Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Makalah Teknologi Pengukuran

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 45

MAKALAH

TEKNOLOGI PENGUKURAN

OLEH

ELENSIA KISSAYA NAIF

2306010023

TEKNIK SIPIL

FAKULTAS SAINS & TEKNIK

UNIVERSUTAS NUSA CENDANA

2024

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai .

Harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah
agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Demikianlah makalah ini saya susun, mohon maaf atas segala kekurangan dalam
penyusunan makalah ini.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

BAB III PENUTUP

Kesimpulan

Saran

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu ukur tanah merupakan ilmu terapan yang mempelajari dan menganalisis bentuk
topografi permukaan bumi beserta obyek-obyek di atasnya untuk keperluan pekerjaan-
pekerjaan konstruksi. Ilmu Ukur Tanah menjadi dasar bagi beberapa mata kuliah lainnya
seperti rekayasa jalan raya, irigasi, drainase dan sebagainya. Dalam kegiatan hibah
pengajaran ini. Misalnya semua pekerjaan teknik sipil tidak lepas dari kegiatan pengukuran
pekerjaan konstruksi seperti pembuatan jalan raya, saluran drainase, jembatan, pelabuhan,
jalur rel kereta api dan sebagainya memerlukan data hasil pengukuran agar konstruksi yang
dibagun dapat dipertanggungjawabkan dan terhindar dari kesalahan konstruksi. Di dalam
pelaksanaan pengukuran ilmu tanah terdapat alat-alat yang membantu didalam pengukuran
agar disaat pelaksanaan ukur tanah dapat lebih mudah dan cepat.

Ilmu ukur tanah merupakan cabang dari teknik sipil yang berkaitan dengan pengukuran dan
pemetaan permukaan bumi. Teknologi pengukuran telah berkembang pesat dalam beberapa
dekade terakhir, mempermudah dan mempercepat proses pengumpulan data dengan tingkat
akurasi yang tinggi. Makalah ini akan membahas berbagai alat dan teknologi yang digunakan
dalam ilmu ukur tanah, termasuk Waterpass, Theodolit, Total Station, GPS (Global
Positioning System), dan Drone.

B. Tujuan

Dapat mengetahui dan mengerti kegunaan dari peralatan yang digunakan di dalam ilmu ukur
tanah

4
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Waterpass

Waterpass adalah alat ukur yang menggunakan gelombang air dalam sebuah tabung
kaca kecil, prinsip kerjanya adalah berdasarkan kerataan terhadap horizontal bumi serta
mempunyai fungsi untuk mengukur beda tinggi suatu tempat dari satu titik acuan ke acuan
berikutnya.

Waterpass ini dilengkapi dengan kaca dan gelembung kecil di dalamnya. Untuk
mengecek apakah waterpass telah terpasang dengan benar, perhatikan gelembung di dalam
kaca berbentuk bulat. Apabila gelembung tepat berada di tengah, berarti waterpass telah
terpasang dengan benar. Pada waterpass, terdapat lensa untuk melihat sasaran bidik. Dalam
lensa, terdapat tanda panah menyerupai ordinat (koordinat kartesius). Angka pada sasaran
bidik akan terbaca dengan melakukan pengaturan fokus lensa. Selisih ketinggian dapat
diperoleh dengan cara mengurangi nilai pengukuran sasaran bidik kiri dengan kanan.

Perbedaan penggunaan alat ukur kompas dengan waterpass:

a) Pembacaan alat ukur pada waterpass lebih mudah, karena angkanya sudah tercantum
pada waterpass, sedangkan pada kompas kita dituntut untuk pintar membaca skala/
jarum yang ditunjuk.
b) Waterpass digunakan untuk mengukur beda tinggi, sedangkan kompas, selain untuk
mengukur beda tinggi/ ketinggian, juga untuk mengukur arah atau azimuth.

Fungsi dari pengukuran beda tinggi ini, antara lain:

1. Merancang jalan raya, jalan baja, dan saluran – saluran yang mempunyai
garis gradien paling sesuai dengan topografi yang ada.
2. Merencanakan proyek – proyek konstruksi menurut evaluasi terencana.
3. Menghitung volume pekerjaan tanah.
4. Menyelidiki ciri – ciri aliran di suatu wilayah.
5. Mengembangkan peta – peta yang menunjukkan bentuk tanah secara umum.

Waterpass yang juga disebut penyifat datar karena sifatnya tersebut digunakan untuk
mementukan ketinggian titik-titik yang menyebar dengan kerapatan tertentu untuk membuat
garis-garis ketinggian (kontur) suatu daerah.Adapun beberapa jenis pengukuran sifat,yaitu:

1. Pengukuran sifat datar resiprokal (reciprocal leveling).


Adalah pengukuran sifat datar dimana alat sifat datar tidak dapat ditempatkan di
antara dua stasiun. Misalnya, pengukuran sifat datar menyeberangi sungai/ lembah
yang lebar.

5
2. Pengukuran sifat datar teliti (precise leveling).

Adalah pengukuran sifat datar yang menggunakan aturan serta peralatan sifat datar teliti.

Bagian – Bagian Alat Ukur Waterpass Beserta Fungsinya

Gambar 1. Waterpass

Bagian – bagian dari waterpass:

1. Lensa obyektif.
2. Lensa okuler.
3. Nivo.
4. Garis bidik.
5. Dasar alat.
6. Sekrup lantai.
7. Garis arah nivo.
8. Sekrup koreksi nivo.
9. Sekrup pengunci dengan kaki tiga.
10. Sekrup koreksi diafragma.
11. Sekrup pengatur.
12. Kaki penyangga.

Adapun nama bagian-bagian utama dari alat ukur waterpass beserta fungsinya,
sebagai berikut:

1. Teropong, berfungsi sebagai alat pembidik.


2. Visir, berfungsi sebagai alat pengarah bidikan secara kasar sebelum dibidik
dilakukan melalui teropong atau lubang tempat membidik.
3. Lubang tempat membidik.
4. Nivo kotak, digunakansebagai penunjuk Sumbu Satu dalam keadaan tegak atau tidak.
Bila nivo berada ditengah berarti Sumbu Satu dalam keadaan tegak.

6
5. Nivo tabung adalah penunjuk apakah garis bidik sejajar garis nivo atau tidak. Bila
gelembung nivo berada di tengah atau nivo U membentuk huruf U, berarti garis bidik
sudah sejajar garis nivo.
6. Pemfokus diafragma, berfungsi untuk memperjelas keadaan benang diafragma.
7. Skrup pemokus bidikan, berfungsi untuk mengatur agar sasaran yang dibidik dari
teropong terlihat dengan jelas.
8. Tiga sekrup pendatar, berfungsi untuk mengatur gelembung nivo kotak.
9. Skrup pengatur nivo U, berfungsi untuk mengatur nivo U membentuk huruf U.
10. Sekrup pengatur gerakan halus horizontal, berfungsi untuk menepatkan bidikan
benang difragma tegak tepat disasaran yang dibidik.
11. Sumbu tegak atau sumbu satu (tidak nampak), berfungsi agar teropong dapat diputar
ke arah horizontal.
12. Lingkaran horizontal berskala yang berada di badan alat berfungsi sebagai alat
bacaan sudut horizontal.
13. Lubang tempat membaca sudut horizontal.
14. Pemfokus bacaan sudut, berfungsi untuk memperjelas skala bacaan sudut.

Prinsip Kerja Alat

Yaitu garis bidik ke semua arah harus mendatar, sehingga membentuk bidang datar
atau horizontal, dimana titik – titik pada bidang tersebut akan menunjukkan ketinggian yang
sama.

Pada dasarnya, pengambilan data pada praktikum kompas hampir sama dengan
waterpass. Cuma bedanya, pada kompas diukur kemiringan, sedangkan waterpass tidak
mengukur kemiringan.

Perbedaan penggunaan alat ukur kompas dengan waterpass:

1. Pembacaan alat ukur pada waterpass lebih mudah, karena angkanya sudah
tercantum pada waterpass, sedangkan pada kompas kita dituntut untuk pintar
membaca skala/ jarum yang ditunjuk.
2. Waterpass digunakan untuk mengukur beda tinggi, sedangkan kompas, selain
untuk mengukur beda tinggi/ ketinggian, juga untuk mengukur arah atau
azimuth.

Contoh sketsa pengukuran dengan waterpass:

7
Gambar 2. Sketsa Pengukuran Waterpass

Kegunaan Alat
Fungsi utama, yaitu sebagai berikut:

a. Memperoleh pandangan mendatar atau mendapat garis bidikan yang sama


tinggi, sehingga titik – titik yang tepat garis bidikan/ bidik memiliki
ketinggian yang sama.
b. Dengan pandangan mendatar ini dan diketahui jarak dari garis bidik yang
dapat dinyatakan sebagai ketinggian garis bidik terhadap titik – titik tertentu,
maka akan diketahui atau ditentukan beda tinggi atau ketinggian dari titik –
titik tersebut.

Alat ini dapat ditambah fungsi atau kegunaannya dengan menambah bagian alat lainnya.
Umumnya alat ukur waterpas ditambah bagian alat lain, adalah sebagai berikut:

1. Benang stadia, yaitu dua buah benag yang berada di atas dan dibawah serta sejajar
dan dengan jarak yang sama dari benang diafragma mendatar. Dengan adanya
benang stadia dan bantuan alat ukur waterpas berupa rambu atau bak ukur alat ini
dapat digunakan sebagai alat ukur jarak horizontal atau mendatar. Pengukuran jarak
dengan cara seperti ini dikenal dengan jarak optik.
2. Lingkaran berskala, yaitu lingkaran di badan alat yang dilengkapi dengan skala
ukuran sudut. Dengan adanya lingkaran berskala ini arah yang dinyatakan dengan
bacaan sudut dari bidikan yang ditunjukkan oleh benang diafragma tegak dapat
diketahui, sehingga bila dibidikkan ke dua buah titik, sudut antara ke dua titik
tersebut dengan alat dapat ditentukan atau dengan kata lain dapat difungsikan sebagai
alat pengukur sudut horizontal.

TIPE – TIPE WATERPASS

Sama halnya dengan alat ukur lain, waterpass juga memiliki banyak jenis,
diantaranya, yaitu :

8
Automatic Level / Waterpass Nikon ax-2s

Gambar 3. Waterpass Nikon ax-2s

Keterangan:
- Pembesaran Lensa : 20x
- Ketelitian : 2.5 mm
- Minimun Focus : 0.75 M

Automatic Level / Waterpass Sokkia B-1

Gambar 4. Waterpass Sokkia B-1

Keterangan:
- Pembesaran Lensa : 32x
- Ketelitian : 0.8 mm
- Minimun Focus : 2.3 M

Automatic Level / Waterpass Sokkia C-320

Gambar 5. Waterpass Sokkia C-320

9
Keterangan:
- Pembesaran Lensa : 24x
- Ketelitian : 2.0 mm
- Minimun Focus : 0.3 M

Automatic Level / Waterpass Sokkia C-330

Gambar 6. Waterpass Sokkia C-330

Keterangan:
- Pembesaran Lensa : 22x
- Ketelitian : 2.0 mm
- Minimun Focus : 0.3 M

Automatic Level / Waterpass Sokkia B-20 / B-21

Gambar 7. Waterpass Sokkia B-20 / B-21

Keterangan:
- Pembesaran Lensa : 32x
- Ketelitian : 1.0 mm
- Minimun Focus : 2.3 M

10
Automatic Level / Waterpass Topcon atg-6

Gambar 8. Waterpass Topcon atg-6

Keterangan:
- Pembesaran Lensa : 24x
- Ketelitian : 2.0 mm
- Minimun Focus : 1.6 M

Automatic Level / Waterpass Topcon atg-3

Gambar 9. Waterpass Topcon atg-3

Keterangan:
- Pembesaran Lensa : 30x
- Ketelitian : 1.5 mm
- Minimun Focus : 1.6 M

11
Automatic Level / Waterpass Topcon atg4

Gambar 10. Waterpass Topcon atg4

Keterangan:
- Pembesaran Lensa : 26x
- Ketelitian : 2.0 mm
- Minimun Focus : 1.6 M

Automatic Level / Waterpass Horizon 4032

Gambar 11. Waterpass Horizon 4032

Keterangan:
- Pembesaran Lensa : 32x
- Ketelitian : 1.0 mm
- Minimun Focus : 1.4 M

METODE PENGGUNAAN ALAT

Cara Pemasangan dan Penyetelan Waterpass

12
Gambar 12. Pemasangan dan Penyetelan Waterpass

Pada dasarnya pemasangan pesawat waterpass ini hampir sama dengan pengaturan
pemasangan pesawat theodolit. Cuma saja pada waterpass yang digunakan pada praktikum
ini tidak mempunyai 3 sekrup penyama rata. Tapi pengaturannya, yaitu dengan mengatur
nivo (gelembung nivo) agar berada di tengah-tengah dengan sekrup pengontrol yang terdapat
di dasar alat. Seandainya gelembung nivo sudah berada di tengah-tengah, kemudian sekrup
pengunci (pengontrol) pada kaki tiga dikuatkan. Dan pesawat Water pass sudah siap untuk
dipakai.

Pengukuran jarak dengan waterpass, diperlukan alat bantu yang disebut baak ukur.
Pelaksanaannya yaitu dengan jalan menempatkan baak ukur tepat dan tegak lurus pada objek
yang akan kita ukur jaraknya. Kemudian bidik kan teropong kearah baak ukur , dan baca
angka pada benang atas (ba) dan benang bawah (bb) pada diafragma teropong.

Waterpass ini dilengkapi dengan kaca dan gelembung kecil di dalamnya. Untuk
mengecek apakah waterpass telah terpasang dengan benar, perhatikan gelembung di dalam
kaca berbentuk bulat. Apabila gelembung tepat berada di tengah, berarti waterpass telah
terpasang dengan benar. Pada waterpass, terdapat lensa untuk melihat sasaran bidik. Dalam
lensa, terdapat tanda panah menyerupai ordinat (koordinat kartesius). Angka pada sasaran
bidik akan terbaca dengan melakukan pengaturan fokus lensa. Selisih ketinggian diperoleh
dengan cara mengurangi nilai pengukuran sasaran bidik kiri dengan kanan.

Pengukuran beda tinggi dapat dilakukan dengan cara menggunakan alat, sifat datar
(waterpass). Alat didirikan pada suatu titik yang diarahkan pada dua buah rambu yang berdiri
vertikal. Maka beda tinggi dapat dicari dengan menggunakan pengurangan antara bacaan
muka dan belakang.

13
Rumus beda tinggi antara dua titik:

BT = BTB – BTA

Keterangan:

BT = Beda Tinggi

BTA = Bacaan Benang Tengah A

BTB =Bacaan Benang Tengah B

Sebelum mendapatkan beda tinggi antara dua titik, diperlukan dulu pembacaan
benang tengah titik tersebut dengan menggunakan rumus:

J = (BA – BB) x 100

Keterangan:

BT = Bacaan Benang Tengah

BA = Bacaan Benang Atas

BB = Bacaan Benang Bawah

Untuk mencari jarak optis antara dua titik dapat digunakan rumus sebagai berikut:

J = (BA – BB) x 100

Keterangan:

J = Jarak Datar Optis

BA = Bacaan Benang Atas

BB = Bacaan Benang Bawah

100 = Konstanta Pesawat

Pengukuran Sifat Datar Memanjang

Pengukuran sifat datar memanjang adalah suatu pengukuran yang berguna untuk
mengetahui titik – titik sepanjang jalur pengukuran dan pada umumnya digunakan sebagai
kerangka vertikal bagi setiap suatu wilayah pemetaan.

14
Sifat datar memanjang terbagi menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Sifat datar tertutup.
2. Sifat datar terbuka.

1.Sifat Datar Tertutup


Sifat datar tertutup memanjang, yaitu suatu pengukuran sifat datar yang dimana titik
awal dan titik akhirnya yang berhimpit.

Gambar 13. Sifat Datar Tertutup


Agar didapat hasil yang teliti maka perlu adanya koreksi, dengan asumsi bahwa beda tinggi
pergi sama dengan beda tinggi pulang.

C = k / (n - 1)

C = Koreksi
k = Kesalahan
n = Banyaknya Titik
(n - 1) = Banyak Slag (Beda Tinggi)

2.Sifat Datar Terbuka


Sifat datar tertutup memanjang, yaitu suatu pengukuran sifat datar yang dimana titik
awal dan titik akhirnya yang tidak berhimpit.

15
Gambar 14. Pengukuran Waterpass
Beberapa cara pengukurannya, yaitu:
1. Letakkan rambu ukur di titik A dan titik B.
2. Letakkan alat di antara titik A dan titik B, tetapi usahakan arah di antara alat
dengan titik A maupun titik B yang sama.
3. Bacalah rambu A (BA;BT;BB). Hitunglah koreksi dengan cara BT = (BA +
BB) : 2.
4. Bacalah rambu B (BA;BT;BB). Hitunglah perbedaan ketinggian dengan
mengurangi BT muka (depan) dan BT belakang.
5. Koreksilah maksimum datanya 2 mm.
6. Hitunglah perbedaan tinggi dengan cara mengurangi BT depan dan BT belakang.
7. Hitunglah jarak waterpass dengan titik A
dA = (BAA – BBA) x 100
8. Hitunglah jarak waterpass dengan titik B
dB = (BAB – BBB) x 100
9. Hitunglah jarak AB = dA + dB

Pengukuran Beda Tinggi

Pengukuran beda tinggi dapat dilakukan dengan alat penyipat datar, atau waterpass.
Maksud dari pengukuran ini adalah menentukan beda tinggi antara dua titik. Bila beda tinggi
h diketahui antara dua titik A dan B, sedang tinggi titik A diketahui = Ha dan titik B terletak
lebih tinggi daripada titik A, maka titik B, Hb = Ha + h.

Pengukuran beda tinggi ini dapat dilakukan dengan 3 cara ;

1. Pengukuran diambil dari salah satu titik dimaksud.

2. Pengukuran diambil dari antara dua titik dimaksud.

3. Pengukuran diambil dari satu titik sembarang.

16
Dalam praktikum ini kita akan mencobakan pengukuran beda tinggi yang diambil
dari antara dua titik yang dimaksud.Setelah pesawat siap untuk dipakai kemudian
dilakukanlah pengukuran dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Tentukan titik-titik yang akan diukur beda tingginya, misalkan titik A dan titik B.
2. Baak ukur ditempatkan pada titik A dan titik B dan kedudukannya harus vertical
(dibuktikan dengan bacaan benang tengah .)
3. Dilakukan pembidikan teropong Water pass pada baak ukur di titik A (belakang).
4. Dilakukan pembacaan,yaitu pembacaan benang atas (ba), benang tengah (bt) dan
benang bawah (bb). Yang harus diingat pada waktu sebelum pembacaan adalah
pengaturan nivo konsidensi berbentuk huruf U.
5. Hal yang sama seperti point 3 dan 4 dilakukan untuk titik B (muka).

Untuk koreksi pembacaan bt dilakukan perhitungan :

a. Hasil nya sebagai rata-rata, harus sama dengan pembacaan bt.


b. Seandainya angka yang didapat tidak sama, maka pembacaan dapat
dikatakan salah. Untuk itu perlu diulang lagi sampai pembacaan yang benar.
c. Untuk koreksi yang lebih baik, dilakukan perhitungan rata-rata bt untuk titik
A dan B, yaitu
d. Sehingga didapat angka rata-rata dari bt A dan bt B
e. Beda tinggi antara titik A dan titik B adalah selisih bt B dengan bt A
(belakang – muka)

Catatan :

1. Pembacaan di B dinamakan pembacaan muka.


2. Pembacaan di A dinamakan pembacaan belakang.

Secara Konvensional

Cara ini menggunakan pita ukur atau rantai ukur, ada beberapa cara yang harus
diperhatikan dalam menggunakan cara ini, yaitu :

1. Jika jarak yang diukur adalah jarak mendatar, pita atau rantai ukur harus dalam
keadaan tegang dan datar.
2. Jika jarak melebihi panjang pita, maka pengukuran dilakukan secara bertahap.
3. Pengukuran dilakukan pulang pergi untuk satu slag pengukuran.
4. Gunakan pita ukur yang baik.

Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran ini, yaitu:
a. Usahakan jarak antara titik dengan waterpass sama.
b. Seksi dibagi dalam jumlah yang genap.
c. Baca rambu belakang baru, setelah itu dibaca rambu depan.

17
d. Diukur pulang pergi dalam waktu satu hari.
e. Jumlah Jarak Muka = Jumlah Jarak Belakang.
f. Jarak waterpass ke rambu harus maksimum bernilai sebesar 75 m.

Seperti kita ketahui, waterpass merupakan suatu alat ukur yang menggunakan
gelembung air dalam sebuah tabung kecil, prinsip kerjanya adalah berdasarkan kesejajaran
terhadap horizontal bumi.

Beberapa cara penggunaan waterpass, yaitu:


1. Alat didirikan pada suatu titik yang diarahkan pada dua rambu yang
berdiri vertikal.
2. Sebelum memulai mengukur, nivo harus dalam posisi sentring.
3. Untuk memperjelas obyek, putarlah sekrup koreksi diafragma.
4. Mulailah mengukur dengan memperhatikan batas benang atasnya dan
benang bawahnya.

Beberapa kesalahan – kesalahan dalam pengukuran waterpass, yaitu:


A. Kesalahan yang Bersumber Pada Pengukur
Kekurangan dalam penelitian, jadi dalam membaca data waterpass yaitu
membaca benang atas, benang bawah, serta benang tengah.

B. Kesalahan yang Berasal Dari Alat


Pita ukur yang sering digunakan memiliki panjangnya akan berubah apalagi bila
penariknya sangat kuat. Sehingga, pita ukurnya salah atau tidak memenuhi
standar. Patahnya pita ukur yang disebabkan oleh sangat kencangnya menarik
pita ukur, sehingga panjangnya berkurang.Bisa jadi, karena alat dari waterpass
belum di kalibrasi, jadi harus dicek terlebih dahulu sebelum pengukuran ataupun
dari rambu ukurnya sendiri yang sudah aus sehingga titik nol awalnya sudah
tidak tepat cara amengeliminasi kesalahan yang menggunakan metode leap frog.

C. Kesalahan yang Berasal Dari Alam


Terdapatnya angin yang mengakibatkan rambu ukur terkena hembusan angin,
sehingga tidak dapat berdiri tegak.Angin berupa kesalahan yang berasal dari
alam, mengakibatkan pita ukur menjadi labil panjang daripada jarak yang
sebenarnya.Dan, yang paling vital dalam pengukuran dengan menggunakan alat
ukur waterpass adalah bisa (karena panas). Jadi jangan melakukan pengukuran
saat panas matahari.

Metode Pulang Pergi

Pada saat pembacaan rambu, digunakan metode pulang pergi, yaitu setelah mengukur
beda tinggi AB, maka, rambu A dipindahkan ke titik C untuk mengukur beda tinggi BC
sehingga akan kita dapatkan beda tinggi BC. Setelah itu, rambu B dipindahkan ke titik D
sehingga akan di dapat beda tinggi CD. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kesalahan
pembacaan rambu yang diakibatkan skala nol pada rambu yang dikeluarkan oleh pabrik tidak
berada pada skala nol sebenarnya. Untuk mengoreksi data beda tinggi yang didapat,

18
digunakan rumus:
8√d; dimana d = jarak titik (km)
setelah semua data terkoreksi, maka beda tinggi antara dua titik dapat diketahui dengan rata-
rata beda tinggi antara ulang dan tinggi.
∆h = ∆H pergi – ∆H pulang / 2

Gambar 15. Metode Pulang Pergi

Pengertian Slag, Seksi dan Sirkuit

 1 slag adalah satu kali alat berdiri untuk mengukur rambu muka dan rambu belakang.
1-2 km yang terbagi.
 1 seksi adalah suatu jalur pengukuran sepanjang dalam slag yang genap dan diukur
pulang pergi dalam waktu 1 hari.
 1 kring / sirkuit adalah suatu pengukuran sipat datar yang sifatnya tertutup sehingga
titik awal dan titik akhirnya adalah sama.

Langkah-langkah penggunaan teropong pada alat ukur :

1. Arahkanlah terlebih dahulu teropong ke tempat yang jauh dan terang (objek) dengan
cara membidikannya, kemudian pergunakan lensa okuler untuk melihat diafragma
sampai terang. Karena ukuran lensa mata kita tidak sama, kemungkinan tabung lensa
okuler terpaksa harus dimaju mundurkan. Usahakan garis benang silang (garis salib
sumbu) a dan b kelihatan bayangannya a’ dan b’ cukup terang.
2. Benda AB yang kita bidik akan ditangkap oleh lensa objektif dan menghasilkan
bayangan A’B’ itu behimpitan dengan diafragma dengan mempergunakan lensa
okuler yang digerakkan dengan cincin focus.
3. Bila bayangan telah jatuh berhimpitan dengan diafragma,maka dengan sendirinya
bayangan tersebut kelihatan dan benang silang pun kelihatan.

19
Untuk memeriksa apakah bayangan itu betul-betul telah jatuh tepat berhimpitan pada
benang silang,gerakanlah mata ke atas dan ke bawah. Kalau bayangan nya juga ikut bergerak
(gambar 4), tandanya bayangan tersebut belum tepat berhimpitan dengan diafragma. (1) dan
(2) belum berhimpitan, (3) berhimpitan.

Alat Bantu Pengukuran

Ada beberapa alat bantu dalam pengukuran yaitu :

a)Statip

Berguna sebagai tempat diletakkannya theodolit, waterpass dll. ketiga kaki statip ini
dapat dinaik turunkan dengan melonggarkan sekrup pengatur kaki.

b)Rambu Ukur

Alat ini berbentuk mistar ukur yang besar, mistar ini mempunyai panjang 3, 4 bahkan
ada yang 5 meter. Skala rambu ini dibuat dalam cm, tiap-tiap blok merah, putih atau
hitam menyatakan 1 cm, setiap 5 blok tersebut berbentuk huruf E yang menyatakan 5
cm, tiap 2 buah E menyatakan 1 dm. Tiap-tiap meter diberi warna yang berlainan,
merah-putih, hitam-putih, dll. Kesemuanya ini dimaksudkan agar memudahkan
dalam pembacaan rambu.

c)Unting-unting

Unting-unting berguna dalam penyentringan alat ukur yang tidak memiliki alat duga
optik , unting-unting ini terdiri dari benang yang diberi pemberat.

d)Kompas

Berguna untuk menentukan arah mata angin, agar memudahkan kita dalam
menyelesaikan pengukuran, dan membantu mencari sudut azimuth.

Cara Kerja Waterpass:

1. Nivo kotak harus tepat berada di posisi tengah, caranya dengan memutar
knob pengatur keseimbangan.
2. Pasang tiang atau kaki-kaki penyanggah pada ketinggian yang akan diukur.
3. Intip lensa okuler, fokuskan pada tiang (objek) yang akan diukur.
4. Catat ketinggian tiang.
5. Ulangi langkah yang sama pada tempat yang akan dicari selisih
ketinggiannya.

20
B. THEODOLIT

Theodolite atau theodolit adalah instrument / alat yang diracang untuk menentukan tinggi
tanah pengukuran sudut yaitu sudut mendatar yang dinamakan dengan sudut horizontal dan
sudut tegak yang dinamakan dengan sudut vertikal.Dimana sudut-sudut tersebut berperan
dalam penentuan jarak mendatar dan jarak tegak diantara dua buah titik lapangan. Sudut yang
dibaca bisa sampai pada satuan sekon ( detik ).

Dalam pekerjaan-pekerjaan ukur tanah, teodolit sering digunakan dalam pengukuran


polygon, pemetaan situasi maupun pengamatan matahari. Dengan adanya teropong yang
terdapat pada teodolit, maka teodolit bisa dibidikkan ke segala arah. Untuk pekerjaan-
pekerjaan bangunan gedung, teodolit sering digunakan untuk menentukansudut siku-siku
pada perencanaan / pekerjaan pondasi, juga dapat digunakan untuk mengukur ketinggian
suatu bangunan bertingkat. Theodolite merupakan alat yang paling canggih di antara
peralatan yang digunakan dalam survei. Pada dasarnya alat ini berupa sebuah teleskop yang
ditempatkan pada suatu dasar berbentuk membulat (piringan) yang dapat diputar-putar
mengelilingi sumbu vertical, sehingga memungkinkan sudut horizontal untuk dibaca.

Kedua sudut tersebut dapat dibaca dengan tingkat ketelitian sangat tinggi. Teleskop pada
theodolite dilengkapi dengan garis vertical, stadia tengah, stadia atas dan bawah, sehingga
efektif untuk digunakan dalam tacheometri, sehingga jarak dan tinggi relatif dapat dihitung.
Dengan pengukuran sudut yang demikian bagus, maka ketepatan pengukuran yang diperoleh
dapat mencapai 1cm dalam 10 km. Pada saat ini alat seperti alat theodolit sudah diperbaiki
dengan menambahkan suatu komponen elektronik. Komponen ini akan menembakkan beam
ke objek yang direfleksikan kembali kemesin melalui cermin

Syarat-syarat Theodolit

Syarat – syarat utama yang harus dipenuhi alat theodolite sehingga siap dipergunakan untuk
pengukuran yang benar adalah

Sumbu ke I harus tegak lurus dengan sumbu II / vertical (dengan menyetel nivo
tabung dan nivo kotaknya ).

Sumbu II harus tegak lurus Sumbu I

Garis bidik harus tegak lurus dengan sumbu II (Sumbu II harus mendatar).

Tidak adanya salah indeks pada lingkaran kesatu (kesalahan indek vertical sama
dengan nol).

Apabila ada nivo teropong, garis bidik harus sejajar dengan nivo teropong.

Garis jurusan nivo skala tegak, harus sejajar dengan garis indeks skala tegak

Garis jurusan nivo skala mendatar, harus tegak lurus dengan sumbu II (garis bidik
tegak lurus sumbu kedua / mendatar). Syarat pertama harus dipenuhi setiap kali berdiri alat
(bersifat dinamis), sedangkan untuk syarat kedua sampai dengan syarat kelima bersifat statis
dan pada alat-alat baru dapat dihilangkan dengan merata-rata bacaan biasa dan luar biasa..

21
Jenis Theodolit

Menurut prinsip kerjanya, Theodolit bisa dikelompokkan menjadi tiga jenis antara
lain :

1. Repeating Theodolit

Repeating theodolit bekerja dengan melakukan pengulangan sudut terhadap skala graduasi.
Hasil pengukuran yang ditampilkan merupakan rata-rata dari pembagian terhadap jumlah
sudut bacaan yang ditangkapnya. Theodolit ini biasanya digunakan area yang tidak stabil atau
terbatas. Repeating theodolit diklaim merupakan theodolit yang mampu memberikan hasil
pengukuran paling akurat dari pada theodolite - theodolit lainnya karena bekerja dengan
membandingkan nilai-nilai sudut yang diterima, bukan hanya sebuat sudut saja.

2. Direction Theodolit

Cara kerja direction theodolit adalah memanfaatkan bentuk lingkaran untuk menentukan
besar suatu sudut. Saat pengaturan lingkaran dilakukan, teleskop juga perlu disesuaikan pada
arah datangnya beberapa sinyal sehingga pembacaan nilai sudutnya dikerjakan melalui segala
arah. Hasil pengukurannya diperoleh dengan menghitung hasil pengukuran bacaan pertama
dikurangi pengukuran bacaan kedua. Direction theodolit sering diandalan oleh surveyor
untuk menentukan titik dengan mengukur sudut dari titik-titik yang sudah diketahui.

3. Vernier Transit Theodolit

Vernier transit theodolit ditanami dengan teleskop yang memungkinkan bidikannya bisa
berbalik kembali sehingga penghitungan besaran sudutnya pun dilakukan sebanyak dua kali
berturut-turut. Oleh sebab itu, vernier transit theodolit dipercaya mampu menghasilkan
pembacaan sudut yang minim kesalahan. Sayangnya, jenis theodolit ini tidak dilengkapi skala
pembesaran dan pengukuran di mikrometer. Karena bobotnya cukup ringan dan mudah
dipindahkan, vernier transit theodolit sering diaplikasikan di lokasi proyek pembangunan.
Theodolit ini juga tersedia dalam dua tipe yaitu theodolit yang bisa membaca sudut horisontal
dan sudut vertikal, serta theodolit yang hanya mampu menghitung sudut horisontal saja.

Jika ditinjau dari konstruksinya, theodolit bisa dibedakan menjadi :

1. Theodolit Reiterasi :

22
Theodolit ini didukung oleh skala mendatar yang menjadi satu
dengan klep sehingga bacaan skala mendatarnya tidak bisa diatur. Contoh-contohnya yaitu
theodolit T0 WILD dan theodolit DKM-2A KEM.

2. Theodolit Repetisi

Theodolit Repetisi : Theodolit yang disokong oleh lingkaran mendatar yang bisa
diatur-atur mengelilingi sumbu tegak sehingga bacaan lingkaran nol derajat-nya dapat
ditentukan ke arah yang diinginkan. Contoh-contohnya antara lain theodolit TM 6, theodolit
TL 60-DP SOKKISHA, theodolit TL 6-DE TOPCON, dan theodolit TH-51 ZEISS

2.4 Bagian – bagian Theodolite

23
Keterangan :

1. Pengarah kasar, berfungsi untuk membantu pembidikan yaitu membantu mengarahkan


teropong ke target secara kasar.

2. Klem pengunci vertikal, untuk mengunci teropong agar tidak dapat digerakkan secara
vertikal.

3. Penggerak halus vertikal, untuk menggerakkan teropong secara vertikal ke arah rambu
ukur (objek) secara halus.

4.tempat baterai, berjumlah 4 buah dengan jenis baterai A2.

5. Klem pengunci lingkaran horizontal, untuk mengunci badan pesawat agar tidak dapat
diputar secara horizontal.

6. Penggerak halus lingkaran horizontal, untuk menggerakkan teropong horizontal ke arah


rambu ukur (objek) secara halus.

7. Sekrup pengatur nivo, untuk mengatur posisi gelembung nivo berada pada titik tengah.

8. Handle, untuk pegangan tangan pada alat.

9.Pengatur fokus lensa okuler, untuk fokus lensa okuler ke objek.

10. Nivo tabung, untuk menyetel posisi sumbu II pesawat secara horizontal, dan dapat diatur
dengan 3 sekrup penyama rata.

11. Display dan papan tombol, untuk pembacaan skala lingkaran vertikal dan horizontal.

12. Nivo kotak, berfungsi untuk menyetel posisi sumbu I berada pada posisi vertikal.

13. Plat dasar, untuk bertumpunya pesawat theodolite.

24
14. Lensa verticalizing, untuk melihat dan memosisikan sumbu I berimpit dengan titik berdiri
pesawat atau titik tertentu di bumi.

15. Klem pengatur fokus benang, untuk memperjelas benang pada lensa (benang atas, benang
tengah, benang bawah)

Cara pemakaian Theodolite

Langkah – langkah menggunakan theodolit.

Letakkan pesawat di atas kaki tiga dan ikat dengan baut. Setelah pesawat terikat
dengan baik pada statif, pesawat yang sudah terikat tersebut baru diangkat dan Anda dapat
meletakkannya di atas patok yang sudah diberi paku

Tancapkan salah satu kaki tripod dan pegang kedua kaki tripod lainnya. Kemudian
lihat paku dibawah menggunakan centring. Jika paku sudah terlihat, kedua kaki tripod
tersebut baru diletakkan di tanah.

Setelah statif diletakkan semua dan patok beserta pakunya sudah terlihat, ketiga kaki
di statif baru diinjak agar posisinya menancap kuat di tanah dan alat juga tidak mudah
goyang. Kemudian, lihat paku lewat centring. Jika paku tidak tepat, kejar pakunya dengan
sekrup penyetel. Kemudian, lihat nivo kotak. Jika nivo kotak tidak berada di tengah maka alat
posisinya miring. Untuk mengetahui posisi alat yang lebih tinggi, lihat gelembung pada nivo
kotak. Jika nivo kotak berada di timur, posisi alat tersebut akan lebih tinggi di timur sehingga
kaki sebelah timur dapat dipendekkan.

Setelah posisi gelembung di nivo kotak berada di tengah,alat sudah dalam keadaan
waterpass namun masih dalam keadaan kasar. Cara mengaluskannya, gunakan nivo tabung.
Di bawah theodolit terdapat 3 sekrup penyetel. Sebut saja sekrup A, B, dan C. Untuk
menggunakan nivo tabung sejajarkan nivo tabung dengan 2 sekrup penyetel. Misalnya sekrup
A dan B. Kemudian, lohat posisi gelembungnya. Jika tidak di tengah, posisi alat berarti masih
belum level dan harus ditengahkan. Setelah nivo tabung berada di tengah baru kemudian
diputar 90 derajat atau 270 derajat dan nivo tabung bisa ditengahkan dengan sekrup C.
Setelah ada di tengah, berarti posisi kotak dan nivo tabung sudah sempurna

Lihat centring. Jika paku sudah tepat di lingkaran kecil, maka alat sudah tepat di atas
patok. Tetapi jika belum, alat harus digeser terlebih dahulu dengan mengendorkan baut
pengikat yang terdapat di bawah alat ukur. Geser alat agar tepat berada di atas paku namun
jangan diputar karena jika diputar dapat mengubah posisi nivo.

Setelah posisi alat tepat berada di atas patok, pengaturan nivo tabung perlu diulangi
seperti langkah di atas agar posisinya di tengah lagi.

Setelah selesai, tentukan titik acuan yaitu 0°00’00″ dan jangan lupa mengunci sekrup
penggerak horizontal.

25
Nyalakan layar dengan tombol power. Kemudian setting sudut horizontal pada
0°00’00″ dan tekan tombol [0 SET] dua kali. Tekan tombol [V/%] untuk menampilkan
pembacaan sudut vertikal.

Cara penghitungan Theodolite

Sebelum melakukan Perhitungan data, kita harus mengukur terlebih dahulu suatu tanah agar
kita memiliki data apa yang di peroleh untuk dihitung :

Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada saat praktikum theodolite terlihat pada table di
bawah ini :

No Alat dan Bahan Jumlah

1 Theodolite 1 buah

2 Rambu Ukur 1 buah

3 Kaki tiga (tripod) 1 buah

4 Unting – unting 1 buah

5 Rol meter 1 buah

6 Payung 1 buah

7 Alat tulis dan buku Secukupnya

Cara Pembacaan Rambu Ukur

Menghitung Bacaan Benang

26
Dibawah ini gambar yang diambil dari penampang loops yang sedang membidik target
Rambu ukur, yang mana disitu tampak benang atas, benang tengah, dan benang bawah.

Tentukan :

Benang Atas (BA)

Benang Tengah (BT)

Benang Bawah (BB)

Setelah itu untuk menentukan bacaan benang lakukan (BA+BB) : 2 = BT (Paling tidak
mendekati dan selisihnya tidak lebih dari 0002).

Dari bacaan benang yang dapat dihitung langsung adalah JARAK MIRING (JM).

JM = (BA – BB)/1000

Untuk menghitung Jarak Miring (JM)

JM = (BA – BB) : 1000 (Dibagi 1000 untuk dijadikan meter)

JM= . . . . . . Meter.

Cara membaca sudut theodolit FK, baik besar maupun kecil.

Fennel Kassel Besar lingkaran horizontal

1. Membidik menggunakan theodolit ke sembarang arah.

2. Mengunci pergerakan menggunakan klem horizontal

3. Mengatur jarum pembacaan pada lingkaran horizontal agar berhimpit di skala utama dan
nonius dengan memutar klem penggerak halus horizontal.

4. Membaca hasil bacaan dengan aturan :

 Pada skala utama menentukan besar derajat dan menit dengan memerhatikan jarum
yang berhimpit pada skala, setiap skala mempunyai nilai 10’.
 Pada skala nonius mencari pula jarum yang berhimpit dengan skala, dengan besar
sudut setiap skala 20”.
 Menjumlahkan hasil bacaan antara skala utama dan nonius.

Contoh:

27
Pembacaan sudut:
Skala utama = 53° 50’
Skala nonius = 06’ 20’’ +
53° 56’ 20’’

Fennel kassel besar lingkaran vertical

1. Membidik theodolit ke segala arah

2. Mengunci pergerakan dengan klem vertical

3. Membaca besar sudut pada mikroskop bacaan lingkaran vertical dengan aturan sebagai
berikut :

 Pada skala utama, besar sudut ditentukan dengan memerhatikan skala


sebelum angka nol pada skala nonius,jarum diabaikan.
 Pada skala nonius, memerhatikan skala yang sejajar atau berimpit dengan
skala utama.
 Menjumlahkan hasil bacaan skala utama dan nonius

Contoh:

28
Pembacaan sudut:
Skala utama = 283° 15’
Skala nonius = 02’ 30’’
+
283° 17’ 30’’

Fennel Kassel kecil lingkaran horizontal

1. Membidik theodolit ke sembarang arah

2. Mengunci pergerakan menggunakan klem horizontal

3. Membaca besar sudut pada mikroskop bacaan lingkaran horizontal dengan aturan :

 Pada skala utama, besar sudut ditentukan dengan memerhatikan skala sebelum angka
nol pada skala nonius.
 Pada skala nonius, pembacaan dilakukan dengan memerhatikan skala yang sejajar
atau berhimpit dengan skala utama.

Contoh:

29
Pembacaan sudut:

Skala utama = 222° 30’

Skala nonius = 04’ 00’’

222° 34’ 00’’

Fennel kassel kecil lingkaran vertical

Membidik theodolit ke segala arah

Mengunci pergerakan dengan klem vertical

Membaca besar sudut pada mikroskop bacaan lingkaran vertical dengan aturan :

Langsung membaca pada skala dengan memerhatikan jarum yang memotong skala.

Contoh:

30
C. TOTAL STATION

Total Station adalah suatu alat ukur (sudut dan jarak) survey digital elektronik yang mampu
memberikan data yang dibutuhkan di lapangan ( di station alat) Bila dibandingkan dengan
alat ukur manual maka TS secara fisik merupakan gabungan dari alat ukur sudut dan jarak
ditambah unit prosesing dan perekaman. Sehingga metode penentuan parameter posisi masih
mengacu pada metode konvensional

Bagian – Bagian Total Station :

1. Tampilan

a. Tampilan Layar

Tampilannya berupa LCD dot matrik 4 baris dan 20 karakter berbaris.Tiga baris pertama
menampilkan data ukuran dan baris paling bawah adalah tombol fungsi F1 – F4 yang
berubah sesuai dengan mode pengukuran.

31
b. Kontras dan Penerangan

Kontras dan penerangan dapat diatur tingkatannya.

2.Fungsi Tombol dan Softkey

 {ON} Tombol On
 {ON} (Ketika ditekan) + Tombol OFF
 Mengubah cahaya pada layar mati atau menyala
 {F1} sampai {F4} : Memilih menu yang sesuai dengan softkeys
atau menginput huruf
 {FUNC} : Menuju ke menu lainnya
 {BS} : Menghapus karakter yang ada di sebelah kiri
 {ESC} : Membatalkan menginput data
 {SFT} : Mengganti antara atas dan bawah menu

 : Memilih atau menyetujui input data

3.Mode Pengukuran Sudut

32
a. Tekan {H.ANG} di halaman 2 pada mode MEAS

b. Tekan untuk memilih H angle


c. Tekan [1] “1” masukkan dan kursor akan berpindah ke posisi
berikutnya
d. Tekan [2]
e. Tekan {FUNC} untuk menampilkan halaman yang terdapat tombol
[5]
f. Tekan [5]
g. Tekan {FUNC} untuk menampilkan halaman yang terdapat tombol
[.]

h. Ketika penginputan data selesai tekan untuk


menyetujuinya

4. Mode Pengukuran Jarak

[DIST] : Mengukur Jarak

: Merubah antara tampilan sudut dan tampilan jarak


[OSET] : Mengatur sudut horizontal menjadi 0
[COORD] : Mengukur koordinat

33
Diagram Menu Total Station :

Metodologi

Berikut ini adalah beberapa metode yang kami gunakan dalam penggunaan Total Station
untuk pengukuran pemetaan :

Pengukuran Sudut

• Mengukur sudut horizontal

34
a. Bidik target pertama (1st target)

b. Di halaman pertama dari layar mode MEAS , tekan [OSET]. [OSET] akan menyala,
sehingga tekan [OSET] sekali lagi. Sudut horizontal di target pertama akan menjadi 0o

c. Bidik target kedua (2nd target)

d. Tampil horizontal angle (HAR) antara kedua titik tersebut

Pengukuran Jarak

• Pengukuran Jarak

a. Sentering alat di titik A dan target di titik B.

b. Hidupkan alat dengan menekan tombol POWER.

c. Bidik target

d. Di halaman pertama mode MEAS tekan [DIST] untk memulai pengukuran jarak

e. Ketika pengukuran mulai, informasi EDM (mode jarak, posisi prisma) akan muncul
dengan cahaya flash

f. Ketika terdengar suara beep maka data pengukuran jarak (S), sudut vertikal (ZA) dan sudut
horizontal (HAR) akan ditampilkan

35
g. Tekan [STOP] untuk mennyelesaikan pengukuran jarak

Mengatur Sudut Azimuth

Koordinat stasiun dan koordinat stasiun backsight sudah ada, sudut azimuth dari backsight
stasiun sudah terhitung.

Langkah-langkahnya :

1) Pilih “Stn Orientation” kemudian “Set H angle” di <Coord>

2) Pilih ‘”Backsight” tekan [EDIT] kemudian masukkan koordinat stasiun backsight

Ketika ingin membaca dan mengatur koordinat dari kartu memori maka tekan [READ]

36
3) Tekan [OK] . Koordinat stasiun akan muncul

4) Tekan [OK] lagi untuk mengedit koordinat stasiun

5) Bidik stasiun backsight kemudian tekan [YES] untuk mengatur stasiun backsight.
<Coord> akan kembali

6) Tekan [NO] untuk kembali ke langkah 2

D. DRONE

Drone merupakan pesawat tanpa pilot yang mana pada sistem kendalinya dapat

dikendalikan secara otomatis melalui program komputer yang dirancang, atau melalui

kendali jarak jauh dari pilot yang terdapat di dataran atau di kendaraan lainnya. Drone atau

yang lebih dikenal Unmanned Aerial Vehicle (UAV) awalnya dikembangkan untuk

kebutuhan militer.

Manfaat Drone

Drone memiliki manfaat dalam berbagai bidang. Berikut adalah manfaat drone.

a) Fotografi dan Videografi

Para penghobi fotografi dan videografi profesional biasanya memiliki pesawat

tanpa awak yang berukuran kecil dan ringan untuk memotret dan merekam objek dari

37
ketinggian.

b) Digunakan ketika terjadi bencana alam

Bencana alam bisa membuat akses antar lokasi terputus. Manusia pun memiliki

keterbatasan dalam mengakses tempat terjadinya bencana. Kecanggihan drone pun

dimanfaatkan ketika bencana tiba. Misalnya, melacak korban, mengumpulkan dan

mengirimkan sampel medis, persediaan dan obat-obatan ke daerah terpencil dan tidak

terjangkau. Selain itu, drone juga bisa menggunakan sensor inframerah untuk

mendeteksi manusia dan membantu dalam skenario pencarian dan penyelamatan.

c) Membantu dalam eksplorasi tambang, gas dan minyak bumi

Dengan bantuan sensor elektromagnetik tertentu, drone dapat digunakan untuk

mengumpulkan informasi geologi. Keberadaan drone juga dapat membantu ahli

geofisika mengidentifikasi dan memperkirakan lokasi serta keberadaan mineral,

minyak dan gas alam. Selain itu, drone bisa digunakan untuk mengelola infrastruktur

dan aset bagi perusahaan. Manfaat ini membuat perusahaan minyak, gas dan tambang

memangkas biaya, meningkatkan efisiensi dan daya saing.

d) Digunakan di dunia konstruksi dan real estate.

Drone mempermudah survei tanah dan mengumpulkan informasi di lokasi

konstruksi. Drone juga digunakan untuk mengumpulkan video dan gambar rumah dan

bangunan, yang kemudian dipakai untuk materi pemasaran dan membantu proses

penjualan real estate.

e) Bagian dari strategi dan taktik militer

Penggunaan drone di bidang militer mulai masif dilakukan. Drone sangat efektif

untuk strategi perang, mengawasi musuh hingga menjadi mata-mata, pengumpulan

informasi, mengikuti target atau menyerang musuh dengan cepat. Militer juga dapat

melengkapi drone dengan misil untuk melumpuhkan target atau memberi bantuan

kepada pasukan yang ada di darat untuk tugas selanjutnya. Drone militer dapat

38
dikontrol dan digerakkan dari jarak jauh, sehingga bisa mengawasi dan memata-matai

musuh. Selain itu, drone juga bisa menembakkan rudal untuk melumpuhkan musuh

yang disasar. Cikal bakal pesawat tanpa awak ini pertama kali dibuat saat perang dunia

pertama.

f) Membantu petugas pemadam kebakaran

Drone dapat membantu petugas pemadam kebakaran memberikan informasi

langsung lokasi kejadian kebakaran, bagaimana api menyebar, mana titik evakuasi

serta menemukan korban yang terperangkap di suatu ruangan.

g) Digunakan di bidang pertanian

Bidang pertanian juga makin banyak yang membutuhkan drone karena drone

dapat meningkatkan produksi tanaman dan memantau pertumbuhan tanaman. Drone

dapat terbang tinggi untuk memberikan informasi terkait masalah irigasi, variasi tanah,

serangan hama dan kondisi kesehatan tanaman. Beberapa manfaat drone dalam

teknologi pertanian antara lain: sebagai sistem pemantau pertumbuhan tanaman,

penilaian kondisi tanah, sistem irigasi dan drainase, monitoring hewan ternak, optimasi

populasi tanaman terhadap lahan, dan lain sebagainya.

h) Digunakan untuk memantau lalu lintas

Drone juga dapat membantu mengontrol lalu lintas. Dari ketinggian, drone dapat

merekam padat atau tidaknya jalanan, serta apakah ada peristiwa seperti kecelakaan

lalu lintas.

Masih berhubungan dengan lalu lintas, manfaat drone yang berikutnya adalah

untuk tilang elektronik. Sebenarnya tilang elektronik sudah berlaku di beberapa kota

di Indonesia. Pengendara yang melanggaran aturan lalu lintas bisa ditegur melalui

speaker yang dapat dipantau melalui CCTV. Di China, ada drone yang juga memiliki

speaker yang dapat mendeteksi terjadinya pelanggaran seperti menerobos lalu lintas,

berkendara melawan arah, atau tidak memakai helm saat bepergian.

39
i) Jurnalisme

Kita bisa memanfaatkan drone untuk kepentingan jurnalisme. Misalnya,

mengirim drone di area peperangan untuk mengetahui secara live apa yang sedang

terjadi karena mengirimkan langsung wartawan dan cameramen tentu resikonya sangat

membahayakan.

j) Untuk Perfilman atau Syuting

Keberadaan drone dalam dunia film atau layar juga sangat penting. Drone bisa

digunakan untuk membawa kamera dalam proses pengambilan gambar spektakuler

yang dibutuhkan.

k) Pemetaan (Mapping)

Drone bisa membantu proses pemetaan karena biaya drone bisa lebih murah dan

kerja pemetaan bisa lebih ringan saat bertemu dengan medan sulit dijangkau. Dengan

menggunakan drone, hasil peta yang di buat bisa menjadi 3 Dimensi, dan sebagainya,

lebih canggih lagi, pemetaan menggunakan drone juga bisa untuk mendeteksi

kesetahatan vegetasi dengan sensor lidar.

E. GPS

Global Positioning System (GPS) adalah sistem untuk menentukan letak di permukaan

bumi dengan bantuan penyelarasan (synchronization) sinyal satelit. Sistem ini menggunakan

24 satelit yang mengirimkan sinyal gelombang mikro ke Bumi. Sinyal ini diterima oleh alat

penerima di permukaan, dan digunakan untuk menentukan posisi dan kecepatan tiga-dimensi

serta informasi mengenai waktu, secara kontinyu di seluruh dunia tanpa bergantung waktu

dan cuaca, kepada banyak orang secara simultan. GPS merupakan teknologi yang sangat

penting karena membantu untuk menentukan posisi koordinat di permukaan bumi.

Saat ini, perkembangan GPS demikian pesat seiring dengan kebutuhan manusia akan

teknologi. Hal ini menyebabkan semakin banyaknya tipe GPS yang beredar di

40
kalangan/umum. Pada dasarnya, GPS dibedakan menjadi 3 tipe yaitu :

a) GPS Navigasi. GPS Navigasi adalah GPS handled yang mempunyai ketinggian 3-10

meter, biasanya bisa digengam. Selain berfungsi sebagai perangkat navigasi, juga bisa

digunakan untuk pemetaan.

b) GPS Geodetik. GPS Geodetik adalah GPS yang mempunyai ketelitian tinggi sampai

milimeter. Alat ini terdiri dari base dan rover.

c) Geodetik Dual Frekuensi. Geodetik Dual Frekuensi dapat memberikan ketelitian posisi

hingga mencapai millimeter. Tipe ini biasa digunakan untuk aplikasi precise

positioning seperti pembangunan jaring titik kontrol, survey deformasi, dan

geodinamika.

Fungsi GPS Garmin

Salah satu tipe GPS Navigasi yang cukup familiar adalah GPS Garmin. GPS ini cukup

bagus digunakan untuk mengambil posisi koordinat di lapangan. Bahkan untuk kegiatan

survey di perkebunan, pertanian maupun kehutanan, jenis GPS Garmin paling banyak

diaplikasikan untuk kegiatan pancang, penentuan jarak tanam dan sebagainya. Ada pun

fungsi dan kelebihan dari GPS Garmin yaitu :

a) Sebagai salah satu alat yang bisa mengetahui jalan yang sedang kita lalui. Banyak

orang yang tidak tahu jalan dari suatu arah tertentu dan kita bisa mendapatkan

informasinya dengan menggunakan GPS Garmin. Kita bisa mendapatkan informasi

suara mengenai nama jalan yang sedang kita lalui dengan menggunakan GPS ini.

b) Untuk menunjukkan lokasi dimana kita berada sekarang. Ini juga merupakan salah satu

fungsi dari GPS Garmin. Saat kita berada pada sebuah lokasi, kita bisa mengetahui

berbagai tempat umum yang berada di lingkungan tersebut. Contohnya, GPS jenis ini

akan menunjukkan tempat umum seperti rumah sakit, SPBU, dan alamat-alamat tempat

umum yang lainnya.

41
c) Dapat dijadikan sebagai salah satu pemandu jalan yang tepat. Selain sebagai pemandu

jalan yang paling baik, GPS Garmin juga bisa menghemat rute perjalanan. Dengan

demikian, biaya untuk bahan bakar yang akan digunakan bisa menjadi lebih hemat.

Ada pula fitur yang akan menunjukkan persimpangan dan rambu-rambu lalu lintas

yang akan memudahkan dalam berkendara di jalan.

d) GPS Garmin dilengkapi dengan penghindaran rute yang macet. Kita juga akan

mendapatkan informasi tentang batas kecepatan maksimal yang bisa kita lakukan.

Dengan demikian, ini akan membuat kita lebih berhati-hati agar tidak selalu ngebut di

jalanan.

42
BAB 3

PENUTUP

KESIMPULAN

Makalah ini telah membahas berbagai alat ukur yang digunakan dalam dunia teknik sipil,.
Alat ukur seperti theodolite, total station, drone,waterpass, dan GPS merupakan komponen
vital dalam memastikan keakuratan pengukuran geometris dan topografis di lapangan.

Dalam kesimpulannya, dapat ditegaskan bahwa penggunaan alat ukur yang tepat dan
teknologi canggih sangat mempengaruhi kualitas dan keberhasilan proyek konstruksi.
Pengukuran yang akurat tidak hanya menjamin kepatuhan terhadap desain, tetapi juga
meminimalkan risiko kesalahan yang bisa berdampak pada biaya dan waktu penyelesaian
proyek. Oleh karena itu, pemahaman dan kemampuan untuk mengoperasikan berbagai alat
ukur ini merupakan keharusan bagi para profesional di bidang teknik sipil.

SARAN

Mahasiswa harus didorong untuk memanfaatkan teknologi digital dalam pengukuran dan
pemetaan. Penggunaan perangkat lunak pengolahan data dan aplikasi mobile dapat
meningkatkan efisiensi dan akurasi kerja mereka di lapangan.

43
DAFTAR PUSTAKA

Wongsotjitro, Soetomo. 1967. Ilmu Ukur Tanah. Penerbit Swada. Jakarta.

Anonim. 1992. Operator’s Manual Elektronic Digital Theodolit.

Shokkisha CO. Ltd. Shibuya, Tokyo.

Darfis, Irwan. 1995. Penuntun Praktikum Ilmu Ukur Tanah. Faperta Universitas

Andalas. Padang.

Gabungan Asisten Survey. 2006. Petunjuk Pelaksanaan Praktikum Ilmu Ukur

Tanah I. Fakultas Teknik Universitas Andalas. Padang.

Anonim. 2006. Garmin eTrex Vista Cx hiking companion owner’s

Manual. Garmin.Ltd. Taiwan.

Anonim.2007. Artikel. http://geodesy.gd.itb.ac.id. 18 September 2008.

Anonim. 2008. Artikel. http://www.geocities.com/yaslinus/masukgps.html.

http://www.crayonpedia.org/mw

44
45

Anda mungkin juga menyukai