Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Teori Belajar Gagne

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 35

Learning Theory by

GAGNE
Ali Akhmad Setiyawan (0401520055) Dosen Pengampu :
M. Fikri Nurhidayat (0401520069) Dr. Iwan Junaedi, M.Pd.
Iqbal Widianto (0401520079) Dr. Mohammad Asikin, M.Pd.

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN


MATEMATIKA
PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI
SEMARANG
1
Robert Mills Gagne
(21 Agustus 1916 – 28 April 2002)

 Gagne lahir di Andover Utara, Massachusetts


 1940 -- Mendapatkan gelar Ph.D dari Universitas Brown

KARIR
 (1940-1949) Professor bidang psikologi dan psikologi pendidikan di Connecticut College (khusus
wanita)
 (1945-1946) Universitas Negara bagian Pensylvania
 (1949-1958) Direktur Riset untuk AU di Lackland (Texas) dan Lowry (Colorado)
 (1958-1961) Konsultan dari Departemen Pertahanan
 (1962-1965) Direktur Riset Institut Penelitian Amerika di Pittsburgh
 (1964-1966) Dinas Pendidikan Amerika Serikat
 (1969 - ….. ) Professor di Departemen Penelitian Pendidikan di Universitas Negara bagian Florida
2
”mengapa seseorang
Manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk
perlu belajar?” berbudaya, maka belajar merupakan kebutuhan
yang vital sejak manusia dilahirkan

Gagne berpendapat bahwa belajar dipengaruhi oleh pertumbuhan dan lingkungan, namun yang paling besar
pengaruhnya adalah lingkungan individu seseorang. Belajar tidak dapat didefinisikan dengan mudah
karena belajar itu bersifat kompleks.
Menurut Gagne, ada tiga elemen belajar, yaitu :
a) individu yang belajar
b) situasi stimulus
c) responden yang melaksanakan aksi sebagai akibat dari stimulasi
Sistematika
Lima Tipe Belajar
Sistematika lima tipe belajar ini Sistematika ini mencakup
memperhatikan pada hasil belajar yang semua hasil belajar yang
diperoleh siswa. Hasil belajar ini dapat diperoleh, namun
merupakan kemampuan internal yang telah tidak menunjukkan setiap
menjadi milik pribadi seseorang dan hasil belajar atau
memungkinkan orang tersebut melakukan kemampuan internal satu-
sesuatu yang dapat memberikan prestasi persatu.
tertentu

4
Keterangan :
Skema kognitif
Sistematika Lima Tipe Belajar Skema Afektif

(HASIL BELAJAR) Skema Psikomotorik

Informasi Kemahiran Strategi Keterampilan


Sikap
Verbal Intelektual Kognitif Motorik

1 2 3 4 5 6 7 8

Belajar Belajar Belajar Asosiasi Belajar Belajar Belajar Belajar


Isyarat S-R Rangkaian Verbal Diskriminasi Konsep Aturan Pemecahan Masalah

5
Sistematika
Lima Tipe Belajar
a. Informasi Verbal (Verbal Information)

- Pengetahuan yang dimiliki seseorang dan dapat diungkapkan dalam bahasa, lisan,
dan tulisan.
- Sumber pengetahuan diperoleh dari penggunaan bahasa, lisan maupun tertulis.
- Informasi ini diklasifikasikan sebagai fakta, prinsip, nama generalisasi.

Contoh :
Siswa dapat menyebutkan dalil Phytagoras yang berbunyi, “pada segitiga siku-siku
berlaku kuadrat sisi miring sama dengan jumlah kuadrat sisi-sisi siku-sikunya.

6
Sistematika
Lima Tipe Belajar
b. Kemahiran Intelektual (Intelectual Skill)

- Kemampuan yang dimiliki seseorang untuk dapat membedakan, menguasai


konsep, aturan, dan memecahkan masalah.
- Kemahiran intelektual berrepresentasi dengan konsep, dan berbagai lambang/
symbol (huruf, angka, kata, gambar).
NB : dalam Kemahiran Intelektual, terdapat delapan tipe belajar.

c. Pengaturan Kegiatan Kognitif (Cognitive Strategy)

- Kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mengkoordinasikan serta


mengembangkan proses berpikir dengan cara merekam, membuat analisis dan
sintesis.

7 - Menggunakan cara yang sama apabila menemukan kesulitan yang sama.


Sistematika
Lima Tipe Belajar
d. Sikap (Attitude)

- Kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menentukan baik atau buruk bagi
dirinya sendiri, serta mengambil tindakan.
- Kapabilitas sikap adalah kecenderungan untuk merespon secara tepat terhadap
stimulus atas dasar penilaian terhadap stimulus tersebut.
- Contoh, ketika ulangan harian, siswa berhak memilih mengerjakan sendiri atau
mencontek pekerjaan teman.

e. Keterampilan Motorik (Motor Skill)

- Kemampuan yang dimiliki seseorang untuk dalam melakukan suatu rangkaian


gerak-gerik jasmani dalam urutan tertentu.
- Contoh, Kemampuan dalam mendemonstrasikan alat-alat peraga matematika.

8
Sistematika
Delapan Tipe Belajar
a. Belajar Isyarat (Signal Learning)

Tipe ini dilakukan dengan merespons suatu isyarat. Jadi respons yang dilakukan itu bersifat umum,
kabur, emosional dan tanpa kesengajaan. Belajar isyarat mirip dengan conditioned respons atau
respon bersyarat.
Contoh : sikap guru yang sangat menyenangkan siswa, dan membuat siswa yang mengikuti
pelajaran guru tersebut menyenangi pelajaran yang diajarkan oleh guru tersebut.

b. Belajar Stimulus – Respons ( Stimulus Respons Learning)

Tipe belajar S – R, respons bersifat spesifik. Belajar stimulus respon adalah belajar untuk
merespon suatu isyarat, dilakukan dengan kesengajaan.
Contoh : Misalnya siswa menirukan guru menyebutkan persegi setelah gurunya
menyebutkan persegi
9
Sistematika
Delapan Tipe Belajar
c. Belajar Rangkaian (Chaining)

Tipe belajar ini semacam rangkaian antar S-R, merupakan perbuatan fisik terurut dari dua kegiatan
atau lebih stimulus respon.
Contoh : misalnya seorang anak akan menggambar sebuah lingkaran yang pusat dan jari-jarinya
diketahui, maka anak tsb memegang jangka, kemudian mengukur jarak titik pusat, dan seterusnya.

d. Belajar Asosiasi Verbal (Verbal Assosiation)

belajar asosiasi verbal adalah perbuatan lisan terurut dari dua kegiatan atau lebih stimulus
respon
Contoh : Suatu kalimat “unsur itu berbangun limas”
Seseorang dapat menyatakan bahwa unsur berbangun limas jika ia mengetahui berbagai
bangun, seperti balok, kubus, atau kerucut
10
Sistematika
Delapan Tipe Belajar
e. Belajar Diskriminasi (Discrimination)

Tipe belajar ini adalah pembedaan terhadap berbagai rangkaian, sehingga bisa memahami
bermacam-macam objek fisik dan konsep, dalam merespon lingkungannya
Contoh : Membedakan berbagai bentuk wajah, waktu, binatang, atau tumbuh-tumbuhan.

f. Belajar Konsep (Conseptual Learning)

Tipe belajar ini diperoleh dari hasil membuat tafsiran terhadap fakta. Belajar pembentukan
konsep menginginkan agar anak dapat mengklasifikasikan objek-objek ke dalam kelompok-
kelompok yang memiliki karakteristik sama
Contoh : Menggolongkan binatang bertulang belakang menurut ciri-ciri khusus (kelas),
seperti kelas mamalia, reptilia, amphibia, burung, ikan.
11
Sistematika
Delapan Tipe Belajar
g. Belajar Aturan (Rule)

Hukum, dalil atau rumus adalah rule (aturan). Tipe belajar ini banyak terdapat dalam semua pelajaran
di sekolah. Setiap dalil atau rumus yang dipelajari harus dipahami artinya.
Contoh : - Benda memuai jika dipanaskan
- Besar sudut dalam segitiga sama dengan 180 o.

h. Belajar Pemecahan Masalah (Problem Solving)

Dalam tipe belajar ini, upaya pemecahan masalah dilakukan dengan menghubungkan berbagai
hal yang relevan dengan masalah tersebut. Kesanggupan memecahkan suatu masalah
memperbesar kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah lain yang timbul.

12
Fase – Fase Belajar
Fase-fase belajar berikut ini berlaku untuk tipe jenis belajar apapun,
baik sistematika delapan tipe belajar, maupun lima tipe belajar.

Fase Fase Fase Fase


Penerimaan Penguasaan Pengendapan Pengungkapan
Kembali

RESPON
STIMULUS (HASIL BELAJAR)
13
Fase – Fase Belajar

Fase Fase Fase Fase


Penerimaan Penguasaan Pengendapan Pengungkapan
Kembali

Fase penerimaan (Apprehending phase) Fase penguasaan (Acquisition phase)


Pada fase ini, rangsang diterima oleh seseorang Pada tahap ini akan dapat dilihat apakah
yang belajar. Ada beberapa langkah yang berjalan, seseorang sudah belajar atau belum. Orang yang
pertama timbulnya perhatian, kemudian telah belajar akan dapat dilihat dari adanya
penerimaan, dan terakhir adalah pencatatan. perubahan pada kemampuan atau sikap
pribadinya.
14
Fase – Fase Belajar

Fase Fase Fase Fase


Penerimaan Penguasaan Pengendapan Pengungkapan
Kembali

Fase pengendapan (Storage phase)  Fase pengungkapan kembali (Retrieval phase)


Sesuatu yang telah dimiliki akan disimpan agar Apa yang telah dipelajari, dimiliki, dan disimpan
tidak cepat hilang sehingga dapat digunakan bila (dalam ingatan) akan dibuka kembali untuk
diperlukan. Fase ini berhubungan dengan digunakan (memecahkan masalah) bila
ingatan dan kenangan. diperlukan.

15
Sembilan Peristiwa
Belajar
16
Sembilan Peristiwa Belajar
3.
1. 2.
Mengingat Kembali 4.
Mendapatkan Perhatian Menginformasikan
Pengetahuan Menyajikan Stimulus
Siswa Tujuan Pembelajaran
Sebelumnya

5. 7.
6. 8.
Memberikan Bimbingan Memberikan Umpan
Menampilkan Kinerja Menilai Hasil Belajar
Belajar Balik

9.
Meningkatkan
Retensi/Ingatan dan
Transfer Pembelajaran

17
Sembilan Peristiwa
Belajar
1. Mendapatkan Perhatian Siswa

Proses menarik perhatian siswa


Contoh : - Menampilkan animasi
- Bernyanyi
- Demonstrasi

2. Menginformasikan Tujuan Pembelajaran

Menginformasikan tujuan pembelajaran menjadi keharusan bagi guru.


Menjelaskan apa yang akan dicapai siswa.
Menyampaikan manfaat materi yang dipelajari.

18
Sembilan Peristiwa
Belajar
3. Mengingat Kembali Pengetahuan Sebelumnya

Dengan mengingat kembali materi sebelumnya membantu peserta didik menerima materi
baru.
Contoh Tindakan : - Memberi pertanyaan materi sebelumnya

4. Menyajikan Stimulus

Menyajikan materi yang menarik dan menantang dengan stimulus tertentu dan sesuai
dengan tujuan pembelajaran.
Contoh Stimulus : - Contoh
- Ilustrasi/Gambar

19
Sembilan Peristiwa
Belajar
5. Menberikan Bimbingan Belajar

Guru memberikan arahan dan bimbingan sesuai kebutuhan..

6. Menampilkan Kinerja

Siswa menjelaskan pemahaman materi untuk meyakinkan guru dan diri sendiri.
Contoh Tindakan : - memberikan latihan

Hukum latihan Thorndike : Ketika seseorang berlatih, efeknya akan meningkat.

20
Sembilan Peristiwa
Belajar
7. Memberi Umpan Balik

Membantu siswa mengetahui kemampuannya, dan menilai hasil unjuk kerja.

8. Menilai Hasil belajar

Menilai kemampuan siswa setelah memperoleh pembelajaran.


Guanakan alat penilaian yang valid (dapat mengukur kemampuan) dan reliabel (konsisten).

9. Meningkatkan Retensi/Ingatan dan Transger Pembelajaran

Meningkatkan daya ingat baik pengetahuan maupun keterampilan.


Informasi baru lebih mudah dipelajari ketika informasi lama telah dipelajari.
Contoh Tindakan: - Meminta siswa menyimpulkan pembelajaran
- Memberi latihan

21
Contoh Penerapan Sembilan Peristiwa Belajar
dalam Azizah et.al. (2019)

1. • Guru bernyanyi Bersama siswa


• Guru menunjukkan kartu pecahan
Mendapat dan menjelaskan keterkaitan
Perhatian Siswa dengan materi

• Siswa dapat menggambarkan


2. pecahan senilai.
Menginformasi • Siswa dapat membedakan pecahan
kan Tujuan senilai
• Siswa dapat menyelesaikan masalah
Pembelajaran pecahan senilai
22
Contoh Penerapan Sembilan Peristiwa Belajar
dalam Azizah et.al. (2019)

3.
Mengingat • Guru memberi pertanyaan
Kembali terkait materi sebelumnya.
Pengetahuan
Sebelumnya

• Guru membagi siswa menjadi 4


4. kelompok
Menyajikan • Guru meminta perwakilan
Stimulus kelompok mendemonstrasikan
cara bermain kartu pecahan
23
Contoh Penerapan Sembilan Peristiwa Belajar
dalam Azizah et.al. (2019)

5.
• Guru meminta siswa berdiskusi dan
Memberikan mencatat hasilnya dalam lembar
Bimbingan kerja kelompok.
Belajar

6. • Guru melakukan tanya-jawab terkait


konsep pecahan senilai yang dipelari.
Menampilkan • Guru meminta siswa mengerjakan
Kinerja soal pecahan senilai.
24
Contoh Penerapan Sembilan Peristiwa Belajar
dalam Azizah et.al. (2019)

7. • Guru mmelakukan tanya-jawab


Memberikan mengenai materi pecahan senilai
yang belum dipahami siswa.
Umpan Balik

8.
• Guru memberi soal tulis dan lisan
Menilai terkait materi pecahan senilai
sesuai dengan indikator
Hasil kemampuan komunikasi matematis.
25
Belajar
Contoh Penerapan Sembilan Peristiwa Belajar
dalam Azizah et.al. (2019)

9. • Guru membimbing siswa


Meningkatkan menyimpukan mengenai
Retensi/Ingata
n dan Transfer pecahan senilai dengan
Pembelajaran pertanyaan-pertanyaan.

26
Penerapan Teori Gagne
Irwan Akib

Aulia Nur Azizah


27
Pelaksanaan
Persiapan
kegiatan
mengajar
mengajar

Irwan Akib Perumusan


tujuan Persiapan
reformasi
Judul: Impelementasi Teori
belajar Robert Gagne dalam
Pembelajaran Konsep
Perolehan
Matematika Analisa
dan
definisi
perbuatan

Alih belajar

28
Menginformasikan tujuan Memberikan rangsangan
Memelihara perhatian
pembelajaran dalam kepada siswa dalam
dalam membangun
membangun kapabilitas membangun kapabilitas
kapabilitas sikap
sikap intelektual

Aulia Nur Azizah


Judul: Peningkatan Memberikan stimulus Membimbing siswa dalam Memberikan pemantapan
kemampuan dalam membangun membangun kapabilitas materi dalam membangun
kapabilitas informasi strategi kognitif dan kapabilitas keterampilan
komunikasi matematis verbal informasi verbal intelektual
menggunakan teori
belajar gagne dan
media kartu pecahan
dalam materi pecahan Mengevaluasi belajar
Menyimpulkan
senilai. Memberikan umpan balik dalam membangun
pembelajaran dalam
dalam membangun informasi verbal,
membangun kapabilitas
kapabilitas intelektual keterampilan intelektual
strategi kognitif
dan keterampilan motoric

29
KELEBIHAN TEORI GAGNE

 Tujuan pembelajaran tersusun secara rinci


 berorientasi pada hasil yang dapat diukut dan diamati
 Membiasakan guru untuk bersikap jeli dan peka pada
situasi dan kondisi belajar
 Kompetensi/perilaku/bahan pelajaran disusun secara
hirarki
 Menumbuhkan kemampuan yang membutuhkan praktik
dan pembiasaan

30
KELEMAHAN TEORI GAGNE

✘ Pembelajaran berpusat pada guru


✘ Pengaplikasian teori dengan frekuensi yang lama akan
mengakibatkan terjadinya pembelajaran yang sangat
tidak menyenangkan bagi peserta didik
✘ Peserta didik dipandang pasif
✘ Peserta didik tidak diberi ruang gerak untuk berkreasi,
bereskperimen dan mengembangkan kemampuannya
sendiri

31
KESIMPULA
N

• Belajar menurut Gagne adalah perubahan kemampuan manusia secara


terus menerus dan bukan proses pertumbuhan

• Teori belajar Gagne dapat menjadi alternatif dalam pelaksanaan


pembelajaran, namun tidak dapat dilaksanakan dalam frekuensi yang
lama.

32
Referensi
Akib, I. 2016. Implementasi Teori Belajar Robert Gagne dalam Pembelajaran Konsep Matematika (Suatu Alternatif
Kegiatan Mengajar Belajar Konsep Matematika). Makasar: Lembaga Perpustakaan dan Penerbitan Universitas
Muhammadiyah Makassar.

Al-Mahiroh, R. S., & Suyadi. (2020). Kontribusi Teori Kognitif Robert M. Gagne dalam Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam. Qalamuna - Jurnal Pendidikan, Sosial, dan Agama, 12(2), 117-126.

Azizah, A. N., et. al. (2019). Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Menggunakan Teori Belajar Gagne dan
Media Kartu Pecahan dalam Materi Pecahan Senilai. Indonesian Journal of Primary Education, 3(1), 48-61.

Botty, H. M. R. H., & Shahrill, M. (2014). The Impact of Gagné, Vygotsky and Skinner Theories in Pedagogical
Practices of Mathematics Teachers in Brunei Darussalam. Review of European Studies, 6(4), 100-109.

33
Referensi

Herpratiwi. 2016. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Media Akademia.

Ngussa, B. M. (2014). Gagne’s Nine Events of Instruction in Teaching-Learning Transaction: Evaluation of Teachers by
High School Students in Musoma- Tanzania. International Journal of Education and Research, 2(7), 189-206.

Warsita, Bambang. (2008). Teori Belajar Robert M. Gagne dan Implikasinya Pada Pentingnya Pusat Sumber Belajar.
PUSTEKKOM Departemen Pendidikan Nasional.

Winlel, W.S. (2005). Psikologi Pengajaran (CetakanKetujuh). Yogyakarta: Penerbit Media Abadi.

Link Pendukung

http://staffnew.uny.ac.id/upload/132303693/pendidikan/PengembanganPembelajaranMatematika_UNIT_3_0.pdf

34
TERIMA KASIH

35

Anda mungkin juga menyukai