Coix Lacryma-Jobi Ma Yuen Coix Lacryma-Jobi Stenocarpa
Coix Lacryma-Jobi Ma Yuen Coix Lacryma-Jobi Stenocarpa
Coix Lacryma-Jobi Ma Yuen Coix Lacryma-Jobi Stenocarpa
ISSN 0853-2885
ABSTRACT
Effect of ratoon’s treatment, type of hanjeli and soil water content on growth and yield of Coix
lacryma-jobi var. ma-yuen and Coix lacryma-jobi var. stenocarpa
Information about the effect of soil water content on growth and yield of Job’s tears varieties (Coix
lacryma-jobi var. ma-yuen and Coix lacryma-jobi var. stenocarpa) plants is very important in
increasing yields of Job’s tears cultivation. This study aimed to examine the effect of different soil
water levels on the growth and yield of C. lacryma-jobi var. ma-yuen and C. lacryma-jobi var.
stenocarpa grown from seed and ratoon. Both types of Job’s tears were planted in the Ciparanje
experimental garden, Faculty of Agriculture, Universitas Padjadjaran, Jatinangor District, Sumedang
Regency, West Java. The experiment was carried out from July 2018 to August 2019. The results
demonstrated that the Job’s tears growing through seed gave better growth and yield performances
compared to plant growth from ratoon. Ratooning on the field with 60% soil moisture showed better
harvest index and seed weight compared to ratoon grown on lower soil moisture of 40%. The Job’s
tears varieties differences were only affected the number of clumps in which suggested genetic
regulated.
ABSTRAK
Informasi mengenai pengaruh kadar air tanah terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman hanjeli Pulut
(Coix lacryma-jobi var. ma-yuen) dan Batu (Coix lacryma-jobi var. stenocarpa) sangat penting dalam
peningkatan hasil panen dari budidaya tanaman hanjeli. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji
seberapa besar pengaruh kadar air tanah yang berbeda terhadap pertumbuhan dan hasil hanjeli jenis
Pulut dan Batu yang ditanam dari biji dan ratun. Tanaman hanjeli jenis Batu dan Pulut ditanam di
Kebun Percobaan Ciparanje Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Kecamatan Jatinangor,
Kabupaten Sumedang, Jawa Barat dengan kondisi lahan yang mempunyak kadar air berbeda (40%
dan 60%). Percobaan dilaksanakan dari bulan Juli 2018 sampai Agustus 2019. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa jenis penanaman dan kadar air memengaruhi berbagai karakter pertumbuhan
dan karakter hasil tanaman hanjeli baik jenis pulut maupun batu. Penanaman tanaman utama melalui
biji dan kadar air 60% pada lahan percobaan menunjukkan hasil yang lebih baik berdasarkan karakter
pertumbuhan dan hasil yang diamati dibandingkan dengan ratuning. Penanaman ratun pada kondisi
lahan dengan kadar air 60% memberikan hasil indeks panen dan bobot biji per rumpun yang lebih
baik dibandingkan jika ditanam pada kondisi lahan dengan kadar air 40%. Jenis tanaman hanjeli
pulut dan batu hanya menghasilkan perbedaan jumlah anakan saja yang disinyalir karena kandungan
genetiknya.
288
Jurnal Agrikultura 2020, 31 (3): 182-192 Pengaruh Perlakuan Ratun, Jenis Hanjeli …
ISSN 0853-2885
289
Jurnal Agrikultura 2020, 31 (3): 182-192 Pengaruh Perlakuan Ratun, Jenis Hanjeli …
ISSN 0853-2885
memengaruhi jumlah malai, sementara pada tingkat ratun meliputi penyiraman, penyiangan,
kelembapan 40% KL terdeteksi jumlai malai mulai pemupukan, pengendalian hama dan penyakit
berkurang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk tanaman. Penyiangan gulma dilakukan setiap ada
mengetahui pengaruh cara tanam hanjeli (ratun dan gulma yang tumbuh sepanjang penelitian.
biji) dan jenis hanjeli yang ditanam pada tingkat Pemupukan bertujuan untuk memenuhi
kadar air tanah berbeda terhadap pertumbuhan dan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman (Qosim
hasil tanaman hanjeli. dkk., 2013). Pupuk Nitrogren, Posfor dan Kalium
(NPK) 250 kg/ha yang diberikan 2 x dengan 1/3 dosis
BAHAN DAN METODE pupuk NPK majemuk (15:15:15) dan 2/3 dosis pupuk
yang sama. Pemupukan pertama dilakukan pada 7
Percobaan tanaman utama dilaksanakan hari setelah ratun, sedangkan pemupukan kedua
bulan Juli 2018 sampai dengan Januari 2019, dilakuakan pada saat 10 minggu setelah ratun.
sedangkan tanaman ratun dilaksanakan bulan Mei Penanaman tanaman utama dan ratun pada lahan
sampai dengan Agustus 2019 di Kebun Pecobaan dengan kadar air yang berbeda dilakukan dengan
Ciparanje Fakultas Pertanian Universitas penyiraman dengan menggunakan sprinkler pada
Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang. Lokasi setiap petak. Penyiraman dilakukan secara berkala
penelitian lahan kering memiliki ketinggian ± 780 m setiap hari (kadar air 60%) dan setiap empat hari
dpl, memiliki ordo tanah Inceptisol dengan tipe sekali (kadar air 40%). Penyiraman dikendalikan
curah hujan C3 menurut Oldeman. Tanaman hanjeli dengan menggunakan soil water content meter merk
jenis batu dan pulut yang digunakan merupakan Gardsens hingga mencapai kadar air yang
koleksi Laboratorium Tanaman Pangan Universitas dikehendaki.
Padjadjaran. Perlakuan penanaman tanaman utama Pengendalian serangan hama pada tanaman
melakukan dengan penyeleksian benih, sementara utama dan ratun dilakukan dengan cara pemberian
penanaman ratun dilakukan dengan memangkas pestisida berbahan aktif profenofos. Pengendalian
batang tanaman hanjeli utama sesudah panen gulma dilakukan dengan cara penyiangan pada saat
dengan tinggi 20 cm. Rancangan percobaan yang tanaman berumur 1, 5, dan 10 Minggu Setelah
digunakan adalah split plot. Uji normalitas Tanam (MST) dan Minggu Setelah Ratun (MSR) atau
menggunakan uji Kormogorov-Smirnov dengan sesuai dengan kondisi di lapangan. Karakter
bantuan SPSS Versi 16. Uji perbedaan pengaruh tanaman yang diamati meliputi tinggi tanaman
perlakuan menggunakan uji Duncan pada taraf 5%. jumlah anakan, jumlah srisip (tunas samping),
Tanaman berasal dari tanaman utama dan biji nisbah pupus akar (NPA), jumlah biji per rumpun,
digunakan sebagai petak utama (main plot) dan jenis rendeman biji pecah kulit, indeks panen, indeks
hanjeli pada kadar air tanah berbeda sebagai anak stabilitas hasil, umur tanaman, bobot biji per
petak (sub plot). Untuk penanaman tanaman utama, tanaman, dan indeks toleran cekaman. Tinggi
lahan (seluas 9,6 m2 dengan ukuran 2,4 m x 4 m) tanaman diukur dengan penggaris pada 18 MST dan
diolah satu minggu sebelum penanaman. 18 MSR. Analisis ragam sidik ragam split plot yang
Pupuk kandang ayam sebagai pupuk dasar dianalisis dengan menggunakan Uji F pada taraf
yang diberikan pada saat satu minggu sebelum nyata (α) 5%.
tanam dengan dosis 2 ton/hektar. Penanaman
dilakukan dengan jarak tanam 60 x 80 cm dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
kedalaman lubang tanam 5 cm. Pemupukan susulan
dilakukan sebanyak dua kali dengan menggunakan Hasil analisis sidik ragam terhadap jenis
NPK dengan perbandingan 16-16-16. Pemupukan penanaman, jenis hanjeli dan kadar air terhadap
susulan pertama dilakukan pada 7 hari setelah tanam jumlah srisip, jumlah malai, nisbah pupus akar,
dengan dosis 200 kg/ha atau 10 g/tanaman, jumlah biji dan bobot 100 biji tidak menunjukkan
sedangkan pemupukan susulan kedua dilakukan adanya interaksi. Oleh karena itu pada masing-
pada saat 11 minggu setelah tanam dengan dosis 100 masing parameter pertumbuhan tanaman hanjeli
kg/ha atau 5 g/tanaman. Setelah tanaman utama tadi hanya dapat dilihat pengaruh mandirinya saja
panen, dilanjutkan dengan penanaman ratun. Ratun dari setiap perlakuan (Tabel 1). Jenis penanaman
diperoleh dengan memotong tanaman utama tanaman hanjeli dan ratun menunjukkan adanya
setinggi 20 cm. Pemeliharaan ratun sama dengan perbedaan yang signifikan terhadap jumlah srisip,
tanaman utama. Pemeliharaan tanaman hanjeli jumlah malai, nisabah pupus akar, jumlah biji dan
290
Jurnal Agrikultura 2020, 31 (3): 182-192 Pengaruh Perlakuan Ratun, Jenis Hanjeli …
ISSN 0853-2885
bobot 100 biji hanjeli. Terlihat bahwa pada tanaman Sementara itu, hasil analisis sidik ragam
utama yang ditanam dari biji memperoleh hasil yang terhadap komponen pertumbuhan yang lainnya
lebih tinggi pada komponen parameter tersebut di yaitu tinggi tanaman maksimum, jumlah anakan
atas dibandingkan bila menanam melalui ratun. maksimum, jumlah biji per rumpun, indeks panen,
Sementara penanaman hanjeli pada kadar air yang dan bobot biji per rumpun memperlihatkan adanya
berbeda tidak menunjukkan adanya pengaruh pada pengaruh dari interaksi antara jenis penanaman,
nisbah pupus akar, jumlah biji dan bobot 100 biji. jenis hanjeli dan kadar air pada lahan percobaan.
Pengaruhnya hanya terlihat pada karakter jumlah Hasil uji lanjut dari parameter tersebut masing-
srisip dan jumlah malai, dimana hanjeli yang masing disajikan pada Tabel 2 (tinggi tanaman
ditanam pada lahan dengan kadar air 60% maksimum), Tabel 3 (jumlah anakan maksimum),
menghasilkan jumlah srisip dan jumlah malai yang Tabel 4 (jumlah biji per rumpun), Tabel 5 (indeks
lebih banyak dibandingkan dengan yang ditanam panen), dan Tabel 6 (bobot biji per rumpun).
pada lahan dengan kadar air 40%.
Tabel 1. Pengaruh jenis penanaman, jenis hanjeli dan penanaman pada lahan dengan kadar air yang
berbeda terhadap berbagai karakter pertumbuhan tanaman hanjeli.
Perlakuan Jumlah Srisip Jumlah Nisbah Pupus Jumlah Biji Bobot 100 Biji
Malai Akar (NPA) (g)
Petak Utama
Ratun 30,67 a 13,33 a 3,87 a 2,70 a 13,42 a
Tanaman Utama 71,58 b 26,82 b 6,89 b 4,08 b 24,50 b
Anak Petak
Jenis Batu pada 40% 45,83 a 20,43 ab 4,60 a 3,25 a 17,33 a
Jenis Batu pada 60% 54,83 b 22,37 b 5,98 a 3,90 a 20,17 a
Jenis Pulut pada 40% 46,67 a 16,40 a 4,84 a 3,07 a 20,00 a
Jenis Pulut pada 60% 57,17 b 19,00 ab 6,09 a 3,35 a 18,33 a
Keterangan: Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji Duncan taraf 5%.
291
Jurnal Agrikultura 2020, 31 (3): 182-192 Pengaruh Perlakuan Ratun, Jenis Hanjeli …
ISSN 0853-2885
Tabel 2. Pengaruh jenis penanaman, jenis hanjeli dan penanaman pada lahan dengan kadar air yang
berbeda terhadap karakter tinggi tanaman maksimum.
Ratun Jenis Batu Jenis Pulut
40% (j1) 60% (j2) 40% (j3) 60% (j4)
Ratun 120,00 a 126,66 a 109,33 a 120,00 a
(r1) A A A A
Tanaman Utama 224,00 b 277,33 b 204,00 b 229,00 b
(r2) B C A B
Keterangan: Angka yang diikuti dengan huruf yang sama (huruf besar arah horizontal dan huruf kecil arah vertikal) tidak berbeda
nyata berdasarkan uji Duncan taraf 5%.
Tabel 3. Pengaruh jenis penanaman, jenis hanjeli dan penanaman pada lahan dengan kadar air yang
berbeda terhadap karakter jumlah anakan maksimum.
Ratun Jenis Batu Jenis Pulut
40% (j1) 60% (j2) 40% (j3) 60% (j4)
Ratun 6,00 a 7,67 a 6,33 a 8,67 a
(r1) A A B B
Tanaman Utama 15,66 b 22,33 b 16,33 b 22,33 b
(r2) A B A B
Keterangan: Angka yang diikuti dengan huruf yang sama (huruf besar arah horizontal dan huruf kecil arah vertikal) tidak berbeda
nyata berdasarkan uji Duncan taraf 5%.
Tabel 4. Pengaruh jenis penanaman, jenis hanjeli dan penanaman pada lahan dengan kadar air yang berbeda
terhadap karakter jumlah biji per rumpun.
Ratun Jenis Batu Jenis Pulut
40% (j1) 60% (j2) 40% (j3) 60% (j4)
Ratun 486,66 a 576,00 a 495,00 a 622,00 a
(r1) A A A A
Tanaman Utama 1.196,6 b 1.506,33 b 1.045,67 b 1.452,00 b
(r2) B C A C
Keterangan: Angka yang diikuti dengan huruf yang sama (huruf besar arah horizontal dan huruf kecil arah vertikal) tidak berbeda
nyata berdasarkan uji Duncan taraf 5%.
Tabel 5. Pengaruh jenis penanaman, jenis hanjeli dan penanaman pada lahan dengan kadar air yang
berbeda terhadap karakter indeks panen.
Ratun Jenis Batu Jenis Pulut
40% (j1) 60% (j2) 40% (j3) 60% (j4)
Ratun 0,20 a 0,23 a 0,20 a 0,24 a
(r1) A B A B
Tanaman Utama 0,33 b 0,45 b 0,26 b 0,33 b
(r2) B C A B
Keterangan: Angka yang diikuti dengan huruf yang sama (huruf besar arah horizontal dan huruf kecil arah vertikal) tidak berbeda
nyata berdasarkan uji Duncan taraf 5%.
Tanaman yang tumbuh dari ratun memiliki konvensioanal yang membiarkan tanaman tumbuh
perakaran yang dangkal sehingga menyebabkan kembali setelah proses panen selesai. Praktek
daerah serapan baik air maupun nutrisi menjadi budidaya ratuning mulai digencarkan kembali untuk
terbatas (Hunsigi, 1989). Kondisi yang demikian mengurangi input budidaya tanaman (Torres et al.,
diperparah ketika tanaman berada dalam cekaman 2019). Terdapat beberapa kelemahan dari praktek
kekeringan. Ratuning merupakan praktek budidaya budidaya tersebut antara lain selain jangkauan
292
Jurnal Agrikultura 2020, 31 (3): 182-192 Pengaruh Perlakuan Ratun, Jenis Hanjeli …
ISSN 0853-2885
serapannya yang terbatas, kedalaman akar biasanya menyebabkan tanaman hanjeli yang ditanam dari
juga dangkal sehingga tanaman mudah roboh dan ratun menunjukkan keragaan yang kurang
transisi antara akar lama dan tumbuhnya akar baru dibandingkan dengan tanaman utama. Akan tetapi,
rentan merupakan masa rentan terhadap perubahan masa tumbuh tanaman ratun yang lebih pendek
lingkungan (Hunsigi, 1989). Hal demikian yang menjadikan teknik ini dapat terus dipraktekan.
Tabel 6. Pengaruh jenis penanaman, jenis hanjeli dan penanaman pada lahan dengan kadar air yang
berbeda terhadap karakter bobot biji (g) per rumpun.
Ratun Jenis Batu Jenis Pulut pada
40% (j1) 60% (j2) 40% (j3) 60% (j4)
Ratun 114,56 a 139,6 a 113,99 a 147,40 a
(r1) A B A B
Tanaman Utama 203,18 b 305,95 b 198,33 b 280,00 b
(r2) A B A B
Keterangan: Angka yang diikuti dengan huruf yang sama (huruf besar arah horizontal dan huruf kecil arah vertikal) tidak berbeda
nyata berdasarkan uji Duncan taraf 5%.
293
Jurnal Agrikultura 2020, 31 (3): 182-192 Pengaruh Perlakuan Ratun, Jenis Hanjeli …
ISSN 0853-2885
sebagai sumber bahan pangan berlemak di dalam menggunakan hanjeli sebagai alternatif
Jawa Barat. Pangan. 20:365-376. pengganti beras sebagai pangan pokok dan
Qosim, W-A, T Nurmala, A-W Irwan, dan M-C produk olahan. Penelitian dan PKM. 4:129-
Damanik. 2013. Pengaruh pupuk NPK dan 389.
pupuk hayati BPF terhadap karakter Susilawati, B-S Purwoko, H Aswidinnoor, dan E
pertumbuhan dan hasil empat genotip hanjeli Santosa. 2010. Keragaan varietas dan galur
(Coix lacryma jobi L.). Pangan. 22:357-364. padi tipe baru Indonesia dalam sistem ratun.
Ruminta, dan T Nurmala. 2016. Dampak perubahan Agron. Indonesia. 38:177-184.
pola curah hujan terhadap tanaman pangan Torres, RO, MA Natividad, MR Quintana, and A
lahan tadah hujan di Jawa Barat. Agrin. 20(2): Henry. 2019. Ratooning as management
155-168. strategy for lodged or drought damaged rice
Setiasih, I-S., M-B. Santoso, I Hanidah, dan H Marta. crops. Crop Sciences. 60: 367-380.
2017. Pengembangan kapasitas masyarakat
294