Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Fix Assessment As For of Learning

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

PENGGUNAAN HASIL PENILAIAN UNTUK EVALUASI PEMBELAJARAN

Tujuan utama penilaian dan evaluasi adalah untuk meningkatkan pembelajaran peserta
didik. Penilaian berdasarkan fungsinya memiliki tiga tujuan yaitu penilaian terhadap
pembelajaran (assessment of learning; AoL), penilaian untuk pembelajaran (assessment for
learning; AfL),dan penilaian sebagai pembelajaran (assessment as learning; AaL).

A. Assessment for Learning


Assessment for learning (AfL) adalah proses untuk mencari dan menginterpretasikan
bukti-bukti yang ada untuk digunakan bagi siswa dan guru untuk menentukan pada posisi
dimana siswa-siswa telah belajar, apa yang harus dikerjakan kemudian, dan bagaimana cara
terbaik untuk mencapai tujuan yang diinginkan (Budiyono, 2011:59).
Assessment for learning dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dan
digunakan sebagai dasar untuk melakukan perbaikan proses pembelajaran. Dengan
assessment for learning guru dapat memberikan umpan balik terhadap proses belajar peserta
didik, memantau kemajuan, dan menentukan kemajuan belajarnya. Assessment for learning
merupakan penilaian proses yang dapat dimanfaatkan oleh guru untuk meningkatkan
kinerjanya dalam memfasilitasi peserta didik.
Clarke dalam Budiyono (2011:60) menyatakan bahwa pelaksanaan AfL harus
mengikuti strategi:
1) Menyatakan dengan jelas tujuan pembelajaran dan kriteria sukses pada perencanaan
pembelajaran sebagai kerangka dasar AfL
2) Berbagi tujuan pembelajaran dan kriteria sukses dengan siswa
3) Menggunakan teknik bertanya dengan tepat dan efektif untuk mengembangkan
pembelajaran, bukan untuk mengukur kemampuan siswa
4) Memusatkan pada pemberian umpan balik, baik secara lisan maupun tertulis
5) Menata target sedemikian hingga pencapaian kemampuan siswa berdasarkan
kemampuan sebelumnya
6) Melibatkan asesmen diri dan asesmen antar teman
7) Memberi pemahaman bahwa setiap siswa dapat belajar dan berkembang dengan
baik.

Peran guru dalam assessment for learning, yaitu:


1. Menyelaraskan pembelajaran dengan hasil yang ditargetkan
2. Mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa atau kelompok tertentu
3. Memilih dan mengadaptasi bahan dan sumber belajar
4. Menciptakan strategi pengajaran yang berbeda dan kesempatan belajar untuk
membantu peserta didik maju dalam pembelajaran
5. Memberikan umpan balik dan arahan langsung kepada peserta didik
Guru menggunakan kurikulum sebagai titik awal dalam memutuskan apa yang akan
dinilai, dan untuk fokus pada mengapa dan bagaimana siswa mendapatkan pemahaman
mereka. Assessment for learning membutuhkan penilaian berkelanjutan dari hasil kurikulum
yang terdiri dari pembelajaran yang dimaksudkan. Guru membuat penilaian yang akan
mengekspos hubungan keterampilan dan berpikir peserta didik dalam kaitannya dengan
pembelajaran yang dimaksudkan.

Assessment for learning dikatakan berkualitas jika guru dapat menggunakannya


untuk membuat keputusan tentang pembelajaran dengan cukup spesifik untuk memberikan
deskripsi umpan balik, dan untuk merancang tahap pembelajaran selanjutnya.
Ketika melakukan assessment for learning, guru mengumpulkan berbagai data
sehingga meraka dapat memodifikasi atau mengolah nilai hasil belajar peserta didik, serta
dapat memberikan saran untuk pembelajaran selanjutnya. Perlu dirancang langkah-langkah
dalam observasi, membuat lembar kerja, dan tanya jawab di kelas, atau langkah apapun yang
dapat memberikan informasi yang berguna untuk perencanaan dan pengajaran. Penandaan
dalam penilaian ini tidak untuk membandingkan peserta didik dengan yang lain, namun untuk
memberikan umpan balik tahap pembelajaran mereka selanjutnya.
Agar efektif, assessment for learning hendaknya menjadi bagian sentral dalam proses
pembelajaran di kelas. Hal ini dapat dimulai dengan merumuskan tujuan pembelajaran secara
bersama-sama antara guru dan peserta didik. Selain itu kriteria penilaian juga harus jelas bagi
guru maupun peserta didik. Pembukuan atau jurnal dalam penilaian ini mungkin dibutuhkan,
namun hasil pekerjaan peserta didik seperti portofolio, dan lembar kerja juga dibutuhkan
untuk mengetahui perkembangan peserta didik sepanjang pembelajaran. Berdasarkan
berbagai penjelasan di atas assessment for learning, guru wajib menggunakan hasil penilaian
untuk meninjau ulang program pembelajarannya.
Seringkali istilah AfL disamakan dengan penilaian formatif, namun keduanya memiliki
perbedaan (Stiggins, 2002; 2005; Black & Wiliam, 2003). Penilaian (termasuk AfL) dapat
menjadi formatif ketika bukti aktual digunakan untuk mengadaptasi pengajaran untuk
memenuhi kebutuhan peserta didik (Black & William, 1998; Black, et al., 2003). Penilaian
formatif dapat mencakup beberapa pendekatan yakni melakukan tes lebih sering, mengelola
data atau bukti belajar dengan efektif, dan menggunakan AfL. Hal ini dapat disimpulkan dan
diasumsikan bahwa AfL merupakan himpunan bagian dari penilaian formatif (Black et al.,
2003; Stiggins, 2005). AfL lebih dari sekedar melakukan tes lebih sering atau mengelola data
atau bukti belajar, tetapi juga mencakup pelibatan peserta didik dalam proses (Stiggins, 2002;
Stiggins, 2005). Kedua istilah penilaian ini memang menjadi sebuah isu kritis karena sering
kali ditukar-balikkan (Bennett, 2011). Bennet mengilustrasikan sebuah pandangan yang lebih
bernuansa tentang hubungan antara tujuan dan jenis penilaian sebagai berikut.
Tabel 1. Hubungan Tujuan dan Tipe Penilaian
Tipe Tujuan
AfL AoL
Formatif X x
Sumatif x X
Keterangan:
X : Tujuan primer
x : Tujuan Sekunder
B. Assessment of Learning
Assessment of learning merupakan penilaian yang dilaksanakan setelah proses
pembelajaran selesai. Assessment of learning dilakukan untuk mengukur capaian peserta
didik terhadap kompetensi yang telah ditetapkan. Ujian Nasional, ujian sekolah/madrasah,
dan berbagai bentuk penilaian sumatif merupakan assessment of learning (penilaian hasil
belajar).
Assessment of learning lebih bersifat sumatif dan digunakan untuk mengkonfirmasi apa
yang peserta didik ketahui dan bisa dilakukan, untuk menunjukkan apakah mereka telah
mencapai kriteria tertentu, dan mengevaluasi keefektifan program pengajaran dan pelayanan
untuk dilaporkan pada publik dalam satuan waktu tertentiu. Penilaian pembelajaran sumatif
biasanya dilakukan diakhir masa pembelajaran dengan cara memberi tes atau ujian pada
peserta didik, tes atau ujian tersebut berisi pertanyaan tentang apa yang telah dipelajari
selama masa atau periode tertentu, misalnya PAS. Penilaian sumatif dimaksudkan untuk
menilai hasil pembelajaran kemudian melaporkan hasil penilaian kepada orang tua peserta
didik tentang kemajuan peserta didik tersebut disekolah, biasanya dengan melaporkan posisi
atau ranking peserta didik tersebut dibandingkan dengan peserta didik lain. Dalam assessment
of learning hasil dari pembelajaran biasanya dilaporkan ke orang tua secara simbolis,
misalnya melalui raport.
Penilaian jenis ini masih mendominasi kebanyakan kegiatan penilaian kelas, terutama
sekolah-sekolah formal, dimana seorang guru bertanggung jawab atas pembuatan dan
pelaporan tes tersebut. Guru melakukan penilaian untuk mengukur kualitas serta kuantitas
hasil pekerjaan peserta didik. Penekanan dalam penilaian ini yaitu pada tanda peserta didik
diantara peserta didik yang lain, atau lebih sering disebut dengan pemberian ranking disertai
dengan arahan atau saran untuk perbaikan peserta didik di pembelajaran kedepannya. Pada
penilaian sumatif misalnya PAS, tidak memberikan banyak infromasi mengenai berbagai
keterampilan dan pengetahuan yang harusnya dinilai. Namun, kekurangan informasi ini tidak
menimbulkan masalah yang bearti, karena tujuan dari penilaian ini adalah untuk
menghasilkan urutan atau ranking peserta didik. Hasil dari penilaian ini tidak hanya murni
dari nilai PAS siswa namun juga hasil prestasi peserta didik selama periode pembelajaran
tertentu. Dari penjelasan tersebut, evaluasi dilakukan untuk melihat keberhasilan peserta
didik setelah mengikuti program pembelajaran.

Tujuan assessment of learning adalah untuk mengukur, mengesahkan, dan


melaporkan level pembelajaran siswa, sehingga keputusan yang masuk akal tentang siswa
dapat dibuat. Adapun pengguna potensial informasi dari AoL adalah sebagai beriku:
• guru (yang dapat menggunakan informasi untuk berkomunikasi dengan orang tua
tentang kecakapan dan kemajuan anak-anak mereka)
• orang tua dan siswa (yang dapat menggunakan hasilnya untuk membuat keputusan
pendidikan dan kejuruan)
• calon pemberi kerja dan lembaga pasca sekolah menengah (yang dapat menggunakan
informasi untuk membuat keputusan tentang perekrutan atau penerimaan)
• kepala sekolah, dinas terkait dan guru (yang dapat menggunakan informasi untuk
meninjau dan merevisi program pembelajaran).

Assessment of learning bercirikan hal-hal sebagai berikut:


1) asesmen yang dilengkapi dengan angka mutu atau huruf mutu (sumatif)
2) membandingkan prestasi siswa dengan standar
3) hasilnya dapat dikomunikasikan dengan para siswa dan orang tua
4) terjadi pada akhir satuan pembelajaran.

C. Assessment as Learning

Assessment as learning (AaL) memfokuskan pada peran peserta didik sebagai konektor
kritis antara penilaian dan pembelajaran. Ketika peserta didik aktif, terlibat, dan sebagai
penilai yang kritis, memahami informasi, menghubungkannya dengan pengetahuan
sebelumnya, dan menggunakannya untuk belajar pengetahuan baru. AaL dapat
dikembangkan melalui proses self assessment, peer-assessment, feedback, dan refleksi diri
terhadap kriteria sukses yang telah ditetapkan. AaL juga dapat dikembangkan melalui proses
AfL sehingga proses AfL sudah mencakup proses AaL. Assessment as learning merupakan
proses untuk memperbaiki proses pembelajaran oleh siswa.
Penilaian untuk belajar ini dapat meningkatkan pembelajaran peserta didik. Dengan
mengenalkan pengertian asesmen sebagai pembelajaran, bermaksud untuk memperkuat dan
memperluas peran asesmen formatif pada pembelajaran dengan menekankan peran peserta
didik. Peserta didik tidak hanya sebagai kontributor pada proses penilaian pembelajaran,
namun juga sebagai penghubung antar peserta didik. Peserta didik sebagai penilai aktif,
berkaitan satu sama lain, bersifat kritis dan memahami informasi, mengaitkan dengan
pengetahuan sebelumnya, dan menguasai keterampilan yang terlibat di dalamnya. Hal ini
terjadi ketika peserta didik memahami secara pribadi apa yang mereka pelajari, kemudian
menggunakan hasil umpan balik penilaian antar peserta didik untuk melakukan penyesuaian,
adaptasi, atau bahkan perubahan besar dalam apa yang mereka pahami. Assesment as
Learning adalah tujuan akhir dimana peserta didik sebagai penilai terbaik bagi diri mereka
sendiri dan bagi peserta didik lain.
Pada saat tertentu peserta didik perlu memotivasi diri sendiri dan mengaplikasikan
pengetahuan mereka untuk menanggung keputusan dan masalah yang mereka hadapi. Mereka
tidak hanya menunggu guru untuk memberi tahu mereka apakah jawaban mereka benar atau
salah. Penilaian yang efektif yaitu memberi peran kepada peserta didik untuk mengajukan
pertanyaan reflektif dan mempertimbangkan strategi belajar dan bertindak selanjutnya.
Seiring waktu, peserta didik akan bergerak maju dalam pembelajaran mereka saat mereka
dapat menggunakan pengetahuan pribadi mereka untuk membangun makna pembelajaran,
memiliki keterampilan pemantauan diri untuk menyadari kekurangan mereka sehingga
mereka memiliki cara untuk menentukan apa yang harus dilakukan pada langkah berikutnya.
Lima kunci sukses dalam penilaian yang melibatkan peserta didik, yaitu:
1) Setelah diberi tahu jawaban yang benar terhadap tugas yang diberikan peserta didik
diminta untuk mengoreksi dan membetulkan pekerjaannya sendiri
2) Di awal pertemuan, guru selalu mengingatkan tentang pentingnya kualitas suatu
karya
3) Guru memberikan contoh dalam memberikan skor hasil karya peserta didik dengan
akurat, oleh karenanya guru menggunakan rubrik dalam melakukan penskoran
terhadap karya peserta didik (misal hasil ulangan yang soalnya uraian)
4) Peserta didik juga dilatihagar mampu memberikan skor hasil ulangannya sendiri
dengan akurat, oleh karenanya mereka juga harus dilatih menggunakan rubrik
penskoran sewaktu memberikan skor terhadap karya-karyanya sendiri termasuk
hasil ulangannya.
5) Guru harus betul-betul memperhatikan pencapaian belajar peserta didik dan
mengkomunikasikannya kepada mereka.

Dengan menerapkan kelima kunci sukses di atas, besar kemungkinannya penilaian


tidak hanya sekedar untuk mengetahui kemajuan dan pencapaian belajar peserta didik, tetapi
juga mampu mendorong peserta didik untuk jujur, bertanggung jawab, bercita-cita tinggi,
sangat paham terhadap kompetensi yang sedang dipelajari, terampil karyanya sendiri,
menghargai karya orang lain, serta mengetahui kemajuan dari hasil belajar mereka. Namun,
harus dipahami bahwa lima kunci sukses ini tidak merupakan kunci sapu jagad yang dapat
digunakan untuk semua kondisi peserta didik. Hal ini disebabkan seseorang dapat berhasil
melakukan perubahan bila selain memiliki motivasi internal tinggi, orang itu juga mendapat
dukungan dari teman dan keluarga.
Dokumentasi dalam penilaian sebagai pembelajaran (assessment as learning)
adalah tanggung jawab pribadi masing-masing. Peserta didik dan guru mendiskusikan tentang
pentingnya bukti belajar dan bagaimana hal tersebut harus disimpan dan diatur oleh peserta
didik. Peserta didik rutin merefleksikan hasil pekerjaan mereka dan membuat penilaian
sendiri, sehingga mereka dapat memanfaatkan hasi pekerjaan tersebut untuk menentukan
langkah-langkah selanjutnya. Dari penilaian di atas assessment as learning berperan sebagai
penilaian untuk memajukan peserta didik dalam belajar.

Berdasarkan penjelasan ketiga assessment tersebut dapat diringkas menjadi:


Tabel 1. Ringkasan Assessment
Assessent
For Of As
 Oleh guru  Oleh guru  Oleh peserta didik
 Untuk menentukan  Untuk menentukan apa  Untuk menentukan apa
tingkat pencapaian yang harus dilakukan yang harus dilakukan
peserta didik, harapan instruksi berikutnya selanjutnya dalam
keseluruhan pada waktu pembelajaran
tertentu
 Sebagai bukti  Untuk menyediakan  Untuk menyediakan
mendukung umpan balik deskriptif umpan balik deskriptif
pertimbangan untuk peserta didik (apa untuk teman sebaya dan
profesional yang bagi mereka baik, diri sendiri (peer dan self
apa yang membutuhkan assessment)
perbaikan dan cara  Tujuannnya adalah
memperbaiki diri) menjadi reflektif,
pemantauan individu
peserta didik.

Berikut ini adalah prinsip-prinsip yang dikembangkan oleh de Lenge (1999), Black &
William (1998); Black et al. (2003; 2004); Heuvel-Panhuizen, (1996); NCTM (2000), yang
ditujukan untuk mewadahi tujuan penilaian baik sebagai AoL, AfL, dan AaL dalam
pembelajaran:
1) Tujuan utama penilaian adalah untuk meningkatkan pembelajaran
2) Sebagai proses yang terintegrasi dan berkesinambungan
3) Kriteria dan proses penilaian harus terbuka
4) Penilaian harus dapat mengarahkan pembelajaran kepada kriteria sukses dan tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan bersama-sama dengan peserta didik sebelumnya
5) Menyampaikan umpan balik formatif
6) Menyediakan proses self-assessment dan peer-assessment
7) Metode penilaian harus sedemikian rupa sehingga memungkinkan peserta didik untuk
mengungkapkan apa yang mereka ketahui, bukan apa yang mereka tidak ketahui
8) Sebuah rencana penilaian harus seimbang mencakup beberapa peluang dan bervariasi
(format) bagii peserta didik untuk menampilkan dan mendokumentasikan prestasi
mereka

D. Keseimbangan Tujuan Penilaian

Assessment for learning, assessment as learning, and assessment of learning


semuanya menilai dengan tujuan yang berbeda. Ini tidak mudah tetapi, mendapatkan
keseimbangan yang benar. jika kita ingin meningkatkan pembelajaran untuk semua siswa,
maka peran assessment for learning dan assessment as learning mengambil peranan yang
lebih penting dari pada assessment of learning. Secara tradisional fokus dari penilaian kelas
adalah assessment of learning yaitu mengukur pembelajaran setelah fakta, menggunakan
informasi untuk membuat penilaian tentang kinerja siswa, dan melaporkan penilaian ini
kepada orang lain. Guru secara tradisional juga telah menggunakan assessment for learning
ketika mereka membangun proses dignostik, penilaian formatif, dan umpan balik pada
berbagai tahap dalam pengajaran dan proses pembelajaran, meskipun seringkali bersifat
informal dan implisit. Assessment as learning, dimana siswa menjadi analis kritis belajar
mereka sendiri, itu jarang terjadi. Meskipun beberapa guru telah memasukkan self-
assessment ke dalam program mereka, hanya sedikit yang secara sistematis atau eksplisit
menggunakan kapasitas siswa untuk mengevaluasi dan menyesuaikan pembelajaran mereka
sendiri.
Gambar 1 piramida pertama di bawah ini menunjukkan hubungan tradisional 3
pendekatan satu sama lain, assessment of learning menjadi fokus utama. Piramida ke dua
menyarankan keseimbangan antara ketiga pendekatan, yang menekankan assessment as
learning dan assessment for learning. Assessment of learning memiliki peran penting untuk
dimainkan, tetapi digunakan hanya ketika penilaian sumatif diperlukan.
Tujuan yang menentukan bagaimana penilaian dibangun dan digunakan. Jika
tujuannya adalah meningkatkan pembelajaran, penilaian perlu memberi siswa sebuah
kesempatan untuk membuat pembelajaran mereka tampak jelas tanpa kecemasan atau celaan.
Jika tujuannya adalah memeriksa pembelajaran untuk pelaporan, guru harus fokus tentang
kualitas penilaian. Sangat sulit dan terkadang tidak mungkin untuk melakukan 3 penilaian
yang berbeda pada saat yang sama. Penting bagi pendidik untuk memahami ketiga tujuan
pendidikan dan menyeimbangkan ketiganya, mengetahui mana yang digunakan dan
mengapa, dan gunakan semuanya secara bijak.
Gambar 1. Keseimbangan antar tujuan pembelajaran

E. Asesmen dan Tujuan Pembelajaran


Asesmen juga sering dikaitkan dengan tujuan pembelajaran. Ada dua alasan pokok
untuk mengaitkan asesmen dengan tujuan pembelajaran. Pertama, pengaitan tersebut
meningkatkan probabilitas bahwa guru akan menyediakan kesempatan pembelajaran bagi
para siswa, menyediakan kesempatan untuk mempraktikkan pengetahuan dan keterampilan
yang diperlukan dalam berbagai macam penilaian yang dirancang oleh guru. Dalam konteks
sekarang guru menyiapkan para siswa agar dapat mencapai indikator pembelajaran. Kedua,
jika asesmen berkaitan dengan tujuan pembelajaran, perolehan angka mutu yang baik (good
grade) dari para siswa lebih mudah diterjemahkan atau ditafsirkan menjadi pembelajaran
yang baik (good learning).
Tersedia bermacam jenis kegiatan asesmen yang dapat digunakan menilai kecakapan
para siswa dalam memenuhi suatu tujuan pembelajaran yang dirancang guru. Tidak hanya itu,
kegiatan asesmen yang sama juga dapat digunakan untuk menilai tujuan pembelajaran yang
berlainan. Tatkala memunutuskan jenis aktivitas asesmen apa yang akan digunakan, sejumlah
pertanyaan berikut ini dapat membantu memberikan arahan kepada guru tentang:
1) Apakah kegiatan-kegiatan asesmen terhadap siswa (jawaban pilihan ganda, esai,
proyek, presentasi dan lainnya) dapat menunjukkan derajat kompetensi siswa terkait
target tujuan pembelajaran?
2) Bagaimanakah asesmen yang disusun guru dapat memandu dan membantu para
siswa untuk mempraktikkan dan memperbaiki kualitas kinerja mereka?
3) Bagaimanakah caranya agar luaran asesmen dapat memandu perbaikan praktik
pengajaran oleh guru?

Berbagai aktivitas asesmen (jenis asesmen) yang cocok bagi tujuan pembelajaran
tertentu dilandasi oleh Taksonomi Bloom yang telah direvisi oleh Krathwohl serta cara
pengukurannya disampaikan pada tabel berikut ini.
Tabel 2. Contoh Tujuan Pembelajaran, Jenis Asesmen, dan Pengukurannya
Jenis Tujuan
No Pembelajaran dalam Contoh-Contoh Jenis Asesmen Cara Mengukurnya
Ranah Kognitif
1 Mengingat (Remember) Tes objektif yang menuntut siswa  Akurasi, jumlah
Siswa mampu untuk: mengingat dan mengenali yang benar dan
 Mengingat infromasi: jumlah yang salah
 Mengenali  Mengisi, melengkapi kkolom  Analisis butir soal
yang kosong
 Item pilihan ganda
 Memberikan label kepada
diagram
2 Memahami (Understand) Makalah, ujian akhir oral/tertulis, Membuat skor atau
Siswa mampu untuk: soal-soal, diskusi kelas, peta menggunakan rubrik
 Menafsirkan konsep, tugas PR antara lain: kinerja siswa yang
 Memberikan contoh  Membuat ikhtisar atau mengidentifikasikan
 Menggolongkan ringkasan bacaan, membuat komponen kritis dari
 Meringkaskan film, menyiapkan pidato karya siswa dan
 Membuat simpulan dan sebagainya. dapat membuat
 Membandingkan  Membandingkan atau perbedaan
 Menjelaskan membuat konras atara dua antaraberbagai level
atau lebih teori, kejadian, yang berbeda dari
proses dan sebagainya. kecakapan siswa
 Mengklasifikasikan atau sesuai komponen
membuat kategori kasus- yang ada.
kasus, unsur-unsur,
kejadian, dan lain-lain,
menggunakan kriteria
tertentu.
 Menyiapkan pidato dengan
kalimat sendiri
 Menemukan atau
mengidentifikasi contoh-
contoh atau ilustrasi sebuah
konsep, prinsip, dan lain-
lain
3 Menerapkan (Apply) Kegiatan yang memerlukan Keakuratan skor,
Siswa mampu untuk: kecakapan siswa dalam daftar cek, rubrik,
 Menjalankan menggunakan prosedur atau dan lain-lain
 mengimplementasikan menyelesaikan tugas-tugas baik
familier atau yang baru sama sekali,
juga memerlukan kecakapan siswa
dalam menetapkan prosedur mana
yang paling tepat bagi penyelesaian
tugas-tugas tertentu. Kegiatan ini
termasuk: perumusan masalah,
kinerja, laporan laboratorium,
membuat prototipe, simulasi, dan
lain-lain
4 Menganalisis (Analyze) Kegiatan yang memerlukan Rubrik, skor disusun
Siswa mampu untuk: kemampuan siswa untuk membuat oleh guru, juri atau
 membedakan diskriminasi atau memilih fakta- klien eksternal,
 mengorganisasikan fakta yang relevan dari yang tidak, supervisor magang
 membuat atribut menentukan bagaimana unsur- dan lain-lain.
unsur berfungsi serentak, atau
menetapkan bias, memberi nilai
atau menandai makna suatu bahan
ajar. Kegiatan ini termasuk: studi
kasus, membuat kritik, praktik lab,
makalah, proyek, debat, peta
konsep.
5 Mengevaluasi (Evaluate) Rantang kegiatan yang memerlukan Rubrik, skor disusun
Siswa mampu untuk: kecakapan siswa dalam menguji, oleh guru, juri atau
 melakukan memantau, membuat pertimbangan klien eksternal,
pengecekan atau kritik terhadap bacaan, kinerja supervisor magang,
 mengkritik atau produk dilandasi kriteria atau dan lain-lain
standar tertentu yang umum
dipergunakan. Kegiatan ini
termasuk; membuat jurnal, catatan
harian, kritik, merangkai masalah,
tinjauan produk, studi kasus.
6 Menciptakan (Create) Proyek riset, komposisi musik, Rubrik, skor disusun
Siswa mampu untuk: kinerja, esai, perencanaan bisnis, oleh guru, juri atau
 menimbulkan, perancangan situs (website), klien eksternal,
membangkitkan membuat prototipe, merangkai supervisor magang,
 merancang/ desain dan lain-lain
merencanakan
 menghasilkan

.
DAFTAR PUSTAKA

Black, P., & Wiliam, D. (1998). Inside the Black Box: Raising Standards through Classroom
Assessment. Phi Delta Kappan, 80(2), 139-148.
Black, P., & William, D. (2006). Assessment for Learning in the Classroom. In J. Gardner
(Ed.). Assessment and Learning. London, UK: SAGE Publication Ltd.
Bennett, R. E. (2011). Formative assessment: A critical review. Assessment in Education:
Principles, Policy & Practice, 18(1), 5-25.doi:
https://doi.org/10.1080/0969594X.2010.513678
Budiyono. (2011). Penilaian Hasil Belajar. Surakarta: UNS Press.
Subali, B. (2011). Pengukuran kreativitas keterampilan proses sains dalam konteks
assessment for learning. Jurnal Cakrawala Pendidikan, 1(1).

Sutriningsih, N. (2015). Model pembelajaran team assisted individualization berbasis


assessment for learning pada persamaan garis lurus ditinjau dari karakteristik cara
berpikir. JURNAL e-DuMath, 1(1). DOI: https://doi.org/10.26638/je.81.2064

Stiggins, R. J. 2002.“Assessment Crisis: The Absence of Assessment FOR Learning.”. Phi


Delta Kappan, 83(10), 258-765.
Stiggins, R. (2005). From formative assessment to assessment for learning: A path to success
in standards-based schools. Phi Delta Kappan, 87(4), 324-328. Doi:
https://doi.org/10.1177%2F003172170508700414
Purnomo, Y. W. (2014). Assessment-based learning: Sebuah tinjauan untuk meningkatkan
motivasi belajar dan pemahaman matematis. Sigma, 6(01), 22-33.

Kusairi, S. (2012). Analisis asesmen formatif fisika sma berbantuan komputer. Jurnal
Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, 16, 68-87. DOI:
https://doi.org/10.21831/pep.v16i0.1106

Anda mungkin juga menyukai