Jurnal Penelitian Biogas
Jurnal Penelitian Biogas
Jurnal Penelitian Biogas
3. Mampu melakukan pertanian yang berkelanjutan, penggunaan pupuk dan pestisida organik
mampu menjaga kemampuan tanah dan keseimbangan ekosistem untuk menjamin kegiatan
pertanian berkelanjutan. Biogas diproduksi oleh bakteri dari bahan organik di dalam kondisi
tanpa oksigen (anaerobic process). Proses ini berlangsung selama pengolahan atau
fermentasi. Gas yang dihasilkan sebagian besar terdiri atas CH4 dan CO2. Jika kandungan gas
CH4 lebih dari 50%, maka campuran gas ini mudah terbakar, kandungan gas CH 4 dalam
biogas yang berasal dari kotoran ternak sapi kurang lebih 60%. Temperatur ideal proses
fermentasi untuk pembentukan biogas berkisar 30 oC (Sasse, L., 1992, Junaedi, 2002).
Produksi biogas dari kotoran sapi berkisar 600 liter s.d. 1000 liter biogas per hari, kebutuhan
energi untuk memasak satu keluaraga rata-rata 2000 liter per hari. Dengan demikian untuk
memenuhi kebutuhan energy memasak rumah tangga dapat dipenuhi dari kotoran 3 ekor
sapi. Selain biogas pengolahan kotoran sapi juga menghasilkan pupuk padat dan pupuk cair.
Pupuk dari kotoran sapi yang telah diambil biogasnya memiliki kadar pencemar BOD dan
COD berkurang sampai 90%, dengan kondisi ini pupuk dari kotoran sapi sudah tidak
berbau. Permasalahan yang dihadapi peternak sapi mengenai tumpukan kotoran sapi yang
menimbulkan bau tidak enak dan mengganggu kehidupan penduduk di sekitar kandang
dapat diatasi. Jenis konstruksi unit pengolah (digester) biogas yang dapat dibangun di daerah
tropis dapat dibagi menjadi 3 model yaitu:
a. Digester permanen (fixed dome digester),
b. Digester dengan tampungan gas mengapung (floating dome digester),
c. Digester dengan tutup plastik. (Junaedi, 2002)
Termodinamika adalah ilmu pengetahuan tentang energi, pengalihan energi (energi
transfer) dan efeknya pada sifat fisik bahan. Hukum-Hukum Termodinamika merupakan hasil
observasi ilmiah untuk membuka tabir hukum alam yang berkaitan dengan energi. Istilah
thermodinamics berasal dari kata Yunani therme (heat) dan dynamics (power), yang secara
deskriptif yaitu kemampuan merubah panas (heat) menjadi daya (power). Sekarang,
Termodinamika diinterpretasikan secara lebih luas mencakup segala aspek energi dan perubahan
energi, termasuk pembangkitan daya, pendinginan dan hubungan yang menyertai sifat-sifat
bahan (Anonim, 2009).
Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk menganalisis adanya aplikasi
konsep termodinamika pada pembuatan bahan bakar organik (biogas) dari kotoran sapi, melalui
kajian pustaka dari sumber-sumber pendukung teori.
METODE
Lokasi
Penelitian ini dilaksanakan di salah satu dusun di desa Bongoime, kecamatan
Tilongkabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Lokasi ini dipilih karena
perumahan di dusun tersebut banyak yang menggunakan bahan bakar organik (Biogas) dari
kotoran sapi. Sekitar 24 unit digester biogas masih aktif digunakan di desa tersebut.
Objek Penelitian
Adapun objek yang diteliti dalam penelitian ini, meliputi digester (penampung biogas),
manometer, dan bahan baku yang digunakan, yakni kotoran sapi.
(a)
(b)
(c)
Gambar 1. (a). Kompor Biogas; (b). Nyala api biogas; (c). Manometer
Lokasi Digester
Kajian Termodinamika
Berbicara bahan bakar kita pasti tidak pernah terlepas dari kata kalor. Kalor adalah
sejumlah energi yang dihasilkan panas, dengan satuan Kalori = 4,2 J