Genre Puisi
Genre Puisi
Genre Puisi
a. Teori Sastra
b. Kritik Sastra
c. Sejarah Sastra
d. Pengkajian Sastra
e. Apresiasi Sastra
f. Ekspresi sastra (tulis dan lisan)
Sastra
Sastra sebagai ilmu/ studi (teori sastra, sejarah sastra, kritik
sastra)
Sastra sebagai karya kreatif (prosa, puisi, drama)
HAKIKAT PUISI
Definisi Puisi?
GITA GEMBALA
Mohammad Yamin
Nyalakan lanskap
pada alisku yang gelap.
Ceburkan bulan
ke lubuk mataku yang dalam
Taburkan hitam
pada rambutku yang suram.
Hangatkan merah
pada bibirku yang resah.
Semoga kecantikanku tak lekas usai
dan cepat luntur seperti pupur.
(2009)
Monolith
Hebat
Tiang utuh
Menjulang di gigir langit
Suram
Sebuah bukit
Terbentuk dari satu batu
Oleh tangan beku
Sebuah
Monolith
Lingga
God!
(Subagio S.)
DI KEBON BINATANG
Sifatnya
Puisi bersifat konsentrif (pemusatan)
Hanya hal-hal yang pokok-pokok saja yang diungkapkan. Akibat sifatnya yang
konsentrif ini, maka kata-kata dalam puisi cenderung padat. Hal ini berbeda
sekali dengan prosa yang menjelaskan peristiwa dengan sejelas-jelasnya. Itulah
sebabnya tulisan atau karangan prosa lebih bersifat pembeberan.
Puisi bersifat fungsional
Kata-kata yang terdapat dalam puisi benar-benar berfungsi. Yang tidak
befungsi biasanya dihilangkan. Misal; puisi Selamat Tinggal karya Chairil Anwar
(hal 32)
Berdasar sisi tampilannya, puisi ditandai
Cara penulisannya yang tidak menggunakan ketentuan
yang pasti
Misal; ditulis dengan huruf besar semua atau
tanpa tanda baca
Unsur terkecil dari puisi adalah baris. Baris
membentuk bait
Namun, ciri ini tidaklah mutlak.ada puisi yang
bentuknya seperti prosa. Meskipun demikian,
ciri puisi yang khas yaitu adanya rima dan irama
JENIS-JENIS PUISI
(Berbagai Perspektif)
PUISI LAMA
2. PUISI BARU
3. PUISI MODERN
GENRE PUISI
PUISI
PUISI
MODERN
PUISI
PUISI BARU
LAMA
PUISI LAMA
PUISI LAMA
Mantera Talibun
Bidal Seloka
Pantun Gurindam
Karmina Syair
PUISI LAMA
Bidal (peribahasa, pepatah, perumpamaan, tamzil, ibarat, pameo)
Kalimat singkat yang membayangkan sindiran atau kiasan
Misal: laksana bunga ditimpa panas, tua-tua keladi makin tua makin menjadi, sekali merdeka
tetap merdeka
Pantun
Talibun (pantun enam seuntai, delapan seuntai)
Sya’ir
Seloka
Berasal dari bahasa sanskerta cloka, yaitu suatu bentuk puisi Hindu yang terdapat dalam
kitab-kitab kesusastraan India seperti Ramayana dan Mahabarata
Misal; Taman melati di rumah-rumah
Ubur-Ubur sampingan dua
Kalau mati kita bersama
Satu kubur kita berdua
Gurindam
Gurindam sama dengan kata perhiasan atau bunga dalam arti kiasan. Jenis puisi ini berasal dari
negara asing (Tamil). Gurindam dipakai untuk memberi nasihat.
Misal; Barang siapa tidak sembahyang
Ibarat rumah tidak bertiang
Mantera
Jenis Puisi Baru:
1) Distichon (puisi 2 seuntai)
2) Terzina (puisi 3 seuntai)
3) Quatrain (puisi 4 seuntai)
4) Quint (puisi 5 seuntai)
5) Sextet (puisi 6 seuntai)
6) Septima (puisi 7 seuntai)
7) Stanza/Octav (puisi 8 seuntai)
8) Soneta (puisi 14 seuntai)
SRI SUHITA-2017 7
• Berasal dari bahasa Italia Sonetto yang berarti bunyi
atau irama
• M. Yamin pelopor soneta Indonesia
• Jumlah larik ada 14, dulu terdiri atas:
2 quatrain dan 2 terzina (2x4 dan 2x3 larik)
• Octav berisi lukisan alam yang bersifat objektif
• Sextet berisi curahan hati/jawaban/simpulan dari yang
telah dilukiskan pada stanza/octav dan bersifat
subjektif
SONETA
PUISI MODERN
berdasarkan cara pengungkapannya
1
• Puisi Epik
2
• Puisi Lirik
3
• Puisi Dramatik
II. Berdasar isinya
a. Puisi ide
Puisi yang didalamnya terkandung gagasan, ide
penyair (ide; kritikan, anjuran)
Misal puisi Aku karya Chairil Anwar .
Dalam puisi tersebut terkandung gagasan chairil
anwar
b. Puisi lanskap
Puisi yang hanya melukiskan keadaan
(pemandangan).
III. Berdasar Keterbacaannya/ Tngkat kemudahan
memahami
(Subagio Sastrowardojo)
DO’A
Ajip Rosidi
IV. Berdasar Cara Pengungkapannya
1. Puisi Konvensional
Puisi yang mengikuti kaidah yang telah ditetapkan dan
disepakati bersama. Puisi
konvensional mengikuti ciri bentuk puisi pada umumnya
2. Puisi Kontemporer
berbeda dengan bentuk konvensional yang biasa
terjadi, karena lebih banyak mengungkapkan unsur-unsur
eksperimental.
a. Puisi Mantra
b. Puisi Mbeling
c. Puisi Konkret
V. Berdasar Cara Pembacaan
1. Puisi Kamar
2. Puisi Auditorium
VI. Berdasar Penyampaian
1. Deklamasi
2. Dibacakan
3. Dipertunjukkan
BANGUN STRUTUR PUISI
I BUNYI
Berdasar letaknya
Rima horisontal
Rima vertikal
Rima awal
Rima tengah
Rima akhir
MALAM LAUT
Karena laut tak pernah takluk. Mereka tak tahu aku dimana
Karena laut tak pernah dusta, ‘ku tak tahu cintaku dimana
Terlalu hamir tetapi terlalu sepi
Terlepas sekali terlepas kembali
(Toto Sudarto Bahtiar)
Peran Kata dalam Puisi
Peran bunyi kata
a. Peniru bunyi (onomatope)
misal: suara kucing
b. lambang rasa (klanksymboliek)
c. Kiasan Suara (klankmetaphoor)
Denotasi dan konotasi
Bahasa Kias (metafora-simile, metonimi-sinekdoski,
personifikasi
Simbol atau Lambang
Simbol Universal
Simbol perjanjian (kesepakatan)
Simbol pribadi (personal)
Jenis-jenis lambang
Lambang Benda
Lambang Warna
Lambang Bunyi
Lambang Suasana
CITRAAN
Gambaran yang timbul dalam khayal atau angan-angan
pembaca
Manfaat tipografi
a. Keindahan visual
b. Mengintensifkan makna
ENJAMBEMEN
Tujuan: Sarana mengedepankan atau menonjolkan maksud dari
bagian-bagian tertentu pada
CARA
1. Memanfaatkan bunyi-bunyi bahasa
2. Memanfaatkan pemisahan dan penempatan kata pada baris-
baris puisi