Fix Assessment As For of Learning
Fix Assessment As For of Learning
Fix Assessment As For of Learning
Tujuan utama penilaian dan evaluasi adalah untuk meningkatkan pembelajaran peserta
didik. Penilaian berdasarkan fungsinya memiliki tiga tujuan yaitu penilaian terhadap
pembelajaran (assessment of learning; AoL), penilaian untuk pembelajaran (assessment for
learning; AfL),dan penilaian sebagai pembelajaran (assessment as learning; AaL).
C. Assessment as Learning
Assessment as learning (AaL) memfokuskan pada peran peserta didik sebagai konektor
kritis antara penilaian dan pembelajaran. Ketika peserta didik aktif, terlibat, dan sebagai
penilai yang kritis, memahami informasi, menghubungkannya dengan pengetahuan
sebelumnya, dan menggunakannya untuk belajar pengetahuan baru. AaL dapat
dikembangkan melalui proses self assessment, peer-assessment, feedback, dan refleksi diri
terhadap kriteria sukses yang telah ditetapkan. AaL juga dapat dikembangkan melalui proses
AfL sehingga proses AfL sudah mencakup proses AaL. Assessment as learning merupakan
proses untuk memperbaiki proses pembelajaran oleh siswa.
Penilaian untuk belajar ini dapat meningkatkan pembelajaran peserta didik. Dengan
mengenalkan pengertian asesmen sebagai pembelajaran, bermaksud untuk memperkuat dan
memperluas peran asesmen formatif pada pembelajaran dengan menekankan peran peserta
didik. Peserta didik tidak hanya sebagai kontributor pada proses penilaian pembelajaran,
namun juga sebagai penghubung antar peserta didik. Peserta didik sebagai penilai aktif,
berkaitan satu sama lain, bersifat kritis dan memahami informasi, mengaitkan dengan
pengetahuan sebelumnya, dan menguasai keterampilan yang terlibat di dalamnya. Hal ini
terjadi ketika peserta didik memahami secara pribadi apa yang mereka pelajari, kemudian
menggunakan hasil umpan balik penilaian antar peserta didik untuk melakukan penyesuaian,
adaptasi, atau bahkan perubahan besar dalam apa yang mereka pahami. Assesment as
Learning adalah tujuan akhir dimana peserta didik sebagai penilai terbaik bagi diri mereka
sendiri dan bagi peserta didik lain.
Pada saat tertentu peserta didik perlu memotivasi diri sendiri dan mengaplikasikan
pengetahuan mereka untuk menanggung keputusan dan masalah yang mereka hadapi. Mereka
tidak hanya menunggu guru untuk memberi tahu mereka apakah jawaban mereka benar atau
salah. Penilaian yang efektif yaitu memberi peran kepada peserta didik untuk mengajukan
pertanyaan reflektif dan mempertimbangkan strategi belajar dan bertindak selanjutnya.
Seiring waktu, peserta didik akan bergerak maju dalam pembelajaran mereka saat mereka
dapat menggunakan pengetahuan pribadi mereka untuk membangun makna pembelajaran,
memiliki keterampilan pemantauan diri untuk menyadari kekurangan mereka sehingga
mereka memiliki cara untuk menentukan apa yang harus dilakukan pada langkah berikutnya.
Lima kunci sukses dalam penilaian yang melibatkan peserta didik, yaitu:
1) Setelah diberi tahu jawaban yang benar terhadap tugas yang diberikan peserta didik
diminta untuk mengoreksi dan membetulkan pekerjaannya sendiri
2) Di awal pertemuan, guru selalu mengingatkan tentang pentingnya kualitas suatu
karya
3) Guru memberikan contoh dalam memberikan skor hasil karya peserta didik dengan
akurat, oleh karenanya guru menggunakan rubrik dalam melakukan penskoran
terhadap karya peserta didik (misal hasil ulangan yang soalnya uraian)
4) Peserta didik juga dilatihagar mampu memberikan skor hasil ulangannya sendiri
dengan akurat, oleh karenanya mereka juga harus dilatih menggunakan rubrik
penskoran sewaktu memberikan skor terhadap karya-karyanya sendiri termasuk
hasil ulangannya.
5) Guru harus betul-betul memperhatikan pencapaian belajar peserta didik dan
mengkomunikasikannya kepada mereka.
Berikut ini adalah prinsip-prinsip yang dikembangkan oleh de Lenge (1999), Black &
William (1998); Black et al. (2003; 2004); Heuvel-Panhuizen, (1996); NCTM (2000), yang
ditujukan untuk mewadahi tujuan penilaian baik sebagai AoL, AfL, dan AaL dalam
pembelajaran:
1) Tujuan utama penilaian adalah untuk meningkatkan pembelajaran
2) Sebagai proses yang terintegrasi dan berkesinambungan
3) Kriteria dan proses penilaian harus terbuka
4) Penilaian harus dapat mengarahkan pembelajaran kepada kriteria sukses dan tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan bersama-sama dengan peserta didik sebelumnya
5) Menyampaikan umpan balik formatif
6) Menyediakan proses self-assessment dan peer-assessment
7) Metode penilaian harus sedemikian rupa sehingga memungkinkan peserta didik untuk
mengungkapkan apa yang mereka ketahui, bukan apa yang mereka tidak ketahui
8) Sebuah rencana penilaian harus seimbang mencakup beberapa peluang dan bervariasi
(format) bagii peserta didik untuk menampilkan dan mendokumentasikan prestasi
mereka
Berbagai aktivitas asesmen (jenis asesmen) yang cocok bagi tujuan pembelajaran
tertentu dilandasi oleh Taksonomi Bloom yang telah direvisi oleh Krathwohl serta cara
pengukurannya disampaikan pada tabel berikut ini.
Tabel 2. Contoh Tujuan Pembelajaran, Jenis Asesmen, dan Pengukurannya
Jenis Tujuan
No Pembelajaran dalam Contoh-Contoh Jenis Asesmen Cara Mengukurnya
Ranah Kognitif
1 Mengingat (Remember) Tes objektif yang menuntut siswa Akurasi, jumlah
Siswa mampu untuk: mengingat dan mengenali yang benar dan
Mengingat infromasi: jumlah yang salah
Mengenali Mengisi, melengkapi kkolom Analisis butir soal
yang kosong
Item pilihan ganda
Memberikan label kepada
diagram
2 Memahami (Understand) Makalah, ujian akhir oral/tertulis, Membuat skor atau
Siswa mampu untuk: soal-soal, diskusi kelas, peta menggunakan rubrik
Menafsirkan konsep, tugas PR antara lain: kinerja siswa yang
Memberikan contoh Membuat ikhtisar atau mengidentifikasikan
Menggolongkan ringkasan bacaan, membuat komponen kritis dari
Meringkaskan film, menyiapkan pidato karya siswa dan
Membuat simpulan dan sebagainya. dapat membuat
Membandingkan Membandingkan atau perbedaan
Menjelaskan membuat konras atara dua antaraberbagai level
atau lebih teori, kejadian, yang berbeda dari
proses dan sebagainya. kecakapan siswa
Mengklasifikasikan atau sesuai komponen
membuat kategori kasus- yang ada.
kasus, unsur-unsur,
kejadian, dan lain-lain,
menggunakan kriteria
tertentu.
Menyiapkan pidato dengan
kalimat sendiri
Menemukan atau
mengidentifikasi contoh-
contoh atau ilustrasi sebuah
konsep, prinsip, dan lain-
lain
3 Menerapkan (Apply) Kegiatan yang memerlukan Keakuratan skor,
Siswa mampu untuk: kecakapan siswa dalam daftar cek, rubrik,
Menjalankan menggunakan prosedur atau dan lain-lain
mengimplementasikan menyelesaikan tugas-tugas baik
familier atau yang baru sama sekali,
juga memerlukan kecakapan siswa
dalam menetapkan prosedur mana
yang paling tepat bagi penyelesaian
tugas-tugas tertentu. Kegiatan ini
termasuk: perumusan masalah,
kinerja, laporan laboratorium,
membuat prototipe, simulasi, dan
lain-lain
4 Menganalisis (Analyze) Kegiatan yang memerlukan Rubrik, skor disusun
Siswa mampu untuk: kemampuan siswa untuk membuat oleh guru, juri atau
membedakan diskriminasi atau memilih fakta- klien eksternal,
mengorganisasikan fakta yang relevan dari yang tidak, supervisor magang
membuat atribut menentukan bagaimana unsur- dan lain-lain.
unsur berfungsi serentak, atau
menetapkan bias, memberi nilai
atau menandai makna suatu bahan
ajar. Kegiatan ini termasuk: studi
kasus, membuat kritik, praktik lab,
makalah, proyek, debat, peta
konsep.
5 Mengevaluasi (Evaluate) Rantang kegiatan yang memerlukan Rubrik, skor disusun
Siswa mampu untuk: kecakapan siswa dalam menguji, oleh guru, juri atau
melakukan memantau, membuat pertimbangan klien eksternal,
pengecekan atau kritik terhadap bacaan, kinerja supervisor magang,
mengkritik atau produk dilandasi kriteria atau dan lain-lain
standar tertentu yang umum
dipergunakan. Kegiatan ini
termasuk; membuat jurnal, catatan
harian, kritik, merangkai masalah,
tinjauan produk, studi kasus.
6 Menciptakan (Create) Proyek riset, komposisi musik, Rubrik, skor disusun
Siswa mampu untuk: kinerja, esai, perencanaan bisnis, oleh guru, juri atau
menimbulkan, perancangan situs (website), klien eksternal,
membangkitkan membuat prototipe, merangkai supervisor magang,
merancang/ desain dan lain-lain
merencanakan
menghasilkan
.
DAFTAR PUSTAKA
Black, P., & Wiliam, D. (1998). Inside the Black Box: Raising Standards through Classroom
Assessment. Phi Delta Kappan, 80(2), 139-148.
Black, P., & William, D. (2006). Assessment for Learning in the Classroom. In J. Gardner
(Ed.). Assessment and Learning. London, UK: SAGE Publication Ltd.
Bennett, R. E. (2011). Formative assessment: A critical review. Assessment in Education:
Principles, Policy & Practice, 18(1), 5-25.doi:
https://doi.org/10.1080/0969594X.2010.513678
Budiyono. (2011). Penilaian Hasil Belajar. Surakarta: UNS Press.
Subali, B. (2011). Pengukuran kreativitas keterampilan proses sains dalam konteks
assessment for learning. Jurnal Cakrawala Pendidikan, 1(1).
Kusairi, S. (2012). Analisis asesmen formatif fisika sma berbantuan komputer. Jurnal
Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, 16, 68-87. DOI:
https://doi.org/10.21831/pep.v16i0.1106