Analisis Biaya Volume Laba
Analisis Biaya Volume Laba
Analisis Biaya Volume Laba
VOLUME-LABA
1 STRATEGI BERBASIS BIAYA
2 MARJIN KONTRIBUSI
3 TITIK IMPAS
2
Strategi Berbasis Biaya
Visi
Perusahaan Tujuan
(Manajemen)
Misi
Laba
Strategi Berbasis Biaya
Biaya variabel per unit yaitu besarnya biaya produk yang dibebankan
3 secara langsung pada setiap unit barang yang diproduksi.
Total biaya tetap yaitu keseluruhan biaya periodik selama suatu periode
4 tertentu.
Biaya bersifat linear dalam rentang cakupan yang relevan dan dapat
dibagi secara akurat menjadi unsur biaya tetap dan biaya variabel.
2 Jumlah biaya variabel per unit konstan dan jumlah biaya tetap total
juga harus konstan
Jumlah unit yang diproduksi sama dengan jumlah unit yang dijual. Ini
4
berarti jumlah persediaan tidak berubah
Marjin Kontribusi
Volume
Keterangan
1 Unit 10 Unit 100 Unit 1000 Unit 1500 Unit
Penjualan 750.000 7.500.000 75.000.000 750.000.000 1.125.000.000
Biaya
(300.000) (3.000.000) (30.000.000) (300.000.000) (450.000.000)
Variabel
Marjin
450.000 4.500.000 45.000.000 450.000.000 675.000.000
Kontribusi
Biaya Tetap (900.000.000) (900.000.000) (900.000.000) (900.000.000) (900.000.000)
Laba (Rugi)
(899.550.000) (895.500.000) (855.000.000) (450.000.000) (225.000.000)
Usaha
Ilustrasi Marjin Kontribusi
Tetapi pada saat penjualan mencapai volume 2.000 unit, perusahaan
memperoleh pendapatan penjualan sebesar Rp. 1.500.000.000 dan biaya
variabel yang dikeluarkan sebesar Rp. 600.000.000, sehingga memperoleh
marjin kontribusi sebesar Rp. 900.000.000. karena harus menanggung biaya
tetap sebesar Rp. 900.000.000, maka pada volume ini perusahaan tidak
memperoleh laba sama sekali. Jadi, pada volume penjualan sebesar 2.000 unit
perusahaan tidak mengalami rugi tetapi juga tidak memperoleh laba sama sekali.
Artinya, volume ini merupakan batas penjualan minimal agar perusahaan tidak
mengalami kerugian.
Volume
Keterangan
2.000 Unit
Penjualan 1.500.000.000
Biaya Variabel (600.000.000)
Marjin Kontribusi 900.000.000
Biaya Tetap (900.000.000)
Laba (Rugi) Usaha 0
Ilustrasi Marjin Kontribusi
Pada saat penjualan di atas 2.000 unit, setiap sumbangan marjin
kontribusi per unit berarti merupakan sumbangan terhadap laba
perusahaan. Atau setiap tambahan marjin kontribusi di atas Rp.
900.000.000 berarti tambahan terhadap laba usaha sebesar jumlah yang
sama.
Volume
Keterangan
2.001 Unit 2.100 Unit 5.000 Unit 10.000 Unit
Penjualan 1.500.750.000 1.575.000.000 3.750.000.000 7.500.000.000
Biaya
(600.300.000) (630.000.000) (1.500.000.000) (3.000.000.000)
Variabel
Marjin
900.450.000 945.000.000 2.250.000.000 4.500.000.000
Kontribusi
Biaya
(900.000.000) (900.000.000) (900.000.000) (9.000.000.000)
Tetap
Laba
(Rugi) 450.000 45.000.000 1.350.000.000 3.600.000.000
Usaha
Ilustrasi Marjin Kontribusi
Misalkan pada saat menjual sebanyak 2.001 unit, perusahaan akan
memperoleh marjin kontribusi sebesar Rp. 900.450.000 sehingga akan
memperoleh laba usaha sebesar Rp. 450.000. Ketika penjualan
mencapai 2.100 unit, perusahaan memperoleh marjin kontribusi
sebesar Rp. 945.000.000 dan itu berarti laba usaha sebesar Rp.
45.000.000. Pada saat penjualan mencapai 5.000 unit, perusahaan
memperoleh margin kontribusi sebesar Rp. 2.250.000.000 dan itu
berarti terjadi laba usaha sebesar Rp. 1.350.000.000. Ketika 10.000
unit produk terjual, perusahaan akan memperoleh marjin kontribusi
sebesar Rp. 4.500.000.000 dan diperoleh laba usaha sebesar Rp.
3.600.000.000.
Dari ilustrasi tersebut jelas bahwa setiap perubahan volume penjualan
akan diikuti dengan perubahan besarnya biaya variabel total, yang
selanjutnya akan menghasilkan perubahan perolehan marjin
kontribusi. Perubahan marjin kontribusi akan berdampak langsung
pada perubahan perolehan laba usaha perusahaan.
Titik Impas
Titik Impas adalah volume penjualan yang harus
dicapai agar perusahaan tidak mengalami kerugian
tetapi juga tidak memperoleh laba sama sekali.
Persamaanya:
Total Biaya Tetap
Titik Impas =
1- Biaya Variabel
Penjualan
Ilustrasi Titik Impas
PT. Warna Kita adalah produsen zat pewarna kain. Kapasitas
produksi perusahaan ini dalam satu tahun adalah 1.200 ton zat
pewarna. Untuk menghasilkan produk dengan volume
tersebut, dikeluarkan biaya tetap sebesar Rp. 360.000.000.
sedangkan biaya variabel total yang dibutuhkan adalah Rp.
1.080.000.000. Harga jual zat pewarna tersebut adalah Rp.
1.500.000 per ton.
Berdasarkan data tersebut, jika dihitung titik impasnya maka
harus dihitung terlebih dahulu biaya variabel per ton zat
pewarna. Biaya variabel total untuk memproduksi 1.200 ton
zat pewarna adalah Rp. 1.080.000.000, sehingga biaya
variabel yang dibutuhkan untuk memproduksi satu ton zat
pewarna adalah Rp. 900.000 yaitu dari hasil membagi Rp.
1.080.000.000 dengan 1.200 ton zat pewarna.
Ilustrasi Titik Impas
Kemudian, dari data yang telah tersedia dapat dihitung
volume titik impasnya, yaitu:
Total Biaya Tetap
Titik Impas =
1- Biaya Variabel
Penjualan
360.000.000
Titik Impas = = Rp. 900.000.000
1- 900.000
1.500.000
Ilustrasi Titik Impas
Jumlah sebesar Rp. 900.000.000 itu merupakan nilai penjualan
minimal agar perusahaan tidak mengalami kerugian, tetapi
sekaligus juga merupakan nilai penjualan yang mengakibatkan
perusahaan belum memperoleh keuntungan. Untuk mengetahui
volume penjualan agar perusahaan tidak mengalami kerugian,
bagi nilai penjualan dengan harga jual setiap unit produk
tersebut.
Rp. 900.000.000
Titik Impas (Dalam Unit) = = 600 ton
Rp. 1.500.000
Ilustrasi Titik Impas
Itu berarti volume titik impas dalam ilustrasi tersebut dapat
diketahui dengan membagi Rp. 900.000.000 dengan Rp.
1.500.000, sehingga diperoleh angka sebesar 600 ton. Jadi, PT.
ABC harus mencapai penjualan minimal sebesar 600 ton zat
pewarna agar tidak mengalami kerugian.
Bukti:
Laba = Penjualan – Biaya Total
= Penjualan – Biaya Tetap – Biaya Variabel
= (600 ton x Rp. 1.500.000) – Rp. 360.000.000 – (600 ton x 900.000)
= Rp. 900.000.000 – Rp. 360.000.000 – Rp. 540.000.000
=0
Jadi, pada saat menjual produknya sebanyak 600 ton, perusahaan memperoleh
laba sebesar nol. Jadi, agar tidak mengalami kerugian, perusahaan harus
menjual minimal 600 ton zat pewarna. Pada volume penjualan 600 ton ini
seluruh biaya tetap sebesar Rp. 360.000.000 telah ditutup.
Ilustrasi Titik Impas Multi Produk
PT. Pelangi Indonesia memproduksi empat jenis barang yang
diberi kode A1, B2, V3 dan D4. Produk tersebut rencananya akan
diproduksi dan dijual dengan komposisi volume 20.000 unit,
15.000 unit, 10.000 unit dan 5.000 unit. Sedangkan masing-
masing produk dijual dengan harga per unit sebesar Rp. 11.000,
Rp. 16.000, Rp. 21.000 dan Rp. 26.000. Untuk membuat seluruh
produk tersebut komposisi volume seperti itu dan dalam
kapasitas produksi perusahaan, dibutuhkan biaya tetap sebesar
Rp. 144.000.000. Sedangkan biaya variabel per unit yang harus
dikeluarkan untuk masing-masing produk adalah sebesar Rp.
7.000 untuk A1, Rp. 8.000 untuk B2, Rp. 11.000 untuk C3 dan
Rp. 14.000 untuk D4.
Agar perusahaan tidak mengalami kerugian, minimal berapa
unitkah A1, B2, C3 dan D4 yang harus dijual?
PENYELESAIAN
Keterangan A1 B2 C3 D4
Harga Jual Per Unit 11.000 16.000 21.000 26.000
Biaya Variabel Per Unit 7.000 8.000 11.000 14.000
Volume Penjualan 20.000 15.000 10.000 5.000
Perbandingan Volume 4 3 2 1
Penjualan
Jadi, jika titik impas perusahaan tersebut dapat dihitung dengan rumus
titik impas biasa, yaitu memperhitungkan perbandingan volume
penjualan antara satu produk dan produk lainnya, seperti terlihat
berikut ini:
Berarti titik impas akan tercapai pada saat penjualan mencapai nilai
Rp. 320.000.000. Titik impas dalam unit akan tercapai dengan
membagi nilai titik impas dalam rupiah dengan harga jual gabungan
dari keempat jenis produk tersebut berdasarkan perbandingan
volume penjualannya yaitu (4 x 11.000) + (3 x 16.000) + (2 x
21.000) + (1 x 26.000) = Rp. 160. 000
Titik impas (dalam unit) adalah 320.000.000 dibagi 160.000
yaitu 2.000 paket.
Itu berarti titik impas perusahaan tersebut akan tercapai jika masing-
masing produk dijual dengan komposisi volume penjualan sebesar:
A1 = 2.000 x 4 = 8.000 Unit
B2 = 2.000 x 3 = 6.000 Unit
C3 = 2.000 x 2 = 4.000 Unit
D4 = 2.000 x 1 = 2.000 Unit
Bukti :
Laba = Penjualan – Biaya Total
= Penjualan – Biaya Tetap – Biaya Variabel
= ((8.000 Unit x Rp. 11.000) + (6.000 Unit x Rp. 16.000) +
(4.000 Unit x Rp. 21.000) + (2.000 Unit x Rp. 26.000)) –
Rp. 144.000.000 – ((8.000 Unit x Rp. 7.000) + (6.000 Unit x Rp.
8.000) + (4.000 Unit x Rp. 11.000) + (2.000 Unit x Rp.
14.000)
= (88.000.000 + 96.000.000 + 84.000.000 + 52.000.000) –
144.000.000 – (56.000.000 + 48.000.000 + 44.000.000 + 2
8.000.000)
= 320.000.000 – 144.000.000 – 176.000.000
=0
LATIHAN
Fixed Cost suatu toko sepatu : Rp.500.000,-
Variable cost Rp.10.000 / unit
Harga jual Rp. 20.000 / unit
Maka BEP per unit dan berapa uang penjualan yang
perlu diterima agar terjadi BEP adalah ???
LATIHAN
PT. Bangkrut Terus memproduksi empat jenis barang yang diberi kode A001, A002, A003 dan
A004. Produk tersebut rencananya akan diproduksi dan dijual dengan komposisi volume 30.000
unit, 25.000 unit, 20.000 unit dan 15.000 unit. Sedangkan masing-masing produk dijual dengan
harga per unit sebesar Rp. 12.000, Rp. 18.000, Rp. 23.000 dan Rp. 28.000. Untuk membuat
seluruh produk tersebut komposisi volume seperti itu dan dalam kapasitas produksi perusahaan,
dibutuhkan biaya tetap sebesar Rp. 145.792.000. Sedangkan biaya variabel per unit yang harus
dikeluarkan untuk masing-masing produk adalah sebesar Rp. 8.000 untuk A001, Rp. 9.000 untuk
A002, Rp. 12.000 untuk A003 dan Rp. 13.000 untuk A004. Agar perusahaan tidak mengalami
kerugian, minimal berapa unitkah A001, A002, A003 dan A004 yang harus dijual?
Keterangan A001 A002 A003 A004
Perbandingan Volume 6 5 4 3
Penjualan