Pengukuran Waterpass 1 Kel II Stb.2013
Pengukuran Waterpass 1 Kel II Stb.2013
Pengukuran Waterpass 1 Kel II Stb.2013
PENGUKURAN WATERPASS ( W1 )
I.
NAMA PERCOBAAN
II.
TUJUAN PERCOBAAN :
1. Mengenal prinsip kerja dan kegunaan dari waterpas
2. Menggunakan
alat
waterpass
dengan
baik
dan
benar
cara
menggunakannya
3. Mencari ketinggian titik pada suatu lokasi beserta jaraknya sehingga
dapat digambarkan areal yang diukur ke dalam suatu media dengan
skala tepat
4. Penentuan sudut horizontal
III.
2.
Statis
WATERPASS 1
3. Baak ukur
4. Jalon
5. Patok Kayu
6. Unting unting
WATERPASS 1
7. Payung
8. Meter gulung
9. Kompas
IV.
datar.
2. Statif
Tempat
untuk
dan
Alat
pembantu
menentukan
bedatinggi,
Untuk
WATERPASS 1
5. Patok kayu
Untuk
menentukan
alat
mengukur
7
4
1
2
Gambar 2. Waterpass
1. Lensa objektif
Untuk melihat/membentuk bayangan dari objek yang baik sejelas mungkin
baak ukur
2. Nivo
WATERPASS 1
Untuk mengetahui bahwa kedua garis yakni garis bidik dan sumbu mekanis
sudah dalam keadaan horizontal
TEORI
A. Pemakaian dalam sifat datar / Waterpass dalam menetukan beda tinggi
1.
WATERPASS 1
2.
Pada gambar diatas terlihat bayangan sebagian dari baak ukur dan terliahat
pula adanya tiga benang yang sejajar secara horizontal satu sama lain. Benang itu
adalah benang tengah yaitu benang melalui optis dan benang atas serta benang
bawah yang sejajar benang tadi. Untuk kontrol, apakah pembacaan kita sudah
tepat dipakai rumus:
Rumus : BT =
BA BB
2
Hal ini memberi kita kontrol terhadap pengamatan benag tengah. dan hasil
pembacan Ba,Bt,Bb kita dapat menentukan panjangnya jarak optis antara tempat
berdirinya baak ukur, jika dimisalkan tempay berdirinya alat titik A dan tempat
berdirinya baaj ukur titik B maka :
d = ( Ba Bb ) x 100
WATERPASS 1
jarak optis (d )
baak ukur
titik A
titik B
Penentuan beda tinggi antara dua titik dilakukan dengan cara waterpassing
atau sifat datar.
Waterpassing adalah suatu pengukuran titik atau tinggi titik dimana selisih
tinggi antara titik-titik yang berdekatan ditentukan dengan sisi horizontal yang
ditujukan ke yang rambu-rambu (baak ukur) yang vertical. Dengan pertolongan
suatu nivo maka garis bidik dibuat horizontal. Garis bidik yang horizontal tersebut
diarahkan pada baak ukur yang ditempatkan pada titik yang akan ditentukan
selisihnya.
TB
TA
A
HA-B
WATERPASS 1
H(AB)
= Ta BtB
TA
BtB
HA-B
= TA TB,
Pada jarak yang datar, bidang-bidang nivo dianggap sebagai bidang mendatar
yang saling sejajar satu sama lain.
..............................................................................................Bidang datar
A
Pada titik A
Pada titik B
Prinsip pengukuran beda tinggi dengan cara waterpassing adalah garis
mendatar pada alat yang diarahkan pada mistar yang berdiri tegak. Pengukuran
dengan cara waterpassing merupakan cara penentuan beda tinggi yang paling teliti
dan cara baromatis adalah paling tidak teliti. Pada percobaan ini dilaksanakan atau
digunakan adalah dengan waterpassing atau sifat datar .
Pada pengukuran tinggi dengan cara menyipat datar, yang dicari selalu
titik potong garis bidik yang mendatar dengan mistar yang dipasang diatas titik,
sedang diketahui bahwa garis bidik adalah garis lurus yang menghubungkan titik
potong dua benang atau garis diafragma titik tengah lensa obyektif teropong,
WATERPASS 1
maka pada pengukuran akan selalu dibaca pada mistar mistar tempat titik
potong dua garis diafragma itu pada mistar.
Waktu melakukan pembacaan pada mistar-mistar, gelembung nivo selalu
ditempatkan ditengah-tengah supaya pembacaan dilakukan dengan garis bidik
yang mendatar ( syarat utama telah dipenuhi ). Sehingga sumbu pertama letaknya
tegak lurus ( syarat tambahan pertama telah dipenuhi ). Bila garis mendatar
diafragma tidak tegak lurus pada sumnbu pertama, garis mendatar a a diafragma
akan miring. Titik potong garis bidik dengan mistar ditentukan dengan
menentukan perbandingan antara x dan y lagi sedemikian rupa sehingga dua
angka perbandingan harus mempunyai jumlah yang sama dengan 10, supaya x
dinyatakan dalam mm bila suatu garis pada mistar adalah 1 cm penentuan x dan y
akan lebih mudah dilakukan, bila garis
perbandingan itu dicari akan dapat harga x yang sama. Berlainan dengan keadaan
dimana selalu diambil titik potong dua garis diafragma sendiri baris a a garis
diafragma mendatar, bila letak tegak lurus dengan gelembung nivo ditengah
tengah penentuan tempat titik potong dua garis diafragma yang merupakan titik
potong garis bidik dan mistar, maka lebih mudah dikerjakan dan jalannya
pekerjaan dengan sendirinya akan lebih cepat.
WATERPASS 1
B.Membuat garis mendatar Diafragma harus tegak lurus pada sumbu pertama
Tempatkan nivo sejajar dengan dua skrup penyetel dan mengeser
gelembung ketengah tengah dengan kedua skrup penyetel diputar, putar nivo 90o
dan mengeser gelembung ketengah m tengah dengan penyetel ke tiga. Karena
garis arah nivo teleh dibuat tegak lurus dengan sumbu pertama, maka dengan
tegak lurusnya sumbu pertama pada dua jurusan yang mendatar sumbu pertama
menjadi tegak lurus. Arahkan teropong kesatu titik tertentu dan tempatkan titik itu
pada ujung kiri garis mendatar diafragma, goyangkan sekarang teropong dengan
sumbu pertama sebagai sumbu putar. Bila garis mendatar diafragma telah tegak
lurus pada sumbu jadi mendatar, maka didalam teropong titik akan bergerak diatas
garis mendatar dan setelah tiba disebelah kanan, titik akan berhimpit dengan
ujung kanan garis datar diafragma. Bila garis mendatar diafragma belum mendatar
jadi belum tegak lurus pada sumbu pertama yang letaknya tegak lurus, maka
setelah tiba di sebelah kanan titik tidak berhimpit dengan ujung kanan garis
mendatar diafragma tetapi tiba dititk P.
WATERPASS 1
Rumus :Bt =
BA BB
2
WATERPASS 1
situasi
daerah,
lapangan
atau
areal
yang
akan
dilakukanpercobaan.
2. Menentukan dua titik patok untuk tempat berdirinya alat yaitu A dan B.
3. Menentukan 6 titik disekeliling pesawat waterpass.
4. Mendirikan statif lalu mengunci sekrup pengunci setelan kepala
statifdiatursedatar mungkin, keadaan kaki kira-kira membentuk segitiga
sama kaki, lalu kaki statif diinjak ketanah hingga kaki statif kokoh.
5. Memasang unting-unting pada pengunci pesawat kira-kira 0,5 cm 1 cm
dari titik agar diketahui secara kasar bahwa pesawat berada pada titik yang
telah ditentukan.
6. Lalu instrumen penyipat datar dipasang diatas statif sekrup pengunci
dikuncikan sekedarnya, supaya pesawat mudah di geser saat disetel.
7. Sekrup pengunci pesawat dikencangkan dengan
hati-hati
supaya
WATERPASS 1
WATERPASS 1
TABEL PERCOBAAN W1
ALAT
: WATERPASS 1
TITIK
BIDIK
PEMBACAAN
SUDUT
BA
A
(1.50)
B
(1.38)
GROUP : II
1.640
1.678
1.630
1.725
1.650
1.760
2.265
1.410
1.307
1.342
10
1.369
11
1.295
12
1.455
BT
1.56
BB
1.50
5
1.58
0
1.48
0
1,53
1
1.39
0
1.56
0
1.40
5
1.45
0
1.24
0
1.53
9
1.36
0
1.84
0
1.42
1.37
1.34
6
1.26
5
1.21
1
1.27
5
1.20
5
1.26
4
1.16
9
1.25
7
1.21
5
1.38
0
1.30
Group : II
JARAK
PEGAS
(m)
SUDUT
HORIZONTAL
13,90
1550
19,34
1460
26,32
1570
32,50
1480
40,10
1550
46,00
1490
84,00
590
6,50
1460
9,20
850
13,80
2000
20,20
1910
8,50
2960
15,00
1080
WATERPASS 1
WATERPASS 1
Tempat Alat Di B
Dik Tinggi alat Titik B = 1.38 m
B-7 = Tinggi Alat Titik B Bt 7
= 1.50 1.570
= 1.38 1.376
= - 0.070 ( titik 1 )
= + 0,004 ( titik 7 )
= 1.50 1.579
= 1.38 1.261
= - 0.079 ( titik 2 )
= + 0,119 ( titik 8 )
= 1.50 1.510
= 1.38 1.275
= - 0.010 ( titik 3 )
= + 0,105 ( titik 9 )
= 1.50 1.562
= 1.38 1.269
= - 0.062 ( titik 4 )
= + 0.111 ( titik 10 )
= 1.50 1.449
= 1.38 1.255
= + 0,051 (titik 5)
= + 0.125 ( titik 11 )
= 1.50 1.560
= 1.38 1.38
= - 0.060 ( titik 6 )
WATERPASS 1
Elevasi Di Titik 2
Elevasi Di Titik 3
Elevasi Di Titik 4
Elevasi Di Titik 5
Elevasi Di Titik 6
Elevasi Di Titik B
Tempat Titik Di B
Elevasi Di Titik 7
Elevasi Di Titik 8
Elevasi Di Titik 9
WATERPASS 1
= 14.00 m
= 6.50 m
= 19.70 m
= 9.20 m
= 24.00 m
= 13.80 m
dA 4 = ( Ba Bb) x 100
= 32.50 m
= 20.20 m
= 40.10 m
= 8.50 m
= 46.00 m
= 15.00 m
x 100
WATERPASS 1
Benang Tengah
Ba+Bb
2
Titik 1.
BA = 1.640 m
BT = 1.565 m
BT =
1.640+1.500
=1.570 m
2
BT =
1.678+1.481
=1.579 m
2
BT =
1.630+1.390
=1.510 m
2
BT =
1.725+1.400
=1.562m
2
BT =
1.650+1.450
=1.449m
2
BT =
1.760+1.360
=1.560 m
2
BT =
2.265+1.425
=1.845m
2
BB = 1.500 m
Titik 2.
BA = 1.678 m
BT = 1.580 m
BB = 1.481 m
Titik 3.
BA = 1.630 m
BT = 1.530 m
BB = 1.390 m
Titik 4.
BA = 1.725 m
BT = 1.565 m
BB = 1.400 m
Titik 5.
BA = 1.650 m
BT = 1.450 m
BB = 1.249 m
Titik 6.
BA = 1.760 m
BT = 1.530 m
BB = 1.360 m
Titik B.
BA = 2.265 m
BT = 1.845 m
BB = 1.425 m
Tempat Alat di B :
Titik 7.
BA = 1.410 m
BT = 1.376 m
BT =
1.410+1.345
=1.377 m
2
BT =
1.307+ 1.259
=1.261m
2
BT =
1.342+1.204
=1.273 m
2
BT =
1.369+1.167
=1.268 m
2
BT =
1.295+1.210
=1.252m
2
BT =
1.572+1.171
=1.380 m
2
BB = 1.345 m
Titik 8.
BA = 1.307 m
BT = 1.261 m
BB = 1.259 m
Titik 9.
BA = 1.342 m
BT = 1.275 m
BB = 1.204 m
PERHITUNGAN WATERPASS I
Tempat
&
Posisi
Tinggi Bidik
alat
A
1
2
A
(1,50)
3
4
5
6
B
7
8
B
(1,38)
9
10
11
12
Pembacaan Baak
Ukur
BA
BT
BB
Jara
k
Optis
1.64
0
1.67
8
1.63
0
1725
1.65
0
1.76
0
2.26
5
1.41
0
1.30
7
1.34
2
1.36
9
1.29
5
1.45
5
1.570
1.579
1.510
1.562
1.449
1.560
1.845
1.377
1.261
1.273
1.268
1.252
1.380
1.50
0
1.48
1
1.39
0
1.40
0
1.24
9
1.36
0
1.42
5
1.34
5
1.21
5
1.20
4
1.16
7
1.21
0
1.30
5
Beda Tinggi
Elevas
i (M)
14.00
0.070
- 0.070
19.70
0.079
- 0.079
24.00
0.010
- 0.010
32.50
0.062
- 0.062
40.10
0.05
1
0.051
46.00
0.060
- 0.060
84.00
0.142
- 0.142
6.50
0.00
4
- 0.138
9.70
0.119
- 0.023
13.80
0.10
5
- 0.037
20.20
0.111
- 0.031
8.50
15.00
0.12
5
0,00
0
Ket
- 0.017
- 0.142
Tingkat elastisitas bahan meter gulung. Dimana persentase beda jarak antar
titik berbanding linier terhadap tingkat elastisitas bahan meter gulung,
sehingga semakin elastis bahan meter gulung maka semakin besar pula
persentase beda jarak antar titik dilapangan dengan jarak titik setelah
dianalisa melalui data yang ada.
Keadaan kontur jalan diantara dua titik dilapangan juga mempengaruhi nilai
jarak pegas, seperti : polisi tidur, kemiringan jalan, jalan yang bergelombang,
dsb. Sedangkan pengukuran jarak melalui waterpass adalah berdasarkan garis
lurus.