Nurmasari , 2019
Dalam buku ini membahas Konsep dan hakikat strategi pembelajaran, klasifikasi dan pemilihan strategi pembelajaran, strategi pembelajaran kooperatif, pembelajaran tematik, serta teknik dan keterampilan dasar mengajar.
Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
KLASIFIKASI STRATEGI PEMBELAJARAN A. Dasar Penentuan Klasifikasi Strategi Pembelajaran 1. Pengaturan Guru dan Siswa 2. Stuktur peristiwa belajar-mengajar 3. Peranan guru-murid didalam mengolah pesan 4. Proses pengolahan pesan 5. Tujuan belajar B. Klasifikasi Strategi Pembelajaran 1. Strategi Pembelajaran Langsung 2. Strategi Pembelajaran Tak Langsung 3. Strategi Pembelajaran Interaktif 4. Strategi pembelajaran empirik (experiential) 5. Strategi Pembelajaran Mandiri
Nurmasari , 2019
Dalam buku ini membahas Konsep dan hakikat strategi pembelajaran, klasifikasi dan pemilihan strategi pembelajaran, strategi pembelajaran kooperatif, pembelajaran tematik, serta teknik dan keterampilan dasar mengajar.
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT karna atas berkat rahmad dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini disusun dalam rangka menyelesaikan tugas dalam mata kuliah Pembelajaran Kimia Dengan
Model pembelajaran adalah suatu pola atau struktur pembelajaran yang tersusun dan didesain, ditetapkan, dan dievaluasi secara sistemik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan guru. Istilah model sendiri dapat diartikan sebagai suatu bentuk tiruan dari benda yang sebenarnya. Model juga dapat diartikan sebagai suatu contoh konseptual atau prosedural dari suatu program, sistem, atau proses yang dapat dijadikan acuan atau pedoman kreatif dalam pemenuhan akan kebutuhan siswa di sekolah dasar, telah banyak mengembangkannya. hal itu tidak lain agar kualitas pendidikan di sekolah-sekolah seluruh negeri ini selalu dalam rangka memecahkan suatu masalah agar tujuan dapat tercapai. Banyak model-model pembelajaran yang telah dikembangkan oleh para ahli pendidikan di dunia. Bahkan beberapa kalangan guru yang mempunyai keahlian, kemampuan, dan keterampilan serta meningkat. Arends dalam Trianto (2010: 51) mengartikan model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas Sedangkan menurut Joyce & Weil (1971) dalam Mulyani Sumantri, dkk (1999: 42) model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu, dan memiliki fungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktifitas belajar mengajar. Berdasarkan dua pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dan berfungsi sebagi pedoman bagi perancang pembelajaran dan para guru dalam merancang dan melaksanakan proses belajar mengajar. Menurut Trianto (2010: 53) fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman bagi perancang pengajar dan para guru dalam melaksanakan pembelajaran. Untuk memilih model ini sangat dipengaruhi oleh sifat dari materi yang akan diajarkan, dan juga dipengaruhi oleh tujuan yang akan dicapai dalam pengajaran tersebut serta tingkat kemampuan peserta didik. Di samping itu pula, setiap model pembelajaran juga mempunyai tahap-tahap (sintaks) yang dapat dilakukan siswa dengan bimbingan guru. Antara sintaks
Salah satu masalah yang sedang di alami di dalam dunia pendidikan kita adalah maslah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong uuntuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas di arahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi ; otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai macam informasi tanpa di tuntut untuk memahami informasi yang diingtanya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari – hari. Akibatnya, ketika anak didik telah lulus dari sekolah, mereka pintas secara teoritis tetapi miskin aplikasi. Undang – undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidika adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Terdapat bebrapa hal penting yang perlu kita kritisi dari konsep pendidikan tersebut menurut undang – undang. Pertama, pendidikan adalah usaha sadar yang terancana hal ini berarti proses pendidikan disekolah bukanlah proses yang dilaksanakan secara asal-asalan dan untung-untungan tetapi proses yang bertujuan sehingga segala sesuatu yang dilakukan guru dan siswa diarahkan pada pencapaian tujuan. Kedua, proses pendidikan yang terencana itu diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran. Hal ini berarti proses pendidikan tidak boleh mengesampingkan proses belajar.
PT. RAJAGRAFINDO PERSADA, 2022