Teori Belajar Gagne
Teori Belajar Gagne
Teori Belajar Gagne
GAGNE
Ali Akhmad Setiyawan (0401520055) Dosen Pengampu :
M. Fikri Nurhidayat (0401520069) Dr. Iwan Junaedi, M.Pd.
Iqbal Widianto (0401520079) Dr. Mohammad Asikin, M.Pd.
KARIR
(1940-1949) Professor bidang psikologi dan psikologi pendidikan di Connecticut College (khusus
wanita)
(1945-1946) Universitas Negara bagian Pensylvania
(1949-1958) Direktur Riset untuk AU di Lackland (Texas) dan Lowry (Colorado)
(1958-1961) Konsultan dari Departemen Pertahanan
(1962-1965) Direktur Riset Institut Penelitian Amerika di Pittsburgh
(1964-1966) Dinas Pendidikan Amerika Serikat
(1969 - ….. ) Professor di Departemen Penelitian Pendidikan di Universitas Negara bagian Florida
2
”mengapa seseorang
Manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk
perlu belajar?” berbudaya, maka belajar merupakan kebutuhan
yang vital sejak manusia dilahirkan
Gagne berpendapat bahwa belajar dipengaruhi oleh pertumbuhan dan lingkungan, namun yang paling besar
pengaruhnya adalah lingkungan individu seseorang. Belajar tidak dapat didefinisikan dengan mudah
karena belajar itu bersifat kompleks.
Menurut Gagne, ada tiga elemen belajar, yaitu :
a) individu yang belajar
b) situasi stimulus
c) responden yang melaksanakan aksi sebagai akibat dari stimulasi
Sistematika
Lima Tipe Belajar
Sistematika lima tipe belajar ini Sistematika ini mencakup
memperhatikan pada hasil belajar yang semua hasil belajar yang
diperoleh siswa. Hasil belajar ini dapat diperoleh, namun
merupakan kemampuan internal yang telah tidak menunjukkan setiap
menjadi milik pribadi seseorang dan hasil belajar atau
memungkinkan orang tersebut melakukan kemampuan internal satu-
sesuatu yang dapat memberikan prestasi persatu.
tertentu
4
Keterangan :
Skema kognitif
Sistematika Lima Tipe Belajar Skema Afektif
1 2 3 4 5 6 7 8
5
Sistematika
Lima Tipe Belajar
a. Informasi Verbal (Verbal Information)
- Pengetahuan yang dimiliki seseorang dan dapat diungkapkan dalam bahasa, lisan,
dan tulisan.
- Sumber pengetahuan diperoleh dari penggunaan bahasa, lisan maupun tertulis.
- Informasi ini diklasifikasikan sebagai fakta, prinsip, nama generalisasi.
Contoh :
Siswa dapat menyebutkan dalil Phytagoras yang berbunyi, “pada segitiga siku-siku
berlaku kuadrat sisi miring sama dengan jumlah kuadrat sisi-sisi siku-sikunya.
6
Sistematika
Lima Tipe Belajar
b. Kemahiran Intelektual (Intelectual Skill)
- Kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menentukan baik atau buruk bagi
dirinya sendiri, serta mengambil tindakan.
- Kapabilitas sikap adalah kecenderungan untuk merespon secara tepat terhadap
stimulus atas dasar penilaian terhadap stimulus tersebut.
- Contoh, ketika ulangan harian, siswa berhak memilih mengerjakan sendiri atau
mencontek pekerjaan teman.
8
Sistematika
Delapan Tipe Belajar
a. Belajar Isyarat (Signal Learning)
Tipe ini dilakukan dengan merespons suatu isyarat. Jadi respons yang dilakukan itu bersifat umum,
kabur, emosional dan tanpa kesengajaan. Belajar isyarat mirip dengan conditioned respons atau
respon bersyarat.
Contoh : sikap guru yang sangat menyenangkan siswa, dan membuat siswa yang mengikuti
pelajaran guru tersebut menyenangi pelajaran yang diajarkan oleh guru tersebut.
Tipe belajar S – R, respons bersifat spesifik. Belajar stimulus respon adalah belajar untuk
merespon suatu isyarat, dilakukan dengan kesengajaan.
Contoh : Misalnya siswa menirukan guru menyebutkan persegi setelah gurunya
menyebutkan persegi
9
Sistematika
Delapan Tipe Belajar
c. Belajar Rangkaian (Chaining)
Tipe belajar ini semacam rangkaian antar S-R, merupakan perbuatan fisik terurut dari dua kegiatan
atau lebih stimulus respon.
Contoh : misalnya seorang anak akan menggambar sebuah lingkaran yang pusat dan jari-jarinya
diketahui, maka anak tsb memegang jangka, kemudian mengukur jarak titik pusat, dan seterusnya.
belajar asosiasi verbal adalah perbuatan lisan terurut dari dua kegiatan atau lebih stimulus
respon
Contoh : Suatu kalimat “unsur itu berbangun limas”
Seseorang dapat menyatakan bahwa unsur berbangun limas jika ia mengetahui berbagai
bangun, seperti balok, kubus, atau kerucut
10
Sistematika
Delapan Tipe Belajar
e. Belajar Diskriminasi (Discrimination)
Tipe belajar ini adalah pembedaan terhadap berbagai rangkaian, sehingga bisa memahami
bermacam-macam objek fisik dan konsep, dalam merespon lingkungannya
Contoh : Membedakan berbagai bentuk wajah, waktu, binatang, atau tumbuh-tumbuhan.
Tipe belajar ini diperoleh dari hasil membuat tafsiran terhadap fakta. Belajar pembentukan
konsep menginginkan agar anak dapat mengklasifikasikan objek-objek ke dalam kelompok-
kelompok yang memiliki karakteristik sama
Contoh : Menggolongkan binatang bertulang belakang menurut ciri-ciri khusus (kelas),
seperti kelas mamalia, reptilia, amphibia, burung, ikan.
11
Sistematika
Delapan Tipe Belajar
g. Belajar Aturan (Rule)
Hukum, dalil atau rumus adalah rule (aturan). Tipe belajar ini banyak terdapat dalam semua pelajaran
di sekolah. Setiap dalil atau rumus yang dipelajari harus dipahami artinya.
Contoh : - Benda memuai jika dipanaskan
- Besar sudut dalam segitiga sama dengan 180 o.
Dalam tipe belajar ini, upaya pemecahan masalah dilakukan dengan menghubungkan berbagai
hal yang relevan dengan masalah tersebut. Kesanggupan memecahkan suatu masalah
memperbesar kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah lain yang timbul.
12
Fase – Fase Belajar
Fase-fase belajar berikut ini berlaku untuk tipe jenis belajar apapun,
baik sistematika delapan tipe belajar, maupun lima tipe belajar.
RESPON
STIMULUS (HASIL BELAJAR)
13
Fase – Fase Belajar
15
Sembilan Peristiwa
Belajar
16
Sembilan Peristiwa Belajar
3.
1. 2.
Mengingat Kembali 4.
Mendapatkan Perhatian Menginformasikan
Pengetahuan Menyajikan Stimulus
Siswa Tujuan Pembelajaran
Sebelumnya
5. 7.
6. 8.
Memberikan Bimbingan Memberikan Umpan
Menampilkan Kinerja Menilai Hasil Belajar
Belajar Balik
9.
Meningkatkan
Retensi/Ingatan dan
Transfer Pembelajaran
17
Sembilan Peristiwa
Belajar
1. Mendapatkan Perhatian Siswa
18
Sembilan Peristiwa
Belajar
3. Mengingat Kembali Pengetahuan Sebelumnya
Dengan mengingat kembali materi sebelumnya membantu peserta didik menerima materi
baru.
Contoh Tindakan : - Memberi pertanyaan materi sebelumnya
4. Menyajikan Stimulus
Menyajikan materi yang menarik dan menantang dengan stimulus tertentu dan sesuai
dengan tujuan pembelajaran.
Contoh Stimulus : - Contoh
- Ilustrasi/Gambar
19
Sembilan Peristiwa
Belajar
5. Menberikan Bimbingan Belajar
6. Menampilkan Kinerja
Siswa menjelaskan pemahaman materi untuk meyakinkan guru dan diri sendiri.
Contoh Tindakan : - memberikan latihan
20
Sembilan Peristiwa
Belajar
7. Memberi Umpan Balik
21
Contoh Penerapan Sembilan Peristiwa Belajar
dalam Azizah et.al. (2019)
3.
Mengingat • Guru memberi pertanyaan
Kembali terkait materi sebelumnya.
Pengetahuan
Sebelumnya
5.
• Guru meminta siswa berdiskusi dan
Memberikan mencatat hasilnya dalam lembar
Bimbingan kerja kelompok.
Belajar
8.
• Guru memberi soal tulis dan lisan
Menilai terkait materi pecahan senilai
sesuai dengan indikator
Hasil kemampuan komunikasi matematis.
25
Belajar
Contoh Penerapan Sembilan Peristiwa Belajar
dalam Azizah et.al. (2019)
26
Penerapan Teori Gagne
Irwan Akib
Alih belajar
28
Menginformasikan tujuan Memberikan rangsangan
Memelihara perhatian
pembelajaran dalam kepada siswa dalam
dalam membangun
membangun kapabilitas membangun kapabilitas
kapabilitas sikap
sikap intelektual
29
KELEBIHAN TEORI GAGNE
30
KELEMAHAN TEORI GAGNE
31
KESIMPULA
N
32
Referensi
Akib, I. 2016. Implementasi Teori Belajar Robert Gagne dalam Pembelajaran Konsep Matematika (Suatu Alternatif
Kegiatan Mengajar Belajar Konsep Matematika). Makasar: Lembaga Perpustakaan dan Penerbitan Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Al-Mahiroh, R. S., & Suyadi. (2020). Kontribusi Teori Kognitif Robert M. Gagne dalam Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam. Qalamuna - Jurnal Pendidikan, Sosial, dan Agama, 12(2), 117-126.
Azizah, A. N., et. al. (2019). Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Menggunakan Teori Belajar Gagne dan
Media Kartu Pecahan dalam Materi Pecahan Senilai. Indonesian Journal of Primary Education, 3(1), 48-61.
Botty, H. M. R. H., & Shahrill, M. (2014). The Impact of Gagné, Vygotsky and Skinner Theories in Pedagogical
Practices of Mathematics Teachers in Brunei Darussalam. Review of European Studies, 6(4), 100-109.
33
Referensi
Ngussa, B. M. (2014). Gagne’s Nine Events of Instruction in Teaching-Learning Transaction: Evaluation of Teachers by
High School Students in Musoma- Tanzania. International Journal of Education and Research, 2(7), 189-206.
Warsita, Bambang. (2008). Teori Belajar Robert M. Gagne dan Implikasinya Pada Pentingnya Pusat Sumber Belajar.
PUSTEKKOM Departemen Pendidikan Nasional.
Winlel, W.S. (2005). Psikologi Pengajaran (CetakanKetujuh). Yogyakarta: Penerbit Media Abadi.
Link Pendukung
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132303693/pendidikan/PengembanganPembelajaranMatematika_UNIT_3_0.pdf
34
TERIMA KASIH
35