring berjalannya waktu, dalam masa
pembangunan, maka pendidikan semakin diarahkan pada pendidikan
keterampilan. Pada masa ini, ada kesepakatan mengenai banyaknya
kebutuhan akan tenaga yang bisa menunjang proses modernisasi dan
industrialisasi. Dengan demikian sistem pendidikan diarahkan untuk
memenuhi tenaga terampil yang menguasai teknologi. Barulah pada masa
sesudahnya pendidikan lebih diarahkan pada kemampuan intelektual,
mengingat tenaga berketerampilan sudah sedemikian banyaknya. Pada masa
sekarang ini, maka pendidikan lebih diarahkan pada kemampuan berbahasa,
mengingat masa sekarang ini arus globalisasi sudah mengikat seluruh negara
di dunia.
Dalam melakukan perencanaan pendidikan, ahli sosiologi pendidikan
melihat setidaknya terdapat 3 alternatif perencanaan, yaitu:
www.esp.or.id
Gambar 1.6.
Salah Satu Bentuk Kegiatan Pendidikan Nonformal
1.30 Sosiologi Pendidikan
Tabel 1.1.
menolak otoritas yang selama ini dipegang oleh orang-orang tertentu saja.
Dengan adanya otonomi perseorangan, maka ada suatu kebebasan dalam
memilih dan bertindak yang berkaitan dengan sistem belajar mengajar. Pada
masa sekarang ini, perencanaan ini mulai tumbuh dalam skala kecil. Anda
mungkin pernah mendengar konsep home schooling yang mulai tumbuh di
kalangan tertentu. Hanya saja konsep ini masih terbatas pada mereka yang
memiliki kemampuan finansial yang tinggi, mengingat sistem pendidikan ini
juga membutuhkan biaya yang tinggi. Tentu yang digagas oleh pelopor
perencanaan anarkis dan revolusioner ini bukan dalam artian sistem
pendidikan yang justru semakin mempersempit kemungkinan setiap orang
untuk belajar, namun setidaknya konsep home schooling ini sudah mulai
mendapatkan perhatian dari berbagai kalangan, dan bukan tidak mungkin,
pada saatnya nanti, sistem pendidikan yang menerapkan pola informal akan
semakin tumbuh dan berkembang di kalangan masyarakat. Dalam memahami
sosiologi pendidikan, setidaknya kita bisa menggunakan dua pendekatan,
yaitu melalui pendekatan sosial dan pendekatan interaksi. Dasar utama dari
pendekatan ini adalah masyarakat. Dalam memahami tingkah laku individu,
maka kita bisa memahaminya dengan memahami masyarakatnya.
LA TIH AN
1) Anda bisa gunakan pengalaman Anda selama Anda sekolah di SD, SMP,
dan SMA, dan kemudian bandingkan dengan pengalaman Anda selama
Anda kuliah di universitas terbuka.
2) Pelajari kembali penjelasan materi tentang perencanaan pedagogis dan
perencanaan anarkis. Gunakan karakteristik yang ada di universitas
1.32 Sosiologi Pendidikan
RA NGK UMA N
Tes Formatif 1
1) A. Dewey.
2) C. Fakta sosial.
3) A. Kepada orang yang lebih muda.
4) A. Mengatasi perubahan sosial yang demikian cepatnya.
5) D. Kelompok.
Tes Formatif 2
1) B. Dengan melihat akar permasalahan yang ada.
2) A. Pendidikan merupakan proses informal, sedangkan pengajaran
merupakan proses formal.
3) D. Sistematis.
4) A. Pedagogis.
5) D. Lebih terpusat pada keterampilan.
1.36 Sosiologi Pendidikan
Glosarium
Daftar Pustaka
Faisal, Sanapiah. Sosiologi Pendidikan. Sanapiah Faisal, Nur Yasik .-- ed. 1,
cet. 1. -- Surabaya : Usaha Nasional, [19-.