Hesti PROPOSAL BIOENERGI Kurang Analisis
Hesti PROPOSAL BIOENERGI Kurang Analisis
Hesti PROPOSAL BIOENERGI Kurang Analisis
Usulan Penelitian
Disusun Oleh:
Fajar
Prisila Rozianthi 20180210097
Muhammad Arya Mudawy 2018021009
Hesti Mela Marsellinda 20180210098
file:///C:/Users/LENOVO/Downloads/3696-7852-2-PB.pdf
file:///C:/Users/LENOVO/Downloads/1583-5804-1-PB.pdf
http://www.biru.or.id/2018/04/22/3130/peternak-ayam-di-jawa-tengah-bantu-indonesia-
raih-target-energi-terbarukan.html
file:///C:/Users/LENOVO/Downloads/858-876-1-PB.pdf
https://www.google.com/https://lib.unnes.ac.id/22092/1/3211411051-S.pdf
file:///C:/Users/LENOVO/Downloads/Inpurwanto_S900809009.pdf
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses pembuatan biogas dari limbah kotoran ayam?
2. Bagaimana nilai ekonomis biogas dari limbah kotoran ayam?
C. Tujuan
1. Mengetahui proses pembuatan biogas limbah kotoran ayam.
2. Mengetahui nilai ekonomis biogas limbah kotoran ayam.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Biogas
Biogas merupakan hasil dekomposisi bahan organik melalui proses fermentasi
anaerob yang menghasilkan gas bio berupa gas metana (CH4) yang dapat dibakar.
Bahan yang dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan biogas yaitu bahan
biodegradable seperti biomassa (bahan organik bukan fosil), kotoran, sampah padat
hasil aktivitas perkotaan dan lain-lain. Salah satu cara menentukan bahan organik yang
sesuai untuk menjadi bahan masukan sistem biogas adalah dengan mengetahui
perbandingan karbon (C) dan nitrogen (N) atau disebut rasio C/N. Untuk menghasilkan
gas metana yang ideal dalam proses dekomposisi anaeraob, diperlikan ratio C/N antara
20-30 (Judoamidjojo,dkk., 1992).
Komponen biogas yang paling penting adalah gas metan, selain itu juga gas-gas lain
yang dihasilkan dalam digester. Menurut Wellinger dan Lindenberg (2000), komposisi
biogas yang dihasilkan sangat tergantung pada jenis bahan baku yang digunakan.
Menurut Kadir (1995) biogas tersusun oleh gas metana (CH 4) 55-80%, karbondioksida
(CO2) 36-45%, Nitrogen (N2) 0-3%, hydrogen (H2) 0-1%, hydrogen sulfide (H2S) 0-1%
dan oksigen (O2) 0-1%. Biogas memiliki nilai kalori sebesar 5500–6700 kcal/m3.
Kesetaraan biogas dengan sumber energi lain, yaitu 1 m3 biogas setara dengan elpiji
0,46 kg., minyak tanah 0,62., liter, minyak solar 0,52 liter., bensin 0,80 liter., gas kota
1,50 m3, dan kayu bakar 3,50 kg (Wahyono dan Sudarno, 2012). Apaila biogas
dimanfaatkan sebagai penerangan, energi 1m3 biogas sebanding dengan 60-100W dapat
digunakan selama 6 jam, untuk memasak sebanding dengan memasak 3 jenis makanan
untuk 5-6 orang, sebanding pula dengan menjalankan motor 1 pk selama 2 jam dan
sebanding juga engan 1,25 KWH listrik (Kristoferson dan Bolkaders, 1991).
Biogas memiliki sifat fisik yaitu BM rata-rata 34, titik didih 1 atam -161,490C, titik
beku 1 atm -182,980C. Sedangkan sifat kimianya yaitu tidak berbau, berwarna, tidak
beracun, dan tidak larut dalam air (Muchayat, 2009).
Prinsip pembuatan biogas yaitu dekomposisi bahan organik secara anaerobik
(tertutup dari udara bebas) untuk menghasilkan gas yang sebagian besar berupa gas
metana (CH4 ) dan karbondioksida (CO2 ). Proses dekomposisi anaerobik dibantu oleh
sejumlah mikroorganisme, terutama bakteri penghasil metan. Teknologi biogas pada
dasarnya memanfaatkan proses pencernaan yang dilakukan oleh bakteri methanogen
yang menghasilkan produk berupa gas methane. Hasil dari pencernaan bakteri tersebut
60% gas metana sedangkan sisanya didominasi gas karbondioksida. Bakteri
methanogen bekerja pada lingkungan tidak ada udara (anaerob) sehingga proses tersebut
dinamakan pencernaan anaerob (digester anaerob).
Reaktor biogas dapat dibedakan menjadi 2 macam berdasarkan aliran bahan
bakunya :
1. Sistem Curah (Batch)
Pada sistem curah bahan baku isisan reaktor ditempatkan dalam wadah atau
ruang tertentu dari awal hingga selesainya proses pencernaan. Umumnya sistem
ini digunakan pada tahap awal eksperiment untuk mengetahui potensi gas dari
suatu jenis limbah organik. Tipe sistem ini biasanya digunakan untuk limbah
padatan seperti sayuran atau hijauan. Cara kerjanya yaitu tangka tunggal dibuka
dan slurry buangan proses dapat dikeluarkan dan dapat digunakan sebagai pupuk
kemudian bahan baku yang baru dimasukkan lagi kemudian tangka ditutup dan
proses fermentasi dimulai kembali. Gas yang terbentuk akan langsung
disalurkan ke pengepul gas di luar rector berupa kantung yang berbentuk balon.
2. Sistem Mengalir (continue)
Sistem ini terdapat aliran bahan baku atau substrat yang dimasukkan dan residu
yang dikeluarkan pada selang waktu tertentu. Pada proses ini akan menyisihkan
nitrogen pada lumpur buangannya (slurry) dan dapat digunakan sebagai pupuk
prganik. Produksi biogas dapat dipercepat dan konsisten dengan sistem
pemasukan bahan baku/substrat yang kontinyu serja sejumlah kecil buangan
limbah tiap harinya. Hal yang perlu diperhatikan adalah tangka yang digunakan
harus mampu menampung semua bahan yang terus menerus dimasukkan selama
proses pencernaan berlangsung
Perbedaan antara sistem curah dengan sistem mengalir yaitu pada bagaian kontruksi
pengumpul gasnya sedangkan persamaanya mempunyai komponen tangka utama,
saluran pemasukan substrat dan pembuangan residu dan saluran keluarnya gas
(Haryati, 2006).
Perbandingan biaya yang dikeluarkan untuk berbagai jenis bahan bakar
Jenis Bahan Biaya Biaya yang
Jumlah Satuan
Bakar Persatuan (Rp) dikeluarkan (Rp)
3
Biogas 1,00 m
Minyak Tanah 0,62 Liter
LPG 0,46 12 kg
Bensin 0,80 Liter
Kayu Bakar 3,50 Kg
Tahap Persiapan
Persiapan Alat dan Bahan
Biogas
Pengolahan kotoran ternak menjadi biogas selain menghasilkan gas metan untuk
memasak juga mengurangi pencemaran lingkungan, menghasilkan pupuk organik padat
dan pupuk organik cair dan yang lebih penting lagi adalah mengurangi ketergantungan
terhadap pemakaian bahan bakar minyak bumi yang tidak bisa diperbaharui.
IV. ANALISIS KEUANGAN
A. Modal Awal
B. Pengeluaran Per/Bulan
C. Omset Per/Bulan
Rp 42.060.000
-Monthly case flow in Year 2 = =R 3.505.000
12 months
R 3 9.970 .000
-Payback month = = 11,4 months
R 3.505 .000
Description Calculation
a Aliran Dana - Tahun 1 42,060,000
b Aliran Dana - Tahun 2 42,060,000
c Aliran Dana - Tahun 3 42,060,000
d Aliran Dana - Tahun 4 42,060,000
e Aliran Dana - Tahun 5 42,060,000
f Total Pendapatan (jml a - e) 210.300.000
g Investasi 82.030.000
h Keuntungan (f - g) 128.270.000
i Tahun 5
j Keuntungan pertahun (h / i) 25.654.000
k ROI (j/g x 100%) 31,3%
Dari perhitungan di atas, dapat disimpulkan tingkat ROI adalah sebesar 31,3%.
Seringkali kita hanya berfokus pada margin keuntungan atas produk atau jasa. Tetapi
kita seharusnya juga menghitung ROI secara akurat untuk mendapatkan kepastian dan
keyakinan bahwa bisnis yang dijalankan mampu berkembang. Dalam menjalankan
bisnis, seorang pengusaha harus memerhatikan jumlah dana yang harus diinvestasikan
dalam mencapai target penjualan, jumlah margin keuntungan yang diperoleh, dan
bagian dari margin keuntungan tersebut yang akan digunakan untuk mengembangkan
bisnis. Apabila investasi yang dilakukan hanya menghasilkan margin keuntungan yang
sedikit, maka bisnis tersebut akan mengalami kesulitan untuk berkembang di masa yang
akan datang dan bahkan dalam jangka panjang akan mengalami kegagalan.
NB: () = -
Dari hasil perhitungan diatas, nilai bersih Net Present Value (NPV) adalah
Positif dengan nilai sebesar Rp. 3,13 juta. Ini berarti Mesin Produksi yang bersangkutan
dapat menghasilkan sekitar Rp. 3,13 juta setelah melunasi biaya pembelian mesin dan
juga biaya bunga. Sesuai dengan perhitungan tersebut, maka dapat diputuskan bahwa
rencana investasi usaha pembuatan energi dari limbah cair tahu dan kotoran sapi dapat
dilanjutkan. Pada suku bunga ketika 30% yang terjadi adalah kerugian, sehingga
perkiraan suku bunga yang ideal sekitar 45%.
Rp10,000,000
Rp8,000,000
Rp6,000,000
Rp4,000,000 Y-Values
Rp2,000,000
Rp-
44% 45% 46% 47% 48% 49% 50% 51%
Rp(2,000,000)
Rp(4,000,000)
Rp(6,000,000)
DAFTAR PUSTAKA
Latifatur Rosyidah, 2016. BIOLITA (BIOgas Limbah CaIr TAhu) Sebagai Upaya
Pemberdayaan Masyarakat di Dusun Dempok, Desa Grogol Kecamatan Diwek,
Kabupaten Jombang dalam Bidang Energi Terbarukan.
Madaniyah. 2013. Skrining Bakteri Fibrinolitik Asal Tanah pada Pembuangan Limbah
Tahu. Skripsi Tidak Diterbitkan. Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Jember.