Kristologi

Penulisan ini bertujuan menjawab kekeliruan berkepanjangan tentang Konsep Kristologi Saksi-saksi Yehuwa yang keliru, yaitu Kristus bukan Allah sejati, melainkan suatu ciptaan “yang sulung: πρωτοτοκος” yang berbeda dengan Allah Bapa Sang Pencipta (Kolose 1:15). Dengan metode kajian pustaka, penulisan ini memilih pengumpulan data tentang Kritologi yang relevan untuk menemukan kebenaran sejati terhadap rekonstruksi Konsep Kristologi yang benar. Oleh karena itu, kekeliruan terjawab dengan benar bahwa Kolose 1:15 tidak seharusnya ditafsirkan dengan harfiah, tetapi dimaknai secara teologis sehingga makna “yang sulung: πρωτοτοκος” adalah otoritas atau hubungan. Dengan demikian, Kristus adalah Allah yang merupakan pelaku dari penciptaan.

Pertanyaan kedua dari pertanyaan utama dari dua Natur Kristus adalah mengapa Yesus harus menjadi manusia? Yesus harus menjadi manusia untuk menggenapi atau memenuhi tugasNya sebagai penengah antara Allah dengan manusia. Ada 3 jawaban kuat untuk menjawab pertanyaan mengapa Yesus harus menjadi manusia?. Jawaban pertama yaitu hanya Yesus adalah 100% Allah dan 100% manusia, yang dapat menjembatani jurang antara natur Allah dan natur manusia.

Jawaban kedua adalah hanya Yesus yang merupakan 100% Tuhan dan 100% manusia dapat taat kepada Allah sebagai pengganti kita di kayu salib.

Jawaban ketiga adalah satu-satu tujuan inkarnasi Yesus menjadi manusia yaitu penebusan kita. Upah dosa adalah maut (roma 6:23), Yesuslah yang menanggung upah dosa (maut) dari dosa umat manusia (Yesus menebus manusia di kayu salib). Tetapi, manusia tetap menanggung konsekuensi dosa yaitu bersusah payah mengerjakan mencari rezeki dan mengandung (kej 3:16-20). Implikasi dalam Pendidikan Kristen Implikasi dari materi ini adalah kita sebagai seorang manusia harus menyadari bahwa kita hanya ciptaan yang terbatas ruang dan waktu. Kita sebagai manusiapun merupakan natur dosa, yang ditebus oleh darah Yesus Kristus di kayu salib. Oleh Sebab itu, tidak ada lagi alasan untuk kita (manusia) menjadi sombong dengan apapun yang kita milikinya saat ini. M

Yohanes 1:1-2 "Pada mulanya adalah Firman; Firman itu Bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya Bersama-sama dengan Allah." Pertama dikatakan bahwa pada mulanya sebelum penciptaan ada Firman, yang adalah Yesus. Jesus before incarnation is the Word. Firman itu adalah Allah, tapi Firman itu bukan Allah, dan Firman itu adalah pribadi. Jadi, pada mulanya, ada Sang Firman dan juga ada Sang Allah, Sang Allah adalah pribadi, Sang Allah adalah Allah, dan bukan Sang Firman. Jadi, pada mulanya, Sang Firman Bersama-sama dengan Allah, mereka adalah dua pribadi yang berbeda. Jadi before the creation the Word and the God they were in company, dan mereka in a relation. Bentuk dari relation mereka, menunjukan adanya suatu keberadaan, dan itu adalah Holy Spirit.

Implikasi Kristologi dalam dunia Pendidikan Kristen yang pertama ialah adanya keterlibatan kita sebagai guru mampu menjelaskan kepada murid mengenai Allah Tritunggal bahwa Allah, Yesus Kristus, dan persutuan Roh Kudus adalah sama. Jadi, ada tiga pribadi namun satu esensi.  Keterlibatan guru dalam menyampaikan hal ini sangat penting melalui pendidikan dan pengajaran yang diberikan guru sehingga mampu membawa murid untuk lebih mengenal siapa penciptanya.

Yesus berinkarnasi menjadi manusia, tetapi walaupun menjadi manusia Yesus tidak meninggalkan keillahiannya. Yesus berinkarnasi sehingga menjadi 100% manusia dan 100% Allah. Bukti konkrit bahwa Yesus adalah manusia terdapt pada kelahiran Yesus (Mat 1:17-20), Yesus bertumbuh (Luk 2:40), Yesus mengalami lapar (Mat 4:2), Yesus mengalami rasa haus (Yoh 19:28). Sebelum Yesus berinkarnasi Ia terlebih dahulu menjadi putra Allah yang merupakan kedua dari trinitas atau biasa disebut sang Logos (firman) terdapat di Yoh 1:1-2. Sebelum dunia diciptakan yang terlebih dahulu eksis yaitu sang Logos (firman), sang Theos (Allah) dan persekutuan sang Logos dan sang Theos. Namun, yang kelihatan hanya 2 yaitu sang Logos dan sang Theos. Di mana sang Logos adalah Allah dan sang Theos adalah Allah, tetapi sang Logos tidak sama dengan sang Theos, tetapi sang Logos dan sang Theos memiliki hubungan yang berelasi. Hal ini menekankan bahwa sang Logos dan sang Theos memiliki kesamaan yaitu sama-sama Allah. Sang Logos dan sang Theos adalah suatu pribadi. Hal ini dapat kita lihat dalam ranah pendidikan Kristen, di mana siswa dan guru memiliki peran dan tanggung jawab yang berbeda. Siswa berperan aktif dalam melakukan kerja sama yang baik dengan teman-teman dan guru berperan untuk membimbing siswa, serta hal-hal lain yang merupakan peran dan tanggung jawab siswa dan guru. Walaupun peran dan tanggung jawab siswa dan guru berbeda-beda namun memiliki satu tujuan yang sama. Sama halnya dengan sang Logos dan sang Theos, di mana kedua pribadi tersebut memiliki peran yang berbeda-beda, tetapi memiliki satu tujuan yang sama yaitu untuk menyatakan kebesaran Allah kepada manusia. Hal lainnya juga dapat kita lihat yaitu bahwa setiap siswa memiliki bakat atau talenta yang berbeda-beda, sehingga seorang guru harus memahami talenta setiap siswanya karena semua talenta yang dimiliki setiap siswa berbeda-berbeda sesuai dengan talenta yang diberikan Tuhan, namun talenta yang diberikan Tuhan memiliki tujuan yang sama yaitu hanya untuk memuliakan nama-Nya.