Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Coix Lacryma-Jobi Ma Yuen Coix Lacryma-Jobi Stenocarpa

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

Jurnal Agrikultura 2020, 31 (3): 182-192 Pengaruh Perlakuan Ratun, Jenis Hanjeli …

ISSN 0853-2885

Pengaruh Perlakuan Ratun, Jenis Hanjeli dan Kadar Air terhadap


Pertumbuhan Tanaman Hanjeli Jenis Pulut (Coix lacryma-jobi var. ma-
yuen) dan Batu (Coix lacryma-jobi var. stenocarpa)
A. Miftah Fauzi1*, Dedi Widayat2, dan Tati Nurmala2
1Mahasiswa Program Pascasarjana Agronomi, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran
2 Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran

*Alamat korespondensi: miftah18003@mail.unpad.ac.id

ABSTRACT

Effect of ratoon’s treatment, type of hanjeli and soil water content on growth and yield of Coix
lacryma-jobi var. ma-yuen and Coix lacryma-jobi var. stenocarpa

Information about the effect of soil water content on growth and yield of Job’s tears varieties (Coix
lacryma-jobi var. ma-yuen and Coix lacryma-jobi var. stenocarpa) plants is very important in
increasing yields of Job’s tears cultivation. This study aimed to examine the effect of different soil
water levels on the growth and yield of C. lacryma-jobi var. ma-yuen and C. lacryma-jobi var.
stenocarpa grown from seed and ratoon. Both types of Job’s tears were planted in the Ciparanje
experimental garden, Faculty of Agriculture, Universitas Padjadjaran, Jatinangor District, Sumedang
Regency, West Java. The experiment was carried out from July 2018 to August 2019. The results
demonstrated that the Job’s tears growing through seed gave better growth and yield performances
compared to plant growth from ratoon. Ratooning on the field with 60% soil moisture showed better
harvest index and seed weight compared to ratoon grown on lower soil moisture of 40%. The Job’s
tears varieties differences were only affected the number of clumps in which suggested genetic
regulated.

Keywords: Hanjeli, Soil Water Content, Ratoon, Batu, Pulut

ABSTRAK

Informasi mengenai pengaruh kadar air tanah terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman hanjeli Pulut
(Coix lacryma-jobi var. ma-yuen) dan Batu (Coix lacryma-jobi var. stenocarpa) sangat penting dalam
peningkatan hasil panen dari budidaya tanaman hanjeli. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji
seberapa besar pengaruh kadar air tanah yang berbeda terhadap pertumbuhan dan hasil hanjeli jenis
Pulut dan Batu yang ditanam dari biji dan ratun. Tanaman hanjeli jenis Batu dan Pulut ditanam di
Kebun Percobaan Ciparanje Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Kecamatan Jatinangor,
Kabupaten Sumedang, Jawa Barat dengan kondisi lahan yang mempunyak kadar air berbeda (40%
dan 60%). Percobaan dilaksanakan dari bulan Juli 2018 sampai Agustus 2019. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa jenis penanaman dan kadar air memengaruhi berbagai karakter pertumbuhan
dan karakter hasil tanaman hanjeli baik jenis pulut maupun batu. Penanaman tanaman utama melalui
biji dan kadar air 60% pada lahan percobaan menunjukkan hasil yang lebih baik berdasarkan karakter
pertumbuhan dan hasil yang diamati dibandingkan dengan ratuning. Penanaman ratun pada kondisi
lahan dengan kadar air 60% memberikan hasil indeks panen dan bobot biji per rumpun yang lebih
baik dibandingkan jika ditanam pada kondisi lahan dengan kadar air 40%. Jenis tanaman hanjeli
pulut dan batu hanya menghasilkan perbedaan jumlah anakan saja yang disinyalir karena kandungan
genetiknya.

Kata kunci: Hanjeli, Kadar Air Tanah, Ratun, Batu, Pulut

288
Jurnal Agrikultura 2020, 31 (3): 182-192 Pengaruh Perlakuan Ratun, Jenis Hanjeli …
ISSN 0853-2885

PENDAHULUAN mengakibatkan penutupan stomata sehingga


menurunkan transpirasi dan serapan CO2.
Isu penting untuk mengatasi kerawanan Kekeringan juga menyebabkan penurunan
pangan dan mengurangi impor terigu adalah kandungan klorofil a, b, dan nisbah klorofil a/b
mengembangkan sumber bahan pangan alternatif (Mastur, 2016).
berbasis tepung, baik untuk memenuhi kebutuhan Tanaman hanjeli sebetulnya membutuhkan
rumah tangga maupun industri pangan lainnya. lebih sedikit air daripada tanaman padi sawah
Salah satu serealia yang potensial dan memiliki (Setiasih dkk., 2017). Tanaman hanjeli ada yang
prospek yang baik untuk dikembangkan oleh sudah dibudidayakan dan sebagian masih liar. Di
masyarakat adalah tanaman hanjeli (jali-jali) Kabupaten Bandung, tanaman hanjeli ditemukan
(Nurmala & Irwan, 2007). terdiri atas tipe pulut (Coix lacryma-jobi var. ma-
Hanjeli (Coix lacryma-jobi) merupakan yuen) dan batu (Coix lacryma-jobi var. stenocarpa).
tanaman sumber karbohidrat dan juga pangan Tipe pulut termasuk tanaman hanjeli yang banyak
fungsional yang dikenal di Indonesia dengan dibudidayakan oleh masyarakat Kabupaten
beberapa nama lain seperti hajeli, jelai, jali, japen, Bandung, terutama di daerah Cicalengka,
atau jeten. Sementara di negara lain hanjeli disebut Tanjungjaya, Rancaekek, Cipongkor, dan Punclut.
Job’s tears (Australia), adlay (Filipina), Sila (Fiji) dan Tanaman hanjeli yang dibudidayakan kebanyakan
mayuen (China). Tanaman hanjeli berasal dari Asia merupakan tipe pulut, karena mudah dibuat menjadi
Tenggara dan diduga berasal dari Indonesia. Di tepung beras, sedangkan tipe batu biasanya
Indonesia tanaman hanjeli sudah mulai digunakan untuk ornamen (Qosim & Nurmala,
dikembangkan pada beberapa daerah khususnya di 2011).
daerah Jawa Barat yakni, Ciamis, Tanjung Sari, Jenis hanjeli tipe batu merupakan tanaman
Bandung, Cirebon, Sukabumi dan Garut. Tanaman liar dan keras. Umumnya digunakan untuk manik-
hanjeli juga berpotensi untuk dikembangkan sebagai manik pada kalung, sedangkan hanjeli yang
tanaman adaptif terhadap perubahan iklim karena dibudidayakan lunak dan dapat dibuat bubur. Di
tahan terhadap kekeringan atau tergenang air Indonesia, tanaman hanjeli menyebar di berbagai
(Ruminta & Nurmala, 2016). Potensi hasil hanjeli ekosistem lahan pertanian yang bermacam-macam
berkisar antara 4-6 ton/ha biji berkulit atau sekitar di daerah iklim kering ataupun iklim basah, lahan
3-4 ton/ha beras hanjeli, bila ditanam dengan jarak kering dan lahan basah contohnya ditemukan di
tanam 100 × 50 cm. Budidaya hanjeli di daerah Sumatra, Sulawesi, Kalimantan. Di Jawa Barat,
Kiarapayung, Jatinangor dilaporkan dapat tanaman tersebut diusahakan oleh petani masih
menghasilkan 400–600 kg biji berkulit dari 100 secara konvensional sebagai tanaman langka, secara
tumbak lahan (Nurmala dkk., 2009). sporadis ditemukan di Kabupaten Bandung di
Cekaman kekeringan dapat menghambat Punclut, Cipongkor, Gunung Halu, Kiarapayung,
produksi bobot kering hasil tanaman, terutama Tanjungsari Kabupaten Sumedang, Sukabumi, Garut,
karena efek penghambatannya terhadap perluasan Ciamis dan Indramayu (Nurmala, 2010).
dan pengembangan daun. Hal tersebut kemudian Tanaman hanjeli termasuk serealia yang
dapat menyebabkan menurunnya penangkapan akarnya mampu membentuk anakan baru.
cahaya (Anjum et al., 2011). Cekaman kekeringan Kemampuan ini memang biasa dimanfaatkan petani
yang menyebabkan kadar air rendah meningkatkan untuk menanam secara ratun yang biasa disebut
respon penutupan stomata pada tanaman, sehingga sebagai tanam berulang, meskipun hasil yang
menurunkan pengambilan CO2 dari udara dan didapat tidak sebagus tanaman awal karena hasil bisa
membuat proses fotosintesis menurun. Kemarau berkurang sampai 50% (Nugraha, 2019). Penerapan
yang panjang memunculkan cekaman kekeringan budidaya padi dengan sistem ratun dilaporkan dapat
serta menghambat segala kegiatan pertanian. memberikan tambahan produksi 40-60% per musim
Kekeringan mengakibatkan perubahan aktivitas tanam, dengan menghemat input, biaya, tenaga dan
fisiologis penting yang diawali dengan penutupan waktu (Susilawati dkk., 2010). Pengujian penanaman
stomata untuk menekan transpirasi, penurunan tanaman padi gogo yang ditanam dengan
input karbondioksida, penurunan jumlah klorofil, memanfaatkan kelembapan tanah dilaporkan oleh
dan pada akhirnya penurunan laju fotosintesis netto. Arsa dkk. (2020). Pada pengujian tersebut Penelitian
Akar merespon kekeringan dengan mensintesis dan tersebut melaporkan bahwa pada tingkat
mengirimkan sinyal asam absisat (ABA) yang kelembapan tanah 60% KL (Kapasitas Lapang) tidak

289
Jurnal Agrikultura 2020, 31 (3): 182-192 Pengaruh Perlakuan Ratun, Jenis Hanjeli …
ISSN 0853-2885

memengaruhi jumlah malai, sementara pada tingkat ratun meliputi penyiraman, penyiangan,
kelembapan 40% KL terdeteksi jumlai malai mulai pemupukan, pengendalian hama dan penyakit
berkurang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk tanaman. Penyiangan gulma dilakukan setiap ada
mengetahui pengaruh cara tanam hanjeli (ratun dan gulma yang tumbuh sepanjang penelitian.
biji) dan jenis hanjeli yang ditanam pada tingkat Pemupukan bertujuan untuk memenuhi
kadar air tanah berbeda terhadap pertumbuhan dan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman (Qosim
hasil tanaman hanjeli. dkk., 2013). Pupuk Nitrogren, Posfor dan Kalium
(NPK) 250 kg/ha yang diberikan 2 x dengan 1/3 dosis
BAHAN DAN METODE pupuk NPK majemuk (15:15:15) dan 2/3 dosis pupuk
yang sama. Pemupukan pertama dilakukan pada 7
Percobaan tanaman utama dilaksanakan hari setelah ratun, sedangkan pemupukan kedua
bulan Juli 2018 sampai dengan Januari 2019, dilakuakan pada saat 10 minggu setelah ratun.
sedangkan tanaman ratun dilaksanakan bulan Mei Penanaman tanaman utama dan ratun pada lahan
sampai dengan Agustus 2019 di Kebun Pecobaan dengan kadar air yang berbeda dilakukan dengan
Ciparanje Fakultas Pertanian Universitas penyiraman dengan menggunakan sprinkler pada
Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang. Lokasi setiap petak. Penyiraman dilakukan secara berkala
penelitian lahan kering memiliki ketinggian ± 780 m setiap hari (kadar air 60%) dan setiap empat hari
dpl, memiliki ordo tanah Inceptisol dengan tipe sekali (kadar air 40%). Penyiraman dikendalikan
curah hujan C3 menurut Oldeman. Tanaman hanjeli dengan menggunakan soil water content meter merk
jenis batu dan pulut yang digunakan merupakan Gardsens hingga mencapai kadar air yang
koleksi Laboratorium Tanaman Pangan Universitas dikehendaki.
Padjadjaran. Perlakuan penanaman tanaman utama Pengendalian serangan hama pada tanaman
melakukan dengan penyeleksian benih, sementara utama dan ratun dilakukan dengan cara pemberian
penanaman ratun dilakukan dengan memangkas pestisida berbahan aktif profenofos. Pengendalian
batang tanaman hanjeli utama sesudah panen gulma dilakukan dengan cara penyiangan pada saat
dengan tinggi 20 cm. Rancangan percobaan yang tanaman berumur 1, 5, dan 10 Minggu Setelah
digunakan adalah split plot. Uji normalitas Tanam (MST) dan Minggu Setelah Ratun (MSR) atau
menggunakan uji Kormogorov-Smirnov dengan sesuai dengan kondisi di lapangan. Karakter
bantuan SPSS Versi 16. Uji perbedaan pengaruh tanaman yang diamati meliputi tinggi tanaman
perlakuan menggunakan uji Duncan pada taraf 5%. jumlah anakan, jumlah srisip (tunas samping),
Tanaman berasal dari tanaman utama dan biji nisbah pupus akar (NPA), jumlah biji per rumpun,
digunakan sebagai petak utama (main plot) dan jenis rendeman biji pecah kulit, indeks panen, indeks
hanjeli pada kadar air tanah berbeda sebagai anak stabilitas hasil, umur tanaman, bobot biji per
petak (sub plot). Untuk penanaman tanaman utama, tanaman, dan indeks toleran cekaman. Tinggi
lahan (seluas 9,6 m2 dengan ukuran 2,4 m x 4 m) tanaman diukur dengan penggaris pada 18 MST dan
diolah satu minggu sebelum penanaman. 18 MSR. Analisis ragam sidik ragam split plot yang
Pupuk kandang ayam sebagai pupuk dasar dianalisis dengan menggunakan Uji F pada taraf
yang diberikan pada saat satu minggu sebelum nyata (α) 5%.
tanam dengan dosis 2 ton/hektar. Penanaman
dilakukan dengan jarak tanam 60 x 80 cm dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
kedalaman lubang tanam 5 cm. Pemupukan susulan
dilakukan sebanyak dua kali dengan menggunakan Hasil analisis sidik ragam terhadap jenis
NPK dengan perbandingan 16-16-16. Pemupukan penanaman, jenis hanjeli dan kadar air terhadap
susulan pertama dilakukan pada 7 hari setelah tanam jumlah srisip, jumlah malai, nisbah pupus akar,
dengan dosis 200 kg/ha atau 10 g/tanaman, jumlah biji dan bobot 100 biji tidak menunjukkan
sedangkan pemupukan susulan kedua dilakukan adanya interaksi. Oleh karena itu pada masing-
pada saat 11 minggu setelah tanam dengan dosis 100 masing parameter pertumbuhan tanaman hanjeli
kg/ha atau 5 g/tanaman. Setelah tanaman utama tadi hanya dapat dilihat pengaruh mandirinya saja
panen, dilanjutkan dengan penanaman ratun. Ratun dari setiap perlakuan (Tabel 1). Jenis penanaman
diperoleh dengan memotong tanaman utama tanaman hanjeli dan ratun menunjukkan adanya
setinggi 20 cm. Pemeliharaan ratun sama dengan perbedaan yang signifikan terhadap jumlah srisip,
tanaman utama. Pemeliharaan tanaman hanjeli jumlah malai, nisabah pupus akar, jumlah biji dan

290
Jurnal Agrikultura 2020, 31 (3): 182-192 Pengaruh Perlakuan Ratun, Jenis Hanjeli …
ISSN 0853-2885

bobot 100 biji hanjeli. Terlihat bahwa pada tanaman Sementara itu, hasil analisis sidik ragam
utama yang ditanam dari biji memperoleh hasil yang terhadap komponen pertumbuhan yang lainnya
lebih tinggi pada komponen parameter tersebut di yaitu tinggi tanaman maksimum, jumlah anakan
atas dibandingkan bila menanam melalui ratun. maksimum, jumlah biji per rumpun, indeks panen,
Sementara penanaman hanjeli pada kadar air yang dan bobot biji per rumpun memperlihatkan adanya
berbeda tidak menunjukkan adanya pengaruh pada pengaruh dari interaksi antara jenis penanaman,
nisbah pupus akar, jumlah biji dan bobot 100 biji. jenis hanjeli dan kadar air pada lahan percobaan.
Pengaruhnya hanya terlihat pada karakter jumlah Hasil uji lanjut dari parameter tersebut masing-
srisip dan jumlah malai, dimana hanjeli yang masing disajikan pada Tabel 2 (tinggi tanaman
ditanam pada lahan dengan kadar air 60% maksimum), Tabel 3 (jumlah anakan maksimum),
menghasilkan jumlah srisip dan jumlah malai yang Tabel 4 (jumlah biji per rumpun), Tabel 5 (indeks
lebih banyak dibandingkan dengan yang ditanam panen), dan Tabel 6 (bobot biji per rumpun).
pada lahan dengan kadar air 40%.

Tabel 1. Pengaruh jenis penanaman, jenis hanjeli dan penanaman pada lahan dengan kadar air yang
berbeda terhadap berbagai karakter pertumbuhan tanaman hanjeli.
Perlakuan Jumlah Srisip Jumlah Nisbah Pupus Jumlah Biji Bobot 100 Biji
Malai Akar (NPA) (g)
Petak Utama
Ratun 30,67 a 13,33 a 3,87 a 2,70 a 13,42 a
Tanaman Utama 71,58 b 26,82 b 6,89 b 4,08 b 24,50 b
Anak Petak
Jenis Batu pada 40% 45,83 a 20,43 ab 4,60 a 3,25 a 17,33 a
Jenis Batu pada 60% 54,83 b 22,37 b 5,98 a 3,90 a 20,17 a
Jenis Pulut pada 40% 46,67 a 16,40 a 4,84 a 3,07 a 20,00 a
Jenis Pulut pada 60% 57,17 b 19,00 ab 6,09 a 3,35 a 18,33 a
Keterangan: Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji Duncan taraf 5%.

Secara umum, jenis penanaman hanjeli seharusnya dipergunakan untuk pertumbuhan


memengaruhi tinggi tanaman maksimum, jumlah terpakai untuk mengatasi kekeringan sehingga
anakan maksimum, jumlah biji per rumpun, indeks pertumbuhan terhambat.
panen, dan bobot biji per rumpun. Dapat dilihat Jumlah anakan pada tanaman hajeli ratun
tanaman hanjeli yang ditanam berasal dari biji lebih rendah dibandingkan dengan tanaman utama.
memiliki ketinggian tanaman yang lebih tinggi, Hal ini sejalan dengan penelitian Susilawati dkk.
jumlah anakan yang lebih banyak, jumlah biji yang (2010) pada tanaman padi. Susilawati dkk. (2010)
lebih banyak, indeks panen lebih tinggi dan bobot melaporkan bahwa jumlah anakan tanaman utama
biji per rumpun yang lebih banyak dibandingkan produktif berkisar antara 12,2-39,3 anakan
dengan tanaman hanjeli ratun. Demikian pula sementara jumlah anakan produktif tanaman ratun
halnya dengan perlakuan kadar air, tanaman hanjeli sebanyak 5,7-30 anakan. Secara visual tunas-tunas
yang ditanam pada lahan dengan kadar air yang ratun mulai keluar pada hari ke-2 hingga hari ke-7,
lebih tinggi menunjukan keragaan tanaman yang dengan jumlah anakan yang muncul paling banyak
lebih baik. Sementara jenis hanjeli dalam hal ini terjadi pada hari kelima. Perbedaan waktu keluar
pulut dan batu tidak menunjukkan adanya pengaruh tunas dan laju pertumbuhan ratun tampaknya sangat
yang cukup berarti, kecuali pada komponen jumlah tergantung pada kondisi tunggul tanaman utama.
anakan yang disinyalir disebabkan perbedaan Hal ini disebabkan karena beberapa karakter penting
genetik dari kedua jenis tanaman tersebut. yang secara langsung berkaitan dengan kemampuan
Menurut Kurniasari dkk. (2010) cekaman air tanaman padi dalam menghasilkan ratun adalah
menghambat pertumbuhan tinggi tanaman karena morfologi tanaman utama yang mempunyai batang
terganggunya aktivitas meristem apikal akibat besar, kokoh dan hijau, rumpun dan daun yang
terbatasnya kandungan air dalam jaringan. Hal lebat, serta keadaan tunggul yang tetap vigor dan
tersebut merupakan faktor penting dalam hijau setelah panen tanaman utama.
pertumbuhan dan perkembangan sel. Energi yang

291
Jurnal Agrikultura 2020, 31 (3): 182-192 Pengaruh Perlakuan Ratun, Jenis Hanjeli …
ISSN 0853-2885

Tabel 2. Pengaruh jenis penanaman, jenis hanjeli dan penanaman pada lahan dengan kadar air yang
berbeda terhadap karakter tinggi tanaman maksimum.
Ratun Jenis Batu Jenis Pulut
40% (j1) 60% (j2) 40% (j3) 60% (j4)
Ratun 120,00 a 126,66 a 109,33 a 120,00 a
(r1) A A A A
Tanaman Utama 224,00 b 277,33 b 204,00 b 229,00 b
(r2) B C A B
Keterangan: Angka yang diikuti dengan huruf yang sama (huruf besar arah horizontal dan huruf kecil arah vertikal) tidak berbeda
nyata berdasarkan uji Duncan taraf 5%.

Tabel 3. Pengaruh jenis penanaman, jenis hanjeli dan penanaman pada lahan dengan kadar air yang
berbeda terhadap karakter jumlah anakan maksimum.
Ratun Jenis Batu Jenis Pulut
40% (j1) 60% (j2) 40% (j3) 60% (j4)
Ratun 6,00 a 7,67 a 6,33 a 8,67 a
(r1) A A B B
Tanaman Utama 15,66 b 22,33 b 16,33 b 22,33 b
(r2) A B A B
Keterangan: Angka yang diikuti dengan huruf yang sama (huruf besar arah horizontal dan huruf kecil arah vertikal) tidak berbeda
nyata berdasarkan uji Duncan taraf 5%.

Tabel 4. Pengaruh jenis penanaman, jenis hanjeli dan penanaman pada lahan dengan kadar air yang berbeda
terhadap karakter jumlah biji per rumpun.
Ratun Jenis Batu Jenis Pulut
40% (j1) 60% (j2) 40% (j3) 60% (j4)
Ratun 486,66 a 576,00 a 495,00 a 622,00 a
(r1) A A A A
Tanaman Utama 1.196,6 b 1.506,33 b 1.045,67 b 1.452,00 b
(r2) B C A C
Keterangan: Angka yang diikuti dengan huruf yang sama (huruf besar arah horizontal dan huruf kecil arah vertikal) tidak berbeda
nyata berdasarkan uji Duncan taraf 5%.

Tabel 5. Pengaruh jenis penanaman, jenis hanjeli dan penanaman pada lahan dengan kadar air yang
berbeda terhadap karakter indeks panen.
Ratun Jenis Batu Jenis Pulut
40% (j1) 60% (j2) 40% (j3) 60% (j4)
Ratun 0,20 a 0,23 a 0,20 a 0,24 a
(r1) A B A B
Tanaman Utama 0,33 b 0,45 b 0,26 b 0,33 b
(r2) B C A B
Keterangan: Angka yang diikuti dengan huruf yang sama (huruf besar arah horizontal dan huruf kecil arah vertikal) tidak berbeda
nyata berdasarkan uji Duncan taraf 5%.

Tanaman yang tumbuh dari ratun memiliki konvensioanal yang membiarkan tanaman tumbuh
perakaran yang dangkal sehingga menyebabkan kembali setelah proses panen selesai. Praktek
daerah serapan baik air maupun nutrisi menjadi budidaya ratuning mulai digencarkan kembali untuk
terbatas (Hunsigi, 1989). Kondisi yang demikian mengurangi input budidaya tanaman (Torres et al.,
diperparah ketika tanaman berada dalam cekaman 2019). Terdapat beberapa kelemahan dari praktek
kekeringan. Ratuning merupakan praktek budidaya budidaya tersebut antara lain selain jangkauan

292
Jurnal Agrikultura 2020, 31 (3): 182-192 Pengaruh Perlakuan Ratun, Jenis Hanjeli …
ISSN 0853-2885

serapannya yang terbatas, kedalaman akar biasanya menyebabkan tanaman hanjeli yang ditanam dari
juga dangkal sehingga tanaman mudah roboh dan ratun menunjukkan keragaan yang kurang
transisi antara akar lama dan tumbuhnya akar baru dibandingkan dengan tanaman utama. Akan tetapi,
rentan merupakan masa rentan terhadap perubahan masa tumbuh tanaman ratun yang lebih pendek
lingkungan (Hunsigi, 1989). Hal demikian yang menjadikan teknik ini dapat terus dipraktekan.

Tabel 6. Pengaruh jenis penanaman, jenis hanjeli dan penanaman pada lahan dengan kadar air yang
berbeda terhadap karakter bobot biji (g) per rumpun.
Ratun Jenis Batu Jenis Pulut pada
40% (j1) 60% (j2) 40% (j3) 60% (j4)
Ratun 114,56 a 139,6 a 113,99 a 147,40 a
(r1) A B A B
Tanaman Utama 203,18 b 305,95 b 198,33 b 280,00 b
(r2) A B A B
Keterangan: Angka yang diikuti dengan huruf yang sama (huruf besar arah horizontal dan huruf kecil arah vertikal) tidak berbeda
nyata berdasarkan uji Duncan taraf 5%.

SIMPULAN tingkat kelembaban tanah. Crop Agro. 13: 21-


38.
Jenis penanaman dan kadar air memengaruhi Hunsigi, G. 1989. Ratooning in sugarcane. Outlook
berbagai karakter pertumbuhan dan karakter hasil on Agriculture. 18 (4): 175-184.
tanaman hanjeli baik pulut maupun batu. Kurniasari, A-M., Adisyahputra, dan R Rosman.
Penanaman tanaman utama melalui biji dan kadar 2010. Pengaruh kekeringan pada tanah
air 60% pada lahan percobaan menunjukkan hasil bergaram NaCl terhadap pertumbuhan
yang lebih baik berdasarkan karakter pertumbuhan tanaman nilam. Bul. Littro. 21:18-27.
dan hasil yang diamati. Jenis tanaman hanjeli yang Mastur. 2016. Respon Fisiologis Tanaman Tebu
digunakan hanya menunjukkan perbedaan jumlah Terhadap Kekeringan. Buletin Tanaman
anakan saja yang kemungkinan disebabkan oleh Tembakau, Serat & Minyak Industri. 8:98-
perbedaan genetik. 111.
Nugraha, E. 2019. Kisah Petani Hanjeli. Tersedia
UCAPAN TERIMA KASIH online pada
https://www.scribd.com/doc/237129945/Kisa
Penelitian selesai karena ada bantuan, h-Petani-Hanjeli.
kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih Nurmala, T. 2010. Potensi dan Prospek
kepada Bapak Fiky Yulianto Wicaksono, SP., MP. Pengembangan Hanjeli (Coix lacryma jobi L)
dan Ibu Prof. Dr. Ir. Hj. Tati Nurmala yang telah sebagai Pangan Bergizi Kaya Lemak untuk
memberikan kontribusi berupa fasilitas yaitu alat Mendukung Diversifikasi Pangan Menuju
dan bahan penelitian. Ketahanan Pangan Mandiri. Pangan, 20:41-48
Nurmala, T, dan A-W Irwan. 2007. Pangan
DAFTAR PUSTAKA Alternatif Berbasis Serelia Minor. Giratuna.
Bandung.
Anjum, S-A, X Xie, L Wang, M-F Saleem, C Man, Nurmala, T, W-A Qosim, dan T-S Achyar. 2009.
and W Lei. 2011. Morphological, Eksplorasi, Identifikasi dan Analisis
physiological and biochemical responses of Keragaman Plasma Nuftah Tanaman Hanjeli
plants to drought stress. Agricultural (Coix lacryma-jobi L.) Sebagai Sumber Bahan
Research. 6: 2026-2032. Pangan Berlemak di Jawa Barat. Laporan
Arsa, I-G-B-A, H-J-D Lalel, dan R Pollo. 2020. Penelitian Strategis Unpad. Jatinangor.
Respon komponen pertumbuhan dan hasil, Qosim, W-A, dan T Nurmala. 2011. Eksplorasi,
serta kualitas aroma tiga varietas lokal padi identifikasi dan analisis keragaman plasma
gogo aromatik asal sumba barat daya terhadap nutfah tanaman hanjeli (Coix lacryma jobi L.)

293
Jurnal Agrikultura 2020, 31 (3): 182-192 Pengaruh Perlakuan Ratun, Jenis Hanjeli …
ISSN 0853-2885

sebagai sumber bahan pangan berlemak di dalam menggunakan hanjeli sebagai alternatif
Jawa Barat. Pangan. 20:365-376. pengganti beras sebagai pangan pokok dan
Qosim, W-A, T Nurmala, A-W Irwan, dan M-C produk olahan. Penelitian dan PKM. 4:129-
Damanik. 2013. Pengaruh pupuk NPK dan 389.
pupuk hayati BPF terhadap karakter Susilawati, B-S Purwoko, H Aswidinnoor, dan E
pertumbuhan dan hasil empat genotip hanjeli Santosa. 2010. Keragaan varietas dan galur
(Coix lacryma jobi L.). Pangan. 22:357-364. padi tipe baru Indonesia dalam sistem ratun.
Ruminta, dan T Nurmala. 2016. Dampak perubahan Agron. Indonesia. 38:177-184.
pola curah hujan terhadap tanaman pangan Torres, RO, MA Natividad, MR Quintana, and A
lahan tadah hujan di Jawa Barat. Agrin. 20(2): Henry. 2019. Ratooning as management
155-168. strategy for lodged or drought damaged rice
Setiasih, I-S., M-B. Santoso, I Hanidah, dan H Marta. crops. Crop Sciences. 60: 367-380.
2017. Pengembangan kapasitas masyarakat

294

You might also like